Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
DISUSUN OLEH
YULIUS MARAN
KUPANG
2018/2019
BAB I
PENDAHULUAN
Kesehatan merupakan sesuatu yang sangat mahal nilainya, kesehatan sendiri tidak
dapat dibeli dengan apapun didunia. Hampir diseluruh dunia kesadaran tentang kesehatan
masih sangat rendah, salah satu faktornya yaitu pola gaya hidup yang salah. Pola gaya hidup
yang salah sangat berpengaruh terhadap kesahatan. Seperti kurangnya berolahraga,
mengkonsumsi makanan minuman yang mempunyai efek buruk bagi tubuh, mengkonsumsi
obat-obatan terlarang, merokok, dan kegitan lain yang mempunyai efek buruk bagi tubuh.
Maka dari itu pola hidup sehat harus diterapkan sedini mungkin pada diri sendiri. Pola
gaya hidup yang salah dapat menimbulkan berbagai penyakit atau gangguan tubuh yang
merugikan. Salah satu penyakit akibat atau gangguan yang diakibatkan oleh pola gaya hidup
yang salah yaitu Diabetes Melitus.
Diabetes Melitus ialah penyakit gula atau kencing manis adalah suatu gangguan
kronis yang bercirikan hiperglikemia (glukosa-darah terlampau meningkat). Penyebabnya
adalah kekurangan hormon insulin. Insulin berfungsi memungkinkan glukosa masuk kedalam
sel untuk dimetabolisir (dibakar) dan kemudian dimanfaatkan sebagai sumber energi,
sehingga jika insulin tidak berfungsi akibatnya ialah glukosa tertumpuk didalam darah
(Hiperglikemik) dan akhirnya diekskresikan lewat kemih tanpa digunakan (glikosuria).
Karena itu produksi kemih sangat meningkat dan penderita sering berkemih, merasa amat
sangat haus, berat badan menurunn dan merasa sering lelah. Penyebab lain adalah
menurunnya kepekaan sel bagi insulin (resistensi insulin) yang diakibatkan oleh makan
terlalu banyak dan kegemukan (overweight).
Diabetes sendiri dibagi dalam berapa tipe, yaitu Diabetes tipe-1 dan Diabetes tipe-2.
Pada DM tipe-1 disebabkan oleh suatu infeksi virus yang menimbulkan reaksi auto imun
berlebih, sehingga sel-sel pertahanan tubuh tidak hanya menyerang virus tapi juga menyerang
sel-sel lain salah satunya sel-B yang berfungsi dalam pembentukan insulin, sehingga pada
DM tipe-1 sangat bergantung pada penggunaan insulin seumur hidup guna membantu
kebutuhan insulin.
Sedangkan pada Diabetes tipe-2 lazimnya mulai diatas 40 tahun dengan dengan
insidensi lebih besar pada orang gemuk (overweight), dengan BMI > 27 ; dan pada usia lebih
lanjut. Mereka yang hidupnya makmur, makan terlampau banyak, dan kurang gerak badan
lebih besar lagi resikonya. Disini terjadi peristiwa pada mana sel-sel menjadi kurang peka
bagi insulin dengan efek berkurangan peyerapan glukosa dari darah. Akhirnya sel-B tidak
mampu mempertahankan peningkatan insulin ini dan terlalu sedikit glukosa memasuki sel.
Akibatnya kadar glukosa darah naik dan lambat laun terjadilah diabetes tipe-2 (DM-2).
Diabetes tipe -2 hakekatnya tidak bergantung dari insulin, dan lazimnya dapat diobati
dengan antidiabetika oral. Diabetes tipe-2 umumnya baru didiagnosis pada stadium terlambat,
padahal diagnosis dini sangat penting sekali untuk menghindarkan komplikasi lambat. Maka
bila terdapat gejala seperti haus yang hebat dengan sering berkemih dan turunya berat badan
serta rasa letih, maka sebaiknya segera mengkonsultasikan dokter untuk diperiksa terhadap
penyakit gula. Karena hampir lebih dari separuh penderita diabetes juga mengidap hipertensi,
maka sebaiknya tekanan darah dimonitor secara teratur.Makanya perlu ditanggulangi dengan
perubahan drastis dari pola hidup seperti penurunan asupan kalori dan peningkatan aktifitas
tubuh.
Pada saat ini peralihan pengobatan berbagai penyakit dilakukan dengan menggunakan
bahan herbal, penggunaan bahan herbal sangat marak digencarkan-gencarkan, sehingga para
peneliti pun melakukan berbagai eksperimen untuk mencari pengobatan alternatif dari
berbagai sumber baik hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme. Hal ini dilakukan karena
hampir beberapa pengobatan dengan sumber herbal ini ampuh menyembuhkan berbagai
penyakit. Berbagai produksi obat-obatan bahan herbal pun sudah banyak beredar dipasaran.
Karena obat-obatan bahan herbal sendiri mempunyai efek samping yang cukup rendah
dibandingkan dengan obat buatan atau sintetik.
Di Indonesia sendiri terdapat berbagai macam-macam tanaman yang dimanfaatkan
oleh masyarakat sebagai pengobatan penyakit. Indonesia sendiri pun merupakan suatu negara
yang memeliki ketersediaan hayati yang cukup melimpah. Namun ketersediaan hayati yang
kaya tidak dijaga dengan baik sehingga hampir punah akibat ulah manusia yang kurang
bertanggung jawab contohnya penebangan hutan, pembakaran lahan, pembangunan
pemukiman warga yang cukup banyak sehingga ekosistem banyak berubah dan merusak
lingkungan dan banyak tanaman yang mampu mengobati berbagai penyakit jadi hampir
punah.
Pada penelitian ini digunakan tanaman yang dipercaya dapat menurunkan kadar gula
dalam darah atau yang kita sebut sebagai penyakit Diabetes Mellitus. Tanaman yang dipakai
disini adalah Muntingia calabura dikenal dengan nama kersen yang dibuat dalam ekstrak dari
daun kersen. Hal ini karena kepercayaan masyarakat yang secara empiris menggunakan
kersen sebagai obat tradisional diabetes. Daun kersen mengandung kelompok senyawa antara
lain flavonoid,tanin dan saponin.
Potensi senyawa yang dikandung oleh tanaman kersen tersebut telah diteliti
kemanfaatannya dari berbagai aspek. Maka penelitian ini bertujuan membuktikan apakah
daun kersen berkhasiat sebagai anti diabetes. Penelitian ini menggunakan hewan coba tikus
galur wistar yang diinduksi aloksan, setelah itu diberikan ekstrak daun kersen yang sudah
dimaserasi dengan menggunakan metanol. Tikus putih galur wistar dibagi dalam kelompok
kontrol dengan beberapa kosentrasi ekstrak daun kersen yang diberikan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah ekstrak metanol daun kersen dapat menurunkan glukosa darah pada
tikus putih yang diinduksi aloksan ?
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Classis : Dicotyledoneae
Subclassis : Dialypetalae
Ordo : Malvales
Familia : Tiliaceae
Genus : Muntingia
Species : Muntingia calabura L.
2.2.3 Etiologi
Pada tipe ini insulin tidak diproduksi. Hal ini disebabkan dengan timbulnya reaksi
autoimun oleh karena adanya peradangan pada sel beta insulitis. Kecenderungan
ini ditemukan pada individu yang memiliki antigen HLA (Human Leucocyte
Antigen).
a. Faktor genetik
Penderita DM tidak mewarisi DM tipe 1 itu sendiri, tetapi mewarisi
suatu kecenderungan genetik ke arah terjadinya DM tipe 1.
Kecenderungan genetik ini ditemukan pada individu yang memiliki
tipe antigen HLA (Human Leucocyte Antigen) tertentu.
b. Faktor imunologi
Respon abnormal dimana Antibodi terarah pada jaringan normal tubuh
dengan cara bereaksi dengan jaringan tersebut sebagai jaringan asing.
c. Faktor lingkungan
Virus / toksin tertentu dapat memacu proses yang dapat menimbulkan
distruksi sel beta.
2. DM tipe 2 : NIDDM (Non Insulin Dependent Diabetes Melitus)
Mekanisme yang tepat menyebabkan resistensi insulin dan sekresi insulin pada
DM tipe 11 masin belum diketahui. Faktor resiko yang berhubungan adalah
obesitas, riwayat keluarga, usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada usia
65 tahun.
3. DM tipe spesifik lain
Awitan selama kehamilan, disebabkan oleh hormon yang diekskresikan plasenta
dan mengganggu kerja insulin.
2.2.3 Patofisiologi
Bermacam-macam penyebab diabetes mellitus yang berbeda-beda, akhirnya
akan mengarah kepada defisiensi insulin. Diabetes Mellitus mengalami defisiensi
insulin, menyebabkan glikogen meningkat, sehingga terjadi proses pemecahan gula baru
(glukoneugenesis) yang menyebabkan metabolisme lemak meningkat.
2.3 Hipotesis
Adanya kandungan saponin pada daun kersen membuat daun kersen berkhasiat
sebagai antidiabetes karena saponin berguna dalam penurunan guladarah atau daun kersen
tidak berkhasiat sebagai antidiabetes.
BAB III
METODE PENELITIAN