Vous êtes sur la page 1sur 18

ANGGARAN DASAR

KESATUAN MAHASISWA HINDU DHARMA INDONESIA

PURWAKA

Atas Asung Kerta Wara Nugraha Hyang Widhi Wasa, kami menyadari tugas mahasiswa Hindu Indonesia untuk
mengabdi bagi agama dan negara. Dengan mendasarkan diri pada nilai-nilai Veda, mahasiswa Hindu Indonesia
berusaha mewujudkan intelektual Hindu yang Moksartham Jagadhita Ya Ca Iti Dharma.

Sebagai bagian tak terpisahkan dari bangsa Indonesia, mahasiswa Hindu Indonesia berusaha mencapai tujuan
Indonesia Merdeka yang berlandaskan Pancasila. Mahasiswa Hindu Indonesia berkeyakinan bahwa hukum dan
demokrasi harus menjadi dasar praktek kenegaraan sehingga nilai-nilai kebebasan, keadilan dan solidaritas yang
dianut oleh rakyat Indonesia dapat dipertahankan dan dikembangkan.

Untuk mewujudkan tujuan-tujuan tersebut, kami mahasiswa Hindu Indonesia membentuk organisasi Kesatuan
Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia sebagai wadah pemersatu dan alat pendidikan kader yang bertujuan untuk
memperbesar jumlah kader mahasiswa Hindu yang berkualitas. Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia
meletakkan tanggung jawab di pundaknya untuk membentuk kader mahasiswa Hindu Indonesia yang religius,
humanis, nasionalis serta berpikiran progresif.
Untuk itu disusunlah Anggaran Dasar Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia, sebagai berikut :

BAB I
KETENTUAN UMUM
NAMA, WAKTU, DAN TEMPAT KEDUDUKAN
Pasal 1
(1) Organisasi ini bernama Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia yang disingkat dengan KMHDI.
(2) KMHDI dibentuk di Denpasar pada Hari Jumat, tanggal 3 September 1993 sampai batas waktu yang tidak
ditentukan.
(3) KMHDI berkedudukan di ibu kota negara.

BAB II
AZAS, SIFAT DAN TUJUAN
Pasal 2
KMHDI berasaskan Pancasila.

Pasal 3
(1) KMHDI bersifat nasionalistik dan independen.
(2) KMHDI bernafaskan Hindu.

Pasal 4
(1) KMHDI bertujuan menumbuhkembangkan semangat religiusitas, humanisme, nasionalisme, dan progresifitas
mahasiswa Hindu Indonesia dalam rangka turut serta berperan aktif dalam pembangunan umat dan
masyarakat nasional.
(2) KMHDI bertujuan untuk memelihara dan mengembangkan semangat persatuan dan kesatuan bangsa yang
berkeadilan sosial.
(3) KMHDI bertujuan menggali dan mengembangkan potensi mahasiswa Hindu Indonesia.

BAB III
KEGIATAN ORGANISASI
Pasal 5
(1) Kegiatan KMHDI bercirikan intelektualitas dan profesionalisme.
(2) Segala kegiatan organisasi harus sesuai dengan asas, sifat, dan tujuan yang diatur dalam Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga.
(3) Kegiatan KMHDI dilaksanakan sesuai dengan program yang tercantum dalam Garis-Garis Besar Haluan
Organisasi yang menjadi ketetapan dalam Mahasabha.
(4) Dalam melaksanakan programnya, KMHDI dapat mengadakan kerjasama dengan organisasi atau dengan
lembaga lainnya.
(5) Hubungan kerja sama antara KMHDI dengan lembaga lain diatur dengan ketentuan tersendiri di dalam
Anggaran Rumah Tangga.

BAB IV
KEANGGOTAAN
Pasal 6
(1) Anggota KMHDI adalah Mahasiswa Hindu Indonesia yang sedang atau telah menyelesaikan studinya, dan
memenuhi persyaratan keanggotan sebagaimana dimaksud dalam Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga,
dan peraturan organisasi.
(2) Keanggotaan KMHDI bersifat aktif.

Pasal 7
Anggota KMHDI seperti yang dimaksud dalam Pasal 6, harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
1. Mahasiswa Indonesia.
2. Beragama Hindu.
3. Mendaftarkan diri sebagai anggota , mentaati, melaksanakan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga,
Garis-garis Besar Haluan Organisasi, dan peraturan KMHDI lainnya yang telah ditetapkan.
4. Umur anggota maksimal 30 tahun bila masih berstatus mahasiswa, atau tiga tahun setelah menyelesaikan
masa studi.
5. Aktif mengikuti kegiatan organisasi KMHDI.

Pasal 8
Anggota KMHDI yang telah mencapai umur lebih dari 30 tahun atau telah melebihi tiga tahun purna studinya
sebagai mahasiswa, namun yang bersangkutan masih sedang menjabat dalam kepengurusan KMHDI maka
keanggotaannya dapat diperpanjang sampai habis masa jabatannya dan tidak dapat dipilih lagi sebagai pengurus
KMHDI.

BAB V
HAK DAN KEWAJIBAN ANGGOTA
Pasal 9
Anggota mempunyai hak :
a) Hak Bicara adalah hak untuk bertanya, mengeluarkan pendapat dan mengajukan usulan kepada pimpinan
baik secara lisan maupun tulisan.
b) Hak Suara adalah hak untuk ikut ambil bagian dalam pengambilan keputusan sesuai dengan susunan
organisasi.
c) Hak Memilih adalah hak untuk menentukan pilihan dalam proses pemilihan.
d) Hak Dipilih adalah hak untuk dipilih dalam proses pemilihan.
e) Hak Membela Diri adalah hak untuk memberikan penjelasan atas pernyataan, sikap dan tindakan yang
langsung atau tidak langsung berpengaruh terhadap KMHDI.
f) Hak memperoleh perlindungan dan perlakuan yang adil dari organisasi .
g) Hak memperoleh pembinaan, pendidikan, dan latihan dari organisasi.
h) Hak meminta dan menilai pertanggungjawaban pimpinan.

Pasal 10
Setiap anggota berkewajiban :
1. Menjunjung tinggi dan menjaga nama baik organisasi.
2. Mematuhi Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, peraturan organisasi dan disiplin organisasi.
3. Aktif melaksanakan program-program KMHDI.
4. Membayar iuran anggota yang ditetapkan oleh tingkatan organisasi dimana ia terdaftar.
5. Memberi dukungan secara material dan spiritual bagi kegiatan KMHDI.

BAB VI
BERAKHIRNYA KEANGGOTAAN
Pasal 11
Status keanggotaan KMHDI berakhir karena :
1. Meninggal dunia.
2. Mengundurkan diri secara tertulis.
3. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik maupun underbouw-nya.
4. Menjadi anggota tim sukses calon pemimpin yang akan duduk di eksekutif, dan legislatif baik ditingkatan
kota/kabupaten, provinsi, dan nasional.
5. Tidak memenuhi ketentuan administrasi yang diatur lebih lanjut dalam peraturan organisasi.
6. Melanggar ketentuan Disiplin Organisasi yang selanjutnya diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

BAB VII
PERPINDAHAN ANGGOTA
Pasal 12
Anggota KMHDI dapat melaksanakan perpindahan administrasi keanggotaan antar struktur pimpinan KMHDI.

Pasal 13
Perpindahan administrasi anggota KMHDI dilaksanakan atas persetujuan kedua belah pihak yaitu pihak pemohon
dan pihak penerima yang selanjutnya diatur dalam peraturan organisasi.
BAB IX
STRUKTUR ORGANISASI
Pasal 14
(1) KMHDI di tingkat nasional disebut Pimpinan Pusat KMHDI yang selanjutnya disingkat PP KMHDI.
(2) KMHDI di tingkat provinsi disebut Pimpinan Daerah KMHDI yang selanjutnya disingkat PD KMHDI.
(3) KMHDI di tingkat kabupaten atau kota disebut Pimpinan Cabang KMHDI yang selanjutnya disingkat PC KMHDI.
(4) KMHDI ditingkat basis disebut Komisariat KMHDI

PIMPINAN PUSAT
Pasal 15
(1) PP KMHDI adalah badan pelaksana tertinggi KMHDI di tingkat nasional yang diatur dengan syarat-syarat
tersendiri dalam Anggaran Rumah Tangga.
(2) Mekanisme pemilihan, penetapan, dan pengangkatan Pengurus PP KMHDI selanjutnya diatur dalam Anggaran
Rumah Tangga.

Pasal 16
Tugas dan tanggung jawab PP KMHDI meliputi:
1. Memimpin kegiatan organisasi di tingkat nasional baik ke luar maupun ke dalam organisasi.
2. Mengkoordinasikan seluruh PD dan PC serta badan-badan penunjang guna pelaksanaan ketetapan
Mahasabha.
3. Pengurus PP KMHDI wajib mempertanggungjawabkan seluruh pelaksanaan kegiatan organisasi kepada
Mahasabha.
PIMPINAN DAERAH
Pasal 17
(1) PD KMHDI adalah badan pelaksana tertinggi KMHDI di tingkat provinsi yang diatur dengan syarat-syarat
tersendiri dalam Anggaran Rumah Tangga.
(2) Mekanisme pemilihan, penetapan, dan pengangkatan Pengurus PD KMHDI selanjutnya diatur dalam Anggaran
Rumah Tangga.

Pasal 18
Tugas dan tanggung jawab PD KMHDI meliputi:
1. Memimpin seluruh kegiatan organisasi ke luar dan ke dalam sesuai dengan wilayah kerja masing-masing.
2. Mengkoordinasikan seluruh PC KMHDI di bawah wilayah kerjanya dan badan-badan penunjang guna
pelaksanaan ketetapan Mahasabha dan Lokasabha.
3. Pengurus PD KMHDI wajib mempertanggungjawabkan seluruh pelaksanaan kegiatan organisasi pada saat
Lokasabha.

PIMPINAN CABANG
Pasal 19
(1) PC KMHDI adalah badan pelaksana tertinggi KMHDI di tingkat kabupaten atau kota yang diatur dengan syarat-
syarat tersendiri dalam Anggaran Rumah Tangga.
(2) Mekanisme pemilihan, penetapan, dan pengangkatan Pengurus PC KMHDI selanjutnya diatur dalam Anggaran
Rumah Tangga.
Pasal 20
Tugas dan tanggung jawab PC KMHDI meliputi:
1. Memimpin seluruh kegiatan organisasi ke luar dan ke dalam sesuai dengan wilayah kerja masing-masing.
2. Mengkoordinasikan seluruh Komisariat KMHDI di bawah wilayah kerjanya dan badan-badan penunjang
guna pelaksanaan ketetapan Mahasabha, Lokasabha, dan Sabha.
3. Pengurus PC KMHDI wajib mempertanggungjawabkan seluruh pelaksanaan kegiatan organisasi pada saat
Sabha.

KOMISARIAT
Pasal 21
(1) Komisariat KMHDI adalah badan koordinasi KMHDI di tingkat basis yang diatur dengan syarat-syarat tersendiri
dalam Anggaran Rumah Tangga.
(2) Mekanisme pemilihan, penetapan dan pengangkatan Pengurus Komisariat KMHDI selanjutnya diatur dalam
Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 22
Tugas dan tanggung jawab Komisariat KMHDI meliputi:
1. Mengkoordinasikan anggota KMHDI guna pelaksanaan ketetapan Mahasabha, Lokasabha,, dan Sabha.
2. Pengurus Komisariat KMHDI wajib mempertanggungjawabkan seluruh tugasnya kepada Rapat Pimpinan
organisasi KMHDI yang secara hierarki bertanggung jawab dalam wilayah kerjanya.

BAB IX
PERMUSYAWARATAN
Pasal 23
Permusyawaratan KMHDI terdiri dari :
1.Mahasabha.
2.Loka Sabha.
3.Sabha.
4.Sabha Khusus.
5.Rapat Kerja (Raker)
6.Rapat Koordinasi (Rakor)
7.Rapat Pimpinan (Rapim)

Pasal 24
Mahasabha adalah forum tertinggi dari KMHDI yang berwenang:
1. Menetapkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga yang merupakan aturan tertinggi organisasi
KMHDI.
2. Memilih, menetapkan, meminta dan menilai pertanggungjawaban pengurus Pimpinan Pusat KMHDI.
3. Merumuskan dan menetapkan Garis-Garis Besar Haluan Organisasi KMHDI.
4. Merumuskan, menetapkan Struktur Organisasi dan Sistem Kerja Organisasi di tingkat Nasional
5. Menetapkan keputusan dan ketetapan lainnya.

Pasal 25
Lokasabha adalah forum tertinggi dari KMHDI di tingkat provinsi yang berwenang:
1. Memilih, menetapkan, meminta dan menilai pertanggungjawaban pengurus Pimpinan Daerah.
2. Merumuskan dan menetapkan keputusan tentang Garis-Garis Besar Program Kerja Daerah (GBPK).
3. Merumuskan, menetapkan Struktur Organisasi dan Sistem Kerja Organisasi di tingkat daerah.
4. Menetapkan keputusan dan ketetapan lainnya.

Pasal 26
Sabha adalah forum tertinggi dari KMHDI di tingkat kabupaten atau kota yang berwenang:
1. Memilih, menetapkan, meminta dan menilai pertanggungjawaban pengurus Pimpinan Cabang
2. Merumuskan dan menetapkan keputusan tentang Garis-Garis Besar Program Kerja Cabang (GBPK).
3. Merumuskan, menetapkan Struktur Organisasi dan Sistem Kerja Organisasi di tingkat cabang.
4. Menetapkan keputusan dan ketetapan lainnya.
Pasal 27
Sabha Khusus adalah permusyawaratan yang sifatnya khusus yang meliputi :
1. Mahasabha Luar Biasa adalah Forum kekuasaan tertinggi organisasi yang bersifat khusus dan memiliki
kekuasaan yang sama dengan Mahasabha dan dapat diadakan setiap saat apabila dikehendaki oleh minimal
2/3 (dua pertiga) dari jumlah PD KMHDI dan PC KMHDI.
2. Lokasabha Luar Biasa adalah Forum kekuasaan tertinggi organisasi ditingkat daerah yang bersifat khusus
dan memiliki kekuasaan yang sama dengan Lokasabha dan dapat diadakan setiap saat apabila dikehendaki
oleh minimal 2/3 (dua pertiga) jumlah PC KMHDI setempat atau dikehendaki oleh minimal dua pertiga
jumlah anggota.
3. Sabha Luar Biasa adalah Forum kekuasaan tertinggi organisasi di tingkat cabang yang bersifat khusus dan
memiliki kekuasaan yang sama dengan Sabha dan dapat diadakan setiap saat apabila dikehendaki oleh
minimal 2/3 (dua pertiga) jumlah anggota.

Pasal 28
(1) Raker adalah rapat kerja pengurus yang dilaksanakan segera setelah Mahasabha atau Lokasabha atau Sabha.
(2) Raker di tingkat PP KMHDI disebut Rapat Kerja Nasional disingkat Rakernas.
(3) Raker di tingkat PD KMHDI disebut Rapat Kerja Daerah disingkat Rakerda.
(4) Raker di tingkat PC KMHDI disebut Rapat Kerja Cabang disingkat Rakercab.
(5) Raker bertujuan untuk merumuskan program kerja pengurus selama 1 (satu) periode kepengurusan sesuai
dengan ruang lingkup tugas masing-masing.

Pasal 29
(1) Rakor adalah rapat koordinasi antar pimpinan organisasi yang diadakan sesuai dengan susunan organisasi dan
dilaksanakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali diantara 2 (dua) permusyawaratan tertinggi dari masing-masing
struktur pimpinan KMHDI.
(2) Rakor di tingkat PP KMHDI disebut Rapat Koordinasi Nasional disingkat Rakornas.
(3) Rakor di tingkat PD KMHDI disebut Rapat Koordinasi Daerah disingkat Rakorda.
(4) Rakor di tingkat PC KMHDI disebut Rapat Koordinasi Cabang disingkat Rakorcab.
(5) Rakor bertujuan untuk mengevaluasi dan koordinasi program kerja sesuai dengan ruang lingkup tugas masing-
masing.

Pasal 30
(1) Rapim adalah rapat koordinasi internal pengurus KMHDI yang dilaksanakan berdasarkan kebutuhan organisasi.
(2) Rapim di tingkat PP KMHDI disebut Rapat Pimpinan Nasional disingkat Rapimnas.
(3) Rapim di tingkat PD KMHDI disebut Rapat Pimpinan Daerah disingkat Rapimda.
(4) Rapim di tingkat PC KMHDI disebut Rapat Pimpinan Cabang disingkat Rapimcab.
(5) Rapim berwenang untuk mengambil kebijakan taktis dan strategis organisasi sesuai dengan ruang lingkup
tugas masing-masing.

BAB X
DANA ORGANISASI
Pasal 31
(1) Dana KMHDI bersumber dari iuran anggota, donatur dan sumber lain yang sah dan tidak mengikat.
(2) Hal-hal lain mengenai iuran anggota dan pendanaan organisasi KMHDI ditentukan lebih lanjut dalam
peraturan organisasi.

BAB XI
LAMBANG, BENDERA DAN LAGU
Pasal 32
Lambang KMHDI adalah ASTA BRAHMACARYA MARGA NUSANTARA sebagaimana ditentukan dalam Anggaran
Rumah Tangga.

Pasal 33
Bendera KMHDI adalah TRI DATU sebagaimana ditentukan dalam Peraturan Organisasi.

Pasal 34
Lagu KMHDI adalah Mars dan Hymne KMHDI sebagaimana ditentukan dalam Peraturan Organisasi.

BAB XII
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR
Pasal 35
Perubahan Anggaran Dasar KMHDI dapat dilaksanakan dalam Mahasabha yang dihadiri oleh sekurang-kurangnya ½
+1 (setengah plus satu) dari jumlah peserta yang berhak hadir dan disetujui oleh sekurang-kurangnya ½ + 1
(setengah plus satu) dari jumlah peserta yang hadir.

BAB XIII
ATURAN PERALIHAN
Pasal 36
Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar KMHDI akan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga atau
ketentuan-ketentuan tersendiri yang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar.

BAB XIV
PENUTUP
Pasal 37
Anggaran Dasar ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
ANGGARAN RUMAH TANGGA
KESATUAN MAHASISWA HINDU DHARMA INDONESIA

BAB I
KEANGGOTAAN
Pasal 1
(1) KMHDI menerapkan Sistem Kaderisasi dalam melakukan pemberdayaan anggota, yang teknis pelaksanaannya
diatur dalam peraturan organisasi.
(2) Anggota KMHDI yang ingin mengundurkan diri sebagai anggota, wajib melakukannya dengan bertanggung
jawab dan membuat pernyataan pengunduran diri secara tertulis yang ditujukan kepada PC KMHDI dan/atau
PD KMHDI ditempat yang bersangkutan terdaftar sebagai anggota KMHDI dengan tembusan kepada PP
KMHDI.
(3) Anggota KMHDI yang mengundurkan diri atau diberhentikan keanggotaannya sebagai anggota KMHDI, tidak
diperbolehkan kembali menjadi anggota KMHDI.
(4) Anggota KMHDI akan mendapatkan status sebagai Alumni KMHDI dengan ketentuan :
a) Secara otomatis, jika yang bersangkutan telah habis masa keanggotaannya sesuai ketentuan dalam pasal
7 dan 8 Anggaran Dasar KMHDI atau;
b) Mengundurkan diri sesuai ketentuan ayat (2) dalam pasal ini, dan diakui oleh KMHDI sebagai Alumni
KMHDI melalui Surat Keputusan (SK) dari PP KMHDI.

BAB II
SUSUNAN DAN WEWENANG PENGURUS
PIMPINAN PUSAT
Pasal 2
(1) Susunan pengurus Pimpinan Pusat terdiri dari :
a. Pengurus Inti, yaitu:
1. Presidium PP KMHDI berjumlah 3 (tiga) orang.
2. Sekretaris PP KMHDI berjumlah 1 (satu) orang.
3. Bendahara PP KMHDI berjumlah 1 (satu) orang.
b. Pengurus non inti, yaitu:
1. Wakil Sekretaris PP KMHDI.
2. Wakil Bendahara PP KMHDI.
3. Ketua Departemen dan Anggota Departemen PP KMHDI.
(2) Penentuan jumlah Pengurus non Inti dapat disesuaikan dengan kebutuhan organisasi.
(3) Pembentukan jumlah Departemen dapat disesuaikan dengan kebutuhan organisasi.

Pasal 3
(1) Pimpinan Pusat KMHDI merupakan badan pelaksana tertinggi organisasi yang berwenang menentukan
kebijakan organisasi dan melaksanakannya sesuai dengan AD/ART, keputusan-keputusan dan ketetapan-
ketetapan Mahasabha.
(2) Presidium PP KMHDI merupakan badan pelaksana tertinggi organisasi ditingkatan PP KMHDI yang bersifat
kolektif yang berwenang penuh mengambil kebijakan taktis dan strategis untuk urusan organisasi sesuai
dengan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, ketetapan Mahasabha dan Keputusan Organisasi KMHDI
lainnya.
(3) Sekretaris PP KMHDI berwenang atas urusan administrasi organisasi PP KMHDI dan untuk pertama kalinya
menggantikan Presidium PP KMHDI, jika Presidium PP KMHDI berhalangan tidak tetap.
(4) Bendahara PP KMHDI berwenang untuk melakukan pengelolaan keuangan dan administrasi keuangan PP
KMHDI.
(5) Presidium PP KMHDI bersama Sekretaris PP KMHDI berwenang mengesahkan susunan dan personalia PD
KMHDI yang terpilih dalam Lokasabha, dan PC KMHDI yang terpilih dalam Sabha, serta komisariat KMHDI
disuatu daerah yang belum memiliki PD maupun PC KMHDI.
(6) Sekretaris dan Bendahara PP KMHDI bertanggung jawab kepada Presidium PP KMHDI dalam menjalankan
tugas dan fungsinya.
(7) Wakil Sekretaris PP KMHDI berwenang menggantikan tugas Sekretaris PP KMHDI bila Sekretaris PP KMHDI
berhalangan tidak tetap.
(8) Wakil Sekretaris PP KMHDI bertanggung jawab kepada Sekretaris PP KMHDI dalam pelaksanaan fungsi
administrasi dan bertanggungjawab secara langsung kepada Presidium PP KMHDI untuk urusan organisasi
secara umum.
(9) Wakil Bendahara PP KMHDI berwenang menggantikan tugas Bendahara PP KMHDI bila Bendahara PP KMHDI
berhalangan tidak tetap.
(10) Wakil Bendahara PP KMHDI bertanggungjawab kepada Bendahara PP KMHDI dalam menjalankan fungsi
administrasi keuangan dan bertanggungjawab secara langsung kepada Presidium PP KMHDI untuk urusan
organisasi secara umum .
(11) Ketua Departemen PP KMHDI bertanggung jawab kepada Presidium PP KMHDI dalam menjalankan fungsinya
masing-masing.
(12) Anggota Departemen PP KMHDI bertanggung jawab kepada Ketua Departemen PP KMHDI dalam
menjalankan tugas sesuai dengan kewenangan Departemen.
(13) Kedudukan Sekretaris, Bendahara dan Ketua Departemen PP KMHDI adalah sejajar.
(14) Kedudukan Wakil Sekretaris, Wakil Bendahara dan Anggota Departemen PP KMHDI adalah sejajar.

PIMPINAN DAERAH
Pasal 4
(1) Susunan pengurus PD KMHDI terdiri dari:
a. Pengurus Inti
a. Satu orang Ketua
b. Satu orang Sekretaris
c. Satu orang Bendahara
b. Pengurus Non Inti
1. Wakil Sekretaris
2. Wakil Bendahara
3. Ketua Biro dan Anggota Biro.
(2) Penentuan jumlah pengurus non inti dapat disesuaikan dengan kebutuhan organisasi.
(3) Pembentukan jumlah Biro dapat disesuaikan dengan kebutuhan organisasi.

Pasal 5
a. Pimpinan Daerah KMHDI merupakan badan pelaksanan organisasi tertinggi di tingkat provinsi.
b. Ketua PD KMHDI berwenang menentukan kebijaksanaan taktis dan strategis organisasi dan melaksanakan di
daerahnya sesuai dengan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, ketetapan Mahasabha, Ketetapan
Lokasabha dan Keputusan Organisasi KMHDI lainnya.
c. Sekretaris PD KMHDI berwenang atas urusan administrasi organisasi PD KMHDI.
d. Sekretaris PD KMHDI bertanggungjawab langsung kepada Ketua PD KMHDI.
e. Ketua PD KMHDI berwenang melantik komposisi dan personalia PC KMHDI yang terpilih dalam Sabha sesuai
dengan wilayah kerjanya berdasarkan intruksi PP KMHDI.
f. Jika dalam wilayah atau daerah kerja KMHDI belum terbentuk PC KMHDI, maka Ketua PD KMHDI bersama
Sekretaris PD KMHDI berwenang mengesahkan komposisi dan personalia Komisariat KMHDI sesuai dengan
wilayah kerjanya.
g. Bendahara PD KMHDI merupakan pengelola administrasi keuangan PD KMHDI.
h. Bendahara PD KMHDI bertanggung jawab langsung kepada Ketua PD KMHDI.
i. Wakil Sekretaris PD KMHDI berwenang menggantikan tugas Sekretaris PD KMHDI bila Sekretaris PD KMHDI
berhalangan tetap atau tidak tetap.
j. Wakil Sekretaris PD KMHDI bertanggung jawab langsung kepada Sekretaris dalam pelaksanaan fungsi
administrasi dan bertanggungjawab secara langsung kepada Ketua PD KMHDI untuk urusan organisasi secara
umum.
k. Wakil Bendahara PD KMHDI berwenang menggantikan tugas Bendahara PD KMHDI bila Bendahara PD
KMHDI berhalangan tetap atau tidak tetap.
l. Wakil Bendahara PD KMHDI bertanggung jawab langsung kepada Bendahara PD KMHDI dalam pelaksanaan
fungsi administrasi keuangan dan bertanggung jawab langsung kepada Ketua PD KMHDI untuk urusan
organisasi secara umum.
m. Ketua Biro dan Non Biro PD KMHDI bertanggung jawab langsung kepada Ketua PD KMHDI dalam
menjalankan fungsinya masing-masing
n. Kedudukan Sekretaris, Bendahara dan Ketua-Ketua Biro PD KMHDI adalah sejajar.
o. Kedudukan Wakil Sekretaris Wakil Bendahara dan Anggota Biro PD KMHDI adalah sejajar.
p. Jika Ketua PD KMHDI berhalangan tidak tetap maka untuk pertama kalinya sekretaris akan menggantikannya.

PIMPINAN CABANG
Pasal 6
(1) Susunan Pengurus PC KMHDI terdiri dari :
a. Pengurus Inti, yaitu:
a. Satu orang Ketua
b. Satu orang Sekretaris
c. Satu orang Bendahara
b. Pengurus Non Inti, yaitu:
1. Wakil Sekretaris
2. Wakil Bendahara
3. Ketua Bidang dan Anggota Bidang
(2) Penentuan jumlah Pengurus Non Inti dapat disesuaikan dengan kebutuhan organisasi.
(3) Pembentukan jumlah Bidang dapat disesuaikan dengan kebutuhan organisasi.

Pasal 7
1. Pimpinan Cabang KMHDI merupakan badan pelaksanan organisasi tertinggi di tingkat kota atau kabupaten.
2. Ketua PC KMHDI berwenang menentukan kebijaksanaan taktis dan strategis organisasi dan melaksanakan di
Cabangnya sesuai dengan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, ketetapan Mahasabha, Ketetapan
Lokasabha dan Keputusan Organisasi KMHDI lainnya.
3. Sekretaris PC KMHDI berwenang atas urusan administrasi organisasi PC KMHDI dan untuk pertama kalinya
menggantikan Ketua PC KMHDI, jika Ketua PC KMHDI berhalangan tidak tetap.
4. Sekretaris PC KMHDI bertanggung jawab langsung kepada Ketua PC KMHDI.
5. Ketua PC KMHDI bersama Sekretaris PC KMHDI berwenang mengesahkan komposisi dan personalia
Komisariat KMHDI dalam wilayah kerjanya.
6. Bendahara PC KMHDI merupakan pengelola administrasi keuangan PC KMHDI.
7. Bendahara PC KMHDI bertanggung jawab langsung kepada Ketua PC KMHDI.
8. Wakil Sekretaris PC KMHDI berwenang menggantikan tugas Sekretaris PC KMHDI bila Sekretaris PC KMHDI
berhalangan tetap atau tidak tetap.
9. Wakil Sekretaris PC KMHDI bertanggung jawab langsung kepada Sekretaris dalam pelaksanaan fungsi
administrasi dan bertanggungjawab secara langsung kepada Ketua PC KMHDI untuk urusan organisasi secara
umum.
10. Wakil Bendahara PC KMHDI berwenang menggantikan tugas Bendahara PC KMHDI bila Bendahara PC KMHDI
berhalangan tetap atau tidak tetap.
11. Wakil Bendahara PC KMHDI bertanggung jawab langsung kepada Bendahara dalam pelaksanaan fungsi
administrasi keuangan dan bertanggungjawab secara langsung kepada Ketua PC KMHDI untuk urusan
organisasi secara umum.
12. Ketua Bidang dan Non Bidang PC KMHDI bertanggung jawab langsung kepada Ketua PC KMHDI dalam
menjalankan fungsinya masing-masing
13. Kedudukan Sekretaris, Bendahara dan Ketua-Ketua Bidang PC KMHDI adalah sejajar.
14. Kedudukan Wakil Sekretaris, Wakil Bendahara dan Anggota Bidang adalah sejajar.

KOMISARIAT
Pasal 8
Susunan pengurus Komisariat terdiri dari :
1. Seorang Koordinator
2. Seorang Wakil Koordinator

Pasal 9
(1) Komisariat ditetapkan dan bertanggung jawab melalui Rapim PD KMHDI atau Rapim PC KMHDI disesuaikan
dengan wilayah kerja komisariat tersebut.

DEPARTEMEN, BIRO DAN BIDANG


Pasal 10
(1) Pada tingkat pusat dibentuk Departemen, pada tingkat daerah dibentuk Biro, dan pada tingkat Cabang
dibentuk Bidang.
(2) Departemen, Biro dan Bidang adalah badan penunjang organisasi yang merupakan sarana pelaksana kegiatan
dan wajib berkoordinasi satu sama lainnya.
(3) Restrukturisasi jumlah Departemen, Biro atau Bidang di masing-masing tingkatan organisasi dapat dilakukan
dalam Rapim yang telah memenuhi persyaratan quorum.

LEMBAGA-LEMBAGA
Pasal 11
(1) Lembaga adalah sarana penunjang untuk menjalankan kegiatan organisasi dan kegiatan dalam bidang
tertentu, sesuai dengan kebijaksanaan dasar yang ditetapkan oleh pengurus organisasi pada masing-masing
tingkatan.
(2) Pada setiap tingkatan organisasi dapat dibentuk Lembaga Non Departemen, Lembaga Non Biro, Lembaga Non
Bidang yang sesuai dengan kebutuhan.
(3) Lembaga tersebut pada pasal 11 ayat (2) ini dapat dibentuk oleh Presidium PP KMHDI atau Ketua PD KMHDI
atau Ketua PC KMHDI disesuaikan dengan kebutuhan dan tingkatan organisasi.
(4) Mekanisme pembentukan dan jenis Lembaga akan diatur lebih lanjut dalam peraturan organisasi.

BAB III
PERMUSYAWARATAN
Pasal 12
(1) Mahasabha dihadiri oleh :
a. Peserta yang terdiri dari :
a. Pengurus PP KMHDI
b. Utusan PD KMHDI
c. Utusan PC KMHDI
b. Peninjau yang ditentukan oleh PP KMHDI.
(2) Mahasabha dilaksanakan 2 (dua) tahun sekali.
(3) Pelaksana dan penanggung jawab Mahasabha adalah PP KMHDI.

Pasal 13
(1) Lokasabha dihadiri oleh :
1. Peserta yang terdiri dari:
1. Pengurus PD KMHDI.
2. Utusan PC KMHDI dan/atau anggota PD KMHDI.
b. Peninjau yang terdiri dari :
1. Utusan PP KMHDI.
2. Peninjau yang telah ditentukan oleh PD KMHDI.
(2) Lokasabha dilaksanakan 2 (dua) tahun sekali.
(3) Pelaksana dan penanggung jawab Lokasabha adalah PD KMHDI.
(4) Pelaksanaan Lokasabha untuk pertama kalinya berada di bawah tanggung jawab PP KMHDI.

Pasal 14
(1) Sabha dihadiri oleh :
a. Peserta yang terdiri dari:
a. Pengurus PC KMHDI.
b. Utusan Komisariat KMHDI dan/atau anggota PC KMHDI.
b. Peninjau yang terdiri dari :
1. Utusan PP KMHDI
2. Utusan PD KMHDI.
3. Peninjau yang telah ditentukan oleh PC KMHDI.
(2) Sabha dilaksanakan 2 (dua) tahun sekali.
(3) Pelaksana dan penanggungjawab Sabha adalah PC KMHDI.
(4) Pelaksanaan Sabha untuk pertama kalinya berada di bawah tanggung jawab PP KMHDI atau PD KMHDI.

Pasal 15
(1) Rakernas dihadiri oleh :
1. Peserta yaitu pengurus PP KMHDI.
2. Peninjau yaitu utusan PD, PC KMHDI dan/atau peninjau yang ditentukan oleh PP KMHDI.
(2) Rakernas dilaksanakan 1 (satu) kali setelah Mahasabha.
(3) Pelaksana dan penanggungjawab Rakernas adalah PP KMHDI.

Pasal 16
(1) Rakerda dihadiri oleh :
1. Peserta yaitu pengurus PD KMHDI.
2. Peninjau yaitu utusan PC KMHDI dan/atau peninjau yang ditentukan oleh PD KMHDI.
(2) Rakerda dilaksanakan 1 (satu) kali setelah Lokasabha.
(3) Pelaksana dan penanggungjawab Rakerda adalah PD KMHDI.

Pasal 17
(1) Rakercab dihadiri oleh :
a. Peserta yaitu pengurus PC KMHDI.
b. Peninjau yaitu utusan PD KMHDI dan/atau peninjau yang ditentukan oleh PC KMHDI.
(2) Rakercab dilaksanakan 1 (satu) kali setelah Sabha.
(3) Pelaksana dan penanggungjawab Rakercab adalah PC KMHDI.

Pasal 18
(1) Rakornas dihadiri oleh :
a. Peserta yaitu pengurus PP KMHDI, utusan PD KMHDI dan utusan PC KMHDI.
b. Peninjau yaitu peninjau yang ditentukan oleh PP KMHDI.
(2) Pelaksana dan penanggungjawab Rakornas adalah PP KMHDI.

Pasal 19
(1) Rakorda dihadiri oleh :
a. Peserta yaitu pengurus PD KMHDI, utusan PC KMHDI dan utusan Komisariat.
b. Peninjau yaitu peninjau yang ditentukan oleh PD KMHDI.
(2) Pelaksana dan penanggungjawab Rakorda adalah PD KMHDI.

Pasal 20
(1) Rakorcab dihadiri oleh :
a. Peserta yaitu pengurus PC KMHDI, utusan Komisariat dan atau anggota.
b. Peninjau yaitu peninjau yang ditentukan oleh PC KMHDI.
(2) Pelaksana dan penanggungjawab Rakorcab adalah PC KMHDI.
Pasal 21
(1) Rapimnas dihadiri oleh :
1. Peserta yaitu Pengurus Inti dan Pengurus Non Inti PP KMHDI.
2. Peninjau yaitu peninjau yang ditentukan oleh PP KMHDI.
(2) Rapimnas dapat dilaksanakan dan disesuaikan dengan kebutuhan organisasi.
(3) Pelaksana dan penanggungjawab Rapimnas adalah PP KMHDI.

Pasal 22
(1) Rapimda dihadiri oleh :
a. Peserta yaitu Pengurus Inti dan Pengurus Non Inti PD KMHDI.
b. Peninjau yaitu peninjau yang ditentukan oleh PD KMHDI.
(2) Rapimda dapat dilaksanakan dan disesuaikan dengan kebutuhan organisasi.
(3) Pelaksana dan penanggungjawab Rapimda adalah PD KMHDI.
Pasal 23
(1) Rapimcab dihadiri oleh :
a. Peserta yaitu Pengurus Inti dan Pengurus Non Inti PC KMHDI.
b. Peninjau yaitu peninjau yang ditentukan oleh PC KMHDI.
(2) Rapimcab dapat dilaksanakan dan disesuaikan dengan kebutuhan organisasi.
(3) Pelaksana dan penanggungjawab Rapimcab adalah PC KMHDI.

BAB IV
PEMBENTUKAN PIMPINAN CABANG DAN PIMPINAN DAERAH
Pasal 24
1. Dalam memperluas dan mempererat jaringan Mahasiswa Hindu Indonesia, KMHDI dapat melakukan
pembentukan PC KMHDI atau PD KMHDI yang baru.
2. Persetujuan untuk melakukan pembentukan PC KMHDI atau PD KMHDI yang baru ditentukan oleh PP KMHDI.
3. Dalam teknis pelaksanaannya, PP KMHDI dapat memberikan penugasan kepada PC KMHDI atau PD KMHDI
untuk melakukan pembentukan PC KMHDI atau PD KMHDI yang baru.
4. PP KMHDI dapat melakukan pembentukan PD KMHDI yang baru, diprovinsi yang belum ada KMHDI-nya
apabila ada Mahasiswa Hindunya.
5. PD/PC yang akan dibentuk selanjutnya disebut dengan PD/PC Persiapan.
6. Aturan lebih lanjut mengenai mekanisme pembentukan PC KMHDI dan PD KMHDI yang baru akan diatur
dalam peraturan organisasi.

BAB V
PEMILIHAN, PENETAPAN DAN PENGANGKATAN PENGURUS
Pasal 25
(1) Presidium PP KMHDI dipilih secara langsung oleh peserta Mahasabha untuk selanjutnya ditetapkan dan
diangkat dalam Mahasabha.
(2) Pengurus PP KMHDI selain Presidium PP KMHDI, ditentukan oleh Presidium PP KMHDI sebagai hak prerogatif
untuk selanjutnya ditetapkan dan diangkat dalam Mahasabha.
(3) Pemilihan, penetapan dan pengangkatan Pengurus Lembaga Non Departemen PP KMHDI dapat dilakukan oleh
Presidium PP KMHDI dengan menerbitkan Surat Keputusan (SK) dari PP KMHDI.
(4) Ketua PD KMHDI atau Ketua PC KMHDI dipilih secara langsung oleh peserta Lokasabha atau Sabha untuk
selanjutnya ditetapkan dan diangkat dalam Lokasabha atau Sabha.
(5) Pengurus PD KMHDI atau PC KMHDI selain Ketua PD KMHDI atau Ketua PC KMHDI, ditentukan oleh Ketua PD
KMHDI atau Ketua PC KMHDI sebagai hak prerogatif untuk selanjutnya ditetapkan dan diangkat dalam
Lokasabha atau Sabha.
(6) Lokasabha atau Sabha menetapkan dan mengangkat seluruh personalia kepengurusan atau dapat saja hanya
menetapkan dan mengangkat personalia kepengurusan inti dari PD KMHDI atau PC KMHDI.
(7) Apabila Lokasabha atau Sabha hanya menetapkan dan mengangkat kepengurusan inti saja, maka pemilihan
pengurus non inti menjadi hak prerogatif dari Ketua PD KMHDI atau Ketua PC KMHDI terpilih dan seluruh
pengurus non inti wajib telah terbentuk selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari pasca Lokasabha atau
Sabha.
(8) Pemilihan, penetapan dan pengangkatan Pengurus Non Biro PD KMHDI atau Non Bidang PC KMHDI dapat
dilakukan oleh Ketua PD KMHDI atau Ketua PC KMHDI dengan menerbitkan Surat Keputusan (SK) dari PD
KMHDI atau PC KMHDI.
(9) Pengurus Komisariat KMHDI dipilih, ditetapkan dan diangkat oleh Rapat Pimpinan organisasi KMHDI yang
secara hirarki bertanggung jawab dalam wilayah kerjanya.

BAB VI
PERGANTIAN PENGURUS ANTAR WAKTU
Pasal 26
(1) Pergantian antar waktu bagi pengurus organisasi yang tidak menjabat sebagai Presidium PP KMHDI, Ketua
PD KMHDI atau Ketua PC KMHDI dapat dilakukan oleh masing – masing tingkatan organisasi melalui
mekanisme Rapat Pimpinan (Rapim) dengan mempertimbangkan berbagai situasi, kondisi, aspirasi dan
keselamatan organisasi.
(2) Bila ditengah masa jabatannya, salah satu personalia Presidium PP KMHDI berhalangan tetap yang tidak
dikarenakan oleh pelanggaran disiplin organisasi, maka berlaku ketentuan sebagai berikut :
a. Diangkat penggantinya dengan menunjuk Sekretaris PP KMHDI sebagai pelaksana tugas (Plt) Presidium
PP KMHDI.
b. Jika Sekretaris PP KMHDI telah diangkat menjadi Plt Presidium PP KMHDI, dan ada lagi Presidium PP
KMHDI berhalangan tetap, maka Bendahara PP KMHDI diangkat menjadi Plt Presidium PP KMHDI.
c. Jumlah maksimal Plt Presidium PP KMHDI adalah 2 (dua) orang.
d. Jika ketentuan ayat (2) huruf c dalam pasal ini telah terjadi, dan ada lagi personalia Presidium PP
KMHDI yang terpilih pada saat Mahasabha berhalangan tetap, maka Presidium dan Plt Presidium PP
KMHDI wajib berkoordinasi untuk menyelenggarakan Mahasabha Luar Biasa selambat-lambatnya
enam bulan sejak terjadinya kondisi ini.
(3) Bila ditengah masa jabatannya, Ketua PC KMHDI atau Ketua PD KMHDI berhalangan tetap yang tidak
dikarenakan oleh pelanggaran disiplin organisasi, maka berlaku ketentuan yaitu diangkat penggantinya
dengan menunjuk Sekretaris sebagai pelaksana tugas (Plt.) Ketua PD atau PC KMHDI.
(4) Plt Ketua PC atau PD KMHDI wajib berkoordinasi untuk menyelenggarakan Sabha Luar Biasa atau Lokasabha
Luar Biasa selambat-lambatnya enam bulan setelah ditunjuk.
(5) Plt Ketua PC atau Plt Ketua PD KMHDI diangkat melalui Surat Keputusan (SK) dari PP KMHDI.
(6) Plt Presidium PP KMHDI diangkat melalui Surat Keputusan (SK) dari PP KMHDI.
(7) Selain melaksanakan tugas dan kewajiban barunya sebagai Plt, personalia yang ditunjuk sebagai Plt, tetap
harus menjalankan tugas dan kewajibannya yang lama sesuai posisi jabatan saat pengangkatannya dalam
Sabha, Lokasabha atau Mahasabha.

BAB VII
QUORUM DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pasal 27
(1) Mahasabha, Lokasabha, Sabha, Sabha khusus, Raker, Rakor dan Rapim dinyatakan sah apabila dihadiri oleh
sekurang-kurangnya ½ +1 (setengah plus satu) dari jumlah peserta yang berhak hadir.
(2) Semua keputusan diambil berdasarkan musyawarah untuk mencapai mufakat, dan apabila tidak tercapai
mufakat maka keputusan diambil dengan suara terbanyak.

BAB IX
HUBUNGAN KELEMBAGAAN
Pasal 28
(1) KMHDI dapat menjalin hubungan dengan lembaga pemerintah dan non pemerintah baik dalam negeri
maupun luar negeri.
(2) Hubungan kelembagaan sebagaimana dimaksud dalam ayat satu pasal ini dapat dilakukan oleh setiap
tingkatan organisasi KMHDI baik secara individu maupun secara lembaga.

Pasal 29
Hubungan dengan lembaga/organisasi kemasyarakatan dilakukan dengan memperhatikan:
1. Lembaga/organisasi bersangkutan tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga,
GBHO, ketetapan-ketetapan dan peraturan-peraturan organisasi KMHDI.
2. Independensi KMHDI, kesetaraan derajat, kebersamaan dan saling menghargai.

BAB IX
DISIPLIN ORGANISASI
Pasal 30
(1) Anggota dan pengurus organisasi KMHDI dilarang melakukan tindakan-tindakan yang dapat mencemarkan
nama baik dan kehormatan organisasi KMHDI.
(2) Setiap anggota dan Pengurus organisasi KMHDI wajib menghindari perpecahan dalam organisasi KMHDI.

DISIPLIN KEANGGOTAAN
Pasal 31
(1) Anggota KMHDI yang melakukan pelanggaran disiplin organisasi baik yang sedang menjabat sebagai
pengurus maupun tidak, dapat dikenakan sanksi oleh organisasi.
(2) Pelanggaran disiplin organisasi yang dilakukan oleh anggota ditangani oleh pimpinan di masing-masing
tingkatan organisasi dan selanjutnya dilakukan secara berjenjang oleh pimpinan setingkat diatasnya sebelum
ditangani oleh PP KMHDI sebagai pimpinan tertinggi.
(3) Sanksi organisasi pada anggota yang melakukan pelanggaran disiplin organisasi, dilakukan secara bertahap
berupa tiga kali teguran lisan, tiga kali peringatan tertulis dan pemberhentian sementara oleh pimpinan
tertinggi pada masing-masing tingkatan organisasi.
(4) Terhadap anggota yang dikenakan sanksi harus diberikan hak membela diri dalam permusyawaratan yang
diadakan organisasi KMHDI.
(5) Khusus mengenai sanksi berupa pemberhentian anggota yang bersifat permanen haruslah berupa keputusan
Mahasabha, setelah pihak terkena sanksi diberikan kesempatan untuk membela diri seluas-luasnya dalam
forum Mahasabha.
(6) Teknis pengenaan disiplin organisasi kepada anggota, diatur lebih lanjut dalam peraturan organisasi.

DISIPLIN PENGURUS
Pasal 32
(1) Anggota KMHDI yang karena fungsionalitasnya sebagai pengurus KMHDI melakukan pelanggaran disiplin
organisasi dapat dikenakan sanksi oleh organisasi.
(2) Pelanggaran disiplin organisasi yang dilakukan oleh pengurus ditangani oleh pimpinan di masing-masing
tingkatan organisasi.
(3) Sanksi organisasi pada pengurus yang melakukan pelanggaran disiplin organisasi, dilakukan secara bertahap
berupa dua kali teguran lisan, satu kali peringatan tertulis dan dapat dilanjutkan dengan penonaktifan atau
pemberhentian dari jabatannya.
(4) Pengurus organisasi yang terbukti melakukan pelanggaran disiplin organisasi dapat diberhentikan sebagai
pengurus oleh pimpinan organisasi di masing masing tingkatan dalam forum Rapim setelah yang
bersangkutan diberikan kesempatan untuk membela diri seluas-luasnya.
(5) Khusus mengenai penanganan masalah disiplin organisasi dari Ketua PC KMHDI atau Ketua PD
KMHDI dilakukan oleh PP KMHDI.
(6) Ketua PC KMHDI atau Ketua PD KMHDI yang terbukti melakukan pelanggaran disiplin organisasi dapat
dinonaktifkan atau diberhentikan oleh PP KMHDI, dan selanjutnya PP KMHDI menunjuk seorang Plt Ketua PC
KMHDI atau Plt Ketua PD KMHDI yang berasal dari anggota atau pengurus PC KMHDI atau PD KMHDI
bersangkutan.
(7) Plt Ketua PC atau Plt Ketua PD KMHDI yang ditunjuk oleh PP KMHDI wajib menyelenggarakan sabha atau
lokasabha luar biasa selambat-lambatnya enam bulan sejak yang bersangkutan ditunjuk sebagai Plt.
(8) Terhadap Ketua PC atau PD KMHDI yang dikenakan sanksi penonaktifan atau pemberhentian harus diberikan
hak membela diri dalam Sabha atau Lokasabha luar biasa yang diadakan organisasi.
(9) Personalia Presidium PP KMHDI yang melakukan pelanggaran disiplin organisasi dapat dikenakan sanksi.
(10) Sanksi dapat diberikan kepada personalia Presidium PP KMHDI apabila ada bukti pelanggaran disiplin
organisasi dan disertai dengan bukti pernyataan mosi tidak percaya dari minimal 2/3 jumlah PC dan PD
KMHDI.
(11) Sanksi penonaktifan atau pemberhentian kepada personalia Presidium PP KMHDI dapat dilakukan dalam
forum Rakornas yang telah memenuhi persyaratan quorum setelah yang bersangkutan diberikan hak
membela diri.
(12) Forum Rakornas yang dimaksud dalam ayat 11 pasal ini, dapat menunjuk salah satu personalia pengurus PP
KMHDI sebagai pelaksana tugas (Plt) Presidium PP KMHDI yang telah dinonaktifkan atau diberhentikan
karena pelanggaran disiplin organisasi.
(13) Apabila jumlah personalia Presidium PP KMHDI yang dinonaktifkan dan/atau diberhentikan berjumlah lebih
dari 2 (dua) orang, maka personalia Presidium PP KMHDI yang masih ada wajib melaksanakan Mahasabha
Luar Biasa selambat lambatnya enam bulan sejak diputuskannya penonaktifan atau pemberhentian.
(14) Teknis pengenaan disiplin organisasi kepada pengurus KMHDI, diatur lebih lanjut dalam peraturan organisasi.

Pasal 33
Pemulihan nama baik atau rehabilitasi dapat diberikan dan dipertanggungjawabkan kepada anggota melalui
permusyawaratan anggota, yaitu Sabha atau Lokasabha atau Mahasabha atau Sabha Khusus.

BAB X
LAMBANG
Pasal 34
Lambang KMHDI adalah Asta Brahmacarya Marga Nusantara dengan penjelasan sebagai berikut:
1. Gambar:
2. Pengertian:
a. Lingkaran
Makna : satu kesatuan utuh yang tidak terpisahkan.
b. Asta Dala
Makna : delapan kemahakuasaan Tuhan (Asta Isawarya), menggambarkan delapan penjuru mata angin;
mempunyai pola berfikir multidimensional dan proporsional sehingga senantiasa mempertimbangkan
berbagai aspek.
c. Tri Datu (Tiga Warna Suci)
Makna : merah, putih, hitam. Tiga warna ini menggambarkan Tri Murti, yaitu tiga manifestasi Tuhan
sebagai pencipta, pemelihara, dan pelebur (Brahma, Wisnu, Siwa). Dengan kata lain, kader KMHDI harus
memiliki daya pikir yang inovatif,siap menjaga dan melestarikan potensi Hindu dengan nilai-nilai Dharma
yang dimiliki, serta berani tampil di depan untuk mengembalikan serta menegakkan nilai-nilai ajaran
Dharma dalam kehidupan beragama, berbangsa dan bernegara.
d. Segi Lima
Makna : philosofi Agama. Merupakan konsep Panca Srada, yaitu lima dasar kepercayaan dalam Agama
Hindu.
e. Buku terbuka dan kosong
Buku terbuka bermakna : bahwa ilmu pengetahuan bersifat universal.
Kosong bermakna : suatu kemurnian pengabdian KMHDI.
f. Nyala obor
Makna : semangat perjuangan untuk mewujudkan tujuan KMHDI.
g. Kepulauan Indonesia
Makna : KMHDI di dalam perjuangannya selalu berwawasan Nasional dan menghargai semboyan Bhineka
Tunggal Ika
h. Swastika
Makna : lambang Agama Hindu dan dipercaya sebagai sumber keselamatan dunia. Hal ini juga
menegaskan bahwa KMHDI adalah organisasi yang berdasarkan Hindu.
Pasal 35
Mengenai penggunaan lambang dan atribut organisasi lainnya diatur lebih lanjut dalam peraturan organisasi.

BAB XI
PERUBAHAN ANGGARAN RUMAH TANGGA
Pasal 36
Perubahan Anggaran Rumah Tangga KMHDI dapat dilaksanakan dalam Mahasabha yang dihadiri oleh sekurang-
kurangnya ½ +1 (setengah plus satu) dari jumlah peserta yang berhak hadir dan disetujui oleh sekurang-kurangnya
½ + 1 (setengah plus satu) dari jumlah peserta yang hadir.

BAB XII
ATURAN PERALIHAN
Pasal 37
Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga akan diatur dalam Peraturan Organisasi dan ketentuan-
ketentuan tersendiri yang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
BAB XIII
PENUTUP
Pasal 38
Anggaran Rumah Tangga ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Vous aimerez peut-être aussi