Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
UNIVERSITAS JEMBER
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN MEDIKAL DAN BEDAH
I. Identitas Klien
Nama : Ny. A No. RM : 084704
Umur : 50 tahun Pekerjaan : IRT
Jenis : Perempuan Status Perkawinan : Cerai mati
Kelamin
Agama : Islam Tanggal MRS : 21 Januari 2019
Pendidikan : SD Tanggal : 21 Januari 2019
Pengkajian
Alamat : Jenggawah Sumber Informasi : Pasien dan
Keluarga
Keterangan
: laki laki
: perempuan
: meninggal
: garis keturunan
: pasien
: tinggal serumah
III. Pengkajian Keperawatan
1. Persepsi kesehatan & pemeliharaan kesehatan
Pasien mengatakan bahwa kesehatan itu penting, kesehatan adalah hal yang utama,
pasien mengatakan tidak pernah makan yang manis-manis, minum dengan gula jagung
sejak beliau terdiagnosa Diabetes Melitus. Pasien rutin jalan-jalan pagi sebelum
beraktivitas di rumah
Interpretasi : persepsi kesehatan pasien sudah bagus
2. Pola nutrisi/ metabolik (ABCD) (saat sebelum sakit dan saat di rumah sakit)
- Antropometeri
BB : 60 kg
TB : 150 cm
IMT :
BBI :
Interpretasi :
- Biomedical sign :
HB: 12,5
Leukosit : 17,400
Trombosit : 302.000
Eritrosit : 4,2
Interpretasi : biomedical sign pasien dalam batas normal
- Clinical Sign :
Pasien tampak lemah, infus terpasang pada tangan kanan, warna kulit pasien sawo
matang, turgor kulit kembali dalam < 2 detik
Interpretasi : pasien tidak mengalami dehidrasi
- Diet Pattern (intake makanan dan cairan):
Kebutuhan:
E : 760 kkal
P : 28 gr
L : 17 gr
K : 123 gr
Interpretasi :
3. Pola eliminasi: (saat sebelum sakit dan saat di rumah sakit)
a. BAK
- Frekuensi :Sebelum MRS : 3-4 kali, Setelah MRS : 5-6 kali / hari
- Jumlah :Sebelum MRS : 1500cc, Setelah MRS : 1800 cc / hari
- Warna : kuning jernih
- Bau : bau khas urine
- Karakter : -
- BJ :-
- Alat Bantu : pasien tidak mengguanakan alat bantu kateter
- Kemandirian: mandiri/dibantu
- Lain :-
b. BAB
- Frekuensi :Sebelum MRS 1x / hari, Setelah MRS belum pernah BAB
- Jumlah :Sebelum MRS 10 cc/ hari, Setelah MRS -
- Konsistensi : lembek
- Warna : kuning
- Bau : bau khas feses
- Karakter : -
- BJ :-
- Alat Bantu : pasien tidak menggunakan alat bantu pelancar BAB
- Kemandirian : mandiri/dibantu
- Lain :-
Interpretasi :
Balance cairan:
4. Pola aktivitas & latihan (saat sebelum sakit dan saat di rumah sakit)
Pasien mengatakan saat dirumah pasien setiap hari selalu jalan-jalan pagi, setelah MRS pasien hanya
tiduran saja tanpa melakukan mobilisasi.
Tanda vital:
- Tekanan Darah : 130 / 90 mm/Hg
- Nadi : 115 X/mnt
- RR : 22 X/mnt
- Suhu 0
: 37,0 C
Interpretasi :
Pasien mengalami kenaikan pada tekanan darah.
NO jenis Farmako dinamik dan Dosis dan rute Indikasi dan Kontra Efek samping implikasi
terapi farmako kinetik pemberian Indikasi keperawatan
1 Injeksi Farmakodinamik: IV dengan Indikasi : Efek samping dari
cefopera Mekanisme kerja dosis 1 gr Infeksi saluran cefoperazone adalah
zone cefoperazone adalah nafas(atas dan bawah) a. Batuk
dengan menghambat Infeksi saluran kemih b. Sesak napas
pembentukan dinding sel (atas dan bawah) c. Demam
bakteri. Peritonitis, kolesistitis, d. Menggigil
kolangitis dan infeksi e. Badan terasa lemah
Farmakokinetik: intra abdominal lainnya. dan lelah
Setelah pemberian dosis f. Mual
tunggal cefoperazone, Kontraindikasi g. Urine berwarna gelap
kadar maksimum dapat Hipersensitif terhadap h. Nyeri saat buang air
dilihat dalam serum, antibiotic cephalosporin kecil
cairan empedu, dan urin. atau sulbactam. i. Jantung berdebar
Waktu paruh cefoperazone j. Nyeri punggung
tercapai setelah 2 jam dan
1.
tidak tergantung pada cara
pemberian (i.v. / i.m.).
Kadar terapeutik
cefoperazone dapat dilihat
pada semua cairan tubuh
dan jaringan, antara lain
cairan asites,
serebrospinal (pada
penderita dengan
inflamasi meningens),
urin, dinding dan kandung
empedu, sputum dan paru-
paru, tonsil palatinum,
membran mukosa sinus,
arterial apendiks, ginjal,
ureter prostat dan testis,
uterus, cairan amnion, dan
umbilikus.
Cefoperazone diekskresi
melalui urin dan terutama
empedu. Kadar
maksimum di dalam
empedu tercapai setelah 1
- 3 jam pemberian dan
akan meningkat sampai
100x bila diberikan secara
berulang. Kadar
cefoperazone dalam
empedu yaitu 66 mcg/ml
dalam 30 menit sampai
6000 mcg/ml 3 jam
setelah pemberian 2 gram
injeksi bolus i.v. pada
penderita tanpa obstruksi
saluran empedu.
Kontraindikasi
Pasien dengan
hipersensitivitas, asma,
urtikaria, rhinitis parah,
tukak lambung aktif.
3 Injeksi IV per8 jam Indikasi Efek samping
humalog Terapi untuk pasien den Lipodistrofi.
gan DM, Reaksi alergi lokal
pemerliharaan homeosta & sistemik, hipoglikemia
sis glukosa. Stabilisasi
awal DM krn dapat
digunakan dalam
hubungan dengan
insulin manusia kerja
lama untuk diberikan
sebelum makan.
Kontraindikasi
Hipoglikemia
4 Injeksi Farmakodinamik IV per 8jam Indikasi Efek samping
Ondanse a. Mencegah dan Sakit kepala dan pusing
Mekanisme kerja obat ini
ntron mengobati mual- Mudah mengantuk
sebenarnya belum muntah akut pasca Kepanasan
diketahui dengan pasti. bedah (PONV) Pusing ketika berdiri
Meskipun demikian yang b. Mencegah dan Mudah lelah
saat ini sudah diketahui mengobati mual- Konstipasi
adalah bahwa muntah pasca Sakit perut
Ondansetron bekerja kemoterapi pada
sebagai antagonis selektif penderita kanker
dan bersifat kompetitif c. Mencegah dan
pada reseptor 5HT3, mengobati mual-
dengan cara menghambat muntah pasca
aktivasi aferen-aferen radioterapi pada
vagal sehingga menekan penderita kanker
terjadinya refleks muntah.
Farmakokinetik
Setelah pemberian per
oral, Ondansetron yang
diberikan dengan dosis 8
mg akan diserap dengan
cepat dan konsentrasi
maksimum (30 ng / ml)
dalam plasma dicapai
dalam waktu 1,5 jam.
Konsentrasi yang sama
dapat dicapai dalam 10
menit dengan pemberian
Ondansetron 4 mg i.v.
Bioavalibilitas oral
absolut Ondansetron
sekitar 60%. Kondisi
sistemik yang setara juga
dapat dicapai melalui
pemberian secara i.m atau
i.v. Waktu paruhnya
sekitar 3 jam.
Volume distribusi dalam
keadaan statis sekitar 140
L. Ondansetron yang
berikatan dengan protein
plasma sekitar 70 – 76%.
Ondansetron
dimetabolisme sanagt baik
di sistem sirkulasi,
sehingga hanya kurang
dari 5 % saja yang
terdeteksi di urine
Farmakokinetik
Bioavailabilitas ranitidine
yang diberikan secara oral
sekitar 50% dan
meningkat pada pasien
penyakit hati. Masa
paruhnya kira-kira 1,7 -3
jam pada orang dewasa,
dan memanjang pada
orang tua dan pasien gagal
ginjal. Pada pasien
penyakit hati masa paruh
ranitidine juga memanjang
meskipun tidak sebesar
pada ginjal.Pada ginjal
normal, volume distribusi
1,7 L/kg sedangkan
klirens kreatinin 25-35
ml/menit. Kadar puncak
plasma dicapai dalam 1-3
jam setelah penggunaan
ranitidine 150 mg secara
oral, dan terikat protein
plasma hanya 15 %.
Ranitidine mengalami
metabolism lintas pertama
di hati dalam jumlah yang
cukup besar setelah
pemberian oral. Ranitidine
dan matabolitnya
diekskresi terutama
melalui ginjal, sisanya
melalui tinja. Sekitar 70%
dari ranitidine yang
diberikan IV dan 30 %
yang diberikan secara oral
diekskresi dalam urin
dalam bentuk asal
VI. Pemeriksaan Penunjang & Laboratorium (bisa dikembangkan)
No Jenis pemeriksaan Nilai normal (rujukan) Hasil
(hari/tanggal)
1. Darah Lengkap
LED L : 0-15 P : 0-20 mm/jam -
Hb L : 12,4 -17,7 P : 11,4-15,1 gr/dl 12,5
Leucosit 4.000-11.000 /ul 17.400
Diff 1-3/0-1/2-4/45-65/30-45/2-6 - -/-/-/90/16/4
PCV L : 38-42 P : 40-47 % 36,1
Trombosit 150.000-450.000 /ul 302.000
Eritrosit L : 4,5-5,5 P : 4,0-5.0 juta/ul 4,2
MCV 80-100 fl 85,9
MCH 26-36 gr/dl 29,8
MCHC 32-37 gr/dl 34,6
RDW 12-15 % 12,4
2. LFT
SGOT 0-37 U/L 18,7
SGPT 0-42 U/L 17,5
3. RFT
Urea 10-50 mg/dl 51,9
Creatinin 0,7-1,2 mg/dl 1,32
4. BSS 70-140 mg/dl 455 283,5 210
(Kelompok 4)
ANALISA DATA
3. DS: Defisiensi
1. Pasien mengatakan tidak Perubahan status pengetahuan
mengetahui makanan yang baik untuk kesehatan
penyakit DM
2. pasien mengatakan masih Kurangnya pajanan
mengkonsumsi garam saat dirumah informasi terkait
3. pasien mengatakan lapar, tetapi kondisi kesehatan
tidak mengetahui makanan apa yang
bisa dikonsumsi Defisiensi
4. klien mengatakan bingung pengetahuan
mengontrol kadar gula darahnya
DO:
1. pasien tampak lemah
2. TTV :
TD : 130/90 mmHg
DIAGNOSA KEPERAWATAN
DIAGNOSA:
WAKTU/ IMPLEMENTASI PARAF EVALUASI
Tanggal
dan Jam
21 Januari Implentasi Dx 1:
L S: pasien mengatakan masih merasakan nyeri di bagian
2019 kepalanya.
08: 00 1. Mengobservasi tanda-tanda vital P: nyeri disebabkan karena vertigo
Q: nyeri yang dirasakan seperti diputar-putar diarea
08: 15 2. Melakukan pengkajian nyeri komprehensif yang L seluruh kepala
meliputi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, maupun R: nyeri dirasakan dibagian kepala
kualitas serta keparahan nyeri S: nyeri skala 7
T: nyeri dirasakan setiap saat
09: 00 3. Menciptakan lingkungan yang tenang dan mendukung L O: TTV
Tekanan Darah : 130 / 90 mm/Hg
11: 12 4. Memposisikan pasien untuk menfasilitasi kenyamanan L Nadi : 115 X/mnt
RR: 22 X/mnt
Suhu: 37,00 C
14: 10 5. Mengajarkan penggunaan teknik nonfarmakologi
R - Pasien tampak lebih nyaman saat diposisikan semi
R fowler
17: 14 6. Memberikan informasi mengenai nyeri - Pasien dapat memahami teknik napas dalam
Y
22: 00 8. Mengkolaborasi dengan tim medis untuk pemberian
analgesik
S:
21 Januari Implentasi Dx 2: O:
2019
08: 30 1. Memonitor tanda-tanda fisiologis A:
O:
A:
P:
I:
E: