Vous êtes sur la page 1sur 27

Makalah

Tema

Menakar Arah Revolusi Industri 4.0 dalam Pembangunan Ekonomi, Politik,


Sosial, Budaya, pertahanan dan Keamanan.

Peran Kader Himpunan mahasiswa Islam Dalam Menjawab


Tantangan Zaman Di Era Revolusi Industri 4.0”

Disusun Oleh : Andi Muhammad Muslih Rijal


Asal Komisariat : Komisariat Kedokteran - Universitas
Muslim Indonesia
Asal Cabang : Cabang Wajo

Sebagai Pra Syarat Mengikuti Intermediate Training Himpunan


mahasiswa Islam Cabang Semarang

Himpunan mahasiswa Islam


Cabang Makassar
2019

1
DAFTAR ISI

SAMPUL JUDUL.......................................................................................... i

KATA PENGANTAR.................................................................................... ii

DAFTAR ISI.................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1

A....................................................................................................Latar

Belakang........................................................................................ 1
B....................................................................................................Rumu

san Masalah................................................................................... 3
C....................................................................................................Tujua

n Penelitian.................................................................................... 3
D....................................................................................................Manfa

at Penelitian................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN............................................................................... 4

A....................................................................................................Revol

usi Industri..................................................................................... 4

.......................................................................................................
B....................................................................................................Damp

ak Revolusi Industri 4.0................................................................. 10


C....................................................................................................Peran

Kader HMI .................................................................................... 16

BAB III PENUTUP....................................................................................... 21

A....................................................................................................Kesim

pulan.............................................................................................. 21

2
B....................................................................................................Saran

.......................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 22

.........................................................................................................................

KATA PENGATAR
Segala puji bagi Allah, Tuhan Yang Maha Esa Yang senantiasa
memberikan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya kepada kita sekalian sehingga kita
dapat menjalankan aktivitas sehari-hari. Shalawat serta salam selalu terhatur
kepada Nabi dan Rasul kita, Rasul yang menjadi panutan semua ummat, yakni
Nabi Besar Muhammad SAW serta keluarga dan sahabat beliau yang telah
membawa kita dari jurang yang penuh kesesataan menuju sebuah kehidupan yang
penuh kebahagiaan dan kedamaian.
Suatu rahmat yang besar dari Allah SWT yang selanjutnya penulis syukuri,
karena dengan kehendaknya, taufiq dan rahmatnya pulalah akhirnya penulis dapat
menyelasaikan makalah ini guna persyaratan untuk mengikuti Intermediate
Training (LK II) Tingkat Nasional Yang dilaksanakan oleh Himpunan Mahasiswa
Islam (HMI) Cabang Semarang. Adapun judul makalah ini adalah:
(Peran Kader Himpunan mahasiswa Islam Dalam Menjawab
Tantangan Zaman Di Era Revolusi Industri 4.0)

3
Akhirnya, kepada Allah jualah kita memohon. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi kita sebagai penambah wawasan dan cakrawala pengetahuan.
Dan dengan memanjatkan do’a dan harapan semoga apa yang kita lakukan ini
menjadi amal dan mendapat ridha dan balasan serta ganjaran yang berlipat ganda
dari Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang.
Billahittaufiq Wal Hidayah
Wajo , 13 Januari 2019

Penulis

4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Revolusi biasanya diartikan sebagai suatu perubahan yang terjadi secara


cepat, perombakan, pembaharuan yang radikal, mengganti tatanan lama menjadi
tatanan baru dari kehidupan masyarakat. Namun revolusi lebih sering diartikan
orang sebagai suatu pemberontakan. Revolusi biasanya didahului oleh adanya
evolusi melalui proses yang cukup matang. Meskipun antara revolusi dan evolusi
memiliki pengertian yang berbeda namun antara keduanya sulit dipisahkan.

Revolusi sering juga dilukiskan sebagai suatu perubahan mendasar yang


dapat berakibat mempengaruhi pola pikir masyarakat atau rakyat, kehidupan, dan
cara-cara menata pemerintahan. Revolusi industri memicu tibulnya berbagai
peristiwa yang menjadikan manusia mengerti arti human nature dan lingkungan
masyarakat.

Diawali dengan ditemukannya mesin uap yang mendorong revolusi


industri atau dikenal juga dengan industri 1.0 pada tahun 1784, revolusi industri
terus berkembang mulai saat itu. Revolusi industri menyebabkan peralihan
penggunaan tenaga manusia dan hewan yang digantikan dengan teknologi
mekanik. Industri 1.0 ini berkembang hingga akhir abad 19, yang kemudian pada
awal abad 20 digantikan dengan industri 2.0 yaitu produksi massal yang
menggunakan tenaga listrik. Pada awal tahun 1970 terjadi revolusi industri ketiga
yaitu industri 3.0, pada revolusi ini mulai dikenal penggunaan alat elektronik dan
IT untuk proses manufaktur otomatis. Proses manufaktur otomatis ini mulai
menggantikan tugas-tugas operator dengan mesin dan robot. Revolusi industri
keempat atau industri 4.0 terjadi pada tahun 2012, industri 4.0 memperkenalkan
proses produksi Cyber-Physical. Industri 4.0 ini mengarah kepada proses
manufaktur yang berbasis internet atau jaringan wireless. Penggunaan teknologi
ini tidak hanya sebatas pada komunikasi, akan tetapi juga mencakup kontrol dan
kendali jarak jauh (Wahlster, 2012)

1
Dalam penerapan sistem otomasi tersebut diperlukan perancangan yang
matang agar mempermudah pemahaman user terhadap sistem dan mengurangi
risiko perancangan ulang sistem. Selain itu, hal itu dilakukan agar sistem
rancangan otomasi dapat mencapai tujuan produksi dengan efisien dan efektif.
Oleh karena itu, industri manufaktur harus mengetahui kebutuhan sistem otomasi
yang akan dirancang. Cara untuk mengetahui kebutuhan tersebut adalah dengan
menggunakan User Requirement Specification (URS). User Requirement
Specification adalah dokumen yang berisi gambaran umum tentang sebuah sistem.
Sebelum URS dibuat, perancang harus melakukan langkah pertama atau tahap
Requirement Elicitation adalah mengumpulkan dan memahami kebutuhan user
serta menentukan gambaran input, output dan bagaimana proses itu bekerja
(process description)

Terjadi berbagai perubahan dalam industri barang-barang dan dalam


perdagangan selama tahun 1700 yang mengantarkan pada peristiwa revolusi.
Revolusi industri menghasilkan cara-cara menggunakan metode-metode produksi
dan pola-pola baru dalam kehidupan ekonomi. Pada revulusi industri, perubahan
tidak hanya terjadi pada aspek industri, namun juga mengubah kehidupan
masyarakat di berbagai aspeknya. Revolusi industri diwarnai oleh berbagai
perubahan. Perubahan cara kerja yang radikal dari penggunaan tenaga manusia
menjadi cara kerja dengan tenaga mesin yang bekerja secara mekanis. Dengan ini
dimulailah zaman mesin yang memberi sumbangan positif maupun negative bagi
masyarakat.

Berdasarkan dari latar belakang di atas, penulis mencoba mengangkat


judul makalah ialah “Peran Kader Himpunan mahasiswa Islam Dalam
Menjawab Tantangan Zaman Di Era Revolusi Industri 4.0”

2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar belakang di atas sehingga menjadikan penulis
menimbulkan permasalahan yang hadir dalam rumusan masalah
a) Apa yang dimaksud dengan Revolusi Industri?
b) Bagaimana Dampak Hadirnya Revolusi Industri 4.0?
c) Apa peran Kader HMI Dalam Menjawab Tantangan Zaman

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan adalah

a. Untuk Mengetahui yang di maksud dengan Revolusi


Industri
b. Untuk mengetahui dampak hadirnya Revolusi Industri 4.0
c. Untuk mengetahui sampai dimana peran kader hmi dalam
mengahadapi tantangan zaman
d. Sebagai syarat mengikuti Intermediate Training LK II
Cabang Semarang

D. Manfaat Penulisan
Manfaat dalam penulisan adalah :
a. Untuk Membandingkan Antara Teori Yand didapatkan Penulis
dengan realitas yang terjadi di lapangan
b. Untuk menambah wawasan tentang revolusi Industri

BAB II
PEMBAHASAN
A. Revolusi Industri
Revolusi Industri merupakan periode antara tahun 1750-1850 di mana
terjadinya perubahan secara besar-besaran di bidang pertanian,

3
manufaktur, pertambangan, transportasi, dan teknologi serta memiliki
dampak yang mendalam terhadap kondisi sosial, ekonomi, dan budaya di
dunia. Revolusi Industri dimulai dari Britania Raya dan kemudian
menyebar ke seluruh Eropa Barat, Amerika Utara, Jepang, dan menyebar
ke seluruh dunia.
Revolusi Industri menandai terjadinya titik balik besar dalam sejarah
dunia, hampir setiap aspek kehidupan sehari-hari dipengaruhi oleh
Revolusi Industri, khususnya dalam hal peningkatan pertumbuhan
penduduk dan pendapatan rata-rata yang berkelanjutan dan belum pernah
terjadi sebelumnya. Selama dua abad setelah Revolusi Industri, rata-rata
pendapatan perkapita negara-negara di dunia meningkat lebih dari enam
kali lipat. Seperti yang dinyatakan oleh pemenang Hadiah Nobel, Robert
Emerson Lucas, bahwa: "Untuk pertama kalinya dalam sejarah, standar
hidup rakyat biasa mengalami pertumbuhan yang berkelanjutan. Perilaku
ekonomi yang seperti ini tidak pernah terjadi sebelumnya".
Inggris memberikan landasan hukum dan budaya yang memungkinkan
para pengusaha untuk merintis terjadinya Revolusi Industri. Faktor kunci
yang turut mendukung terjadinya Revolusi Industri antara lain:
1. Masa perdamaian dan stabilitas yang diikuti dengan penyatuan Ing
gris dan Skotlandia,
2. Tidak ada hambatan dalam perdagangan antara Inggris dan
Skotlandia,
3. aturan hukum (menghormati kesucian kontrak),
4. Sistem hukum yang sederhana yang memungkinkan pembentukan
saham gabungan perusahaan (korporasi), dan
5. Adanya pasar bebas (kapitalisme).
Revolusi Industri dimulai pada akhir abad ke-18, di mana terjadinya
peralihan dalam penggunaan tenaga kerja di Inggris yang sebelumnya
menggunakan tenaga hewan dan manusia, yang kemudian digantikan oleh
penggunaan mesin yang berbasis menufaktur. Periode awal dimulai
dengan dilakukannya mekanisasi terhadap industri tekstil, pengembangan
teknik pembuatan besi dan peningkatan penggunaan batubara. Ekspansi
perdagangan turut dikembangkan dengan dibangunnya terusan, perbaikan
jalan raya dan rel kereta api. Adanya peralihan dari perekonomian yang

4
berbasis pertanian ke perekonomian yang berbasis manufaktur
menyebabkan terjadinya perpindahan penduduk besar-besaran dari desa ke
kota, dan pada akhirnya menyebabkan membengkaknya populasi di kota-
kota besar di Inggris.
Awal mula Revolusi Industri tidak jelas tetapi T.S. Ashton menulisnya
kira-kira 1760-1830. Tidak ada titik pemisah dengan Revolusi Industri
II pada sekitar tahun 1850, ketika kemajuan teknologi dan ekonomi
mendapatkan momentum dengan perkembangan kapal tenaga-uap, rel, dan
kemudian di akhir abad tersebut perkembangan mesin pembakaran
dalam dan perkembangan pembangkit tenaga listrik
Faktor yang melatarbelakangi terjadinya Revolusi Industri adalah
terjadinya revolusi ilmu pengetahuan pada abad ke 16 dengan munculnya
para ilmuwan seperti Francis Bacon, René Descartes, Galileo Galilei serta
adanya pengembangan riset dan penelitian dengan pendirian lembaga riset
seperti The Royal Improving Knowledge, The Royal Society of England,
dan The French Academy of Science. Adapula faktor dari dalam seperti
ketahanan politik dalam negeri, perkembangan kegiatan wiraswasta,
jajahan Inggris yang luas dan kaya akan sumber daya alam.
Istilah "Revolusi Industri" sendiri diperkenalkan oleh Friedrich Engels
dan Louis-Auguste Blanqui di pertengahan abad ke-19. Beberapa
sejarawan abad ke-20 seperti John Clapham dan Nicholas Crafts
berpendapat bahwa proses perubahan ekonomi dan social yang terjadi
secara bertahap dan revolusi jangka panjang adalah sebuah ironi. Produk
domestik bruto (PDB) per kapita negara-negara di dunia meningkat setelah
Revolusi Industri dan memunculkan system ekonomi kapitalis
modern. Revolusi Industri menandai dimulainya era pertumbuhan
pendapatan per kapita dan pertumbuhan ekonomi kapitalis.[9] Revolusi
Industri dianggap sebagai peristiwa paling penting yang pernah terjadi
dalam sejarah kemanusiaan sejak domestikasi hewan dan tumbuhan pada
masa Neolitikum.[10]
Revolusi biasanya diartikan sebagai suatu perubahan yang terjadi
secara cepat, perombakan, pembaharuan yang radikal, mengganti tatanan

5
lama menjadi tatanan baru dari kehidupan masyarakat. Namun revolusi
lebih sering diartikan orang sebagai suatu pemberontakan. Revolusi
biasanya didahului oleh adanya evolusi melalui proses yang cukup
matang. Meskipun antara revolusi dan evolusi memiliki pengertian yang
berbeda namun antara keduanya sulit dipisahkan.
Revolusi sering juga dilukiskan sebagai suatu perubahan mendasar
yang dapat berakibat mempengaruhi pola pikir masyarakat atau rakyat,
kehidupan, dan cara-cara menata pemerintahan. Revolusi industri memicu
tibulnya berbagai peristiwa yang menjadikan manusia mengerti arti human
nature dan lingkungan masyarakat.
Terjadi berbagai perubahan dalam industri barang-barang dan dalam
perdagangan selama tahun 1700 yang mengantarkan pada peristiwa
revolusi. Revolusi industri menghasilkan cara-cara menggunakan metode-
metode produksi dan pola-pola baru dalam kehidupan ekonomi. Pada
revulusi industri, perubahan tidak hanya terjadi pada aspek industri,
namun juga mengubah kehidupan masyarakat di berbagai aspeknya.
Revolusi industri diwarnai oleh berbagai perubahan. Perubahan cara kerja
yang radikal dari penggunaan tenaga manusia menjadi cara kerja dengan
tenaga mesin yang bekerja secara mekanis.
Dengan ini dimulailah zaman mesin yang memberi sumbangan
positif maupun negatif bagi masyarakat. Pada akhir abad Pertengahan
kota-kota di Eropa berkembang sebagai pusat kerajinan dan perdagangan.
Warga kota (kaum Borjuis) yang merupakan warga berjiwa bebas menjadi
tulang punggung perekonomian kota. Mereka bersaing secara bebas untuk
kemajuan dalam perekonomian. Pertumbuhan kerajinan menjadi industri
melalui beberapa tahapan, seperti berikut.
a) Sistem Domestik
Tahap ini dapat disebut sebagai tahap kerajinan rumah (home
industry). Para pekerja bekerja di rumah masing-masing dengan alat
yang mereka miliki sendiri. Bahkan, kerajinan diperoleh dari pengusaha
yang setelah selesai dikerjakan disetorkan kepadanya. Upah diperoleh
berdasarkan jumlah barang yang dikerjakan. Dengan cara kerja yang
demikian, majikan yang memiliki usaha hanya membayar tenaga kerja

6
atas dasar prestasi atau hasil. Para majikan tidak direpotkan soal tempat
kerja dan gaji.
b) Manufaktur
Setelah kerajinan industri makin berkembang diperlukan tempat
khusus untuk bekerja agar majikan dapat mengawasi dengan baik cara
mengerjakan dan mutu produksinya. Sebuah manufaktur (pabrik)
dengan puluhan tenaga kerja didirikan dan biasanya berada di bagian
belakang rumah majikan. Rumah bagian tengah untuk tempat tinggal
dan bagian depan sebagai toko untuk menjual produknya. Hubungan
majikan dengan pekerja (buruh) lebih akrab karena tempat kerjanya jadi
satu dan jumlah buruhnya masih sedikit. Barang-barang yang dibuat
kadang-kadang juga masih berdasarkan pesanan.
c) Sistem pabrik
Tahap sistem pabrik sudah merupakan industri yang menggunakan
mesin. Tempatnya di daerah industri yang telah ditentukan, bisa di
dalam atau di luar kota. Tempat tersebut untuk tempat kerja, sedangkan
majikan tinggal di tempat lain. Demikian juga toko tempat pemasaran
hasil industri diadakah di tempat lain. Jumlah tenaganya kerjanya
(buruhnya) sudah puluhan, bahkan ratusan. Barang-barang produksinya
dibuat untuk dipasarkan.

Selain itu, Revolusi Industri merupakan masa perkembangan ilmu pengetahuan


dan teknologi yang menimbulkan penemuan-penemuan baru, seperti berikut :

 Tahun 1750 : Abraham Darby menggunakan batu bara (cokes)


untuk melelehkan besi untuk mendapatkan nilai besi yang lebih sempurna.

 Tahun 1800 : Alessandro Volta penemu pertama baterai

 Tahun 1802 : Symington menemukan kapal kincir.

 Tahun 1807 : Robert Fulton membuat kapal api yang telah


menggunakan baling-baling yang dapat menggerakkan kapal. Kapal itu
diberi nama Clermont yang mengarungi Lautan Atlantik pertama kali.
Kapal ini berangkat dari Paris dan berlabuh di New York. Selanjutnya,

7
Robert Fulton berhasil membuat kapal perang pertama (1814) yang telah
digerakkan oleh mesin uap.

 Tahun 1804 : Richard Trevethick membuat kereta uap

 Tahun 1832 : Samuel Morse membuat telegraf.

 Tahun 1872 : Alexander Graham Bell membuat pesawat telepon.

 Tahun 1887 : Daimler membuat mobil.

 Tahun 1903 : Wilbur Wright dan Orville Wright membuat pesawat


terbang

Ada beberapa faktor yang mendorong revolusi industri terjadi di Inggris, yakni
sebagai berikut:

a. Faktor Geografis
Letak geografis Inggris yang bersebelahan dengan samudra
Atlantik memberikan banyak keuntungan bagi negara ini dan biasanya
disebut sebagai “samudra dunia” pada masa itu. Pergeseran pusat kegiatan
ekonomi dari Laut Tengah ke daerah pesisir Samudra Atlantik, ke negara
Inggris dan Belanda. Pergeseran ini disebabkan karena penemuan jalan
menuju benua Amerika dan timbulnya Kerajaan Turki-Islam dibagian
timur Laut Tengah. Akibatnya, sejak abad XVIII posisi Inggris yang
terletak di Samudra Pasifik memperoleh banyak keuntungan dari segi
ekonomi, industri, dan perdagangan yang menyebabkan kemakmuran
negara Inggris mulai meningkat karena keuntungan yang diperoleh.
b. Faktor Modal
Kemakmuran yang mulai nampak di Inggris pada abad XVIII
mulai nampak dan menempatkan negara tersebut memiliki banyak uang
(modal). Selain itu, perolehan modal yang melimpah ini juga didapatkan
dari tanah jajahan, yakni: emas dari Benggala dan India. Emas yang
mengalir dari tanah jajahan merupakan salah satu syarat yang diperlukan
bagi pertumbuhan industri. Investasi modal digunakan untuk memperluas
lalulintas jalan-jalan di Inggris yang belum dapat dikatakan baik (jalan

8
berpasir, sempit, pada saat musim panas menjadi jalan yang berdebu dan
dalam musim dingin menjadi semacam kubangan). Dan dari pihak swasta
ada yang berinisiatif memperbaiki jalan-jalan namun dengan memungut
cukai jika orang memakai jalan tersebut. Tampilnya kaum borjuis
merupakan kesempatan yang baik untuk mendapatkan banyak keuntungan.
Dengan cara harus meninggalkan cara-cara lama yang tidak memadai
maka dicarilah cara-cara baru sebagai uapaya untuk meningkatkan
usahanya. Misalnya ketika para pemilik pengecor besi mengetahui bahwa
mereka tidak dapat melayani permintaan barang yang meningkat karena
kekurangan bahan bakan pada masa itu karena masih mengguanakan
bahan bakar kayu maka dicobalah pemakainan batu bara yang ternyata
memiliki hasil lebih baik.
c. Faktor Sumber Daya Manusia
Inggris memiliki ilmuwan terkenal yang berhasil mendorong
banyaknya penemuan dalam bidang fisika dan teknologi terapan seperti
yang ditemukan oleh Thomas Newcomen (1663-1792), ia disebut sebagai
penemu pertama mesin uap yang dapat dipakai. Mesin tertua ini hanya
dapat dipakai naik turun saja dan dapat digunakan untuk pompa tambang.
James Watt orang yang berjasa sebagai pembuka jalan bagi modernisasi
pertambangan (1736-1819), penemuan mesin yang ditemukan oleh
Thomas Newcomen kemudian disempurnakan oleh James Watt ketika
orang mulai tertarik untuk menggali tambang dengan arang batu dan besi,
gerak turun naik dijadikan gerak putar hingga dapat digunakan untuk
berbagai keperluan. James Hargreaves dikenal sebagai penemu mesin
pintal (...-1778), Richard Arkwright dikenal sebagai penemu mesin
tenun(1732-1792), Elie Whitney penemu cotton gin yakni alat yang dapat
mengeluarkan biji dari serabut kapas (1765-1825), dan George Stephenson
dikenal sebagai pemnbuat lokomotif dan pada tahun1830, ia berhasil
mengendarai besi pertama antara Liverpool dan Manchester dengan
kecepatan antara 19-46 km/jam(1781-1840). Sumber daya manusia ini
merupakan salah satu komponen yang penting didalam revolusi industri.
d. Faktor Sumber Daya Alam

9
Inggris memiliki sejumlah potensi daya alam yang menunjang,
seperti: besi dan batu bara yang jumlahnya sangat melimpah, disamping
tersedianya bahan mentah. Tersedianya sumber bahan mentah ini sebagian
didapatkan dari tanah-tanah jajahan yang kemudian diolah menjadi barang
jadi oleh mesin-mesin itu. Inggris memiliki armada laut yang sangat
tangguh dan armada niaganya sangat besar yang menjamin pengangkutan
bahan-bahan mentah dan barang-barang jadi ke dan dari pelabuhan-
pelabuhan Inggris dengan lancar dan aman. Para buruhpun tersedia dalam
jumlah besar diperuntukkan guna melayani mesin-mesin baru. Tenaga-
tenaga buruh itu didapat dari bekas petani kecil korban revolusi Agraria
dan banyak juga yang diperoleh dari orang-orang pencari kerja yang
dahulu mendapat nafkah dari industri rumah tangga yang tidak mampu
bersaing dengan industri-industri yang hadir.

B. Dampak Revolusi Industri

Revolusi Industri adala perubahan dalam segi ekonomi dari


yang berorientasi kepada ekonomi agraris ke ekonomi yang menggunakan
mesin untuk mengolah barang bahan mentah menjadi barang yang siap
untuk di konsumsi. dengan kata lain revolusi industry berniat untuk
mengurangi dan mengganti kerja kasar atau tenaga manusia dengan mesin.
Pada abad pertengahan kehidupan di eropa menggunakan system
feodalisme yang mengandalkan pertanian. Hubungan perdagangan barat
dan timur pun tertutup setelah laut tengah dikuasai oleh pedagang islam.

Kemunculan Revolusi Industri Tidak diketahui kapan tepatnya


revolusi industry dimulai. Ada yang berpendapat bahwa revolusi industri
dimulai sejak Abad Pencerahan, bahkan ada juga yang berpendapat sejak
masa Yunani. Akan tetapi secara umum dikatakan bahwa revolusi industri
berawal dari negara Inggris sekitar tahun 1760. Inggris mendahului
negara-negara lainnya dalam hal pembangunan pabrik-pabrik yang
menggunakan mesin-mesin berat. Banyak hal yang melatarbelakangi

10
revolusi industri, diantaranya adalah adanya lembaga riset seperti Royal
Society of England, tersedianya sumber daya alam, Wilayah jajahan
Inggris yang banyak dan kaya akan SDA.

Dampak revolusi industri, yaitu:

1. Munculnya industry secara besar-besaran.

2. Peningkatan mutu hidup, hidup menjadi lebih dinamis,


manusia bisamenciptakan berbagai produksi untuk memenuhi
kebutuhannya.

3. Harga barang menjadi murah.Karena segala produksi


suadah menggunakan mesin.

4. Meningkatnya urbanisasi ke kota-kota industri.

5. Berkembangnya kapitalisme modern.

6. Munculnya kecemburuan sosila antara kaum proletar


dengan kaum borjois

Dampak negative revolusi industry khususnya di Inggris adalah upah buruh yang
murah menyebabkan timbulnya keresahan yang berakibat pada munculnya
kriminalitas dan kejahatan revolusi berdampak negative bagi kehidupan
masyarakat. Karena hanya kaum borjois lah yang banyak mengambil keuntungan
sedangkan kaum proletar harus rela mendapatkan upah yang rendah karena
keinginan dari kaum borjois yang mengambil keuntungan atau laba sebesar
besarnya dengan mengeluarkan beban sekecil kecilnya. Maka tak heran jika kita
sering mendengar ucapan yang kaya makin kaya dan yang miskin makin miskin.
Revolusi industri mengundang lahirnya globalisasi seperti yang terjadi saat ini.

11
Dimana hal ini adalah kapitalisme dalam bentuk yang paling mutakhir. Negara-
negara yang kuat akan mengambil alih atau menguasai perekonomian dunia dan
negara-negara kecil akan makin tidak berdaya karena kalah saing dengan negara
yang lebih kuat. Jika pada zaman sebelum revolusi industry Negara barat
melakukan penjajahan dalam bidang militer untuk mengambil sumber daya alam
dari daerah jajahan dan untuk mendapatkan keuntungan, maka pada zaman ini
negara barat masih menjajah tapi dalam bidang ekonomi dengan cara menguasai
perokonomian dunia. Para globalis yang menganggap positif terhadap globalisasi
mengatakan bahwa hal ini akan menciptakan masyarakat yang toleran dan
bertanggung jawab. Namun pada kenyataanya banyak buruh yang mendapat upah
yang sangat kecil dan dilakukan secara tidak manusiawi dengan menuntut untuk
bekerja melebihi jam normal.

Revolusi industri juga berdampak buruk terhadap linkungan karena


semakin banyaknya industri-industri yang tidak memedulikan lingkungan dan
semakin berkurangnya lahan pertanian karena digunakan untuk areal industri.
Proletariat industri tergantung dari perekonomian dunia dan mereka sangat
dieksploitasi. Organisasi pabrik, kehidupan di pabrik, dan efisiensi tehnis tidak
memperhitungkan kemanusiaan dan nilai-nilai pekerja sebagai manusia, maka
akibatnya sebagai reaksi keras kerap kali timbul agitasi yang berkobar-kobar.
Hubungan antara kapital dengan pekerja menimbulkan masalah sosial yang tidak
dapat dipecahkan hanya dengan philantropy. Pekerja mulai sadar akan
kedudukannya dan menjadi semakin peka terhadap aturan perbaikan masyarakat.
Damapak negatif lain yang ditimbulkan adalah hancurnya tata nilai lama.

Bagi mereka yang dulu terbiasa bekerja di desa kemudian tinggal dan
bekerja di kota, tidak saja sistem kerja yang dirombak tetapi juga seluruhsusunan
kehidupan sosialnya berubah. Mereka dicampakkan seorang diri ditengah-tengah
kebisingan mesin dan pabrik, dimana hanya ada oersaingan dan setiap orang
hanya bisa menolong dirinya sendiri. Kehidupan keluarga hilang karena
kemiskinan, jerih payah dan jam-jam kerja yang panjang. Sistem kekerabatan

12
hilang karena tidak ada waktu untuk bersantai dan tidak ada tempat berteduh
untuk bercengkrama. Para buruh dari desa datang tanpa ketrampilan, tidak hanya
kehilangan hak-hak dan harga diri namun juga kehilangan tradisi dan sistem nilai
yang pernah ada. Alam industri membuat manusia bekerja bukan menurut
keinginannya sendiri tetapi diatur oleh kepentingan pihak lain dan terkadang
pekerja diperlakukan seperti mesin. Awal industrialisasi menunjukkan gejala-
gejala pelanggaran hak azasi manusia. Selama awal abad XIX, telah terjadi
beberapa pemberontakan kaum buruh di Inggris pada tahun 1816, 1822, dan 1830.

Mereka tidak hanya menghancurkan pabrik-pabrik besar di Inggris tetapi


juga menuntut agar Parlemen melindungi hak-hak mereka namun dalam
prakteknya Parlemen tidak dapat membelaka kepentingan kaum miskin. Ikatan
sekerja buruh Inggris pada Abad XIX terus berjuang agar hak-hak mereka dapat
terjamin dan terpenuhi. Tahun 1809, pemerintahan Inggris mendirikan gedung
khusus untuk perusahaan asuransi dan diberi nama Room of Lloyd of London.
Pada akhir Abad XIX, Lloyd sebagai perusahaan asuransi disebut-sebut sebagai
perusahaan terbesar di dunia. Perusahaan ini memberikan banyak manfaat bagi
para pekerja yang ikut terdaftar demi memperbaiki nasib dan pekerjaan mereka di
masa depan. Tahun 1833, Parlemen telah membuat undang-undang untuk
melindungi para tenaga kerja. Para pengusaha pabrik dilarang memperkerjakan
anak dibawah umur (kurang dari 9 tahun), anak-anak yang berusia 9-13 tahun
dapat dipekerjakan tidak lebih dari 48 jam per minggu atau 9 jam perhari.
Undang-undang ini khusus diterapkan pada industri pertekstilan. Meskipun
undang-undang ini telah dibuat namun undang-undang ini masih berpihak pada
para pemilik pabrik terjadinya perubahan struktur masyarakat. Sebelum lahirnya
revolusi industrio masyarakat Inggris merupakan masyarakat feodal, raja beserta
kaum bangsawan menempati strata teratas, sedangkan rakyat jelata yang terdiri
dari petani kecil, buruh, pengrajin, dan sebagainya merupakan lapisan bawah.
Setelah revolusi Industri muncul golongan baru, yaitu: 1. Golongan Aristokrat,
kaum bangsawan yang meskipun masih terhormat namun peran mereka dalam
bidang ekonomi telah berkurang dan tersisih; 2. Golongan Borjuis atau kapitalis,

13
kelompok baru yang muncul. Mereka sebelumnya merupakan para tuan tanah
yang mengalihkan usahanya ke bidang industri, sebagian lagi menjadi kaum
pedagang yang memiliki modal besar dan para bankir. Golongan ini tidak
menguasai sebagian besar ekonomi negara namun menguasai bidang politik
melalui Majelis Rendah; 3. Golongan Menengah ini terdiri dari para pegawai,
pedagang kecil yang hidupnnya tidak tergantung pada pertanian; 4. Kaum Buruh
Pabrik, jumlahnya semakin hari semakin besar. Mereka bernasib tidak baik, upah
mereka sangat ditentukan oleh para majikan; 5. Petani Kecil, hidupnya semakin
sulit karena peranan pertanian semakin merosot. Dampak Revolusi Industri di
bidang ekonomi. Berbagai pendirian pabrik sangat membutuhkan kapital. Hal ini
memunculkan para pembisnis yang bertindak sebagai pengusaha. Para kapitalis
membentuk usaha bersama, membentuk organisasi perdagangan (koporasi).
Mereka menganut ekonomi liberal jadi menolak segala campur tangan negara
dalam perusahaan, sebab dianggap sebagai paksaan gilda yang mereka anggap
telah menjadi usang. Muncul sistem kerja pabrik dan timbul apa yang dinamakan
buruh pabrik. Kaum borjuis yang sebagian menjadi kaum industrialis semata-mata
mencari dan memupuk kekayaan, mereka hanya memperhatikan hal-hal yang
menurut mereka dapat memperbesar keuntungan. Dalam hal ini yang menjadi
korban adalah kaum buruh karena mereka kawatir kehilangan sebagian
keuntungannya jika memperhatikan dan mengusahakan kesejahteraan kaum
pekerja. Tenaga murah sengaja dieksploitasi, para buruh dipaksa bekerja 10-18
jam sehari sesuai keinginan majikan. Para majikan yang telah menjadi kaya dan
melihat negaranya menjadi kuat dan disegani berkat usaha mereka, tidak
mengalami kesulitan dalam menemukan alasan-alasan mengapa kaum buruh
sedemikian keadaanya. Mereka menentang usaha-usaha pemerintah untuk
mencampuri dalam urusan-urusan ekonomi yang dapat dianggap merugikan
kepentingan mereka. Kaum borjuis atau kapitalis memiliki slogan laissez faire
(biarkan saja) keadaan ini bukan kesalahan siapapun, melainkan sudah
merupakan akibat alamiah berlakunya hukum-hukum ekonomi, demikian
pandangan kaum kapitalis. Dampak dalam bidang ketenagaaan menjadikan posisi
tenaga kerja buruh sebagai kelas yang tertindas. Mereka dikenal sebagai

14
kelompok proletariat, bekerja di pabrik dan menerima upah yang terlalu murah,
bekerja sangat lama, tidak ada jaminan sosial, serta hidupnya semakin sulit.
Revolusi industri juga menghasilkan kaum tehnokrat atau tehnisi yang memegang
peranan penting dalam dunia industri. Karena tanpa kemahiran yang mereka
miliki tentunya tidak ada pabrik yang dapat berjalan atau bahkan didirikan. Kaum
tehnisi memperoleh penghargaan tinggi baik dalam arti materiil maupun status
sosial namun mereka tidak ikut memainkan peran penting dalam gerakan sosial
dan politik yang sedang dan akan terjadi.

Produksi mekanis juga menunjukkan dampak segi negatif. Selain


menghasilkan kemakmuran, zaman mesin ini juga telah membawa bencana yang
tidak terelakkan. Meskipun orang mencegah peraturan sosial mengenai upah
rendah, kerja bagi wanita dan kanak-kanak, kerja malam dan perumahan yang
buruk, tetapi disitu masih terdapat problem sosial, seperti berjejalnya penduduk di
kota-kota, berkuasanya motif mencari untung, kerangnya hubungan
kewargakotaan dan keagamaan. Selama periode industrialisasi, telah
menunjjukkan kemajuan hasil industri yang sangat pesat di antara tahun1750-
1850, produksi perkapita bertambah dua setengah kali. Kelas Atas dan kelas
Menengah memperoleh keuntungan di antara kehidupan kaum pekerja yang
miskin.

C. Peran Kader HMI Menjawab Tantangan Zaman


HMI adalah Himpunan Mahasiswa Islam, organisasi yang di dirikan di
yogyakarta pada tanggal 14 Rabiul Awal 1366 H bertetapkan dengan tanggal 5
Februari 1947 Dan di pendirikan oleh Lafran Pane dan beserta 14 orang
mahasiswa sekolah tinggi islam (UII).
Sejalan dengan perkembangan bahwa HMI punya misi besar bagi agama
islam dan bangsa indonesia. Para penggagas HMI sadar bahwa untuk mengisi
kemerdekan perlu adanya sebuah iktikad untuk membina para pemuda untuk
mempertahankan kemerdekaan dan mengisi kemerdekaan itu sendiri. Namun,
disisi lain HMI adalah organisasi kader yang merupakan organisasi perjuangan

15
dan merupkan organisasi kemhasiswaan. Penjelasan ni pun sudah tertera pada
konstitusi HMI itu sendiri.
Lalu bagaimana perkembangan HMI pada saat ini ? apakah masih sesuai
dengan mission HMI?. Banyak sekali para tokoh HMI yang menduduki posisi
strategis di berbagai lini dalam bernegara, ada pula yang menjadi tokoh ilmuan
dan lain sebagainya.
Pola pengkaderan yang sangat sistematis seharusnya mampu mecetak
kader yang sangat cerdas dengan mewujudkan masyarakat adil makmur yang di
ridhoi Allah SWT. NDP (Nilai-Nilai Dasar Perjuangan) adalah landasan ideologi
kader HMI sejak awal HMI telah mencantumkan "menegakan mengembangkan
ajaran agama islam" dan "mempertahankan dan mempertinggi derajat rakyat
indonesia".
Dalam pemikiran ke islaman dan ke indonesiaan HMI di atas titik temu
Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang
harmonis. Sehingga HMI tidak terdapat lagi kesenjangan antara keislaman dan
keindonesian. Hal ini sesuai dengan tuntutan kontemporer (pada waktu yang
sama) untuk menuju masyarakat adil makmur yang di ridhoi ALLAH SWT
menuju masa depan indonesia baru yang dicita-citakan seluruh rakyat indonesia.
HMI adalah salah satu organisasi yang lahir dari kancah perang dan
revolusi. HMI lahir di tengah-tengah perjuangan bangsa yang sedang bergolak
untuk mempertahankan kemerdekaan dan menegakan kedaulatannya. HMI
meletakan semangat dan tujuan yang jelas untuk memperjuangkan dan
mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang di
proklamasikan 17 Agustus 1945, dan HMI juga bercita-cita untuk mempertinggi
martabat bangsa serta ikut mengembangkan syiar Agama Islam.
HMI telah meletakan semangat kebangsaan dan semangat keagamaan
dalam satu nafas. Semangat kebangsaan para kader HMI sangat tinggi sehingga
dapat menumukan titik temunya dengan semangat ajaran Islam yang universal.
Islam mengingatkan kepada kita mengenal hubbul wathan minal iman,cinta
Tanah Air adalah sebagian dari Iman.
Sepanjang sejarah lahir setengah abad yang lalu, HMI selalu memberi
andil yang tidak kecil dalam perjuangan bangsa dan negaranya. Pada saat di
masa perang kemerdekaan dahulu, para kader HMI ikut terjun dalam kancah

16
perjuangan bersenjatah melawan musuh, tanpa melupakan tugas pokok sebagai
mahasiswa yang sedang menuntut ilmu. HMI telah berjuang habis-habisan untuk
membendung dan ideologi komunis yang nyata-nyata bertentangan dengan
Pancasila. HMI adalah salah satu organisasi pendukung yang kuat dalam
menegakan orde baru, serta mengisi pembangunan nasionai yang sedang giat-
giatnya kita lakukan bersama sekarang ini. MelaluI organisasi-organisas
kemahasiswaan dan kepemudaan, para mahasiswa harus belajar memahami
seluk-beluk persoalan yang di hadapi oleh bangsanya. Melalui organisasi,
mahasiswa di harapkan untuk berpikir secara lengkap untuk menjalankan
kepekaan hati nurani dan meningkatkan kemampuan dalam memecahkan
berbagai masalah. HMI telah berhasil melakukan perannya sebagai salah satu
organisasi kemahasiswaan di tengah-tengah bangsanya yang sedang
membangun. HMI telah melahirkan ribuan kader bangsa yang menyebar ke
semua tingkatan, lapisan, golongan, dan kegiatan masyarakat.
Di masa depan kita harus memerlukan banyak sekali kader bangsa dan
kader umat yang tangguh dan berkualitas untuk melanjutkan pembangunan yang
telah di rintis oleh generasi sebelumnya. Kader-kader bangsa yang tangguh
adalah kader-kader yang mencintai bangsa dan Tanah Airnya, bertekad untuk
memajukan bangsanya, serta memegang teguh nilai-nilai akhlak dan budi pekerti
yang luhur.
Sebagai bangsa yang sedang membangun, kita harus bekerja keras agar
setiap kemajuan yang telah kita capai selama ini dapat terus kita tingkatkan, kita
perluas dan kita perdalam. Dunia terasa makin menjadi satu kesatuan ekonomi
yang sangat besar. Kita harus siap mengatasi tantangan dan menangkap peluang
di dalam era globalisasi, yang sekarang pun sudah terasa. Untuk itu kita perlu
banyak sekali kader-kader bangsa yang berkualitas, bersemangat kerja dan
berakhlak.
Dengan mempertahankan tradisnya HMI sebagai bagian dari kekuatan
bangsa. Organisasi-organisasi kemahasiswaan dan kepemudaan kita akan
sanggup mengemban tugas besar dalam ikut melahirkan kader-kader bangsa
yang tangguh. HMI sebagai organisasi kemahasiswaan yang bertujuan untuk
melahirkan insan akademis, pencipta, pengabdi yang bernafaskan islam, serta

17
bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil dan makmur yang diridhoi
ALLAH SWT, HMI sungguh-sungguh menyadari kemajemukan bangsa kita.
Indonesia adalah ribuan pulau yang menyatu di dalam wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Indonesia adalah kesatuan yang serasi
dari beragam suku, adat-istiadat, bahasa daerah dan umat beragama. Kita
beragam-ragam tetapi tetap satu. Kita dapat menjadi satu karena kita sepekat
mengenai nilai-nilai kehidupan bersama dan menyatukan kita untuk mengejar
kehidupan lahir batin dalam satu wadah bangsa dan negara. Sejak awal
kemerdekaan, para pendiri negara dan para pemimping bangsa kita telah sepakat
bulat untuk menetapkan Pancasila sebagai dasar negara dan falsafah negara serta
pandangan hidup bangsa kita Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Itulah sebab kita telah menegaskan kembali bahwa pancasila adalah satu-satunya
asas dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegra. Ini tidak berarti
bahwa HMI bukan lagi organisasi kemahasiswaan yang angota-anggotanya
terdiri dari para mahasiswa yang beragama islam. HMI juga tidak kehilangan jati
dirinya sebagai sebuah organisasi mahasiswa islam. Semangat islam akan tetap
hidup di dalam organisasi ini. Semangat Pancasila akan selamanya mengalir di
dalam nafas HMI.
Sebagai insan akademis dari kalangan muda HMI tetap memelihara
kejernihan berpikir dan mengendalikan diri dalam menghadapi masalah apapun
yang berkembang di dalam masyarakat. HMI hendak ikut memberi perasaan
tentram di hati masyarakat untuk mencegah terjadinya gejolak sosial, dengan
segala dampak yang dapat merugikan kepentingan kita bersama.
Pengalaman ini mempertebal keyakinan saya bahwa proses demokrasi
Pancasila dapat berjalan dengan baik. Hal ini mendukung manusia indonesia
semakin cerdas, kritis, cendekia, profesional, dan objektif. Lebih dari itu,
kecerdasan yang di emban itu selalu bermuara pada sikap subjektif dalam
membela kepentingan rakyat dan bangsa. Menyatunya semua pendapat dalam
babak akhir perdebatan UU adalah cerminan sikap subjektif tersebut. Kita
tentunya tidak bisa membayangkan, bagaimana berlarut-larutnya proses
perumusan iu apabila manusia cendekia tersebut tidak mempunyai landasan
sikap yang satu dalam membela bangsa dan rakyat. Ini semua menunjukan

18
bahwa pembangunan yang telah berlangsung lebih dari 25 tahun itu telah cukup
banyak menghasilkan manusia Indonesia yang main cerdas.
Kita menyadari bahwa dalam masa-masa yang akan datang ini kita akan
menyelesaikan dan menghadapi berbagai tantangan baru dalam pembangunan
kita. Tantangan-tantangan itu akan muncul di tengah-tengah perubahan yang
juga berlangsung di seluruh dunia.
Demikian banyak terjadi perubahan dan pembaharuan di sekitar kita,
sehingga kita harus mengadakan penyesuaian-penyesuaian yang setepat-
tepatnya. Perkembangan-perkembangan yang sedang deras mengalir itu, selain
membawa akibat samping yang tidak kita inginkan. Salah satu di antaranya
adalah pendewaan hal-hal yang bersifat lahiriah. Dalam suasana demikian,
kehidupan masyarakat kering, dangkal, tanpa makna dan kehilangan arah.
Manusia dan masyarakat bagaikan kehilangan kendali terhadap akikat dan
makna kehidupannya sendiri. Kita di Indonesia berada dalam tahap yang paling
awal dari dunia baru. Karena itu kita lebih dapat menyiapkan diri sebaik-
baiknya. Kita dapat mencegah agar sekecil mungkin kita terkena oleh hal-hal
negatif yang terbawah oleh masyarakat industri maju. Itulah sebabnya, pagi-pagi
kit telah menekankan pentingnya nilai-nilai etik, moral dan spiritual dalam
pembangunan bangsa kita. Sikap kita terhadap perubahan-perubahan zaman itu
sudah jelas.
Masyarkat MADANI atau masyarakat adil dan makmur yang mana dalam
mission HMI tercantum Bertanggung Jawab atas terciptanya masyarakat adil
makmur Yang di maksud “adil makmur” (bukanlah adil dan makmur)
merupakan satu klausa yang mengisyaratkan bahwa jenis masyarakat yang ingin
di capai adalah masyarakat yang adil dalam kemakmuran dan makmur dalam
keadilan, dimana ‘adil’ dan ‘makmur’ tidak terpisahkan, sebuah masyarakat
bahagia, yang sejahtera material dan spiritual (masyarakat ideologis, atau
“ummah” (HMI bertugas mewujudkan kesalehan sosial seorang kader).
Masyarakat CITA. Dari transformasi diri ke transformasi sosial. Telah di
sebutkan diatas, fokus utama tujuan HMI adalah melahirkan “insan cita”
sebuah prototype manusia yang unggul dalam dimensi personal dan sosial.

19
Untuk mencapai ini, HMI melakukan transformasi yang bertujuan melahirkan
kader dengan dua “Leadership Competencies”

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Begitu banyak permasalah yang terjadi di Indonesia dan tidak bisa di


selesaikan oleh pemerintah langsung, maka dari itu HMI hadir sebagai organsisasi
pengkaderan yang mana setiap kegiatan HMI selalu kegiatannya bersifat mendidik
agar setiap kadernya memiliki kualitas di atas rata-rata.
HMI, sebagai organisasi terbesar di Indonesi berperan penting dalam
mendidik para pemuda untuk menjadi manusia yang berkualitas, menjadi insan
cita yang mana insan cita itu ada 5 yaitu: akademis, pencipta, pengabdi,
bernafaskan islam, dan bertanggung jawab. Juga disebutkan sebagai manusia yang
“ber-iman, ber-ilmu, ber-amal”.
Untuk menjadikan masyarakat madani yang tercantum dalam mission HMI
yaitu : Terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi yang bernafskan islam,
dan bertanggung jawab atas terwujudnya masyrakat adil makmur yang di ridhoi
Allah SWT. Sehingga kader Himpunan mahasiswa Islam ketika mampu

20
menerapkan kualitas 5 Insan cita maka mampu menjawab problem yang
kemudian hadir pada bangsa ini.

B. Saran

Kita sebagai kader HMI wajib mewujudkan mission HMI demi


mengembalikan tradisi HMI dengan gerakan intelektualnya, sebagai penerus
bangsa, HMI adalah organisasi pengkaderan yang berperan sebagai organisasi
yang mengisi kemerdekaan dan mempejuangkan kaum yang lemah.

Daftar Pustaka

Bustami Abu Yazid.HMI MASIH ADA REFLEKSI PARA KADER.Layar


Terkembang. Hal.2
D. Goleman, R.Boytaziz, dan A. Mckee. 2002. Primal Leadership. Harvard
Business School Press Boston.
Hasil-hasil kongres HMI XXVIII, jakarta timur, Depok, Jakarta Selatan. Hal.
138-139
Hendro Prasetyo, Ali Munhanif, dkk, Islam & Civil Society, (Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama, 2002), hal 3.
Ibid, hal 103.
MA.Budiono.Kamus populer ilmiah internasional.PT karya Harapa.Surabaya.
hal. 498
MA.Budiono.Kamus populer ilmiah internasional.PT karya Harapa.Surabaya.
hal. 191

21
Muniruddin, Said. Bintang Arasy. (Perpustakaan Nasional RI:Katalog dalam
terbitan, 2014), hal 47.
Muniruddin, Said. Bintang Arasy. (Perpustakaan Nasional RI:Katalog dalam
terbitan, 2014), hal. 45
Prof. Dr. H. Agussalim Sitompul, 44 Indikator Kemunduran HMI, (Jakarta:
CV Misaka Galiza, 2008), hal 86.
SOLICHIN, HMI Candradimuka mahasiswa, Sinergi Persadatama
Foundation. Hal. 197-198

DAFTAR RIWAYAT HIDUP


Curriculum Vitae

I. Data Pribadi

1. Nama : Andi Muh Muslih Rijal


2. Tempat dan Tanggal Lahir : Palopo 18 April 1999
3. Jenis Kelamin : Laki - laki
4. Agama : Islam
5. Status Pernikahan : Belum nikah
6. Warga Negara : Indonesia
7. Alamat KTP : Jl. Jafar Tawakkal 2 no.12
8. Alamat Sekarang : Jl. Racing Center Komp.Umi b/24
9. Nomor Telepon / HP : 08114606844
10. e-mail : andimuslihrijal18@icloud.com
11. Kode Pos : 90233

II. Pendidikan Formal :

22
Periode Sekolah / Institusi / Jurusan Jenjang
(Tahun) Universitas Pendidikan

2005 - 2011 SD Islam Athirah - Sekolah Dasar


2011 - 2014 SMP 1 PALOPO - Sekolah Menengah
Pertama
2014 - 2017 SMA Bosowa IPA Sekolah Menengah
School Makassar Atas
2017 - sekarang Fakultas Kedokteran Pendidikan Dokter Strata 1
UMI

III. Pendidikan Non Formal / Training – Seminar


Tahun Lembaga / Instansi
2018 Himpunan Mahasiswa Islam
2018 Medical Sport

Demikian CV ini saya buat dengan sebenarnya.


Hormat saya,

(Andi Muh Muslih Rijal)

23

Vous aimerez peut-être aussi