Vous êtes sur la page 1sur 12

UJI EFEK PENURUNAN GLUKOSA DARAH EKSTRAK METANOL DAUN KERSEN

PADA TIKUS PUTIH (GALUR WISTAR) YANG DIINDUKSI ALOKSAN

DISUSUN OLEH

YULIUS MARAN

154 111 072

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

CITRA HUSADA MANDIRI

KUPANG

2018/2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan merupakan sesuatu yang sangat mahal nilainya, kesehatan sendiri tidak
dapat dibeli dengan apapun didunia. Hampir diseluruh dunia kesadaran tentang kesehatan
masih sangat rendah, salah satu faktornya yaitu pola gaya hidup yang salah. Pola gaya hidup
yang salah sangat berpengaruh terhadap kesahatan. Seperti kurangnya berolahraga,
mengkonsumsi makanan minuman yang mempunyai efek buruk bagi tubuh, mengkonsumsi
obat-obatan terlarang, merokok, dan kegitan lain yang mempunyai efek buruk bagi tubuh.

Maka dari itu pola hidup sehat harus diterapkan sedini mungkin pada diri sendiri. Pola
gaya hidup yang salah dapat menimbulkan berbagai penyakit atau gangguan tubuh yang
merugikan. Salah satu penyakit akibat atau gangguan yang diakibatkan oleh pola gaya hidup
yang salah yaitu Diabetes Melitus.

Diabetes Melitus ialah penyakit gula atau kencing manis adalah suatu gangguan
kronis yang bercirikan hiperglikemia (glukosa-darah terlampau meningkat). Penyebabnya
adalah kekurangan hormon insulin. Insulin berfungsi memungkinkan glukosa masuk kedalam
sel untuk dimetabolisir (dibakar) dan kemudian dimanfaatkan sebagai sumber energi,
sehingga jika insulin tidak berfungsi akibatnya ialah glukosa tertumpuk didalam darah
(Hiperglikemik) dan akhirnya diekskresikan lewat kemih tanpa digunakan (glikosuria).
Karena itu produksi kemih sangat meningkat dan penderita sering berkemih, merasa amat
sangat haus, berat badan menurunn dan merasa sering lelah. Penyebab lain adalah
menurunnya kepekaan sel bagi insulin (resistensi insulin) yang diakibatkan oleh makan
terlalu banyak dan kegemukan (overweight).

Diabetes sendiri dibagi dalam berapa tipe, yaitu Diabetes tipe-1 dan Diabetes tipe-2.
Pada DM tipe-1 disebabkan oleh suatu infeksi virus yang menimbulkan reaksi auto imun
berlebih, sehingga sel-sel pertahanan tubuh tidak hanya menyerang virus tapi juga menyerang
sel-sel lain salah satunya sel-B yang berfungsi dalam pembentukan insulin, sehingga pada
DM tipe-1 sangat bergantung pada penggunaan insulin seumur hidup guna membantu
kebutuhan insulin.
Sedangkan pada Diabetes tipe-2 lazimnya mulai diatas 40 tahun dengan dengan
insidensi lebih besar pada orang gemuk (overweight), dengan BMI > 27 ; dan pada usia lebih
lanjut. Mereka yang hidupnya makmur, makan terlampau banyak, dan kurang gerak badan
lebih besar lagi resikonya. Disini terjadi peristiwa pada mana sel-sel menjadi kurang peka
bagi insulin dengan efek berkurangan peyerapan glukosa dari darah. Akhirnya sel-B tidak
mampu mempertahankan peningkatan insulin ini dan terlalu sedikit glukosa memasuki sel.
Akibatnya kadar glukosa darah naik dan lambat laun terjadilah diabetes tipe-2 (DM-2).

Insulin berfungsi memungkinkan glukosa masuk kedalam sel untuk dimetabolisir


(dibakar) dan kemudian dimanfaatkan sebagai sumber energi, sehingga jika insulin tidak
berfungsi akibatnya ialah glukosa tertumpuk didalam darah (Hiperglikemik) dan akhirnya
diekskresikan lewat kemih tanpa digunakan (glikosuria).

Diabetes tipe -2 hakekatnya tidak bergantung dari insulin, dan lazimnya dapat diobati
dengan antidiabetika oral. Diabetes tipe-2 umumnya baru didiagnosis pada stadium terlambat,
padahal diagnosis dini sangat penting sekali untuk menghindarkan komplikasi lambat. Maka
bila terdapat gejala seperti haus yang hebat dengan sering berkemih dan turunya berat badan
serta rasa letih, maka sebaiknya segera mengkonsultasikan dokter untuk diperiksa terhadap
penyakit gula. Karena hampir lebih dari separuh penderita diabetes juga mengidap hipertensi,
maka sebaiknya tekanan darah dimonitor secara teratur.Makanya perlu ditanggulangi dengan
perubahan drastis dari pola hidup seperti penurunan asupan kalori dan peningkatan aktifitas
tubuh.

Pada saat ini peralihan pengobatan berbagai penyakit dilakukan dengan menggunakan
bahan herbal, penggunaan bahan herbal sangat marak digencarkan-gencarkan, sehingga para
peneliti pun melakukan berbagai eksperimen untuk mencari pengobatan alternatif dari
berbagai sumber baik hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme. Hal ini dilakukan karena
hampir beberapa pengobatan dengan sumber herbal ini ampuh menyembuhkan berbagai
penyakit. Berbagai produksi obat-obatan bahan herbal pun sudah banyak beredar dipasaran.
Karena obat-obatan bahan herbal sendiri mempunyai efek samping yang cukup rendah
dibandingkan dengan obat buatan atau sintetik.
Di Indonesia sendiri terdapat berbagai macam-macam tanaman yang dimanfaatkan
oleh masyarakat sebagai pengobatan penyakit. Indonesia sendiri pun merupakan suatu negara
yang memeliki ketersediaan hayati yang cukup melimpah. Namun ketersediaan hayati yang
kaya tidak dijaga dengan baik sehingga hampir punah akibat ulah manusia yang kurang
bertanggung jawab contohnya penebangan hutan, pembakaran lahan, pembangunan
pemukiman warga yang cukup banyak sehingga ekosistem banyak berubah dan merusak
lingkungan dan banyak tanaman yang mampu mengobati berbagai penyakit jadi hampir
punah.

Namun sekarang gerakan perubahan dilakukan dalam langka memperbaiki


lingkungan yang telah rusak yaitu dilakukan perbaikan ekosistem yang rusak dengan
penanaman pohon, melakukan pengedukasian terhadap masyarakat tentang manfaat berbagai
tanaman dalam pengobatan tradisional, dan pembudidayaan tanaman-tanaman yang diyakini
mempunyai efek mengobati penyakit, diharapkan dengan edukasi dan pengenalan tersebut
dapat menyadarkan bahwa betapa pentingnya menjaga dan membudiyakan tanaman-tanaman
yang berguna bagi kesehatan.

Pada penelitian ini digunakan tanaman yang dipercaya dapat menurunkan kadar gula
dalam darah atau yang kita sebut sebagai penyakit Diabetes Mellitus. Tanaman yang dipakai
disini adalah Muntingia calabura dikenal dengan nama kersen yang dibuat dalam ekstrak dari
daun kersen. Hal ini karena kepercayaan masyarakat yang secara empiris menggunakan
kersen sebagai obat tradisional diabetes. Daun kersen mengandung kelompok senyawa antara
lain flavonoid,tanin dan saponin.

Potensi senyawa yang dikandung oleh tanaman kersen tersebut telah diteliti
kemanfaatannya dari berbagai aspek. Maka penelitian ini bertujuan membuktikan apakah
daun kersen berkhasiat sebagai anti diabetes. Penelitian ini menggunakan hewan coba tikus
galur wistar yang diinduksi aloksan, setelah itu diberikan ekstrak daun kersen yang sudah
dimaserasi dengan menggunakan metanol. Tikus putih galur wistar dibagi dalam kelompok
kontrol dengan beberapa kosentrasi ekstrak daun kersen yang diberikan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah ekstrak metanol daun kersen dapat menurunkan glukosa darah pada
tikus putih yang diinduksi aloksan ?

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan Umum
Untuk membuktikan apakah senyawa ekstrak metanol daun kersen dapat
menurunkan glukosa darah.
1.3.1 Tujuan Khusus
Diharapkan ada pengembangan dan penelitian tentang pengobatan herbal
daun kersen untuk diabetes.

1.4 Manfaat Penelitian


1. Manfaat bagi Institusi yaitu sebagai sarana informatif dan acuan bagi
pengembangan penelitian berikutnya.
2. Manfaat bagi khalayak luas yaitu sebagai pengetahuan pengenalan
pemanfaatan tumbuhan dalam pengobatan penyakit.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Daun Kersen


2.1.1 Dekripsi Tanaman Kersen
Kersen adalah pohon yang memiliki buah kecil dan manis. Di beberapa
daerah buah ini dinamai ceri. Nama-nama lainnya di beberapa negara adalah : Manzanitas
(Filipina), Khoom Somz, Takhob (Laos), Krakhob barang (Kamboja), dan Kerup Siam
(Malaysia). Dikenal juga sebagai Capulin blanco, Cacaniqua, Nigua, Iguito (bahasa Spanyol),
Jamaican cherry, Panama berry, Singapore cherry (Inggris), dan Japanse kers (Belanda). yang
kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi kersen. Nama ilmiahnya adalah Muntinga
calabura L. (Kosasih dkk, 2013).

2.1.2 Klasifikasi Tanaman Kersen


Disebutkan oleh Tjitrosoepomo (2002, dalam Afni, 2015), tanaman Kersen
memiliki kedudukan taksonomi sebagai berikut :

Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Classis : Dicotyledoneae
Subclassis : Dialypetalae
Ordo : Malvales
Familia : Tiliaceae
Genus : Muntingia
Species : Muntingia calabura L.

2.1.3 Morfologi Tanaman Kersen


Daun : berbentuk bulat telur, panjang antara 2,5 cm dan 15 cm, lebar antara 1
cm dan 6,5 cm, dengan tepi daun bergerigi, ujung runcing, dan struktur berseling mendatar.
Warna daun hijau muda dengan bulu rapat pada bagian bawah daun. Batang : bisa tumbuh
hingga setinggi 12 meter, walau rata-rata hanya 1- 4 meter. Cabang pohon mendatar dan
membentuk naungan rindang. Bunga: berwarna putih terletak di ketiak sebelah atas daun,
bertangkai panjang, mahkota bertepi rata, bundar telur, benangsari berjumlah banyak bisa 10
sampai 100 belai. Buah :bentuk bulat, jika masak buah berwarna merah , sedangkan saat
masih muda berwarna hijau. Rasanya manis dan memiliki banyak biji kecil seperti pasir. Biji
: Didalam buah terdapat biji kecil berukuran 0,5 mm berwarna kuning (Kosasih dkk.,2013).

2.1.4 Penyebaran dan Habitat


Tanaman kersen ini berasal dari Amerika tropis (Meksiko selatan, Karibia
sampai Peru dan Bolivia). Kersen dibawa masuk ke Filipina akhir abad 19, hingga tersebar
hingga seluruh kawasan tropika Asia. Jenis ini terdapat disebagian barat Semenanjung
Malaysia, Sumatera, Jawa dan Kalimantan. Kersen tumbuh liar ditempat terbuka dan
perbukitan, ditepi-tepi jalan, tepi-tepi sungai, juga dataran rendah yang drainasenya baik, dan
pada tanah liat berpasir. Kersen tumbuh mengelompok dan tersebar. Kersen banyak ditanam
sebagai pohon buah dan pelindung (Kosasih dkk, 2013).

2.1.5 Kandungan Kimia


Menurut( Kosasih dkk) antara lain setiap 100 gram kersen mengandung air
(77,8 gram), protein (0,384 gram), lemak (1,56 gram), karbohidrat (17,9 gram), serat (4,6
gram), abu (1,14 gram), kalsium (124,6 miligram), fosfor (84 miligram), besi (1,18
miligram), karoten (0,019 gram), tianin ( 0,065 gram), riboflavin ( 0,037 gram), niacin (0,554
gram), dan vitamin C (80,5 miligram). Adapun nilai energi yang dihasilkan 380 KJ / 100
gram. Buah kersen merupakan antioksidan, karena mempunyai kandungan vitamin C yang
cukup tinggi yaitu 80,5 mg. Didalam buah kersen juga terdapat kandungan flavanoid, tanin,
triterpenoid, saponin, polifenol, niasin dan betakaroten (Kosasih dkk,2013).

2.2 Diabetes Melitus


2.2.1 Definisi Diabetes Melitus
Diabetes melitus ( DM ) dari bahasa Yunani: diabainein yang artinya“tembus”
atau “pancuran air” dan kata Latin mellitus, “rasa manis”, yang umum dikenal sebagai
kencing manis adalah penyakit yang ditandai dengan hiperglikemia (peningkatan kadar gula
darah) yang terus-menerus dan bervariasi, terutama setelah makan. Diabetes melitus
merupakan penyakit kronik yang kompleks yang melibatkan kelainan metabolisme
karbohidrat, protein dan lemak berkembangnya komplikasi makrovaskuler, mikrovaskuler
dan neurologis.
2.2.2 Klasifikasi Diabetes Melitus

Klasifikasi terbaru tahun 2005 menurut American Diabetes Association


(ADA) lebih menekankan penggolongan berdasarkan penyebab dan proses penyakit. Ada 4
jenis diabetes melitus berdasarkan klasifikasi terbaru :

1. Diabetes mellitus Tipe I : Diabetes mellitus tergantung insulin (IDDM).

2. Diabetes mellitus Tipe II : Diabetes mellitus tidak tergantung insulin (IDDM).

3. Diabetes mellitus yang berhubungan dengan keadaan atau sindrom lainnya.

4. Diabetes Mellitus gestational (GDM). Keadaan intoleransi karbohidrat dari


seorang wanita yang diketahui.

2.2.3 Etiologi

Faktor penyebab diabetes mellitus sesuai klasifikasi penyakit menurut


(Smeltzer, 2002) antara lain :

1. DM tipe 1 : IDDM (Insulin Dependent Diabetes Mellitus)

Pada tipe ini insulin tidak diproduksi. Hal ini disebabkan dengan timbulnya reaksi
autoimun oleh karena adanya peradangan pada sel beta insulitis. Kecenderungan
ini ditemukan pada individu yang memiliki antigen HLA (Human Leucocyte
Antigen).

a. Faktor genetik
Penderita DM tidak mewarisi DM tipe 1 itu sendiri, tetapi mewarisi
suatu kecenderungan genetik ke arah terjadinya DM tipe 1.
Kecenderungan genetik ini ditemukan pada individu yang memiliki
tipe antigen HLA (Human Leucocyte Antigen) tertentu.

b. Faktor imunologi
Respon abnormal dimana Antibodi terarah pada jaringan normal tubuh
dengan cara bereaksi dengan jaringan tersebut sebagai jaringan asing.
c. Faktor lingkungan
Virus / toksin tertentu dapat memacu proses yang dapat menimbulkan
distruksi sel beta.
2. DM tipe 2 : NIDDM (Non Insulin Dependent Diabetes Melitus)
Mekanisme yang tepat menyebabkan resistensi insulin dan sekresi insulin pada
DM tipe 11 masin belum diketahui. Faktor resiko yang berhubungan adalah
obesitas, riwayat keluarga, usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada usia
65 tahun.
3. DM tipe spesifik lain
Awitan selama kehamilan, disebabkan oleh hormon yang diekskresikan plasenta
dan mengganggu kerja insulin.

2.2.3 Patofisiologi
Bermacam-macam penyebab diabetes mellitus yang berbeda-beda, akhirnya
akan mengarah kepada defisiensi insulin. Diabetes Mellitus mengalami defisiensi
insulin, menyebabkan glikogen meningkat, sehingga terjadi proses pemecahan gula baru
(glukoneugenesis) yang menyebabkan metabolisme lemak meningkat.

2.2.4 Manifestasi klinis


Tanda dan Gejala diabetes mellitus :
Keluhan khas :
1. Rasa haus berlebihan (polidipsi)
2. Sering kencing (poliuri)
3. Cepat lapar (polifagi)
4. Cepat kehilangan berat badan
Keluhan tidak khas :
1. Mudah lelah
2. Kesemutan pada jari tangan dan kaki
3. Gatal – gatal didaerah genital
4. Luka sukar sembuh.

2.3 Hipotesis
Adanya kandungan saponin pada daun kersen membuat daun kersen berkhasiat
sebagai antidiabetes karena saponin berguna dalam penurunan guladarah atau daun kersen
tidak berkhasiat sebagai antidiabetes.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen untuk mengetahui efektivitas dan
konsentrasi rebusan daun kersen terhadap kadar glukosa darah pada hewan uji tikus yang
diinduksi dengan glukosa oral.

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian


1) Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan januari 2018 sampai bulan maret 2018
2). Tempat Dilakukan Praktikum
Laboratorium Kimia Stikes Citra Husada Mandiri Kupang
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Stikes Citra Husada Mandiri
Kupang. Penelitian pada laboratorium ini meliputi pembuatan sedian infusa dari daun
kersen, pengukuran kadar gula daran pada hewan coba sebelum pemberian infusa, dan
sesudah pemberian infusa.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian


1. Populasi
Yang menjadi populasi dalam penelitian ini yaitu
a. Tumbuhan daun kersen yang sampelnya diambil di daerah Oebufu
Kec. Oebobo Kab. Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur
b. Tikus Wistar yang telah diinduksi larutan glukosa
2. Sampel
Yang menjadi sampel dalam penelitian ini yaitu
a. Daun kersen yang dibuat dalam sediaan infusa
b. Delapan (8) tikus yang diinduksi glukosa
c. Delapan (8) tikus yang menjadi kontrol
3.4 Variabel Pratikum
Variabel merupakan suatu yang digunakan sebagai objek pengamatan dalam pratikum
pada proposal ini terdiri dari 2 jenis variabel yaitu :
1. Variabel independen (variabel bebas) adalah variabel yang menjadi sebab
berubahnya variabel terikat. Variabel pada pratikum ini adalah sediaan infusa
daun kersen.
2. Variabel dipenden (variabel terikat) adalah variabel yang dipengaruhi karena
adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam pratikum ini adalah aktifitas dari
pemberian sediaan infusa daun kersen terhadap hewan coba tikus yang telah
diberikan induksi glukosa untuk melihat penurunan kadar glukosa didalam
darah hewan coba tikus.

3.5 Alat dan Bahan


1. Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian adalah glukometer, gunting, kandang
mencit, kapas, pipa, seperangkat alat gelas, suntikan oral.

2. Bahan dan Hewan yang digunakan


Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah air suling, daun kersen,
larutan glukosa 15% b/v, strip glukosa, suspensi glibenklamid, hewan uji tikus
wistar.
3. Pengambilan dan pengolahan Daun Kersen
Pengambilan Daun Kersen
Daun Kersen (Muntingia calabura) diperoleh dari daerah oebufu,
pengambilan dilakukan secara manual mulai dari daun ke 5 dari pucuk, dan
di petik pada pukul 09-10 pagi.
Pengolahan Daun Kersen
Daun Kersen di kumpulkan lalu bersihkan dari kotoran dengan cara dicuci
dengan air mengalir hingga bersih.
4. Pembuatan Infusa Daun Kersen
Infusa daun kersen dibuat melalui pemanasan bahan dalam aquades selama
15 menit pada suhu 900C -980C. Kemudian disaring pada saat cairan infusa
masih panas.
5. Pembuatan Larutan
Ditimbang glukosa sebanyak 15 gram dan dimasukkan ke dalam labu ukur
100 ml, ditambahkan air suling sedikit demi sedikit sambil diaduk hingga
larut dan homogen kemudian cukupkan volumenya hingga 100 ml.
6. Pemeliharaan dan penyiapan sampel
Hewan uji yang digunakan dalam penelitian adalah Tikus wistar jantan
dewasa dengan berat badan 20-30 g, digunakan 8 ekor yang di bagi dalam
4 kelompok perlakuan, tiap kelompok terdiri dari 2 ekor tikus dan
sebelum perlakuan diadaptasikan selama 5 hari.
7. Perlakuan terhadap hewan uji
Hewan uji mula-mula ditimbang berat badannya supaya diketahui apakah
sehat dan cocok untuk digunakan sebagai hewan uji atau tidak. Setelah
hewan uji di periksa diberi tanda, setelah itu dipuasakan. Setelah 8 jam
dipuasakan, di ukur kadar glukosa darah sebagai kadar glukosa darah awal
mencit, kemudian mencit diinduksi larutan glukosa 15% untuk menaikkan
kadar glukosa darah dalam darahnya dengan volume 0,2 ml /20 g BB
mencit, setelah 30 menit tiap kelompok mencit mendapat perlakuan,.
Kelompok 1 sebagai kontrol diberikan air suling, kelompok 3,2, dan 4
diberikan rebusan Daun Kersen dengan konsentrasi 5%, 10%, dan 15%.

Vous aimerez peut-être aussi