Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Hepar dalah kelenjar terbesar di dalam tubuh manusia dan memiliki dua permukaan yaitu
permukaan diafragma dan viseral. Pada waktu lahir ukuran hati relatif dua kali lebih besar dibandingkan
hati pada dewasa dan batas inferiornya dapat dipalpasi dibawah iga, tepi hati yang lunak dapat teraba di
bawah arkus kosta kanan sedangkan limpa (lien) biasanya tidak teraba.
Waktu lahir berat hati sekitar 120 – 160 g. Kemudian berat ini bertambah sesuai pertumbuhan anak.
Hepar
Anatomi
Hepar merupakan kelenjar yang terbesar dalam tubuh manusia. Hepar pada manusia
terletak pada bagian atas cavum abdominis, di bawah diafragma, di kedua sisi kuadran atas, yang
sebagian besar terdapat pada sebelah kanan. Beratnya 1200 – 1600 gram. Permukaan atas
terletak bersentuhan di bawah diafragma, permukaan bawah terletak bersentuhan di atas organ-
organ abdomen. Hepar difiksasi secara erat oleh tekanan intraabdominal dan dibungkus oleh
peritoneum kecuali di daerah posterior-superior yang berdekatan dengan v.cava inferior dan
mengadakan kontak langsung dengan diafragma. Bagian yang tidak diliputi oleh peritoneum
disebut bare area.Terdapat refleksi peritoneum dari dinding abdomen anterior, diafragma dan
organ-organ abdomen ke hepar berupa ligamen.
Macam-macam ligamennya:
1. Ligamentum falciformis : Menghubungkan hepar ke dinding ant. abd dan terletak di antara
umbilicus dan diafragma.
2. Ligamentum teres hepatis = round ligament : Merupakan bagian bawah lig. falciformis ;
merupakan sisa-sisa peninggalan v.umbilicalis yg telah menetap.
3. Ligamentum gastrohepatica dan ligamentum hepatoduodenalis: Merupakan bagian dari
omentum minus yg terbentang dari curvatura minor lambung dan duodenum sblh prox ke
hepar.Di dalam ligamentum ini terdapat Aa.hepatica, v.porta dan duct.choledocus
communis. Ligamen hepatoduodenale turut membentuk tepi anterior dari Foramen Wislow.
4. Ligamentum Coronaria Anterior ki–ka dan Lig coronaria posterior ki-ka: Merupakan
refleksi peritoneum terbentang dari diafragma ke hepar.
5. Ligamentum triangularis ki-ka : Merupakan fusi dari ligamentum coronaria anterior dan
posterior dan tepi lateral kiri kanan dari hepar.
Secara anatomis, organ hepar tereletak di hipochondrium kanan dan epigastrium, dan
melebar ke hipokondrium kiri. Hepar dikelilingi oleh cavum toraks dan bahkan pada orang
normal tidak dapat dipalpasi (bila teraba berarti ada pembesaran hepar). Permukaan lobus kanan
dpt mencapai sela iga 4/ 5 tepat di bawah aerola mammae. Lig falciformis membagi hepar secara
topografis bukan scr anatomis yaitu lobus kanan yang besar dan lobus kiri.
Jika sel-sel parenkim hancur,sel-sel tersebut akan digantikan oleh jaringan fibrosa
yang akan berkontraksi disekeliling pembuluh darah sehingga sangat menghambat darah
porta melalu hati. Bila system porta terhambat, kembalinya darah dari usus ke limpa melalui
system system aliran darah porta ke sirkulasi sistemik menjadi sangat terhambat,
menghasilkan hipertensi porta dan tekana kapiler di dalam dinding usus meningkat 15-20
mmHg diatas normal.
b. Limfe
Hepar menghasilkan banyak limfe, sekitar 1/3-1/2 seluruh limfe tubuh. Vasa limfe
meninggalkan hepar dan masuk ke beberapa lymphonodus di porta hepatis. Vassa efferent
menuju LN.coeliacus. Sejumlah kecil vasa limfe menembus diafragma menuju LN.
mediastinalis posterior.
c. Persyarafan
N.symphaticus dan N.parasymphaticus yang berasal dari plexus coeliacus.
HISTOLOGI HEPAR
Secara mikroskopis, hepar terbagi menjadi unit fungsional yang disebut lobulus yang
berbentuk heksagonal. Lobulus tersebut mengelilingi vena sentralis dan lobulus tersebut
dikelilingi oleh cabang-cabang arteri hepatica,vena porta, dan saluran empedu.
Hepar terdiri atas bermacam-macam sel. Hepatosit meliputi kurana lebih 60% sel hepar,
sedangkan sisanya terdiri dari sel-sel epithelial system empedu dalam jumlah yang bermakna
dan sel-sel parenkimal yang termasuk di dalamnya endotolium, sel kuffer dan sel stellata yang
berbentuk seperti bintang. Hepatosit sendiri dipisahkan oleh sinusoid yang tersusun melingkari
efferent vena hepatica dan duktus hepatikus. Saat darah memasuki hati melalui arteri hepatica
dan vena porta serta menuju vena sentralis maka akan didapatkan pengurangan oksigen secara
bertahap. Sebagai konsekuensinya, akan didapatkan variasi penting kerentanan jaringan
terhadap kerusakan asinus. Membrane hepatosit berhadapan langsung dengan sinusoid yang
mempunyai banyak mikrofili. Mikrofili juga tampak pada sisi lain sel yang membatasi saluran
empedu dan merupakan petunjuk tempat permulaan sekresi empedu. Permukaan lateral
hepatosit memiliki sambungan penghubung dan desmosom yang saling bertautan dengn
sebelahnya. Sinusoid hati memiliki lapisan endothelial endothelial berpori yang dipisahkan dari
hepatosit oleh ruang disse (ruang sinusoida). Sel-sel lain yang terdapat dalam dinding inusoid
adalah sel fagositik. Sel Kuffer yang merupakan bagian penting sistem retikuloendothellial dan
sel stellata disebut sel itu, limposit atau perisit. Yang memiliki aktifitas miofibroblastik yang
dapat membantu pengaturan aliran darah. Sinosoidal disamping sebagai faktor penting dalam
perbaikan kerusakan hati. Peningkatan aktifitas sel-sel stellata tampaknya merupakan faktor
kunci dalam pembentukan jaringan fibrotik di dalam hati.
- Kelenjar tebesar.
- Organ yang terbesar ke-2 setelah kulit
- Letak: di dalam perut di bawah diafragma.
- Hepar dibungkus oleh kapsula glisson: jaringan ikat padat yang mengandung sabut-sabut kolagen
dan elastis yang membungkus seluruh permukaan hepar.
Porta hepatis
- Tempat masuk dan keluarnya pembuluh darah.
- Fisura pada hati: tempat masuknya vena porta dan arteri hepatika dan tempat keluarnya duktus
hepatika.
- Mempunyai hilus: jaringan ikat yang mengikuti pembuluh darah masuk ke hepar dan membagi hepar
menjadi 2, yaitu: lobus dan lobulus.
- Lobulus pada manusia tidak jelas. Yang jelas terdapat pada babi, beruang, dan unta.
- Hepar terbagi menjadi 2, yaitu:
1. Parenchyma hepar, yang terdiri atas:
a. Sel-sel hepar (hepatosit)
- Bentuk: polihedral, diameter: 20-30 µm.
- Jumlah inti: 1 atau lebih dari 1, bulat.
- Hepatosit tersusun dalam lempengan-lempengan setebal 1 sel: lamina hepatis, yang
tersususn atas epitel kelenjar.
- Sitoplasma eosinofil, tersusun banyak organel: mitokondria, aapratus golgi, lisosom,
butir glikogen, dan tetesan lemak.
- Lobus dipisahkan oleh jaringan ikat yang mengandung duktus biliaris, pembuluh
limfe, saraf, dan pembuluh darah.
- Bagian perifer lobulus: zona aktif (zone of permanent function).
- Bagian sentral lobulus: zona yang tidak aktif (zone of permanent repose).
- Zona di antara keduanya: zone of intermediet zone.
b. Kapiler-kapiler empedu
- Dibentuk oleh selaput sel dari 2 sel hepatosit yang berdekatan.
- Dindingnya mempunyai mikrovili.
- Mengalirkan empedu ke arah perifer lobuli, ditampung ke dalam kala hering, yang
tersusun atas epitel selapis kubis pucat, susunannnya kurang teratur.
- Intralobuler: saluran empedu yang sudah punya dinding sendiri, yang tersusun atas
epitel selapis pipih.
2. Sinusoid
- Sistem kapiler intralobuler
- Lumen lebar dan saling beranastomosis
- Memisahkan lamina hepatis yang 1 dengan yang lain.
- Dindingnya, terdiri dari:
a. Sel endotel
Tersusun atas sel pipih berinti gelap, sifat:
Selaput sel berlubang-lubang (fenestrated).
Hubungan antar sel tidak lengkap.
Tidak mempunyai basal membran.
b. Sel dari Von kupffer
Inti bulat.
Sel fagosit, mempunyai bentuk seperti bintang karena mempunyai
juluran-juluran plasma yang menyusup di antara sel-sel endotel.
Jaringan ikat (septum interlobaris)
- Jaringan ikat kendor .
- Tempat pertemuan 3 lobuli yang berdekatan, yaitu:
1.Vena interlobularis
Cabang dari vena porta, penampang terbesar, dinding tipis.
2.Arteri interlobularis
Cabang dari arteri hepatika, penampang terkecil, dinding tebal.
3.Duktus interlobularis
Saluran empedu, penampang sedang, tersusun atas epitel selapis kubis.
Ketiga lobuli tersebut akan membentuk segitiga kiernan (portal triad).
Lobulasi Hepar, vena sentralis sebagai pusatnya.
Splenomegali
Splenomegali adalah kondisi pembesaran pada organ limpa, yang bisa disebabkan oleh sejumlah penyakit
atau infeksi. Pada kondisi normal, limpa hanya berukuran 11-20 cm, dengan berat hingga 500 gram.
Namun pada penderita splenomegali, ukuran limpa bisa lebih dari 20 cm, dengan berat mencapai lebih
dari 1 kg.
Limpa adalah organ yang terletak di dalam rongga perut, di bawah tulang rusuk sebelah kiri. Organ ini
memiliki sejumlah fungsi, seperti menyaring dan menghancurkan sel darah yang rusak dari sel darah yang
sehat, menyimpan cadangan sel darah merah dan trombosit, serta mencegah infeksi dengan menghasilkan
sel darah putih yang menjadi pertahanan pertama dari organisme penyebab penyakit. Splenomegali dapat
menyebabkan semua fungsi tersebut terganggu.
Gejala Splenomegali
Pada sebagian kasus, splenomegali dapat terjadi tanpa disertai gejala. Namun, sebagian lainnya
merasakan gejala berupa nyeri di area perut kiri atas. Nyeri ini dapat terasa ke hingga bahu kiri.
Penderita juga mungkin merasa kenyang meski hanya makan dalam porsi kecil. Hal ini disebabkan oleh
pembesaran limpa yang menekan lambung, yang terdapat persis di sebelah limpa. Bila limpa membesar
hingga menekan organ lain, aliran darah ke limpa bisa terganggu. Kondisi tersebut bisa membuat fungsi
limpa terganggu.
Bila ukurannya semakin membesar, limpa bisa membuat sel darah merah berkurang, dan memicu anemia.
Infeksi juga akan sering terjadi bila limpa tidak menghasilkan sel darah putih dalam jumlah yang
diperlukan.
Gejala lain yang dapat muncul, antara lain:
Kelelahan
Mudah mengalami perdarahan
Penurunan berat badan
Kulit dan mata menguning
Penyebab Splenomegali
Splenomegali dapat disebabkan oleh berbagai penyakit atau infeksi, seperti:
Splenomegali
Pada sirosis hati, aliran darah pada vena porta mengalami obstruksi, karena terjadi fibrosis hati. Keadaan
seperti ini menyebabkan peningkatan tekanan hidrostatik vena porta dan vena splenik, sehingga
menyebabkan pembesaran limpa. Pembesaran limpa akibat sirosis hati disertai penebalan local pada
kapsula. Splenomegali pada sirosis dapat dijelaskan berdasarkan kongesti pasif kronis akibat aliran balik
dan tekanan darah yang lebih tinggi pada vena lienalis (hampir sama pada penjelasan hipertensi portal).
Tekanan balik inilah yang mendasari splenomegali. Limpa membesar jika diminta untuk melakukan
pekerjaan yang berlebihan dalam menyaring atau manufaktur sel darah, jika ada aliran darah yang
abnormal, atau jika diserang dengan sel abnormal. Tekanan vena limpa / penyumbatan: Darah memasuki
limpa melalui arteri lienalis dan mengalir keluar melalui vena lienalis. Jika tekanan di dalam vena
meningkat atau jika vena lienalis terblokir, darah tidak bisa meninggalkan limpa dan mungkin akan
membengkak. Karena hubungannya ke aliran darah hati, sirosis dan obstruksi vena portal dapat
menyebabkan komplikasi dengan aliran darah vena dari limpa.
Daftar Pustaka
Eroschenko, Victor P., PhD. 2015. Atlas Histologi diFiore dengan Korelasi Fungsional Edisi 10. Jakarta:
EGC
R. Putz, R. Pabst. 2006. Atlas Anatomi Sobotta Edisi 21. Jakarta: EGC
Snell, Richard S. 2006. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran ed. 6. Jakarta: EGC
Kumar, Robbins Cotran. 1999. Dasar Patologi Penyakit Edisi 5. Jakarta: EGC.
(Liani, 2013)