Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Oleh :
KELAS IIIA PRODI D-IV KEPERAWATAN
i
Ketewel, 24 Februari 2018
Mengetahui
Pembimbing Praktik Ketua Panitia
Mengetahui Mengetahui
Kepala UPT Kesmas Sukawati I Kelian Adat Br. Manyar
ii
SUSUNAN PANITIA PRAKTIK KEPERAWATAN 8 (KEPERAWATAN
KOMUNITAS) DI DUSUN MANYAR, DESA KETEWEL,
KECAMATANSUKAWATI, KABUPATEN GIANYAR
TANGGAL 5 - 24 FEBRUARI 2017
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa karena atas
segala rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan laporan yang berjudul “Laporan
Asuhan Keperawatan Komunitas Di Banjar Manyar, Desa Ketewel, Kecamatan
Sukawati Tanggal 5-24 Februari 2018”. Meskipun banyak tantangan dan hambatan
yang kami alami dalam proses pengerjaannya, tetapi kami berhasil menyelesaikan
laporan ini tepat pada waktunya.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
meluruskan penulisan laporan ini, baik dosen maupun teman-teman yang secara
langsung maupun tidak langsung memberikan kontribusi positif dalam proses
pengerjaannya.
Kami menyadari laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
diharapkan kritik dan saran pembaca demi kesempurnaan laporan kami ini untuk ke
depannya. Semoga laporan ini bermanfaat bagi peningkatan proses belajar mengajar
dan menambah pengetahuan kita bersama. Akhir kata kami mengucapkan terima
kasih.
Tim
iv
Daftar Isi
Lampiran …………………………………………………………………………. xv
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................1
1.2 Tujuan...............................................................................................................2
1.3 Manfaat.............................................................................................................3
2.3 Sasaran.......................................................................................................................9
2.7 Metode.....................................................................................................................15
Tahap Persiapan.............................................................................................................21
Tahap Pelaksanaan........................................................................................................22
Pengkajian......................................................................................................................23
Analisa Data...................................................................................................................25
Perencanaan/ Intervensi................................................................................................26
Pelaksanaan/Implementasi...........................................................................................27
BAB IV PEMBAHASAN...............................................................................................28
laporan Hasil Kegiatan Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (Phbs)....273
vi
Pra Planning Penyuluhan Seks Bebas.......................................................................345
BAB V PENUTUP.........................................................................................................374
vii
Daftar Tabel
viii
Daftar Gambar
x
Gambar 56. Keluarga yang memiliki penghasilan tambahan ................................111
Gambar 59. Isi peraturan adat masyarakat di Banjar Manyar, Desa Ketewel,
Kecamatan Sukawati tanggal 6-8 Februari 2018...................................................114
Gambar 66. Usaha untuk Menanggulangi Masyarakat yang berperan pasif dalam
Kegiatan Masyarakat..............................................................................................121
xi
Gambar 82.Persentase Ibu Hamil yang Minum Tablet SF.....................................140
Gambar 88.Persentase Ibu yang Melakukan Perawatan Payudara Saat Meneteki. 146
Gambar 119.Jumlah Penyakit yang Diderita Masyarakat Saat Skrinning Kesehatan dan
Pengobatan Gratis 243
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
1
secara mandiri sesuai dengan kompetensi yang harus dicapai, maka mahasiswa
Program Studi D IV Keperawatan Politeknik Kesehatan Denpasar Angkatan III
Kelas III.A melaksanakan Praktik Klinik Keperawatan Komunitas (PK 8) di Banjar
Manyar, Desa Ketewel, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar dengan
menggunakan 3 pendekatan, yaitu pendekatan keluarga, kelompok dan masyarakat.
Pendekatan keluarga dilakukan dengan cara setiap mahasiswa mengunjungi
satu sampai tiga keluarga binaan untuk mengkaji dan menggali potensi
permasalahan yang dimiliki keluarga sehingga mampu merumuskan diagnose
keperawatan komunitas agar mampu mengimplemntasikan asuhan keperawatan
komunitas yang tepat dalam suatu masyarakat. Pendekatan secara kelompok
dilakukan dengan cara pembentukan kelompok kerja kesehatan, pembentukan
kelompok kerja lanjut usia, memberdayakan kader kesehatan dan PKK serta
mendayagunakan kelompok Sekha Truna. Dengan pendekatan dari masing-masing
komponen diharapkan dapat memberikan hasil yang lebih nyata kepada masyarakat.
Sedangkan pendekatan masyarakat sendiri dilakukan melalui kerjasama yang baik
melalui listas program dan sektoral dengan instansi terkait dan seluruh komponen
desa untuk mengikut sertakan warga dalam upaya pencegahan dan peningkatan
kesehatan. Masyarakat yang dimotori oleh Kelompok Kerja Kesehatan diharapkan
dapat mengenal masalah kesehatan yang terjadi di wilayahnya, membuat keputusan
tindakan kesehatan bagi anggota keluarga/masyarakatnya, mampu memberikan
perawatan, menciptakan lingkungan yang sehat serta memanfaatkan fasilitas
kesehatan yang ada di masyarakat.
Selain itu, selama proses belajar klinik di komunitas, mahasiswa
mengidentifikasi populasi dengan risiko tinggi dan sumber yang tersedia untuk
bekerjasama dengan komunitas dalam merancang, melaksanakan dan mengevaluasi
perubahan komunitas dengan penerapan proses keperawatan komunitas dan
pengorganisasian komunitas. Harapan yang ada, masyarakat akan mandiri dalam
upaya meningkatkan status kesehatannya.
1.2 Tujuan
1.1.1 Tujuan Umum
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran praktikum dan orientasi
ditempat praktik, mahasiswa diharapakan mampu mengaplikasikan asuhan
keperawatan komunitas dengan pendekatan proses keperawatan komunitas dan
pengorganisasian komunitas pada masyarakat dengan risiko tinggo, kelompok
khusus dan pekerja.
2
1.1.2 Tujuan Khusus
Setelah menyelesaikan praktik klinik keperawatan komunitas, mahasiswa
mampu:
1.3 Manfaat
1.1.3 Untuk Mahasiswa
1) Dapat mengaplikasikan konsep kesehatan komunitas secara nyata
kepada masyarakat.
2) Belajar menjadi model profesional dalam menerapkan asuhan
keperawatan komunitas
3) Meningkatkan kemampuan berpikir kritis, analitis, dan bijaksana
dalam menghadapi dinamika masyarakat
3
4) Meningkatkan keterampilan komunikasi, kemandirian dan
hubungan interpersonal.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
1. Sistem pelayanan kesehatan bersifat kompleks
2. Pelayanan kesehatan primer, sekunder dan tersier merupakan komponen
pelayanan kesehatan
3. Keperawatan merupakan sub sistem pelayanan kesehatan, dimana hasil
pendidikan dan penelitian melandasi praktek.
4. Fokus utama adalah keperawatan primer sehingga keperawatan komunitas
perlu dikembangkan di tatanan kesehatan utama.
Adapun unsur-unsur perawatan kesehatan mengacu kepada asumsi-asumsi
dasar mengenai perawatan kesehatan masyarakat, yaitu:
6
3. Perawat sebagai pemberi pelayanan dan klien sebagai penerima pelayanan
perlu terjalin kerjasama yang baik
4. Lingkungan dapat mempengaruhi kesehatan komunitas baik bersifat
mendukung maupun mengahambat
5. Pencegahan penyakit dilakukan dalam upaya meningkatkan kesehatan
6. Kesehatan merupakan tanggung jawab setiap orang
Berdasarkan pada asumsi dasar dan keyakinan yang mendasar tersebut,
maka dapat dkembangkan falsafah keprawatan komunitas sebagai landasan
praktik keperawatan komunitas. Dalam falsafah keperawatan komunitas,
keperawatan komunitas merupakan pelayanan yang memberikan perhatian
etrhadap pengaruh lingkungan (bio-psiko-sosio-kultural dan spiritual) terhadap
kesehatan komunitas, dan memberikan prioritas pada strategi pencegahan
penyakit dan peningkatan kesehatan. Falsafah yang melandasi keperawatan
komunitas mengacu kepada paradigma keperawatan yang terdiri dari 4 hal
penting, yaitu: manusia, kesehatan, lingkungan dan keperawatan sehingga dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat adalah pekerjaan yang luhur
dan manusiawi yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat.
2. Perawatan kesehatan masyarakat adalah suatu upaya berdasrkan kemanusiaan
untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bagi terwujudnya
manusia yang sehat khususnya dan masyarakat yang sehat pada umumnya.
3. Pelayanan perawatan kesehatan masyarakat harus terjangkau dan dapat
diterima oleh semua orang dan merupakan bagian integral dari upaya
kesehatan
4. Upaya preventif dan promotif merupakan upaya pokok tanpa mengabaikan
upaya kuratif dan rehabilitatif
5. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat yang diberikan berlangsung
secara berkesinambungan
6. Perawatan kesehatan masyarakat sebagai provider dan klien sebagai konsumer
pelayanan keperawatan dan kesehatan, menjamin suatu hubungan yang saling
7
mendukung dan mempengaruhi perubahan dalam kebijaksanaan dan
pelayanan kesehatan ke arah peningkatan status kesehatan masyarakat
7. Pengembangan tenaga keperawatan kesehatan masyarakat direncanakan
secara berkesinambungan dan terus menerus
8. Individu dalam suatu masyarakat ikut bertanggung jawab atas kesehatannya,
ia harus ikut dalam upaya mendorong, mendidik dan berpartisipasi aktif dalam
pelayanan kesehatan mereka sendiri.
8
9) Lebih spesifik lagi adalah untuk menunjang fungsi Puskesmas dalam
menurunkann angka kematian bayi, ibu dan balita serta diterimanya norma
keluarga kecil bahagia dan sejahtera
10) Tertanganinya kelompok-kelompok resiko tinggi yang rawan terhadap
masalah kesehatan
2.3 Sasaran
Sasaran perawatan kesehatan komunitas adalah individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat, baik yang sehat maupun yang sakit yang mempunyai
masalah kesehatan/perawatan.
2.3.1 Individu
2.3.2 Keluarga
10
2.4 Ruang Lingkup Perawatan Kesehatan Komunitas
Ruang lingkup praktik keperawatan masyarakat meliputi: upaya-upaya
peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan (preventif), pemeliharaan
kesehatan dan pengobatan (kuratif), pemulihan kesehatan (rehabilitatif) dan
mengembalikan serta memfungsikan kembali baik individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat ke lingkungan sosial dan masyarakatnya (resosialisasi).
Dalam memberikan asuhan keperawatan komunitas, kegiatan yang
ditekankan adalah upaya preventif dan promotif dengan tidak mengabaikan upaya
kuratif, rehabilitatif dan resosialitatif.
11
4) Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan meyusui
1) Latihan fisik, baik yang mengalami gangguan fisik seperti penderita Kusta,
patah tulang mapun kelainan bawaan
2) Latihan-latihan fisik tertentu bagi penderita-penderita penyakit tertentu,
misalnya TBC, latihan nafas dan batuk, penderita stroke: fisioterapi manual
yang mungkin dilakukan oleh perawat
12
2.4.5 Upaya Resosialitatif
13
9) Mengadakan koordinasi di berbagai kegiatan asuhan keperawatan komuniti
10) Mengadakan kerjasama lintas program dan lintas sektoral dengan instansi
terkait.
11) Memberikan ketauladanan yang dapat dijadikan panutan oleh individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat yang berkaitan dengan keperawatan dan
kesehatan.
a. Kemanfaatan
Semua tindakan dalam asuhan keperawatan harus memberikan manfaat
yang besar bagi komunitas. Intervensi atau pelaksanaan yang
dilakukan harus memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi
komunitas, artinya ada keseimbangan antara manfaat dan kerugian
(Mubarak, 2005).
b. Kerjasama
Kerjasama dengan klien dalam waktu yang panjang dan bersifat
berkelanjutan serta melakukan kerja sama lintas program dan lintas
sektoral (Riyadi, 2007)
c. Secara langsung
Asuhan keperawatan diberikan secara langsung mengkaji dan
intervensi, klien dan lingkunganya termasuk lingkungan sosial,
ekonomi serta fisik mempunyai tujuan utama peningkatan kesehatan
(Riyadi, 2007).
d. Keadilan
Tindakan yang dilakukan disesuaikan dengan kemampuan atau
kapasitas dari komunitas itu sendiri. Dalam pengertian melakukan
upaya atau tindakan sesuai dengan kemampuan atau kapasitas
komunitas (Mubarak, 2005).
e. Otonomi
Klien atau komunitas diberi kebebasan dalam memilih atau
melaksanakan beberapa alternatif terbaik dalam menyelesaikan
masalah kesehatan yang ada (Mubarak, 2005)
14
2.7 Model Pendekatan
pendekatan yang digunakan perawat dalam memecahkan masalah
kesehatan masyarakat yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat secara keseluruhan adalah pendekatan pemecahan masalah (problem
solving approach) yang dituangkan dalam proses keperawatan dengan
memanfaatkan pendekatan epidemiologi yang dikatkan dengan upaya kesehatan
dasar (PHC).
2.7 Metode
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan kesehatan masyarakat, metode
yang digunakan adalah proses keperawatan sebagai suatu pendekatan ilmiah di
dalam bidang keperawatan, melalui tahap-tahap sebagai berikut:
2.7.1 Pengkajian
1) Pengumpulan Data
Kegiatan ini dilakukan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan yang
dihadapi individu, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat melalui
15
wawancara, observasi, studi dokumentasi dengan menggunakan instrumen
pengumpulan data dalam menghimpun informasi.
Hal diatas perlu dikaji untuk menetapkan tindakan yang sesuai dan
efektif dalam langkah-langkah selanjutnya.
2) Analisa Data
Analisa data dilaksanakan berdasarkan data yang telah diperoleh dan
disusun dalam suatu format yang sistematis. Dalam menganalisa data
memerlukan pemikiran yang kritis.
2.7.2 Perencanaan
2.7.3 Pelaksanaan
17
Pada tahap ini rencana yang telah disusun dilaksanakan dengan melibatkan
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat sepenuhnya dalam mengatasi
masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi. Hal-hal yang perlu
dipertimbangkan dalam pelaksanaan kegiatan perawatan kesehatan masyarakat
adalah:
b. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder menekankan diagnosa diri dan intervensi yang tepat
untuk menghambat proses patologis, sehingga memprependek waktu sakit dan
tingkat keparahan.
c. Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier dimulai pad saat cacat atau terjadi ketidakmampuan sambil
stabil atau menetap atau tidak dapat diperbaiki sama sekali. Rehabilitasi
sebagai pencegahan primer lebih dari upaya menghambat proses penyakit
sendiri, yaitu mengembalikan individu kepada tingkat berfungsi yang optimal
dari ketidakmampuannya.
2.7.4 Penilaian/Evaluasi
18
Evaluasi dilakukan atas respon komunitas terhadap program kesehatan.
Hal-hal yang perlu dievaluasi adalah masukan (input), pelaksanaan (proses) dan
hasil akhir (output).
Keterangan:
: peran masyarakat
: peran perawat
pada gambar diatas dapat dijelaskan alih peran untuk memandirikan klien dalam
menanggulangi masalah kesehatan, pada awalnya peran perawat lebih besar
daripada klien dan berangsur-angsur peran klien lebih besar daripada perawat.
19
Tujuan akhir perawatan komunitas adalah kemandirian keluarga yang
terkait dengan lima tugas kesehatan, yaitu: mengenal masalah kesehatan,
mengambil keputusan tindakan kesehatan, merawat anggota keluarga,
menciptakan lingkungan yang dapat mendukung upaya peningkatan kesehatan
keluarga serta memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang tersedia,
sedangkan pendekatan yang digunakan adalah pemecahan masalah keperawatan
yaitu melalui proses keperawatan.
20
BAB III
A. Tahap Persiapan
Tiga model pengorganisasian masyarakat menurut Rothman (1998)
meliputi peran serta masyarakat (localiti developmen), perencanaan sosial
melalui birokrasi pemerintah (social developmant) dan aksi sosial
berdasarkan kejadian saat itu (social action) (Mubarak, 2009). Pelaksanaan
pengorganisasian masyarakat dilakukan melalui tahapan-tahapan berikut:
1. Tahap persiapan.
Dilakukan dengan memilih area atau daerah yang menjadi prioritas,
menentukan cara untuk berhubungan dengan masyarakat , mempelajari
dan bekerjasama dengan masyarakat.
2. Tahap pengorganisasian.
Dengan persiapan pembentukan kelompok dan penyesuaian dengan
pola yang ada dimasyarakat dengan pembentukan kelompok kerja
kesehatan.
3. Tahap pendidikan dan pelatihan.
Melalui kegiatan-kegiatan pertemuan teratur dengan kelompok
masyarakat melalui pengkajian, membuat pelayanan keperawatan
langsung pada individu, keluarga dan masyarakat.
4. Tahap formasi kepemimpinan.
Memberikan dukungan latihan dan mengembangkan keterampialan
yang mengikuti perencanaan, pengorganisasian, pergerakan dan
pengawasan kegiatan pendidikan kesehatan.
5. Tahap koordinasi.
21
Kerjasama dengan sektor terkait dalam upaya memandirikan
masyarakat.
6. Tahap akhir.
Supervisi bertahap dan diakhiri dengan evaluasi dan pemberian umpan
balik dan masing-masing evaluasi untuk perbaikan untuk kegiatan
kelompok kesehatan kerja selanjutnya.
B. Tahap Pelaksanaan
Keperawatan komunitas merupakan suatu bidang khusus
keperawatan yang merupakan gabungan dari ilmu keperawatan, ilmu
kesehatan masyarakat dan ilmu sosial yang merupakan bagian integral dari
pelayanan kesehatan yang diberikan kepada individu, keluarga, kelompok
khusus dan masyarakat baik yang sehat maupun yang sakit (mempunyai
masalah kesehatan/keperawatan), secara komprehensif melalui upaya
promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif dan resosialitatif dengan
melibatkan peran serta aktif masyarakat secara terorganisir bersama tim
kesehatan lainnya untuk dapat mengenal masalah kesehatan dan
keperawatan yang dihadapi serta memecahkan masalah-masalah yang
mereka miliki dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan
sesuai dengan hidup sehat sehingga dapat meningkatkan fungsi kehidupan
dan derajat kesehatan seoptimal mungkin dan dapat diharapkan dapat
mandiri dalam memelihara kesehatannya (Chayatin, 2009). Menjamin
keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan
klien sebagai mitra kerja dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
pelayanan kesehatan. Pelayanan keperawatan profesional yang merupakan
perpaduan antara konsep kesehatan masyarakat dan konsep keperawatan
yang ditujukan pada seluruh masyarakat dengan penekanan pada
kelompok resiko tinggi (Efendi, 2009).
Keperawatan komunitas merupakan Pelaksanaan keperawatan
komunitas dilakukan melalui beberapa fase yang tercakup dalam proses
keperawatan komunitas dengan menggunakan pendekatan pemecahan
masalah yang dinamis. Fase-fase pada proses keperawatan komunitas
secara langsung melibatkan komunitas sebagai klien yang dimulai dengan
22
pembuatan kontrak/partner ship dan meliputi pengkajian, diagnosa,
perencanaan, implementasi dan evaluasi (Efendi, 2009).
Asuhan keperawatan yang diberikan kepada komunitas atau kelompok
adalah (Mubarak, 2005):
C. Pengkajian.
Pengkajian merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap dan
sistematis terhadap mesyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga
masalah kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat baik individu, keluarga
atau kelompok yang menyangkut permasalah pada fisiologis, psikologis,
sosial ekonomi, maupun spiritual dapan ditentukan.
1. Pengumpulan Data.
Hal yang perlu dikaji pada komunitas atau kelompok antara lain :
a. Inti (Core) meliputi : Data demografi kelompok atau
komunitas yang terdiri atas usia yang beresiko, pendidikan,
jenis kelamin, pekerjaan, agama, nilai-nilai, keyakinan,
serta riwayat timbulnya kelompok atau komunitas.
b. Mengkaji 8 subsistem yang mempengaruhi komunitas,
antara lain:
1) Perumahan, bagaimana penerangannya, sirkulasi,
bagaimana kepadatannya karena dapat menjadi
stresor bagi penduduk.
2) Pendidikan komunitas, apakah ada sarana
pendidikan yang dapat digunakan untuk
meningkatkan pengetahuan masyarakat.
3) Keamanan dan keselamatan, bagaimana
keselamatan dan keamanan tempat tinggal, apakah
masyarakat merasa nyaman atau tidak, apakah
sering mengalami stres akibat keamanan dan
keselamatan yang tidak terjamin.
4) Kualiti dan kebijakan pemerintah terkait kesehatan,
apakah cukup menunjang, sehingga memudahkan
masyarakat mendapatkan pelayanan di berbagai
bidang termasuk kesehatan.
5) Pelayanan kesehatan yang tesedia, untuk deteksi
dini atau memantau gangguan yang terjadi.
23
6) Pelayanan kesehatan yang tersedia, untuk
melakukan deteksi dini dan merawat atau memantau
gangguan yang terjadi.
7) Sistem komunikasi, serta komunikasi apa saja yang
dapat dimanfaatkan masyarakat untuk
meningkatkan pengetahuan yang terkait dengan
gangguan penyakit.
8) Sistem ekonomi, tingkat sosial ekonomi masyarakat
secara keseluruhan, apakah pendapatan yang terima
sesuai dengan Upah Minimum Registrasi (UMR)
atau sebaliknya.
9) Rekreasi, apakah tersedia sarana rekreasi, kapan
saja dibuka, apakah biayanya dapat dijangkau
masyarakat.
2. Jenis Data
Jenis data secara umum dapat diperoleh dari data subjektif dan data
objektif (Mubarak, 2005):
a. Data Subjektif
Yaitu data yang diperoleh dari keluhan atau masalah yang
dirasakan oleh individu, keluarga, kelompok, dan komunitas, yang
diungkapkan secara langsung melalui lisan.
b. Data Objektif
Data yang diperoleh melalui suatu pemeriksaan, pengamatan dan
pengukuran
3. Sumber Data
a. Data primer
Data yang dikumpulkan oleh pengkaji dari individu, keluarga,
kelompok, masyarakat berdasarkan hasil pemeriksaan atau
pengkajian.
b. Data sekunder
Data yang diperoleh dari sumber lain yang dapat dipercaya,
misalnya: kelurahan, catatan riwayat kesehatan pasien atau
medical record.
c. Cara Pengumpulan Data
1) Wawancara yaitu: kegiatan timbale balik berupa Tanya
jawab.
24
2) Pengamatan yaitu: melakukan observasi dengan panca
indra.
3) Pemeriksaan fisik: melakukan pemeriksaan pada tubuh
individu.
d. Pengelolaan Data
1) Klasifikasi data atau kategorisasi data
2) Perhitungan presentase cakupan dengan menggunakan
telly
3) Tabulasi data
4) Interpretasi data
D. Analisa Data
Kemampuan untuk mengkaitkan data dan menghubungkan data
dengan kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga dapat diketahui
tentang kesenjangan atau masalah yang dihadapi oleh masyarakat apakah
itu masalah kesehatan atau masalah keperawatan.
F. Prioritas Masalah
Prioritas masalah dapat ditentukan berdasarkan hierarki kebutuhan
Abraham H Maslow:
• Keadaan yang mengancam kehidupan
• Keadaan yang mengancam kesehatan
• Persepsi tentang kesehatan dan keperawatan
Berdasarkan masalah yang ditemukan pada masyarakat maka dapat
diprioritaskan masalah apa saja dengan menegakkan diagnosa keperawatan
kesehatan.
Diagnosis keperawatan ialah respon individu pada masalah
kesehatan baik yang actual maupun potensial. Diagnose keperawatan
komunitas akan memberikan gambaran tentang masalah dan status
kesehatan masyarakat baik yang nyata dan yang mungkin terjadi.
Diagnosa ditegakkan berdasarkan tingkat rekreasi komunitas terhadap
stresor yang ada. Selanjutnya dirumuskan dalam tiga komponen, yaitu
25
problem/masalah (P), etiology atau penyebab (E), dan symptom atau
manifestasi/data penunjang (S) (Mubarak, 2005).
Problem : merupakan kesenjangan atau penyimpangan dari
keadaan normal yang seharusnya terjadi.
Etiologi : penyebab masalah kesehatan atau keperawatan yang
dapat memeberikan arah terhadap intervensi keperawatan.
Symptom : tanda atau gejala yang tampak menunjang masalah
yang terjadi.
G. Perencanaan/ Intervensi
Perencanaan keperawatan merupakan penyusunan rencana tindakan
keperawatan yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesuai
dengan diagnosis keperawatan yang sudah ditentukan dengan tujuan
terpenuhinya kebutuhan pasien. Perencanaan intervensi yang dapat
dilakukan berkaitan dengan diagnosa keperawatan komunitas yang muncul
diatas adalah (Mubarak, 2005):
1. Lakukan pendidikan kesehatan tentang penyakit.
2. Lakukan demonstrasi ketrampilan cara menangani penyakit.
3. Lakukan deteksi dini tanda-tanda gangguan penyakit.
4. Lakukan kerja sama dengan ahli gizi dalam menetukan diet yang tepat.
5. Lakukan olahraga secara rutin.
6. Lakukan kerja sama dengan pemerintah atau aparat setempat untuk
memperbaiki lingkungan komunitas.
7. Lakukan rujukan ke rumah sakit bila diperlukan.
H. Pelaksanaan/Implementasi
Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan keperawatan
yang telah disusun. Dalam pelaksanaannya tindakan asuhan keperawatan
harus bekerjasama dengan anggota tim kesehatan lain dalam hal
melibatkan pihak puskesmas, bidan desa, dan anggota masyarakat
(Mubarak, 2005). Perawat bertanggung jawab dalam melaksanakan
tindakan yang telah direncanakan yang bersifat (Efendi, 2009), yaitu:
1. Bantuan untuk mengatasi masalah gangguan penyakit.
2. Mempertahankan kondisi yang seimbang dalam hal ini perilaku hidup
sehat dan melaksanakan upaya peningkatan kesehatan.
3. Mendidik komunitas tentang perilaku sehat untuk mencegah gangguan
penyakit.
26
4. Advocat komunitas yang sekaligus memfasilitasi terpenuhinya
kebutuhan komunitas.
27
BAB IV
PEMBAHASAN
A. PENDAHULUAN
Praktik komunitas merupakan suatu kegiatan yang dilakukan mahasiswa
untuk memenuhi target dalam matakuliah PK 8 Praktik Komunitas. Masyarakat
atau komunitas adalah merujuk pada bagian masyarakat yang bertempat tinggal di
suatu wilayah (dalam arti geografi) dengan batas batas tertentu, dimana yang
menjadi dasarnya adalah interaksi yang lebih besar dari anggota-anggotanya,
dibandingkan dengan penduduk di luar batas wilayahnya. Praktik keperawatan
komunitas adalah suatu pelayanan keperawatan profesional yang ditujukan kepada
masyarakat dengan penekanan pada kelompok risiko tinggi dalam upaya
pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui peningkatan pelayanan
kesehatan, pencegahan penyakit, pemeliharaan, dan rehabilitasi.
Puskesmas merupakan pelayanan kesehatan primer yang sering di
kunjungi oleh masyarakat dari berbagai lapisan. Puskesmas adalah suatu kesatuan
organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan
masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat disamping memberikan
pelayanan secara menyeluruh dan terpadu terhadap masyarakat di wilayah
kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok (Depkes RI, 2007).
Oleh karena itu, sebelum melakukan rangkaian kegiatan praktik komunitas
di Br. Manyar Desa Ketewel maka perlu diawali dengan penyerahan mahasiswa
yang disebut serah terima mahasiswa. Serah terima ini bertujuan untuk
mengenalkan mahasiswa ke tokoh masyarakat di desa setempat maupun
sebaliknya. Selain itu serah terima ini dilakukan untuk mebina hubungan saling
28
percaya dan kerjasama dalam menyelesaikan praktik komunitas 3 minggu
kedepan.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
a. Mengenalkan mahasiswa ke tokoh masyarakat di desa atau banjar
setempat maupun sebaliknya.
b. Menyerahkan mahasiswa untuk menjadi tanggung jawab dari desa
atau banjar (khususnya kepala desa dan kelian dinas).
2. Tujuan Khusus
a. Membina hubungan baik antara mahasiswa dan anggota
masyarakat di Br. Manyar Desa Ketewel.
1 2 3 4 5
9 6
10 7
11 8
12
14
13
Gambar 1 : Denah tempat kegiatan serah terima di Banjar Manyar, Desa Ketewel,
Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar.
Keterangan :
1. PJMK Komunitas (Pak Ketut Gama)
2. Ka. UPT Kesmas Sukawati I
29
3. Kepala Desa Ketewel (diwakili oleh SekDes)
4. Kelian Dinas Br. Manyar
5. Kelian Adat Br. Manyar
6. Ketua STT Br. Manyar
7. Ketua Karang Taruna Desa Ketewel
8. Babinsa Desa Ketewel
9. PJ Puskesmas Pembantu Ketewel
10. Dosen Pembimbing ( Pak Gusti Ngurah )
11. Dosen Pembimbing ( Bu Agus )
12. MC
13. Tempat Absensi Undangan
14. Mahasiswa
D. SUSUNAN ACARA SERAH TERIMA
Kegiatan serah terima di lakukan pada hari Senin, 05 Februari 2018 yang
mengambil tempat di Kantor Desa Ketewel, Desa Ketewel, Kecamatan Sukawati.
Dengan susunan acara sebagai berikut :
WITA
3 19.10- 10 Penyerahan Mahasiswa DIV Ketua Jurusan
19.20 menit Keperawatan Jurusan Keperawatan
Keperawatan Politeknik (disesuaikan dengan
WITA
Kesehatan Denpasar kelas 3 A yang datang),
oleh Direktur Politeknik Kepala UPT Kesmas
Kesehatan yang diwakili Oleh Sukawati 1,
Ketua Jurusan keperawatan Perbekel Desa
Politeknik Kesehatan Denpasar Ketewel , dan Kelian
Kepada Kepala UPT Kesmas Dinas Br. Manyar
Sukawati 1, Perbekel Desa On Stage
Ketewel , dan Kelian Dinas Br.
Manyar
4 19.20- 10 Perkenalan dan Penjelasan Ketua Panitia On
19.30 menit Tujuan, Rencana, dan stage
mekanisme kegiatan Praktek
WITA
Komunitas
30
5 19.30-19. 25 Sambutan – sambutan Pemberi sambutan
55 menit 1. Ketua Jurusan Keperawatan On stage
2. Kepala UPT Kesmas Sukawati
WITA
I
3. Perbekel Desa Ketewel
6 19.55 – 5 menit Penutupan Mc On Stage
20.00
WITA
Tabel 1 : Susunan Acara Serah Terima Di Balai Banjar Manyar, Desa Ketewel,
Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar.
E. SASARAN
Masyarakat Banjar Manyar, Desa Ketewel, Kecamatan Sukawati.
F. KEPANITIAAN
Adapun susunan panitia serah terima di Banjar Manyar, Desa Ketewel,
Kecamatan Sukawati, yaitu :
J. RENCANA EVALUASI
32
1. Struktur
a. Praplanning sudah disiapkan sebelum kegiatan dilaksanakan.
b. Alat/media lengkap dan siap digunakan.
c. Tempat dan waktu sesuai jadwal.
2. Proses
a. Kegiatan serah terima diharapkan berjalan lancar.
b. Pada saat serah terima diharapkan tokoh masyarakat dapat
menerima mahasiswa sebagai bagian dari desa untuk menyelesai-
kan tugas komunitas selanjutnya di Br. Manyar Desa Ketewel.
3. Hasil
a. Mahasiswa D-IV Keperawatan Reguler Tk.III Poltekkes Denpasar
dapat diterima oleh tokoh masyarakat Desa Ketewel untuk
melanjutkan kegiatan komunitas berikutnya di desa tersebut.
33
LAPORAN HASIL KEGIATAN SERAH TERIMA DALAM RANGKA
PRAKTIK KOMUNITAS (PK 8) DI BANJAR MANYAR, DESA KETEWEL
KECAMATAN SUKAWATI WILAYAH KERJA
34
Berdasarkan hasil pelaksanaan serah terima, mahasiswa dapat
menjalankan praktik komunitas di Desa Ketewel.
D. Simpulan
Kegiatan serah terima dilaksanakan pada hari Senin tanggal 05
Februari 2018 pukul 19.00 WITA, dan di hadiri oleh Kepala Desa Ketewel
yang diwakili oleh Sekretaris Desa Ketewel, Ka. UPT Kesmas Sukawati I,
Babinsa, Ketua Karang Taruna, PJ Puskesmas Pembantu Desa Ketewel,
Kelian Adat Banjar Manyar , Ketua STT Banjar Manyar, serta tiga orang
dosen pembimbing. Kegiatan dimulai sudah sesuai rencana yaitu pukul
19.00 WITA, serta dari 20 undangan yang bisa menghadiri serah terima
hanya 9 orang undangan. Secara umum acara serah terima berjalan dengan
lancar. Mahasiswa di serahkan oleh Ketua Jurusan Keperawatan Poltekkes
Denpasar yang pada kesempatan ini diwakilkan oleh dosen penanggung
jawab mata kuliah komunitas dan telah diterima oleh Kepala Desa
Ketewel yang diwakili oleh SekDes Ketewel dan dilanjutkan penyerahan
mahasiswa kepada Klian Dinas Banjar Manyar. Serah terima berjalan
dengan lancar dan acara berakhir pada pukul 19.35 WITA.
E. Kesan
Adapun kesan yang kami rasakan dalam kegiatan serah terima
yaitu kegiatan berjalan lancar, mahasiswa hadir lengkap walaupun
beberapa undangan berhalangan hadir.
F. Saran
Kami dari mahasiswa mengharapkan kedepannya partisipasi para
tokoh masyarakat menjadi lebih baik dan mau menghadiri undangan
dalam acara yang akan kami laksanakan selanjutnya guna melancarkan
dan mendukung acara yang akan kami selenggarakan di Br. Manyar Desa
Ketewel, Kecamatan Sukawati, Gianyar.
35
Mengetahui
Pembimbing Praktik Ketua Panitia
Mengetahui
Kepala UPT Kesmas Sukawati I
36
A. Pendahuluan
Praktik keperawatan komunitas merupakan suatu pelayanan keperawatan
profesional yang ditujukan kepada masyarakat dengan penekanan pada kelompok
risiko tinggi dalam upaya pencapaian derajat kesehatan optimal melalui
peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pemeliharaan, dan rehabilitasi.
Untuk itu diperlukan pelaksanaan pemberdayaan masyarakat untuk mengembang-
kan potensi yang ada di desa.
Pertemuan tingkat desa (PTD) merupakan suatu kegiatan yang dilakukan
oleh mahasiswa dan tokoh desa setempat, karang taruna, dan kader untuk
membicarakan mengenai keadaan demografi desa, struktur organisasi banjar, dan
masalah kesehatan yang terjadiu, serta program kesehatan yang telah dilaksanakan
di Banjar Manyar, Desa Ketewel, Kecamatan Sukawati.
Derajat kesehatan masyarakat tidak hanya menjadi tanggung jawab petugas
kesehatan, tetapi juga sangat bergantung pada peran serta masyarakatnya.
Masyarakat yang aktif dan tanggap terhadap kesehatan dan lingkungan sekitar
akan membantu terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Untuk
meningkatkan derajat kesehatan perlu adanya pemberdayaan masyarakat yang
difasilitasi oleh petugas kesehatan, khususnya petugas kesehatan dari puskesmas.
Puskesmas merupakan pelayanan kesehatan primer yang paling dekat
dengan masyarakat. Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan
fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga
membina peran serta masyarakat disampinbg memberikan pelayanan secara
menyeluruh dan terpadu terhadap masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk
kegiatan pokok (Depkes RI, 2007).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum (TUM)
Mengetahui gambaran umum situasi dan kondisi di Banjar Manyar, Desa
Ketewel, Kecamatan Sukawati.
2. Tujuan Khusus (TUK)
a. Mengetahui struktur organisasi di Banjar Manyar, Desa Ketewel,
Kecamatan Sukawati.
b. Mengetahui luas wilayah/batas wilayah Banjar Manyar, Desa
Ketewel, Kecamatan Sukawati.
37
c. Mengetahui data demografi di Banjar Manyar, Desa Ketewel,
Kecamatan Sukawati.
d. Mengidentifikasi keadaan kesehatan masyarakat dan program
kesehatan yang telah dilaksanakan di Banjar Manyar, Desa Ketewel,
Kecamatan Sukawati.
C. Waktu dan Tempat
1. Kegiatan pertemuan tingkat desa (PTD) ini akan dilaksanakan pada :
Hari, tanggal : Senin, 05 Februari 2018
Waktu : Pukul 20.00 WITA - selesai
2. Tempat
Kegiatan pertemuan tingkat desa (PTD) ini akan dilaksanakan di Balai
Banjar Manyar, Desa Ketewel, Kecamatan Sukawati.
Denah tempat :
1 2 3 4 5
8 6
U
7 T
10
Gambar 2. Denah tempat kegiatan Pertemuan tingkat Desa (PTD) ini akan
dilaksanakan Di Balai Banjar Manyar, Desa Ketewel, Kecamatan Sukawati,
Gianyar.
Keterangan :
1. Dosen Pembimbing Komunitas (Bu Agus)
38
2. PJ Puskesmas Pembantu Ketewel
3. Dosen Pembimbing Komunitas (Pak Ketut Gama)
4. Kelian Dinas Br. Manyar
5. Kelian Adat Br. Manyar
6. Ketua STT Banjar Manyar
7. Ketua Karang Taruna Desa Ketewel
8. Dosen Pembimbing Komunitas (Pak Gusti Ngurah)
9. Fasilitator
10. Mahasiswa Prodi D IV Keperawatan Poltekkes Denpasar
WITA
Tabel 2. Susunan Acara Pertemuan Tingkat Desa (PTD) pada tanggal 05 Februari
2018 di Balai Banjar Manyar, Desa Ketewel, Kecamatan Sukawati, Kabupaten
Gianyar.
E. Kepanitiaan
Adapun susunan panitia pertemuan tingkat desa (PTD) di Banjar Manyar,
Desa Ketewel, Kecamatan Sukawati adalah sebagai berikut.
Sie Acara
Koordinator : Luh Gde Dwirini Novitha Putri
Anggota :
1. Ni Putu Diah Ameliya Putri
2. Gusti Ayu Rosita Tri Rejeki
3. Ni Putu Dian Aprilia
4. Kadek Ayu Nina Lusia Ariandini
Sie Sekretariat
Koordinator : Ni Made Whasu Pramesti
Anggota :
1. Ni Putu Eka Ari Suardewi
Sie Dokumentasi :
Koordinator : Putu Nabila Eka Shanti Diah P.
Anggota :
1. Ni Made Diah Kartika Sari
2. Luh Putu Ari Anggari
3. Ni Komang Ayu Arista
Sie Humas dan Keamanan
Koordinator : I Gede Peri Arista
40
Anggota :
1. Ni Putu Ayu Sandriani
2. Ni Made Ristya Kusuma Dewi
3. Veranita Nindi Probo Utami
Sie Perlengkapan
Koordinator : Ni Putu Putri Asmariani
Anggota :
1. Ni Wayan Linsa Mirawati Galuh
2. Ida Ayu Made Utari
3. Putu Diah Gita Paramitha
4. Ni Putu Dewi Ayu Sulaksmi
Sie Konsumsi dan Rohani
Koordinator : Ni Putu Candra Dewi
Anggota :
1. Ni Made Linda Adimaharani
2. Ketut Dian Wahyuni
3. Ni Luh Yuning Juniana Dewi
4. Baiq Cici Kamaliani
Sie Penggalian Dana
Koordinator : I Gusti Ayu Regita Pramesti Cahyani
Anggota :
1. Isma Rizky Amalia
2. Ni Komang Dini Kesuma Putri
3. Kadek Ayu Rastiti Dewi
4. Ni Ketut Sinta Dewi
5. Triana Savitri
F. Metode
Metode yang digunakan dalam PTD ini adalah diskusi.
G. Alat/Media
Alat/media yang digunakan dalam PTD ini, yaitu :
1. Alat-alat tulis, seperti kertas berisi daftar hadir panitia dan peserta PTD,
buku catatan lengkap yang dapat dipergunakan sesuai dengan fungsinya
dalam mencatat hasil PTD, serta pulpen.
2. Sound system, seperti microphone.
H. Rencana Anggaran
Kesekretarian Rp. 30.000,00
Konsumsi Rp. 130.000,00
Dokumentasi Rp. 50.000,00
Transportasi Rp. 30.000,00
Dekorasi Rp. 20.000,00
Rohani Rp. 20.000,00
Dana cadangan Rp. 100.000,00
Total Rp. 360.000,00
I. Rencana Evaluasi
41
1. Struktur
a. Praplanning sudah disiapkan sebelum kegiatan dilaksanakan.
b. Alat/media lengkap dan siap untuk digunakan.
c. Waktu dan tempat sesuai dengan jadwal yang telah direncanakan.
2. Proses
a. Kegiatan pertemuan tingkat desa (PTD) yang dilaksanakan diharapkan
dapat berjalan dengan lancar.
b. Pada saat pertemuan tingkat desa (PTD) diharapkan terjadi interaksi
antara mahasiswa dengan tokoh masyarakat.
3. Hasil
a. Mahasiswa mengetahui kondisi kesehatan masyarakat di Banjar
Manyar, Desa Ketewel, Kecamatan Sukawati, Gianyar.
b. Mahasiswa mengetahui kebutuhan masyarakat dalam bidang
kesehatan di Banjar Manyar, Desa Ketewel, Kecamatan Sukawati,
Gianyar.
c. Terjalin diskusi antara mahasiswa dengan tokoh masyarakat mengenai
keadaan masyarakat dan program kesehatan yang telah dilaksanakan
di Banjar Manyar, Desa Ketewel, Kecamatan Sukawati, Gianyar.
42
LAPORAN HASIL KEGIATAN PERTEMUAN TINGKAT DESA (PTD)
DALAM RANGKA PK 8 (PRAKTIK KEPERAWATAN KOMUNITAS)
DI BANJAR MANYAR, DESA KETEWEL, WILAYAH KERJA UPT
KESMAS SUKAWATI I
SENIN, 05 FEBRUARI 2018
B. Proses
Pertemuan tingkat desa (PTD) dilaksanakan pada Senin, 05 Februari 2018
pukul 20.00 WITA di Balai Banjar Manyar, Desa Ketewel, Kecamatan Sukawati,
Gianyar. Pertemuan tingkat desa (PTD) dibuka oleh pembawa acara atau master
of ceremony (MC). Sebelum perkenalan dimulai, doa dihantarkan terlebih dahulu.
Setelah doa dihantarkan, dilanjutkan dengan laporan dari ketua panitia PK 8
(Praktik Keperawatan Komunitas) yang meliputi jumlah mahasiswa, waktu, dan
tujuan dari praktik keperawatan komunitas. Kemudian dilanjutkan dengan
perkenalan oleh ketua PTD kepada tokoh-tokoh masyarakat mengenai tujuan
pertemuan tingkat desa (PTD) sebagai rangkaian kegiatan awal dari praktik
keperawatan komunitas. Kegiatan dilanjutkan dengan diskusi mengenai situasi
dan kondisi lingkungan di Banjar Manyar serta masalah kesehatan dan program
43
kesehatan yang ada di banjar tersebut. Saat pertemuan tingkat desa (PTD)
berlangsung, terjadi interaksi antara mahasiwa dan tokoh-tokoh masyarakat.
C. Hasil
Berdasarkan hasil pelaksanaan pertemuan tingkat desa (PTD), ini mahasiswa
dapat menjalin diskusi dengan tokoh masyarakat mengenai masalah kesehatan
yang dihadapi masyarakat dan program kesehatan yang sudah dan akan
dilaksanakan di Banjar Manyar, Desa Ketewel, Kecamatan Sukawati, Gianyar.
Hasil Diskusi 6 program Puskesmas + kegawatdaruratan di Banjar Manyar :
1. Program Promkes
a. Penyuluhan yang dilaksanakan di Banjar Manyar selama 3 bulan
terkahir adalah penyuuhan KB dilaksanakan oleh dinas kesehatan.
b. Penyuluhan lain yang pernah dilaksanakan di Banjar Manyar
adalah Gizi, balita, Ibu hamil yang diberikan oleh Puskesmas
Sukawati I.
c. Penyuluhan yang pas diberikan di Banjar Manyar sesuai dengan
kondisi yang dialami masyarakat adalah DB dan rabies.
d. Penyuluhan yang diberikan kepada seka teruna teruni di Bnajar
Manyar adalah seks dini serta narkoba.
2. Program KIA & KB
a. Posyandu rutin dilakukan setiap bulan, kecuali apabila ada
kegiatan di banjar yang bertepatan pada jadwal posyandu maka
jadwal akan dipindah ke hari lain. Masalah yang terjadi pada balita
sudah terpantau semua. Ibu-ibu rutin menghadiri posyandu yang
diadakan di banjar. Bila ada beberapa ibu dan balita tidak hadir
maka kader akan mencari kerumah dan membawakan peralatan
yang diperlukan untuk posyandu seperti timbangan untuk
menimbang berat badan balita.
b. Alasan yang sering dikatakan oleh ibu-ibu kenapa tidak bisa
menghadiri posyandu karena bayi umur dibawah 6 bulan belum
diperbolehkan keluar rumah sesuai dengan adat kebiasaan mereka,
jadi apabila terjadi hal sepertiini kader dan penanggung jawab
pustu akan mendatangi rumah warga tersebut.
44
c. Adapun masalah yang terjadi saat ini adalah adanya balita yang
mengalami gizi buruk yang disebabkan karena kelahiran bayi yang
premature, namun masalah tersebut sudah terpantau.
3. Program PTM
4. Program Kesling
45
a. Masyarakat Banjar Manyar mengatakan selain sebagai mata
pencarian mereka Pemanfaatan ikan di Desa Ketewel Bnjar
Manyar biasanya digunakan untuk kebutuhan pokok sehari-hari
sebagai lauk pauk dan jika mendapatkan sisa ikan lebih biasanya
di jual.
b. Masyarakat Banjar Manyar mengatakan jarang melakukan
penanaman sayur, dan sempat waktu ini mereka menanam sayur
kacang panjang. Dan mereka mengatakan biasanya mengonsumsi
sayur kelor, bayamyang mereka tanam di kebun masing-masing
rumah mereka.
c. Kepala Puskesmas Pembantu Desa Ketewel mengatakan ada satu
bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari normal BB bayi
baru lahir yaitu dengan BB 1800 gram dan sudah dikatakan Gizi
Buruk. Kata Kepala Pustu Ketewel bayi tersebut sudah
mendapatkan penanganan seperti memberikan Vitamin, susu, dll.
Bayi tersebut sudah mendapatkan pemantauan khusus dari pihak
kades posyandu di Banjar Manyar Desa Ketewel dan kondisinya
semakin membaik
7. Program Kegawatdaruratan rumah tangga
a. Klian adat, klian dinas dan ketua STT mengatakan belum pernah
di adakan simulasi tentang kebakaran di banjar manyar.
b. Klian adat, klian dinas dan ketua STT mengatakan sudah pernah
diadakan simulasi tsunami pada tahun 2017, oleh tim BPBD
Gianyar. Titik berkumpul desa manyar sejauh 5km atau 20 menit
jika jalan kaki, dan itu dekat dengan SD Negeri 6 Ketewel.
c. Jika diberikan penyuluhan tentang kebakaran dan kompor
meleduk, mereka akan sangat menyetujui dan berharap
mahasiswa semester 6 juga dapat memberikan penyukuhan
tentang pertolongan pertama pada luka bakar.
D. SIMPULAN
Pertemuan tingkat desa (PTD) dilaksanakan pada Senin, 05 Februari 2018
pukul 20.00 WITA di Balai Banjar Manyar, Desa Ketewel, Kecamatan
Sukawati, Gianyar. Pertemuan tingkat desa (PTD) dibuka oleh pembawa acara
atau master of ceremony (MC). Sebelum perkenalan dimulai, doa dihantarkan
terlebih dahulu. Setelah doa dihantarkan, dilanjutkan dengan laporan dari ketua
46
panitia PK 8 (Praktik Keperawatan Komunitas) yang meliputi jumlah
mahasiswa, waktu, dan tujuan dari praktik keperawatan komunitas. Kemudian
dilanjutkan dengan perkenalan oleh ketua PTD kepada tokoh-tokoh masyarakat
mengenai tujuan pertemuan tingkat desa (PTD) sebagai rangkaian kegiatan
awal dari praktik keperawatan komunitas. Kegiatan dilanjutkan dengan diskusi
mengenai situasi dan kondisi lingkungan di Banjar Manyar serta masalah
kesehatan dan program kesehatan yang ada di banjar tersebut. Saat pertemuan
tingkat desa (PTD) berlangsung, terjadi interaksi antara mahasiwa dan tokoh-
tokoh masyarakat. Kegiatan berakhir pukul 21.35 WITA
E. Kesan
Adapun kesan yang kami rasakan dalam kegiatan PTD yaitu kegiatan
berjalan lancar, mahasiswa hadir lengkap walaupun beberapa undangan
berhalangan hadir.
F. Saran
Mengetahui
Pembimbing Praktik Ketua Panitia
A. PENDAHULUAN
Praktik keperawatan komunitas merupakan suatu pelayanan
keperawatan professional yang ditujukan kepada masyarakat dengan
penekanan pada kelompok risiko tinggi dalam upaya pencapaian derajat
kesehatan optimal melalui peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit,
pemeliharaan dan rehabilitasi. Praktik Keperawatan Komunitas ini
dilaksanakan di Banjar Manyar, Desa Ketewel, Kecamatan Sukawati,
Kabupaten Gianyar dari tanggal 5 sampai dengan 24 Februari 2018.
48
Dimana dalam Praktik ini diperlukannya pelaksanaan pemberdayaan
masyarakat untuk pengembangkan potensi yang ada di desa. Dalam rangka
mendukung terselenggaranya kegiatan tersebut, sangat dibutuhkan
pengkajian dan informasi dari masyarakat untuk mengetahui masalah yang
ada untuk dapat diangkat menjadi prioritas masalah. Maka dari itu perlu
diadakannya kegiatan SMD (Survey Mawas Diri) pada kegiatan ini.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan kunjungan atau survey di masyarakat diharapkan
dapat diketahuinya masalah kesehatan yang ada di masyarakat.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan kunjungan atau survey di masyarakat diharapkan:
a. Dapat membina hubungan saling percaya dengan masyarakat
b. Dapat membandingkan antara hasil yang didapat dari Pertemuan
Tingkat Desa dengan data yang ada di lapangan
c. Masyarakat berpartisipasi aktif dalam mengungkapkan masalah
d. Dapat mengidentifikasi masalah balita, remaja, lansia, dan
lingkungan yang ada di masyarakat Banjar Manyar, Desa Ketewel
wilayah kerja Puskesmas Sukawati I
C. SASARAN
Kepala keluarga di Banjar Manyar, Desa Ketewel wilayah kerja
Puskesmas Sukawati I
E. SUSUNAN KEPANITIAAN
Susunan kepanitiaan kegiatan SMD (Survey Mawas Diri) praktik
komunitas di Banjar Manyar, Desa Ketewel wilayah kerja Puskesmas
Sukawati I pada tanggal 6 – 8 Februari 2018
Ketua Umum : I Kadek Oki Wanjaya
Ketua Panitia : Kadek Ayu Nina Lusia Ariandini
Sekretaris : 1. Ni Wayan Yuskamita Karsaeni
49
2. Ni Made Whasu Pramesti
Bendahara : 1. Ni Luh Putu Erna Pramestyandani
2. Ni Luh Putu Kemala Putri
Analis Data : 1. Ni Putu Ayu Sandriani
2. Ni Luh Putu Ari Anggari
3. Ni Putu Putri Asmariani
4. Ni Luh Nilam Shanti Cahyani
5. Ni Made Linda Adimaharani
6. Ni Luh Yuning Juniana Dewi
F. METODE
Metode yang digunakan dalam SMD (Survey Mawas Diri) ini yaitu
door to door interview
G. ALAT/MEDIA
Alat/media yang digunakan dalam kegiatan SMD (Survey Mawas
Diri) antara lain: alat tulis dan format pengumpulan data
H. RENCANA ANGGARAN
1. Pengetikan dan pengadaan kuisioner SMD : Rp. 330.000
2. Fotocopy KK : Rp. 26.000
Total : Rp. 356.000
I. RENCANA EVALUASI
1. Struktur
50
Praplanning sudah disiapkan sebelum kegiatan dilaksanakan
2. Proses
a. Kegiatan survey yang dilakukan diharapkan berjalan lancar
b. Pada saat kunjungan rumah diharapkan terjadi interaksi antara
mahasiswa dan sasaran
2. Hasil
a. Dapat membina hubungan saling percaya dengan masyarakat
b. Masyarakat berpartisipasi aktif dalam mengungkapkan masalah
c. Masyarakat dapat mengungkapkan masalah lingkungan, kesehatan
ibu dan anak, dan lansia yang ada di masyarakat Banjar Manyar,
Desa Ketewel wilayah kerja Puskesmas Sukawati I
51
LAPORAN HASIL KEGIATAN SURVEY MAWAS DIRI (SMD) DALAM
RANGKA PK 8 (PRAKTIK KEPERAWATAN KOMUNITAS)
DI BANJAR MANYAR, DESA KETEWEL, WILAYAH KERJA UPT
KESMAS SUKAWATI I
SENIN, 05 FEBRUARI 2018
b. Batas-Batas Wilayah
1) Utara : Banjar Pasekan
2) Selatan : Pantai Manyar
3) Barat : Banjar Kubur
4) Timur : Banjar Keden
c. Keadaan Tanah Menurut Pemanfaatannya
Sebagian besar tanah dimanfaatkan untuk lahan bangunan
rumah tinggal dan memiliki pekarangan. Selain itu, juga
dimanfaatkan sebagai lahan pertanian dan perternakan.
52
d. Kondisi Jalan dan Transportasi
Banjar Manyar merupakan bagian dari Desa Ketewel,
Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar. Jalan yang terdapat di
Banjar Manyar berupa jalan yang sudah beraspal. Tidak hanya
itu, ada beberapa jalan yang disemen pada gang pemukiman
penduduk dan juga masih merupakan jalan tanah. Jalan beraspal
tersebut menjadi penghubung dengan wilayah sekitarnya, seperti
jalan utama menuju jalan raya bay pass Ida Bagus Mantra.
Sementara jalan tanah masih dijumpai sebagai akses
penghubung antar lingkungan rumah tangga. Sebagian besar
transportasi yang digunakan oleh masyarakat adalah kendaraan
pribadi, seperti sepeda gayung, sepeda motor dan mobil.
53
Gambar 3.
Populasi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin dan Umur di Banjar Manyar, Desa
Ketewel, Kecamatan Sukawati tanggal 6 – 8 Februari 2018
Interpretasi
Dari piramida di atas dapat disimpulkan bahwa dari 423 jiwa penduduk
terdapat laki-laki sebanyak 207 jiwa (49%) dan perempuan sebanyak 216
jiwa (51%). Hal ini menunjukkan jumlah penduduk berjenis kelamin laki-laki
lebih sedikit daripada jumlah penduduk perempuan.
b. Populasi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Banjar
Manyar, Desa Ketewel, Kecamatan Sukawati tanggal 6 – 8 Februari
2018
Gambar 4.
Interpretasi
Dari data di atas dapat menunjukkan bahwa penduduk yang tidak
sekolah sebesar 25 jiwa, belum sekolah sebesar 16 jiwa, tingkat dasar sebesar
176 jiwa, tingkat menengah 165 jiwa, dan tingkat tinggi sebesar 41 jiwa.
Tingkat pendidikan ini sangat berpengaruh terhadap komunikasi, penyebaran
informasi, edukasi, serta motivasi dalam bidang kesehatan.
54
c. Populasi Penduduk Berdasarkan Jenis Pekerjaan di Banjar Manyar,
Desa Ketewel, Kecamatan Sukawati tanggal 6 – 8 Februari 2018
Gambar 5.
Interpretasi
Dari data di atas menunjukkan bahwa pekerjaan penduduk di wilayah ini
adalah sebagai pelajar sebesar 19 jiwa, tenaga medis sebesar 3 jiwa,
petani/nelayan sebesar 57 jiwa, swasta sebesar 158 jiwa, PNS sebesar 8 jiwa,
wirausaha sebesar 31 jiwa, dan tidak bekerja sebesar 67 jiwa. Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar pekerjaan penduduk adalah pegawai
swasta.
55
d. Populasi Penduduk Berdasarkan Agama di Banjar Manyar, Desa
Ketewel, Kecamatan Sukawati tanggal 6 – 8 Februari 2018
Gambar 6.
Interpretasi
Seluruh penduduk di Banjar Manyar beragama Hindu yaitu sebesar
99% (419 jiwa) dan 1% beragama Kristen (4 jiwa).
56
e. Status Imunisasi Balita usia 0-5 Tahun di Banjar Manyar, Desa
Ketewel, Kecamatan Sukawati tanggal 6-8 Februari 2018
Gambar 7.
Status Imunisasi Balita usia 0-5 Tahun di Banjar Manyar, Desa Ketewel,
Kecamatan Sukawati tanggal 6-8 Februari 2018
Interpretasi
Dari 19 balita dari usia 0-5 tahun di Banjar Manyar, didapatkan hasil
bahwa 95% (18 balita) telah diimunisasi lengkap, dan 5% (1 balita) belum
lengkap.
57
Gambar 8.
Interpretasi:
Berdasarkan data diatas dari 76 KK, 96% (160 KK) kondisi
pencahayaannya terang, sedangkan 4% (3 KK) kondisi pencahayaannya
remang-remang, dan gelap 0%
58
Gambar 9.
Interpretasi:
Dari 423 jiwa yang memiliki hipertensi 23% (8 KK), batuk pilek 31%
(11 KK), katarak 5% (2KK), gastritis 20% (7 KK), DM 6% (2 KK), reumatik
3% (1 KK), diare 6% (2 KK), DB 3% (1 KK), asam urat 6% (2 KK), demam
9% (3 KK).
59
Gambar 10.
Interpretasi:
Dari 79 KK 100% rumah milik pribadi
60
Gambar 11.
Interpretasi:
Dari 79 KK terdapat 53% (42 KK) yang memiliki rumah luasnya >200
m2 dan terdapat 34% (27 KK) memiliki rumah luasnya 200 m2, dan 13% (10
KK) <200 m2
61
Gambar 12.
Interpretasi:
Dari 79 KK terdapat 99% (78 KK) yang memiliki rumah permanen dan
terdapat 1% (1 KK) memiliki rumah tidak permanen
62
Gambar 13.
Interpretasi:
Dari 79 KK terdapat 81% (64 KK) yang memiliki bentuk rumah lepas
dan terdapat 19% (15 KK) memiliki bentuk rumah dempet.
63
Gambar 14.
Interpretasi:
Dari 79 KK 95% (75 KK) memiliki rumah dengan atap genteng, dan
memiliki rumah dengan asbes 5% (4 KK)
64
Gambar 15.
Interpretasi:
Dari 79 KK 100 % memiliki rumah dengan dinding tembok
65
Gambar 16.
Interpretasi:
Dari 79 KK 4% (3 KK) memiliki rumah dengan lantai semen dan 96%
(76 KK) memiliki rumah dengan kramik.
66
n. Kondisi Jendela Rumah di Banjar Manyar, Desa Ketewel, Kecamatan
Sukawati tanggal 6 - 8 Februari 2018
Interpretas
Gambar 17.
Interpretasi
Berdasarkan data diatas dari 79 KK, 90% (73 KK) sering membuka
jendelanya, sedangkan 6% (10 KK) jarang membuka jendelanya.
Interpretasi:
Berdasarkan data diatas dari 79 KK, 6% (160 KK) kondisi
pencahayaannya terang, sedangkan 4% (3 KK) kondisi pencahayaannya
remang-remang, dan gelap 0%
68
Gambar 19.
Interpretasi :
Berdasarkan data diatas dari 79 KK, 6% (5 KK) menggunakan sumber
air minum PDAM, 34% (27 KK) menggunakan sumber air minum mineral,
60% (47 KK) menggunakan sumber air minum dari sumur, dan tidak ada
masyarakat yang menggunakan sumber air minum dari air hujan
69
Gambar 20.
Interpretasi :
Berdasarkan data diatas dari 79 KK, 58% (46 KK) masyarakat memasak
air dan 42% (33 KK) masyarakat yang tidak memasak air
70
Gambar 21.
Interpretasi :
Berdasarkan data diatas dari 79 KK, 53% (42 KK) masyarakat mengolah
sayur dengan cara dicuci terlebih dahulu dan 47% (37 KK) masyarakat
mengolah sayur dengan cara dipotong terlebih dahulu
71
Gambar 22.
Interpretasi :
Berdasarkan data diatas dari 79 KK, 79% (62 KK) masyarakat mencuci
tangan dengan sabun, 20% (16 KK) masyarakat mencuci tangan tanpa
menggunakan sabun dan 1% (1 KK) masyarakat yang tidak mencuci
tangan
72
Gambar 23.
Interpretasi :
Berdasarkan data diatas dari 79 KK, 90% (71 KK) masyarakat menyaji
makanan dengan cara ditutup sedangkan 10% (8 KK) dari masyarakat
menyaji makanan dengan cara tidak ditutup
73
Gambar 24.
Interpretasi :
Berdasarkan data diatas dari 79 KK, 92% (73 KK) masyarakat
menggunakan sumber air dari sumur, 8% (6 KK) masyarakat
menggunakan sumber air dari PDAM, dan 0% dari masyarakat yang tidak
menggunaan sumber air dari sungai dan air hujan
v. Jarak Sumber Air Ke Septic Tank Banjar Manyar, Desa Ketewel, Kecamatan
Sukawati tanggal 6 - 8 Februari 2018
74
Gambar 25.
Jarak Sumber Air Ke Septic Tank Banjar Manyar, Desa Ketewel, Kecamatan
Sukawati tanggal 6 - 8 Februari 2018
Interpretasi :
Berdasarkan data diatas dari 79 KK, 66% (52 KK) jarak sumber air ke
sptic tank >10m, sedangkan 34% (27 KK) dari masyarakat jarak sumber
air ke septic tank < 10m
75
Gambar 26.
Interpretasi :
Berdasarkan data diatas dari 79 KK, 43% (34 KK) masyarakat
menempatkan penampungan air di BAK, 34% (27 KK) masyarakat
menempatkan penampungan air di tower, 10% masyarakat menempatkan
penampungan air di ember, 7% (5 KK) masyarakat menempatkan
penampungan air di drum dan 6% (5 KK) masyarakat menempatkan
penampungan air di gentong
76
Gambar 27.
Interpretasi :
Berdasarkan data diatas dari 79 KK, 67% (52 KK) kondisi penampungan
air di masyarakat tertutup dan 33% (26 KK) kondisi penampungan air di
masyarakat terbuka
77
Gambar 28.
Interpretasi :
Berdasarkan data diatas dari 79 KK, 92% (72 KK) kondisi air di
masyarakat tidak berasa/berwarna, 4% (3 KK) kondisi air di masyarakat
tidak berasa, 3% (2 KK) kondisi air di masyarakat berwarna sedangkan
1% (1 KK) kondisi air di masyarakat berbau
78
Gambar 29.
Interpretasi :
Berdasarkan data diatas dari 79 KK, 99% (78 KK) masyarakat membuang
sampah di TPS, 1% (1 KK) dari masyarakat membuang sampah di kebun,
0% dari masyarakat yang membuang sampah di sungai dan selokan
79
Gambar 30.
Interpretasi :
Berdasarkan data diatas dari 79 KK, 53% (42 KK) keadaan tempat sampah
di masyarakat tertutup sedangkan 47% (37 KK) keadaan tempat sampah di
masyarakat terbuka
80
tanggal 6 - 8 Februari 2018
Gambar 31.
Interpretasi :
Berdasarkan data diatas dari 79 KK, 66% (52 KK) masyarakat mengolah
sampah dengan cara dipilah, 19% (15 KK) masyarakat mengolah sampah
dengan cara ditimbun, dan 15% (12 KK) dari masyarakat mengolah
sampah dengan cara dibakar
81
cc. Jarak Tempat Pembuangan Sampah Sementara dari Rumah Warga di
Banjar Manyar, Desa Ketewel, Kecamatan Sukawati tanggal 6 – 8 Februari
2018
Gambar 32.
Interpretasi
berdasarkan hasil survey yang dilakukan terhadap 79KK maka didapatkan
data seperti di atas yaitu sebesar 54% (43KK) memiliki TPS Sementara
yang jaraknya jauh dari rumah warga (>5meter) sedangakan 46 % (36KK)
TPS dekat dengan rumah (<5meter).
82
dd. Jenis Jamban Keluarga di Banjar Manyar, Desa Ketewel, Kecamatan Sukawati
tanggal 6 – 8 Februari 2018
Gambar 33.
Interpretasi:
Berdasarkan hasil survey yang dilakukan terhadap 79KK maka didapatkan
data sebagai berikut sebesar 90% (71KK) memiliki jamban jenis leher angsa
sedangkan 10% (8KK) memiliki jamban dengan jenis jamban cemplung.
83
ee. Tempat BAB/BAK Masyarakat di Banjar Manyar, Desa Ketewel, Kecamatan
Sukawati tanggal 6 – 8 Februari 2018
Gambar 34.
Interpretasi
Berdasarkan data di atas maka diperoleh data sebagai berikut sebanyak 100%
(79KK) warga melukan BAB/BAK di jamban rumah masing-masing dan 0%
warga tidak ada yang BAB/BAK di sungai atau sembarangan.
84
ff. Tempat Pembuangan Limbah Masyarakat di Banjar Manyar, Desa Ketewel,
Kecamatan Sukawati tanggal 6 – 8 Februari 2018
Gambar 35.
Interpretasi
Berdasarkan data di atas maka diperoleh data sebagai berikut sebanyak 59%
(47KK) warga membuang limbah di got, sebanyak 41% (32KK) memnuang
limbah pada resapan dan 0% warga tidak ada yang membuang limbah
sembarangan.
85
gg. Kondisi Saluran Pembuangan Limbah Masyarakat di Banjar Manyar, Desa
Ketewel, Kecamatan Sukawati tanggal 6 – 8 Februari 2018
Gambar 36.
Interpretasi:
Berdasarkan data di atas maka diperoleh data yaitu sebanyak 97% (77KK) kondisi
saluran pembuangan yang dimiliki warga lancar sedangkan 3% (2KK) tidak
lancar.
86
hh. Kandang Masyarakat di Banjar Manyar, Desa Ketewel, Kecamatan Sukawati
tanggal 6 – 8 Februari 2018
Gambar 37.
Interpretasi
Berdasarkan data di atas maka diperoleh data sebagai berikut sebanyak 13%
(10KK) warga Banjar Manyar memiliki kandang di dalam rumah, sebesar 25%
(20KK) warga memiliki kandang di luar rumah, dan 62% (49KK) tidak memiliki
kandang.
87
ii. Jarak Kandang dengan Rumah Masyarakat di Banjar Manyar, Desa Ketewel,
Kecamatan Sukawati tanggal 6 – 8 Februari 2018
Gambar 38.
Interpretasi
Berdasarkan data di atas maka diperoleh data sebagai berikut warga yang
memiliki kandang yaitu sebanyak 77% (17KK) letak kandang dekat (<5meter)
sedangkan 23% (13KK) letaknya jauh dari rumah (>5meter).
88
jj. Kondisi Kandang Masyarakat di Banjar Manyar, Desa Ketewel, Kecamatan
Sukawati tanggal 6 – 8 Februari 2018
Gambar 39.
Interpretasi
Berdasarkan data di atas maka diperoleh data sebagai berikut sebanyak 97%
(29KK) kondisi kandang yang dimiliki warga terawat sedangkan hanya terdapat
3% (1KK) yang kandangnya tidak terawat.
89
kk. Kebersihan Kandang Masyarakat di Banjar Manyar, Desa Ketewel,
Kecamatan Sukawati tanggal 6 – 8 Februari 2018
Gambar 40.
Interpretasi
Berdasarkan pengkajian yang dilakukan ke rumah warga, maka didapatkan
data sebagai berikut sebanyak 50% (15KK) warga membersihkan kandang
setiap minggu, 30% (9KK) membersihkan kandang setiap hari, sedangkan
sebanyak 20% (6KK) melakukan pembersihan kandang setiap saat.
90
ll. Pemanfaatan Pekarangan Keluarga di Banjar Manyar, Desa Ketewel,
Kecamatan Sukawati tanggal 6 – 8 Februari 2018
Gambar 41.
Interpretasi:
Berdasarkan data yang diperoleh dari 79 KK di Banjar Manyar, 56%
(42 KK) memanfaatkan pekarangannya untuk menanam tanaman hias,
18% (15KK) memanfaatkan pekarangan untuk ditanami tanaman
TOGA, sedangkan 26% (22 KK) tidak memanfaatkan
pekarangannya.
91
mm. Sumber Biaya Selama Menempuh Pendidikan Masyarakat di Banjar
Manyar, Desa Ketewel, Kecamatan Sukawati tanggal 6 – 8 Februari 2018
Gambar 42.
Interpretasi:
Berdasarkan data di atas maka diperoleh data sebagai berikut sebanyak
87% (69KK) memperoleh biaya pendidikan dari orang tua, sedangkan
13% (10KK) membiayai pendidikannya sendiri.
92
nn. Jarak Tempuh Pelayanan Kesehatan dari Rumah Masyarakat di Banjar
Manyar, Desa Ketewel, Kecamatan Sukawati tanggal 6 – 8 Februari 2018
Gambar 43.
Interpretasi:
Berdasarkan data di atas maka diperoleh data sebagai berikut
sebanyak 39% (31KK) memiliki jarak yang dekat (<3KK) dengan
pelayanan kesehatan, 37% (29KK) berjarak sedang (3-6KK), dan
24% (19KK) memiliki jarak jauh (>6km) dari pelayanan kesehatan.
93
oo. Sarana Komunikasi yang Dimiliki Masyarakat di Banjar Manyar, Desa
Ketewel, Kecamatan Sukawati tanggal 6 – 8 Februari 2018
Gambar 44.
Interpretasi:
Berdasarkan data di atas maka diperoleh data bahwa sebagian besar
masyarakat banjar Manyar yaitu 67% (53KK) menggunakan televisi
sebagai sarana komunikasi sedangkan sebesar 33% (26KK)
menggunakan televon (handphone) sebagai sarana komunikasi
keluarga.
94
pp. Sarana yang Sering Memberikan Informasi Masyarakat di Banjar Manyar,
Desa Ketewel, Kecamatan Sukawati tanggal 6 – 8 Februari 2018
Gambar 45.
Interpretasi:
Berdasarkan data di atas maka diperoleh data sebagai berikut
sebanyak 75% (59KK) menggunakan televisi untuk sumber informasi,
24% (19KK) menggunakan televon (handphone), sedangkan 1%
(1KK) menggunakan internet sebagai sumber informasi keluarga.
95
qq. Tokoh yang Sering Memberikan Informasi di Banjar Manyar, Desa Ketewel,
Kecamatan Sukawati tanggal 6 – 8 Februari 2018
Gambar 46.
Interpretasi:
Berdasarkan survey yang dilakukan di atas maka diperoleh data yaitu
sebesar 94% (74KK) mengatakan bahwa yang paling sering
memberikan informasu adalah tokoh masyarakat, 5% (4KK)
mendapatkan informasi dari petugas kesehatan sedangkan 1% (1KK)
lain-lain.
96
rr. Pengobatan yang Dituju Masyarakat di Banjar Manyar, Desa Ketewel,
Kecamatan Sukawati tanggal 6 – 8 Februari 2018
Gambar 47.
Interpretasi:
Berdasarkan data di atas maka diperoleh data sebanyak 100% (79KK)
warga melakukan pengobatan di pelayanan kesehatan.
97
ss. Jarak Pelayanan Kesehatan dari Rumah Masyarakat di Banjar Manyar, Desa
Ketewel, Kecamatan Sukawati tanggal 6 – 8 Februari 2018
Gambar 48.
Interpretasi:
Berdasarkan data di atas maka diperoleh data sebagai berikut sebanyak
67% (53KK) warga berjarak antara 1-3KM dari pelayanan kesehatan,
25% (20KK) berjarak jauh yaitu lebih dari 3KM, sedangkan 8%
berjarak kurang 1KM dari pelayanan kesehatan.
98
tt. Jarak Pelayanan Kesehatan dari Rumah Masyarakat di Banjar Manyar, Desa
Ketewel, Kecamatan Sukawati tanggal 6 – 8 Februari 2018
Gambar 49.
Interpretasi:
Berdasarkan data di atas maka diperoleh data sebagai berikut sebanyak
100% (79KK) warga memiliki pecalang sebagai petugas keamanan
banjar.
99
uu. Jenis Petugas Keamanan yang Dimiliki Masyarakat di Banjar Manyar, Desa
Ketewel, Kecamatan Sukawati tanggal 6 – 8 Februari 2018
Gambar 50.
Interpretasi:
Berdasarkan data di atas maka diperoleh data sebagai berikut sebanyak
100% (79KK) petugas keamanan yang dimiliki adalah pecalang.
100
vv. Jarak Fasilitas Kesehatan Dari Rumah Keluarga di Banjar Manyar, Desa
Ketewel, Kecamatan Sukawati tanggal 6 – 8 Februari 2018
Gambar 51.
Jarak Fasilitas Kesehatan Dari Rumah Keluarga di Banjar Manyar, Desa Ketewel,
Kecamatan Sukawati tanggal 6 – 8 Februari 2018
Interpretasi:
Berdasarkan data di atas maka diperoleh data sebagai berikut sebanyak 96%
(76KK) berjarak lebih dari 100 meter, sebanyak 3% (2KK) berjarak 50-100
meter, sedangkan 1% (1KK) berjarak kurang dari 50 meter.
101
ww. Keluarga Yang Mempunyai Tabungan Di Banjar Manyar Desa Ketewel
Kecamatan Sukawati Kabupaten Gianyar
Gambar 52.
102
xx. Kegunaan Tabungan Di Banjar Manyar Desa Ketewel Kecamatan Sukawati
Kabupaten Gianyar Tanggal 6-8 Februari 2018
Gambar 53.
Interpretasi
Dari Data diatas menunjukan bahwa sebanyak 15 % (12 KK) dari jumlah
total 79 KK yang di kaji di Banjar Manyar memanfaatkan tabungan untuk
kesehatan, 13% (10 KK) dari jumlah total 79 KK memanfaatkan tabungan
untuk hari tua, sebanyak 41 % (31 KK) dari jumlah total 79 KK yang di kaji
di Banjar Manyar memanfaatkan tabungan untuk sekolah, 19% (15 KK) dari
jumlah total 79 KK memanfaatkan tabungan untuk hal lainnya( bayar listrik,
bayar iuran banjar dll). Jadi berdasarkan data diatas, sebagaian besar
masyarakat di Banjar Manyar memanfaatkan tabungan untuk menyekolahkan
anaknya.
103
yy. Keluarga Yang Memiliki Penghasilan Tambahan Di Banjar Manyar Desa
Ketewel Kecamatan Sukawati Kabupaten Gianyar Tanggal 6-8 Februari 2018
Gambar 54.
Interpretasi
Dari Data diatas menunjukan bahwa sebanyak 44 % (35 KK) dari jumlah
total 79 KK yang di kaji di Banjar Manyar yang memiliki penghasilan
tambahan, dan 56% (44 KK) dari jumlah total 79 KK tidak memiliki
penghasilan tambahan. Jadi berdasarkan data diatas, sebagaian besar
masyarakat di Banjar Manyar tida memiliki penghasilan tambahan.
104
zz. Rata-Rata Penghasilan Tambahan Keluarga Di Banjar Manyar Desa Ketewel
Kecamatan Sukawati Kabupaten Gianyar Tanggal 6-8 Februari 2018
Gambar 55.
Interpretasi
Dari Data diatas menunjukan bahwa sebanyak 71 % (25 KK) dari jumlah
total 35 KK yang memiliki penghasilan tambahan yang di kaji di Banjar
Manyar yang memiliki penghasilan tambahan sebesar <Rp. 1000.0000,00,
26% (9 KK) dari jumlah total 35 KK yang memiliki penghasilan tambahan
yang di kaji di Banjar Manyar sebesar Rp 1000.000,00-3.000.000,00 dan 3%
(1 KK) memiliki penghasilan tambahan sebesar >Rp. 3000.0000,00.
105
aaa. Cara Keluarga Mengatasi Keuangan Di Banjar Manyar Desa Ketewel
Kecamatan Sukawati Kabupaten Gianyar Tanggal 6-8 Februari 2018
Gambar 56.
Interpretasi
Dari Data diatas menunjukan bahwa sebanyak 81 % (64 KK) dari jumlah
total 79 KK yang di kaji di Banjar Manyar melakukan pinjaman DI
Bank/koperasi jika tidak memiliki uang dan 19% (15 KK) dari jumlah total
79 KK melakukan pinjaman di saudara atau tetangga jika tidak mempunyai
uang. Jadi berdasarkan data diatas, sebagaian besar masyarakat di Banjar
Manyar meminjam uang di koperasi/bank jika tidak memiliki uang.
106
bbb. Peraturan Di Banjar Manyar Desa Ketewel Kecamatan Sukawati Kabupaten
Gianyar Tanggal 6-8 Februari 2018
Gambar 57.
Interpretasi
Dari Data diatas menunjukan bahwa sebanyak 100 % (79 KK) dari jumlah
total 79 KK yang di kaji di Banjar Manyar mengatakan ada peraturan yang
mengatur masyarakat di Banjar Manyar, Desa Ketewel, Kecamatan Sukawati.
107
ccc. Asal Peraturan Masyarakat Di Banjar Manyar Desa Ketewel Kecamatan
Sukawati Kabupaten Gianyar Tanggal 6-8 Februari 2018
Gambar 58.
Interpretasi
Dari Data diatas menunjukan bahwa sebanyak 100 % (79 KK) dari jumlah
total 79 KK yang di kaji di Banjar Manyar mengatakan asal peraturan yang
mengatur masyarakat di Banjar Manyar, Desa Ketewel, Kecamatan Sukawati
berasal dari adat.
108
ddd. Isi Peraturan Adat Masyarakat Di Banjar Manyar Desa Ketewel
Kecamatan Sukawati Kabupaten Gianyar Tanggal 6-8 Februari 2018
Gambar 59.
Interpretasi
Dari Data diatas menunjukan bahwa sebanyak 86 % (68 KK) dari jumlah
total 79 KK yang di kaji di Banjar Manyar mengatakan isi peraturan adat
mengatur kegiatan mengenai gotong royong, sebanyak 11% (9 KK) dari
jumlah total 79 KK yang di kaji di Banjar Manyar mengatakan isi peraturan
adat mengatur kegiatan pembersihan lingkungan/sanitasi lingkungan dan 3%
(2 KK) dari jumlah total 79 KK mengatakan isi peraturan adat mengatur
tentang kegiatan imunisasi. Jadi berdasarkan data diatas, sebagaian besar
masyarakat di Banjar Manyar mengatakan isi peraturan adat mengatur tentang
kegiatan gotong royong.
109
eee. Kelompok Organisasi Di Banjar Manyar Desa Ketewel Kecamatan Sukawati
Kabupaten Gianyar Tanggal 6-8 Februari 2018
Gambar 60.
Interpretasi
Dari Data diatas menunjukan bahwa sebanyak 100 % (79 KK) dari jumlah
total 79 KK yang di kaji di Banjar Manyar mengatakan ada kelompok
organisasi di Banjar Manyar, Desa Ketewel, Kecamatan Sukawati.
110
fff. Kegiatan Dari Kelompok Organisasi Di Banjar Manyar Desa Ketewel
Kecamatan Sukawati Kabupaten Gianyar Tanggal 6-8 Februari 2018
Gambar 61.
Interpretasi
Dari Data diatas menunjukan bahwa sebanyak 100 % (79 KK) dari jumlah
total 79 KK yang di kaji di Banjar Manyar mengatakan kelompok organisasi
di Banjar Manyar, Desa Ketewel, Kecamatan Sukawati ada kegiatan.
111
ggg. Jenis Kegiatan Dari Kelompok Organisasi Di Banjar Manyar Desa Ketewel
Kecamatan Sukawati Kabupaten Gianyar Tanggal 6-8 Februari 2018
Gambar 62.
Interpretasi
Dari Data diatas menunjukan bahwa sebanyak 25 % (20 KK) dari jumlah
total 79 KK yang di kaji di Banjar Manyar mengatakan jenis kegiatan
organisasi di Banjar manyar mengenai gotong royong, sebanyak 32% (25
KK) dari jumlah total 79 KK yang di kaji di Banjar Manyar mengatakan isi
peraturan adat mengatur kegiatan PKK, sebanyak 15% (12 KK) dari jumlah
total 79 KK yang di kaji di Banjar Manyar mengatakan isi peraturan adat
mengatur kegiatan posyandu, sebanyak 3% (2 KK) dari jumlah total 79 KK
mengatakan isi peraturan adat mengatur tentang kegiatan STT dan sebanyak
25% (20 KK) dari jumlah total 79 KK yang di kaji di Banjar Manyar
mengatakan isi peraturan adat mengatur kegiatan lain-lainnya .Jadi
berdasarkan data diatas, sebagaian besar masyarakat di Banjar Manyar
mengatakan isi peraturan adat mengatur tentang kegiatan PKK.
112
hhh. Peraturan Yang Mengatur Kegiatan Dari Kelompok Organisasi Di Banjar
Manyar Desa Ketewel Kecamatan Sukawati Kabupaten Gianyar Tanggal 6-8
Februari 2018
Gambar 63.
Interpretasi
Dari Data diatas menunjukan bahwa sebanyak 100 % (79 KK) dari jumlah
total 79 KK yang di kaji di Banjar Manyar mengatakan ada peraturan yang
mengatur kegiatan kelompok organisasi di Banjar Manyar, Desa Ketewel,
Kecamatan Sukawati yaitu peraturan adat.
113
iii. Peran Serta Kelompok Kesehatan Dalam Kegiatan Organisasi Di Banjar
Manyar Desa Ketewel Kecamatan Sukawati Kabupaten Gianyar Tanggal 6-8
Februari 2018
Gambar 64.
Interpretasi
Dari Data diatas menunjukan bahwa sebanyak 85 % (67 KK) dari jumlah
total 79 KK yang di kaji di Banjar Manyar mengatakan ada peran serta
kelompok kesehatan dalam kegiatan organisasi di Banjar Manyar, Desa
Ketewel, Kecamatan Sukawati dan sebanyak 15% (12KK) dari jumlah total
79 KK yang dikaji mengatakan tidak ada peran serta kelompok kesehatan
dalam kegiatan organisasi di Banjar Manyar, Desa Ketewel, Kecamatan
Sukawati. Jadi berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa ada peran
serta kelompok kesehatan dalam kegiatan organisasi di Banjar Manyar Desa
Ketewel Kecamatan Sukawati Gianyar.
114
jjj. Peran Serta Masyarakat Dalam Kegiatan Masyarakat Di Banjar Manyar Desa
Ketewel Kecamatan Sukawati Kabupaten Gianyar Tanggal 6-8 Februari 2018
Gambar 65.
Interpretasi
Dari Data diatas menunjukan bahwa sebanyak 90 % (60 KK) dari jumlah
total 67 KK yang di kaji di Banjar Manyar yang berperan serta mengatakan
aktif dalam kegiatan msyarakat di Banjar Manyar, Desa Ketewel, Kecamatan
Sukawati dan sebanyak 10%(7KK) dari jumlah total 67 KK yang di kaji di
Banjar Manyar yang berperan serta mengatakan aktif dalam kegiatan
msyarakat di Banjar Manyar, Desa Ketewel, Kecamatan Sukawati. Jadi
berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa masyarakat banyar manyar
aktif dalam kegiatan peran serta masyarakat dalam kegiatan masayarakat di
Banjar Manyar Desa Ketewel Kecamatan Sukawati
115
kkk. Usaha Untuk Menanggulangi Yang Berperan Pasif Dalam Kegiatan Di Banjar
Manyar Desa Ketewel Kecamatan Sukawati Kabupaten Gianyar Tanggal 6-8
Februari 2018
Gambar 66.
Interpretasi
Dari Data diatas menunjukan bahwa sebanyak 57 % (4 KK) dari jumlah total
7 KK yang di kaji di Banjar Manyar yang berperan pasif dalam kegiatan
msyarakat mengatakan ada usaha untuk menanggulangi masyarakat yang
berperan pasif di Banjar Manyar, Desa Ketewel, Kecamatan Sukawati dan
sebanyak 43%(3KK) dari jumlah total 7 KK yang di kaji di Banjar Manyar
yang berperan berperan pasif dalam dalam kegiatan msyarakat mengatakan
tidak ada usaha untuk menanggulangi masyarakat yang berperan pasif di
Banjar Manyar, Desa Ketewel, Kecamatan Sukawati. Jadi berdasarkan data
116
diatas dapat disimpulkan bahwa masyarakat banyar manyar mengatakan ada
usaha untuk menanggulangi masyarakat yang berperan pasif di Banjar
Manyar, Desa Ketewel, Kecamatan Sukawati
Gambar 67.
Interpretasi
Dari Data diatas menunjukan bahwa sebanyak 68% (13KK) dari jumlah total
19 KK yang di kaji di Banjar Manyar yang berperan tidak aktif dalam
kegiatan msyarakat mengatakan bahwa ketidakafktifan dalam kegiatan
disebabkan oleh kesibukan dalam bekerja dan sebanyak 32%(6KK) dari
jumlah total 19 KK yang di kaji di Banjar Manyar yang berperan tidak aktif
dalam kegiatan masyarakat mengatakan bahwa ketidakafktifan dalam
kegiatan disebabkan oleh kurangnya informasi mengenai kegiatan di Banjar
117
Manyar, Desa Ketewel, Kecamatan Sukawati. Jadi berdasarkan data diatas
dapat disimpulkan bahwa masyarakat banyar manyar mengatakan bahwa
penyebab masyarakat tidak aktif dalam kegiatan di Banjar Manyar
disebabkan oleh kesibukan dalam bekerja.
mmm. Waktu Luang Untuk Rekreasi Di Banjar Manyar Desa Ketewel Kecamatan
Sukawati Kabupaten Gianyar Tanggal 6-8 Februari 2018
Gambar 68.
Interpretasi
Dari Data diatas menunjukan bahwa sebanyak 84% (66KK) dari jumlah total
79 KK yang di kaji di Banjar Manyar mengatakan ada waktu luang untuk
rekreasi dan sebanyak 16%(13KK) dari jumlah total 79 KK yang di kaji di
118
Banjar Manyar mengatakan tidak ada waktu luang keluarga untuk rekreasi
Jadi berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa masyarakat banyar
manyar mengatakan ada waktu luang keluarga untuk rekrasi.
Gambar 69.
Interpretasi
Dari Data diatas menunjukan bahwa sebanyak 35 % ( 23 KK) dari jumlah
total 66 KK yang di kaji di Banjar Manyar mengatakan ada waktu luang
untuk rekreasi dilakukan di dalam rumah dan sebanyak 65 %(43 KK) dari
jumlah total 66 KK yang di kaji di Banjar Manyar mengatakan rekreasi
keluarga dilakukan diluar rumah. Jadi berdasarkan data diatas dapat
disimpulkan bahwa masyarakat banjar manyar lebih banyak melakukan
rekreasi di luar rumah.
119
ooo. Kegiatan Saat Berekreasi Di Banjar Manyar Desa Ketewel Kecamatan
Sukawati Kabupaten Gianyar Tanggal 6-8 Februari 2018
KEGIATAN SAAT REKREASI
120
121
Gambar 70.
Interpretasi
Dari Data diatas menunjukan mengani kegiatan di dalam rumah sebanyak 96
% ( 22 KK) dari jumlah total 23 KK yang di kaji di Banjar Manyar
mengatakan ada rekreasi di waktu luang digunakan untuk menonton TV dan
sebanyak 4%(1 KK) dari jumlah total 23 KK yang mngatakan rekreasi di
dalam rumah yaitu memasak. Jadi dapat dosimpulkan bahwa rekreasi
masyarakat di dalam rumah lebih banyak menonton TV.
Dari Data diatas menunjukan mengani kegiatan di dalam rumah sebanyak 2%
( 1 KK) dari jumlah total 43 KK yang di kaji di Banjar Manyar mengatakan
rekreasi di waktu luang digunakan untuk berkebun, 2% ( 1 KK) dari jumlah
total 43 KK yang di kaji di Banjar Manyar mengatakan rekreasi di waktu
luang digunakan untuk beternak, 2% ( 1 KK) dari jumlah total 43 KK yang
di kaji di Banjar Manyar mengatakan rekreasi di waktu luang digunakan
untuk berkebun dan sebanyak 77%(33 KK) dari jumlah total 43 KK yang
mengatakan rekreasi dilakukan di pantai dan 9% ( 4 KK) dari jumlah total 43
KK yang di kaji di Banjar Manyar mengatakan rekreasi di waktu luang
dilakukan di rumah keluarga dan tempat keagamaan. Jadi dapat disimpulkan
bahwa rekreasi masyarakat di luar rumah lebih banyak di pantai.
122
Gambar 71.
Interpretasi
Dari Data diatas menunjukan bahwa sebanyak 61% (40 KK) dari jumlah total
66 KK yang di kaji di Banjar Manyar mengatakan setelah berekreasi
keluarga mengatakan lebih tenang ada dan sebanyak 33%(2 KK) dari jumlah
total 66 KK yang di kaji di Banjar Manyar mengatakan setelah berekreasi
keluarga merasakan lebih segar dan 6%( 4 KK) dari jumlah total 66 KK yang
di kaji di Banjar Manyar mengatakan setelah berekreasi keluarga
mengatakan merasa biasa saja Jadi berdasarkan data diatas dapat disimpulkan
bahwa setelah berekreasi masyarakat banjar manyar leboh banyak merasa
lebih tennag setalah melakukan rekreasi baik diluar maupun didalam rumah.
Interpretasi
Dari Data diatas menunjukan bahwa sebanyak 76 % (60 KK) dari jumlah
total 79 KK yang di kaji di Banjar Manyar mengatakan ada keyakinan yang
mendukung kesehatan di Banjar Manyar, Desa Ketewel, Kecamatan
Sukawati, sementara sebanyak 24% (19%) mengatakn tidak terdapat
keyakinan yang mendukung kesehatan.
sss.Keluarga Yang Sakit Di Banjar Manyar Desa Ketewel Kecamatan Sukawati
Kabupaten Gianyar
125
Gambar 74.
Interpretasi:
Dari Data diatas menunjukan bahwa sebanyak 1 % (1 KK) dari jumlah total
79 KK yang di kaji di Banjar Manyar mengidap penyakit asma sebanyak 1 %
(1 KK) dari jumlah total 79 KK yang di kaji di Banjar Manyar mengidap
penyakit TBC, sebanyak 27 % (21 KK) dari jumlah total 79 KK yang di kaji
di Banjar Manyar mengidap hipertensi, sebanyak 32 % (25 KK) dari jumlah
total 79 KK yang di kaji di Banjar Manyar dengan penyakit lainnya seperti
hepatitis, asam urat, batuk pilek, sakit pinggang dll, sebanyak 39 % (31 KK)
dari jumlah total 79 KK yang di kaji di Banjar Manyar tidak mengidap
penykit apapun.
ttt. Tindakan Keluarga Apabila Anggota Keluarga Lain Sakit Di Banjar Manyar
Desa Ketewel Kecamatan Sukawati Kabupaten Gianyar
126
Gambar 75.
Interpretasi:
Dari data di atas, didapatkan hasil dari 79 KK yang ada di Banjar
Manyar, Desa Ketewel, Kecamatan Sukawati terdapat 100% (79 KK) yang
membawa anggota keluarga mereka ketika sakit ke pelayanan kesehatan.
127
Gambar 76.
Interpretasi:
Dari data di atas, didapatkan hasil dari 2 KK yang ada di Banjar Manyar,
Desa Ketewel, Kecamatan Sukawati terdapat 50 %(1 KK) yang memiliki
ibu dengan usia kehamilan di trimester 2 dan 50 %(1 KK) yang memiliki
ibu dengan usia kehamilan di trimester 3. Hal ini menunjukkan terdapat 2
KK di Banjar Manyar, Desa Ketewel yang memiliki ibu hamil.
vvv. Ibu Hamil Keberapa di Banjar Manyar, Desa Ketewel, Kecamatan Sukawati
tanggal 6 - 8 Februari 2018
128
Gambar 77.
Interpretasi:
Dari data di atas, didapatkan hasil dari 2 KK yang ada di Banjar Manyar,
Desa Ketewel, Kecamatan Sukawati terdapat 50% (1 KK) yang sedang hamil
anak pertama, 50% (1 KK) yang sedang hamil anak kedua. Hal ini
menunjukkan 1 KK di Banjar Manyar, Desa Ketewel yang sedang
mengandung anak pertama dan 1 KK yang sedang mengandung anak kedua
yang membutuhkan lebih banyak nutrisi daripada sebelum hamil.
129
Gambar 78.
Interpretasi
Dari data di atas, didapatkan hasil dari 2 KK yang ada di Banjar Manyar,
Desa Ketewel, Kecamatan Sukawati 2 KK yang sudah memeriksakan
kehamilan sebanyak 4 kali. Hal ini menunjukan 2 KK yang memiliki ibu
hamil di Banjar Manyar, Desa Ketewel sudah mengetahui dan memiliki
kesadaran tentang pentingnya memeriksakan kandungan
130
Gambar 79.
Interpretasi
Dari data di atas, didapatkan hasil dari 2 KK yang ada di Banjar Manyar,
Desa Ketewel, Kecamatan Sukawati sudah memeriksakan kehamilannya di
dokter. Hal ini menunjukan 2 KK yang memiliki ibu hamil di Banjar
Manyar, Desa Ketewel sudah mengetahui dan memiliki kesadaran tentang
pentingnya memeriksakan kandungan di pelayanan kesehatan yang
professional.
yyy. Persentase Ibu Hamil yang Mendapat Imunisasi TT di Banjar Manyar, Desa
Ketewel, Kecamatan Sukawati tanggal 6 - 8 Februari 2018
131
Gambar 80.
Interpretasi:
Dari data di atas, didapatkan hasil dari 2 KK yang ada di Banjar Manyar,
Desa Ketewel, Kecamatan Sukawati 50% (1 KK) memperoleh imunisasi TT,
50% (1 KK) belum/tidak memperoleh imunisasi TT . Hal ini menunjukan 1
KK yang memiliki ibu hamil di Banjar Manyar, Desa Ketewel tidak
berisiko untuk menderita tetanus ketika persalinan, 1 KK yang memiliki ibu
hamil di Banjar Manyar, Desa Ketewel berisiko untuk menderita tetanus
ketika persalinan.
zzz. Alasan ibu tidak mendapat imunisasi di Banjar Manyar, Desa Ketewel,
Kecamatan Sukawati tanggal 6 - 8 Februari 2018
132
Gambar 81.
Interpretasi
Dari data di atas, didapatkan hasil dari 1 KK yang tidak mendapat imunisasi
di Banjar Manyar, Desa Ketewel, Kecamatan Sukawati bahwa 100% (1 KK)
memiliki alasan karena tidak tahu manfaat. Hal ini menunjukan 1 KK yang
tidak mendapatkan imunisasi TT.
aaaa. Persentase Ibu Hamil yang Minum Tablet SF di Banjar Manyar, Desa
Ketewel, Kecamatan Sukawati tanggal 6 - 8 Februari 2018
133
Gambar 82.
Persentase Ibu Hamil yang Minum Tablet SF di Banjar Manyar, Desa Ketewel,
Kecamatan Sukawati tanggal 6 - 8 Februari 2018
Interpretasi:
Dari data di atas, didapatkan hasil dari 2 KK yang ada di Banjar Manyar,
Desa Ketewel, Kecamatan sudah mendapatkan tablet SF . Hal ini
menunjukan 2 KK yang memiliki ibu hamil di Banjar Manyar, Desa
Ketewel sudah menurunkan risiko anemia pada ibu hamil.
bbbb. Ibu mendapat gizi seimbang di banjar Manyar, Desa Ketewel, Kecamatan
Sukawati tanggal 6 - 8 Februari 2018
134
Gambar 83.
Interpretasi
Dari data di atas, didapatkan hasil dari 2 KK yang mendapat gizi seimbang
di Banjar Manyar, Desa Ketewel, Kecamatan Sukawati bahwa 100% (2
KK) mendapatkan gizi seimbang untuk kandungannya.
135
cccc. Persentase Ibu yang Melakukan Perawatan Payudara Banjar Manyar, Desa
Ketewel, Kecamatan Sukawati tanggal 6 - 8 Februari 2018
Gambar 84.
Interpretasi:
Dari data di atas, didapatkan hasil dari 3 KK yang ada di Banjar Manyar,
Desa Ketewel, Kecamatan Sukawati 1 KK melakukan perawatan payudara
pada ibu hamil, 2 KK tidak melakukan perawatan payudara pada ibu hamil.
Hal ini menunjukan 1 KK yang memiliki ibu hamil di Banjar Manyar, Desa
Ketewel tidak memiliki risiko tidak keluarnya ASI sehingga calon bayi
mendapatkan nutrisi yang penting bagi pertumbuhannya. 2 KK yang
memiliki ibu hamil di Banjar Manyar, Desa Ketewel memiliki risiko tidak
keluarnya ASI sehingga calon bayi mendapatkan nutrisi yang penting bagi
pertumbuhannya.
dddd. Alasan ibu tidak melakukan perawatan payudara di banjar Manyar, Desa
Ketewel, Kecamatan Sukawati tanggal 6 - 8 Februari 2018
136
Gambar 85.
Alasan ibu tidak melakukan perawatan payudara di banjar Manyar, Desa Ketewel,
Kecamatan Sukawati tanggal 6 - 8 Februari 2018
Interpretasi
Dari data di atas, didapatkan hasil dari 2 KK yang tidak melakukan
perawatan payudara di Banjar Manyar, Desa Ketewel, Kecamatan Sukawati
bahwa 100% (2 KK) dengan alasan bahwa tidak tahu cara melakukan
perawatan payudara.
137
eeee. Usia Anak yang Masih Diteteki Ibu di Banjar Manyar, Desa Ketewel,
Kecamatan Sukawati tanggal 6 – 8 Februari 2018
Gambar 86.
Usia Anak yang Masih Diteteki Ibu di Banjar Manyar, Desa Ketewel, Kecamatan
Sukawati tanggal 6 - 8 Februari 2018
Interpretasi:
Dari data di atas, didapatkan hasil dari 10 KK yang ada di Banjar Manyar,
Desa Ketewel, Kecamatan Sukawati terdapat 50% (5 KK) yang sedang
meneteki anak usia 0-6 bulan, 20% (2 KK) sedang meneteki anak usia 1-2
tahun, dan 30% (3 KK) sedang meneteki anak usia >2 tahun. Hal ini
menunjukan 10 KK yang memiliki ibu meneteki di Banjar Manyar, Desa
Ketewel sudah mengetahui dan memiliki kesadaran tentang pentingnya
memberikan ASI pada pertumbuhan dan kekebalan tubuh anak.
ffff. Persentase Waktu Ibu Menyusui Anak di Banjar Manyar, Desa Ketewel,
Kecamatan Sukawati tanggal 6 – 8 Februari 2018
138
Gambar 87.
Interpretasi:
Dari data di atas, didapatkan hasil dari 10 KK yang ada di Banjar Manyar,
Desa Ketewel, Kecamatan Sukawati terdapat 40% (4 KK) yang menyusui
anak setiap saat dan 60% (6 KK) meneteki anaknya dengan terpancang
waktu. Hal ini menunjukan 10 KK yang memiliki ibu meneteki di Banjar
Manyar, Desa Ketewel sebagian besar meneteki anaknya terpancang waktu,
ini menunjukan bahwa sebagian ibu kurang mengetahui cara pemberian ASI
pada anak.
139
Gambar 88.
Interpretasi:
Dari data di atas, didapatkan hasil dari 10 KK yang ada di Banjar Manyar,
Desa Ketewel, Kecamatan Sukawati terdapat 60% (6 KK) yang melakukan
perawatan payudara ketika meneteki, 40% (4 KK) yang tidak melakukan
perawatan payudara ketika meneteki. Hal ini menunjukan 10 KK yang
memiliki ibu meneteki di Banjar Manyar, Desa Ketewel sebagian besar
melakukan perawatan payudara sehingga memperlancar pengeluaran ASI
untuk anak.
hhhh. Keikutsertaan KB bagi Pasangan Usia Subur (PUS) Banjar Manyar, Desa
Ketewel, Kecamatan Sukawati tanggal 6 - 8 Februari 2018
140
Gambar 89.
Interpretasi
Dari data diatas, didapatkan hasil dari 76 PUS (Pasangan Usia Subur) yang
ada di Banjar Manyar, Desa Ketewel, Kecamatan Sukawati bahwa 67% (51
pasangan) memutuskan untuk menggunakan KB, dan 33% (25 pasangan)
memutuskan untuk tidak mengikuti KB. Hal ini menunjukkan bahwa saat
ini lebih banyak pasangan usia subur (PUS) di Banjar Manyar yang belum
berencana untuk memiliki anak.
141
Gambar 90.
Interpretasi:
Berdasarkan Data diatas dari 51 PUS yang mengikuti KB, 20% (10 PUS)
menggunakan KB Pil, 6% (3 PUS) menggunakan MOW/MOP, 35% (18
PUS) menggunakan KB Suntik, 39% (20 KK) menggunakan KB IUD.
142
Gambar 91.
Interpretasi:
Berdasarkan data diatas dari 51 PUS, 8% (4 KK) memiliki keluhan ketika
menggunakan KB, sedangkan 92% (47 KK) tidak memiliki keluhan ketika
menggunakan KB.
143
Gambar 92.
Interpretasi
Dari data diatas, didapatkan hasil dari 25 PUS (Pasangan Usia Subur) yang
ada di Banjar Manyar, Desa Bantuan Kaler, Kecamatan Sukawati terdapat
memiliki beberapa alasan mengapa mereka tidak memakai KB. Alasan
tersebut antara lain, 24% (6 pasangan) tidak mengetahui informasi tentang
KB, 20% (5 pasangan) ingin mempunyai anak lagi, 56% (14 pasangan)
tidak mempunyai keinginan untuk ikut KB, karena masih menyusui, dan
lain-lain.
llll. Cara Persalinan Anak di Banjar Manyar, Desa Ketewel, Kecamatan Sukawati
tanggal 6 - 8 Februari 2018
144
Gambar 93.
Interpretasi:
Dari data di atas, didapatkan hasil dari 17 KK yang memiliki anak balita
yang ada di Banjar Manyar, Desa Ketewel, Kecamatan Sukawati terdapat
82% (14 KK) yang melahirkan dengan spontan dan sebanyak 18% (3 KK)
yang melahirkan anaknya dengan operasi. Hal ini menunjukan dari 17 KK
yang memiliki anak balita di Banjar Manyar, Desa Ketewel, sebagian besar
dapat melahirkan secara normal (spontan)
145
Gambar 94.
Interpretasi:
Dari data di atas, didapatkan hasil dari 17 KK yang memiliki anak balita
yang ada di Banjar Manyar, Desa Ketewel, Kecamatan Sukawati bahwa
100% (17 KK) balita memiliki riwayat persalinan dibantu oleh tenaga
kesehatan. Hal ini menunjukan 17 KK yang memiliki anak balita di Banjar
Manyar, Desa Ketewel, melakukan persalinan di tenaga kesehatan yang
menunjukan kesadaran penduduk akan keamanan serta kesehatan ibu dan
bayi terhadap tenaga kesehatan.
nnnn. Persentase Berat Bayi Baru Lahir di Banjar Manyar, Desa Ketewel,
Kecamatan Sukawati tanggal 6 - 8 Februari 2018
146
Gambar 95.
Berat Bayi Baru Lahir di Banjar Manyar, Desa Ketewel, Kecamatan Sukawati
tanggal 6 - 8 Februari 2018
Interpretasi:
Dari data di atas, didapatkan hasil dari 15 KK yang memiliki anak balita yang
ada di Banjar Manyar, Desa Ketewel, Kecamatan Sukawati terdapat 86% ( 13
KK) yang melahirkan bayi dengan berat badan lahir lebih dari 2500 gr dan
sebanyak 15% (2 KK) yang melahirkan bayi dengan berat badan lahir kurang
dari 2500 gr. Hal ini menunjukan dari 15 KK yang memiliki anak balita di
Banjar Manyar, Desa Ketewel, sebagian besar balita mempunyai berat badan
lahir normal yaitu diatas 2500 gr
oooo. Makanan Bayi Kurang dari 4 Bulan di Banjar Manyar, Desa Ketewel,
Kecamatan Sukawati tanggal 6 - 8 Februari 2018
147
Gambar 96.
Makanan Bayi Kurang dari 4 Bulan di Banjar Manyar, Desa Ketewel, Kecamatan
Sukawati tanggal 6 - 8 Februari 2018
Interpretasi:
Dari data di atas, didapatkan hasil dari 14 KK yang memiliki anak balita yang
ada di Banjar Manyar, Desa Ketewel, Kecamatan Sukawati terdapat 93% (13
KK) balita hanya diberikan ASI tanpa tambahan pendamping, 7% (1 KK)
diberikan ASI dan makanan pendamping ASI.Hal ini menunjukan dari KK
yang memiliki anak balita di Banjar Manyar, Desa Ketewel, sebagian besar
balita diberikan ASI tanpa tambahan makanan pendamping sehingga
meningkatkan pertumbuhan dan kekebalan tubuh anak.
pppp. Persentase Anak yang Memiliki KMS di Banjar Manyar, Desa Ketewel,
Kecamatan Sukawati tanggal 6 - 8 Februari 2018
148
Gambar 97.
Interpretasi:
Dari data di atas, didapatkan hasil dari 14 KK yang memiliki anak balita yang
ada di Banjar Manyar, Desa Ketewel, Kecamatan Sukawati sebanyak 100%
(14 KK) balita yang memiliki KMS. Hal ini menunjukan dari 14 KK yang
memiliki anak balita di Banjar Manyar, Desa Ketewel, sebagian besar KK
mengontrol dan memantau perkembangan serta pertumbuhan balita dengan
memiliki KMS.
149
Gambar 98.
Interpretasi:
Dari data di atas, didapatkan hasil dari 14 KK yang memiliki anak balita yang
ada di Banjar Manyar, Desa Ketewel, Kecamatan Sukawati sebanyak 93%
(13 KK) balita yang dibawa ke posyandu tiap bulan, 7 % (1kk) yang tidak
memeriksakan secara rutin balitanya. Hal ini menunjukan dari 13 KK yang
memiliki anak balita di Banjar Manyar, Desa Ketewel, sebagian besar KK
mengontrol dan memantau perkembangan serta pertumbuhan balita dengan
dibawa ke posyandu tiap bulan.
rrrr. Titik BB Anak pada KMS di Banjar Manyar, Desa Ketewel, Kecamatan
Sukawati tanggal 6 - 8 Februari 2018
150
Gambar 99.
Titik BB Anak pada KMS di Banjar Manyar, Desa Ketewel, Kecamatan Sukawati
tanggal 6 - 8 Februari 2018
Interpretasi:
Dari data di atas, didapatkan hasil 14 KK yang memiliki anak balita yang
ada di Banjar Manyar, Desa Ketewel, Kecamatan Sukawati sebanyak 100%
(14 KK) balita yang memiliki berat badan pada garis hujai. Hal ini
menunjukan 14 KK yang memiliki anak balita di Banjar Manyar, Desa
Ketewel, memiliki berat badan normal.
ssss. Persentase Penyakit Balita dalam Kurun Waktu 1 Minggu di Banjar Manyar,
Desa Ketewel, Kecamatan Sukawati tanggal 6 - 8 Februari 2018
151
Gambar 100.
Persentase Penyakit Balita dalam Kurun Waktu 1 Minggu di Banjar Manyar, Desa
Ketewel, Kecamatan Sukawati tanggal 6 - 8 Februari 2018
Interpretasi:
Dari data di atas, didapatkan hasil dari 15 KK yang memiliki balita
yang ada di Banjar Manyar, Desa Ketewel, Kecamatan Sukawati
sebanyak 72% ( 11 KK) anak tidak menderita sakit satu minggu
terakhir, 21% (3 KK) anak menderita Batuk Pilek 1 minggu terakhir,
dan sebanyak 7% (1 KK) anak menderita sakit kulit 1 minggu
terakhir.
tttt. Tindakan yang Dilakukan Keluarga jika Anak Sakit di Banjar Manyar, Desa
Ketewel, Kecamatan Sukawati tanggal 6 - 8 Februari 2018
152
Gambar 101.
Tindakan yang Dilakukan Keluarga jika Anak Sakit di Banjar Manyar, Desa
Ketewel, Kecamatan Sukawati tanggal 6 - 8 Februari 2018
Interpretasi:
Dari data di atas, didapatkan hasil dari 15 KK yang memiliki anak balita
yang ada di Banjar Manyar, Desa Ketewel, Kecamatan Sukawati sebanyak
100% (15 KK) keluarga membawa anak yang sakit ke pelayanan kesehatan.
153
Gambar 102.
Interprestasi
Dari data di atas, dapat dilihat bahwa dari 98% remaja mengetahui tentang
fungsi reproduksi. Sedangkan sebanyak 2% remaja tidak mengetahui
tentang fungsi reproduksi. Hal ini menunjukkan sebagian besar remaja di
Banjar Manyar mengetahui tentang fungsi reproduksi.
154
Gambar 103.
Interpretasi:
Dari data di atas, dapat dilihat bahwa sebanyak 88% remaja mengetahui
tentang penyakit menular seksual (PMS) dan 12% tidak mengetahui tentang
PMS. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar remaja di Banjar Manyar
mengetahui tentang penyakit menular seksual, sehingga belum perlu
dilaksanakan suatu penyuluhan yang berkaitan dengan penyakit menular
seksual (PMS).
155
Gambar 104.
Interpretasi:
Dari data di atas, dapat dilihat bahwa sebanyak 77% remaja mengetahui
tentang alat kontrasepsi dan 23% tidak mengetahui tentang alat kontrasepsi.
Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar remaja di Banjar Manyar
mengetahui tentang alat kontrasepsi sehingga belum perlu dilaksanakan
suatu penyuluhan yang berkaitan dengan alat kontrasepsi.
156
Gambar 105.
Interprestasi
Dari data di atas, dapat disimpulkan bahwa jumlah remaja dengan kebiasaan
merokok ada 13%. Dan sebanyak 87% tidak memiliki kebiasaan minum
alkohol, narkoba maupun seks bebas.
yyyy. Penyakit yang Diderita Lansia di Banjar Manyar, Desa Ketewel, Kecamatan
Sukawati tanggal 6 - 8 Februari 2018
157
Gambar 106.
Interprestasi
Dari data diatas didapatkan bahwa 1% lansia menderita TB, 3% lansia
menderita katarak, 25% lansia menderita hipertensi, 1% lansia menderita
pikun, 22 % menderita rheumatik, 45% lansia tidak menderita sakit apapun.
158
Gambar 107.
Interpretasi
Dari data di atas, didapatkan hasil bahwa dari 67 KK yang memiliki lansia,
82% (15 KK) lansia tidak mengalami ketergantungan dalam memenuhi
kebutuhan sehari-hari hari seperti ketergantungan berpakaian, makan atau
minum, berpindah, mandi atau toileting secara mandiri., dan sebanyak 18%
(12) lansia mengalami ketergantungan dalam memenuhi kebutuhan sehari-
hari hari seperti ketergantungan berpakaian, makan atau minum, berpindah,
mandi atau toileting secara mandiri.
159
Gambar 108.
Interpretasi
Dari data diatas terdapat 1% lansia (1 KK) mempunyai keadaan lingkungan
dengan selokan terbuka, 21% lansia (14 KK) mempunyai keadaan
lingkungan dengan lantai licin, 77% lansia (51 KK) tidak mempunyai
keadaan lingkungan yang membahayakan, dan 1% lansia (1 KK)
mempunyai keadaan lingkungan dengan keterangan lain-lain.
160
Gambar 109.
Interpretasi
Dari data di atas, didapatkan hasil bahwa dari 67 KK yang memiliki lansia,
terdapat 68 % lansia memiliki kebiasaan meminum kopi.( 45 KK), 25%
lansia tidak memiliki kebiasaan tertentu ( 17 KK), 4% lansia memiliki
kebiasaa merokok (3 KK), 3% lansia memiliki kebiasaan lain seperti
memako. (2 KK)
161
Gambar 110.
Interpretasi:
Dari data diatas terdapat 51% lansia (34 KK) tidak melakukan kegiatan
sosial, dan terdapat 49% lansia (33 KK) melakukan kegiatan sosial.
ddddd. Persentase Lansia yang Memilik KMS Lansia di Banjar Manyar, Desa
Ketewel, Kecamatan Sukawati tanggal 6 - 8 Februari 2018
162
Gambar 111.
Persentase Lansia yang Memilik KMS Lansia di Banjar Manyar, Desa Ketewel,
Kecamatan Sukawati tanggal 6 - 8 Februari 2018
Interpretasi:
Dari data di atas, dapat dilihat bahwa sebanyak 100% (67 KK) lansia di
Banjar Manyar, Batuan Kaler, tidak memiliki kartu menuju sehat (KMS)
lansia. Hal ini menunjukkan bahwa keseluruhan lansia di Banjar Manyar
memiliki risiko tinggi terhadap penurunan derajat kesehatan pada lansia dan
perlu diadakannya Posyandu Lansia.
163
Gambar 112.
Interpretasi:
Berdasarkan data diatas dari 79 KK, 83 % (60 KK) kondisi ventilasi Baik,
15% (11 KK) , kondisi ventilasi cukup dan 2% (1 KK) kondisi ventilasi
kurang. Jadi dapat disimpulkan di Br Manyar Desa Ketewel Sukawati
Gianyar sebagian penduduknya sudah memiliki kondisi ventilasi yang baik
164
Gambar 113.
Interpretasi:
Berdasarkan data diatas dari 79 KK, 24 % ( KK) masyarakat mengatkan
jarang mendapatkan informasi kesehatan tentang PHBS, 18% ( KK)
masyarakat mengatkan jarang mendapatkan informasi kesehatan tentang
PM dan PTM, 16 % (KK) masyarakat mengatkan jarang mendapatkan
informasi kesehatan tentang GADAR , 1% (KK) masyarakat mengatkan
jarang mendapatkan informasi kesehatan tentang NARKOBA Dan 41 %
(KK) masyarakat mengatkan jarang mendapatkan informasi kesehatan
tentang Tidak pernah mendapatkan informasi kesehatan.
Interpretasi:
Berdasarkan data diatas dari 79 KK, 40% (32 KK) menggunakan BPJS,
13% (10 KK) menggunakan KIS, 4% (3 KK) menggunakan ASKES,
Dan 43 % (34KK) Tidak mempunyai jaminan kesehatan.
Jadi dapat disimpulkan di Br Manyar Desa Ketewel Sukawati Gianyar
sebagian penduduknya belum semua memiliki kartu jaminan kesehatan.
166
DATA TAMBAHAN
1. Hasil Windshield Survey :
b. Batas Wilayah
Utara : Banjar Pasekan
Selatan : Pantai Manyar
Barat : Banjar Kubur
Timur : Banjar Keden
c. Sungai
Di lingkungan Banjar Manyar tidak terdapat sungai
d. Jalan
Jalan di wilayah Banjar Manyar berupa jalan aspal sebagai akses jalan
utama menuju Jalan Raya Bay Pass dan ada pula jalan beton di akses
menuju gang rumah warga.
e. Pasar
Tidak terdapat pasar di Banjar Manyar. Masyarakat di Banjar Manyar
cenderung pergi ke pasar Sukawati atau pasar Kubur yang berada di
dekat Br Manyar untuk membeli kebutuhan sehari-hari.
f. Sekolah
Tidak terdapat sekolah di lingkungan Banjar Manyar. Semua anak-anak
bersekolah di luar lingkungan Banjar Manyar.
g. Posyandu
Posyandu Banjar Manyar berada di Balai Banjar Manyar. Setiap bulan
dilakukan kegiatan penimbangan balita oleh Posyandu tersebut.
h. Pustu/Puskesmas
Tidak ada Puskesmas/Pustu di lingkungan Banjar Manyar. Namun, Pustu
terdekat berada di Banjar Pasekan yaitu Pustu Ketewel
i. Praktek Dokter/Perawat/Bidan
Di lingkungan Banjar Manyar tidak terdapat praktik dokter, perawat
ataupun bidan. Rata-rata masyarakat Banjar Manyar pergi berobat ke
puskesmas induk/Pustu Ketewel.
j. Pengobatan Tradisional
Di lingkungan Banjar Manyar terdapat dukun yang dipercayai dapat
mengobati penyakit yang diderita masyarakat.
k. Poskamling
Di lingkungan Banjar Manyar terdapat dua poskamling.
l. Sarana Olahraga
Terdapat satu lapangan di belakang banjar, lapangan tersebut digunakan
untuk bermain volly.
m. Kebersihan Lingkungan
Secara umum kebersihan lingkungan cukup baik.
167
n. Lingkungan yang Berbahaya
Wilayah Banjar Manyar merupakan daerah pesisir pantai yang rawan
terkena abrasi air laut dan terkena gelombang Tsunami.
o. Struktur Organisasi Formal dan Non Formal di Lingkungan Banjar
(terlampir)
p. Kelahiran dan Kematian
Jumlah angka kelahiran pada pertahun 2017 sampai dengan Januari 2018
adalah 4 orang. Sedangkan, jumlah angka kematian pada pertahun 2017
sampai dengan Januari 2018 adalah 6 orang.
q. Program puskesmas penggunaan garam beryodium
Berdasarkan data sampel 26 KK dari 79 KK yang dikaji didapatkan hasil
bahwa 26 KK tidak menggunakan garam beryodium.
PENANGGUNG JAWAB
KETUA
NI DIAN PUSPADI
SEKRETARIS BENDAHARA
ANGGOTA
KOMANG SURYATI
KOMANG SRIGATI
168
Bagan 1.
Bagan Struktur Pengurus Posyandu Banjar Manyar, Desa Ketewel, Kecamatan
Sukawati Kabupaten Gianyar
169
STRUKTUR PENGURUS KEANGGOTAAN KELOMPOK NELAYAN
BANJAR MANYAR
No. Nama Jabatan
Tenggiri Wahana I
1. Ketut Redun Ketua
2. Nyoman Japa Sekertaris
3. Wayan Loten Bendahara
4. Wayan Sukah Anggota
Wayan Artana
Nyoman Ledang
Dst.. sebanyak 17 0rang
Tenggiri Wahana II
1. Ketut Kondra Ketua
2. Wayan Rame Sekertaris
3. Made Lolik Bendahara
4. Wayan Badung Anggota
Made Pangus
Made Kardana
Dst.. sebanyak 18 0rang
Tenggiri Wahana III
1. Nyoman Bendi Ketua
2. Wayan Muka Sekertaris
3. Ketut Maryus Bendahara
4. Nyoman Rawan Anggota
Wayan Rajon
Wayan Rajin
Dst.. sebanyak 18 0rang
Tabel 4.
Struktur Pengurus Keanggotaan Organisasi Nelayan Kelompok Tenggi3i Wahana
Banjar Manyar, Desa Ketewel, Kecamatan Sukawati, Gianyar.
170
STRUKTUR PENGURUS KEANGGOTAAN ORGANISASI KOPERASI
NELAYAN KELOMPOK TENGGIRI WAHANA
No. Nama Jabatan
1. Ketut Kondra Ketua
2. Ni Nyoman Deni Sekertaris
3. Luh Danti Bendahara
4. Seluruh anggota Tenggiri Wahana Anggota
Tabel 5.
Struktur Pengurus Keanggotaan Organisasi Koperasi Nelayan Kelompok Tenggiri
Wahana Banjar Manyar, Desa Ketewel, Kecamatan Sukawati, Gianyar.
1. Data Sekunder
a. Angka Kelahiran
Angka Kelahiran dalam setahun terdapat 8 kelahiran.
CBR =
Jadi, setiap 1000 penduduk terjadi 10 kelahiran.
b. Angka Kematian
CDK=
Jadi, setiap 1000 penduduk terjadi 14 kematian.
c. PUS
171
Dari hasil survey didapatkan sebanyak 79 pasangan usia subur di
lingkungan Banjar Manyar
d. Penyakit menular yang pernah terjadi selama satu tahun terakhir di
cakupan Banjar Manyar
Dari bulan Februari 2017 sampai Februari 2018, penyakit menular
yang pernah terjadi di Banjar Manyar Desa Ketewel antara lain Batuk
Pilek sebanyak 11 kejadian, DB sebanyak 1 kejadian.
e. Penyakit tidak menular yang ditemukan selama satu tahun terakhir di
cakupan Banjar Manyar
Dari bulan Februari 2017 sampai Februari 2018, penyakit tidak
menular yang pernah ditemukan di Banjar Manyar Desa Ketewel
antara lain Hipertensi dengan 8 kejadian, Gastritis dengan 7 kejadian,
Diabetes Melitus 2 kejadian, Rematik (Athritis) dengan 1 kejadian,
Asam Urat 2 kejadian dan Demam tidak spesifik sebanyak 3 kejadian.
f. Masalah lingkungan yang terjadi pada satu tahun terakhir
Dilingkungan Banjar Manyar terdapat masyarakat masih membuang
Limbah rumah tangga di got sebanyak 47 KK dari 79 KK.
172
Ketewel, 11 Februari 2018
Mengetahui
Pembimbing Praktik Ketua Panitia
Mengetahui
Kepala UPT Kesmas Sukawati I
179
PRAPLANNING MUSYAWARAH MASYARAKAT BANJAR (MMB)
DALAM RANGKA PRAKTIK KEPERAWATAN 8 (KEPERAWATAN
KOMUNITAS) DI BANJAR MANYAR, DESA KETEWEL, KECAMATAN
SUKAWATI, KABUPATEN GIANYAR
TANGGAL 12 FEBRUARI 2017
A. PENDAHULUAN
180
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perseorangngan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif
dan preventif untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi –
tingginya di wilayah kerjanya (Permenkes RI No. 75 Tahun 2014 tentang
Puskesmas).
Musyawarah Masyarakat Banjar (MMB) adalah pertemuan seluruh
warga banjar untuk membahas hasil. Survey Mawas Diri dan merencanakan
penanggulangan masalah kesehatan yang diperoleh dari Survey Mawas Diri.
Dari hasil SMD yang dilakukan pada tanggal 6 - 8 Februari 2018 di
Banjar Manyar, Desa Ketewel, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar,
ditemukan masalah Risiko terjadinya peningkatan penyakit (katarak,
pencernaan, pernafasan, kardio, muskuluskeletal, endokrin, demam berdarah ,
dan rabies) dalam memelihara lingkungan yang tidak memenuhi syarat
kesehatan ditandai dengan jarak pembuangn sampah dengan rumah <5m
(46%), tempat penampungan sampah terbuka (47%), penampungan air dalam
kondisi terbuka 33%, jarak sumber air dengn septic tank <10m (34%), rumah
yang tidak mempunyai jendela 8%, rumah yang pencahayaannya remang-
remang 4%, kasus penyakit yang paling sering diderita batuk pilek 31%,
jumlah lanjut usia 44,6%, jenis penyakit yang di derita lansia antara lain
hipertensi (26%); rematik (22%); dan katarak (3%), lansia membutuhkan
bantuan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari 18%, kebiasaan lansia
minum kopi 68%; merokok 4%, lansia tidak melakukan kegiatan sosial 51%,
posyandu lansia tidak ada, penderita penyakit katarak sebanyak 3%,
masyarakat tidak menggunakan garam yodium 100%, hasil observasi selama
mahasiswa praktek di Banjar Manyar terdapat anjing liar belum ada tanda
tervaksinasi (penggunaan kalung) dengan presentasi 100%, sistem
pembuangan limbah 59%. Risiko terjadinya peningkatan angka kesakitan
pada remaja berhubungan dengan kurangnya pengetahuan masyarakat dalam
memelihara kesehatan lansia yang ditandai dengan remaja yang tidak
mengetahui tentang PMS 12%, remaja yang tidak mengetahui alat
kontrasepsi 23%, remaja yang memiliki kebiasaan merokok 13%. Manajemen
181
kesehatan tidak efektif berhubungan dengan kurang terpapar informasi dan
kekurangan dukungan sosial ditandai dengan masyarakat yang belum
mendapatkan informasi kesehatan 43%, masyarakat yang tidak mempunyai
jaminan kesehatan 43%, masyarakat yang belum memanfaatkan jaminan
kesehatan 43%.
Maka dari itu, untuk mengatasi masalah yang terjadi di masyarakat
yang berkaitan dengan upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal
maka perlu diadakan Musyawarah Masyarakat Banjar yang bertujuan untuk
mengatasi permasalahan kesehatan yang terjadi di masyarakat.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mengetahui permasalahan kesehatan yang ada di Banjar Manyar, Desa
Ketewel, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar, serta mencari alternatif
pemecahan masalahnya.
2. Tujuan khusus
a. Masyarakat mendapatkan informasi kesehatan mengenai penyakit seperti
katarak, pencernaan, pernafasan, demam berdarah, kardio, muskloskeletal,
endokrin, demam berdarah, dan rabies serta dalam pemeliharaan
lingkungan yang memenuhi syarat kesehatan.
b. Masyarakat khususnya remaja mendapatkan informasi tentang
pengetahuan mengenai penyakit menular seksual.
c. Masyarakat mendapatkan informasi kesehatan serta mengenai
pemanfaatan jaminan kesehatan.
d. Masyarakat mampu merumuskan rencana kegiatan (POA) dan
menentukan prioritas kegiatan untuk mengatasi masalah kesehatan yang
terjadi di Banjar Manyar.
C. WAKTU DAN TEMPAT
Kegiatan Musyawarah Masyarakat Banjar (MMB) ini dilaksanakan pada :
Hari/ tanggal : Senin, 12 Februari 2018
Pukul : 18.30-selesai Wita
Tempat : Balai Banjar Manyar, Desa Ketewel, Kecamatan
Sukawati, Kabupaten Gianyar.
Denah tempat
182
9 9
2
3 6
9 8 7 5
4
8 8 8
10
Gambar 115.
Keterangan :
1. Layar
2. MC
3. Moderator
4. Tim Pendamping
5. Pembaca doa
6. Tim solusi
7. Operator
8. Fasilitator
9. Undangan :
a. Prebekel Desa Ketewel
b. Ka. UPT. Kesmas Sukawati 1
c. Penglingsir
d. Kelian Dinas Banjar Manyar, Desa Ketewel
e. Kelian Adat Banjar Manyar, Desa Ketewel
f. BABINKANTIBMAS Desa Ketewel
g. Penanggung Jawab Puskesmas Pembantu Desa Ketewel
h. Ketua Karang Taruna Desa Ketewel
i. Dosen Pembimbing Mata Kuliah Keperawatan Komunitas
j. Kader Posyandu Banjar Manyar
183
k. Ketua STT Banjar Manyar
l. Ketua PKK Banjar Manyar
m. Penglingsir Banjar Manyar
n. Masyarakat Banjar Manyar, Desa Ketewel
10. Masyarakat
D. SASARAN
Masyarakat Banjar Manyar, Desa Ketewel, Kecamatan Sukati, Kabupaten
Gianyar.
E. SUSUNAN ACARA
184
(MMB)
185
Perbekel Desa Ketewel
Ketewel sekaligus
menutup acara
MMB
F. SUSUNAN KEPANITIAN
Sie Dokumentasi :
Koordinator : Putu Nabila Eka Shanti Diah P.
Anggota :
1. Ni Made Diah Kartika Sari
2. Luh Putu Ari Anggari
186
3. Ni Komang Ayu Arista
Anggota :
1. Isma Rizky Amalia
2. Ni Komang Dini Kesuma Putri
3. Kadek Ayu Rastiti Dewi
4. Ni Ketut Sinta Dewi
5. Triana Savitri
G. RENCANA ANGGARAN BIAYA
1. Sie Konsumsi : Rp. 550.000
2. Sie Perlengkapan : Rp. 100.000
3. Sie Rohani : Rp. 75.000
4. Sie Sekretariat : Rp. 800.000 +
Total : Rp. 1.525.000
H. METODE
Metode yang digunakan dalam kegiatan Musyawarah Masyarakat Banjar
(MMB) ini yaitu diskusi.
I. ALAT/MEDIA
Alat/media yang digunakan dalam MMB antara lain:
1. Perangkat Sound Sistem
2. Laptop
3. LCD + Proyektor
4. Wirelles + Microphone
187
5. Meja
6. Alat-alat tulis
J. RENCANA EVALUASI
1. Struktur
a. Pra Planning sudah disiapkan sebelum kegiatan dilaksanakan
b. Alat/ media lengkap dan siap digunakan
c. Tempat dan waktu sesuai jadwal
2. Proses
a. Kegiatan Musyawarah Masyarakat Banjar (MMB) diharapkan lancar
b. Pada saat Musyawarah Masyarakat Banjar (MMB) diharapkan
interaksi antara mahasiswa dan sasaran.
c. Sasaran yang hadir diharapkan 70% mengikuti kegiatan dengan baik
dan tidak ada yang meninggalkan tempat sampai kegiatan berakhir.
3. Hasil
a. Masyarakat mendapatkan informasi kesehatan mengenai penyakit
seperti katarak, pencernaan, pernafasan, demam berdarah, kardio,
muskloskeletal, endokrin, demam berdarah, dan rabies serta dalam
pemeliharaan lingkungan yang memenuhi syarat kesehatan.
b. Masyarakat khususnya remaja mendapatkan informasi tentang
pengetahuan seputar penyakit menular seksual.
c. Masyarakat mendapatkan informasi kesehatan serta mengenai
pemanfaatan jaminan kesehatan.
d. Masyarakat mampu merumuskan rencana kegiatan (POA) dan
menentukan prioritas kegiatan untuk mengatasi masalah kesehatan
yang terjadi di Banjar Manyar.
188
LAPORAN HASIL PELAKSANAAN
MMB (MUSYAWARAH MASYARAKAT BANJAR)
DI BANJAR MANYAR DESA KETEWEL
KECAMATAN SUKAWATI GIANYAR
TANGGAL 12 FEBRUARI 2018
A. STRUKTUR
Peserta yang hadir adalah 112 orang terdiri dari Undangan 15 orang,
masyarakat Banjar Manyar 70 orang, dan mahasiswa 37 orang
B. PROSES
Musyawarah Masyarakat Desa dilaksanakan pada hari Senin tanggal 12
Februari 2018 di Banjar Manyar Desa Ketewel Kecamatan Sukawati Gianyar.
Kegiatan ini dimulai pada pukul 19.20 WITA. Dimulai dengan pembukaan
acara Musyawarah Masyarakat Desa oleh MC, Pembacaan Doa oleh pembaca
doa, Laporan Ketua Panitia, Sambutan Perbekel Desa Ketewel sekaligus
membuka acara Musyawarah Masyarakat Banjar Manyar.
189
masyarakat yang belum mendapatkan informasi kesehatan 43%, masyarakat
yang tidak mempunyai jaminan kesehatan 43%, masyarakat yang belum
memanfaatkan jaminan kesehatan 43%. Kegiatan selanjutnya yaitu
pembacaan permasalahan disertai dengan voting oleh masyarakat untuk
menentukan prioritas masalah. Adapun masyarakat yang memilih masalah
no.1 sebanyak 53 orang, masalah no.2 tidak ada, masalah no.3 sebanyak 2
orang, dan masyarakat yang tidak memilih sebanyak 15 orang. Acara
selanjutnya adalah perumusan POA/ tindakan yang dilakukan dalam
mengatasi masalah tersebut oleh masyarakat dipimpin oleh leader/
mahasiswah.
Selanjutnya acara dilanjutkan pengesahan dan serah terima rencana kerja
Oleh Perbekel Desa Ketewel lalu diserakan kepada Kelian Dinas Banjar
Manyar. Acara kemudian dilanjutkan dengan pengarahan dari Perbekel Desa
Ketewel sekaligus menutup acara Musyawarah Masyarakat Desa.
C. HASIL
Berdasarkan hasil pelaksanaan MMB maka didapatkan prioritas masalah
kesehatan dan Planning Of Action) di Banjar Manyar Desa Ketewel Sukawati Gianyar,
adalah sebagai berikut :
190
memiliki kebiasaan merokok 13%.
191
A. PERENCANAAN
1. Analisa Data
MASALAH
NO DATA
KEPERAWATAN
192
3 DS:- Manajemen kesehatan
DO:
tidak efektif berhubungan
a. masyarakat yang belum mendapatkan
dengan kurang terpapar
informasi kesehatan 43%
b. masyarakat yang tidak mempunyai jaminan informasi dan kekurangan
kesehatan 43% dukungan sosial
c. masyarakat yang belum memanfaatkan
jaminan kesehatan 43%.
Tabel 9 : rumusan masalah dari hasil MMB Banjar Manyar, Desa Ketewel,
Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar
193
MASALAH KESEHATAN PADA MASYARAKAT
NO MASALAH KESEHATAN SKOR
194
merokok 13%.
195
Prioritas Masalah
Kriteria
Pentingnya Kemungkinan Peningkatan
masalah perubahan terhadap
untuk positif jika kualitas hidup
dipecahkan masalah bila masalah
No Masalah 1 = rendah Jumlah Prioritas
diatasi diatasi
2 = sedang
0 = tidak 0 = tidak
3 = tinggi
ada ada
1 = rendah 1 = rendah
2 = sedang 2 = sedang
3 = tinggi 3 = tinggi
1 Risiko terjadinya 3 3 3 9 I
peningkatan penyakit (
Katarak, Pencernaan,
Pernafasaan, Kardio,
Muskuluskeletal,
endokrin, demam
berdarah dan Rabies )
berhubungan dengan
196
kurangnya
pengetahuan
masyarakat dalam
memelihara
lingkungan yang tidak
memenuhi syarat
kesehatan
2 Manajemen kesehatan 2 3 3 8 II
tidak efektif
berhubungan dengan
kurang terpapar
informasi dan
kekurangan dukungan
sosial
3 Risiko terjadinya 1 2 2 5 III
peningkatan angka
kesakitan pada remaja
berhubungan dengan
kurangnya
pengetahuan remaja
197
dalam memelihara
kesehatan remaja
Tabel 11. Prioritas Masalah Kesehatan di Banjar Manyar, Desa Ketewel, Kecamatan Sukawati, Gianyar
198
B. Diagnosa Keperawatan
1. Risiko terjadinya peningkatan penyakit ( Katarak, Pencernaan,
Pernafasaan, Kardio, Muskuluskeletal, endokrin, demam berdarah dan
Rabies ) berhubungan dengan kurangnya pengetahuan masyarakat dalam
memelihara lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan ditandai
dengan :
a. Lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan ditandai dengan
jarak pembuangn sampah dengan rumah <5m (46%), tempat
penampungan sampah terbuka (47%), penampungan air dalam kondisi
terbuka 33%, jarak sumber air dengn septic tank <10m (34%), rumah
yang tidak mempunyai jendela 8%, rumah yang pencahayaannya
remang-remang 4%, sistem pembuangan limbah 59%
b. Ditemukan masyarakat yang menderia batuk pilek 31%,
c. jenis penyakit yang di derita lansia antara lain hipertensi (26%),
rematik (22%), dan katarak (3%),
d. lansia membutuhkan bantuan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari
18%
e. kebiasaan lansia minum kopi 68%;
f. merokok 4%, lansia tidak melakukan
g. kegiatan sosial 51%,
h. posyandu lansia tidak ada,
i. masyarakat tidak menggunakan garam yodium 100%
199
3. Risiko terjadinya peningkatan angka kesakitan pada remaja
berhubungan dengan kurangnya pengetahuan remaja dalam
memelihara kesehatan remaja yang ditandai dengan :
a. remaja yang tidak mengetahui tentang PMS 12%
b. remaja yang tidak mengetahui alat kontrasepsi 23%
c. remaja yang memiliki kebiasaan merokok 13%.
200
C. Rencana Asuhan Keperawatan Komunitas
201
dengan n 1 x Ketewel, DB dan Rabies Ketewel peningkatan
kurangnya pertemuan Kecamatan kepada kualitas
pengetahuan diharapkan : Sukawati, masyarakat kesehatan pada
1. Peningka
masyarakat Gianyar Banjar Manyar lansia
tan 4.Usulkan kepada 5. Terbentuk
dalam
kesadara UPT Kesmas kader Lansia
memelihara
6. Peningkatan
n Sukawati I untuk
lingkungan
partisipasi
masyarak mengadakan
yang tidak
masyarakat
at dalam kegiatan
memenuhi
mengikuti
usaha pemberantasan
syarat
posyandu
pemeliha sarang nyamuk
kesehatan
lansia
raan (PSN)
ditandai
5.Kolaborasi
kesehatan
dengan :
pelaksanaan
a. Jarak di Banjar
kegiatan
pembuang Manyar,
Pemberantasan
an sampah Desa
Sarang Nyamuk
dengan Ketewel,
(PSN)
rumah : Kecamat
6.Pengadaan
<5m : an
skrining dan
202
46% Sukawati pengobatan
b. Tempat 2. Tidak
kesehatan untuk
penampun ditemuka
lansia
gan n adanya 7.Kolaborasi
sampah masyarak dengan UPT
terbuka : at yang Kesmas Sukawati
47% menderit I mengenai
c. Penampun
a katarak pembentukan
gan air
setelah kader posyandu
dalam
dilaksana lansia
kondisi 8.Usulkan kepada
kan
terbuka : UPT Kesmas
pemeriks
33% Sukawati I untuk
aan mata
d. Jarak
3. Masyarak mengadakan
sumber air
at pelatihan kader
dengan
mengerti posyandu lansia
septic tank 9.Motivasi lansia
mengenai
< 10 m : untuk ikut
PHBS
34% 4. Masyarak berpartisipasi
e. Rumah
at dalam kegiatan
203
yang mampu senam dan
tidak melaksan posyandu lansia
mempuny akan dengan
ai jendela : PHBS mengunjungi
8% secara rumah lansia
f. Rumah
optimal (door to door)
yang 5. Masyarak
pencahaya at
annya mampu
remang- mengerti
remang : mengenai
4% penyakit
g. Kasus
DB dan
penyakit
Rabies
yang 6. Masyarak
paling at paham
sering tentang
diderita kesehatan
batuk lansia
7. Tersedia
pilek :
204
31% fasilitas
h. Jumlah
pendukun
lanjut
g
usia :
(posyand
44,6%
u lansia)
i. Jenis
di Banjar
penyakit
Manyar,
yang di
derita
lansia
antara
lain:
hipertensi
(26% ),
reumatik
(22% ),
dan
katarak
(3% ).
j. Lansia
205
membutuh
kan
bantuan
dalam
memenuhi
kebutuhan
sehari-hari
: 18%
k. Kebiasaan
lansia :
minum
kopi: 68%,
merokok :
4%
l. Lansia
tidak
melakukan
kegiatan
social :
206
51%
m. Posyandu
lansia
tidak ada
n. Penderita
penyakit
katarak
sebanyak
3%
o. Masyaraka
t tidak
mengguna
kan garam
Yodium
100%
p. Hasil
observasi
selama
mahasiswa
praktek di
207
Br.
Manyar
terdapat
anjing liar
belum ada
tanda
tervaksina
si
(pengguna
an kalung)
dengan
presentase
100%
q. Sistem
pembuang
an air
limbah
sembarang
an : got :
208
59%
209
yang tidak n kesehatan
mengetahui diharapka reproduksi di
tentang n remaja Banjar Manyar
PMS : 12% mampu
b. Remaja
menjelas
yang tidak
kan
mengetahui
pengertia
alat
n
kontrasepsi
kesehatan
: 23%
reproduk
c. Remaja
si, tanda
yang
dan
memiliki
gejala
kebiasaan :
penyakit
Merokok
reproduk
13%
si, cara
menjaga
kesehatan
reproduk
210
si
3 Manajemen TUPAN : K.I.E Masyarakat 1.Berikan Balai Verbal 1. Masyarakat
Terjadi
kesehatan tidak di wilayah Penyuluhan Banjar mengetahui
peningkatan
efektif Banjar mengenai Manyar, tentang
manajemen
berhungan Manyar, Jaminan Desa Jaminan
Kemitra
kesehatan
dengan kurang Ketewel, Kesehatan Ketewel, Kesehatan
an
oleh 2.Usulkan kepada 2. Masyarakat
terpapar Sukawati Kecamatan
masyarakat UPT Kesmas mampu
informasi dan Sukawati
di Banjar Sukawati I untuk memanfaatkan
kekurangan
Manyar, mengadakan jaminan
dukungan
Desa pendataan kesehatan
social ditandai
Ketewel, kepemilikan
dengan :
Pemberd
Kecamatan Jaminan
a. Masyarakat ayaan
Sukawati Kesehatan
yang belum 3.Motivasi
TUPEN :
mendapatka masyarakat untuk
1. Setelah
n informasi berpartisipasi
dilaksan
kesehatan : dalam memiliki
akan 1 x
43 % Jaminan
pertemua
b. Masyarakat Kesehatan
n
211
yang tidak diharapk
memupuny an
ai jaminan masyara
kesehatan : kat
43 % mengerti
c. Masyarakat
pentingn
yang belum
ya
memanfaat
memiliki
kan
Jaminan
jaminan
Kesehata
kesehatan :
n
43 % 2. Masyara
kat
memiliki
Jaminan
Kesehata
n
3. Masyara
kat
mampu
212
memanfa
atkan
jaminan
kesehata
n
213
C. PLANNING OF ACTION ( POA ) DI BANJAR MANYAR, DESA KETEWEL, SUKAWATI, GIANYAR
214
1 Risiko TUPAN : K.I.E Masyarakat 1. Motivasi Wantilan Selasa, 20 Verbal 1.Peningkatan
Peningkatan
terjadinya di Desa masyarakat Payogan Februari kesadaran
kesadaran
peningkatan Ketewel, untuk Agung 2018 masyarakat
masyarakat Pukul 08.00
penyakit Kecamatan berpatisipasi Desa akan
dalam usaha Wita –
( Katarak, Sukawati, dalam kegiatan Ketewel pentingnya
pemeliharaa Kemitra Selesai
Pencernaan, Gianyar pemeriksaan Kecamatan kesehatan mata
n kesehatan an 2. Masyarakat
Pernafasaan, mata dengan Sukawati
di Banjar mengerti
Kardio, menyebar
Manyar, mengenai
Muskuluskelet brosur.
Desa 2.Adakan PHBS , DB
al, endokrin,
Penyuluhan
Ketewel Masyarakat pemeriksaan dan Rabies
demam Balai
tentang 3. Lingkungan
di Banjar mata, pemberian
berdarah dan TUPEN : Banjar
PHBS, DB masyarakat
Setelah Manyar, kaca mata, dan
Rabies ) Manyar,
dan Rabies : bersih
dilaksanaka Desa operasi katarak
berhubungan Desa 4. Adanya
3.Penyuluhan Rabu, 14
n 1 x Ketewel,
dengan Ketewel peningkatan
tentang PHBS,
Kecamatan
215
kurangnya pertemuan Sukawati, DB dan Rabies Februari kualitas
pengetahuan diharapkan : Gianyar kepada 2018 kesehatan pada
8. Peningka Pukul 08.00
masyarakat masyarakat lansia
tan – 10.00 5. Terbentuk
dalam Banjar Manyar
kesadara 4.Usulkan kepada Wita kader Lansia
memelihara
6. Peningkatan
n UPT Kesmas
lingkungan
partisipasi
masyarak Sukawati I untuk
yang tidak
masyarakat
at dalam mengadakan
memenuhi
mengikuti
usaha kegiatan
syarat
posyandu
pemeliha pemberantasan
kesehatan
lansia
raan sarang nyamuk Skrening
ditandai
kesehatan (PSN) Balai dan
dengan :
5.Kolaborasi
r. Jarak di Banjar Banjar pengobatan
pelaksanaan
pembuang Manyar, Manyar, gratis :
kegiatan Rabu, 14
an sampah Desa Desa
Pemberantasan Februari
dengan Ketewel, Ketewel
Sarang Nyamuk 2018
rumah : Kecamat
Pukul 10.30
(PSN)
<5m : an
6.Pengadaan – 13.00
46% Sukawati
skrining dan Wita
s. Tempat 9. Tidak
pengobatan
penampun ditemuka
216
2. Risiko TUPAN : K.I.E Remaja di 3. Berikan Balai Penyuluhan Verbal 1. Remaja
Tidak
terjadinya wilayah penyuluhan Banjar tentang Seks mampu
terjadi
peningkatan Banjar tentang kesehatan Manyar, Bebas, PUP memahami
peningkatan
angka Manyar, remaja berupa Desa (Pendewasa kesehatan
penyakit
kesakitan pada Ketewel, Seks Bebas dan Ketewel, an Usia remaja
reproduksi
remaja Sukawati Pendewasaan Kecamatan Perkawinan
pada remaja
berhubungan Usia Perkawinan Sukawati ) dan Anti
di Banjar
dengan kepada remaja di Narkoba :
Manyar, Minggu, 18
kurangnya Kemitra wilayah Banjar
Desa Februari
pengetahuan an Manyar
Ketewel, 4. Kolaborasi 2018
remaja dalam
Pukul 18.00
Kecamatan dengan
memelihara
Wita -
Sukawati narasumber dari
kesehatan
Selesai
Duta Genre
remaja yang TUPEN :
2. Setelah Provinsi Bali
ditandai
dilaksana dalam
dengan :
kan 1 x pelaksanaan
d. Remaja pertemua penyuluhan
yang tidak n kesehatan
217
mengetahui diharapka reproduksi di
tentang n remaja Banjar Manyar
PMS : 12% mampu
e. Remaja
menjelas
yang tidak
kan
mengetahui
pengertia
alat
n
kontrasepsi
kesehatan
: 23%
reproduk
f. Remaja
si, tanda
yang
dan
memiliki
gejala
kebiasaan :
penyakit
Merokok
reproduk
13%
si, cara
menjaga
kesehatan
reproduk
si
218
5. Manajemen TUPAN : K.I.E Masyarakat 1.Berikan Balai Penyuluhan Verbal 1. Masyarakat
Terjadi
kesehatan tidak di wilayah Penyuluhan Banjar mengenai mengetahui
peningkatan
efektif Banjar mengenai Manyar, Jaminan tentang
manajemen
berhungan Manyar, Jaminan Desa Kesehatan/ Jaminan
Kemitra
kesehatan
dengan kurang Ketewel, Kesehatan Ketewel, BPJS : Kesehatan
an
oleh 2.Usulkan kepada Rabu, 14 2. Masyarakat
terpapar Sukawati Kecamatan
masyarakat UPT Kesmas Februari mampu
informasi dan Sukawati
di Banjar Sukawati I untuk 2018 memanfaatkan
kekurangan
Pukul 08.00
Manyar, mengadakan jaminan
dukungan
– 10.00
Desa pendataan kesehatan
social ditandai
Wita
Ketewel, kepemilikan
dengan :
Pemberd
Kecamatan Jaminan
d. Masyarakat ayaan
Sukawati Kesehatan
yang belum 3.Motivasi
TUPEN :
mendapatka masyarakat untuk
4. Setelah
n informasi berpartisipasi
dilaksan
kesehatan : dalam memiliki
akan 1 x
43 % Jaminan
pertemua
e. Masyarakat Kesehatan
n
yang tidak
219
memupuny diharapk
ai jaminan an
kesehatan : masyara
43 % kat
f. Masyarakat
mengerti
yang belum
pentingn
memanfaat
ya
kan
memiliki
jaminan
Jaminan
kesehatan :
Kesehata
43 %
n
5. Masyara
kat
memiliki
Jaminan
Kesehata
n
6. Masyara
kat
mampu
220
memanfa
atkan
jaminan
kesehata
n
Tabel 13. Planning Of Action ( Poa ) Di Banjar Manyar, Desa Ketewel, Sukawati, Gianyar
221
Ketewel, 12 Februari 2018
Mengetahui
Pembimbing Praktik Ketua Panitia
Mengetahui
Kepala UPT Kesmas Sukawati I
222
KECAMATAN SUKAWATI, KABUPATEN GIANYAR
TANGGAL 14 FEBRUARI 2018
A. PENDAHULUAN
Skrining atau penapisan merupakan proses pendeteksian kasus atau
kondisi kesehatan pada populasi sehat pada kelompok tertentu sesuai dengan
jenis penyakit yang akan dideteksi dini dengan upaya meningkatkan kesadaran
pencegahan dan diagnosis dini bagi kelompok yang termasuk resiko tinggi.
Tes skrining atau penapisan berarti memilah atau memisahkan orang-orang
yang terlihat sehat untuk dikelompokkan menjadi kelompok orang yang
mungkin memiliki penyakit dan kelompok orang yang mungkin sehat. Sebuah
tes skrining atau penapisan ini tidak dimaksudkan untuk menjadi upaya
diagnosa. Orang dengan temuan positif menurut hasil skrining/penapisan atau
suspek suatu kasus harus dirujuk ke dokter untuk diagnosis dan menjalani
pengobatan yang diperlukan.
Untuk menghasilkan program skrining atau penapisan yang bermanfaat
bagi masyarakat luas, harus ada kriteria tertentu dalam memilih penyakit apa
yang akan diskrining atau penapisan. Beberapa katrakteristik penyakit yang
harus dipertimbangkan dalam memutuskan kebijkan skrining atau penapisan
adalah : (1) jenis penyakit harus termasuk jenis penyakit yang parah, yang
relatif umum dan dianggap sebagai masalah kesehatan masyarakat oleh
masyarakat, (2) skrining atau penapisan harus aman dan dapat diterima oleh
masyarakat luas, (3) skrining/penapisan harus akurat dan reliable, (4) harus
mengerti riwayat alamiah penyakit dengan baik dan percaya bahwa dengan
melakukan skrining/penapisan maka akan menghasilkan kondisi kesehatan
yang jauh lebih baik, (5) skrinning atau penapisan akan sangat bermanfaat jika
dilakukan pada saat yang tepat, (6) kebijakan, prosedur dan tingkatan uji harus
ditentukan untuk menentukan siapa yang harus dirujuk untuk pemeriksaan,
diagnosis dan tindakan lebih lanjut.
Penyakit tidak menular (PTM), juga dikenal sebagai penyakit kronis, tidak
ditularkan dari orang ke orang, mereka memiliki durasi yang panjang dan pada
umumnya berkembang secara lambat (Riskesdas, 2013). Menurut Bustan
223
(2007), dalam Buku Epidemiologi Penyakit Tidak Menular mengatakan
bahwa yang tergolong ke dalam PTM antara lain adalah; Penyakit
kardiovaskuler (jantung, atherosklerosis, hipertensi, penyakit jantung koroner
dan stroke), diabetes melitus serta kanker.
Gaya hidup merupakan faktor risiko penting timbulnya hipertensi pada
seseorang di usia dewasa muda. Meningkatnya hipertensi pada seseorang di
usia dewasa muda di pengaruhi oleh gaya hidup yang tidak sehat. Hal-hal
yang termasuk gaya hidup tidak sehat antara lain kebiasaan merokok, kurang
olahraga, mengkonsumsi makanan yang kurang bergizi dan stres (Nisa, 2012).
Penyakit tidak menular saat ini menjadi perhatian yang sangat penting pada
sektor kesehatan masyarakat, karena memiliki predikat sebagai penyebab
tingginya angka kesakitan dan kematian. Berdasarkan Global Status Report
on Non-communicable Disease (WHO, 2011), sebanyak 63% kematian di
dunia disebabkan oleh penyakit tidak menular, seperti penyakit
kardiovaskuler, diabetes, kanker, dan penyakit pernafasan, dan 80%-nya
terjadi di negara berpendapatan menengah ke bawah (lower-middle income).
Data yang diperoleh di Banjar Manyar, Desa Ketewel, Kecamatan
Sukawati, Kabupaten Gianyar melalui Survey Mawas Diri (SMD) yang sudah
dilakukan pada tanggal 06 Februari 2018 pada 87 KK dari total KK yang
tercatat di banjar ini sebanyak 78 KK yang berhasil di survey, menunjukkan
bahwa sebagian masyarakat mempunyai masalah pada kesehatan yaitu
tergolong Penyakit Tidak Menular seperti hipertensi, rheumatik, dan diabetes.
Dari hasil survey kesehatan masyarakat tersebut, kami Mahasiswa Tingkat
IIIA Semester VI Prodi D-IV Keperawatan yang sedang melakukan Praktik
Keperawatan 8 (Keperawatan Komunitas) di daerah ini bermaksud untuk
mengadakan skrinning kesehatan yang diutamakan kepada para lansia tetapi
tidak menutup kemungkinan kegiatan ini dilakukan kepada siapa saja warga
yang ingin berpartisipasi. Dalam melakukan skrining kesehatan dan
pengobatan gratis ini kami mendapat dukungan bantuan dari Rumah Sakit
Ganesha berupa tenaga medis yaitu perawat, dokter, dan apoteker serta obat-
obatan gratis.
224
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Meningkatkan kemandirian dan hidup sehat masyarakat dalam upaya
peningkatan derajat kesehatan masyarakat serta mengatasi berbagai
masalah kesehatan khususnya Penyakit Tidak Menular (PTM) yang
terdapat di wilayah Banjar Manyar, Desa Ketewel, Kecamatan Sukawati,
Kabupaten Gianyar.
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan skrinning kesehatan untuk mengetahui apakah warga
mempunyai permasalahan pada kesehatan khususnya Penyakit Tidak
Menular seperti penyakit kardiovaskuler (jantung, atherosklerosis,
hipertensi, penyakit jantung koroner dan stroke), diabetes melitus serta
rheumatik.
b. Melakukan pencatatan data untuk mengetahui siapa saja yang
mempunyai masalah pada kesehatan sehingga nantinya bisa
ditanggulangi.
c. Melakukan KIE kepada masyarakat mengenai masalah kesehatan
khususnya Penyakit Tidak Menular.
d. Melakukan pengobatan gratis untuk mengatasi permasalahan
kesehatan yang dialami masyarakat.
Setting Tempat :
Pembagian
obat
225
Konsultasi Dokter
Registrasi
Gambar 116
D. KEGIATAN
Kegiatan skrinning kesehatan ini dilakukan pada tanggal 14 Februari
2018 pukul 11.00 wita – selesai dengan kegiatan yang berlangsung sebagai
berikut :
No Tanggal KEGIATAN Penanggung Jawab
1 14 Absensi kehadiran Panitia
Skrinning Kesehatan Panitia dan Rumah
Februari
- Pemeriksaan kesehatan Sakit Ganesha
2018
- Pengobatan
E. PANITIA
SUSUNAN PANITIA SKRINNING KESEHATAN DALAM RANGKA
PRAKTIK KEPERAWATAN 8 (KEPERAWATAN KOMUNITAS) DI
BANJAR MANYAR, DESA KETEWEL, KECAMATAN SUKAWATI,
KABUPATEN GIANYAR TANGGAL 14 FEBRUARI 2018
226
Ketua Umum : I Kadek Oki Wanjaya
Ketua Panitia : I Gusti Ayu Regita Pramesti Cahyani
Sekretaris : Kadek Ayu Rastiti Dewi
Bendahara : Isma Risky Amalia
Sie Acara : 1. Ni Luh Putu Erna Pramestyandani
2. Ni Komang Dini Kesuma Putri
Sie Konsumsi dan rohani : Triana Savitri
Sie Humas dan dokumentasi : Ni Made Ristya Kusuma Dewi
Sie Perlengkapan : Ni Made Diah Kartika Sari
F. RANCANGAN BIAYA
5. Sie Konsumsi dan Rohani
a. Snack undangan 25 buah x Rp 5.000 = Rp. 125.000
b. Canang dan rarapan 3 plastik x Rp 10.000 = Rp. 30.000
6. Sie Sekretariat
a. Print absen dan registrasi 20 buah x Rp 1.000 = Rp. 20.000
+
Total = Rp. 175.000
G. METODE
Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah metode skrinning
kesehatan.
H. ALAT/MEDIA
7. Meja
8. Kursi
9. Alat-alat tulis
10. Nursing Kit
11. Stik gula darah, asam urat, dan kolesterol
12. Alat cek gula darah, asam urat, dan kolesterol
13. Masker dan handscoon
14. Blood lanset
15. Alkohol swab
227
LAPORAN HASIL KEGIATAN SKRINNING KESEHATAN
DAN PENGOBATAN GRATIS DI BANJAR MANYAR, DESA KETEWEL,
KECAMATAN SUKAWATI, KABUPATEN GIANYAR
TANGGAL 14 FEBRUARI 2018
A. Struktur
1. Persiapan media dan alat
Alat yang digunakan :
Tensi meter
Stetoscop
Alcohol swabs
Strip gula darah
Strip asam urat
Strip kolesterol
Alat GCU
Lanset
Jarum
2. Peserta pemeriksaan dan pengobatan gratis sebanyak 75 orang yang
berasal dari masyarakat banjar manyar.
1. Analisa Data
228
a. Karakteristik masyarakat yang datang skrinning kesehatan dan
pengobatan gratis
Gambar 117.
Interpretasi Hasil:
Dari gambar diatas disimpulkan, bahwa jumlah warga yang dating
pada saat skrining dan pengobatan gratis pada tanggal 14 februari
2018 di Banjar Manyar, Desa Ketewel, Kecamatan Sukawati,
Kabupaten Gianyar adalah 75 orang, yang terdiri dari remaja 1 orang
(1%), dewasa 8 orang (10%), pra lansia 20 orang (27%), lansia 29
orang (39%) dan manula 17 orang (23%)
229
Gambar 118
Interprestasi Hasil :
Dari gambar diatas dapat disimpulkan pada kegiatan skrinning
kesehatan dan pengobatan gratis di banjar manyar desa ketewel
sukawati tanggal 14 Februari 2018 terdapat 73 orang (97%) orang
yang mendapat pengobatan dan sebanyak 2 orang (3% ) tidak
mendapat pengobatan karena sedang tahap pengobatan DM dan
terlambat datang.
230
Hasil pemeriksaan skrining kesehatan di banjar Manyar desa Ketewel
kecamatan Sukawati Gianyar tanggal 14 Februari 2018
No Dx Jumlah dx Persentase
1 Myalgia 2 2%
2 Reumathoid 13 15%
atritis
3 Artritis gout 21 25%
4 Hipertensi 5 6%
5 Exim aktopik 5 6%
6 Dyspepsia 11 13%
7 Ispa 5 6%
8 Chepalalgia 6 7%
9 Dm 3 4%
10 Konjungtivis 3 4%
11 Stomatitis 1 1%
12 Ppok 1 1%
13 Paratesia 2 2%
14 Hipotensi 1 1%
15 Insomia 2 2%
16 Diabetic foot 1 1%
17 Menoupause 2 2%
Total 84 100%
231
Gambar 119.
232
makanan untuk mengurangi penyakit tersebut dan setelah di edukasi
masyarakat baru mengetahuinya.
C. Simpulan
Berdasarkan hasil laporan diatas, masyarakat yang datang saat skrinning
kesehatan dan pengobatan gratis yang di adakan di bale banjar Manyar, Desa
Ketewel, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar terdapat 75 orang yang
datang, dengan 84 diagnosa penyakit. Masyarakat yang datang rata-rata
berumur lansia.
Skrinning kesehatan dan pengobatan gratis di banjar manyar desa
ketewel tanggal 14 Februari 2018 dimulai pukul 10.30 wita dan selesai pada
13.00 wita. Peserta skrinning kesehatan dan pengobatan gratis terdapat 75
orang dimana rata-rata peserta skrinning dan pengobatan ini adalah golongan
lansia. Alur skrinning kesehatan dan pengobatan dimulai dari
pendaftaran,skirining berupa cek tensi, cek gula darah, kolesterol, dan asam
urat kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan oleh dokter dr RSU Ganesha
dan terakhir pemberian obat sesuai resep. Selain itu juga ada pengobatan
herbal berupa akupuntur dan akupresure yang diberikan oleh Jung Kumis
guna mempercepat penyembuhan pasien. masyarakat yang mendapatkan
pengobatan 73 orang dan sebanyak 2 orang yang tidak mendapat pengobatan
karena sedang tahap pengobatan DM dan terlambat datang.
Dari hasil skrinning kesehatn terdapat 5 besar keluhan masyarakat yang
datang berobat bahwa sebagian besar masyarakat di Banjar memiliki Artritis
Gout yang tinggi dengan presentase 25%,urutan kedua penyakit Rheumatoid
Artritis dengan peresentase 15%, urutan ketiga penyakit Dyspepsia dengan
presentase 13%,urutan keempat penyakit Chepalalgia dengan presentase 7%,
urutan kelima penyakit Hipertensi dengan presentase 6%.Masyarakat yang
memiliki Artiritis Gout yang tinggi tidak mengetahui pantangan makanan
untuk mengurangi penyakit tersebut dan setelah di edukasi masyarakat baru
mengetahuinya.
D. Kesan
233
Adapun kesan dari kegiatan skrinning kesehatan dan pengobatan gratis
yaitu, kegaiatan berjalan lancar, masyarakat antusias untuk datang mengiktui
skrinning kesehatan dan pengobatan gratis dengan sebanyak 75 orang.
E. Saran
Saran yang bisa kami sampaikan yaitu bagi masyarakat banjar Manyar,
Desa Ketewel, kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar untuk dipertahankan
antusiasme ini dikarenakan dari data skrinning kesehatan yang didapat, dapat
membantu masyarakat mendapatkan penyuluhan serta pengobatan yang tepat
saat petugas kesehatan datang lain membawa obat untuk dibagikan kepada
masyarakat.
234
Ketewel, 14 Februari 2018
Mengetahui
Pembimbing Praktik Ketua Panitia
Mengetahui
Kepala UPT Kesmas Sukawati I
235
PRA PLANNING PENYULUHAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN
SEHAT (PHBS) DAN GERMAS
DI BANJAR MANYAR, DESA KETEWEL, KECAMATAN SUKAWATI,
KABUPATEN GIANYAR
TANGGAL 16 FEBRUARI 2018
I. LATAR BELAKANG
Kesehatan adalah hak setiap orang, permasalahan kesehatan tidak
hanya menjadi tanggung jawab insan kesehatan saja melainkan juga
menjadi tanggung jawab seluruh bangsa Indonesia baik pemerintah,
swasta maupun masyarakat. Bangsa Indonesia sekarang sudah
beranjak maju baik dalam hal kualitas sumber daya manusia maupun
hal lainnya, namun sampai saat ini, masyarakat bangsa Indonesia
belum sepenuhnya maju dalam hal urusan kesehatan ditandai dengan
meningkatnya kematian dan kesakitan akibat penyakit tidak menular
seperti stroke, jantung, hipertensi, diabetes mellitus, dan lain-lain.
Berikut adalah data 10 besar penyakit di Provinsi Bali pada tahun
2016, yang pertama yaitu Nasofaringitis Akut degan jumlah kunjungan
masyarakat sebanyak 96.554 kali kunjungan kemudian Hipertensi
Primer dengan jumlah kunjungan sebanyak 89.394, Faringitis Akut
sebanyak 77.042 kali kunjungan, Arthritis sebanyak 57.124 kali
kunjungan, Sakit Kepala sebanyak 54.109 kali kunjungan, Kecelakaan
dan Ruda Paksa sebanyak 47.258 kali kunjungan, Dermatitis Kontak
Alergi sebanyak 37.356 kali kunjungan, Gastritis sebanyak 34.087 kali
kunjungan, ISPA sebanyak 32.026 kali kunjungan dan terakhir yaitu
kasus demam dengan 28.816 kali kunjungan. (Seksi Yandas Bidang
Yankes Dinkes Prov. Bali, 2016)
Dan berikut adalah data 10 besar penyakit di Kabupaten Gianyar
pada tahun 2016, adapun yang pertama yaitu kasus ISPA dengan
jumlah absolut 30,747 dan persentase sebanyak 29,97%, kemudian
Demam Tidak Spesifik berturut-turut jumlah absolut dan persentase
yaitu 24,189 dan 23,58%, Nosopharyngitis Akut dengan absolut
11,637 dan persentase 11,34%, Penyakit Pulpa dan Jaringan Periopikal
236
dengan absolut 8,237 dan persenatse 8,03, Dermatitis Alergi Kontak
dengan absolut 7,090 dan persentase 6,91, Abses Periapikal dengan
absolut 5,053 dan persentase 4,93, Demam Tanpa Sebab yang Jelas
dengan absolut 4,962 dan persentase 4,84, Kecelakaan Permukaan
Kepala dengan absolut 3,778 dan persentase 3,68, Sakit Kepala dengan
absolut 3,573 dan persentase 3,48 dan yang terakhir yaitu kasus
hipertensi dengan jumlah absolut 3,325 dan persentase 3,24. (Bidang
SDM Dinas Kesehatan Provinsi Gianyar, 2016)
Untuk di Desa Ketewel tepatnya di Banjar sendiri terdapat 423
jiwa yang memiliki hipertensi 23% (8 KK), batuk pilek 31% (11 KK),
katarak 5% (2KK), gastritis 20% (7 KK), DM 6% (2 KK), reumatik
3% (1 KK), diare 6% (2 KK), DB 3% (1 KK), asam urat 6% (2 KK),
demam 9% (3 KK).
Di Desa Ketewel tepatnya di Banjar Manyar terdapat 423 jiwa
penduduk laki-laki sebanyak 207 jiwa (49%) dan perempuan
sebanyak 216 jiwa (51%). Hal ini menunjukkan jumlah penduduk
berjenis kelamin laki-laki lebih sedikit daripada jumlah penduduk
perempuan. (Sumber: SMD yang dilakukan pada 6-7 Februari di
Banjar Manyar)
Berdasarkan pendidikan terdapat penduduk yang tidak sekolah
sebesar 25 jiwa, belum sekolah sebesar 16 jiwa, tingkat dasar sebesar
176 jiwa, tingkat menengah 165 jiwa, dan tingkat tinggi sebesar 41
jiwa. Tingkat pendidikan ini sangat berpengaruh terhadap komunikasi,
penyebaran informasi, edukasi, serta motivasi dalam bidang kesehatan.
(Sumber: SMD yang dilakukan pada 6-7 Februari di Banjar Manyar)
Berdasarkan pekerjaan penduduk di wilayah ini adalah sebagai
pelajar sebesar 19 jiwa, tenaga medis sebesar 3 jiwa, petani/nelayan
sebesar 57 jiwa, swasta sebesar 158 jiwa, PNS sebesar 8 jiwa,
wirausaha sebesar 31 jiwa, dan tidak bekerja sebesar 67 jiwa. Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar pekerjaan penduduk adalah
pegawai swasta. (Sumber: SMD yang dilakukan pada 6-7 Februari di
Banjar Manyar)
237
Berdasarkan agama yang dianut seluruh penduduk di Banjar
Manyar beragama Hindu yaitu sebesar 99% (419 jiwa) dan 1%
beragama Kristen (4 jiwa).
PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan
berdasarkan kesadaran sehingga anggota keluarga dan keluarga dapat
menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam
kegiatan-kegiatan di bidan masyarakat.
Menurut hasil SMD yang dilakukan pada 6-7 Februari 2018 dari 19
balita dari usia 0-5 tahun di Banjar Manyar, didapatkan hasil bahwa
95% (18 balita) telah diimunisasi lengkap, dan 5% (1 balita) belum
lengkap.
Berdasarkan data yang didapat dari 79 KK, 6% (5 KK)
menggunakan sumber air minum PDAM, 34% (27 KK) menggunakan
sumber air minum mineral, 60% (47 KK) menggunakan sumber air
minum dari sumur, dan tidak ada masyarakat yang menggunakan
sumber air minum dari air hujan Untuk masalah mencuci tangan
dengan sabun, 20% (16 KK) masyarakat mencuci tangan tanpa
menggunakan sabun dan 1% (1 KK) masyarakat yang tidak mencuci
tangan Terdapat 92% (73 KK) masyarakat menggunakan sumber air
dari sumur, 8% (6 KK) masyarakat menggunakan sumber air dari
PDAM, dan 0% dari masyarakat yang tidak menggunaan sumber air
dari sungai dan air hujan Untuk kondisi air, 92% (72 KK) kondisi air di
masyarakat tidak berasa/berwarna, 4% (3 KK) kondisi air di
masyarakat tidak berasa, 3% (2 KK) kondisi air di masyarakat
berwarna sedangkan 1% (1 KK) kondisi air di masyarakat berbau.
Berdasarkan hasil survey yang dilakukan terhadap 79KK
didapatkan data sebagai berikut sebesar 90% (71KK) memiliki jamban
jenis leher angsa sedangkan 10% (8KK) memiliki jamban dengan jenis
jamban cemplung.Terdapat 79 KK, 66% (52 KK) jarak sumber air ke
sptic tank >10m, sedangkan 34% (27 KK) dari masyarakat jarak
sumber air ke septic tank < 10m. Sebanyak 100% (79KK) warga
melukan BAB/BAK di jamban rumah masing-masing dan 0% warga
tidak ada yang BAB/BAK di sungai atau sembarangan.
238
Dari data SMD, didapatkan hasil dari 10 KK yang ada di Banjar
Manyar, Desa Ketewel, Kecamatan Sukawati terdapat 50% (5 KK)
yang sedang meneteki anak usia 0-6 bulan, 20% (2 KK) sedang
meneteki anak usia 1-2 tahun, dan 30% (3 KK) sedang meneteki anak
usia >2 tahun. Hal ini menunjukan 10 KK yang memiliki ibu meneteki
di Banjar Manyar, Desa Ketewel sudah mengetahui dan memiliki
kesadaran tentang pentingnya memberikan ASI pada pertumbuhan dan
kekebalan tubuh anak.
Dari 10 KK yang ada di Banjar Manyar, Desa Ketewel, Kecamatan
Sukawati terdapat 40% (4 KK) yang menyusui anak setiap saat dan
60% (6 KK) meneteki anaknya dengan terpancang waktu. Hal ini
menunjukan 10 KK yang memiliki ibu meneteki di Banjar Manyar,
Desa Ketewel sebagian besar meneteki anaknya terpancang waktu, ini
menunjukan bahwa sebagian ibu kurang mengetahui cara pemberian
ASI pada anak.
Dari data SMD, didapatkan hasil dari 17 KK yang memiliki anak
balita yang ada di Banjar Manyar, Desa Ketewel, Kecamatan Sukawati
terdapat 82% (14 KK) yang melahirkan dengan spontan dan sebanyak
18% (3 KK) yang melahirkan anaknya dengan operasi. Hal ini
menunjukan dari 17 KK yang memiliki anak balita di Banjar Manyar,
Desa Ketewel, sebagian besar dapat melahirkan secara normal
(spontan).
Dari 17 KK yang memiliki anak balita yang ada di Banjar Manyar,
Desa Ketewel, Kecamatan Sukawati bahwa 100% (17 KK) balita
memiliki riwayat persalinan dibantu oleh tenaga kesehatan. Hal ini
menunjukan 17 KK yang memiliki anak balita di Banjar Manyar, Desa
Ketewel, melakukan persalinan di tenaga kesehatan yang menunjukan
kesadaran penduduk akan keamanan serta kesehatan ibu dan bayi
terhadap tenaga kesehatan.
Dari data yang didapatkan hasil dari 14 KK yang memiliki anak
balita yang ada di Banjar Manyar, Desa Ketewel, Kecamatan Sukawati
sebanyak 93% (13 KK) balita yang dibawa ke posyandu tiap bulan, 7
% (1kk) yang tidak memeriksakan secara rutin balitanya. Hal ini
menunjukan dari 13 KK yang memiliki anak balita di Banjar Manyar,
239
Desa Ketewel, sebagian besar KK mengontrol dan memantau
perkembangan serta pertumbuhan balita dengan dibawa ke posyandu
tiap bulan.
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) merupakan suatu
tindakan sistematis dan terencana yang dilakukan secara bersama-sama
oleh seluruh komponen bangsa dengan kesadaran, kemauan dan
kemampuan berperilaku sehat untuk meningkatkan kualitas hidup.
Pelaksanaan GERMAS harus dimulai dari keluarga, karena keluarga
adalah bagian terkecil dari masyarakat yang membentuk kepribadian.
Berdasarkan data yang didapat dari 79 KK, 53% (42 KK) masyarakat
mengolah sayur dengan cara dicuci terlebih dahulu dan 47% (37 KK)
masyarakat mengolah sayur dengan cara dipotong terlebih dahulu.
Terdapat 90% (71 KK) masyarakat menyaji makanan dengan cara
ditutup sedangkan 10% (8 KK) dari masyarakat menyaji makanan
dengan cara tidak ditutup. Terdapat 99% (78 KK) masyarakat
membuang sampah di TPS, 1% (1 KK) dari masyarakat membuang
sampah di kebun, 0% dari masyarakat yang membuang sampah di
sungai dan selokan Untuk pengelolaan sampah, 66% (52 KK)
masyarakat mengolah sampah dengan cara dipilah, 19% (15 KK)
masyarakat mengolah sampah dengan cara ditimbun, dan 15% (12
KK) dari masyarakat mengolah sampah dengan cara dibakar.
Dari data yang didapat menunjukan bahwa sebanyak 76 % (60 KK)
dari jumlah total 79 KK yang di kaji di Banjar Manyar mengatakan
ada keyakinan yang mendukung kesehatan di Banjar Manyar, Desa
Ketewel, Kecamatan Sukawati, sementara sebanyak 24% (19%)
mengatakan tidak terdapat keyakinan yang mendukung kesehatan. Dari
79 KK yang ada di Banjar Manyar, Desa Ketewel, Kecamatan
Sukawati terdapat 100% (79 KK) yang membawa anggota keluarga
mereka ketika sakit ke pelayanan kesehatan.
Dari data SMD, didapatkan hasil dari 2 KK yang ada di Banjar
Manyar, Desa Ketewel, Kecamatan Sukawati 2 KK yang sudah
memeriksakan kehamilan sebanyak 4 kali. Hal ini menunjukan 2 KK
yang memiliki ibu hamil di Banjar Manyar, Desa Ketewel sudah
240
mengetahui dan memiliki kesadaran tentang pentingnya memeriksakan
kandungan
Berdasarkan data yang telah didapat hasil bahwa dari 67 KK yang
memiliki lansia, terdapat 68 % lansia memiliki kebiasaan meminum
kopi.( 45 KK), 25% lansia tidak memiliki kebiasaan tertentu ( 17 KK),
4% lansia memiliki kebiasaa merokok (3 KK), 3% lansia memiliki
kebiasaan lain seperti memako. (2 KK)
Berdasarkan hasil SMD (Survey Mawas Diri) yang dilaksanakan
pada 06-07 Februari 2018 bertempat di Balai Banjar Manyar, Desa
Ketewel Kecamatan Sukawati Gianyar telah merumuskan beberapa
masalah menjadi kekhawatiran masyarakat di Banjar Manyar, Desa
Ketewel Kecamatan Sukawati Gianyar antara lain masalah kesehatan
yang disebabkan oleh perilaku hidup bersih dan sehat, germas,
pengetahuan infeksi cacing pita dan penggunaan garam beryodium
masyarakat yang belum optimal.
Penyuluhan kesehatan tentang perilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS) dan germas bertujuan untuk mencegah risiko terjadi
peningkatan penyakit yang muncul di kalangan masyarakat Banjar
Manyar, Desa Ketewel Kecamatan Sukawati Gianyar. Sebagai upaya
untuk pencapaian derajat kesehatan yang optimal.
II. TUJUAN
a. Tujuan Instruksional Umum
Dengan diadakannya penyuluhan berupa Perilaku Hidup
Bersih Dan Sehat, Germas, Cacing Pita dan Garam Beryodium
diharapkan semua kalangan masyarakat dapat mengerti tentang
materi penyuluhan , serta mengerti apa manfaat dari penyuluhan
tersebut dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
sehingga dapat meningkatkan status kesehatan masyarakat di Br.
Manyar, Desa Ketewel, Gianyar.
b. Tujuan Instruksional Khusus
1. Masyarakat dapat memahami dan menjelaskan pengertian
PHBS
2. Masyarakat dapat memahami dan menjelaskan manfaat PHBS
3. Masyarakat dapat memahami dan menjelaskan 7 dari 10
indikator PHBS
241
4. Masyarakat dapat memahami dan menjelaskan apa itu Germas
5. Masyarakat dapat memahami dan menjelaskan tujuan dari
Germas
6. Masyarakat dapat menyebutkan dan memahami 5 dari 7
kegiatan Germas.
III. MATERI PENYULUHAN
1. Masyarakat dapat menjelaskan pengertian PHBS
2. Masyarakat dapat menjelaskan manfaat PHBS
3. Masyarakat dapat menyebutkan 10 indikator PHBS
4. Masyarakat dapat menjelaskan apa itu Germas
5. Masyarakat dapat dan menjelaskan tujuan dari Germas
6. Masyarakat dapat memahami 7 kegiatan Germas
IV. KEGIATAN
Memberikan leaflet
242
( 10 menit ) Menutup pertemuan bertanya
V. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Demonstrasi
VI. MEDIA
1. Leaflet
2. LCD
3. Proyektor
4. Laptop
5. Sound System
6. Mic
VII. SUMBER
Dinkes Aceh. 2016. Buku Panduan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
(GERMAS), www.dinkes.acehprov.go.id , diakses pada 07
Februari 2018.
Depkes. 2016. Germas Wujudkan Indonesia Sehat. www.depkes.go.id,
diakses pada 07 Februari 2018.
Depkes. 2016. Pemerintah Canangkang Gerakan Masyarakat Hidup
Sehat Germas, TIM, diakses pada 08 Februari 2018
VIII. PESERTA
Masyarakat Banjar Manyar, Desa Ketewel, Banjar Manyar.
IX. WAKTU
Hari : Rabu
Tanggal : 16 Februari 2018
Jam : 18.30 – 20.30 WITA
X. PENGORGANISASIAN
1. Ketua Panitia : Oki Wanjaya
2. Sekretaris : Ni Luh Nilam Shanti Cahyani
3. Bendahara : Ni Putu Erna Pramestyandani
4. Koor Penyuluhan : Ni Putu Sudiani
5. PJ Penyuluhan : Veranita Nindi Probo Utami
6. Sie Acara : Luh Gde Dwirini Novitha Putri
243
7. Sie Perlengkapan : Ni Putu Putri Asmariani
8. Sie Humas dan Keamanan : Ni Made Ristya Kusuma Dewi
9. Sie Konsumsi : Ni Putu Candra Dewi
10. Narasumber : UPT. Kesmas Sukawati I
11. MC : Ni Putu Dian Aprilia
12. Moderator : Ni Made Linda Adimaharani
JUMLAH Rp 110.000
b. Sie Sekretariat
1) Surat Undangan 1 x Rp 500,00
2) Daftar Hadir 6 x Rp 500,00
JUMLAH Rp 3500,00
c. Sie Konsumsi
Snack Undangan 4 x Rp 4500,00 Rp 18.000,00
Snack Masyarakat Rp 160.000,00 Rp 160.000,00
JUMLAH Rp 178.000,00
TOTAL Rp 291.500,00
244
XII. TEMPAT
Penyuluhan dilakukan di Balai Banjar Manyar, Desa Ketewel, Gianyar.
DENAH TEMPAT
Audien Audien
Audien Audien
Audien
XIII. RENCANA EVALUASI
a. Evaluasi Struktur
1. Persiapan Media
Media yang digunakan dalam penyuluhan semua lengkap dan dapat
digunakan dalam penyuluhan.
2. Persiapan Materi
Materi disiapkan dalam bentuk power point yang ringkas, menarik,
lengkap, mudah dimengerti oleh peserta penyuluhan/ keluarga.
3. Peserta
Dalam penyuluhan mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS), Germas, Cacing Pita, dan Garam Beryodium mengundang
masyarakat Banjar manyar, dimana kontrak waktu pertemuan telah
disepakati saat dilakukannya Survey Mawas Diri (SMD).
b. Evaluasi Proses
1. Proses penyuluhan dapat berlangsung dengan lancar dan mayarakat
memahami materi penyuluhan yang diberikan.
2. Peserta penyuluhan memperhatikan materi yang diberikan.
3. Selama proses penyuluhan diharapkan terjadi interaksi antara
penyuluh dengan sasaran.
4. Kehadiran peserta penyuluhan diharapkan minimal 50% dan tidak
ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan selama kegiatan
berlangsung.
c. Evaluasi Hasil
Jangka Pendek
1. Diharapkan sasaran mampu menjelaskan pengertian PHBS
2. Diharapkan sasaran mampu menjelaskan manfaat PHBS
245
3. Diharapkan sasaran mampu menyebutkan 10 indikator PHBS
4. Diharapkan sasaran mampu menjelaskan apa itu Germas
5. Diharapkan sasaran mampu menjelaskan tujuan dari Germas
6. Diharapkan sasaran mampu memahami 7 kegiatan Germas
Jangka Panjang
Meningkatnya pengetahuan masyarakat sehingga dapat meningkatkan
kesehatan keluarga secara optimal, mengoptimalkan perilaku hidup
bersih dan sehat dalam kegiatan sehari-hari.
LAMPIRAN I
A. Pengertian
PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan
berdasarkan kesadaran sehingga anggota keluarga dan keluarga dapat
menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam
kegiatan-kegiatan di bidan masyarakat.
PHBS di rumah tangga adalah upaya untuk memberdayakan rumah
tangga agar tahu, mau dan ampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan
sehat, serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat.
B. Indikator PHBS
1. Persalinan dibantu oleh tenaga kesehatan
a) Pengertian
246
Persalinan dibantu oleh tenaga kesehatan adalah persalinan yang
ditolong oleh tenaga kesehatan professinal seperti dokter, bidan,
perawat.
b) Alasan Persalinan Harus Ditolong Oleh Tenaga Kesehatan
Tenaga kesehatan merupakan orang yang sudah ahli dalam
Membantu persalinanan, sehingga keselamatan Ibu dan bayi
lebih terjamin.
Apabila terdapat kelainan dapat diketahui dan segera ditolong
atau dirujuk ke Puskesmas atau rumah sakit.
Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan
menggunakan peralatan yang aman, bersih, dan steril
sehingga mencegah terjadinya infeksi dan bahaya kesehatan
lainnya.
2. Memberi bayi ASI eksklusif
a) Pengertian
ASI adalah makanan alamiah berupa cairan dengan
kandungan gizi yang cukup dan sesuai untuk kebutuhan bayi,
sehingga bayi tumbuh dan berkembang dengan baik. Air Susu Ibu
pertama berupa cairan bening berwarna kekuningan (kolostrum),
sangat baik untuk bayi karena mengandung zat kekebalan terhadap
penyakit. ASI eksklusif merupkan ASI yang diberikan pada bayi
usia 0-6 bulan dan tanpa diberikan tambahan makanan
pendamping.
b) Keunggulan ASI
Mengandung zat gizi sesuai kebutuhan bayi untuk
pertumbuhan dan perkembangan fisik serta kecerdasan.
Mengandung zat kekebalan.
Melindungi bayi dari alergi.
Aman dan terjamin kebersihannya, karena langsung
disusukan kepada bayi dalam keadaan segar.
Tidak akan pernah basi, mempunyai suhu yang tepat dan
dapat diberikan kapan saja dan di mana saja.
Membantu memperbaiki refleks menghisap, menelan dan
pernapasan bayi.
3. Menimbang bayi dan balita
Penimbangan bayi dan balita dimaksudkan untuk memantau
pertumbuhannya setiap bulan. Penimbangan bayi dan balita dilakukan
setiap bulan mulai umur 1 bulan sampai 5 tahun di Posyandu.
247
Setelah bayi dan balita ditimbang, catat hasil penimbangan di Buku
KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) atau Kartu Menuju Sehat (KMS) maka
akan terlihat berat badannya naik atau tidak naik (lihat
perkembangannya)
Naik, bila:
Garis pertumbuhannya naik mengikuti salah satu pita warna
pada KMS.
Garis pertumbuhannya pindah ke pita warna di atasnya
Tidak naik, bila:
Garis pertumbuhannya menurun.
Garis pertumbuhannya mendatar.
Garis pertumbuhannya naik tetapi pindah ke pita warna yang
lebih muda.
Tanda-tanda balita dengan gizi kurang:
Berat badan tidak naik selama 3 bulan berturut-turut, badannya
kurus.
Mudah sakit.
Tampak lesu dan lemah.
Mudah menangis dan rewel.
Gizi buruk pada balita ada 3 macam, yaitu:
Kwashiorkor
Marasmus
Marasmus-Kwasihorkor
248
Manfaat dari penggunaan air bersih adalah masyarakat terhindar
dari penyakit typhus, kecacingan, penyakit mata, penyakit mata
dan keracunan.
249
membersihkannya. Jenis-jenis jamban meliputi jamban cemplung,
jamban leher angsa.
Jamban dibutuhkan karena dapat menjaga kebersihan
ligkungan agar tetap bersih, sehat dan tidak berbau. Tidak mencemari
sumber air yang ada di sekitarnya. Tidak mengundang datangnya lalat
atau serangga yang dapat menjadi penular penyakit seperti, diare,
kolera disentri, typhus, kecacingan, penyakit saluran pencernaan,
penyakit kulit dan keracunan.
Syarat jamban sehat yaitu jamban tidak mencemari sumber air
minum (jarak antara sumber air minum dengan lubang penampungan
minimal 10m). Jamban tidak berbau. Kotoran tidak dapat dijamah
oleh serangga dan tikus. Jamban tidak mencemari tanah disekitarnya.
Jamban mudah dibersihkan dan mudah digunakan. Jamban dilengkapi
dinding dan atap pelindung. Penerangan dan ventilasi pada jamban
cukup. Lantai pada jamban kedap air dan luas ruangan memadai.
Tersedia air, sabun dan alat permbersih di dalam jamban.
7. Memberantas jentik di rumah
Rumah bebas jentik adalah rumah tangga yang setelah
dilakukan pemeriksaan jentik secara berkala tidak terdapat jentik
nyamuk.
Pemeriksaan jentik berkala adalah pemeriksaan tempat
pembiakan nyamuk (tempat-tempat penampungan air) yang ada di
dalam rumah seperti, bak mandi, vas bunga, tatakan kulkas, dan diluar
rumah seperti talang air, alas pot kembang, lubang pohon, pagar
bambu yang dilakukan secara teratur tiap minggu.
Pemberantasan sarang nyamuk dapat dilakukandengan cara 3M
plus (Menguras, menutup, mengubur plus menghindari gigitan
nyamuk). PSN merupakan kegiatan memberantas telur, jentik, dan
kepompong nyamuk dan penular berbagai penyakit sepeti DBD,
chikungunya, malaria, kaki gajah di tempat-tempat perkembiakannya.
3M plus adalah tiga cara plus yang dilakukan pada saat PSN,
yaitu menguras dan menyikat tempat-tempat penampungan air seperti
bak mandi, tatakan kulkas, tatakan pot kembang dan tempat air minum
burung. Menutup rapat-rapat tempat penampungan air seperti lubang
250
bak, lubang pohon, lekukan-lekukan yang dapat menampung air
hujan. Mengubur atau menyingkirkan barang barang bekas yang dapat
menampung air seperti ban bekas, kaleng bekas, plastik-plastik yang
dibuang sembarangan (bekas botol, plastik, kresek, dll). Plus
menghindari gigitan nyamuk yaitu menggunakan kelambu ketika
tidur, memakai obat yang dapat mencegah gigitan nyamuk misalnya
(obat nyamuk bakar, semprot, usap di kulit, dll). Menghindari
kebiasaan menggantung pakain di dalam kamar. Mengupayakan
pencahayaan dan ventilasi yang memadai. Memperbaiki saluran dan
talang air yang rusak. Menaburkan lavarsida (bubuk pembunuh
jentik) di tempat-tempat yang suli dikuras misalnya di talang air atau
di daerah sulit air. Memelihara ikan pemakan jentik di kolam atau bak
penampunga air misalnya, ikan cupang, ikan nila, dll. Menanam
tumbuhan pengusir nyamuk misalnya, zodia, lavender, rosemarry,dll.
8. Makan buah dan sayur setiap hari
Setiap anggota rumah tangga harus mengonsumsi minimal 3 porsi
buah dan 2 porsi sayuran atau sebaliknya setiap hari. Makan buah dan
sayur setiap hari sangat penting karena mengandung vitamin dan
mineral, yang mengatur pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh.
Mengandung serat yang tinggi.
Serat yang ada di dalam sayur dan buah adalah makanan yang
berasal dari tumbuh-tumbuhan yang sangat berfungsi untuk
memelihara usus. Serat tidak dapat dicerna oleh pencernaan sehingga
serat tidak menghasilkan tenaga dan dibuang melalui tinja. Serat tidak
untuk mengenyangkan tetapi dapat menunda pengosongan lambung
sehingga orang menjadi tidak cepat lapar.
Manfaat makanan berserat yaitu mencegah diabetes, melancarkan
buang air besar, menurunkan berat badan, membantu proses
pembersihan racun, membuat awet muda, mencegah kanker,
memperindah kulit, rambut dan kuku. Membantu mengatasi anemia
(kurang darah). Membantu perkembangan bakteri yang baik dalam
usus.
Sayur harus dimakan dua porsi setiap hari, dengan ukuran satu
porsi sama dengan satu mangkuk sayuran segar atau setengah
251
mangkuk sayuran matang. Sebaiknya sayuran dimakan segar atau
dikukus, karena jika direbus cenderung melarutkan vitamin dan
mineral.
Buah-buahan harus dimakan 2-3 kali sehari. Contohnya, setiap kali
makan setengah mangkuk buah yang diiris, satu gelas jus atau satu
buah jeruk, apel, jambu biji atau pisang. Makanlah berbagai macam
buah karena akan memperkaya variasi zat gizi yang terkandung dalam
buah.
Cara pengolahan sayur dan buah agar tidak merusak atau
mengurangi kandungan gizinya adalah dengan memakannya dalam
keadaan mentah atau dikukus. Jika direbus dengan air akan
melarutkan beberapa vitamin dan mineral yang terkandung dalam
sayur dan buah tersebut. Pemanasan tinggi akan mengurangi beberapa
vitamin seperti, vitamin C.
9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari
Aktivitas fisik adalah melakukan pergerakan anggota tubuh yang
menyebabkan pengeluaran tenaga yang sangat penting bagi
pemeliharaan kesehatan fisik, mental, dan mempertahankan kualitas
hidup agar tetap sehat dan bugar sepanjang hari.
Anggota keluarga melakukan aktivitas fisik minimal 30 menit
setiap hari. Bisa berupa kegiatan sehari-hari yaitu berjalan kaki,
berkebun, kerja di taman, mencuci pakaian, mencuci mobil, mengepel
lantai, naik turun tangga, membawa belanjaan. Kegiatan lain yang bisa
dilakukan yaitu bisa berupa olah raga misalnya dengan push up, lari
ringan, bermain bola, berenang, senam, bermain tenis, yoga, fitness,
angkat beban.
Keuntungan melakukan aktivitas fisik secara teratur adalah
terhindar dari penyakit jantung, stroke, osteoporosis, kanker,
hipertensi, diabetes, dll. Berat badan terkendali, otot lebih lentur dan
tulang lebih kuat. Bentuk tubuh juga lebih bagus dan meningkatkan
kepercayaan diri. Individu merasa lebih bertenaga dan bugar. Dan
secara keseluruhan keadaan kesehatan menjadi lebih baik.
252
Rokok ibarat pabrik bahan kimia. Dalam satu batang rokok yang
dihisap akan dikeluarkan sekitar 4000 bahan kimia berbahaya,
diantaranya yang paling berbahaya adalah nikotin, tar, dan karbon
monoksida.
Perokok aktif adalah orang yang mengonsumsi rokok secara rutin
dengan sekecil apapun walaupun itu hanya satu batang dalam sehari.
Atau orang yang menghisap rokok walau tidak rutin sekalipun atau
hanya sekedar coba-coba dan cara menghisap rokok cuma sekedar
menghembuskan asap walau tidak dihisap masuk ke dalam apru-paru.
Perokok pasif adalah orang yang bukan perokok tetapi menghirup
asap rokok orang lain atau yang berada dalam satu ruangan tertutup
dengan orang yang sedang merokok. Rumah adalah tempat
berlindung, termasuk dari asap rokok. Perokok pasif harus berani
menyuarakan haknya untuk tidak menghirup asap rokok.
Bahaya perokok aktif dan perokok pasif adalah menyebabkan
kerontokan rambut, gangguan pada mata seperti katarak, kehilangan
pendengaran lebih awal dibandingkan bukan perokok, menyebabkan
penyakit paru-paru kronis, merusak gigi dan menyebabkan bau mulut
yang tidak sedap, menyebakan stroke dan serangan jantung, tulang
lebih mudah patah, menyebabkan kanker kulit, menyebabkan
kemandulan dan impotensi, dan menyebakan kanker rahim serta
keguguran.
Cara berhenti merokok dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu bisa
dengan berhenti seketika, menunda, dan mengurangi. Hal yang paling
utama adalah niat dan tekad yang bulat untuk melaksanakan cara
tersebut.
C. Manfaat PHBS
1. Bagi Rumah Tangga:
Setiap anggota keluarga menjadi sehat dan tidak mudah sakit.
Anak tumbuh sehat dan cerdas.
Anggota keluarga giat bekerja.
Pengeluaran biaya rumah tangga dapat ditujukan untuk memenuhi
Gizi keluarga, pendidikan dan modal usaha untuk menambah
pendapatan keluarga.
2. Bagi Masyarakat:
Masyarakat mampu mengupayakan lingkungan sehat.
253
Masyarakat mampu mencegah dan menanggulangi masalah
masalah kesehatan.
Masyarakat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada.
Masyarakat mampu mengembangkan Upaya Kesehatan Bersumber
Masyarakat (UKBM) seperti posyandu, tabungan ibu bersalin,
arisan jamban, ambulans desa dan lain-lain.
LAMPIRAN 2
A. PENGERTIAN
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) merupakan suatu tindakan
sistematis dan terencana yang dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh
komponen bangsa dengan kesadaran, kemauan dan kemampuan berperilaku
sehat untuk meningkatkan kualitas hidup. Pelaksanaan GERMAS harus
dimulai dari keluarga, karena keluarga adalah bagian terkecil dari
masyarakat yang membentuk kepribadian.
GERMAS merupakan gerakan nasional yang diprakarsai oleh Presiden RI
yang mengedepankan upaya promotif dan preventif, tanpa
mengesampingkan upaya kuratif-rehabilitatif dengan melibatkan seluruh
komponen bangsa dalam memasyarakatkan paradigma sehat. Untuk
menyukseskan GERMAS, tidak bisa hanya mengandalkan peran sektor
kesehatan saja. Peran Kementerian dan Lembaga di sektor lainnya juga turut
menentukan, dan ditunjang peran serta seluruh lapisan masyarakat. Mulai
dari individu, keluarga, dan masyarakat dalam mempraktekkan pola hidup
sehat, akademisi, dunia usaha, organisasi kemasyarakatan, dan organisasi
254
profesi dalam menggerakkan anggotanya untuk berperilaku sehat; serta
Pemerintah baik di tingkat pusat maupun daerah dalam menyiapkan sarana
dan prasarana pendukung, memantau dan mengevaluasi pelaksanaannya.
B. 7 Langkah GERMAS
1. Melakukan Aktivitas Fisik
Pekerjaan rumah seperti mencuci piring, mencuci pakaian,
mengepel lantai dan lain sebagainya bisa dikategorikan aktivitas fisik.
Mulailah dengan melakukan aktivitas tersebut setiap hari. Lebih baik jika
ditambah olahraga secara rutin. Lari pagi atau jalan kaki pun bisa
dijadikan aktivitas rutin.
255
Memeriksa kesehatan sangat penting dilakukan oleh setiap individu.
Mendatangi rumah sakit bukanlah hanya saat kita sakit, justru saat kita
(merasa) sehat. Sehingga bibit-bibit penyakit yang mungkin akan timbul di
kemudian hari akan lebih mudah terdeteksi secara dini. Hipertensi dan DM
merupakan penyakit yang tidak bisa sembuh jadi harus tetap dikontrol agar
tidak menyebabkan komplikasi.
6. Membersihkan Lingkungan
Lingkungan di dalam rumah, rumah itu sendiri harus memiliki
pencahayaan yang cukup tidak gelap pada siang hari, memiliki ventilasi
yang cukup, disetiap ruangan harus memiliki sekat satu sama lain.
Bersama-sama dengan tetangga melakukan kerja bakti membersihkan
lingkungan minimal sebulan sekali. Selain untuk hidup sehat juga akan
mempererat tali silaturahim antar sesama anggota masyarakat.
Dampak dari lingkungan yang kotor yaitu mudah terserang penyakit,
Orang mudah terserang penyakit karena lemahnya system imun tubuh dan
didukung dengan lingkungan yang kurang bersih. Penyakit-penyakit yang
bisa timbul karena kurangnya kebersihan lingkungan:
a. TBC
b. Penyakit kulit
c. Diare
d. Demam berdarah
Nyamuk demam berdarah bersarang di tempat yang ada banyak
tumpukan sampah. Lakukan langkah 3M untuk mencegah terjadinya
demam berdarah:
1) Menutup tempat penampungan air.
2) Menguras bak mandi atau tempat penampungan air.
3) Mengubur atau mendaur ulang barang bekas.
Gerakan 3M plus
Gerakan 3M plus sama dengan gerakan 3M hanya saja ada
tambahannya:
1) Menghindari menggantungkan pakaian didalam rumah
2) Menutup lemari pakaian agar nyamuk tidak bersembunyi di
dalamnya.
3) Melakukan pengasapan
4) Menggunakan obat usir nyamuk
5) Menggunakan kelambu pada tempat tidur
256
7. Menggunakan Jamban
Mungkin terdengar aneh, tapi faktanya masih banyak daerah di
Indonesia yang tidak menggunakan jamban sebagai tempat pembuangan.
Penduduk tersebut masih banyak yang menggunakan sungai sebagai
aktivitas mencuci pakaian, mencuci piring, mandi, pun buang air besar.
Tentunya hal ini menimbulkan risiko penyakit yang diakibatkan oleh
kuman. Manfaat menggunakan jamban:
a. Menjaga lingkungan bersih, sehat, dan tidak berbau
b. Tidak mencemari sumber air yang ada di sekitarnya
c. Tidak mengundang datangnya lalat atau serangga yang dapat menjadi
penularan penyakit diare, kolera, thypus, cacingan, penyakit saluran
pencernaan, penyakit kulit, dan keracunan
Cirri-ciri jamban sehat:
1. Tidak mencemari sumber air minum, untuk itu letak lubang
penampungan kotoran paling sedikit berjarak 10 meter dari sumur
(SPT SGL maupun jenis sumur lainnya). Perkecualian jarak ini
menjadi lebih jauh pada kondisi tanah liat atau berkapur yang terkait
dengan porositas tanah. Juga akan berbeda pada kondisi topografi yang
menjadikan posisi jamban diatas muka dan arah aliran air tanah.
2. Tidak berbau serta tidak memungkinkan serangga dapat masuk ke
penampungan tinja. Hal ini misalnya dapat dilakukan dengan menutup
lubang jamban atau dengan sistem leher angsa.
3. Air seni, air pembersih dan air penggelontor tidak mencemari tanah di
sekitarnya. Hal ini dapat dilakukan dengan membuat lantai jamban
dengan luas minimal 1x1 meter, dengan sudut kemiringan yang cukup
kearah lubang jamban.
4. Mudah dibersihkan, aman digunakan, untuk itu harus dibuat dari
bahan-bahan yang kuat dan tahan lama dan agar tidak mahal
hendaknya dipergunakan bahan-bahan yang ada setempat;
5. Dilengkapi dinding dan atap pelindung, dinding kedap air dan
berwarna terang;
6. Cukup penerangan;
7. Lantai kedap air;
8. Luas ruangan cukup, atau tidak terlalu rendah;
9. Ventilasi cukup baik, dan
10. Tersedia air dan alat pembersih
257
258
LAPORAN HASIL KEGIATAN PENYULUHAN PERILAKU HIDUP
BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DAN GERMAS
DI BANJAR MANYAR, DESA KETEWEL, KECAMATAN SUKAWATI,
KABUPATEN GIANYAR
TANGGAL 16 FEBRUARI 2018
A. Struktur
1. Persiapan Media dan Alat
Media dan alat yang digunakan dalam penyuluhan kesehatan semuanya
lengkap dan siap digunakan. Media yang digunakan adalah laptop, LCD
proyektor, layar, meja, sound sistem, leaflet, alat tulis dan buku catatan.
2. Persiapan Materi
Materi yang diberikan dalam penyuluhan kesehatan yang disajikan dalam
power point yang berisikan gambar dan tulisan untuk mempermudah
penyampaian informasi.
3. Undangan/Peserta Penyuluhan
Masyarakat di Banjar Manyar, Desa Ketewel, Kecamatan Sukawati, Gianyar.
B. Proses Penyuluhan
1. Penyuluhan dimulai pada pukul 19.30 WITA dan berakhir pukul 20.50 WITA
2. Dalam proses penyuluhan kesehatan terjadi interaksi antara penyuluh dan
peserta.
3. Kehadiran sekitar 41 orang (82 %)
4. Peserta yang hadir tidak ada yang meninggalkan tempat sebelum penyuluhan
kesehatan selesai.
C. Hasil Penyuluhan
1. Jangka Pendek
a. Peserta Penyuluhan dapat menyampaikan kembali materi penyuluhan
sekitar 80% materi yang disampaikan.
b. Peserta penyuluhan mampu mendemonstrasikan kembali 6 langkah cuci
tangan.
2. Jangka Panjang
Masyarakat di Banjar Manyar, Desa Batuan Sukawati, Kecamatan
Sukawati, Gianyar dapat mengerti dan melaksanakan tentang perilaku hidup
bersih dan sehat (PHBS) setelah diberi penyuluhan.
D. SIMPULAN
259
Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Jumat, 16 Februari 2018 dan berlangsung
dari pukul 19.30 sampai 21.50 WITA, penyaji dari penyuluhan PHBS ini adalah
Tim dari UPT. Kesmas Sukawati I. Acara berjalan lancar dan dihadiri oleh 41
orang masyarakat Br. Manyar dari target 50 orang yang hadir.
E. KESAN
Acara berjalan lancar dan masyarakat juga cukup antusias dalam memberi dan
menjawab pertanyaan tentang PHBS.
F. SARAN
Diharapkan partisipasi masyarakat untuk kegiatan seperti penyuluhan ini menjadi
lebih baik dan lebih antusias.
260
Ketewel, 16 Februari 2018
Mengetahui
Pembimbing Praktik Ketua Panitia
Mengetahui
Kepala UPT Kesmas Sukawati I
261
PRA PLANNING PENYULUHAN KANKER SERVIKS
DI DESA KETEWEL, GIANYAR
TANGGAL 18 FEBRUARI 2018
A. LATAR BELAKANG
Kanker seviks uteri adalah tumor ganas primer yang berasal dari sel epitel
skuamosa. Penyebab utama kanker leher rahim adalah infeksi Human
Papilloma Virus (HPV). Saat ini terdapat 138 jenis HPV yang sudah dapat
teridentifikasi yang 40 di antaranya dapat ditularkan lewat hubungan seksual.
Penyakit kanker serviks dan kanker payudara merupakan penyakit kanker
dengan prevalensi tertinggi di Indonesia pada tahun 2013, yaitu kanker
serviks sebesar 0,8 % .Lebih mengkhusus lagi presentase prevalensi kanker
serviks berdasarkan diagnosis dokter di bali sebesar 0,7 % dengan estimasi
jumlah absolut 1.438 penderita.
Angka harapan hidup yang minim dan mahalnya pengobatan, membuat
kanker r semakin terasa menakutkan. Namun, karena tingkat bahaya dan
mahalnya biaya pengobatan kanker rahim inilah, kita perlu mencari informasi
sebanyak-banyaknya tentang kanker serviks agar punya pengetahuan lebih
banyak untuk pencegahan.
Berdasarkan data yang di dapat dari Puskesmas Sukawati I, tidak
ditemukan masyarakat wanita banjar manyar yang menderita kanker serviks,
namun demikian pemberian penyuluhan mengenai kanker serviks perlu
dilakukan guna menambah pengetahuan masyarakat akan petingnya
pencegahan dan pengobatan tepat bagi penyakit tersebut.
B. TUJUAN
1. Tujuan Intruksional Umum (TIU)
Setelah diberikan selama 45 menit diharapkan sasaran mampu
memahami megenai penyakit kanker serviks
2. Tujuan Intruksional Khusus (TIK)
Setelah diberikan penyuluhan selama 45 menit diharapkan
sasaran dapat :
a. Mengenal penyakit kanker serviks
b. Mengetahui penyebab penyakit kanker serviks
c. Mengetahui tanda dan gejala penyakit kanker serviks
d. Mengetahui factor-faktor yang berhubungan dengan penyakit kanker
serviks
e. Mengetahui tahapan stadium penyakit kanker serviks
f. Mengetahui cara pencegahan penyakit kanker serviks
C. SASARAN
262
Lima puluh orang masyrakat ibu-ibu (PKK) di Desa Ketewel, Kecamatan
Sukawati, Kabupaten Gianyar
D. MATERI PENYULUHAN
Adapun materi yang akan diberikan dalam penyuluhan adalah sebagai
berikut :
E. METODA
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
F. STRATEGI PELAKSANAAN
LANGKAH- KEGIATAN KEGIATAN
NO. WAKTU
LANGKAH PENYULUH SASARAN
1. Pendahuluan 5 Salam Pembukaan Sasaran antusias
menit Perkenalan Diri atas kedatangan
Penyampaian
penyuluh
Tujuan Sasaran menjawab
Kontrak Waktu
Apersepsi salam penyuluh
2. Penyajian 40 Penyampaian Sasaran menyimak
menit materi : dengan cermat apa
a. Menjelaskan
yang disajikan
pengertian kanker
oleh penyuluh
serviks Bertanya apabila
b. Menjelaskan
terdapat hal-hal
penyebab penyakit
yang belum jelas
kanker serviks Mencatat hal-hal
c. Menjelaskan tanda
penting yang
dan gejala penyakit
dijelaskan oleh
kanker serviks
d. Menjelaskan penyuluh.
factor-faktor yang
263
berhubungan
dengan penyakit
kanker serviks
e. Menjelaskan cara
pencegahan
penyakit kanker
serviks
G. MEDIA
Media yang digunakan sebagai sarana penyampaian materi adalah sebagai
berikut :
1. Miniature peraga
2. Gambar organ
H. ALAT
1. microfon
I. WAKTU
Hari : Minggu
Tanggal : 18 Februari 2017
Pukul : 09.00 WITA
J. SETTING TEMPAT
Kantor Desa Ketewel
264
Audien Audien
Audien Audien
Audien
K. PENGORGANISASIAN
1. Ketua Panitia : Oki Wanjaya
2. Sekretaris : Ni Luh Nilam Shanti Cahyani
3. Bendahara : Ni Putu Erna Pramestyandani
4. Koor Penyuluhan : Ni Putu Sudiani
5. PJ Penyuluhan : Putu Diah Gita Paramita
6. Sie Acara : Gusti Ayu Rosita Tri Rejeki
7. Sie Perlengkapan : Ni Putu Putri Asmariani
8. Sie Humas dan Keamanan : Ni Made Ristya Kusuma Dewi
9. Sie Konsumsi : Ni Putu Candra Dewi
10. Narasumber : Dr. Ni Luh Suji Karnadi
11. MC : Ni Putu Dian Aprilia
12. Moderator : Ni Made Linda Adimaharani
JUMLAH Rp 55.000,00
e. Sie Sekretariat
3) Surat Undangan 1 x Rp Rp. 500,00
4) Daftar Hadir 500,00 Rp.
6 x Rp 3000,00
500,00
JUMLAH Rp 3500,00
265
f. Sie Konsumsi
Snack Undangan 4x Rp Rp
Snack Masyarakat 4500,00 18.000,00
Rp Rp
160.000,00 160.000,00
JUMLAH Rp 178.000,00
TOTAL Rp 236.500,00
M. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
Rencana kegiatan dipersiapkan dua hari sebelum kegiatan dengan
melakukan kontrak sebelumnya dengan keluarga satu hari sebelum
kegiaan. Sarana prasarana seperti leaflet, materi pembelajaran disiapkan
paling lambat dua hari sebelum pelaksanaan.
2. Evaluasi Proses
a Kegiatan berlangsung tepat waktu
b Peserta yang hadir 75% dari jumlah total peserta
c Peserta yang aktif bertanya 60% dari total peserta
3. Evaluasi Hasil
Sasaran penyuluhan mampu :
a Memahami dan mampu mengenal apa itu penyakit kanker serviks
b Memahami Penyebab Penyakit kanker serviks
c Menyebutkan tanda dan gejala penyakit kanker serviks
d Menyebutkan factor-faktor penyebab penyakit kanker serviks
e Menyebutkan stadium penyakit kanker serviks
f Menyebutkan cara pencegahan penyakit kanker serviks
266
Lampiran I
267
1. Keputihan atau keluar cairan encer dari vagina. Getah yang keluar
dari vagina ini makin lama akan berbau busuk akibat infeksi dan
nekrosis jaringan
7. Timbul nyeri panggul (pelvis) atau di perut bagian bawah bila ada
radang panggul. Bila nyeri terjadi di daerah pinggang ke bawah,
kemungkinan terjadi infiltrasi kanker pada serabut saraf lumbosakral.
8. Pada stadium lanjut, badan menjadi kurus kering karena kurang gizi,
edema kaki, timbul iritasi kandung kencing dan poros usus besar
bagian bawah (rektum), terbentuknya fistel vesikovaginal atau
rektovaginal, atau timbul gejala-gejala akibat metastasis jauh.
1. Faktor genetik
Terjadinya mutasi sel pada sel epitel skuamosa serviks yang
menyebabkan terjadinya kanker serviks pada wanita dapat diturunkan
melalui kombinasi genetik dari orang tua ke anaknya.
2. Usia
Peningkatan usia seseorang selalu diiringi dengan penurunan
kinerja organ-organ dan kekebalan tubuhnya. Dan itu membuatnya
relatif mudah terserang berbagai infeksi. Kanker leher rahim
berpotensi paling besar berada usia antara 35 – 55 tahun.
3. Hubungan seks pada usia muda atau pernikahan pada usia muda
Faktor ini merupakan faktor risiko utama. Semakin muda seorang
perempuan melakukan hubungan seks, semakin besar risikonya untuk
268
terkena kanker serviks. Berdasarkan penelitian para ahli, perempuan
yang melakukan hubungan seks pada usia kurang dari 17 tahun
mempunyai resiko 3 kali lebih besar daripada yang menikah pada usia
lebih dari 20 tahun.
5. Kebiasaan merokok
Wanita perokok memiliki risiko 2 kali lebih besar terkena kanker
serviks dibandingkan dengan wanita yang tidak merokok. Penelitian
menunjukkan, lendir serviks pada wanita perokok mengandung
nikotin yang dapat menurunkan daya tahan serviks di samping
merupakan ko-karsinogen infeksi virus. Selain itu, rokok mengandung
zat benza @ piren yang dapat memicu terbentuknya radikal bebas
dalam tubuh yang dapat menjadi mediator terbentuknya displasia sel
epitel pada serviks. Asap tembakau yang dihirup dari asap rokok juga
mengandung Polycyclic aromatic hydrocarbon heterocyclic
nitrosamines. Zat ini akan turut diedarkan oleh darah ke seluruh
tubuh. Para ahli telah menemukan fakta bahwa kandungan asap
tembakau mempengaruhi kemampuan tubuh untuk melawan infeksi
virus.
269
7. Pemakaian Pil KB
Pemakaian pil KB secara terus-menerus berpotensi
menimbulkan kanker leher rahim. Pada pemakaian lebih dari 5 tahun,
risiko ini meningkat menjadi dua kali lebih besar dibandingkan wanita
yang tidak mengkonsumsi pil KB. Pil KB menghambat ovulasi
dengan cara menjaga kekentalan lendir di mulut rahim agar tidak
mampu ditembus oleh luncuran sperma. Pemakaian pil KB ini akan
menghentikan perdarahan dan menstruasi, bahkan berpotensi
membuat penggunanya mengalami pembekuan darah. WHO
menyatakan pemakaian pil KB mengandung risiko kanker leher rahim
bagi wanita sebesar 1,19 kali lebih besar dan meningkat sesuai lama
pemakaiannya.
9. Makanan
Faktor risiko makanan berlaku untuk semua jenis kanker.
Makanan berupa gorengan berpotensi menimbulkan senyawa
karsinogenik. Pada makanan yang mengandung banyak karbohidrat,
ketika digoreng maka karbohidratnya kana terurai dan bereaksi
dengan asam amino. Hasil persenyawaannya bersifat karsinogen,
yakni berpotensi displasia.
11. Paritas
270
Paritas adalah kemampuan wanita untuk melahirkan secara
normal. Pada proses persalinan normal, bayi bergerak melalui mulut
rahim dan ada kemungkinan sedikit merusak jaringan epitel di tempat
tersebut. Pada kasus wanita yang melahirkan lebih dari dua kali dan
dengan jarak yang terlalu dekat bisa menyebabkan kerusakan jaringan
epitel. Kerusakan ini berkembang ke arah pertumbuhan sel abnormal
yang berpotensi ganas.
Tingkat Kriteria
271
II b Penyebaran ke parametrum, uni atau bilateral, tetapi belum
sampai dinding panggul
272
Vaksin ini paling efektif diberikan sebelum wanita aktif secara seksual.
Vaksin ini diberikan selama tiga kali. Penyuntikan kedua berselang dua
bulan sejak vaksin pertama diberikan dan vaksin ketiga disuntikkan pada
bulan keenam. Dosis vaksin 0,5 cc disuntikkan intra muscular pada
lengan atas. Walaupun vaksin dapat mencegah hingga 70 % kasus kanker
serviks, vaksin ini tidak dapat mencegah infeksi dari virus lain yang
dapat juga menyebabkan kanker serviks selain itu membutuhkan biaya
yang mahal Rp 4 juta untuk tiga dosis tersebut. Pap Smear secara rutin
untuk skrining kanker serviks lah yang paling penting.
Pemeriksaan Pap Smear Rutin. Pemeriksaan Pap Smear secara
rutin adalah cara paling efektif untuk mendeteksi kanker serviks pada
stadium yang lebih dini. Panduan jadwal Pap rutin adalah sebagai
berikut :
a Pap Smear pertama dilakukan pada 3 tahun pertama setelah
hubungan sex pertama atau pada umur 21 tahun (lakukan yang mana
terjadi duluan)
b Dari umur 21 hingga 29 tahun, lakukan pemeriksaan Pap rutin setiap
satu atau 2 tahun sekali.
c Dari umur 30 hingga 69 tahun, Pemeriksaan Pap setiap 2 atau 3
tahun jika pasien memiliki 3 kali berurutan pemeriksaan Pap yang
normal.
d Umur 70 keatas, jika 3 pemeriksaan Pap Smear negative maka Pap
smear sudah dapat dihentikan.
Berikut beberapa urian singkat mengeai langkah pengobatan kanker
serviks :
a Radioterapi
Radioterapi atau penyinaran adalah pengobatan dengan
menggunakan sinar ion dari jenis sinar X, sinar gamma, atau
gelombang panas (hyperthermia) yang ditembakkan ke sel-sel kanker.
Metode ini dianggap cukup akurat dan aman.
b Biopsy
Biopsy adalah pengobatan yang cukup lazim dilakukan terutama
untuk kanker stadium yang masih memungkinkan untuk disembuhkan
(stadium II-III). Operasi pembedahan ini bertujuan mengangkat
273
jaringan tumor ganas dan memisahkan dari jaringan tubuh. Biopsy
juga memiliki kemungkinan gagal sebagaimana jenis pengobatan
lainnya.
c Konisasi
Konisasi adalah semacam operasi, namun tidak seperti operasi
besar, hanya mengangkat jaringan selaput yang mengandung selaput
lendir serviks. Konisasi dilakukan apabila hasil sitologi meragukan,
terutama jika dibandingkan dengan hasil histologik. Konisasi
dilakukan menggunakan pisau bedah khusus. Sesudah konisasi
biasanya akan dilakukan kuretase.
d Histerektomi
Histerektomi adalah operasi pengangkatan rahim. Biasanya
histerektomi dihindari oleh pengidap kanker yang masih berusia muda,
sebab setelah menjalani histerektomi ia tidak bisa lagi mengandung.
Histerektomi juga membawa risiko berupa rasa sakit dan menopause
dini bagi yang menjalaninya. Biasanya hal ini dilakukan sebagai
pilihan terakhir.
274
kondisi pasien tidak memungkinkan untuk dilakukan operasi (karena
tingkat penyebaran kankernya yang telah meluas, atau faktor daya
tahan pasien terhadap risiko operasi), kemoterapi juga bisa dijalankan
sebagai pengobatan paliatif yang berfungsi untuk mengurangi rasa
sakit dan membuat pasien memiliki semangat untuk menjalani sisa
hidupnya dengan lebih baik.
275
Lampiran 2
EVALUASI
JAWABAN
1. Pengertian dari kanke serviks adalah adalah kanker yang terjadi pada
serviks uterus, suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang
merupakan pintu masuk ke arah rahim yang terletak antara rahim
(uterus) dengan liang senggama.
2. Penyebab kaneker serviks adalah :
Penyebab langsung kanker serviks belum diketahui. Faktor ekstrinsik
yang diduga berhubungan dengan insiden karsinoma serviks, antara
lain infeksi Human Papilloma Virus (HPV) dan spermatozoa.
3. Faktor-faktor yang menyebabkan kanker serviks adalah:
a. Faktor genetik
b. Usia
c. Hubungan seksual di usia muda atau pernikahan di usia muda
d. Kebiasaan merokok
e. Pemakaian celana ketat
f. Pemakaian pil KB
g. Peritas
h. Makanan
i. Status sosial ekonomi
j. Pemakaian antiseptik vagina
k. Berganti-hanti hubungana seksual
l. Defisiensi zat gizi (vit A dan C)
m. Penurunan sistem kekebalan tubuh
4. Tanda dan gejala kanker serviks adalah :
a Keputihan atau keluar cairan encer dari vagina. Getah yang keluar
dari vagina ini makin lama akan berbau busuk akibat infeksi dan
nekrosis jaringan
b Perdarahan setelah berhubungan seksual (post coital bleeding)
yang kemudian berlanjut menjadi perdarahan yang abnormal
c Pada fase invasif dapat keluar cairan berwarna kekuning-kuningan
dan berbau busuk.
d Bisa terjadi hematuria karena infiltrasi kanker pada traktus
urinarius
e Timbul gejala-gejala anemia bila terjadi perdarahan kronis.
276
f Kelemahan pada ekstremitas bawah
g Timbul nyeri panggul (pelvis) atau di perut bagian bawah bila ada
radang panggul. Bila nyeri terjadi di daerah pinggang ke bawah,
kemungkinan terjadi infiltrasi kanker pada serabut saraf
lumbosakral.
h Pada stadium lanjut, badan menjadi kurus kering karena kurang
gizi, edema kaki, timbul iritasi kandung kencing dan poros usus
besar bagian bawah (rektum), terbentuknya fistel vesikovaginal
atau rektovaginal, atau timbul gejala-gejala akibat metastasis jauh.
5. Tahapan stadium kanker serviks :
Tingkat Kriteria
Ia Karsinoma mikro invasif, bila membran basalis sudah rusak dan sel tumor
sudah stroma tidak > 3 mm, dan sel tumor tidak tedapat didalam
pembuluh limfe atau pembuluh darah.
II Proses keganasan telah keluar dari serviks dan menjalar 2/3 bagian atas
vagina dan parametrium, tetapi tidak sampai dinding panggul
IV Proses keganasan telah keluar dari panggul kecil dan melibatkan mokusa
rektum dan atau vesika urinaria atau telah bermetastasi keluar panggul
277
ketempat yang jauh
IV a Proses sudah sampai mukosa rektum dan atau vesika urinaria atau sudah
keluar dari pangul kecil, metastasi jauh belum terjadi
Mengobati :
a. Radioterapi
b. Biopsy
c. Konisasi
d. Histerektomi
e. Kemoterapi
278
DAFTAR PUSTAKA
Brunner and Suddarth. 1996. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Volume 3.
Jakarta : EGC
Mansjoer, Arif dkk. 1999. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1. Jakarta : Media
Ausculapius
Nurcahyo, Jalu. 2009. Awas!!! Bahaya Kanker Rahim dan Kanker Payudara.
Yogyakarta : Wahana Totalita Publisher
279
LAPORAN HASIL KEGIATAN PENYULUHAN KANKER SERVIKS
DI DESA KETEWEL KECAMATAN SUKAWATI, GIANYAR
A. Struktur
1. Persiapan Media dan Alat
Media dan alat yang digunakan dalam penyuluhan semuanya lengkap dan
siap digunakan. Media yang digunakan berupa miniatur peraga serta postr
organ guna memudahkan peserta untuk memahami materi penyuluhan yang
diberikan
2. Persiapan Materi
Materi yang diberikan dalam penyuluhan menggunakan metoda sharing dan
tanya jawab yang menarik antusias ibu-ibu untuk lebih aktif bertanya dan
meahami materi penyuluhan yang diberikan.
3. Undangan/Peserta Penyuluhan
B. Proses Penyuluhan
1. Penyuluhan dimulai pada pukul 09.00 WITA dan berakhir pukul 10.00 WITA
2. Dalam proses penyuluhan kesehatan terjadi interaksi antara penyuluh dan
peserta.
3. Kehadiran sekitar 50 orang (100 %)
4. Peserta yang hadir tidak ada yang meninggalkan tempat sebelum penyuluhan
kesehatan selesai.
C. Hasil Penyuluhan
1. Jangka Pendek
a. Peserta Penyuluhan dapat menyampaikan kembali materi penyuluhan
sekitar 75% materi yang disampaikan.
b. Peserta penyuluhan mampu mempraktikkan cara membasuh alat vital
(cebok) dengan benar
2. Jangka Panjang
280
Ketewel, 18 Februari 2018
Mengetahui
Pembimbing Praktik Ketua Panitia
Mengetahui
Kepala UPT Kesmas Sukawati I
281
PRA PLANNING PENYULUHAN PERTOLONGAN PERTAMA
KEGAWATDARURATAN DAN KEBENCANAAN RUMAH
TANGGA
( KEBAKARAN ) DI BANJAR MANYAR, DESA KETEWEL
KECAMATAN SUKAWATI, KABUPATEN GIANYAR
TANGGAL 18 FEBRUARI 2018
I. LATAR BELAKANG
Bencana yang sering terjadi di Indonesia salah satunya adalah
bencana kebakaran. Kebakaran ialah nyala api baik kecil maupun besar pada
tempat, situasi, dan waktu yang tidak dikehendaki yang bersifat merugikan
dan pada umumnya sulit untuk dikendalikan. Kebakaran itu sendiri bisa
digolongkan sebagai bencana alam atau bencana yang disebabkan oleh
manusia (Suherman, 2009).
Bencana kebakaran gedung dan pemukiman cenderung meningkat
setiap tahun. Beberapa faktor penyebab kebakaran gedung dan pemukiman
yang paling banyak ditemui diantaranya adalah hubungan arus pendek
listrik, peralatan rumah tangga, seperti kompor (gas atau listrik), lampu
tempel atau lilin, rokok, obat nyamuk bakar, membakar sampah, dan
kembang api atau petasan. Kondisi ini apabila dipicu oleh tindakan yang
salah dan lalai dapat memunculkan terjadinya kebakaran.
Pada tahun 2008, peristiwa kebakaran mencapai 15 persen dari total
bencana yang terjadi di Indonesia. Jumlah ini terus meningkat pada tahun
2011. Dari data Direktorat Jenderal Pemerintahan Umum Kementerian
Dalam Negeri, pada tahun 2011, terjadi 16.500 kali kebakaran di 498 daerah
kabupaten atau kota di Indonesia (Astria, 2014).
Jika pada tahun 2011 banjir merupakan bencana yang paling tinggi
frekuensinya, pada tahun 2012 bencana yang paling sering terjadi, yaitu
kebakaran sebanyak 16% kejadian (76 kali) bencana dengan jumlah total
korban meninggal sebanyak 88 orang, luka berat / rawat inap sebanyak 129
orang, luka ringan / rawat jalan sebanyak 247 orang. Adapun jumlah
282
pengungsi akibat kebakaran mencapai 8.130 orang (Kementerian Kesehatan,
2012).
Di Indonesia, upaya pemerintah sendiri dalam hal melakukan
sosialisasi dan penyuluhan pencegahan kebakaran kepada masyarakat
dirasakan masih belum efektif. Masyarakat belum tergerak untuk berperan
aktif dalam melakukan tindakan preventif untuk mencegah terjadinya
bencana kebakaran. Media cetak dan elektronik umumnya juga lebih tertarik
meliput kebakaran sebagai kecelakaan daripada mengungkap akar
penyebabnya. Indonesia sampai kini belum mempunyai angka statistik
nasional tentang nilai kerugian kebakaran baik korban jiwa, luka-luka,
maupun harta benda. Sehingga bahaya kebakaran dipersepsikan oleh
masyarakat sebagai risiko belum dipahami dari aspek akar
permasalahannya. Kebakaran dapat dicegah dan diminimalisasi dampaknya
dengan membangun kesiapsiagaan dan kewaspadaan di setiap tingkatan
masyarakat untuk menghadapi bencana kebakaran. Peningkatan
kesiapsiagaan dengan memberikan pengetahuan dan pemahaman akan
bahaya kebakaran sebisa mungkin ditanamkan sejak dini.
Di Banjar Manyar, Desa Ketewel, Kecamatan Sukawati, Kabupaten
Gianyar berdasarkan Survey Mawas Diri (SMD) menunjukkan bahwa
belum ada pelatihan mengenai pertolongan pertama kegawatdaruratan
kebakaran. Maka dari itu, mahasiswa Prodi D-IV Jurusan Keperawatan
Politeknik Kesehatan Denpasar semester VI tingkat III.A bekerjasama
dengan UPT. Pusdalops Provinsi Bali mengadakan kegiatan penyuluhan dan
simulasi “Pertolongan Pertama Kegawatdaruratan dan Kebencanaan Rumah
Tangga ( Kebakaran )” sebagai salah satu kegiatan dalam praktik
Keperawatan Komunitas.
II. TUJUAN
A. Tujuan Intruksional Umum (TIU)
Setelah diberikan penyuluhan dan simulasi selama 2,5 jam,
diharapkan sasaran dapat memahami tentang bencana kebakaran dan
kesiapsiagaan bila terjadi kebakaran.
283
B. Tujuan Intruksional Khusus (TIK)
Setelah dilakukan kegiatan penyuluhan dan simulasi selama 2,5 jam,
diharapkan sasaran dapat:
1. Menjelaskan pengertian kebakaran secara tepat dan benar
2. Menyebutkan klasifikasi kebakaran secara tepat dan benar
3. Menjelaskan penyebab kebakaran secara tepat dan benar
4. Menyebutkan peralatan pemadam kebakaran secara tepat dan
benar
5. Menjelaskan tindakan yang harus dilakukan jika terjadi
kebakaran secara tepat dan benar
6. Menjelaskan kesiapsiagaan saat terjadi kebakaran secara tepat
dan benar
7. Menjelaskan bahaya dampak kebakaran secara tepat dan benar
8. Menjelaskan cara mencegah kebakaran secara tepat dan benar
III. MATERI
A. Pengertian Kebakaran
B. Klasifikasi Kebakaran
C. Penyebab Kebakaran
D. Peralatan Pemadam Kebakaran
E. Tindakan yang Harus Dilakukan Jika Terjadi Kebakaran
F. Kesiapsiagaan Saat Terjadi Kebakaran
G. Bahaya Dampak Kebakaran
H. Cara Mencegah Kebakaran
284
IV. KEGIATAN
Kegiatan penyuluhan disajikan pada tabel berikut:
285
menjawab
pertanyaan saat
diberikan
evaluasi
3 Penutup 5 menit Menyimpulkan Mendengarkan
Salam penutup Menjawab salam
Tabel 18. Satuan Acara Penyuluhan Kegawatdaruratan Dalam Rumah Tangga
V. METODE
A. Ceramah
B. Diskusi
C. Simulasi
VI. MEDIA
A. LCD Proyektor
B. Laptop
C. Sound System
D. Microfon
VIII. SASARAN
Pecalang, Kelian Adat, dan Kelian Dinas Desa Ketewel, Kecamatan
Sukawati, Kabupaten Gianyar
IX. WAKTU
Hari : Minggu
Tanggal : 18 Februari 2018
286
Jam : 15.30 – 18.00 wita
X. TEMPAT
Lingkungan Balai Banjar Manyar, Desa Ketewel, Kecamatan Sukawati,
Kabupaten Gianyar
Setting Tempat :
Penyuluh
Proyektor
sasaran
XI. PENGORGANISASIAN
1. Ketua Panitia : I Kadek Oki Wanjaya
2. Sekretaris : Ni Wayan Yuskamita Karsaeni
3. Bendahara : Ni Putu Erna Pramestyandani
4. Koor Penyuluhan : Ni Putu Sudiani
5. PJ Penyuluhan : Ketut Dian Wahyuni
6. Sie Acara : Luh Gde Dwirini Novitha Putri
7. Sie Sekretariat : Ni Made Whasu Pramesti
8. Sie Dokumentasi : Putu Nabila Eka Shanti Diah Pramesti Putri
9. Sie Perlengkapan : Ni Putu Putri Asmariani
10. Sie Humas dan Keamanan : I Gede Peri Arista
11. Sie Konsumsi : Ni Putu Candra Dewi
12. Narasumber : UPT. Pusdalops PB Provinsi Bali
13. Moderator : Ni Putu Ayu Sandriani
287
XII. RENCANA ANGGARAN BELANJA
Rencana anggaran belanja dalam kegiatan penyuluhan pertolongan
pertama kegawatdaruratan dan kebencanaan rumah tangga
( kebakaran ), antara lain:
ITEM JUMLAH ITEM TOTAL
PENGELUARAN
g. Sie Acara
4) Penyuluhan dan Simulasi
1 x Rp. 25.000,00 Rp. 25.000,00
Kebakaran
1 x Rp. 30.000,00 Rp. 30.000,00
Plakat dan sertifikat
Buket Bunga
JUMLAH Rp. 55.000,00
h. Sie Sekretariat
5) Surat Undangan 15 x Rp 500,00 Rp. 7.500,00
6) Daftar Hadir 6 x Rp 500,00 Rp. 3.000,00
I. RENCANA EVALUASI
A. Struktur
1. Persiapan media
Media yang akan digunakan dalam penyuluhan semuanya lengkap
dan siap digunakan. Media yang digunakan dalam bentuk presentasi
power point yang ditampilkan dengan LCD proyektor. Kurun waktu
dalam persiapan media 2 hari.
2. Persiapan materi
288
Materi yang akan diberikan dalam penyuluhan semuanya lengkap
dan siap diberikan kepada peserta. Materi yang digunakan diambil
dari kutipan-kutipan buku. Kurun waktu dalam mempersiapkan
materi, yaitu 3 hari.
B. Proses penyuluhan
1. Kegiatan penyuluhan yang akan diberikan diharapkan berjalan
lancar dan sasaran mampu memahami tentang penyuluhan yang
diberikan. Sasaran diharapkan mampu mengerti dan memahami
penyuluhan dan 50% bisa menjawab.
2. Dalam proses penyuluhan diharapkan terjadi interaksi antara
penyuluh dan sasaran sehingga diakhir penyuluhan, sasaran
diharapkan bertanya.
3. Sasaran diharapkan memperhatikan materi yang diberikan.
C. Hasil penyuluhan
1. Jangka pendek
a. Sasaran mengerti akan materi yang disampaikan.
b. Sasaran memahami bagaimana kesiapsiagaan bila terjadi
kebakaran .
2. Jangka panjang
a. Sasaran mampu menjadi penyalur pesan sehingga tahu cara
penanganan kebakaran yang baik dan benar.
b. Sasaran dapat mengaplikasikan bagaimana cara penanganan
bila terjadi kebakaran.
289
II. SUMBER
Astria. 2014. Peningkatkan Pengetahuan Mengenai Bahaya Kebakaran Pada
Masyarakat Khususnya Anak-Anak Melalui Konsep Dasar
Pengenalan Api. http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/651/jbptunikom
pp-gdl-astrirachm-32529-10-unikom_a-n.pdf . Diakses pada 13
Februari 2018 pukul 22.45 WITA
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2012. Profil Kesehatan
Indonesia. http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/
profil-kesehatan-indonesia/profil-kesehatan-indonesia-2012.pdf
Diakses pada 13 Februari 2018 pukul 23.10 WITA
Ramli, Soehatman. 2010. Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan
Kerja OHSAS 18001. Jakarta : Dian Rakyat
Suherman, Adang. 2009. Revitalisasi Pengajaran Dalam Pendidikan
Jasmani. Bandung : FPOK UPI
290
LAMPIRAN 1
A. Pengertian Kebakaran
Ada beberapa pengertian mengenai kebakaran, diantaranya adalah :
Kebakaran adalah api yang tidak terkendali di luar kemampuan dan
keinginan manusia (Ramli, 2010).
Kebakaran adalah reaksi kimia yang melibatkan oksidasi cepat
(pembakaran) dari bahan bakar (Fire Risk UK).
B. Klasifikasi Kebakaran
Di Indonesia, klasifikasi kebakaran tercantum pada peraturan
Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 02/KPTS/1985 yang terbagi
menjadi 4 (empat) klasifikasi kebakaran, yaitu :
1. Kebakaran Kelas A
Kebakaran kelas ini melibatkan bahan-bahan padat bukan
logam seperti kayu, karet, kertas, dan berbagai jenis plastic dan serat.
Prinsip pemadaman kebakaran jenis ini adalah menurunkan suhu
dengan cepat dan menghalangi pembakaran dengan menggunakan
semburan air atau cairan.
2. Kebakaran Kelas B
Kebakaran yang melibatkan cairan dan gas, dapat berupa
solvent (pelarut), pelumas, produk minyak bumi, pengencer cat,
bensin dan cairan yang / mudah terbakar lainnya. Prinsip
pemadamannya adalah menghilangkan oksigen dan menghalangi
nyala api.
3. Kebakaran Kelas C
Kebakaran yang melibatkan listrik bertegangan tinggi seperti
kabel, stop kontak dan kontak sekering. Prinsip pemadamannya
adalah memutuskan konduktivitas di jaringan listrik dan
mengisolasinya dari oksigen.
4. Kebakaran Kelas D
Kebakaran pada logam seperti magnesium, zirconium,
titanium, natrium, lithium dan senyawa natrium kalium. Prinsip
pemadamannya adalah melapisi permukaan logam yang terbakar dan
mengisolasinya dari oksigen.
C. Penyebab Kebakaran
1. Terdapat bahan mudah terbakar
2. Membuang puntung rokok sembarangan
3. Bahaya listrik
Akibat penanganan listrik yang salah dapat menimbulkan panas dan
kebakaran, seperti misalnya :
a. Stop kontak bertumpuk-tumpuk
b. Penggantian sekering secara sembarangan atau tidak sesuai
ukurannya
c. Sambungkan kabel atau stop kontak yang tidak baik atau
kendor
d. Pemakaian kabel yang ukurannya tidak sesuai dengan
bebannya
e. Hubungan pendek
f. Penggunaan arus listrik tidak sesuai dengan ketentuan pada
peralatannya
4. Gas LPG
Kondisi yang jelek dari peralatan kompor yang menggunakan gas
LPG dapat membahayakan, dapat mengakibatkan kebakaran.
Selain itu kebakaran juga bisa disebabkan karena berbagai hal berikut :
1. Kebakaran karena sifat kelalaian manusia, seperti : kurangnya
pengertian pengetahuan penanggulangan bahaya kebakaran, kurang
hati-hati menggunakan alat dan abahan yang dapat menimbulkan api,
kurangnya kesadaran pribadi atau tidak disiplin.
2. Kebakaran karena peristiwa alam, terutama berkenaan dengan cuaca,
sinar matahari, letusan gunung berapi, gempa bumi, petir, angin dan
topan.
3. Kebakaran karena penyalaan sendiri, sering terjadi pada gudang
bahan kimia di mana bahan bereaksi dengan udara, air dan juga
dengan bahan-bahan lainnya yang mudah meledak atau terbakar.
4. Kebakaran karena kesengajaan untuk tujuan tertentu, misalnya
sabotase, mencari keuntungan ganti rugi klaim asuransi, hilangkan
jejak kejahatan.
Kunci Jawaban :
1. Pengertian Kebakaran
Menurut Nevded (1991) kebakaran adalah suatu kejadian yang kadang
kala tidak dapat dikendalikan dan tidak diinginkan, sebagai hasil
pembakaran suatu bahan dalam udara dan mengeluarkan energi panas dan
nyala api. Bahan bakar merupakan suatu unsur atau senyawa yang akan
terbakar bila terpapar pada merupakan suatu unsur atau senyawa yang
akan terbakar bila api terpapar pada derajat panas atau energy pasan yang
memadai, dapat berupa zat padat, cair, dan gas.
2. Klasifikasi Kebakaran
a. Kebakaran Kelas A
Kebakaran kelas ini melibatkan bahan-bahan padat bukan logam seperti
kayu, karet, kertas, dan berbagai jenis plastic dan serat. Prinsip
pemadaman kebakaran jenis ini adalah menurunkan suhu dengan cepat
dan menghalangi pembakaran dengan menggunakan semburan air atau
cairan.
b. Kebakaran Kelas B
Kebakaran yang melibatkan cairan dan gas, dapat berupa solvent
(pelarut), pelumas, produk minyak bumi, pengencer cat, bensin dan
cairan yang / mudah terbakar lainnya. Prinsip pemadamannya adalah
menghilangkan oksigen dan menghalangi nyala api.
c. Kebakaran Kelas C
Kebakaran yang melibatkan listrik bertegangan tinggi seperti kabel,
stop kontak dan kontak sekering. Prinsip pemadamannya adalah
memutuskan konduktivitas di jaringan listrik dan mengisolasinya dari
oksigen.
d. Kebakaran Kelas D
Kebakaran pada logam seperti magnesium, zirconium, titanium,
natrium, lithium dan senyawa natrium kalium. Prinsip pemadamannya
adalah melapisi permukaan logam yang terbakar dan mengisolasinya
dari oksigen.
3. Penyebab Kebakaran
a. Terdapat bahan mudah terbakar
b. Membuang puntung rokok sembarangan
c. Bahaya listrik
d. Gas LPG
Kondisi yang jelek dari peralatan kompor yang menggunakan gas
LPG dapat membahayakan, dapat mengakibatkan kebakaran.
4. Peralatan Pemadam Kebakaran
a. Perlengkapan dan alat pemadam kebakaran sederhana
Air, bahan alam yang melimpah, murah dan tidak ada akibat
ikutan (side effect), sehingga air paling banyak dipakai untuk
memadamkan kebakaran. Persedian air dilakukan dengan
cadangan bak-bak air dekat daerah bahaya, alat yang
diperlukan berupa ember atau slang/pipa karet/plastik.
Pasir, bahan yang dapat menutup benda terbakar sehingga
udara tidak masuk sehingga api padam. Caranya dengan
menimbunkan pada benda yang terbakar menggunakan sekop
atau ember.
b. APAR adalah alat yang ringan serta mudah dipakai oleh satu orang
untuk memadamkan api pada awal terjadinya kebakaran. Tabung
APAR harus diisi ulang sesuai dengan jenis dan konstruksinya. Jenis
APAR meliputi : jenis air (water), busa (foam), serbuk kering (dry
chemical) gas halon dan gas CO2, yang berfungsi untuk menyelimuti
benda terbakar dari oksigen di sekitar bahan terbakar sehingga suplai
oksigen terhenti. Zat keluar dari tabung karena dorongan gas
bertekanan.
5. Tindakan yang Harus Dilakukan Jika Terjadi Kebakaran
a. Tetap tenang saat menghadapi kebakaran.
b. Jika kebakaran kecil dan masih bisa diatasi, segera padamkan dengan
alat pemadam yang ada seperti APAR (Alat Pemadam Api Ringan)
atau dengan karung goni yang dibasahi air.
c. Jika kebakaran disebabkan oleh korsleting listrik segera matikan
listrik di rumah atau gedung.
d. Tutup ruangan yang terjadi kebakaran agar tidak menjalar ke ruang
lain tetapi jangan dikunci untuk memudahkan jika akan memadamkan
kobaran api.
e. Jika kebakaran besar, segera keluar rumah dan ajak semua keluarga
meninggalkan rumah segera. Jangan sibuk sendiri untuk
mengumpulkan barang di dalam rumah.
6. Kesiapsiagaan Saat Terjadi kebakaran
a. Periksa Pintu
b. Beritahu Orang Lain
c. Menelepon Pemadam Kebakaran
d. Biarkan hewan peliharaan dan barang-barang berharga tertinggal dan
fokuslah untuk menyelamatkan diri Anda
e. Berhenti dan berguling saat pakaian terkena api
f. Berjalan merangkak atau merunduk, tidak berdiri
g. Menutup wajah Anda
h. Menutup pintu
i. Tetap berada di luar
j. Berlindung di tempat pengungsian
D. Struktur
1. Persiapan Media dan Alat
Media dan alat yang digunakan dalam penyuluhan kesehatan semuanya
lengkap dan siap digunakan. Media yang digunakan adalah LCD
proyektor, laptop, sound system, dan microfon.
2. Persiapan Materi
Materi yang diberikan dalam penyuluhan kesehatan yang disajikan
dalam power point yang berisikan gambar dan tulisan untuk
mempermudah penyampaian informasi.
3. Undangan/Peserta Penyuluhan
Pecalang, Kelian Adat, dan Kelian Dinas Desa Ketewel, Kecamatan
Sukawati, Kabupaten Gianyar.
E. Proses Penyuluhan
1. Penyuluhan dimulai pada pukul 15.30 WITA dan berakhir pukul 18.00
WITA.
2. Proses penyuluhan dan simulasi memadamkan kebakaran sudah terjadi
interaksi antara penyuluh dan peserta. Sasaran juga aktif dan antusias
mengikuti kegiatan penyuluhan dan simulasi.
3. Kehadiran sekitar 10 orang (17,86 %).
4. Dari peserta yang hadir, terdapat 3 (tiga) orang yang meninggalkan
tempat sebelum penyuluhan dan simulasi kebakaran selesai.
F. Hasil Penyuluhan
1. Jangka Pendek
a. Peserta Penyuluhan dapat menyampaikan kembali materi
penyuluhan sekitar 75% materi yang disampaikan.
b. Peserta penyuluhan mampu melakukan praktik simulasi
kebakaran dengan baik dan benar.
2. Jangka Panjang
Pecalang, Kelian Adat, dan Kelian Dinas Desa Ketewel, Kecamatan
Sukawati, Kabupaten Gianyar mampu menjadi penyalur pesan
sehingga tahu cara penanganan kebakaran yang baik dan benar serta
dapat mengaplikasikan bagaimana cara penanganan bila terjadi
kebakaran.
Ketewel, 18 Februari 2018
Mengetahui
Pembimbing Praktik Ketua Panitia
Mengetahui
Kepala UPT Kesmas Sukawati I
A. LATAR BELAKANG
Narkoba yaitu semua zat padat, cair maupun gas yang dimasukan ke
dalam merubah fungsi dan struktu tubuh secara fisik maupun psikis tidak
termasuk makanan,air dan oksigen dimana dibutuhkan untuk
mempertahkan fungsi tubuh (WHO, 1982).
Narkoba yaitu zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman baik sintesis maupun tidak sintesis yang dapat menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadran, hilangnya rasa, mengurang bahkan
menghilangnya rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan
(Menurut UU No 22/1997).
Penyalahgunaan narkoba berkaitan erat dengan peredaran gelap
sebagai bagian dari dunia kejahatan internasional. Mafia perdagangan
gelap memasok narkoba, agar orang memiliki ketergantungan, sehingga
jumlah suplai meningkat. Terjalin hubungan antara pengedar/bandar dan
korban. Korban sulit melepaskan diri dari mereka, bahkan tak jarang
mereka terlibat peredaran gelap, karena meningkatnya kebutuhan narkoba.
Penderita ketergantungan obat-obatan terlarang atau kini umumnya
berusia 15-24 tahun. Kebanyakan mereka masih aktif di sekolah
menengah pertama, sekolah menengah atas, atau perguruan tinggi.
Bahkan, ada pula yang masih duduk di bangku di sekolah dasar
(Kementerian Kesehatan, 2012)
Penyalahgunaan narkoba biasanya diawali dengan pemakaian
pertama pada usia SD atau SMP, karena tawaran, bujukan, dan tekanan
seseorang atau kawan sebaya. Didorong pula oleh rasa ingin tahu dan
rasa ingin mencoba, mereka mnerima bujukan tersebut. Selanjutnya akan
dengan mudahnya untuk dipengaruhi menggunakan lagi, yang pada
akhirnya menyandu obat-obatan terlarang dan ketergantungan pada obat-
obatan terlarang. Hal-hal inilah yang melatar belakangi penulis untuk
menyusun makalah yang berjudul “Narkoba Penghancur Generasi Muda”
dengan bimbingan dari guru mata pelajaran Bahasa Indonesia dan
beberapa referensi buku tentang narkoba.
Kasus penyalahgunaan narkoba meningkat dengan cepat di
Indonesia, meskipun pemerintah dan masyarakat telah melakukan berbagai
upaya. Penyalahgunaan narkoba memang sulit diberantas. Yang dapat
dilakukan adalah mencegah dan mengendalikan agar masalahnya tidak
meluas, sehingga merugikan masa depan bangsa, karena merosotnya
kualitas sumber daya manusia terutama generasi mudanya.
Di Banjar Manyar Desa Ketewel, Kecamatan Sukawati, Kabupaten
Gianyar berdasarkan Survey Mawas Diri (SMD) menunjukan bahwa belum
ada penyuluhan tentang bahaya narkoba, maka dari itu mahasiswa prodi D-
IV Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Denpasar semester VI
tingkat III.A bekerjasama dengan Badan Narkotika Nasional (BNN)
mengadakan kegiatan penyuluhan” Narkoba” sebagai salah satu kegiatan
dalam praktik Keperawatan Komunitas.
B. TUJUAN
1. Tujuan Intruksional Umum (TIU)
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit, STT mengetahui tentang
bahaya narkoba.
2. Tujuan Intruksional Khusus (TIK)
Setelah dilakukan penyuluhan selama 1 x 30 menit, diharapkan sasaran
penyuluhan dapat mengetahui tentang:
a. Menjelaskan pengertian narkoba dengan tepat
b. Menyebutkan 3 dari 5 penyebab narkoba dengan tepat
c. Menyebutkan 5 dari 8 Tanda dan gejala narkoba dengan tepat
d. Menyebutkan 2 dari 5 Komplikasi narkoba dengan tepat
e. Menyebutkan 4 dari 6 cara pencegahan narkoba dengan tepat
C. MATERI PENYULUHAN
1. Pengertian Narkoba
2. Penyebab Narkoba
3. Penyalahgunaan Narkoba
4. Tanda dan gejala Narkoba
5. Dampak Narkoba
6. Upaya Pemerintah terhadap Narkoba
D. KEGIATAN
F. MEDIA
- LCD Proyektor
- Laptop
- Sound system
- Microfon
G. SASARAN
Sekaa Truna-Truni ( STT ), Banjar Manyar, Desa Ketewel, Kecamatan
Sukawati, Kabupaten Gianyar
Setting Tempat :
Penyuluh
Proyektor
sasaran
I. PENGORGANISASIAN
1. Ketua Panitia : I Kadek Oki Wanjaya
2. Sekretaris : Ni Wayan Yuskamita Karsaeni
3. Bendahara : Ni Putu Erna Pramestyandani
4. Koor Penyuluhan : Ni Putu Sudiani
5. PJ Penyuluhan : Ni Putu Dewi Ayu Sulaksmi
6. Sie Acara : Luh Gde Dwirini Novitha Putri
7. Sie Sekretariat : Ni Made Whasu Pramesti
8. Sie Dokumentasi : Putu Nabila Eka Shanti Diah Pramesti Putri
9. Sie Perlengkapan : Ni Putu Putri Asmariani
10. Sie Humas dan Keamanan : I Gede Peri Arista
11. Sie Konsumsi : Ni Putu Candra Dewi
12. Narasumber : Badan Narkotika Nasional ( BNN)
13. Moderator : Ni Putu Dian Aprilia
J. RENCANA ANGGARAN BELANJA
Rencana anggaran belanja dalam kegiatan penyuluhan pertolongan pertama
kegawatdaruratan dan kebencanaan rumah tangga ( kebakaran ), antara lain:
ITEM JUMLAH ITEM TOTAL
PENGELUARAN
k. Sie Acara
5) Penyuluhan
Plakat dan sertifikat 1 x Rp. 25.000,00 Rp. 25.000,00
Buket Bunga 1 x Rp. 30.000,00 Rp. 30.000,00
K. RENCANA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
Tahap persiapan-awal pelaksanaan :
a. Media sudah dipersiapkan, yaitu dalam bentuk presentasi power point
yang ditamilkan dengan LCD Proyektor mengenai narkoba
b. Pemateri sudah siap dalam melakukan penyuluhan
c. KewajibanPengorganisasian
Penyaji
1) Mampu menyampaikan tujuan penyuluhan secara jelas
2) Mampu menjelaskan materi secara sistematis
3) Mampu menggunakan bahasa yang sesuai dengan audien
4) Mampu menjawab pertanyaan dari peserta
5) Fasilitator
6) Mampu memfasilitasi sasaran
7) Observer
8) Mampu mengukur ketepatan waktu
2. Evaluasi Proses
a. Proses penyuluhan dapat berlangsung dengan lancar dan peserta
penyuluhan memahami materi penyuluhan yang diberikan.
b. Peserta penyuluhan memperhatikan materi yang diberikan.
c. Selama proses penyuluhan terjadi interaksi antara penyuluh dengan
sasaran.
d. Kehadiran peserta diharapkan 80% dan tidak ada peserta yang
meninggalkan tempat penyuluhan selama kegiatan berlangsung.
3. Evaluasi Hasil
Tercapai atau tidaknya TIU dan TIK Penyuluhan
Misalnya:
a. Peserta penyuluhan mampu menjelaskan
kembali pengertian, bahaya, dan tanda gejala narkoba mencapai 80%.
b. Peserta penyuluhan mampu menjelaskan kembali bahaya narkoba
mencapai 75%.
c. Peserta penyuluhan mampu menjelaskan kembali tentang pencegahan
dan komplikasi narkoba mencapai 75%.
L. SUMBER
A. PENGERTIAN
C. PENYALAHGUNAAN NARKOBA
Penyalahgunaan narkoba adalah penggunaan narkoba yang
dilakukan tidak untuk maksud pengobatan, tetapi karena ingin menikmati
pengaruhnya, dalam jumlah berlebih secara kurang teratur, dan
berlangsung cukup lama, sehingga menyebabkan gangguan kesehatan fisik,
mental, dan kehidupan sosialnya. Karena pengaruh itulah narkoba
disalahgunakan.
Sifat pengaruh itu sementara, sebab setelah itu timbul rasa tidak
enak. Untuk menghilangkan rasa tidak enak, ia menggunakan narkoba lagi.
Karena itu, narkoba mendorong seseorang memakainnya lagi. Terjadinya
kecanduan atau ketergantungan tidak berlangsung seketika, tetapi melalui
rangkaian proses penyalahgunaan, yaitu: pola coba- coba, pola pemakaian
sosial, pola pemakaian situasional, pola kebiasaan, dan yang terakhir pola
ketergantungan.
Pada proses seseorang menjadi ketergantungan, pada tahap awal
pemakaian ia masih dapat menghentikannya. Namun, setelah terjadi
ketergantungan, ia sulit kembali ke pemakaian sosial, sekeras apapun ia
berusaha, kecuali jika menghentikan sama sekali pemakaiannya.
Saat ia mencoba untuk meghentikan pemakaian akan terjadi gejala
putus zat. Gejala putus zat adalah gejala yang timbul jika pemakaian zat
dihentikan tiba-tiba atau dikurangi dosisnya.
Berat ringannya gejala putus zat tergantung pada jenis zat narkoba,
dosis yang digunakan, serta lama pemakaiannya. Makin tinggi dosis yang
digunakan dan makin lama pemakaiannya, makin hebat gejala sakitnya.
A. Struktur
1. Persiapan Media dan Alat
Media dan alat yang digunakan dalam penyuluhan kesehatan semuanya
lengkap dan siap digunakan. Media yang digunakan adalah LCD
proyektor, laptop, sound system, dan microfon.
2. Persiapan Materi
Materi yang diberikan dalam penyuluhan kesehatan yang disajikan
dalam power point yang berisikan gambar dan tulisan untuk
mempermudah penyampaian informasi.
3. Undangan/Peserta Penyuluhan
Sekaa Truna-Truni ( STT ), Banjar Manyar, Desa Ketewel, Kecamatan
Sukawati, Kabupaten Gianyar
B. Proses Penyuluhan
1. Penyuluhan dimulai pada pukul 18.00 WITA dan berakhir pukul 19.30
WITA.
2. Proses penyuluhan antara penyuluh dan peserta sudah terjadi interaksi.
Sasaran juga aktif dan antusias mengikuti kegiatan penyuluhan.
3. Kehadiran sekitar 40 orang (53.33 %).
4. Dari peserta yang hadir tidak terdapat orang yang meninggalkan tempat
sebelum penyuluhan dan simulasi kebakaran selesai.
C. Hasil Penyuluhan
1. Jangka Pendek
c. Peserta penyuluhan dapat menyampaikan kembali materi
penyuluhan sekitar 75% materi yang disampaikan.
2. Jangka Panjang
Sekaa Truna-Truni ( STT ), Banjar Manyar, Desa Ketewel, Kecamatan
Sukawati, Kabupaten Gianyar mampu menjadi penyalur pesan
sehingga tahu bahaya narkoba.
Ketewel, 18 Februari 2018
Mengetahui
Pembimbing Praktik Ketua Panitia
Mengetahui
Kepala UPT Kesmas Sukawati I
I. LATAR BELAKANG
Generasi Remaja saat ini kurang memiliki rasa Cinta Tanah Air, ini
dapat dilihat dari lebih gemarnya para remaja untuk pergi kebioskop dari
pada ke museum-museum sejarah perjuangan bangsa, ada beberapa
kemungkinan yang dapat kita ambil dari hal tersebut yakni yang pertama
kurangnya pemupukan rasa cinta tanah air semenjak kecil, sinetron-sinetron
yang ditayangkan ditelevisi merupakan tayangan yang kurang produktif
bagi perkembangan anak selain itu hal-hal yang terkait dengan Bangsa ini
tidak mendapat sorotan yang tajam mengenai budaya, masalah sosial yang
dapat menimbulkan Rasa cinta tanah air (Kuswanto dan Bambang Siswanto
2003).
Hal lain yang dapat menjadi penyebab yakni pendidikan yang
kurang sehingga dapat menyebabkan seseorang tidak tahu akan Bangsanya
sendiri. Pergaulan remaja saat ini sangat mengkhawatirkan. Ini dapat dilihat
dari beberapa hal yakni tingginya angka pemakai Narkoba dikalangan
remaja yakni pemakai narkoba dikalangan remaja,dan adanya seks bebas
dikalangan remaja, angka remaja yang melakukan seks bebas hingga saat ini
mencapai 50 persen remaja melakukan hubungan seks diluar nikah . Ini
sangat mengkawatirkan bagi Bangsa Indonesia krisis moral yang terjadi
dikalangan remaja yang menyebabkan seks bebas dapat terjadi .
Harus ada upaya Penanggulangan ataupun pencegahan yang perlu
dilakukan oleh kita semua yakni misalnya saja didalam suatu instansi formal
(Sekolah) adanya Pendidikan seks bebas yang membahas tentang dampak
Seks diluar nikah serta Penyakit-penyakit akibat seks bebas.Selain
pendidikan mengenai seks bebas mungkin perlu adanya penanaman nilai
moral dan keagamaan yang lebih intensif untuk diberikan kepada para
remaja guna sebagai filter yang dapat mencegah adanya perbuatan yang
banyak merugikan dirinya dan juga pihak lain misalkan dengan perbuatan
seks bebas selain merugi dirinya yang dapat merusak mental dan pikiranya
juga merugikan pasangannya (Erfani.T, 2011).
Permasalahan ini merupakan tanggung jawab seluruh elemen agar
mewabahnya seks bebas pada remaja tidak terjadi dan dapat
diatasi.sebenarnya banyak upaya pencegahan yang dapat dilakukan
diantaranya seperti peran lembaga formal/sekolah ,peran orang tua didalam
keluarga dalam mengawasi tingkah laku anak dalam bergaul namun dalam
mengawasi proses bergaul anaknya tidak berhak besikap otoriter terhadap
anaknya karena hal tersebut dapat memicu perlakuan agresif pada si
anak.Sangat diharapkan orang tua dapat menjalakan fungsi dan perannya
dengan baik, diantaranya memberikan kasih sayang, pendidikan budi
pekerti, serta mengajarkan cinta kasih terhadap sesama. Sehingga terjadi
keselarasan antara anak dengan dirinya serta lingkungan keluarganya
(Cynthia,T, 2003)
Di Banjar Manyar Desa Ketewel Kecamatan Sukawati Kabupten
Gianyar berdasarkan Survay Mawas Diri (MMD) menunjukan bahwa
belum ada penyuluhan tentang bahaya Seks Bebas, maka dari itu,
mahasiswa Prodi D-IV Keperawatan Politeknik Kesehatan Denpasar
semester VI tingkat IIIA bekersama dengan Duta Gendre Bali mengadakan
kegiatan penyuluhan tentang “ Seks Bebas” sebagai salah satu kegiatan
dalam praktik Kepeawatan Komunitas.
J. TUJUAN
3. Tujuan Intruksional Umum (TIU)
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit, STT mengetahui tentang
bahaya Seks Bebas.
4. Tujuan Intruksional Khusus (TIK)
Setelah dilakukan penyuluhan selama 1 x 30 menit, diharapkan sasaran
penyuluhan dapat mengetahui tentang:
a. Menjelaskan pengertian Seks Bebas dengan tepat
b. Menyebutkan 3 dari 5 penyebab Seks Bebas dengan tepat
c. Menyebutkan 5 dari 8 Tanda dan gejala Seks bebas dengan tepat
d. Menyebutkan 2 dari 5 Komplikasi Seks bebas dengan tepat
e. Menyebutkan 4 dari 6 cara pencegahan Seks bebas dengan tepat
K. MATERI PENYULUHAN
1. Pengertian Seks bebas
2. Penyebab Seks bebas
3. Pencegahan Seks bebas
4. Bahaya Seks Bebas
5. Dampak Seks Bebas
L. KEGIATAN
LANGKAH- KEGIATAN
NO. WAKTU KEGIATAN PENYULUH
LANGKAH SASARAN
1. Pendahuluan 3 menit f. Salam Pembukaan c. Sasaran antusias
g. Perkenalan Diri
atas kedatangan
h. Penyampaian Tujuan
i. Kontrak Waktu penyuluh
j. Apersepsi d. Sasaran menjawab
salam penyuluh
2. Penyajianmateri 10 menit Penyampaian materi : d. Sasaran menyimak
k. Menjelaskan pengertian
dengan cermat apa
Seks Bebas
yang disajikan
l. Menjelaskan penyebab
oleh penyuluh
Seks Bebas
e. Bertanya apabila
m. Menjelaskan tanda dan
terdapat hal-hal
gejala Seks Bebas
n. Menjelaskan komplikasi yang belum jelas
f. Mencatat hal-hal
Seks Bebas
o. Menjelaskan pencegahan penting yang
Seks Bebas dijelaskan oleh
penyuluh.
3. Tanya Jawab 15 menit c. Sasaran Memberikan b. Memberi respon
dan Evaluasi pertanyaan mengenai dengan menjawab
hal-hal yang belum pertanyaan
dimengerti penyuluh dengan
d. Penyuluh memberi
antusias.
pertanyaan terkait materi
yang telah disajikan.
4. Penutup 2 menit d. Menyimpulkan Sasaran berterima
penyampaian materi kasih dan menjawab
e. Menyampaikan terima
salam penutup dari
kasih
penyuluh.
f. Mengucapkan salam
penutup
Tabel 20. Satuan Acara Penyuluhan Seks Bebas
M. METODE
Ceramah,Diskusi
N. MEDIA
- LCD Proyektor
- Laptop
- Sound system
- Microfon
O. SASARAN
Seka Truna-Truni ( STT ) Banjar Manyar, Desa Ketewel, Kecamatan
Sukawati, Kabupaten Gianyar
Setting Tempat :
Penyuluh
Proyektor
Sasaran
I. PENGORGANISASIAN
1. Ketua Panitia : I Kadek Oki Wanjaya
2. Sekretaris : Ni Wayan Yuskamita Karsaeni
3. Bendahara : Ni Putu Erna Pramestyandani
4. Koor Penyuluhan : Ni Putu Sudiani
5. PJ Penyuluhan : Ni Putu Dewi Ayu Sulaksmi
6. Sie Acara : Luh Gde Dwirini Novitha Putri
7. Sie Sekretariat : Ni Made Whasu Pramesti
8. Sie Dokumentasi : Putu Nabila Eka Shanti Diah Pramesti Putri
9. Sie Perlengkapan : Ni Putu Putri Asmariani
10. Sie Humas dan Keamanan : I Gede Peri Arista
11. Sie Konsumsi : Ni Putu Candra Dewi
12. Narasumber : Duta Gendre Provinsi Bali
13. Moderator : Ni Putu Dian Aprilia
J. RENCANA ANGGARAN BELANJA
Rencana anggaran belanja dalam kegiatan penyuluhan pertolongan
pertama kegawatdaruratan dan kebencanaan rumah tangga
( kebakaran ), antara lain:
ITEM JUMLAH ITEM TOTAL
PENGELUARAN
n. Sie Acara
6) Penyuluhan dan Simulasi
1 x Rp. 25.000,00 Rp. 25.000,00
Kebakaran
1 x Rp. 30.000,00 Rp. 30.000,00
Plakat dan sertifikat
Buket Bunga
JUMLAH Rp. 55.000,00
o. Sie Sekretariat
9) Surat Undangan 3 x Rp 500,00 Rp. 1.500,00
10) Daftar Hadir 40x Rp 500,00 Rp. 20.000,00
K. RENCANA EVALUASI
4. Evaluasi Struktur
Tahap persiapan-awal pelaksanaan :
d. Media sudah dipersiapkan, yaitu presentasi power point yang
ditampilkan dengan LCD Proyektor mengenai Seks bebas
e. Pemateri sudah siap dalam melakukan penyuluhan
f. KewajibanPengorganisasian
Penyaji
1) Mampu menyampaikan tujuan penyuluhan secara jelas
2) Mampu menjelaskan materi secara sistematis
3) Mampu menggunakan bahasa yang sesuai dengan audien
4) Mampu menjawab pertanyaan dari peserta
5) Fasilitator
6) Mampu memfasilitasi sasaran
7) Observer
8) Mampu mengukur ketepatan waktu
5. Evaluasi Proses
a. Proses penyuluhan dapat berlangsung dengan lancar dan peserta
penyuluhan memahami materi penyuluhan yang diberikan.
b. Peserta penyuluhan memperhatikan materi yang diberikan.
c. Selama proses penyuluhan terjadi interaksi antara penyuluh dengan
sasaran.
d. Kehadiran peserta diharapkan 80% dan tidak ada peserta yang
meninggalkan tempat penyuluhan selama kegiatan berlangsung.
6. Evaluasi Hasil
Tercapai atau tidaknya TIU dan TIK Penyuluhan
Misalnya:
a. Peserta penyuluhan mampu menjelaskan
kembali pengertian, bahaya, dan tanda gejala Seks bebas mencapai
80%.
b. Peserta penyuluhan mampu menjelaskan kembali bahaya Seks bebas
mencapai 75%.
c. Peserta penyuluhan mampu menjelaskan kembali tentang pencegahan
dan komplikasi seks bebas mencapai 75%.
L. SUMBER
A. PENGERTIAN
Seks bebas adalah hubungan seks atau hubungan badan diluar nikah.
Tidak sepantasnya apabila seorang manusia melakukan hubungan seks
diluar nikah. Dalam islam seks bebas atau hubungan badan diluar nikah
disebut zina.
Seks bebas dapat diartikan sebagai hubungan kelamin yang dilakukan
secara bebas (berganti-ganti pasangan) yang tidak sesuai dengan norma-
norma yang ada di masyarakat.
3. Lingkungan pergaulan
Dalam lingkungan pergaulan remaja ABG, ada istilah yang
kesannya lebih mengarah kepada hal negatif ketimbang hal yang positif,
yaitu istilah “Anak Gaul”. Istilah ini menjadi sebuah ikon bagi dunia
remaja masa kini yang ditandai dengan nongkrong di kafe, mondar-
mandir di mal, memahami istilah bokul, gaya fun, berpakaian serba
sempit dan ketat kemudian memamerkan lekuk tubuh, dan
mempertontonkan bagian tubuhnya yang seksi.
Sebaliknya mereka yang tidak mengetahui dan tidak tertarik
dengan hal yang disebutkan tadi, akan dinilai sebagai remaja yang tidak
gaul dan kampungan. Akibatnya, remaja anak gaul inilah yang biasanya
menjadi korban dari pergaulan bebas, di antaranya terjebak dalam
perilaku seks bebas.
4. Kurangnya pendidikan agama dari keluarga
Kurangnya pendidikan agama yang tidak diperoleh sejak dini dari
keluarga, terutama orangtuanya, sehinga mereka dapat dengan mudah
terjerumus ke dalam hal-hal yang negative.
5. Kurangnya pendidikan seks
Saat ini, kekurangan informasi yang benar tentang masalah seks
akan memperkuatkan kemungkinan remaja percaya dan salah paham
yang diambil dari media massa dan teman sebaya. Akibatnya, kaum
remaja masuk ke kaum beresiko melakukan perilaku berbahaya untuk
kesehatannya.
6. Menonton media pornografi, di antaranya VCD dan DVD Porno
VCD dan DVD porno begitu mudah diperoleh hanya dengan Rp
5.000. Sekali dirazia, setelah itu bebas lagi diperjualbelikan. Sistem
pendidikan yang mengejar angka-angka pun memberi andil kerusakan
generasi muda itu.
7. Tayangan televis (telenovela dan film-film lainnya)
Faktor penyebab remaja melakukan perilaku seks bebas salah satu
di antaranya adalah akibat atau pengaruh mengonsumsi berbagai
tontonan. Apa yang ABG tonton, berkorelasi secara positif dan signifikan
dalam membentuk perilaku mereka, terutama tayangan film dan sinetron,
baik film yang ditonton di layar kaca maupun film yang ditonton di layar
lebar.
Disyukuri memang karena ada kecenderungan dunia perfilman
Indonesia mulai bangkit kembali, yang ditandai dengan munculnya
beberapa film Indonesia yang laris di pasaran. Sebutlah misalnya, film
Ada Apa Dengan Cinta, Eiffel I’m in Love, 30 Hari Mencari Cinta, serta
Virgin. Tetapi rasa syukur itu seketika sirna seiring dengan munculnya
dampak yang ditimbulkan dari film tersebut. Terutama terhadap penonton
usia remaja.
Kunci jawaban
1. Seks bebas adalah hubungan seks atau hubungan badan diluar nikah. Tidak
sepantasnya apabila seorang manusia melakukan hubungan seks diluar
nikah. Dalam islam seks bebas atau hubungan badan diluar nikah disebut
zina.
Seks bebas dapat diartikan sebagai hubungan kelamin yang dilakukan
secara bebas (berganti-ganti pasangan) yang tidak sesuai dengan norma-
norma yang ada di masyarakat.
2. Penyebab Seks Bebas
a. Lingkungan keluarga
Lingkungan keluarga yang dimaksud adalah cukup tidaknya
pendidikan agama yang diberikan orangtua terhadap anaknya. Cukup
tidaknya kasih sayang dan perhatian yang diperoleh sang anak dari
keluarganya. Cukup tidaknya keteladanan yang diterima sang anak
dari orangtuanya, dan lain sebagainya yang menjadi hak anak dari
orangtuanya. Jika tidak, maka anak akan mencari tempat pelarian di
jalan-jalan serta di tempat-tempat yang tidak mendidik mereka. Anak
akan dibesarkan di lingkungan yang tidak sehat bagi pertumbuhan
jiwanya. Anak akan tumbuh di lingkungan pergaulan bebas.
b. Lingkungan masyarakat
Lingkungan masyarakat yang kurang mendukung, seperti masyarakat
yang didominasi oleh pelacur, preman, pemabuk dll, sehingga dapat
mempengaruhi remaja di lingkungan tersebut.
c. Lingkungan pergaulan
Dalam lingkungan pergaulan remaja ABG, ada istilah yang kesannya
lebih mengarah kepada hal negatif ketimbang hal yang positif, yaitu
istilah“Anak Gaul”. Istilah ini menjadi sebuah ikon bagi dunia remaja
masa kini yang ditandai dengan nongkrong di kafe, mondar-mandir di
mal, memahami istilah bokul, gaya fun, berpakaian serba sempit dan
ketat kemudian memamerkan lekuk tubuh, dan mempertontonkan
bagian tubuhnya yang seksi.
Sebaliknya mereka yang tidak mengetahui dan tidak tertarik dengan
hal yang disebutkan tadi, akan dinilai sebagai remaja yang tidak gaul
dan kampungan. Akibatnya, remaja anak gaul inilah yang biasanya
menjadi korban dari pergaulan bebas, di antaranya terjebak dalam
perilaku seks bebas.
d. Kurangnya pendidikan agama dari keluarga
Kurangnya pendidikan agama yang tidak diperoleh sejak dini dari
keluarga, terutama orangtuanya, sehinga mereka dapat dengan mudah
terjerumus ke dalam hal-hal yang negative.
e. Kurangnya pendidikan seks
Saat ini, kekurangan informasi yang benar tentang masalah seks akan
memperkuatkan kemungkinan remaja percaya dan salah paham yang
diambil dari media massa dan teman sebaya. Akibatnya, kaum remaja
masuk ke kaum beresiko melakukan perilaku berbahaya untuk
kesehatannya.
f. Menonton media pornografi, di antaranya VCD dan DVD Porno
VCD dan DVD porno begitu mudah diperoleh hanya dengan Rp
5.000. Sekali dirazia, setelah itu bebas lagi diperjualbelikan. Sistem
pendidikan yang mengejar angka-angka pun memberi andil kerusakan
generasi muda itu.
g. Tayangan televis (telenovela dan film-film lainnya)
Faktor penyebab remaja melakukan perilaku seks bebas salah satu di
antaranya adalah akibat atau pengaruh mengonsumsi berbagai
tontonan. Apa yang ABG tonton, berkorelasi secara positif dan
signifikan dalam membentuk perilaku mereka, terutama tayangan film
dan sinetron, baik film yang ditonton di layar kaca maupun film yang
ditonton di layar lebar.
Disyukuri memang karena ada kecenderungan dunia perfilman
Indonesia mulai bangkit kembali, yang ditandai dengan munculnya
beberapa film Indonesia yang laris di pasaran. Sebutlah misalnya, film
Ada Apa Dengan Cinta, Eiffel I’m in Love, 30 Hari Mencari Cinta,
serta Virgin. Tetapi rasa syukur itu seketika sirna seiring dengan
munculnya dampak yang ditimbulkan dari film tersebut. Terutama
terhadap penonton usia remaja.
Film-film yang disebutkan tadi laris di pasaran bukan karena mutu
pembuatan filmnya akan tetapi lebih karena film tersebut menjual
kehidupan remaja, bahkan sangat mengeksploitasi kehidupan remaja.
Film tersebut diminati oleh banyak remaja ABG bukan karena mutu
cinematografinya, melainkan karena alur cerita film tersebut
mengangkat sisi kehidupan percintaan remaja masa kini. Film tersebut
diminati remaja ABG, karena banyak mempertontonkan adegan-
adegan syur dengan membawa pesan-pesan gaya pacaran yang sangat
“berani”, dan secara terang-terangan melanggar norma sosial
kemasyarakatan, apalagi norma agama
h. Narkoba
Seks bebas dan narkoba sangat erat kaitannya. Dimana orang-orang
yang telah terjerumus kedalam pengaruh napza, sebagian besar dari
mereka dapat dipastikan telah melakukan seks bebas. Baik hubungan
diluar nikah maupun dengan berganti-ganti pasangan.
i. Pengaruh kebudayaan barat
Kebersamaan nyaris sirna dalam kasih sayang, kejujuran, moral dan
etika kini semakin memudar dalam kehidupan kita di tengah arus
globalisasi, bahkan dengan bangga mereka mengadopsi budaya barat
dan sadar atau tidak sadar menjadi agen budaya asing.
j. Dengan mencontoh gaya hidup barat yang liberal pergaulan anak-anak
muda/remaja kita terutama di kota-kota besar kian semakin
mengkhawatirkan orang tua. Orang tua jadi pusing tujuh keliling.
Mereka tidak mampu lagi membendung pola tingkah anak muda
sekarang.
k. Media cetak
Makin banyaknya majalah dan buku-buku porno yang juga memuat
gambar-gambar porno, sehingga membuat anak-anak remaja sekarang
banyak terjerumus dalam pergaulan bebas dan melakukan seks bebas
l. Gaya hidup
Gaya hidup remaja sekarang yang selalu diikuti dengan dunia
gemerlap malam, seperti dugem, clubbing, minum-minuman keras,
merokok, nongkrong di kafe dan lain sebagainya.
m. Kemajuan tekhnologi (internet)
Dengan menggunakan internet, orang dapat mencari banyak situs
terlarang, seperti halnya situs yang memperlihatkan banyak pose
orang telanjang khususnya wanita atau situs seks.
Situs-situs itu tidak berguna dan tidak cocok untuk dilihat. Situs itu
akan mengurangi keimanan kepada Tuhan dan cenderung membawa
mereka untuk melakukan sesuatu yang salah. Tetapi banyak orang
tidak tahu atau tidak memikirkan tentang itu. Mereka terlalu bernafsu
untuk melihat gambar-gambar itu semua.
n. Faktor Ekonomi
Faktor ekonomi, seperti kemiskinan adalah salah satu penyebab
terjadinya seks bebas.
o. Kondom yang terjual bebas
Kondom yang terjual bebas di apotik-apotik adalah salah satu
penyebab seks bebas karena kita tahu kalau kondom dapat mencegah
kehamilan, sehingga dapat melakukan seks bebas kapanpun.
A. Struktur
1. Persiapan Media dan Alat
Media dan alat yang digunakan dalam penyuluhan kesehatan semuanya
lengkap dan siap digunakan. Media yang digunakan adalah LCD
proyektor, laptop, sound system, dan microfon.
2. Persiapan Materi
Materi yang diberikan dalam penyuluhan kesehatan yang disajikan
dalam power point yang berisikan gambar dan tulisan untuk
mempermudah penyampaian informasi.
3. Undangan/Peserta Penyuluhan
Sekaa Truna-Truni ( STT ), Banjar Manyar, Desa Ketewel, Kecamatan
Sukawati, Kabupaten Gianyar
B. Proses Penyuluhan
1. Penyuluhan dimulai pada pukul 20.00 WITA dan berakhir pukul 20.30
WITA.
2. Proses penyuluhan antara penyuluh dan peserta sudah terjadi interaksi.
Sasaran juga aktif dan antusias mengikuti kegiatan penyuluhan.
3. Kehadiran sekitar 40 orang (53.33 %).
4. Dari peserta yang hadir tidak terdapat orang yang meninggalkan tempat
sebelum penyuluhan dan simulasi kebakaran selesai.
C. Hasil Penyuluhan
1. Jangka Pendek
d. Peserta penyuluhan dapat menyampaikan kembali materi
penyuluhan sekitar 75% materi yang disampaikan.
2. Jangka Panjang
Sekaa Truna-Truni ( STT ), Banjar Manyar, Desa Ketewel, Kecamatan
Sukawati, Kabupaten Gianyar mampu menjadi penyalur pesan
sehingga tahu bahaya seks bebas.
Ketewel, 18 Februari 2018
Mengetahui
Pembimbing Praktik Ketua Panitia
Mengetahui
Kepala UPT Kesmas Sukawati I
A. Simpulan
Berdasarkan kegiatan diatas, penulis dapat menarik kesimpulan yaitu :
B. Kesan
Selama praktik komunitas ( PK 8) kami merasakan mendapat
pengalaman yang baru, pengalaman tersebut antara lain:
1. Kontak langsung untuk berkoordinasi dengan stakeholder, kepala
keluarga, hingga individu dalam masyarakat. Sehingga kami dituntut
untuk lebih peka dalam melakukan interaksi di lingkungan masyarakat
yang lebih luas.
2. Waktu praktik harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi di
masyarakat yang selalu berubah-ubah sehingga kami harus selalu siap
kapan saja dibutuhkan oleh masyarakat.
3. Memandu dan mengarahkan banyak orang dengan pemikiran dan
tujuan yang berbeda- beda sehingga menghasilkan keputusan bersama.
4. Kerjasama lintas program dan sektoral sehingga kami mulai
memahami birokrasi.
5. Mengumpulkan masyarakat untuk ikut dalam kegiatan yang
diselenggarakan ternyata cukup sulit karena kesibukan masyarakat
yang amat padat.
C. Saran
Adapun saran yang dapat kami sampaikan adalah :
1. Br. Manyar, Desa Ketewel, Kecamatan Sukawati, Gianyar :
a. Program kerja dari hasil keputusan MMB ( Musyawarah
Masyarakat Banjar) agar dapat dilaksanakan secara berkelanjutan
dan mendapatkan dukungan penuh dari masyarakat
b. Partisipasi masyarakat harap lebih ditingkatkan lagi.
2. Puskesmas Sukawati I :
a. Mohon membentuk kader posyandu lansia agar diadakan kegiatan
posyandu lansia di Br. Manyar.
b. Mohon untuk mengadakan penyuluhan kesehatan sesuai dengan
kondisi yang dirasakan masyarakat.