Vous êtes sur la page 1sur 11

Nursing

Sabtu, 08 Maret 2014

ASKEP CA KANDUNG KEMIH

ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH


GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN
“CA KANDUNG KEMIH”

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Yang paling sering dijangkiti kanker dari alat perkemihan adalah kandung kemih.
Kanker kandung kemih terjadi tiga kali lebih banyak pada pria dibandingkan pada wanita,
dan tumor-tumor multipel juga lebih sering, kira-kira 25% klien mempunyai lebih dari satu
lesi pada satu kali dibuat diagnosa. Pada tiga dasawarsa terakhir, kasus kandung kemih pada
pria meningkat lebih dari 20 % sedangkan kasus pada wanita berkurang 25%. Faktor
predisposisi yang diketahui dari kanker kandung kemih adalah karena bahan kimia
betanaphytilamine dan xenylamine, infeksi schistosoma haematobium dan merokok.
Tumor ganas kandung kemih sekitar 90% adalah karsinoma sel transisional dan 10%
adalah ca skuamosa dan jarang sekali adenokarsinoma yang berasal dari jaringan urakus.
Didaerah sistoma dapat menyebabkan kanker skuamosa. Kanker kandung kemih dapat
kapiler, noduler, ulseratif atau infiltratif. Derajat keganasan ditentukan oleh tingkat
deferensiasi dan penetrasi ke dalam dinding atau jaringan sekitar kandung kemih. Epitel
transisional terdiri dari 4-7 lapisan sel epitel ketebalan lapisan tergantung dari tingkat distensi
kandung kemih. Adapun yang berperan dalam masalah ini adalah sel basal, sel intermediate,
sel superficial, inilah yang akan menutupi sel intermediate, bergantung pada apakah kandung
kemih dalam keadaan distensi atau tidak. Dalam makalah ini penulis mengangkat tentang
asuhan keperawatan pada klien dengan Ca Kandung Kemih.

B. TUJUAN
Diharapkan mahasiswa mengerti dan mampu membuat asuhan keperawatan pada klien
dengan Ca Kandung Kemih.

BAB II
LANDASAN TEORI

A. DEFINISI
Kanker (karsinoma) kandung kemih (buli-buli / vesika urinaria) adalah suatu kondisi
medis yang ditandai dengan pertumbuhan abnormal sel kanker atau tumor pada kandung
kemih.
Kanker buli-buli adalah kanker yang mengenai organ buli-buli (kandung kemih).Buli-
buli adalah organ yang berfungsi untuk menampung air kemih yang berasal dari ginjal. Jika
buli-buli telah penuh maka air kemih akan dikeluarkan.
Carcinoma buli adalah tumor yang didapatkan pada buli-buli atau kandung kemih yang
akan terjadi gross hematuria tanpa rasa sakit yaitu keluar air kencing warna merah terus.
Klasifikasi Kanker :
 Tahap 0 : sel-sel kanker ditemukan hanya di atas lapisan dari kandung kemih.
 Tahap I : sel-sel kanker telah pengkembang untuk lapisan luar lapisan kandung kemih tetapi
tidak untuk otot-otot kandung kemih.
 Tahap II : sel-sel kanker telah pengkembang untuk otot-otot di dinding kandung kemih
tetapi tidak untuk jaringan lemak yang mengelilingi kandung kemih.
 Tahap III : sel-sel kanker telah pengkembang untuk jaringan lemak sekitar kandung kemih
dan kelenjar prostat, vagina atau rahim, tetapi tidak untuk kelenjar getah bening atau organ
lainnya.
 Tahap IV : sel-sel kanker telah pengkembang pada nodus limfa, dinding panggul atau perut,
dan organ lainnya.
 Berulang : kanker telah terulang di kandung kemih atau di dekat organ lain setelah yang
telah diobati.

B. ETIOLOGI
Penyebab yang pasti dari kanker vesika urinaria tidak diketahui. Tetapi penelitian telah
menunjukkan bahwa kanker ini memiliki beberapa faktor resiko:
1. Usia, resiko terjadinya kanker kandung kemih meningkat sejalan dengan pertambahan usia.
2. Merokok,merupakan faktor resiko utama.
3. Lingkungan kerja. Beberapa pekerja memiliki resiko yang lebih tinggi untuk menderita
kanker ini karena di tempatnya bekerja ditemukan bahan-bahan karsinogenik(penyebab
kanker). Misalnya pekerja industri karet, kimia, kulit.
4. Infeksi, terutama infeksi saluran kemih.
5. Ras, orang kulit putih memiliki resiko 2 kali lebih besar, resiko terkecil terdapat pada orang
Asia.Pria, memiliki resiko 2-3 kali lebih besar.
6. Riwayat keluarga. Orang-orang yang keluarganya ada yang menderita kanker kandung
kemih memiliki resiko lebih tinggi untuk menderita kanker ini.
C. ANATOMI FISIOLOGI

Sistem Perkrmihan Terdiri Dari :


1. Ginjal
Ginjal merupakan organ yang berpasangan dan berbentuk seperti kacang. Terletak di
kedua sisi kolumna vertebralis. Ginjal kanan sedikit lebih rendah dibandingkan dengan ginjal
kiri karena tertekan kebawah oleh hati. Kutup atas ginjal kanan terletak setinggi kosta 12,
sedangkan kutup atas ginjal kiri terletak setinggi kosta 11. Setiap ginjal pada orang dewasa
memiliki panjang 12 sampai 13 cm, lebarnya 6 cm dan beratnya antara 120 sampai 150 gram.
Ginjal diliputi oleh suatu kapsula fibrosa tipis mengkilat, terbagi menjadi dua bagian yaitu:
bagian eksternal yang disebut Korteks, dan bagian internal disebut Medula.
Dilihat dari permukaan anterior, struktur ginjal terdiri dari; arteri dan vena renalis, saraf
dan pembuluh getah bening yang keluar dan masuk melalui hilus, ureter.
Darah dialirkan ke dalam setiap ginjal melalui arteri renalis dan keluar dari dalam ginjal
melalui vena renalis. Arteri renalis berasal dari aorta abdominalis dan vena renalis membawa
darah kembali ke dalam vena kava inferior.Aliran darah yang melalui ginjal jumlahnya 25%
dari curah jantung.
Dilihat dari potongan longitudinal, struktur ginjal terdiri dari: Kapsula, Korteks, Piramid
medula, nefron (terdiri dari glomerulus dan tubulus: proksimal, ansa Henle, distal), kaliks
(minor dan mayor), pelvis ginjal dan ureter.
Penyakit ginjal dimanifestasikan dengan adanya perubahan struktur ginjal, yaitu adanya
perbedaan panjang dari kedua ginjal yang lebih dari 1,5 cm.
2. Ureter
Ureter merupakan pipa panjang dengan dinding yang sebagian besar terdiri atas otot
polos. Setiap ureter memiliki panjang 10 sampai 12 inci, Organ ini menghubungkan setiap
ginjal dengan kandung kemih. Organ ini berfungsi sebagai pipa untuk menyalurkan urin ke
kandung kemih.
3. Vesica Urinaria (Kandung Kemih)
Kandung kemih adalah satu kantung berotot yang sebagian besar dindingnya terdiri dari
otot polos disebut muskulus detrusor yang dapat mengempis, terletak dibelakang simfisis
pubis. Kontraksi otot ini terutama berfungsi untuk mengosongkan kandung kemih pada saat
BAK. Organ ini berfungsi sebagai wadah sementara untuk menampung urin dan mendorong
kemih keluar tubuh dibantu oleh uretra.
4. Uretra
Uretra adalah saluran kecil yang dapat mengembang, berjalan dari kandung kemih
sampai ke luar tubuh. Panjang uretra pada wanita 1,5 inci dan pada laki-laki sekitar 8 inci.
5. Meatus urinarius (Muara uretra)

Fungsi Utama Ginjal Adalah :


 Fungsi Ekskresi
1) Mempertahankna osmolalitas plasma (285 m Osmol) dengan mengubah-ubah ekskresi air.
2) Mempertahankan kadar elektrolit plasma.
3) Mempertahankan pH plasma (7,4) dengan mengeluarkan kelebihan H+ dan membentuk
kembali HCO3.
4) Mengekskresikan produk akhir nitrogen dari metabolisme protein (urea, asam urat dan
kreatinin)
 Fungsi Non Ekskresi
1) Menghasilkan renin untuk pengaturan tekanan darah.
2) Menghasilkan eritropoietin untuk stimulasi produksi sel darah merah oleh sumsum tulang.
3) Metabolisme vitamin D.
4) Degradasi insulin.
5) Menghasilkan prostaglandin.

D. MANIFESTASI KLINIK
Gejalanya Bisa Berupa:
a. Hematuria (adanya darah dalam kencing).
b. Rasa terbakar atau nyeri ketika berkemin.
c. Desakan untuk berkemih.
d. Sering berkemih terutama malam hari dan pada fase selanjutnya sukar kencing.
e. Badan terasa panas dan lemah.
f. Nyeri pinggang karena tekanan saraf.
g. Nyeri pada satu sisi karena hydronefrosis.
Gejala dari kanker vesika uranaria menyerupai gejala infeksi kandung kemih (sititis) dan
kedua penyakit ini bisa terjadi secara bersamaan. Patut dicurigai suatu kanker jika dengan
pengobatan standar untuk infeksi, gejalanya tidak menghilang.

E. PATOFISIOLOGI
Kanker kandung kemih lebih sering terjadi pada usia di atas 50 tahun dan angka kejadian
laki-laki lebih besar daripada perempuan. Karena usia yang semakin tua, maka akan terjadi
penurunan imunitas serta rentan terpapar radikal bebas menyebabkan bahan karsinogen
bersirkulasi dalam darah. Selanjutnya masuk ke ginjal dan terfiltrasi di glomerulus. Radikal
bebas bergabung dg urin terus menerus, masuk ke kandung kemih. Radikal bebas mengikat
elektron DNA & RNA sel transisional sehingga terjadi kerusakan DNA. Mutasi pada genom
sel somatik menyebabkan pengaktifan oonkogen pendorong pertumbuhan, perubahan gen
yang mengendalikan pertumbuhan, dan penonaktifan gen supresor kanker. Sehingga produksi
gen regulatorik hilang dan replikasi DNA berlebih. Akhirnya terjadi kanker pada kandung
kemih.

F. PATOFLOW DIAGRAM

G. KOMPLIKASI
Komplikasi pembedhan meliputi peredaran dan infeksi, efek samping dari radiasi dapat
menimbulkan striktur pada ureter, uretra, atau kolon. Komplikasi lain dikaitkan dengan
daerah metastase penyakit.

H. PENATALAKSANAAN
Penanganan kanker kandung kemih tergantung pada derajat tumornya (yang didasarkan
pada derajat deferiensi sel), stadium pertumbuhan tumor (derajat invasi local serta ada
tidaknya metastase) dan multisentrisitas tumor tersebut (apakah tumor tersebut memiliki
banyak pusat).Usia pasiaen dan status fisik, mental serta emosional harus dipertimbangkan
dalam menentukan bentuk terapinya.
Reseksi transuretra atau vulgurasi (kauterisasi) dapat dilakukan pada papiloma yang
tunggal (tumor epitel benigna) prosedur ini akan melenyapkan tumor lewat insisi bedah atau
arus listrik dengan menggunakan instrument yang dimasukkan melalui uretra.
Penatalaksanaan kanker kandung kemih superficial merupakan suatu pantangan karena
biasanya mudah terjadi abnormalitas yang meluas pada mukosa kandung kemih.Keseluruhan
lapisan dinding saluran kemih atau urotelium menghadapi resiko mengingat perubahan
karsinoma mukosa bukan hanya ditemukan dalam mukos kandung kemih tetapi juga dalam
mukosa pelvis renal, ureter dan uretra. Kekambuhan merupakan masalah yang serius, kurang
lebih 25 persen hingga 40 persen tumor superficial akan kambuh kembali sesudah dilakukan
vulgerasi atau reseksi transuretra. Penderita piloma benigna harus menjalani tindak lanjut
dengan pemeriksaan sitologi dan sistoskopi secara berkala sepanjang hidupnya karena
kelainan malignansi yang agresif dapat timbul dari tumor ini.
Kemoterapi dengan menggunakan kombinasi metotreksat, vinblastin, doxorubisin
(adreamisin) dan cisplatin (M-VAC) terbukti efektif untuk menghasilkan remisi parsial
karsinoma sel transisional kandung kemih pada sebagian pasien. Kemoterapi intra vena
dapat dapat dilakukan bersama dengan terapi radiasi.
Kemoterapi topical (kemoterapi intravesikal atau terapi dengan memasukkan larutan obat
anti neoplastik kedalam kandung kemih yang membuat obat tersebut mengenai dinding
kandung kemih) dapat dipertimbangkan jika terdapat resiko kekambuhan yang tinggi, jika
terdapat kanker in situ atau jika resksi tumor tidak tuntas.Kemoterapi topical adalah
pemberian medikasi dengan konsentrasi yang tinggi (thiotepa, doxorubisin, mitomisin,
ethoglusid dan Bacilus Calmette – Guerin atau BCG) untuk meningkatkan penghancuran
jaringan tumor. BCG kini dianggap sebagai preparat intravesikal yang paling efektif untuk
kanker kandung kemih yang kambuhan karena preparat ini akan menggalakkan respon imun
tubuh terhadap kanker. Pasien dibolehkan makan dan minum sebelum prosedur pemasukan
(instilasi) obat dilaksanakan, tetapi kandung kemih terisi penuh, pasien harus menahan
larutan preparat intravesikal tersebut selama 2 jam sebelum mengalirkannya keluar dengan
berkemih. Pada akhir prosedur, pasien dianjurkan untuk buang air kecil dan meminum cairan
sekehendak hati untuk membilas preparat tersebut dari kandung kemih.
Radiasi tumor dapat dilakukan sebelum pembedahan untuk mengurangi mikroekstensi
neoplasma dan viabilitas sel-sel tumor sehingga kemungkinan timbulnya kanker tersebut
didaerah sekitarnya atau kemungkinan penyebaran sel-sel kanker lewat sirkulasi darah atau
system infatik dapat dikurangi.Terapi radiasi juga dilakukan bersama pembedahan atau
dilakukan untuk mengendalikan penyakit pada pasien dengan tumor yang tidak dapat
dioperasi.
Sistektomi sederhana (pengangakatan kandung kemih) atau sistektomi radikal dilakukan
pada kanker kandung kemih yang invasive atau multifocal.Sistektomi radikal pada pria
meliputi pengangkatan kandung kemih, prostat serta vesikulus seminalis dan jaringan vesikal
disekitarnya.Pada wanita, sistektomi radikal meliputi pengangkatan kandung kemih, ureter
bagian bawah, uterus, tuba fallopi, ovarium, vagina anterior dan uretra.Operasi ini dapat
mencakup pula limfadenektomis (pengangkatan nodus limfatikus).Pengangkatan kandung
kemih memerlukan prosedur difersi urin (mengalihkan aliran urin dari kandung kemih
ketempat keluar yang baru, yang biasanya melalui lubang yang dibuat lewata pembedahan
pada kulit (stoma).
Kanker kandung kemih varietas sel transitional memiliki respon yang buruk terhadap
kemoterapi.Cisplatin, doxorubisin dan siklofosfamid sudah digunakan dengan berbagai
takaran serta jadwal pemberian dan tampaknya merupakan kombinasi yang paling efektif.
Kanker kandung kemih juga dapat diobati dengan infuse langsung preparat sitotoksik
melalui suplai darah arterial organ yang terkena sehingga bisa tercapai konsentrasi preparat
kemoterapeutik yang lebih tinggi dengan efek toksik sistemik yang lebih kecil. Untuk kanker
kandung kemih yang lebih lanjut atau untuk pasien hematuria yang membandel (setelah
terapi radiasi), sebuah balon besar berisi air yang ditempatkan dalam kandung kemih akan
membuat nekrosis tumor dengan mengurangi suplai darah kedinding kandung kemih (terapi
hidrostatik). Terapi instilasi dengan cara memasukkan larutan formali, fenol atau perak nitrat
dapat meredahkan gejala hematuria dan stranguria (pengeluaran urin yang lambat dan nyeri)
pada sebagian pasien.
BAB III
TINJAUAN KASUS

A. PENGKAJIAN
1. Identitas Pasien.
2. Riwayat Keperawatan
a) Keluhan Utama : Pasien nyeri saat BAK dan agak mengedan, ada benjolan pada abdomen
sebelah bawah, sulit BAB, dan nyeri diseluruh tubuh terutama dipinggang.
b) Riwayat Penyakit Sekarang(riwayat penyakit yang diderita pasien saat masuk rumah sakit).
Darah keluar sedikit-sedikit saat BAK dan terasa nyeri sera sulit BAB.
c) Riwayat Penyakit Dahulu (riwayat penyakit yang sama atau penyakit lain yang pernah
diderita oleh pasien).
d) Riwayat Kesehatan Keluarga, penyakit yang pernah diderita anggota keluarga yang menjadi
faktor resiko.
e) Riwayat psikososial dan spiritual.
f) Kondisi lingkungan rumah.
g) Kebiasaan sehari-hari (pola eliminasi BAK, pola aktivitas latihan, pola kebiasaan yang
mempengaruhi kesehatan (rokok, ketergantungan obat, minuman keras).
3. Pemeriksaan Fisik
a) Aktivitas/Istirahat
Gejala : Merasa lemah dan letih
Tanda : Perubahan kesadaran
b) Sirkulasi
Gejala : Perubahan tekanan darah normal (hipertensi)
Tanda : Tekanan darah meningkat, takikardia, bradikardia, disritmia
c) Integritas Ego
Gejala : Perubahan tingkah laku atau kepribadian
Tanda : Cemas, mudah tersinggung
d) Eleminasi
Gejala : Perubahan gejala BAK
Tanda : Nyeri saat BAK, Urine bewarna merah
e) Makanan & Cairan
Gejala : Mual muntah
Tanda : Muntah
f) Neurosensori
Gejala : Kehilangan kesadaran sementara (Vertigo)
Tanda : Perubahan kesadaran sampai koma, perubahan mental
g) Nyeri/Kenyamanan
Gejala : Sakit pada daerah abdomen
Tanda : Wajah menyeringai, respon menarik pada rangsangan nyeri
h) Interaksi Sosial
Gejala : Perubahan interaksi dengan orang lain
Tanda : Rasa tak berdaya, menolak jika diajak berkomunikasi
i) Keamanan
Gejala : Trauma baru
Tanda : Terjadi kekambuhan lagi
j) Seksualisasi
Gejala : Tidak ada sedikitnya tiga silus menstruasi berturut-turut
Tanda : Atrofi payudara, amenorea
k) Penyuluhan/Pembelajaran
Gejala : Riwayat keluarga lebih tinggi dari normal untuk insiden depresi
Tanda : Prestasi akademik tinggi

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri berhubungan dengan proses penyakit (penekanan/kerusakan jaringan syaraf, infiltrasi
system suplai syaraf, obtruksi jalur syaraf, inflamasi).
2. Gangguan eliminasi urin berhubungan dengan obstruksi / iritasi kandung kemih.
3. Gangguan nutrisi (kurang dari kebutuhan tubuh) berhubungan dengan hipermetabolik yang
berhubungan dengan kanker.
4. Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit.

C. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Nyeri berhubungan dengan proses penyakit (penekanan/kerusakan jaringan syaraf, infiltrasi
system suplai syaraf, obtruksi jalur syaraf, inflamasi).
 Tujuan :
Setelah dilakukan asuhan keperawatan 1x24 jam diharapkan nyeri pasien terkontrol.
Dengan kriteria hasil:
 Skala nyeri berkurang sampai hilang.
 Pasien mengungkapkan perasaan nyaman berkurangnya nyeri.
 Intervensi:
1) Tentukan riwayat nyeri, lokasi, durasi dan intensitas
R : Memberikan informasi yang diperlukan untuk merencanakan asuhan
2) Evaluasi therapi: pembedahan, radiasi, khemotherapi, biotherapi, ajarkan klien dan keluarga
tentang cara menghadapinya
R : Untuk mengetahui terapi yang dilakukan sesuai atau tidak, atau malah menyebabkan
komplikasi
3) Berikan pengalihan seperti reposisi dan aktivitas menyenangkan seperti mendengarkan
musik atau nonton TV
R : Untuk meningkatkan kenyamanan dengan mengalihkan perhatian klien dari rasa nyeri
4) Menganjurkan tehnik penanganan stress (tehnik relaksasi, visualisasi, bimbingan), gembira,
dan berikan sentuhan therapeutic
R : Meningkatkan kontrol diri atas efek samping dengan menurunkan stress dan ansietas
5) Evaluasi nyeri, berikan pengobatan bila perlu
R : Untuk mengetahui efektifitas penanganan nyeri, tingkat nyeri dan sampai sejauhmana klien
mampu menahannya serta untuk mengetahui kebutuhan klien akan obat-obatan anti nyeri

2. Gangguan eliminasi urin berhubungan dengan obstruksi.


 Tujuan :
Setelah dilakukan asuhan keperawatan 1x24 jam diharapkan pola eliminasi urine kembali
normal.
Dengan kriteria hasil :
 Tidak ada nyeri saat BAK.
 Intervensi :
1) Observasi output dan intake cairan selama 24 jam.
R : Untuk mengetahui tingkat keparahan obstruksi yang terjadi agar dapat di jadikan acuan dalam
melakukan indakan keperawatan selanjutnya
2) Anjurkan pasien mempertahankan intake cairan yang adekuat.
R : Agar dpa memperlunak sehubungan dengan obstruksi yang terjadi
3) Jelaskan pada pasien dan keluarga bahwa kanker kandung kemih menyebabkan iritasi
kandung kemih sehingga terjadi urgensi.
R : Mengurangi tingka kecemasan keluarga dan memnambah pengetahuan tentang kanker kndung
kemih pada keluarga
4) Kolaborasi pemberian analgesik atau antipasmodik
R : Untuk mengurangi gejala iritasi saat BAK dan menghambat kontraksi kandung kemih yang
tidak stabil.

3. Gangguan nutrisi (kurang dari kebutuhan tubuh) berhubungan dengan hipermetabolik yang
berhubungan dengan kanker.
 Tujuan
Setelah dilakukan asuhan keperawatan 7x24 jam diharapkan kebutuhan nutrisi pasien
adekuat.
Dengan kriteria hasil :
 Porsi makan pasien habis.
 Pasien menunjukkan berat badan stabil, hasil lab normal dan tidak ada tanda malnutrisi.

 Intervensi:
1) Monitor intake makanan setiap hari, apakah klien makan sesuai dengan kebutuhannya.
R : Memberikan informasi tentang status gizi klien.
2) Timbang dan ukur berat badan, ukuran triceps serta amati penurunan berat badan
R : Memberikan informasi tentang penambahan dan penurunan berat badan klien
3) Anjurkan klien untuk mengkonsumsi makanan tinggi kalori dengan intake cairan yang
adekuat
R : Kalori merupakan sumber energi
4) Kontrol faktor lingkungan seperti bau busuk atau bising. Hindarkan makanan yang terlalu
manis, berlemak dan pedas
R : Mencegah mual muntah, distensi berlebihan, dispepsia yang menyebabkan penurunan nafsu
makan serta mengurangi stimulus berbahaya yang dapat meningkatkan ansietas
5) Ciptakan suasana makan yang menyenangkan misalnya makan bersama teman atau keluarga
R : Agar klien merasa seperti berada dirumah sendiri
6) Berikan pengobatan sesuai indikasi ( Tindakan Kolaborasi)
R : Membantu menghilangkan gejala penyakit, efek samping dan meningkatkan status kesehatan
klien

4. Cemas / takut berhubungan dengan situasi krisis (kanker), perubahan kesehatan, sosio
ekonomi, peran dan fungsi, bentuk interaksi, persiapan kematian, pemisahan dengan keluarga
ditandai dengan peningkatan tegangan, kelelahan, mengekspresikan kecanggungan peran,
perasaan tergantung, tidak adekuat kemampuan menolong diri, stimulasi simpatetik
 Tujuan :
 Klien dapat mengurangi rasa cemasnya
 Rileks dan dapat melihat dirinya secara obyektif.
 Menunjukkan koping yang efektif serta mampu berpartisipasi dalam pengobatan
 Intervensi :
1) Berikan informasi tentang prognosis secara akurat
R : Pemberian informasi dapat membantu klien dalam memahami proses penyakitnya
2) Beri kesempatan pada klien untuk mengekspresikan rasa marah, takut, konfrontasi. Beri
informasi dengan emosi wajar dan ekspresi yang sesuai
R : Dapat menurunkan kecemasan klien
3) Jelaskan pengobatan, tujuan dan efek samping. Bantu klien mempersiapkan diri dalam
pengobatan
R : Membantu klien dalam memahami kebutuhan untuk pengobatan dan efek sampingnya
4) Berikan lingkungan yang tenang dan nyaman
R : Memberikan kesempatan pada klien untuk berpikir/merenung/istirahat
5) Pertahankan kontak dengan klien, bicara dan sentuhlah dengan wajar
R : Klien mendapatkan kepercayaan diri dan keyakinan bahwa dia benar-benar ditolong

BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kanker (karsinoma) kandung kemih (buli-buli / vesika urinaria) adalah suatu kondisi
medis yang ditandai dengan pertumbuhan abnormal sel kanker atau tumor pada kandung
kemih.
Kanker buli-buli adalah kanker yang mengenai organ buli-buli (kandung kemih).Buli-
buli adalah organ yang berfungsi untuk menampung air kemih yang berasal dari ginjal. Jika
buli-buli telah penuh maka air kemih akan dikeluarkan.
Carcinoma buli adalah tumor yang didapatkan pada buli-buli atau kandung kemih yang
akan terjadi gross hematuria tanpa rasa sakit yaitu keluar air kencing warna merah terus.
Penyebab yang pasti dari kanker vesika urinaria tidak diketahui. Tetapi penelitian telah
menunjukkan bahwa kanker ini memiliki beberapa faktor resiko:
1. Usia, resiko terjadinya kanker kandung kemih meningkat sejalan dengan pertambahan usia.
2. Merokok,merupakan faktor resiko utama.
3. Lingkungan kerja. Beberapa pekerja memiliki resiko yang lebih tinggi untuk menderita
kanker ini karena di tempatnya bekerja ditemukan bahan-bahan karsinogenik(penyebab
kanker). Misalnya pekerja industri karet, kimia, kulit.
4. Infeksi, terutama infeksi saluran kemih.
5. Ras, orang kulit putih memiliki resiko 2 kali lebih besar, resiko terkecil terdapat pada orang
Asia.Pria, memiliki resiko 2-3 kali lebih besar.
6. Riwayat keluarga. Orang-orang yang keluarganya ada yang menderita kanker kandung
kemih memiliki resiko lebih tinggi untuk menderita kanker ini.

Gejalanya Bisa Berupa:


 Hematuria (adanya darah dalam kencing).
 Rasa terbakar atau nyeri ketika berkemin.
 Desakan untuk berkemih.
 Sering berkemih terutama malam hari dan pada fase selanjutnya sukar kencing.
 Badan terasa panas dan lemah.
 Nyeri pinggang karena tekanan saraf.
 Nyeri pada satu sisi karena hydronefrosis.
Gejala dari kanker vesika uranaria menyerupai gejala infeksi kandung kemih (sititis) dan
kedua penyakit ini bisa terjadi secara bersamaan. Patut dicurigai suatu kanker jika dengan
pengobatan standar untuk infeksi, gejalanya tidak menghilang.
Penanganan kanker kandung kemih tergantung pada derajat tumornya (yang didasarkan
pada derajat deferiensi sel), stadium pertumbuhan tumor (derajat invasi local serta ada
tidaknya metastase) dan multisentrisitas tumor tersebut (apakah tumor tersebut memiliki
banyak pusat).Usia pasiaen dan status fisik, mental serta emosional harus dipertimbangkan
dalam menentukan bentuk terapinya

B. SARAN
Makalah ini masih jauh dari kesmpurnaan, maka dari itu kelompok kami sangat
membutuhkan kritik dan saran dari teman-teman.

DAFTAR PUSTAKA

Doenges E Marilynn, 2000., Rencana Asuhan Keperawatan, EGC, Jakarta

Corwin, Elizabeth J. (2001). Buku Saku Patofisiologi. Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Jakarta

Purnawan Junadi, Kapita Selekta Kedokteran, Edisi ke 2. Media Aeskulapius, FKUI


1982. Soeparman, Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II, Balai Penerbit FKUI 1990.

Kalim, Handono, 1996., Ilmu Penyakit Dalam, Balai Penerbit FKUI, Jakarta.

Mansjoer, Arif, 2000., Kapita Selekta Kedokteran, Media Aesculaapius FKUI, Jakarta.

http://id.scribd.com/doc/81798526/Askep-CA-Kandung-Kemih
http://www.slideshare.net

Vous aimerez peut-être aussi