Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
1. PENDAHULUAN
Perencanaan partisipatif yang saat ini ramai didengungkan merupakan suatu
konsep yang dianggap mampu menyelesaikan permasalahan-permasalahan perencanaan
di Indonesia. Hal ini disebabkan antara lain karena perencanaan di masa lalu sangat
bersifat Top-Down, di mana keterlibatan masyarakat dan aspirasinya cenderung
diabaikan. Dengan konsepsi perencanaan partisipatif, keterlibatan masyarakat mulai
diperhatikan sehingga aspirasi masyarakat merupakan suatu komponen yang sangat
penting dalam perencanaan.
Dari kedua pertanyaan di atas kita dapat mengambil suatu kesimpulan, bahwa hal
yang paling penting dalam suatu proses kegiatan kelompok adalah bukan pada ada atau
tidaknya produk yang dihasilkan, meskipun memang hal ini merupakan suatu hal yang
penting dalam menilai keberhasilan suatu kegiatan kelompok. Hal yang paling penting
untuk mengukur berhasil atau tidaknya suatu aktivitas kelompok adalah bagaimana
proses internal di kelompok tersebut.
Meskipun suatu kelompok menghasilkan suatu produk, akan tetapi jika produk
tersebut dihasilkan melalui suatu proses yang tidak melibatkan seluruh anggotanya, maka
aktivitas kelompok tersebut tidak dapat dikatakan sepenuhnya berhasil. Bahkan, jika
produk kelompok tersebut dapat diaplikasikan dengan baik dan bermanfaat untuk
masyarakat banyak.
a. Keahlian dan kompetensi apa yang diperlukan untuk memperbaiki kinerja setiap
individu ?
b. Apa kekurangan tertentu dalam kinerja anggota yang perlu mendapat perhatian
khusus ?
c. Kesempatan apa yang diberikan oleh kelompok untuk mempermudah anggota
mempelajari hal-hal baru?
d. Siapa yang bertanggung jawab untuk memastikan bahwa kesempatan untuk
berperan aktif dalam kelompok telah diberikan kepada tiap anggota ?
e. Apa perubahan perilaku yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja seorang
anggota ?
f. Apa yang tidak berjalan; apa yang salah; kesalahan apa yang dilakukan oleh
anggota dan kelompok ?
a. Pertemuan Tim
Pertemuan tim adalah bentuk yang paling mendasar untuk mengumpulkan anggota
kelompok. Bila pertemuan ini belum dapat berjalan dengan baik, lakukan secara
berkala di mana frekuensinya tergantung pada tanggung jawab tiap anggota
kelompok. Selain itu, lokasi tempat tinggal para anggota kelompok juga berpengaruh
terhadap frekuensi pertemuan. Bila suatu kelompok telah menjalankan pertemuan
tim dan tidak puas dengan apa yang telah dihasilkan, maka dapat digunakan
kuesioner singkat untuk mengetahui bagaimana tanggapan anggota kelompok
terhadap pertemuan yang telah dilaksanakan.
Kuesioner tersebut kemudian dapat ditandatangani, kemudian dirangkum sebelum
data tersebut disampaikan kembali ke kelompok. Setelah itu, pertemuan-pertemuan
tim selanjutnya dapat dilaksanakan setelah hasil kuesioner tersebut diolah. Dengan
mencari informasi tentang tanggapan anggota kelompok ini, diharapakan akan
tercipta momentum dimana para anggota kelompok sepakat untuk melakukan
tindakan-tindakan tertentu untuk memperbaiki kualitas pertemuan kelompok pada
pertemuan berikutnya.
b. Pertemuan di Luar (away days)
Away Days adalah pertemuan yang dilakukan di luar ruangan, dengan tujuan khusus
untuk melihat permasalahan secara langsung. Pertemuan ini baik dilakukan untuk
kelompok yang selalu mengalami gangguan bila melakukan pertemuan di dalam
kantor, ataupun kelompok yang harus melihat secara langsung permasalahan apabila
ingin menyelesaikannya. Pertemuan ini sangat baik dilakukan sepanjang hari untuk
menyegarkan pikiran para anggota kelompok. Waktu untuk bersantai dan diskusi
informal juga penting untuk dilaksanakan dalam pertemuan di luar. Hal ini bisa
dikombinasikan dengan acara-acara formal lainnya.
c. Pelatihan
Seperti telah disebutkan sebelumnya, pelatihan adalah usaha sistematis untuk
mengalihkan keahlian atau pengetahuan dari seseorang yang tahu dapat melakukan
sesuatu ke orang lain yang tidak tahu atau tidak dapat melakukannya (Megginson,
2003). Dengan dilaksanakannya pelatihan, diharapkan anggota kelompok dapat
memperoleh peningkatan kemampuan untuk terlibat secara aktif dalam proses
diskusi di dalam kelompok.
4. KESIMPULAN
Penilaian akan berhasil atau tidaknya suatu proses partisipasi masyarakat
sebaiknya bukan hanya didasarkan pada ada tidaknya produk yang dihasilkan kegiatan
tersebut ataupun bagaimana produk tersebut dapat mengatasi permasalahan yang
dihadapi. Proses diskusi dan peningkatan kapasitas anggota kelompok yang terlibat dalam
suatu kegiatan juga harus dipertimbangkan, karena ada kemungkinan, meskipun
kelompok tersebut tidak menghasilkan apapun, akan tetapi para anggotanya memperoleh
pengalaman yang berharga dan dapat menerapkan pengalaman tersebut pada kesempatan
lain.
Pengembangan masyarakat melalui kegiatan kelompok adalah suatu alternatif
untuk meningkatkan kapasitas dan kemampuan masyarakat. Ada banyak teknik-teknik
pengembangan suatu kelompok yang bukan hanya mendorong kelompok tersebut agar
dapat menghasilkan sesuatu, akan tetapi juga dapat meningkatkan kemampuan anggota
kelompok tersebut agar dapat berperan secara aktif dalam kegiatan-kegiatan yang
dilakukan oleh kelompok.
Dibandingkan dengan mengembangkan masyarakat secara individual, misalnya
dengan pelatihan, pengembangan masyarakat berbasis kelompok ini akan lebih efisien.
Salah satu alasannya adalah karena kelompok dapat mewakili bagaimana penerimaan,
penolakan, atau ketidakpedulian anggotanya akan suatu permasalahan.
Daftar Pustaka: