Vous êtes sur la page 1sur 1

REKONSTRUKSI PENDIDIKAN KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN MELALUI

PENDEKATAN HOLISTIK MENUJU INDONESIA EMAS 2030 (ON TOP COUNTRY


RANKINGS IN ENVIRONMENTAL PERFORMANCE INDEX)

Oleh: Ali Fikri Abdillah, Irna Hasanah, Rhodiatussholihah


(UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA)
(alifikriabdillah@gmail.com)

ABSTRAK
Indonesia merupakan negara yang memiliki populasi terbanyak ke-4 di dunia dengan Sumber
Daya Alam (SDA) melimpah, semestinya antara manusia sebagai subyek memiliki interaksi
dengan lingkungan sebagai obyek, agar terciptanya Indonesia emas di tahun 2030.
Berdasarkan Environmental Performance Index (EPI) Indonesia berada pada urutan ke 112
dari 178 negara, dengan indeks lingkungan hidup sebesar 44,36 dari poin total 100,
dibandingkan Switzerland yang berada pada urutan pertama dengan indeks 87,67. Penyebab
utamanya yakni tidak adanya korelasi antara subyek dan obyek; ketidaksenjangan antara
karakter dan moral; serta krisisnya pendidikan karakter di Indonesia. Oleh karena itu
dibutuhkan pendekatan sebagai upaya untuk menanggulangi permasalahan di atas, yakni
melalui pendekatan holistik.
Pendekatan holistik mempunyai dampak yang sangat positif bagi etika dan lingkungan hidup.
Pertama, pendekatan holistik tidak menerima bahwa ilmu pengetahuan bebas nilai. Nilai ikut
mempengaruhi pengembangan ilmu pengetahuan. Kedua, manusia tidak di lihat terpisah dari
dan berada di atas alam. Manusia tidak dilihat sebagai tuan dan penguasa alam. Ketiga,
aspek-aspek kualitatif (aspek budaya, estetis, sosial, manusiawi) ikut berpengaruh
menentukan arah kebijakan yang diambil.
Upaya-upaya pembentukan karakter peduli lingkungan dengan pendekatan holistik, dapat
dilihat melalui ketiga ranah Taksonomi Bloom pendidikan (kognitif, afektif, psikomotorik)
diantaranya: (1) Menghubungkan etika dan kehidupan sehari-hari terkait satu sama lain. (2)
Memodifikasi adanya interaksi antara subyek dan obyek (manusia dan alam tidak bisa
dipisahkan, relasi di antara keduaya adalah sinergi sistemik). (3) Menginferensikan bahwa
ilmu pengetahuan tidak bisa bebas di pilah-pilah, mengandung nilai, baik empiris maupun
intuitif. (4) Memahami bahwa alam terdiri dari keseluruhan yang terkait satu sama lain, yang
jauh lebih besar dari jumlah bagian-bagiannya. (5) Menginterpretasikan kepedulian akan
aspek kualitatif antara subyek dan obyek. (6) Menekankan kerjasama, meningkatkan
keanekaragaman dan integrasi antara subyek dan obyek.

Keyword: Pendekatan Holistik, Environmental Performance Index (EPI)

Vous aimerez peut-être aussi