Vous êtes sur la page 1sur 12

HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DAN KEBIASAAN BELAJAR

TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SDN


DI KELURAHAN KALIUNTU SINGARAJA

Ni Pt. Feni Sukmawati1, Ni Kt. Suarni2, Ndara Tanggu Renda3


13
Jurusan PGSD, 2Jurusan BK, FIP
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

e-mail: fennysukmawati@ymail.com1, tut_arni@yahoo.com2,


ndara.renda@yahoo.com3,

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan: (1) efikasi diri dan prestasi
belajar, (2) kebiasaan belajar dan prestasi belajar, (3) secara bersama-sama antara
efikasi diri dan kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar siswa kelas V SDN di
kelurahan Kaliuntu Singaraja tahun pelajaran 2012/2013. Jenis penelitian ini adalah
expost facto. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SDN di kelurahan
Kaliuntu Singaraja tahun pelajaran 2012/2013 berjumlah 106 siswa. Teknik sampling
yang digunakan adalah nonprobability sampling dengan teknik sampel jenuh atau
sering disebut sensus studi sehingga sampel berjumlah 106 siswa. Metode
pengumpulan data yang digunakan yaitu metode kuesioner untuk mengukur efikasi diri
dan kebiasaan belajar, dan metode pencatatan dokumen untuk mengukur prestasi
belajar. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif dan
analisis regresi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Terdapat hubungan yang
positif dan signifikan antara efikasi diri dengan prestasi belajar sisiwa dengan korelasi
sebesar 0,686. (2) Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kebiasaan
belajar dengan prestasi belajar siswa dengan korelasi sebesar 0,788. (3) Secara
bersama-sama terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara efikasi diri dan
kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar siswa dengan korelasi sebesar 0,854.
Berdasarkan hasil penelitian ini, disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa dipengaruhi
oleh faktor efikasi diri dan kebiasaan belajar.

Kata kunci: efikasi diri, kebiasaan belajar, prestasi.

Abstract
This study aims to determine the relationship: (1) self-efficacy and academic
achievement, (2) study habits and academic achievement (3) are jointly between self-
efficacy and study habits on student achievement in fifth grade students of Elementary
School at Kaliuntu District Singaraja in academic year 2012/2013. This study was ex
post facto. The study population was all students in fifth grade Elementary Schools in
Kaliuntu District Singaraja in academic year 2012/2013 totaling 106 students. The
sampling technique used was a nonprobability sampling technique with saturated
sample or census studies than sample was 106 students. Methods of data collection
used the method to measure self-efficacy questionnaire and study habits, and record-
keeping methods to measure student achievement. The data analysis technique used
is the descriptive statistical analysis and regression analysis. The results showed that:
(1) there is a positive and significant relationship between self-efficacy and the learning
achievement with a correlation of 0.686. (2) There is a positive and significant
relationship between study habits and the learning achievement with a correlation of
0.788. (3) Taken together there is a positive and significant relationship between self-
efficacy and study habits to learning achievement with correlation of 0.854. Based on
these results, it was concluded that student achievement is influenced by self-efficacy
and study habits.

Keywords: self-efficacy, study habits, achievements

PENDAHULUAN kegiatan belajar dalam waktu tertentu.


Pendidikan adalah suatu kegiatan Seluruh pengetahuan, keterampilan,
yang dilakukan secara sengaja, kecakapan, dan perilaku individu terbentuk
berkesinambungan dan berencana dengan dan berkembang melalui proses belajar.
tujuan untuk mengembangkan sikap dan Prestasi belajar juga merupakan hasil yang
perilaku yang diinginkan. Sebagai lembaga dicapai oleh seseorang dalam usaha
formal, sekolah merupakan wadah dalam belajar sebagaimana yang dinyatakan
rangka pencapaian tujuan pendidikan dalam raport. Djamarah (1991:23)
tersebut. Melalui sekolah, siswa akan memberikan pengertian bahwa prestasi
belajar berbagai macam hal. belajar adalah hasil yang diperoleh yang
Dalam keseluruhan proses mengakibatkan perubahan dalam diri
pendidikan di sekolah, kegiatan belajar individu sebagai hasil dari aktivitas belajar.
merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini Prestasi belajar merupakan hal yang tidak
berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian dapat dipisahkan dari kegiatan belajar,
tujuan pendidikan banyak bergantung pada karena kegiatan belajar merupakan proses,
pembelajaran yang dialami oleh siswa sedangkan prestasi belajar merupakan
sebagai anak didik. Slameto (2003:2) hasil dari proses belajar.
mengatakan bahwa belajar ialah suatu Berprestasi dan sukses merupakan
proses usaha yang dilakukan seseorang suatu daya tarik yang sangat kuat dan
untuk memperoleh suatu perubahan merupakan suatu kondisi yang sangat
tingkah laku yang baru secara keseluruhan, didambakan oleh setiap siswa. Tetapi
sebagai hasil pengalaman sendiri dalam dalam pencapaian prestasi belajar tersebut,
interaksi dengan lingkungannya. tidak semua siswa dapat memaksimalkan
Sedangkan Hamalik (2001:26) potensi yang dimilikinya karena dalam
mendefinisikan bahwa belajar adalah suatu pencapaian prestasi belajar dipengaruhi
pertumbuhan atau perubahan dalam diri oleh beberapa faktor. Faktor tersebut
seseorang yang dinyatakan dalam cara- diantaranya yaitu faktor eksternal dan faktor
cara bertingkah laku yang baru berkat internal. Faktor eksternal adalah faktor
pengalaman dan latihan. Berdasarkan yang berasal dari luar diri siswa atau
kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan berasal dari lingkungan, baik lingkungan
bahwa belajar adalah proses perubahan sosial maupun lingkungan non sosial.
tingkah laku yang bersifat positif dan relatif Sedangkan faktor internal merupakan faktor
mantap dari kegiatan meniru, latihan, yang berasal dari dalam diri siswa itu
ganjaran, penguatan dan pengalaman. sendiri termasuk didalamnya efikasi diri dan
Perubahan yang dimaksud adalah kebiasaan belajar.
perubahan yang sifatnya positif seperti dari Efikasi diri adalah penilaian diri,
yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang apakah dapat melakukan tindakan yang
tidak bisa menjadi bisa, dari yang tidak baik atau buruk, tepat atau salah, bisa atau
mengerti menjadi mengerti, dan perubahan tidak bisa mengerjakan sesuai dengan
yang dapat disebut sebagai hasil belajar yang dipersyaratkan. Bandura (2009:203)
adalah perubahan yang bergerak ke arah mengatakan bahwa efikasi diri didefinisikan
positif atau ke arah yang lebih baik. sebagai penilaian pribadi seseorang
Tujuan dari usaha belajar adalah terhadap kemampuan dalam mengatur dan
untuk mencapai prestasi belajar. Prestasi melaksanakan program untuk mencapai
belajar merupakan suatu kemajuan dalam tujuan. Selanjutnya Bandura (2009:2)
perkembangan siswa setelah mengikuti mengatakan bahwa efikasi diri merupakan
keyakinan dalam kemampuan seseorang menjadi yakin, mereka akan memiliki apa
untuk mengatur dan melaksanakan yang diperlukan untuk mencapai
tindakan yang diperlukan untuk mengelola kesuksesan, tekun dalam menghadapi
situasi. Keyakinan diri (efikasi diri) adalah segala kesulitan dan cepat pulih dari
bagian diri (self) yang dapat mempengaruhi kemunduran. Keluarnya dari masa-masa
jenis aktivitas yang dipilih, besarnya usaha sulit, membuat mereka muncul lebih kuat.
yang akan dilakukan oleh individu dan Cara kedua yang paling
kesabaran dalam menghadapi kesulitan. berpengaruh dalam menciptakan dan
Efikasi diri merupakan kepercayaan memperkuat efikasi diri adalah melalui
seseorang akan kemampuannya dalam pengalaman yang disediakan oleh model
mengatasi kesulitan. Efikasi diri akan sosial (vicarious experience). Karena yang
menentukan keberhasilan atau kegagalan mirip dengan mereka sukses dengan usaha
dalam menampilkan suatu perilaku dan gigih, maka akan menimbulkan keyakinan
selanjutnya akan mempengaruhi orang itu dalam diri mereka akan memiliki
sendiri. Dengan kata lain, apabila kemampuan yang sama (Bandura, 2009:3).
seseorang mengalami keberhasilan Dengan cara yang sama, apabila orang lain
terutama dalam belajar, maka efikasi mengalami gagal meskipun telah
dirinya akan meningkat, dan tingginya melakukan upaya yang tinggi, tentu akan
efikasi diri akan memotivasi seseorang menurunkan penilaian dari efikasi diri dan
secara kognitif untuk bertindak lebih tekun, melemahkan tingkat motivasi dirinya
terutama bila tujuan yang hendak dicapai (Brown & Inouye dalam Bandura, 2009:3).
sudah jelas. Dampak modeling dalam efikasi diri sangat
Bandura (2009) menyatakan bahwa dipengaruhi oleh kemiripan antara individu
efikasi diri dibentuk dari empat sumber dengan model. Semakin mirip individu
utama, yaitu mastery experiences dengan suatu model, maka pengaruh
(pengalaman individu dalam menyelesaikan kegagalan maupun keberhasilannya akan
masalah), vicarious experience atau semakin besar. Jika modelnya jauh
modelling (pengalaman orang lain), berbeda dari individu, maka tidak akan
persuasi sosial (pengaruh ucapan atau banyak mempengaruhi efikasi diri.
bujukan), serta fisiologis dan emosional. Peningkatan efikasi diri akan menjadi efektif
Mastery experiences menjadi sumber apabila subjek yang menjadi model
informasi yang paling berpengaruh karena tersebut mempunyai banyak kesamaan
menyediakan bukti yang paling otentik dan karakteristik antara individu dengan model,
informasi langsung tentang hal-hal apa saja kesamaan tingkat kesulitan tugas,
yang harus dimiliki oleh seseorang jika kesamaan situasi dan kondisi, serta
ingin sukses, dan hal-hal seputar keanekaragaman yang dicapai oleh model.
kesuksesan itu sendiri. Efikasi diri yang Selain dari aspek modelling,
kuat membutuhkan pengalaman dalam persuasi sosial adalah cara ketiga untuk
melewati hambatan melalui usaha yang meningkatkan kepercayaan seseorang
tekun. Kesulitan dan hambatan akan mengenai hal-hal yang dimilikinya untuk
memberikan kesempatan bagi seseorang berusaha lebih gigih dalam mencapai
untuk belajar bagaimana cara mengubah tujuan dan keberhasilan atau kesuksesan.
suatu kegagalan menjadi sebuah Persuasi sosial mempunyai pengaruh yang
kesuksesan dengan cara mempertajam kuat pada peningkatan efikasi diri individu
kemampuan seseorang. Jika orang hanya dan menunjukkan perilaku yang digunakan
mengalami keberhasilan dengan mudah, secara efektif. Seseorang mendapat
mereka cenderung berharap terlalu cepat bujukan atau sugesti untuk percaya bahwa
dan mudah putus asa oleh kegagalan. dirinya mampu mengatasi masalah-
Keberhasilan yang baik membutuhkan masalah yang akan dihadapinya. Persuasi
pengalaman dalam mengatasi hambatan sosial berhubungan dengan kondisi yang
melalui upaya gigih. Segala kesulitan dan tepat bagaimana dan kapan persuasi itu
kemunduran seseorang dalam mencapai diberikan agar dapat meningkatkan efikasi
tujuan, berguna dalam mengajarkan bahwa diri seseorang. Seseorang yang dikenai
keberhasilan memerlukan upaya yang persuasi sosial bahwa dirinya memiliki
berkesinambungan. Setelah seseorang kemampuan untuk menyelesaikan tugas
yang telah diberikan, maka orang tersebut cara yang sama, sedangkan keterampilan
akan menggerakkan usaha yang lebih belajar adalah suatu sistem, metode, teknik
besar dan akan meneruskan penyelesaian yang telah dikuasai untuk melakukan studi.
tugas tersebut. Dalam proses pembelajaran,
Sebagian besar orang berpikir kebiasaan belajar itu perlu ditanamkan
bahwa fisiologis dan emosional dapat dalam diri siswa. Kebiasaan belajar yang
menilai kemampuan mereka. Mereka dimaksud artinya siswa perlu melakukan
menafsirkan bahwa reaksi stres dan perencanaan dan kedisiplinan belajar,
ketegangan sebagai besar menunjukkan menerapkan prosedur belajar, keterampilan
tanda-tanda kerentanan terhadap kinerja belajar serta strategi belajar sehingga
yang buruk. Dalam kegiatan yang prestasi belajar siswa akan tercapai secara
melibatkan kekuatan dan stamina, orang optimal jika komponen-komponen tersebut
menilai bahwa rasa lelah, sakit, dan nyeri dilaksanakan dengan baik. Kebiasaan
merupakan tanda-tanda kelemahan fisik belajar tersebut dinamakan kebiasaan
(Ewart dalam Bandura, 2009:4). Suasana belajar yang positif. Dengan kata lain jika
hati juga mempengaruhi penilaian orang kebiasaan belajar siswa positif,
tentang efikasi diri. Meningkatnya perasaan dimungkinkan hasil belajarnya akan
positif akan meningkatkan efikasi diri, serta maksimal sehingga prestasi belajarnya
suasana kesedihan juga dapat mengurangi tinggi dan sebaliknya apabila siswa
efikasi diri (Kavanagh & Bower dalam cenderung memiliki kebiasaan yang negatif
Bandura, 2009:4). Cara keempat atau kurang baik maka dimungkinkan hasil
mengubah keyakinan diri adalah dengan belajar siswa tersebut akan kurang
meningkatkan status fisik, mengurangi maksimal sehingga prestasi belajarnya
stres, dan kecederungan emosi yang rendah.
negatif, dan kesalahpahaman. Fisiologis Aspek-aspek perilaku yang
berpengaruh terhadap kesehatan dan termasuk dalam kebiasaan belajar yang
kegiatan yang membutuhkan kekuatan fisik baik antara lain menyiapkan alat, mental,
dan stamina. Afektif memiliki efek yang luas dan fisik saat akan belajar, baik belajar di
pada keyakinan diri terhadap keberhasilan rumah maupun di sekolah, memanfaatkan
dalam berbagai bidang. waktu luang untuk menambah ilmu
Selain efikasi diri, kebiasaan belajar pengetahuan, belajar kelompok,
merupakan faktor yang mempengaruhi memperhatikan saat guru menerangkan
siswa dalam belajar. Sebagian prestasi materi pelajaran di kelas, berkontribusi
belajar ditentukan oleh sikap dan kebiasaan dalam diskusi kelompok, serta memiliki
belajar. Aunurrahman (2010:185), jadwal belajar di rumah.
mengatakan bahwa kebiasaan belajar Siswa yang telah menyiapkan alat,
adalah perilaku belajar seseorang yang mental, dan fisiknya sebelum berangkat ke
telah tertanam dalam waktu yang relatif sekolah, jika dibiasakan akan
lama sehingga memberikan ciri dalam menyebabkan siswa terhindar dari
aktivitas belajar yang dilakukan. Kebiasaan kehilangan konsentrasi belajar. Akibatnya
belajar juga dapat diartikan sebagai cara siswa membiasakan diri untuk selalu
atau teknik yang menetap pada diri siswa konsentrasi saat belajar, meskipun jam
pada waktu menerima pelajaran, membaca pelajaran yang terakhir. Akan tetapi, jika
buku, mengerjakan tugas, dan pengaturan siswa tidak menyiapkan alat, mental, dan
waktu untuk menyelesaikan kegiatan fisik sebelum ke sekolah, kemungkinan
(Djaali, 2009:128). siswa tersebut akan sulit konsentrasi saat
Kebiasaan belajar adalah segenap belajar atau bisa jadi tugas yang
perilaku siswa yang ditunjukkan secara seharusnya dikumpulkan tertinggal di
ajeg dari waktu ke waktu dalam rangka rumah, karena tidak dipersiapkan terlebih
menambah ilmu pengetahuan baik di dahulu. Sejalan dengan hal tersebut,
sekolah, di rumah maupun bersama teman. Aunurrahman (2010:185) mengungkapkan
Perlu diperhatikan bahwa kebiasaan belajar bahwa ada beberapa bentuk perilaku yang
tidaklah sama dengan keterampilan belajar. menunjukkan kebiasaan tidak baik dalam
Kebiasan belajar adalah perilaku belajar belajar yang sering kita jumpai pada
seseorang dari waktu ke waktu dengan sejumlah siswa, seperti (1) belajar tidak
teratur, (2) daya tahan belajar rendah siswa yang tidak memiliki kebiasaan belajar
(belajar secara tergesa-gesa), (3) belajar yang baik. Seringkali siswa hanya belajar
bilamana menjelang ulangan atau ujian, (4) pada saat akan ada ulangan dan ujian saja,
tidak memiliki catatan pelajaran yang sehingga kadang-kadang hasilnya jauh dari
lengkap, (5) tidak terbiasa membuat yang diharapkan, bahkan pelajaran yang
ringkasan, (6) tidak memiliki motifasi untuk dipelajari dalam waktu semalam akan
memperkaya materi pelajaran, (6) senang kurang bertahan dalam ingatan
menjiplak pekerjaan teman, termasuk dibandingkan jika dipelajari sedikit demi
kurang percaya diri di dalam sedikit. Untuk menghadapi persoalan
menyelesaikan tugas, (7) Sering datang tersebut, kebiasaan belajar siswa perlu
terlambat, dan (8) melakukan kebiasaan- dikembangkan sedikit demi sedikit demi
kebiasaan buruk (misalnya merokok). tercapainya prestasi belajar yang optimal.
Djaali (2009:128), membagi Meskipun demikian, tidak semua
kebiasaan belajar ke dalam dua bagian siswa dapat mencapai prestasi belajar yang
yaitu Delay Avoidance (penundaan tugas) diinginkan secara optimal. Pada umumnya,
dan Work Method (metode kerja). Delay beberapa siswa memiliki anggapan
Avoidance (penundaan tugas) adalah tersendiri mengenai mata pelajaran yang
kebiasaan belajar yang berhubungan diterimanya baik itu anggapan positif
dengan ketepatan waktu, penyelesaian berupa rasa senang saat menerima mata
tugas-tugas akademik, menghindari diri dari pelajaran tersebut, maupun anggapan
hal-hal yang memungkinkan tertundanya negatif berupa rasa tidak senang, timbulnya
penyelesaian tugas dan menghilangkan rasa cemas ataupun takut saat menerima
rangsangan yang akan mengganggu mata pelajaran tersebut. Ada beberapa
konsentrasi dalam belajar. Sedangkan mata pelajaran yang dirasa menakutkan
Work Method (metode kerja) adalah bagi siswa. Mata pelajaran tersebut
kebiasaan belajar yang berhubungan diantaranya yaitu Matematika, IPS, PKn,
dengan penggunaan cara (prosedur) dan Sains (IPA). Penyebab ketakutan dan
belajar yang efektif (meliputi membaca, kecemasan yang dialami sebagian besar
mempelajari buku-buku, dan membuat siswa tersebut, sering kali disebabkan
catatan), efisien dalam mengerjakan tugas karena kurangnya keyakinan dalam diri
akademik dan keterampilan belajar. siswa terhadap kemampuan yang mereka
Efikasi diri dan kebiasaan belajar miliki. Selain karena kurangnya keyakinan
merupakan faktor yang penting dalam diri, anggapan siswa yang kadang
mempengaruhi prestasi belajar siswa. Oleh mengganggap enteng suatu mata pelajaran
karena hal tersebut, efikasi diri yang tinggi bisa mempengaruhi prestasi belajarnya,
dan penanaman kebiasaan belajar yang contohnya seperti mata pelajaran bahasa
baik perlu ditanamkan dalam diri siswa Indonesia. Sebagian besar siswa
sehingga mereka dapat mencapai prestasi beranggapan bahwa mata pelajaran
belajar yang tinggi. Namun hal tersebut bahasa Indonesia itu gampang dipelajari
masih sulit untuk dilakukan. Masih banyak karena merupakan bahasa komunikasi
siswa yang memiliki masalah terhadap sehari-hari, namun prestasi belajar yang
keyakinan dirinya. Siswa selalu mengeluh diperoleh terkadang rendah.
karena tidak mempunyai kemampuan Berdasarkan kenyataan tersebut,
terutama dalam belajar. Mereka mudah maka dilakukan wawancara dengan salah
menyerah dan mengeluh jika mendapat satu wali kelas V SD di Kelurahan Kaliuntu
pelajaran yang menurutnya sulit. Jika dan diperoleh gambaran bahwa masih ada
diminta untuk mengerjakan soal di depan siswa yang kurang memiliki keyakinan diri.
kelas, mereka merasa ketakutan dan tidak Hal ini dapat dilihat dari masih adanya
yakin dengan jawabannya sendiri. Hal siswa yang tidak mau mengungkapkan
tersebut tentunya akan menimbulkan pendapatnya, dan jika diberikan
masalah bagi siswa dalam belajar diikuti pertanyaan, mereka masih ragu akan
dengan menurunnya keyakinan terhadap jawabannya sendiri. Selain dari segi
dirinya sendiri sehingga akan berpengaruh keyakinan diri, kebiasaan belajar siswa juga
terhadap prestasi belajarnya. Bukan hanya masih perlu diperbaiki. Masih banyak siswa
dari segi keyakinan diri saja, masih banyak yang tidak memanfaatkan waktu yang
mereka miliki dirumah untuk belajar dan ini menggunakan dua buah kuesioner yaitu
malah menggunakannya untuk bermain. kuesioner efikasi diri dan kuesioner
Selain itu, siswa belajar hanya pada mata kebiasaan belajar. Kedua kuesioner
pelajaran yang mereka senangi saja, tersebut menggunakan pola Likert dengan
sedangkan pada mata pelajaran yang lima alternatif jawaban. Sedangkan metode
ditakutinya, mereka cenderung enggan pencatatan dokumen digunakan untuk
untuk belajar. Jika hal tersebut terus mengumpulkan data tentang prestasi
berlanjut, maka akan mempengaruhi belajar siswa. Dalam penelitian ini tidak
prestasi belajar siswa. Oleh karena itu, memberikan tes untuk mengukur prestasi
agar masalah tersebut dapat terselesaikan belajar, melainkan mengumpulkan dan
maka dilakukanlah sebuah penelitian mencatat nilai yang tertera dalam buku
dengan tujuan untuk mengetahui sejauh laporan pendidikan siswa selama berada di
mana hubungan antara efikasi diri dan kelas V pada semester ganjil (I). Nilai yang
kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar dikumpulkan adalah nilai rapor siswa pada
siswa kelas V SDN di kelurahan Kaliuntu mata pelajaran Bahasa Indonesia,
Singaraja pada semester genap tahun Matematika, Pendidikan Kewarganegaraan
pelajaran 2012/2013. (PKn), Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), dan
Adapun tujuan dari penelitian ini Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Selanjutnya
adalah: 1) untuk mengetahui hubungan skor prestasi belajar diperoleh dengan cara
antara efikasi diri dengan prestasi belajar di mencari rata-rata dari kelima mata
kalangan siswa kelas V SDN di Kelurahan pelajaran tersebut.
Kaliuntu Singaraja pada semester genap Teknik analisis data yang digunakan
tahun pelajaran 2012/2013, 2) untuk dalam penelitian ini yaitu teknik analisis
mengetahui hubungan antara kebiasaan statistik deskriptif yang memaparkan skor
belajar dengan prestasi belajar di kalangan maksimum, skor minimum, mean, median,
siswa kelas V SDN di Kelurahan Kaliuntu modus, standar deviasi, dan varian. Data
Singaraja pada semester genap tahun dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk
pelajaran 2012/2013, dan 3) untuk data tunggal. Sedangkan teknik yang
mengetahui hubungan secara bersama- digunakan untuk menganalisis data guna
sama antara efikasi diri dan kebiasaan menguji hipotesis penelitian adalah teknik
belajar terhadap prestasi belajar di analisis regresi sederhana dan analisis
kalangan siswa kelas V SDN di Kelurahan regresi ganda. Namun untuk dapat
Kaliuntu Singaraja pada semester genap menggunakan teknik analisis tersebut, ada
tahun pelajaran 2012/2013. beberapa prasyarat yang harus dipenuhi
dan perlu dibuktikan. Prasyarat yang
METODE dimaksud yaitu: (1) data yang dianalisis
Jenis penelitian ini termasuk dalam berdistribusi normal, (2) hubungan masing-
jenis penelitian ex-post facto. Populasi masing variabel bebas dan terikat bersifat
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V linear, dan (3) tidak terjadi multikolinearitas.
SDN di kelurahan Kaliuntu Singaraja tahun Untuk dapat membuktikan atau memenuhi
pelajaran 2012/2013 dengan jumlah 106 prasyarat tersebut, maka dilakukanlah uji
siswa. Sedangkan teknik sampel yang prasyarat analisis dengan melakukan uji
digunakan adalah nonprobability sampling normalitas, uji linearitas dan uji
dengan teknik sampel jenuh. Jadi jumlah multikolinearitas.
sampel dalam penelitian ini adalah 106
siswa. HASIL DAN PEMBAHASAN
Variabel bebas dalam penelitian ini Hasil
adalah efikasi diri dan kebiasaan belajar, Deskripsi data efikasi diri, kebiasaan
sedangkan variabel terikat adalah prestasi belajar dan prestasi belajar memaparkan
belajar. Metode pengumpulan data yang skor maksimum, skor minimum, mean,
digunakan dalam penelitian ini adalah median, modus, standar deviasi, dan varian
metode kuesioner dan metode pencatatan Adapun hasil analisis data statistik
dokumen. Metode kuesioner digunakan deskriptif disajikan pada tabel 1 berikut.
untuk mengumpulkan data tentang efikasi
diri dan kebiasaan belajar. Jadi penelitian
Tabel 1. Deskripsi Data Efikasi Diri, Kebiasaan Belajar dan Prestasi Belajar
Prestasi
Statistik Deskriptif Efikasi Diri Kebiasaan Belajar
Belajar
N 106 106 106
Skor Maksimum 106 120 90
Skor Minimum 66 74 69
Mean 85,28 96,75 79,54
Median 85 97,5 79
Modus 78 100 82
Standar Deviasi 8,23 10,74 5,12
Varian 67,67 115,33 26,19

Sebelum uji hipotesis, maka antar variabel bebas tidak mendekati


dilakukan uji prasyarat analisis yaitu uji koefisien korelasi ganda sehingga dapat
normalitas sebaran data, uji linearitas dan disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas
uji multikolinearitas. Uji normalitas sebaran dan layak digunakan untuk menentukan
data dengan teknik Kolmogrov-Smirnov hubungan secara bersama-sama antara
diperoleh hasil bahwa sampel yang berasal efikasi diri dan kebiasaan belajar terhadap
dari populasi untuk data efikasi diri, prestasi belajar.
kebiasaan belajar dan prestasi belajar Hipotesis pertama dianalisis dengan
berdistribusi secara normal. menggunakan uji regresi sederhana
Uji linearitas dilakukan dengan sehingga diperoleh persamaan garis
teknik analisis regresi sederhana dan regresi sederhana untuk X1 terhadap Y
diperoleh hasil bahwa: 1) variabel efikasi sebagai berikut.
diri dengan prestasi belajar berpola linier, ^
dan 2) variabel kebiasaan belajar dengan Y  43,12  0,427 X (1)
prestasi belajar berpola linier. Karena Dari persamaan garis regresi
berpola linier, maka dapat disimpulkan sederhana diatas, maka dapat disajikan
bahwa analisis untuk uji regresi dapat pula grafik persamaan garis regresi untuk
dilanjutkan. X1 terhadap Y pada gambar 1 berikut.
Uji multikolinearitas yang digunakan
untuk mengetahui apakah terdapat ^
hubungan yang cukup tinggi atau tidak Y  43 ,12  0 , 427 X

diantara variabel bebas. Untuk menghitung


(X,Y)
multikolinearitas menggunakan teknik (85,28; 79,54)
analisis korelasi ganda. Dari hasil
perhitungan, diperoleh hasil bahwa nilai α
korelasi antar variabel bebas (rX1.X2 = 0,513)
tidak lebih dari 0,80 atau 0,513 < 0,80
sehingga tidak terdapat hubungan yang a= 43,12
cukup tinggi di antara variabel bebas. Jadi
tidak terdapat kesamaan aspek yang diukur
pada variabel bebas. Selain itu,
multikolinearitas dapat diketahui dengan
menghitung koefisien korelasi ganda dan Gambar 1. Persamaan garis regresi X1
membandingkannya dengan koefisien terhadap Y
korelasi ganda antar variabel bebas. Jika
koefisien ganda antar variabel bebas Berdasarkan hasil perhitungan uji
mendekati koefisien korelasi ganda, maka signifikansi, diperoleh harga F hitung =
terjadi multikolinearitas. Berdasarkan 92,47 lebih besar dari harga F tabel = 3,92,
perhitungan yang telah dilakukan, diperoleh sehingga harga F hitung signifikan, yang
nilai korelasi ganda Rx1.x2.Y = 0,854, berarti bahwa koefisien regresi adalah
sedangkan koefisien ganda antar variabel berarti (bermakna). Dengan demikian
bebas adalah 0,513. Dari hasil tersebut, terdapat hubungan fungsional yang
diperoleh bahwa koefisien korelasi ganda
signifikan antara variabel efikasi diri dan Setelah pengujian signifikansi, maka
prestasi belajar. dilanjutkan dengan mencari korelasi atau
Setelah pengujian signifikansi, maka hubungan antara variabel kebiasaan belajar
dilanjutkan dengan mencari korelasi atau terhadap prestasi belajar dengan teknik
hubungan antara variabel efikasi diri korelasi product moment sehingga
terhadap prestasi belajar dengan teknik diperoleh harga r hitung sebesar 0,788.
korelasi product moment sehingga Sedangkan harga r tabel adalah 0,176. Hal
diperoleh harga r hitung sebesar 0,686. ini berarti harga r hitung lebih besar dari r
Sedangkan harga r tabel adalah 0,176. Hal tabel sehingga nilai r hitung signifikan.
ini berarti harga r hitung lebih besar dari r Selain itu nilai korelasi tersebut
tabel sehingga nilai r hitung signifikan. dikategorikan memiliki hubungan yang kuat
Selain itu nilai korelasi tersebut (0,60 – 0,799). Jadi dapat disimpulkan
dikategorikan memiliki hubungan yang kuat bahwa terdapat korelasi yang positif antara
(0,60 – 0,799). Jadi dapat disimpulkan kebiasaan belajar dengan prestasi belajar
bahwa terdapat korelasi yang positif antara di kalangan siswa kelas V SDN di
efikasi diri dengan prestasi belajar di Kelurahan Kaliuntu Singaraja.
kalangan siswa kelas V SDN di Kelurahan Hipotesis ketiga dianalisis dengan
Kaliuntu Singaraja. menggunakan uji regresi ganda sehingga
Hipotesis kedua dianalisis dengan diperoleh persamaan garis regresi ganda
menggunakan uji regresi sederhana untuk X1, X2 terhadap Y sebagai berikut.
sehingga diperoleh persamaan garis ^

regresi sederhana untuk X2 terhadap Y Y  31,957  0,238 X 1  0,282 X 2 (3)


sebagai berikut. Setelah persamaan regresi ganda
^ diketahui, maka dilanjutkan dengan
Y  43,25  0,375 X (2) mencari korelasi ganda sehingga diperoleh
Dari persamaan garis regresi nilai korelasi ganda adalah 0,854.
sederhana diatas, maka dapat disajikan Kemudian dilanjutkan dengan uji
pula grafik persamaan garis regresi untuk signifikansi sehingga diperoleh harga F
X2 terhadap Y pada gambar 2 berikut. hitung = 138,54 dan F tabel = 3,07.
Ternyata harga F hitung lebih besar dari
harga F tabel sehingga harga F hitung
^
Y  43 , 25  0 , 375 X
signifikan. Jadi dapat disimpulkan bahwa
secara bersama-sama terdapat hubungan
(X,Y) yang signifikan antara efikasi diri dan
(96,75; 79,54) kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar
α di kalangan siswa kelas V SDN di
Kelurahan Kaliuntu Singaraja.

a= 43,25 Pembahasan
Sering menjadi pertanyaan bagi
guru, siswa, dan orang tua siswa, mengapa
siswa tidak dapat mencapai prestasi belajar
yang optimal. Hal ini dapat dilihat dari nilai
Gambar 2. Persamaan garis regresi X2 ulangan harian ataupun nilai rapor yang
terhadap Y diperoleh. Salah satu faktor yang diduga
menjadi penyebabnya adalah keyakinan diri
Berdasarkan hasil perhitungan uji (efikasi diri) dan kebiasaan belajar siswa.
signifikansi, diperoleh harga F hitung Masih banyak siswa yang mengeluh karena
=169,66 lebih besar dari harga F tabel = tidak memiliki kemampuan dalam belajar.
3,92, sehingga harga F hitung signifikan, Mereka mudah menyerah dan mudah
yang berarti bahwa koefisien regresi adalah frustasi jika mengalami kegagalan. Selain
berarti (bermakna). Dengan demikian itu, siswa hanya belajar pada saat akan ada
terdapat hubungan fungsional yang ulangan dan ujian saja, sehingga kadang-
signifikan antara variabel kebiasaan belajar kadang hasilnya jauh dari yang diharapkan.
dan prestasi belajar. Tentunya jika hal tersebut dilakukan secara
terus menerus, maka akan berdampak prestasi belajarnya akan rendah. Namun
pada rendahnya prestasi belajar siswa. siswa yang memiliki efikasi diri yang tinggi,
Untuk itu perlu dicari korelasi (hubungan) tidak akan mudah menyerah dan akan
antara efikasi diri dan kebiasaan belajar terus mencoba mengatasi kekurangan yang
terhadap prestasi belajar siswa. ia miliki sehingga ia akan berhasil
Penelitian ini mengungkapkan mencapai prestasi belajar yang tinggi.
bahwa ternyata memang terdapat Selain efikasi diri, kebiasaan belajar
hubungan yang positif dan signifikan antara juga merupakan faktor yang mempengaruhi
efikasi diri, kebiasaan belajar dan prestasi prestasi belajar. Sesuai dengan hipotesis
belajar. Sesuai dengan hipotesis yang kedua, memang terdapat hubungan yang
pertama, memang terdapat hubungan yang yang positif dan signifikan antara kebiasaan
yang positif dan signifikan antara efikasi diri belajar terhadap prestasi belajar.
dengan prestasi belajar. Hubungan yang Hubungan positif yang dimaksud artinya
positif artinya semakin tinggi efikasi diri semakin baik kebiasaan belajar siswa,
siswa, maka semakin tinggi pula prestasi maka semakin tinggi pula prestasi belajar
belajar yang diperoleh. Berdasarkan hasil siswa. Berdasarkan hasil analisis yang
analisis yang diperoleh, korelasi antara diperoleh, korelasi antara kebiasaan belajar
efikasi diri dengan prestasi belajar sebesar dengan prestasi belajar sebesar 0,788 dan
0,686 dan nilai korelasi tersebut nilai korelasi tersebut dikategorikan
dikategorikan memiliki tingkat hubungan memiliki tingkat hubungan yang kuat (0,60
yang kuat (0,60 – 0,799). Dengan – 0,799). Dengan demikian, dalam proses
demikian, dalam proses pembelajaran pembelajaran kebiasaan belajar itu perlu
dibutuhkan efikasi diri dalam diri siswa ditanamkan dalam diri siswa. Kebiasaan
untuk mencapai prestasi belajar yang tinggi belajar yang dimaksud artinya siswa perlu
karena efikasi diri berkorelasi dengan melakukan perencanaan dan kedisiplinan
prestasi belajar. Hal ini sejalan dengan belajar, menerapkan prosedur belajar,
pernyataan yang dikemukakan oleh keterampilan belajar serta strategi belajar
Bandura (2009) yang menyatakan bahwa sehingga prestasi belajar siswa akan
individu yang memiliki efikasi diri tinggi tercapai secara optimal jika komponen-
akan memiliki gambaran keberhasilan yang komponen tersebut dilaksanakan dengan
diwujudkan dalam penampilan dan perilaku baik. Hasil penelitian ini juga sejalan
yang positif dan efektif. Selain itu hasil dengan teori yang dikemukakan oleh Djali
penelitian ini juga sejalan dengan pendapat (2009:128) yang menyatakan bahwa
Bandura (2009:203) mengatakan bahwa kebiasaan belajar juga dapat diartikan
efikasi diri didefinisikan sebagai penilaian sebagai cara atau teknik yang menetap
pribadi seseorang terhadap kemampuan pada diri siswa pada waktu menerima
dalam mengatur dan melaksanakan pelajaran, membaca buku, mengerjakan
program untuk mencapai tujuan. Semakin tugas, dan pengaturan waktu untuk
tinggi efikasi diri, maka semakin yakin pada menyelesaikan kegiatan. Jika seseorang
kemampuan untuk menyelesaikan tugas melaksanakan kebiasaan belajar seperti
atau mengerjakan sesuatu. Jadi, dalam pada teori Djali, maka secara otomatis akan
situasi sulit orang dengan efikasi diri yang menjadi suatu pembiasaan. Pembiasaan
rendah lebih mungkin mengurangi usaha merupakan suatu proses pembentukan
atau melepaskannya sama sekali, sikap yang dilakukan secara menetap
sementara orang dengan efikasi diri yang melalui pengalaman berulang-ulang sampai
tinggi, akan semakin giat mencoba untuk pada tahap kemandirian. Orang yang
mengatasi suatu tantangan, sehingga memiliki pembiasaan yang baik, maka
semakin tinggi pula kemungkinan kegiatan mereka akan siap untuk menerima
yang dipilih akan berhasil. Keberhasilan pelajaran sehingga akan meningkatkan
yang dimaksud adalah tercapainya prestasi prestasi belajar siswa. Selain itu hasil
belajar secara optimal. Jika dalam belajar penelitian ini sejalan dengan hasil
siswa sering patah semangat, dan tidak penelitian sebelumnya yang telah
yakin akan kemampuan yang dimilikinya, dilakukan oleh Rohman pada tahun 2011
maka ia akan cepat menyerah dan yang mengemukakan bahwa adanya
cenderung mengalami kegagalan sehingga hubungan antara kebiasaan belajar dengan
prestasi belajar siswa kelas IV SD pada 3) Secara bersama-sama terdapat
pelajaran Matematika. Dari penelitian hubungan yang positif dan signifikan antara
tersebut ditemukan bahwa kebiasaan efikasi diri dan kebiasaan belajar terhadap
belajar berkorelasi positif dan signifikan prestasi belajar di kalangan siswa kelas V
terhadap prestasi belajar. Karena adanya SDN di Kelurahan Kaliuntu Singaraja pada
korelasi, maka dapat di simpulkan bahwa semester genap tahun pelajaran
kebiasaan belajar mempengaruhi prestasi 2012/2013. Hal ini berarti semakin tinggi
belajar. efikasi diri dan kebiasaan belajar, maka
Berdasarkan paparan mengenai semakin tinggi pula prestasi belajar siswa.
hubungan antara efikasi diri dan kebiasaan Berdasarkan hasil penelitian yang
belajar terhadap prestasi belajar, maka diperoleh, maka berikut ini diajukan
dapat disimpulkan bahwa kedua faktor beberapa saran. Guru hendaknya berusaha
tersebut berkorelasi secara positif dan meningkatkan efikasi diri dan menanamkan
signifikan terhadap prestasi belajar. Hal ini kebiasaan belajar yang baik pada diri siswa
dibuktikan dengan besarnya nilai korelasi dengan cara memberikan motivasi untuk
ganda antara efikasi diri dan kebiasaan mengoptimalkan prestasi belajarnya. Bagi
belajar terhadap prestasi belajar siswa siswa disarankan untuk selalu optimis dan
adalah 0,854. Dengan demikian efikasi diri yakin akan segala kemampuan yang
dan kebiasaan belajar memiliki hubungan dimilikinya serta siswa perlu menanamkan
yang yang positif dan signifikan terhadap kebiasaan belajar yang baik untuk
prestasi belajar siswa karena kedua hal ini mengoptimalkan prestasi belajar.
memiliki pengaruh terhadap afeksi Sedangkan bagi peneliti lain yang berminat
perasaan siswa pada saat proses terhadap temuan penelitian ini, dapat
pembelajaran. Efikasi diri merupakan dilakukan pembuktian-pembuktian lebih
keyakinan terhadap diri yang mempunyai dalam lagi dengan mengambil populasi dan
pengaruh yang besar terhadap tujuan sampel yang lebih besar. Selain itu temuan
pribadi dan motivasi dalam mencapai yang ada dalam penelitian ini diharapkan
prestasi, sedangkan kebiasaan belajar dapat memberikan pengetahuan bagi
yang dilakukan siswa mulai dari peneliti lain berkenaan dengan pengamatan
perencanaan dan kedisiplinan belajar, hubungan antara efikasi diri dan kebiasaan
prosedur belajar, keterampilan belajar serta belajar terhadap prestasi belajar di
strategi belajar dapat meningkatkan kalangan siswa sekolah dasar.
prestasi belajar. Jika kedua kemampuan ini
dioptimalkan, maka prestasi belajar pun DAFTAR RUJUKAN
dapat tercapai secara maksimal. Aunurrahman. 2010. Belajar dan
Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian untuk Bandura, Albert. 2009. Self-Efficacy in
pengujian hipotesis dapat dirumuskan Changing Societies. New York:
simpulan sebagai berikut. 1) Terdapat Cambridge University Press.
hubungan yang positif dan signifikan antara
efikasi diri dengan prestasi belajar di Djaali, H. 2009. Psikologi Pendidikan.
kalangan siswa kelas V SDN di Kelurahan Jakarta: PT Bumi Aksara.
Kaliuntu Singaraja pada semester genap
tahun pelajaran 2012/2013. Hal ini berarti Djamarah, Syaiful Bahri. 1991. Prestasi
semakin tinggi efikasi diri, maka semakin Belajar dan Kompetensi Guru.
tinggi pula prestasi belajar siswa. 2) Surabaya: Usaha Nasional.
Terdapat hubungan yang positif dan
signifikan antara kebiasaaan belajar Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar
dengan prestasi belajar di kalangan siswa Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.
kelas V SDN di Kelurahan Kaliuntu
Singaraja pada semester genap tahun Rohman MS, Abdul. 2012. Hubungan
pelajaran 2012/2013. Hal ini berarti Kebiasaan Belajar dengan Prestasi
semakin tinggi kebiasaan belajar, maka Belajar Siswa Kelas IV SD pada
semakin tinggi pula prestasi belajar siswa. Mata Pelajaran Matematika di
Gugus V Kecamatan Wonosari
Kabupaten Gunungkidul Tahun
Ajaran 2011/2012. Skripsi Jurusan
Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Universitas Negeri Yogyakarta.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor


yang Mempengaruhinya. Jakarta:
PT Rineka Cipta.

Vous aimerez peut-être aussi