Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
OLEH
NIM : 34102817
PROFESI NERS
KUPANG
2018
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lanjut usia menurut undang-undang No. 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lansia,
adalah penduduk yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Menurut para ahli gerontology
seseorang dapat dikatakan lansia apabila telah mencapai usia 65 tahun (Miller, 2012).
Hipertensi umumnya menunjukkan tanda gejala seperti kelelahan, sakit kepala, vertigo,
dan palpitasi (Tabloski, 2014). Tanda gejala tersebut dapat memicu masalah keperawatan
yang muncul pada lansia seperti masalah gangguan tidur dan ketidaknyamanan. Namun,
pada beberapa lansia hipertensi yang diderita tidak dirasakan gejalanya serta tidak
menimbulkan masalah keperawatan seperti masalah tidur dan ketidaknyamanan. Tanda
hipertensi hanya diketahui dari hasil pemeriksaan tekanan darah yang menunjukkan angka
lebih dari 130/80.
Lanjut usia adalah bagian dari proses tumbuh kembang. Manusia tidak secara tiba-tiba
manjadi tua, tetapi berkembang dari bayi, anak-anak, dewasa dan akhirnya menjadi tua. Hal
ini normal, dengan perubahan fisik dan tingkah laku yang dapat diramalkan yang terjadi
pada semua orang pada saat mereka mencapai usia tahap perkembangan kronologis tertentu.
Lansia merupakan suatu proses alami yang ditentukan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Semua
orang akan mengalami proses menjadi tua dan masa tua merupakan masa hidup manusia
yang terakhir. Dimana seseorang mengalami kemunduran fisik, mental dan sosial scara
bertahap (Lilik Ma’rifatul azizah, 2011).
Perubahan sistem kardiovaskular pada lansia meliputi massa jantung bertambah, ventrikel
kiri mengalami hipertrofi, dan kemampuan perenggangan jantung berkurang karena
perubahan pada jaringan ikat. Konsumsi oksigen pada tingkat maksimal berkurang sehingga
kapasitas paru menurun.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan pengalaman belajar klinik di harapkan mampu menerapkan
asuhan keperawatan pada lansia yang mengalami masalah hipertensi.
2. Tujuan khusus
a. Mengidentifikasi data yang sesuai dengan masalah kesehatan yang di hadapi oleh
lanisa
b. Merumuskan diagnosa keperawatan sesuai dengan masalah kesehatan yang di hadapi
oleh lansia.
c. Menyusun rencana tindakan sesuai dengan diagnosa keperawatan yang muncul.
d. Melaksanakan rencana keperawatan yang telah di susun.
Memodifikasi rencana yang telah di susun agar dapat di laksanakan oleh lansia sesuai
dengan kemampuan lansia.
e. Mengevaluasi pelaksanaan asuhan keperawatan.
f. Mendokumentasikan asuhan yang telah di berikan secara benar
C. Manfaat
a. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan bermanfaat untuk institusi pendidikan sebagai masukkan untuk
penelitian selanjutnya terkait dengan penatalaksanaan terapi non farmakologis pada
lansia hipertensi dengan risiko kerusakan fungsi kardiovaskular.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengkajian
Umur : 76 Tahun
Alamat : Oebobo
Nama :Tn. A
Alamat :Sikumana
Alasan utama datang ke Panti Sosial : Pasien menceritakan bahwa pasien tinggal di
panti dikarenakan tidak ada keluarga yang mengurusnya istri dan anak laki-laknya sudah
meninggal .
Keluhan utama saat ini: Pada saat pengkajian pasien mengatakan sering pusing, kadang
nyeri, tengkuk terasa berat, mata kabur dan susah tidur. Berdasarkan data dari pengasuh
bahwa klien memiliki riwayat penyakit hipertensi.
Riwayat kesehatan keluarga : Pasien mengatakan tidak mengetahui tentang kesehatan
keluarganya dikarenakan orang tua pasien sudah meninggal. Selain itu Pasien
mengatakan bahwa pada zaman dahulu orang tuanya tidak pernah memeriksakan
kesehatan ke rumah sakit dan pelayanan kesehatan karena pelayanan kesehatan masih
sangat terbatas. Tidak ada anggota keluarganya yang sakit atau memiliki riwayat penyakit
keturunan.
Riwayat Alergi : Pasien mengatakan tidak ada riwayat alergi
Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum
Nyeri : Nyeri dirasakan dibagaian kepala dengan skala nyeri 3, nyeri seperti tertusuk-
tusuk, nyeri tidak menjalar dan durasinya sekitar 1 menit, nyeri tidak terjadi
secara terus menerus.
Gizi : sedang
Pengecap/Penghidu : terdapat bulu-bulu halus pada lubang hidung, tidak ada secret pada jalan
napas,tidak ada luka/sariawan pada lidah, fungsi pengecapan /penghidu masih normal.
3. Sistem pernafasan
Frekwensi : 20x/menit
Tekanan darah : 160/90 mmHg Nadi: 80x/menit Capillary Refill: < 3 detik
Kesadaran : Composmentis
Orientasi waktu : Baik yang ditandai dengan pasien mengatakan hari ini hari selasa,
tanggal 23 bulan Juli tahun 2018.
Orientasi orang : Baik yang ditandai dengan pasien mampu menyebut nama-nama teman
di wisma kenanga dan nama bapak pengasuh.
6. Sistem gastrointestinal
7. Sistem musculoskeletal
Rentang gerak : Bebas tetapi ke dua kaki sering keram dan sakit pada malam hari.
8. Sistem integument
Kulit tampak keriput dan tidak elastis lagi. Tidak terdapat masalah kusus pada sistem
integumen
Inkontinensia : Tidak
Data Penunjang :
Psikologis
Perasaan saat ini dalam menghadapi masalah : pasien mengatakan sering cemas dan tidak bisa
mengontrol emosi saat menghadapi masalah.
Cara mengatasi perasaan tersebut: pasien mengatakan berdoa dan lebih banyak diam.
Jika rencana ini tidak dapat dilaksanakan maka : pasien mengatakan hanya diam dan tetap
melakuakn aktivitas sehari-hari secara mandiri.
Pengetahuan klien tentang masalah / penyakit yang ada : pasien mengatakan penyakit karena
memang sudah tua.
Sosial
Aktivitas atau peran di masyarakat :pasien mengatakan dirinya adalah anggota wisma kenanga
Kebiasaan di lingkungan yang tidak disukai :pasien mengatakan bosan karena setiap hari hanya
di wisma
Budaya
Keberatan /tidak terhadap budaya yang diikuti : pasien mengatakan tidak keberatan
Cara mengatasi (jika keberatan) : pasien tidak menjawab pertanyaan ini
Spiritual
Aktivitas ibadah yang sehari-hari dilakukan : pasien mengatakan mengikuti kegiatan ibadah
diaula
Kegiatan keagamaan yang biasa dilakukan : pasien mengatakan mengikuti doa bersama diaula
Kegiatan ibadah yang saat ini tidak bisa dilakukan : pasien mengatakan tidak ke gereja
Upaya klien mengatasi perasaan tersebut pasien tidak menjawab pertanyaan ini
Apa keyakinan klien tentang peristiwa / masalah kesehatan yang sekarang sedang dialami :
pasien tidak menjawab pertanyaan ini
Inspeksi dada. Perhatian Sedikit perubahan pada Ruddy, wajah merah muda, trunk,
adanya perubahan warna, diameter dada limbs (COPD)
pengembangan paru yg anteroposterior Keabuan pada wajah dan leher
tidak simetris, bekas luka, (bronchitis kronis)
kelainan struktur. Evaluasi Pengembangan paru asimetris (
pernafasan, irama, acute pleurisy, fibrosis pleural,
kedalaman, dan panjang efusi pleural, nyeri)
pernafasan. Perhatikan Peningkatan yang siginfikan dari
diameter dada lateral dan diameter anteroposterior yang
anteroposterior. melebihidiameter lateral (COPD)
Auskultasi untuk mengkaji Suara nafas bronchial Krepitus
pitch, intensitas, kualitas diatas trachea (inspirasi Crackles, rales (cairan
dan durasi suara nafas. pendek, ekspirasi ekstraintestinal berhubungan
panjang); suara nafas dengan CHF, edema pulmonal,
vesicular di seluruh bronchitis, pneumonia)
permukaan paru (inspirasi Ronchi, rattling (peningkatan
panjang, ekspirasi produksi mukus berhubungan dgn
pendek); suara nafas bronchitis, bronchiectasis)
bronchovesicular diatas Wheezes (produksi mucus yg
sternum dan scapula meningkat atau penyempitan
(inspirasi dan ekspirasi saluran nafas sehubungan dengan
sama panjang) asma, stenosis pulmonal)
SISTEM
KARDIOVASKULER Tidak ada distress, gejala Pucat, bingung, fatigue(lemah),
Catat warna kulit pasien atau perubahan warna dyspnea (gangguan jantung)
secara umum, tingkatan Ekstremitas hangat, Bingung, blackouts, fatigue, pusing
energi, pola nafas, status adanya rambut (penurunan aliran darah carotis,
mental. Inpeksi vena; catat stenosis aorta, penurunan cardiac
adanya varikositas. Liat output, keracunan digitalis)
perubahan pada kuku, Batuk, wheezes ( gagal jantung
adanya rambut pada kiri)
ekstremitas, warna dan Hemoptysis (emboli pulmonal,
suhu pada ekstremitas gagal jantung)
Periksa TD, palpasi nadi TD beragam sesuai dengan TD tinggi berulang >160/95
radial kondisi fisik dan mental (hipertensi)
Periksa TD pada posisi Rentang nadi 60-100
berbaring, duduk dan kali/menit. Kemungkinan
berdiri. takikardi sehubungan dgn
Periksa denyut, irama dan prosedur pemeriksaan,
kekuatan nadi evaluasi ulang dalam
beberapa jam
SISTEM
GASTROINTESTINAL Perdarahan, iritasi esophagus
Kaji tentang selera makan, (esophageal varicosities)
diet, masalah menelan, Salivasi yg berlebih, hiccups
indigestion, regurgitasi, (cegukan), disfagia, anemia, haus,
nyeri, nausea, muntah, nyeri ulu hati muntah ,regurgitasi,
flatus dan konstipasi. nyeri.
Turun BB >5% dalam 30 hari
terakhir; >10% dalam 6 bulan
terakhir
Inpeksi abdomen, catat Sisi yg simetris, Striae berwarna biru atau merah
adanya perubahan warna, mengelilingi, jaringan muda ( stretchingperegangan
asimetris, dilatasi adipose karena adanya tumor, asites,
pembuluh darah,bulges, Striae berwaran putih obesitas)
distensi, kemerahan, bekas keperakan karena Jaundice( sirosis, batu empedu,
luka dan kotraksi yg kuat. kehamilan, perubahan BB pancreatitis)
Minta klien untuk Rashes( iritasi, reaksi obat)
mengangkat kepala, dan Nodul kecil dan nyeri ( kanker
liat adanya herniasi yg bisa kulit)
menjadi bukti
Auskultasi abdomen Bising usus setiap 5-15 Berkurang atau tidak terdengarnya
sebelum melakukan detik bising usus (obstruksi usus,
perkusi atau palpasi untuk Bising usus dapat peritonitis, ketidakseimbangan
menghindari perangsangan terdengar jika telah elektrolit, setelah pembedahan)
aktivitas usus. Dengarkan dimasukkan makanan Bising usus meningkat ( obtruksi
bising usus menggunakan beberapa jam terakhir bowel, gastroentritis, diare)
diafragma dari stetoskop.
Bila suara tidak terdengar,
simak selama 5 menit
kemudian cubit perut
untuk merangsang
motilitas usus
Auskultasi vascular sound Suara jantung dapat Murmur diatas aorta abdominalis
dengan menempatkan terdengar (aneurysm)
stetoskop diatas arteri
besar
Kaji tentang pola eliminasi BAB yg berbentuk, moist Inferquent passage of stool,
usus without straining abdominal fullness dan tidak
nyaman, letargi dan tidak nafsu
makan (konstipasi)
Diare atau seepage stool, terasa
massa di rectum ( impaski fekal)
BAB seperti tar atau berwarna
gelap (hemoroid, kanker saluran GI
bawah, diverticulitis)
BAB berwarna abu, tan atau tidak
berwarna(obstruksi empedu)
BAB pucat dan berlemak
(malabsorpsi)
BAB berlendir (inflamasi)
Cacing kecil di BAB atau daerah
rektum (cacing kremi)
SISTEM Vaginal discharge, bau, iritasi,
GENITORINARIA Tidak adanya rambut soreness, gatal(vaginitis, miniliasis,
Kaji genitalia, catat adanya pubis, flattening labia, dry trichomoniasis)
peradangan, iritasi, vaginal canal; ukuran Protrusion dari dinding vagina
keluaran, lesi, prolapse. uterus mengecil (mungkin siluar vulva, pelvic pressure atau
tak dapat teraba) heaviness, urinary tract symptoms
(uterus prolapsis, cystocele,
rectocele)
Palpasi daerah genital Massa yg teraba (kanker)
untuk mengetahui adanya Retraksi atau puting tenggelam;
masa dan tenderness. nontender, massa yg solid dan tak
dapat digerakkan di payudara
Inpeksi dan palpasi adanya (Kanker)
discharge (keluaran),
massa, abnormalitas.
Untuk laki-laki tanyakan Penurunan frekuensi dan Impotency (stress, depresi, efek
tentang fungsi seksual, aktivitas seksual samping obat, fatigue, overeating
gejala, tanggal terakhir Potency ,neuropathy, tidak aktif seksual
pemeriksaan prostate. dalam waktu lama)
Inpeksi genitalia untuk Penile discharge (urethritis,
adanya lesi,edema, prostatitis, venereal disease)
discharge, masa, atau Crooked, nyeri saat ereksi
deformitas. (Peyronies disease)
2. DS: Pasien mengatakan sering pusing, Pusing, tekuk terasa Gangguan pola tidur
kadang nyeri ,tengkuk terasa berat, mata berat
kabur dan susah tidur.
DO: Pasien gelisah,
3. DS: Pasien mengatakan matanya kabur bisa Gangguan Gangguan persepsi
melihat tapi sedikit,matanya selalu erair penerimaan sensori\ sensori- perceptual
dulu perna di lakukan operasi katak. status organ indra penglihatan .
DO: Pasien tampak berjalan menggnakan ditandai dengan
tongkat dan sangat berhati- hati menurunya
ketajaman
B. Diagnosis keperawatan
1. Nyeri kepala berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral.
2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan pola tidur tidak menyehatkan
3. Resik jatuh
i. Intervensi keperawatan
ii. Implementasi
No
Hari/Tanggal Jam Implementasi Evaluasi
dx
1. Selasa,23 juli 10.00 1. Memberikan informasi S: Pasien mengatakan
2018 mengenai nyeri, penyebab nyeri dan pusing
nyeri dan antisipasi nyeri. berkurang.
2. Mengukur TD klien. O:
3. Melakukan massase pada A: masalah teratasi
kepala dan leher. sebagian
4. Menciptakan lingkungan P: Intervensi
nyaman dan tenang. dilanjutkan.
5. Mengajarkan teknik
relaksasi
6. Menganjurkan pada pasien
untuk
menghindari/meminimalka
n aktivitas yang dapat
meningkatkan sakit
kepala/nyeri.
2. Rabu 24 juli 10,30 1. membina hubungan saling S: klien mengataan
2018 percaya dengan klien dengan sering merasakan sulit
mengunakan komunikasi tidur setelah bangun
teraupiutik . pada tenga malam
2. mengidentifikasi situasi yang O : Klien Tampakt
mencetus gejala kurang tidur tidak bersemangat
menjaga Kondisi kamar yang TD:160\90 mmHg
nyaman. A: Masalah gangguan
3. Mengajarkan klien cara tidur belum teratasi.
mengatasi kurang tidur P: intervensi
dengan cara mengajarkan dilanjukan.
klien relaksasi otot progresif
3 Rabu 25 juli 1. Menyarankan perubahan pada S : pasien mengatakan
2018 gaya berjalan (terutama aknya
kecepatan) pada pasien.
2. Membantu ambulasi individu
yang memiliki keseimangan
3. Meletakan benda-benda dalam
jangkauan yang mudah bagi
pasien.
4. mengidentifikasi perilaku dan
factor yang mempengaruhi
resiko jatuh.
iii. Evaluasi
BAB 4
PEMBAHASAN
Dalam pengkajian didapat hasil yaitu pasien mengatakan kepala terasa pusing, tengkuk
terasa berat dan mata kabur. Dimana didapatkan hasil pengukuran tekanan darah lebih dari
normal yaitu 150/100 mmHg. Hal yang menyebabkan pasien mengalami peningkatan tekanan
darah yaitu stress yang berlebihan karena keluarga tidak mengunjungi pasien, kurang berolah
raga, pola makan yang tidak baik dimana pasien tidak suka mengkonsumsi sayur dan buah,
pasien lebih suka mengkonsumsi makanan yang berlemak.
Data yang menunjang bahwa pasien mengalami hipertensi yaitu didapatkan hasil
pemeriksaan tanda – tanda vital TD; 160/70 mmHg. N: 80 x/menit, pernapasan: 20 x/menit, suhu
36 ̊c dan keluhan pasien yang menunjukkan tanda dan gejala penyakit hipertensi yaitu pusing,
rasa berat di tengkuk, mata kabur, peningkatan tekanan darah dari batas normal.
Diagnosa keperawatan yang ditemukan pada kasus dan sesuai dengan teori:
a. Gangguan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan peningkatan tekanan
intrakranial.
Gangguan perfusi jaringan serebral adalah suatu keadaan dimana individu mengalami
penurunan dalam nutrisi dan oksigenasi pada tingkat selular sehubungan dengan
kurangnya suplai darah kapiler. ( Carpenito, 2009 ).Diagnosa ini penulis tegakkan
sebagai diagnosa pertama karena merupakan keluhan utama yang muncul pada pasien
yaitu pasien mengeluh kepala pusing dan tengkuk terasa kaku serta mata kabur. Dan data-
data lain yang mendukung diagnosa ini adalah hasil pemeriksaan tanda-tanda vital:
tekanan darah: 150/110 mmHg, nadi 98 x/menit, pernafasan: 22 x/menit, suhu: 36 ̊c.
Penulis menegakkan prioritas pertama karena jika tidak segera ditangani akan muncul
masalah lain yaitu komplikasi penyakit stroke, gagal jantung
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setelah melakukan asuhan keperawatan selama tiga hari dan melakukan pengkajian kembali
baik secara teoritis maupun secara tinjauan kasus didapatkan simpulan sebagai berikut:
1. Pada pengkajian yang dilakukan terhadap Tn.D.W didapatkan hasil pasien mengatakan
pusing, tangan terasa kaku
2. Diagnosa yang muncul pada kasus yaitu: Gangguan perfusi jaringan serebral
berhubungan dengan peningkatan tekanan intracranial dan gangguan pola tidur.
3. Intervensi yang muncul dalam teori, tidak sepenuhnya dijadikan intervensi oleh penulis,
untuk diagnosa gangguan perfusi jaringan serebral intervensi yang penulis utamakan
yaitu: pantau tekanan darah, ajari teknik relaksasi, kolaborasi dengan tim dokter dalam
pemberian terapi analgetik.
B. SARAN
Setelah penulis melakukan studi kasus, penulis mengalami beberapa hambatan dalam
penulisan ini. Namun, dengan bantuan dari berbagai pihak penulis mampu menyelesaikan karya
tulis ilmiah ini tepat pada waktunya.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah Vol 2, Jakarta, EGC, 2002
Aziza, Lucky. 2007. Hipertensi The Silent Killer. Jakarta: Yayasan Penerbitan Ikatan Dokter
Indonesia.
Smeltzer dan Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Alih
Bahasa Yasmin Asih. Jakarta: Buku Kedokteran EGC Carpenito,
Lynda Juall. 2009. Diagnosa Keperawatan. Aplikasi pada Praktek Klinis. Edisi IX.
Alih Bahasa: Kusrini Semarwati Kadar. Jakarta: Buku Kedokteran EGC