Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Anemia adalah salah satu penyakit yang sering diderita masyarakat, baik
anak-anak, remaja usia subur, ibu hamil ataupun orang tua. Penyebabnya
sangat beragam, dari yang karena perdarahan, kekurangan zat besi, asam folat,
vitamin B12, sampai kelainan hemolitik.
Anemia bukan suatu penyakit tertentu, tetapi cerminan perubahan
patofisiologik yang mendasar yang diuraikan melalui anamnesis yang seksama,
pemeriksaan fisik, dan konfirmasi laboratorium (Baldy, 2006).
Anemia merupakan suatu masalah kesehatan masyarakat dunia yang
mempengaruhi negara maju dan negara berkembang. Anemia memiliki
dampak yang besar terhadap kesehatan masyarakat, begitu juga pada
perkembangan sosial dan ekonomi. Anemia terjadi di setiap tahap siklus
hidup manusia, di mana satu dari empat orang di dunia menderita anemia.
Risiko tertinggi anemia terdapat pada anak-anak yang belum bersekolah
(0-4,99 tahun) dan ibu hamil (World Health Organization, 2008).
Pada tahun 2002, anemia defisiensi besi telah dipertimbangkan sebagai
faktor kontribusi beban penyakit dunia yang paling penting (World Health
Organization, 2008). Anemia defisiensi besi merupakan tipe anemia paling
umum pada kehamilan, terutama di negara berkembang. Menurut Scholl dkk.
(1992), ibu dengan anemia defisiensi besi memiliki resiko tiga kali lebih
besar untuk melahiran BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah). Selain itu, Sakande
dkk. (2004) menyatakan bahwa keadaan defisiensi besi yang berat pada ibu
telah menunjukkan dampak buruk pada kadar besi bayi baru lahir, dan
selanjutnya mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangannya
(Emamghorashi dan Heidari, 2004).
2. Rumusan Masalah
1. Bagaiamana fokus pengkajian pada pasien anemia?
2. Apa saja prioritas masalah keperawatan pada pasien anemia?
3. Bagaimana perencanaan keperawatan pada pasien anemia?
4. Bagaimana fokus perawatan pada pasien anemia?
5. Bagaimana indikator/evaluasi keberhasilan perawatan pada pasien
anemia?
3. Tujuan
1. Mengetahui fokus pengkajian dari penyebab, tanda gejala, pemeriksaan
lab.
2. Mengetahui prioritas masalah keperawatan pada pasien anemia.
3. Mengetahui perencanaan keperawatan pada pasien anemia.
4. Mengetahui fokus perawatan pasien transfusi darah, pengaturan diet dan
obat-obatan.
5. Mengetahui indikator/evaluasi keberhasilan perawatan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
Anemia adalah istilah yang menunjukan rendahnya hitungan sel darah merah
dan kadar hemoglobin dan hematokrit di bawah normal (Smeltzer, 2002 :
935).
Anemia adalah berkurangnya hingga di bawah nilai normal sel darah merah,
kualitas hemoglobin dan volume packed red bloods cells (hematokrit) per 100
ml darah (Price, 2006 : 256). Dengan demikian anemia bukan merupakan
suatu diagnosis atau penyakit, melainkan merupakan pencerminan keadaan
suatu penyakit atau gangguan fungsi tubuh dan perubahan patotisiologis yang
mendasar yang diuraikan melalui anemnesis yang seksama, pemeriksaan fisik
dan informasi laboratorium.
B. Etiologi
C. Patofisiologi
Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam system fagositik
atau dalam system retikuloendotelial terutama dalam hati dan limpa. Sebagai
hasil samping proses ini bilirubin yang sedang terbentuk dalam fagosit akan
masuk dalam aliran darah. Setiap kenaikan destruksi sel darah merah
(hemolisis) segera direpleksikan dengan meningkatkan bilirubin plasma
(konsentrasi normalnya 1 mg/dl atau kurang ; kadar 1,5 mg/dl mengakibatkan
ikterik pada sclera.
Gangguan Hemapotik
cardiomegali Gagal
jantung
Hambatan humoral/seluler
Pansitopenia
Anemia aplastik
2) Gejala-gejala:
Gejala anemia secara umum (pucat, lemah, dll)
Defisiensi trombosit: ekimosis, petekia, epitaksis, perdarahan
saluran cerna, perdarahan saluran kemih, perdarahan susunan
saraf pusat.
Morfologis: anemia normositik normokromik
b. Anemia pada penyakit ginjal
Gejala-gejala:
Nitrogen urea darah (BUN) lebih dari 10 mg/dl
Hematokrit turun 20-30%
Sel darah merah tampak normal pada apusan darah tepi
gangguan eritropoesis
↓
Absorbsi besi dari usus kurang
2) Gejala-gejalanya:
Atropi papilla lidah
Lidah pucat, merah, meradang
Stomatitis angularis, sakit di sudut mulut
Morfologi: anemia mikrositik hipokromik
e. Anemia megaloblastik
Penyebab:
Defisiensi defisiensi vitamin B12 dan defisiensi asam folat
Malnutrisi, malabsorbsi, penurunan intrinsik faktor
Infeksi parasit, penyakit usus dan keganasan, agen
kemoterapeutik, infeksi cacing pita, makan ikan segar yang
terinfeksi, pecandu alkohol.
↓
Eritrosit immatur dan hipofungsi
Anemia hemolisis
6. Komplikasi
Anemia juga menyebabkan daya tahan tubuh berkurang.
Akibatnya, penderita anemia akan mudah terkena infeksi. Gampang
batuk-pilek, gampang flu, atau gampang terkena infeksisaluran napas,
jantung juga menjadi gampang lelah, karena harus memompa darah lebih
kuat.P a d a k a s u s i b u h a m i l d e n g a n a n e m i a , j i k a l a m b a t
d i t a n g a n i d a n b e r k e l a n j u t a n d a p a t menyebabkan kematian, dan
berisiko bagi janin. Selain bayi lahir dengan berat badan rendah,anemia bisa
juga mengganggu perkembangan organ-organ tubuh, termasuk otak ( Sumber :
Noer, Sjaifoellah. 1998. )
7. Penatalaksanaan medis
Penatalaksanaan anemia ditujukan untuk mencari penyebab dan mengganti
darah yang hilang:
1. Anemia aplastik:
a. Transplantasi sumsum tulang
b. Pemberian terapi imunosupresif dengan globolin
antitimosit(ATG)
2. Anemia pada penyakit ginjal
a. Pada paien dialisis harus ditangani denganpemberian besi dan
asam folat
b. Ketersediaan eritropoetin rekombinan
3. Anemia pada penyakit kronis
Kebanyakan pasien tidak menunjukkan gejala dan tidak memerlukan
penanganan untuk aneminya, dengan keberhasilan penanganan
kelainan yang mendasarinya, besi sumsum tulang dipergunakan untuk
membuat darah, sehingga Hb meningkat.
4. Anemia pada defisiensi besi
a. Dicari penyebab defisiensi besi
b. Menggunakan preparat besi oral: sulfat feros, glukonat ferosus
dan fumarat ferosus.
5. Anemia megaloblastik
a. Defisiensi vitamin B12 ditangani dengan pemberian vitamin B12,
bila difisiensi disebabkan oleh defekabsorbsi atau tidak
tersedianya faktor intrinsik dapat diberikan vitamin B12 dengan
injeksi IM.
b. Untuk mencegah kekambuhan anemia terapi vitamin B12 harus
diteruskan selama hidup pasien yang menderita anemia pernisiosa
atau malabsorbsi yang tidak dapat dikoreksi.
c. Anemia defisiensi asam folat penanganannya dengan diet dan
penambahan asam folat 1 mg/hari, secara IM pada pasien dengan
gangguan absorbsi.
BAB III
A. Fokus Pengkajian
1. Penyebab Spesifik
Penyebab anemia sangat banyak, namun yang paling dapat dikelompokkan
dalam tiga mekanisme utama yang menghasilkan anemia:
a. kehilangan darah (perdarahan yang berlebihan)
b. produksi yang tidak memadai dari sel-sel darah merah
c. penghancuran berlebihan dari sel-sel darah merah
Contoh lebih spesifik penyebab anemia dapat dilihat pada tabel berikut:
Penyebab:
Sementara gejala khas yang menjadi ciri dari masing-masing jenis anemia
adalah sebagai berikut “Handayani dan Haribowo, 2008”:
B. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum : lemah
2. Tingkat kesadaran : composmentis
3. Tanda-tanda vital : TD 100/60 mmHg, suhu 370C, N : 80 x/mnt,
RR : 20 x/mnt
4. Kepala : mesochepal
5. Rambut : Beruban, tidak berketombe, tidak berminyak
6. Mata : Konjungtiva anemis, sklera mata tidak ikteris,
reflek pupil terhadap cahaya baik dan tidak menggunakan alat bantu
pengelihatan
7. Hidung : Simetris, tidak ada sekret
8. Telinga : simetris, bersih tidak ada serumen
9. Mulut : Bibir lembab, tidak ada sariawan
10. Leher dan tenggorok : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
11. Dada dan thorak
12. Paru-paru
a. Inspeksi : Pengembangan nafas kanan dan kiri simetris
b. Perkusi : Sonor
c. Palpitasi : Tidak ada krepitasi paru
d. Auskultasi : Vesikuler
13. Jantung
a. Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
b. Perkusi : Pekak
c. Palpitasi : Ictus cordis teraba pada IC-5 garis tengah
klavikula kiri
d. Auskultasi : S1-S2 murni
14. Abdomen
a. Inspeksi : Perut cembung
b. Perkusi : Pekak
c. Palpitasi : Teraba nyeri pada ulu hati
d. Auskultasi : Bunyi normal
15. Genital : bersih
16. Ekstremitas : tidak ada oedema, ektremitas atas karena
terpasang infus normal saline + drip ranitidin 20 tts/menit
F. Diagnosa Keperawatan Dan Rencana Keperawatan
www.ichc.org/105-tatalaksana-anemia