Vous êtes sur la page 1sur 2

ZAT WARNA BELERANG SMK TEKSTIL TEXMACO

PEMALANG

Zat Warna Belerang


Zat warna belerang merupakan suatu zat warna yang mengandung unsur belerang di
dalam molekulnya baik sebagai chromofornya maupun gugusan lain yang berguna
dalam pencelupannya. Zat warna ini tidak larut dalam air dan dapat dipakai untuk
mencelup serat-serat selulosa. Selain itu juga dipakai untuk mencelup serat wol. Beberapa
diantaranya dapat larut dalam air dan ada juga dalam pemakaiannya seperti cara
pencelupan dengan zat warna bejana. Golongan terakhir ini sering disebut zat warna bejana
belerang.
Nama dagang zat warna belerang adalah :
 Sulphur (RRC)
 Hydrosol (Hoechst– Casella)
 Thional (I.C.I)
 Immedial (Hoechst –Casella)
 Solanen (Francolor)
 Hydron (Casella)
9.12.1. Sifat-sifat
Zat warna belerang termasuk golongan zat warna yang tidak larut dalam air. Beberapa di
antaranya ada yang larut dalam air dan menyerupai zat warna bejana. Zat warna ini
tidak langsung dipakai untuk mencelup serat selulosa tanpa direduksi terlebih dahulu.

Sebagai reduktor dapat dipakai natrium sulfida, natrium hidrosulfit atau campuran dari
keduanya. Sifat tahan cuci dan tahan sinarnya adalah baik dan harganya pun sangat murah.
Hasil celupan dengan zat warna belerang dapat menimbulkan kemunduran kekuatan bahan
yang dicelupnya.
9.12.2. Mekanisme Pencelupan
Mekanisme pencelupan dengan zat warna belerang terdiri dari 3 pokok, yaitu :
1. Melarutkan (mereduksi) zat warna
Zat utama yang dapat dipakai untuk melarutkan dalah larutan natrium sulfida (Swafel
Natrium = SN), dengan atau tanpa tambahan natrium karbonat.
Reaksinya adalah sebagai berikut :
Na2CO3
D – S – S – D + 2H 2D – S – Na + H2O + CO2
2. Mencelup
Bentuk zat warna yang telah tereduksi tersebut mempunyai afinitas terhadap serat
selulosa, sehingga dapat mencelupnya.
3. Membangkitkan warna ( oksidasi)
Zat warna dalam bentuk tereduksi yang telah berada di dalam serat tersebut harus
dirubah kembali menjadi bentuk semula yang mempunyai ukuran molekul yang besar,
sehingga tidak dapat keluar kembali.
Reaksinya dalah sebagai berikut :
CO2
2D – S – Na + On D – S – S – D + Na2CO3
9.12.3. Faktor-faktor yang Berpengaruh
Faktor utama yang berpengaruh pada pencelupan dengan zat warna belerang adalah suhu,
elektrolit dan perbandingan larutan. Penyerapan zat warna belerang kurang baik, terutama
untuk warna tua. Oleh karena itu penggunaan perbandingan larutan celup yang kecil pada
pencelupan warna tua sangat dianjurkan. Jalan lain ialah dengan menggunakan kembali
sisa larutan celup dengan penambahan 1/2 - 3/4 jumlah zat warna mula-mula.
Pengaruh suhu dan penambahan elektrolit tidak berbeda, seperti pada pencelupan
dengan zat warna direk. Zat warna tersebut akan mempunyai daya serap yang tinggi dengan
penambahan elektrolit dan suhu yang tinggi.
Kadang-kadang di dalam larutan celup timbul endapan belerang yang dapat menyebabkan
pegangan bahan menjadi kasar dan bahkan dapat menurunkan

kekuatan bahan. Untuk mengatasi perlu penambahan natrium sulfit, menurut reaksi
sebagai berikut :
Na2S°3 + S Na2S2°3 (larut)
Celupan dengan zat warna belerang sering menyebabkan ” bronzing”. Hal tersebut
disebabkan beberapa kemungkinan antara lain karena penggunaan zat warna yang
berlebihan, kena sinar matahari langsung pada waktu dicelup, kurang bersih dan tidak
segera dilakukan pencucian atau kekurangan natrium sulfida dalam larutan celup. Untuk
mengatasinya bahan dapat dicuci dengan larutan natrium sulfida.
9.12.4. Cara Pemakaian
9.12.4.1. Pencelupan Serat Selulosa dengan Zat Warna Belerang Biasa (Sulphur)
Mula-mula zat warna dibuat pasta dengan air dingin, kemudian ditambah larutan
natrium sulfida dan natrium karbonat.
Bahan yang telah dimasak, dimasukkan ke dalam larutan celup yang mengandung
larutan zat warna,2 g/l natrium karbonat, dan 5 – 25% natrium klorida pada suhu hangat.
Setelah merata larutan celup dipanaskan sampai 1000C dan pencelupan diteruskan selama
60 menit. Selanjutnya bahan dicuci bersih, dioksidasi dengan larutan perborat, disabun dan
dibilas.

Vous aimerez peut-être aussi