Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1
4. Bagaimana patofisiologi dari KET ?
5. Bagaimana manifestasi klinis dari KET ?
6. Bagaiman pemeriksaan diagnostik KET?
7. Bagaimana penatalaksanaan dari KET ?
8. Bagaimanakah askep pada pasien dengan KET ?
2
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Definisi
KET atau Kehamilan Ektopik Terganggu adalah setiap implantasi yang
telah dibuahi diluar cavum uterus. Implantasi dapat terjadi di tuba falopi, ovarium,
serviks, dan abdomen. Namun kejadian kehamilan ektopik yang terbanyak adalah
dituba falopi. (Murria, 2002)
Kehamilan Ektopik Terganggu adalah implantasi dan pertumbuhan hasil
konsepsi di luar endometrium (Mansjoer A, 2000 ; 267).
Kehamilan ektopik adalah kehamilan yang terjadi bila sel telur dibuahi
berimplamentasi dan tumbuh diluar endometrium kavum uteri.(Ilmu Kebidanan,
2002:323)
Jadi dapat disimpulkan bahwa kehamilan ektopik ialah yang terjadi bila sel
telur dibuahi berimplamentasi dan tumbuh diluar endometrium kavum uteri,
ovarium, serviks, dan abdomen.
II.2 Etiologi
Sebagian besar kehamilan ektopik terjadi pada tuba sehingga setiap
gangguan pada tuba yang disebabkan infeksi akan menimbulkan gangguan dalam
perjalanan hasil konsepsi menuju rahim. Sebagai gambaran penyebab kehamilan
ektopik dapat dijabarkan sebagai berikut:
a. Gangguan pada lumen tuba
Infeksi menimbulkan pelekatan endosalting sehingga lumen tuba
menyempit
Pada Hipoplasia uteri lumen tuba sempit dan berkelok-kelok dan hal ini
sering disertai gangguan fungsi silia endosalping
Operasi plastik pada tuba (rekonstruksi) atau melepaskan perlekatan dan
tetap menyempitkan tuba disebabkan karna sterilisasi yang tidak
sempurna.
0
b. Gangguan diluar tuba
Terdapat endometriosis tuba sehingga memperbesar kemungkinan
implantasi
Tumor yang menekan dinding tuba dapat menyempitkan lumen tuba
Kemungkinan migrasi eksternal, sehingga hasil konsepsi mencapai tuba
dalam keadaan blastula
Dengan terjadinya implantasi didalam lumen tuba dapat terjadi beberapa
kemungkinan:
1. Hasil konsepsi mati dini
Tempatnya tidak mungkin memberikan kesempatan tumbuh kembang
hasil konsepsi mati secara dini
Karena kecilnya kemungkinan diresorbsi
2. Terjadi abortus
Kesempatan berkembang yang sangat kecil menyebabkan hasil
konsepsi mati dan tepat dalam lumen
Lepasnya hasil konsepsi menimbulkan pendarahan dalam lumen tuba
atau keluar lumen tuba serta membentuk timbulnya darah
Tuba tampak berwarna biru pada saat dilakukan operasi
3. Tuba falopi pecah
Karena tidak berkembang dengan baik maka tuba dapat pecah
Jonjot villi menembus tuba, sehingga terjadi ruptura yang
menimbulkan timbunan darah kedalam ruangan abdomen
Ruptura tuba menyebabkan hasil konsepsi terlempar keluar dan
kemungkinan untuk melakukan implantasi menjadi kehamilan
abdominal skunder
Kehamilan abdominal dapat mencapai cukup besar
II.3 Klasifikasi
Klasifikasi kehamilan ektopik berdasarkan lokasinya antara lain pada:
Tuba falopi
Pars-interstisialis
Isthmus
Ampula
1
Infundibulum
Fimbrae
Uterus
Kanalis servikalis
Difertikulum
Kornu
Tanduk rudimeneter
Ovarium
Intraligameneter
Abdominal
Primer
Skunder
Kombinasi kehamilan dalam uterus
Kombinasi kehamilan luar uterus
(Prawirohadjo,1999)
Kehamilan tuba
Tempat dimana terjadinya fertilisasi di tuba, fertilisasi yakni penyatuan ovum
dengan spermatozoon terjadi di ampulla tuba. Dari sini ovum yang telah
dibuahi digerakkan ke kavum uteri dan di tempat yang terakhir ini
mengadakan implantasi terjadi pada endosalping. Selanjutnya ada
kemungkinan pula bahwa kelainan pada ovum yang dibuahi memberi
predisposisi untuk implantasi diluar kavum uteri, akan tetapi hal ini kiranya
tidak banyak terjadi. (Prawirohardjo, Sarwono 2005)
Kehamilan heterotipik
Kehamilan ektopikdi sebuah lokasi dapat koeksis dengan kehamilan
intrauterine. kehamilan heterotipik ini sangat langka. Hingga satu decade yang
lalu insidens kehamilan heterotipik adalah 1 dalam 30.000 kehamilan, namun
dikatakan bahwa insidennya sekarang telah meningkat menjadi 1 dalam
70000, bahkan 1 dalam 900 kehamilan, berkat perkembangan teknik-teknik
reproduksi.
Kehamilan ovarium
Kehamilan ovariam sangat jarang terjadi. Diagnosis kehamilan tersebut
ditegakkan atas dasar 4 kriterium dari spigelberg, yakni :
a. tuba pada sisi kehamilan harus normal
b. kantong janin harus berlokasi pada ovarium
c. ovarium di hubungkan dengan uterus oleh ligamentum ovary propium
d. histopatologis ditemukan jarinagn ovarium di dalam dinding kantong janin
Kehamilan servikal
kehamilan servikal pun sangat jarang terjadi. Bila ovum berimplantasi dalam
kanalis servikalis, maka akan terjadi perdarahan tanpa nyeri pada kehamilan
2
muda. Jika kehamilan berlangsung terus, serviks membesar dengan ostium
uteri eksternum terbuka sebagian. Kehamilan servikal jarang melampaui 12
minggu dan biasanya diakhiri secara operatif oleh karena perdarahan.
Kehamilan abdominal
Menurut kepustakaan, kehamilan abdominal jarang terjadi kira-kira 1 diantar
1.500 kehamilan. Kehamilan abdominal ada 2 macam yaitu :
a. Kehamilan abdominal primer, terjadi bila telur dari awal mengadakan
implantasi dalam rongga perut
b. Kehamilan abdominal sekunder, berasal dari kehamilan tuba dan setelah
rupture baru menjadi kehamilan abdominal. (UN-OAD, 2005)
3
5. Amenore juga merupakan tanda yang penting pada kehamilan ektopik.
Lamanya amenore tergantung pada kehidupan janin sehingga dapat
bervariasi, menyebabkan haid yang tidak teratur.
II.6 Penatalaksanaan
Penanganan kehamilan ektopik pada umumnya adalah laparatomi. Dalam
tindakan demikian, beberapa hal yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan
yaitu sebagai berikut:
1. Kondisi ibu pada saat itu
2. Keinginan ibu untuk mempertahankan fungsi reproduksinya
3. Lokasi kehamilan ektopik
4. Kondisi anatomis organ pelvis
5. Kemampuan teknik bedah mikro dokter
6. Kemampuan teknologi fertilasi in vitro setempat
Hasil pertimbangan ini menentukan apakah dilakukan salpingektomi pada
kehamilan tuba atau dapat dilakukan pembedahan konservatif. Jika kehamilan
ektopik dapat mengancam nyawa ibu , maka tindakan operasi laparaskopi segera
dilakukan.
II.7 Patofisiologi
4
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
BIODATA
1. Identitas Pasien
Nama Inisial : Ny. A
Umur : 30 Tahun
Agama : Islam
Jenis kelamin : Perempuan
Status : Istri
Pendidikan : SMA
Suku bangsa : Jawa
Alamat : Desa Pasalakan Rt/Rw 01/08, Weru Cirebon
Tanggal masuk : 13-11-2018
Tanggal Pengkajian : 13-11-2018
No register : Ab0001
Diagnosa medis : Kehamilan Ektopik Terganggu
5
2. Identitas Penanggungjawab
Nama Inisial : Tn. K
Umur : 30 Tahun
Pekerjaan : Tani
Hubungan dengan Pasien : Suami Pasien
STATUS KESEHATAN
1) Keluhan Utama : pasien mengatakan nyeri perut pada bagian kiri bawah
2) Riwayat Menstruasi
a. Siklus : pasien mengatakan siklus menstruasinya tidak teratur
b. Keluhan : pasien merasakan sakit saat menstruasi setelah pasca
operasi
c. Lama : pasien mengatakan lamanya haid 1 minggu.
d. Banyak : pasien mengatakan dulu ganti pembalut 2x sehari
e. Teratur/ tidak teratur : pasien mengatakan haidnya teratur tiap
bulannya sebelum operasi
f. Sifat darah : pasien mengatakan sifat darahnya berwarna kecoklatan
g. Disminorhe : pasien mengatakan merasakan nyeri saat haid sampai
aktivitasnya terganggu
3. Riwayat Kehamilan
Pasien mengatakan kehamilan sebelumnya pernah mengalami kematian janin
intrauterine dengan usia kehamilannya 9 bulan
4. Riwayat Penyakit
a. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien mengatakan nyeri bagian perut bawah, mengalami perdarahan
dan haid tidak teratur.
b. Riwayat Penyakit Keluarga :
Pasien mengatakan tidak ada keluarga yang memiliki riwayat penyakit
yang sama.
c. Riwayat Operasi :
Pasien mengtakan pernah melakukan operasi pengangkatan janin.
5. Data Psikologis
Pasien mengatakan sangat cemas dan pasrah.
6
bau khas. bau khas.
3. Aktifitas Klien mengatakan melakukan Klien mengatakan melakukan
pekerjaan rumah sendiri pekerjaan rumah sendiri,
(menyapu, mengepel dll) hanya saja terkadang dibantu
oleh suami.
4. Istirahat Klien mengatakan tidur siang ± Klien mengatakan tidur siang
1-2 jam, pada malam hari ± 8-9 ± 1-2 jam, pada malam hari ±
jam. 7-8 jam.
5. Hygiene Klien mengatakan mandi Klien mengatakan mandi
2x/hari, dengan sabun, gosok 2x/hari, dengan sabun, gosok
gigi 2x/hari, keramas gigi 2x/hari, keramas
2x/semingu. Mengganti pakaian 2x/seminggu. Mengganti
dalam dan baju setiap kali mandi pakaian dalam dan baju setiap
dan saat kotor. kali mandi dan saat kotor.
6. Sexualitas Tidak dikaji. Tidak dikaji.
7. Pemeriksaan Fisik
1) Status generalis
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : composmentis
c. Tanda-tanda Vital
TD : 100/60 mmHg
N : 110 x/mnt
Skala nyeri : 5
2) Pemeriksaan Sistematis
a. Kepala
1. Rambut : Bersih, tidak rontok, tidak berketombe, dan tidak
Rapuh.
2. Muka : Simetris, tidak oedema dan pucat.
3. Mata : tidak ada oedema
- Konjungtiva : anemis
- Sklera : tidak ikterik
4. Hidung : Simetris, bersih, tidak ada sekret, dan tidak ada
benjolan.
5. Mulut/gigi : Simetris, tidak ada stomatitis, mukosa bibir
lembab, gigi tidak ada caries dan gusi tidak berdarah.
6. Telinga : Simetris, bersih, tidak ada serumen, dan tidak ada
lesi.
b. Leher
1. Kelenjar Gondok : tidak ada pembesaran kelenjar
tiroid.
2. Tumor : tidak ada benjolan.
3. Pembesaran Kelenjar Limfe: tidak ada pembesaran limfe.
c. Dada dan Axilla
1. Dada : Simetris, tidak ada retraksi pada dinding dada.
2. Mammae :
7
a) Membesar : pembesaran normal.
b) Tumor : tidak ada benjolan.
c) Simetris : bentuknya simetris.
d) Puting susu : menonjol
e) Kolostrum : tidak ada
3. Axilla
a) Benjolan : tidak ada benjolan
b) Nyeri : tidak ada nyeri tekan
d. Abdomen
1. Pembesaran hati : tidak ada pembesaran hati.
2. Benjolan/Tumor : tidak ada benjolan
3. Nyeri tekan : ada nyeri tekan
4. Luka bekas operasi: ada bekas operasi
e. Genital
Terdapat tanda perdarahan di sekitar vagina.
f. Ekstremitas
1) Varices : Tidak ada varises pada kaki.
2) Oedema : tidak ada.
3) Pemeriksaan Penunjang
Tes USG : adanya tranvaginal menunjukan tidak adanya kantong
gestasi pada cavum uteri dan adanya masa adnexa kiri
ukurannya 1,59 cm
Kadar HB : 10,7 g/dl
Kadar BHCG : 54382,00mlU/mL
B. Analisa Data
terjadi
8
perdarahan
karena
pembukaan
pembuluh
darah oleh vil
kurialis
pelepasan
mudqoh
pelepasan
tidaksempurna
perdarah
uterus
berlangsung
tuba
membesar dan
kebiruan
nyeri
2. Ds : S : Pasien Factor uterus Ansietas berhubungan
mengatakan dengan proses operasi
siklus
menstruasinya
tidak teratur tumbuh di
saluran tuba
Do :
- pasien
terlihat cemas
-Pada saat rupture di
dilakukan tes dinding tuba
USG terlihat
adanya
perdarahan di
saluran tuba trauma ringan
koetus dan
9
pemeriksaan
vaginal
terjadi
perdarahan
operasi
ansietas
D. Intervensi keperawatan
10
terapeutik - untuk
- ajarkan teknik mengurangi
relaksasi nyeri
- anjurkan - untuk
beristirahat menstabilka
- Kolaborasikan n kondisi
dengan dokter pasien
untuk pemberian - untuk
analgetik mengurangi
rasa nyeri
2. Ansietas - Klien mampu - gunakan - agar pasien
berhubungan mengidentifikasi pendekatan yang tidak
dengan proses dan menenangkan merasakan
pasca operasi mengungkapkan - jelaskan semua takut pada
gejala cemas prosedur dan apa keadaanya
- Vital sign dalam yang dirasakn - agar pasien
batas normal selama prosedur mau
- Ekspresi wajah, - temani pasien mengungkap
Bahasa tubuh, untuk kan
dan tingkat memberikan perasaan
aktivitas keamanaan dan tentang
menunjukan mengurangi masalh yang
berkurangnya takut sedang
kecemasan - dengarkan dihadapi
keluhan pasien - agar pasien
dengan penuh tidak
perhatian merasakan
- bantu pasien tertekan dan
untuk terganggu
mengungkapkan dengan
perasaan prosedur
ketakutan yang akan
persepsi dan dilakukan
mengenal situasi - agar pasien
yang merasakan
menimbulkan tidak sendiri
kecemasan - agar pasien
merasakan
dengan
tenang dann
terbuka
- untuk
mengetahui
selalu
perubahan
tingkat
kecemasan
pasien
11
- agar semua
yang
dirasakan
oleh pasien
terungkap
semua.
E. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
12
keluhan pasien
dengan penuh
perhatian
- membantu pasien
untuk
mengungkapkan
perasaan
ketakutan
persepsi dan
mengenal situasi
yang
menimbulkan
kecemasan
F. EVALUASI
13
BAB IV
PENUTUP
IV.1 Kesimpulan
Dari makalah tersebut dapat disimpulkan bahwa KET atau Kehamilan
Ektopik Terganggu adalah setiap implantasi yang telah dibuahi diluar cavum
uterus. Implantasi dapat terjadi di tuba falopi, ovarium, serviks, dan
abdomen. Namun kejadian kehamilan ektopik yang terbanyak adalah dituba
falopi.
Tindakan kepada pasien dengan KET harus dipercepat supaya tidak
terjadi beberapa kemungkinan jika janin berada diluar cavum uterus atau
mayoritas berada dituba falopi, diantara kemungkinan tersebut yaitu hasil
konsepsi mati dini, terjadi abortus, dan tuba falopi pecah.
Dan sebagai seorang perawat harus memberikan asuhan keperawatan
sesuai dengan sop yang ada.
IV.2 Saran
Diharapkan kepada tenaga kesehatan apabila merasakan dan mengetahui
gejala seperti yang telah di jelaskan/dituliskan oleh pembuat makalah ini agar
segera menanganinyadengan cepat jangan ditunda karena dapat
menimbulkan resiko tinggi. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua
14
DAFTAR PUSTAKA
15
16