Vous êtes sur la page 1sur 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


KET atau Kehamilan Ektopik Terganggu adalah setiap implantasi yang
telah dibuahi diluar cavum uterus. Implantasi dapat terjadi di tuba falopi,
ovarium, serviks, dan abdomen. Namun kejadian kehamilan ektopik yang
terbanyak adalah dituba falopi. (Murria, 2002)
Tidak sedikit ibu hamil dengan berbagai gangguan yang dapat
membahayakan kesehatan ibu dan janin yang dikandung, salah satu gangguan
tersebuat adalah KET.
Dan jika seorang ibu hamil telah didiagnosis sebagai KET, maka ia
perlu mendapatkan perawatan lebih lanjut. Karena KET terbanyak berada
dituba falopi, sehingga dapat terjadi beberapa kemungkinan, yaitu hasil
konsepsi mati dini, terjadi abortus, dan tuba falopi pecah.
Oleh sebab itu kelompok kami membuat makalah tentang “Askep pada
Pasien dengan KET” agar mahasiswa lebih memahami tentang pasien dengan
KET, sehingga dapat memberikan askep sesuai dengan konsep yang ada.
Berbagai macam kesulitan dalam proses kehamilan dapat dialami para
wanita yang telah menikah. Namun, dengan proses pengobatan yang telah
dilakukan dokter saat ini bisa meminimalisir berbagai macam penyakit
tersebut. Kehamilan Ektopik dapat diartikan sebagai kehamilan di luar rongga
rahim/kehamilan didalam rahim yang bukan pada tempat seharusnya, juga
dimasukkan dalam kriteria kehamilan ektopik, misalnya kehamilan yang
terjadi pada cornu uteri. Jika dibiarkan kehamilan ektopik dapat menyebabkan
berbagai komplikasi yang berakhir dengan kematian sehingga ini akan
berlanjut pada kehamilan ektopik terganggu.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah definisi KET ?
2. Apa saja klasifikasi dari KET ?
3. Bagaimana etiologi dari KET ?

1
4. Bagaimana patofisiologi dari KET ?
5. Bagaimana manifestasi klinis dari KET ?
6. Bagaiman pemeriksaan diagnostik KET?
7. Bagaimana penatalaksanaan dari KET ?
8. Bagaimanakah askep pada pasien dengan KET ?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui definisi KET
2. Untuk mengetahui klasifikasi dari KET
3. Untuk mengetahui etiologi dari KET
4. Untuk mengetahui manifestasi klinis dari KET
5. Untuk mengetahui patofisiologi dari KET
6. Untuk mengetahui penatalaksanaan dari KET
7. Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostik KET
8. Untuk mengetahui askep pada pasien dengan KET

2
BAB II
PEMBAHASAN

II.1 Definisi
KET atau Kehamilan Ektopik Terganggu adalah setiap implantasi yang
telah dibuahi diluar cavum uterus. Implantasi dapat terjadi di tuba falopi, ovarium,
serviks, dan abdomen. Namun kejadian kehamilan ektopik yang terbanyak adalah
dituba falopi. (Murria, 2002)
Kehamilan Ektopik Terganggu adalah implantasi dan pertumbuhan hasil
konsepsi di luar endometrium (Mansjoer A, 2000 ; 267).
Kehamilan ektopik adalah kehamilan yang terjadi bila sel telur dibuahi
berimplamentasi dan tumbuh diluar endometrium kavum uteri.(Ilmu Kebidanan,
2002:323)
Jadi dapat disimpulkan bahwa kehamilan ektopik ialah yang terjadi bila sel
telur dibuahi berimplamentasi dan tumbuh diluar endometrium kavum uteri,
ovarium, serviks, dan abdomen.

II.2 Etiologi
Sebagian besar kehamilan ektopik terjadi pada tuba sehingga setiap
gangguan pada tuba yang disebabkan infeksi akan menimbulkan gangguan dalam
perjalanan hasil konsepsi menuju rahim. Sebagai gambaran penyebab kehamilan
ektopik dapat dijabarkan sebagai berikut:
a. Gangguan pada lumen tuba
 Infeksi menimbulkan pelekatan endosalting sehingga lumen tuba
menyempit
 Pada Hipoplasia uteri lumen tuba sempit dan berkelok-kelok dan hal ini
sering disertai gangguan fungsi silia endosalping
 Operasi plastik pada tuba (rekonstruksi) atau melepaskan perlekatan dan
tetap menyempitkan tuba disebabkan karna sterilisasi yang tidak
sempurna.

0
b. Gangguan diluar tuba
 Terdapat endometriosis tuba sehingga memperbesar kemungkinan
implantasi
 Tumor yang menekan dinding tuba dapat menyempitkan lumen tuba
 Kemungkinan migrasi eksternal, sehingga hasil konsepsi mencapai tuba
dalam keadaan blastula
Dengan terjadinya implantasi didalam lumen tuba dapat terjadi beberapa
kemungkinan:
1. Hasil konsepsi mati dini
 Tempatnya tidak mungkin memberikan kesempatan tumbuh kembang
hasil konsepsi mati secara dini
 Karena kecilnya kemungkinan diresorbsi
2. Terjadi abortus
 Kesempatan berkembang yang sangat kecil menyebabkan hasil
konsepsi mati dan tepat dalam lumen
 Lepasnya hasil konsepsi menimbulkan pendarahan dalam lumen tuba
atau keluar lumen tuba serta membentuk timbulnya darah
 Tuba tampak berwarna biru pada saat dilakukan operasi
3. Tuba falopi pecah
 Karena tidak berkembang dengan baik maka tuba dapat pecah
 Jonjot villi menembus tuba, sehingga terjadi ruptura yang
menimbulkan timbunan darah kedalam ruangan abdomen
 Ruptura tuba menyebabkan hasil konsepsi terlempar keluar dan
kemungkinan untuk melakukan implantasi menjadi kehamilan
abdominal skunder
 Kehamilan abdominal dapat mencapai cukup besar

II.3 Klasifikasi
Klasifikasi kehamilan ektopik berdasarkan lokasinya antara lain pada:
 Tuba falopi
 Pars-interstisialis
 Isthmus
 Ampula

1
 Infundibulum
 Fimbrae
 Uterus
 Kanalis servikalis
 Difertikulum
 Kornu
 Tanduk rudimeneter
 Ovarium
 Intraligameneter
 Abdominal
 Primer
 Skunder
 Kombinasi kehamilan dalam uterus
 Kombinasi kehamilan luar uterus
(Prawirohadjo,1999)
 Kehamilan tuba
Tempat dimana terjadinya fertilisasi di tuba, fertilisasi yakni penyatuan ovum
dengan spermatozoon terjadi di ampulla tuba. Dari sini ovum yang telah
dibuahi digerakkan ke kavum uteri dan di tempat yang terakhir ini
mengadakan implantasi terjadi pada endosalping. Selanjutnya ada
kemungkinan pula bahwa kelainan pada ovum yang dibuahi memberi
predisposisi untuk implantasi diluar kavum uteri, akan tetapi hal ini kiranya
tidak banyak terjadi. (Prawirohardjo, Sarwono 2005)
 Kehamilan heterotipik
Kehamilan ektopikdi sebuah lokasi dapat koeksis dengan kehamilan
intrauterine. kehamilan heterotipik ini sangat langka. Hingga satu decade yang
lalu insidens kehamilan heterotipik adalah 1 dalam 30.000 kehamilan, namun
dikatakan bahwa insidennya sekarang telah meningkat menjadi 1 dalam
70000, bahkan 1 dalam 900 kehamilan, berkat perkembangan teknik-teknik
reproduksi.

 Kehamilan ovarium
Kehamilan ovariam sangat jarang terjadi. Diagnosis kehamilan tersebut
ditegakkan atas dasar 4 kriterium dari spigelberg, yakni :
a. tuba pada sisi kehamilan harus normal
b. kantong janin harus berlokasi pada ovarium
c. ovarium di hubungkan dengan uterus oleh ligamentum ovary propium
d. histopatologis ditemukan jarinagn ovarium di dalam dinding kantong janin
 Kehamilan servikal
kehamilan servikal pun sangat jarang terjadi. Bila ovum berimplantasi dalam
kanalis servikalis, maka akan terjadi perdarahan tanpa nyeri pada kehamilan

2
muda. Jika kehamilan berlangsung terus, serviks membesar dengan ostium
uteri eksternum terbuka sebagian. Kehamilan servikal jarang melampaui 12
minggu dan biasanya diakhiri secara operatif oleh karena perdarahan.
 Kehamilan abdominal
Menurut kepustakaan, kehamilan abdominal jarang terjadi kira-kira 1 diantar
1.500 kehamilan. Kehamilan abdominal ada 2 macam yaitu :
a. Kehamilan abdominal primer, terjadi bila telur dari awal mengadakan
implantasi dalam rongga perut
b. Kehamilan abdominal sekunder, berasal dari kehamilan tuba dan setelah
rupture baru menjadi kehamilan abdominal. (UN-OAD, 2005)

II.4 Manifestasi Klinis


Manifestasi klinis dengan kehmilan ektopik adalah sebagai berikut :
1. Gambaran klinis kehamilan tuba belum terganggu tidak khas. Pada
umumnya ibu menunjukkan gejala-gejala kehamilan muda dan mungkin
merasa nyeri sedikit diperut bagian bawah yang tidak seberapa dihiraukan.
Pada pemeriksaan vaginal , uterus membesar dan lembek, walaupun
mungkin besarnya tidak sesuai dengan usia kehamilan. Tuba yang
mengandung hasil konsepsi karena lembeknya sukar diraba pada
pemeriksaan bimanual.

2. Gejala kehamilan tuba terganggu (KET):


- Bila terjadi rupture tuba, maka gejala akan lebih hebat dan dapat
membahayakan jiwa si ibu.
- Pada abortus tuba keluhan dan gejala kemungkinan tidak begitu berat,
hanya rasa sakit di perut dan perdarahan pervagina. Hal ini dapat
dikacaukan dengan abortus biasa.
3. Nyeri merupakan keluhan utama pada kehamilan ektopik terganggu. Pada
ruptur tuba nyeri perut bagan bawah terjadi secara tiba-tiba dan intensitas
yang kuat disertai dengan perdarahan yang menyebabkan ibu pingsan dan
masuk kedalam syok.
4. Perdarahan per vagina merupakan salah satu tanda penting yang kedua
pada kehamilan ektopik terganggu(KET). Hal ini menunjukkan kematian
janin.

3
5. Amenore juga merupakan tanda yang penting pada kehamilan ektopik.
Lamanya amenore tergantung pada kehidupan janin sehingga dapat
bervariasi, menyebabkan haid yang tidak teratur.

II.5 Pemeriksaan Diagnostik


Berikut ini jenis pemeriksaan untuk membantu diagnosis kehamilan
ektopik:
1. HCG-B
Pengukuran Subunit Beta dari HCG (Human Chorionic Gonadotropin)
merupkan tes laboratorium terpenting dalam diagnosis. Pemeriksaan ini dapat
membedakan antara kehamilan intrauterine dengan kehamilan ektopik.
2. USG
Untuk menilai dan mengetahui keadaan kavum uteri berisi atau kosong,
adanya massa dikanan kiri uterus dan apakah kavum Douglas berisi cairan.

II.6 Penatalaksanaan
Penanganan kehamilan ektopik pada umumnya adalah laparatomi. Dalam
tindakan demikian, beberapa hal yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan
yaitu sebagai berikut:
1. Kondisi ibu pada saat itu
2. Keinginan ibu untuk mempertahankan fungsi reproduksinya
3. Lokasi kehamilan ektopik
4. Kondisi anatomis organ pelvis
5. Kemampuan teknik bedah mikro dokter
6. Kemampuan teknologi fertilasi in vitro setempat
Hasil pertimbangan ini menentukan apakah dilakukan salpingektomi pada
kehamilan tuba atau dapat dilakukan pembedahan konservatif. Jika kehamilan
ektopik dapat mengancam nyawa ibu , maka tindakan operasi laparaskopi segera
dilakukan.

II.7 Patofisiologi

4
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
 BIODATA
1. Identitas Pasien
Nama Inisial : Ny. A
Umur : 30 Tahun
Agama : Islam
Jenis kelamin : Perempuan
Status : Istri
Pendidikan : SMA
Suku bangsa : Jawa
Alamat : Desa Pasalakan Rt/Rw 01/08, Weru Cirebon
Tanggal masuk : 13-11-2018
Tanggal Pengkajian : 13-11-2018
No register : Ab0001
Diagnosa medis : Kehamilan Ektopik Terganggu

5
2. Identitas Penanggungjawab
Nama Inisial : Tn. K
Umur : 30 Tahun
Pekerjaan : Tani
Hubungan dengan Pasien : Suami Pasien

 STATUS KESEHATAN
1) Keluhan Utama : pasien mengatakan nyeri perut pada bagian kiri bawah
2) Riwayat Menstruasi
a. Siklus : pasien mengatakan siklus menstruasinya tidak teratur
b. Keluhan : pasien merasakan sakit saat menstruasi setelah pasca
operasi
c. Lama : pasien mengatakan lamanya haid 1 minggu.
d. Banyak : pasien mengatakan dulu ganti pembalut 2x sehari
e. Teratur/ tidak teratur : pasien mengatakan haidnya teratur tiap
bulannya sebelum operasi
f. Sifat darah : pasien mengatakan sifat darahnya berwarna kecoklatan
g. Disminorhe : pasien mengatakan merasakan nyeri saat haid sampai
aktivitasnya terganggu
3. Riwayat Kehamilan
Pasien mengatakan kehamilan sebelumnya pernah mengalami kematian janin
intrauterine dengan usia kehamilannya 9 bulan
4. Riwayat Penyakit
a. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien mengatakan nyeri bagian perut bawah, mengalami perdarahan
dan haid tidak teratur.
b. Riwayat Penyakit Keluarga :
Pasien mengatakan tidak ada keluarga yang memiliki riwayat penyakit
yang sama.
c. Riwayat Operasi :
Pasien mengtakan pernah melakukan operasi pengangkatan janin.

5. Data Psikologis
Pasien mengatakan sangat cemas dan pasrah.

6. Pola Kebiasaan Sehari-hari


No Pola Sebelum sakit Selama sakit
Kebiasaan
1. Nutrisi Klien makan 3x/hari, 1 porsi Klien mengatakan makan
dengan nasi, sayur lauk-pauk, 2x/hari, 1 porsi dengan nasi,
minum air putih ± 8-9 gelas/hari. sayur, lauk-pauk, minum air
putih ± 7 gelas/hari.
2. Eliminasi BAB : 1x/hari, lembek BAB : 1x/hari, lembek
BAK : 5x/hari, warna kuning BAK : 5x/hari, warna kuning,

6
bau khas. bau khas.
3. Aktifitas Klien mengatakan melakukan Klien mengatakan melakukan
pekerjaan rumah sendiri pekerjaan rumah sendiri,
(menyapu, mengepel dll) hanya saja terkadang dibantu
oleh suami.
4. Istirahat Klien mengatakan tidur siang ± Klien mengatakan tidur siang
1-2 jam, pada malam hari ± 8-9 ± 1-2 jam, pada malam hari ±
jam. 7-8 jam.
5. Hygiene Klien mengatakan mandi Klien mengatakan mandi
2x/hari, dengan sabun, gosok 2x/hari, dengan sabun, gosok
gigi 2x/hari, keramas gigi 2x/hari, keramas
2x/semingu. Mengganti pakaian 2x/seminggu. Mengganti
dalam dan baju setiap kali mandi pakaian dalam dan baju setiap
dan saat kotor. kali mandi dan saat kotor.
6. Sexualitas Tidak dikaji. Tidak dikaji.

7. Pemeriksaan Fisik
1) Status generalis
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : composmentis
c. Tanda-tanda Vital
TD : 100/60 mmHg
N : 110 x/mnt
Skala nyeri : 5
2) Pemeriksaan Sistematis
a. Kepala
1. Rambut : Bersih, tidak rontok, tidak berketombe, dan tidak
Rapuh.
2. Muka : Simetris, tidak oedema dan pucat.
3. Mata : tidak ada oedema
- Konjungtiva : anemis
- Sklera : tidak ikterik
4. Hidung : Simetris, bersih, tidak ada sekret, dan tidak ada
benjolan.
5. Mulut/gigi : Simetris, tidak ada stomatitis, mukosa bibir
lembab, gigi tidak ada caries dan gusi tidak berdarah.
6. Telinga : Simetris, bersih, tidak ada serumen, dan tidak ada
lesi.
b. Leher
1. Kelenjar Gondok : tidak ada pembesaran kelenjar
tiroid.
2. Tumor : tidak ada benjolan.
3. Pembesaran Kelenjar Limfe: tidak ada pembesaran limfe.
c. Dada dan Axilla
1. Dada : Simetris, tidak ada retraksi pada dinding dada.
2. Mammae :

7
a) Membesar : pembesaran normal.
b) Tumor : tidak ada benjolan.
c) Simetris : bentuknya simetris.
d) Puting susu : menonjol
e) Kolostrum : tidak ada
3. Axilla
a) Benjolan : tidak ada benjolan
b) Nyeri : tidak ada nyeri tekan
d. Abdomen
1. Pembesaran hati : tidak ada pembesaran hati.
2. Benjolan/Tumor : tidak ada benjolan
3. Nyeri tekan : ada nyeri tekan
4. Luka bekas operasi: ada bekas operasi
e. Genital
Terdapat tanda perdarahan di sekitar vagina.
f. Ekstremitas
1) Varices : Tidak ada varises pada kaki.
2) Oedema : tidak ada.
3) Pemeriksaan Penunjang
 Tes USG : adanya tranvaginal menunjukan tidak adanya kantong
gestasi pada cavum uteri dan adanya masa adnexa kiri
ukurannya 1,59 cm
 Kadar HB : 10,7 g/dl
 Kadar BHCG : 54382,00mlU/mL

B. Analisa Data

NO DATA FOKUS ETIOLOGI MASALAH


KEPERAWATAN
1. Ds : pasien proses Nyeri berhubungan
mengatakan pembuahan dengan tuba membesar
nyeri perut dan kebiruan
bagian bawah (hepatosalting)
kiri. tumbuh
disaluran tuba
Do :
Skala nyeri : 5
TD : 100/60
mmHg abortus ke
N : 110 dalam lumen
tuba

terjadi

8
perdarahan
karena
pembukaan
pembuluh
darah oleh vil
kurialis

pelepasan
mudqoh

pelepasan
tidaksempurna

perdarah
uterus
berlangsung

tuba
membesar dan
kebiruan

nyeri
2. Ds : S : Pasien Factor uterus Ansietas berhubungan
mengatakan dengan proses operasi
siklus
menstruasinya
tidak teratur tumbuh di
saluran tuba
Do :
- pasien
terlihat cemas
-Pada saat rupture di
dilakukan tes dinding tuba
USG terlihat
adanya
perdarahan di
saluran tuba trauma ringan
koetus dan

9
pemeriksaan
vaginal

terjadi
perdarahan

operasi

ansietas

C. Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Prioritas

No DIAGNOSA TGL NAMA DAN


KEPERAWATAN DITEMUKAN TTD PERAWAT
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
1. Nyeri berhubungan dengan 14-11-2018 Ayuni
tuba membesar dan kebiruan
(hepatosalting)

2. Ansietas berhubungan dengan 14-11-2018 Ayuni


proses pasca operasi

D. Intervensi keperawatan

N DIAGNOSA NOC (NURSING NIC (NURSING RASIONAL


O KEPERAWATA OUTCOME INTERVENTIO
N CLASSIFICATIO N
N), KRITERIA CLASSIFICATI
HASIL ON)
1. Nyeri - mampu - lakukan - untuk
berhubungan mengontrol pengkajian nyeri mengetahui
dengan tuba nyeri secara skala
membesar dan - mampu komprehensif nyeri,lokasi
kebiruan menggunakan ,termasuk lokasi dan lama
(hepatosalting) Teknik nyeri, durasi, nyeri
nonfarmakologi frekuensi dan - untuk
untuk kualitasnya mengetahui
mengurangi - gunakan Teknik pengalaman
nyeri komunikasi nyeri pasien

10
terapeutik - untuk
- ajarkan teknik mengurangi
relaksasi nyeri
- anjurkan - untuk
beristirahat menstabilka
- Kolaborasikan n kondisi
dengan dokter pasien
untuk pemberian - untuk
analgetik mengurangi
rasa nyeri
2. Ansietas - Klien mampu - gunakan - agar pasien
berhubungan mengidentifikasi pendekatan yang tidak
dengan proses dan menenangkan merasakan
pasca operasi mengungkapkan - jelaskan semua takut pada
gejala cemas prosedur dan apa keadaanya
- Vital sign dalam yang dirasakn - agar pasien
batas normal selama prosedur mau
- Ekspresi wajah, - temani pasien mengungkap
Bahasa tubuh, untuk kan
dan tingkat memberikan perasaan
aktivitas keamanaan dan tentang
menunjukan mengurangi masalh yang
berkurangnya takut sedang
kecemasan - dengarkan dihadapi
keluhan pasien - agar pasien
dengan penuh tidak
perhatian merasakan
- bantu pasien tertekan dan
untuk terganggu
mengungkapkan dengan
perasaan prosedur
ketakutan yang akan
persepsi dan dilakukan
mengenal situasi - agar pasien
yang merasakan
menimbulkan tidak sendiri
kecemasan - agar pasien
merasakan
dengan
tenang dann
terbuka
- untuk
mengetahui
selalu
perubahan
tingkat
kecemasan
pasien

11
- agar semua
yang
dirasakan
oleh pasien
terungkap
semua.

E. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

N HARI/TG JA TINDAKAN DIAGNOSA NAMA KET


O L M KEP. DAN TTD .
PERAWA
T
14-11- - melakukan Nyeri Ayuni
2018 pengkajian nyeri berhubungan
secara dengan tuba
komprehensif membesar
,termasuk lokasi dan kebiruan
nyeri, durasi, (hepatosaltin
frekuensi dan g)
kualitasnya
- menggunakan
Teknik
komunikasi
terapeutik
-mengajarkan
teknik relaksasi
menganjurkan
beristirahat
-mengkolaborasik
an dengan dokter
untuk pemberian
analgetik
2. - menggunakan Ansietas
pendekatan yang berhubungan
menenangkan dengan
- menjelaskan proses
semua prosedur operasi
dan apa yang
dirasakn selama
prosedur
- menemani pasien
untuk
memberikan
keamanaan dan
mengurangi takut
- mendengarkan

12
keluhan pasien
dengan penuh
perhatian
- membantu pasien
untuk
mengungkapkan
perasaan
ketakutan
persepsi dan
mengenal situasi
yang
menimbulkan
kecemasan

F. EVALUASI

NO HARI DIAGNOS EVALUASI NAMA KE


/TGL A KEP. DAN TTD T.
PERAWAT
Nyeri S: pasien mengatakan nyeri perut Ayuni
berhubunga bagian bawah kiri
n dengan O: - Skala nyeri : 5
tuba - TD : 100/60 mmHg
membesar - N : 110
dan A: - Mampu menggunakan Teknik
kebiruan relaksasi
(hepatosalti P: intervensi Teknik relaksasi
ng) dilanjutkan.

Ansietas S:Pasien mengatakan siklus Ayuni


berhubunga menstruasinya tidak teratur
n dengan O: pasien tampak cemas
proses A: - Vital sign dalam batas normal
operasi -Ekspresi wajah, Bahasa
tubuh, dan tingkat aktivitas
menunjukan berkurangnya
kecemasan
P : - TTV dalam batas normal
- Rasa kecemasan sudah dapat
teratasi
- Intervensi dihentikan

13
BAB IV
PENUTUP

IV.1 Kesimpulan
Dari makalah tersebut dapat disimpulkan bahwa KET atau Kehamilan
Ektopik Terganggu adalah setiap implantasi yang telah dibuahi diluar cavum
uterus. Implantasi dapat terjadi di tuba falopi, ovarium, serviks, dan
abdomen. Namun kejadian kehamilan ektopik yang terbanyak adalah dituba
falopi.
Tindakan kepada pasien dengan KET harus dipercepat supaya tidak
terjadi beberapa kemungkinan jika janin berada diluar cavum uterus atau
mayoritas berada dituba falopi, diantara kemungkinan tersebut yaitu hasil
konsepsi mati dini, terjadi abortus, dan tuba falopi pecah.
Dan sebagai seorang perawat harus memberikan asuhan keperawatan
sesuai dengan sop yang ada.

IV.2 Saran
Diharapkan kepada tenaga kesehatan apabila merasakan dan mengetahui
gejala seperti yang telah di jelaskan/dituliskan oleh pembuat makalah ini agar
segera menanganinyadengan cepat jangan ditunda karena dapat
menimbulkan resiko tinggi. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua

14
DAFTAR PUSTAKA

- Autry AM. 2013.Medical Treatment of ectopic pregnancy: is there


something new? Obstetric & Gynecology. 122 (4):p. 733-734. 8. Shetty K
S, Shetty K A. A Clinical Study of Ectopic Pregnancies in Atertiary Care
Hospital of Mangalore India. 2014; p.305- 309.

- Barash J H, Buchanan E M, Hillson C.2014.Diagnosis and Management


of Ectopic Pregnancy. American Family Physician.

- Clinical Practice Guideline.2014.The Diagnosis and Management of


Ectopic Pregnancy.Institute of Obstetricians & Gynecologist. No:33

- Cunningham F, Grant N, Leveno K.2005.Ectopic Pregnancy : William’s


Obstetrics USA: The Mc Graw – Hill Company;

- Prawirohardjo S.2011.Kehamilan Ektopik dalam Ilmu Kebidanan.Jakarta:


Yayasan Bina Pustaka;

- Stulberg D, Cain R.2013. Ectopic Pregnancy Rates in The Medical


Population American Journal of Obstetric and Gynecology.1:p.208-274.

- Seeber BE, Barnhart KT.2006.Suspected ectopic pregnancy [published


correction appears in Obstet Gynecol.107(4):955].Obstet Gynecol.
2006;107 (2 pt 1);399-413.

15
16

Vous aimerez peut-être aussi