Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
DI SUSUN OLEH :
A. DEFINISI
Mola hidatidosa adalah kehamilan abnormal, dengan ciri-ciri stoma
villus korialis langka, vaskularisasi dan edematus. Janin biasanya
meninggal akan tetapi villus-villus yang membesar dan edematus itu hidup
dan tumbuh terus, gambaran yang diberikan adalah sebagai segugus buah
anggur. (Wiknjosastro, Hanifa, dkk, 2002:339).
B. ETIOLOGI
F. PENATALAKSANAAN
Diagnosis dini akan menguntungkan prognosis pemeriksan, USG
sangat membantu diagnosis. Pada fasilitas kesehatan di mana sumber daya
sangat terbatas, dapat dilakukan :
a. Evaluasi klinik dengan fokus pada
b. Riwayat haid terakhir dan kehamilan
c. Perdarahan tidak teratur atau spotting
d. Pembesaran abnormal uterus
e. Pelunakan serviks dan korpus uteri
f. Kajian uji kehamilan dengan pengenceran urin
g. Pastikan tidak ada janin (Ballottement) atau DJJ sebelum upaya
diagnosis dengan perasat Hanifa Wiknjosastro atau Acosta Sisson.
h. Lakukan pengosongan jaringan mola dengan segera.
i. Antisipasi komplikasi (krisis tiroid, perdarahan hebat atau perforasi
uterus).
j. Lakukan pengamatan lanjut hingga minimal 1 tahun.
Selain dari penanganan di atas, masih terdapat beberapa penanganan
khusus yang dilakukan pada pasien dengan mola hidatidosa, yaitu : Segera
lakukan evakuasi jaringan mola dan sementara proses evakuasi
berlangsung berikan infus 10 IU oksitosin dalam 500 ml NaCl atau RL
dengan kecepatan 40-60 tetes per menit (sebagai tindakan preventif
terhadap perdarahan hebat dan efektifitas kontraksi terhadap pengosongan
uterus secara tepat). Pengosongan dengan Aspirasi Vakum lebih aman dari
kuretase tajam. Bila sumber vakum adalah tabung manual, siapkan
peralatan AVM minimal 3 set agar dapat digunakan secara bergantian
hingga pengosongan kavum uteri selesai. Kenali dan tangani komplikasi
seperti tirotoksikasi atau krisis tiroid baik sebelum, selama dan setelah
prosedur evakuasi. Anemia sedang cukup diberikan Sulfas Ferosus 600
mg/hari, untuk anemia berat lakukan transfusi. Kadar hCG diatas 100.000
IU/L praevakuasi menunjukkan masih terdapat trofoblast aktif (diluar
uterus atau invasif), berikan kemoterapi f. MTX dan pantau beta-hCG
serta besar uterus secara klinis dan USG tiap 2 minggu. Selama
pemantauan, pasien dianjurkan untuk menggunakan kontrasepsi hormonal
(apabila masih ingin anak) atau tubektomy apabila ingin menghentikan
fertilisasi.
DAFTAR PUSTAKA