Vous êtes sur la page 1sur 22

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kehamilan merupakan peristiwa alami yang terjadi pada wanita
namun kehamilan dapat mempengaruhi kondisi kesehatan ibu dan janin
terutama pada kehamilan trimester pertama . wanita hamil trimester
pertama pada umumnya mengalami mua, muntah, nafsu makan berkurang
dan kelebihan. Menurunnya kondisi wanita hamil cenderung memperberat
kondisi kliniks wanita dengan penyakit infeksi antara lain infeksi HIV –
AIDS .
HIV berarti virus yang dapat merusak sistem kekebalan tubuh
manusia. Ini adalah retrovirus, yang berarti virus yang mengunakan sel
tubuhnya sendiri untuk memproduksi kembali dirinya. Asal dari HIV tidak
jelas, penemuan kasus awal adalah dari sampel darah yang dikumpulkan
tahun 1959 dari seorang laki–laki dari Kinshasa di Republik Demokrat
Congo. Tidak diketahui bagaimana ia terinfeksi.
Saat ini terdapat dua jenis HIV: HIV–1 dan HIV–2. HIV–1
mendominasi seluruh dunia dan bermutasi dengan sangat mudah.
Keturunan yang berbeda–beda dari HIV–1 juga ada, mereka dapat
dikategorikan dalam kelompok dan sub–jenis (clades). Terdapat dua
kelompok, yaitu kelompok M dan O. Dalam kelompok M terdapat
sekurang–kurangnya 10 sub–jenis yang dibedakan secara turun temurun.
Ini adalah sub–jenis A–J. Sub–jenis B kebanyakan ditemukan di America,
Japan, Australia, Karibia dan Eropa. Sub–jenis C ditemukan di Afrika
Selatan dan India. HIV–2 teridentifikasi pada tahun 1986 dan semula
merata di Afrika Barat. Terdapat banyak kemiripan diantara HIV–1 dan
HIV–2, contohnya adalah bahwa keduanya menular dengan cara yang
sama, keduanya dihubungkan dengan infeksi–infeksi oportunistik dan
AIDS yang serupa. Pada orang yang terinfeksi dengan HIV–2,
ketidakmampuan menghasilkan kekebalan tubuh terlihat berkembang lebih
lambat dan lebih halus. Dibandingkan dengan orang yang terinfeksi
dengan HIV–1, maka mereka yang terinfeksi dengan HIV–2 ditulari lebih
awal dalam proses penularannya.
HIV dapat menular melalui kontak darah, namun disini kami akan
mencoba membahas bagaiamana HIV AIDS yang dialami ibu hamil dan
bagaimana melakukan sebuah proses keperawatan pada ibu hamil dengan
HIV AIDS.

B. Rumusan Masalah
Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah
1. Bagaimana pengertian penyakit HIV /AIDS?
2. Bagimana etiologi dari HIV /AIDS?
3. Bagimana patofisiologi dari HIV /AIDS?
4. Bagaiman manifestasi klinis dari HIV /AIDS?
5. Bagaimana pemeriksaan penumjang dari HIV /AIDS?
6. Bagaimana kompikasi dari HIV /AIDS?
7. Bagaimana asuhan keperawatan HIV /AIDS pada ibu hamil?

C. Tujuan

1. Tujuan umum
Dengan disusunnya makalah ini, Mahasiswa dan semua pihak yang
bersangkutan dengan dunia kesehatan semoga bisa menjadikan makalah
ini sebagai salah satu sumber refrensi untuk mengembembangkan dan
memberikan asuhan keperawatan di klinik dengan baik khususnya pada
ibu hamil dengan penderita HIV/ AIDS
2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui dan memahami
pengertian dari HIV/ AIDS
b. Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui dan memahami etiologi
dari HIV/ AIDS
c. Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui dan memahami
klasifikasi dari HIV/ AIDS
d. Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui dan memahami
manifestasi klinis dari HIV/ AIDS
e. Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui dan memahami
pathofisiologi dari HIV/ AIDS
f. Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui dan memahami
pemeriksaan penunjang dari HIV/ AIDS.
g. Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui dan memahami
penatalaksanaan dari HIV/ AIDS
h. Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui dan memahami
komplikasi dari HIV/ AIDS.
i. Mahasiswa diharapkan dapat memberikan asuhan keperawatan
pada ibu hamil dengan penyakit HIV/ AIDS

D. Manfaat
1. Manfaat Teoristi
Dengan disusunnya makalah yang berjudul Laporan Pendahuluan
dan Asuhan Keperawatan pada Kasus HIV/ AIDS ini, diharapkan bisa
memeberikan manfaat dan menjadi salah satu sumber refrensi bagi para
pembaca.
2. Manfaat Klinis
Diharapkan dengan disusunnya makalah yang berjudul Laporan
Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan pada HIV/ AIDS ini, bisa
menjadi sumber refrensi dalam pengembangan penerapan asuhan
keperawatan di klinik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi
HIV ( Human immunodeficiency Virus ) adalah virus pada
manusia yang menyerang system kekebalan tubuh manusia yang dalam
jangka waktu yang relatif lama dapat menyebabkan AIDS, sedangkan
AIDS sendiri adalah suatu sindroma penyakit yang muncul secara
kompleks dalam waktu relatif lama karena penurunan sistem kekebalan
tubuh yang disebabkan oleh infeksi HIV.
HIV adalah jasad renik yang menyebabkan terjadinya AIDS. HIV
melumpuhkan sistem kekebalan tubuh, terutama sel-sel darah putih yang
membantu dalam menghalau penyakit (Dr. Hutapea Ronald, 2011).
 AIDS adalah sindrom dengan gejala penyakit oportunistik atau kanker
tertentu akibat menurunnya system kekabalan tubuh oleh infeksi virus
HIV (Brunner,2001).
 AIDS adalah tranmisi human imuno defisiensi virus, suatu retrovirus
yang terjadi terutama melalui pertukaran cairan tubuh (Friedland,
1987).
 AIDS adalah suatu penyakit infeksi yang di sebabkan virus HTL.

B. Insiden
Sejumlah infeksi virus HIV terdiagnosis baru di tahun 2000
merupakan yang tertinggi sejak pelaporan di mulai dan jumlah infeksi
yang di dapat baru adalah melalui hubungan seksual heteroseksual. Kira-
kira 30.000orang hidp dengan HIV di inggris, sepertiganya tidak
terdiagnosis.
Bagi ibu positif HIV, kehamilan dan kelahiran bayi bias
merupakan kejadian yang sangat emosional. Ibu akan merasa sangat
waspada terhdapa penyakitnya yang serius dan kemungkinan bayinya akan
di lahirkan postif HIV. Penularan intrauterine dapat terjadi selama
kehamilan, kelahiran, atau menyusui. Di perkirakan bahwa ibuyang baru
saja terinfeksi, atau ibu yang menderita sindrom imnunodefisiensi didapat
(AIDS) lebih besar kemungkinnya mendapat bayi yang terinfeksi
(AVERT,2003). Ibu positif HIV memerlukan asuhan sensitive dari semua
staf, bimbingan, dan waktu khusus untuk bicara. Ibu mungkin meminta
kamar samping tetapi banyak ibu lain ingin bersama orang tua lainnya dan
tidak di pisahkan. Kerahasiaan adalah vital.

C. Etiologi
Penyebab infeksi adalah golongan virus retro yang disebut human
immunodeficiency virus (HIV). HIV pertama kali ditemukan pada tahun
1983 sebagai retrovirus dan disebut HIV-1. Pada tahun 1986 di Afrika
ditemukan lagi retrovirus baru yang diberi nama HIV-2. HIV-2 dianggap
sebagai virus kurang pathogen dibandingkaan dengan HIV-1. Maka untuk
memudahkan keduanya disebut HIV.
Transmisi infeksi HIV dan AIDS terdiri dari lima fase yaitu :
1. Periode jendela. Lamanya 4 minggu sampai 6 bulan setelah infeksi.
Tidak ada gejala.
2. Fase infeksi HIV primer akut. Lamanya 1-2 minggu dengan gejala flu
likes illness.
3. Infeksi asimtomatik. Lamanya 1-15 tahun atau lebih dengan gejala tidak
ada.
4. Supresi imun simtomatik. Diatas 3 tahun dengan gejala demam,
keringat malam hari, BB menurun, diare, neuropati, lemah, ruam kulit,
limadenopati, perlambatan kognitif, lesi mulut.
5. AIDS. Lamanya bervariasi antara 1-5 tahun dari kondisi AIDS pertama
kali ditegakkan. Didapatkan infeksi oportunis berat dan tumor pada
berbagai system tubuh, dan manifestasi neurologist (NANDA nic-noc).
Cara penularan HIV:
1. Melakukan penetrasi seks yang tidak aman dengan seseorang yang telah
terinfeksi. Kondom adalah satu–satunya cara dimana penularan HIV
dapat dicegah.
2. Melalui darah yang terinfeksi yang diterima selama transfusi darah
dimana darah tersebut belum dideteksi virusnya atau pengunaan jarum
suntik yang tidak steril.
3. Dengan mengunakan bersama jarum untuk menyuntik obat bius dengan
seseorang yang telah terinfeksi.

Penularan secara perinatal


1. Ibu hamil yang terinfeksi HIV dapat menularkan HIV pada bayi yang
dikandungnya.
2. Penularan dari ibu terjadi terutama pada saat proses melahirkan, karena
pada saat itu terjadi kontak secara lansung antara darah ibu dengan bayi
sehingga virus dari ibu dapat menular pada bayi.
3. Bayi juga dapat tertular virus HIV dari ibu sewaktu berada dalam
kandungan atau juga melalui ASI
4. Ibu dengan HIV dianjurkan untuk PASI
Kelompok resiko tinggi:
1. Lelaki homoseksual atau biseks.
2. Orang yang ketagian obat intravena
3. Partner seks dari penderita AIDS
4. Penerima darah atau produk darah (transfusi).
5. Bayi dari ibu/bapak terinfeksi (purwaningsih,wahyu.2010).
D. Klasifikasi
CDC adalah menerapkan system klasifikasi pasien yang mengalami
infeksi HIV berdasarkan keadaan klinik yang di jumpai sebagai berikut.
1. Grup 1/ infeksi akut
Penyakit serokonveksi sampai AIDS berlangsung beberapa tahun
kemudian infeksi akut dari awal virus menginfeksi sampai kiara kira 6
minggu.
Penyakit seokonveksi ada 3 yaitu:
a. Penyakit mirip infeksi mononukleus.
Gejala demam, malaise, alergi, mialgia, atralgia, limfadenopati dan
nyeri tenggorokan kadang di jumpai juga enselopati akut reversible
di sertai disorientasi, lupa ingatan, kesadaran menurun dan
perubahan kepribadian.
b. Meningitis.
c. Mielopati
2. Grup 2/ infeksi asimtomatik
Tanpa di sertai gejala
3. Grup 3/ infeksi lymphadenopathy peprsisten generalisata
Meliputi: infeksi kronis
Adanya pembesaran kelenjar getah bening
4. Grup 4/ penyakit lain
a. Sub grup a : penyakit constitutional
b. Sub grup b : penyakit neurologic
c. Sub grup c : penyakit infeksi lain contoh: herpes
d. Sub grup d : kanker sukender
e. Sub grup e : kondisi lainnya, misalnnya pneumonitis
interstitial limfosit (purwaningsih,wahyu. 2010).
E. Patofisiologi
HIV masuk kedalam darah dan mendekati sel T–helper dengan
melekatkan dirinya pada protein CD4. Sekali ia berada di dalam, materi
viral (jumlah virus dalam tubuh penderita) turunan yang disebut RNA
(ribonucleic acid) berubah menjadi viral DNA (deoxyribonucleic acid)
dengan suatu enzim yang disebut reverse transcriptase. Viral DNA
tersebut menjadi bagian dari DNA manusia, yang mana, daripada
menghasilkan lebih banyak sel jenisnya, benda tersebut mulai
menghasilkan virus–virus HI. Enzim lainnya, protease, mengatur viral
kimia untuk membentuk virus–virus yang baru. Virus–virus baru tersebut
keluar dari sel tubuh dan bergerak bebas dalam aliran darah, dan berhasil
menulari lebih banyak sel. Ini adalah sebuah proses yang sedikit demi
sedikit dimana akhirnya merusak sistem kekebalan tubuh dan
meninggalkan tubuh menjadi mudah diserang oleh infeksi dan penyakit–
penyakit yang lain. Dibutuhkan waktu untuk menularkan virus tersebut
dari orang ke orang.
Respons tubuh secara alamiah terhadap suatu infeksi adalah untuk
melawan sel–sel yang terinfeksi dan menggantikan sel–sel yang telah
hilang. Respons tersebut mendorong virus untuk menghasilkan kembali
dirinya. Jumlah normal dari sel–sel CD4+T pada seseorang yang sehat
adalah 800–1200 sel/ml kubik darah. Ketika seorang pengidap HIV yang
sel–sel CD4+ T–nya terhitung dibawah 200, dia menjadi semakin mudah
diserang oleh infeksi–infeksi oportunistik. Infeksi–infeksi oportunistik
adalah infeksi–infeksi yang timbul ketika system kekebalan tubuh
tertekan. Pada seseorang dengn system kekebalan yang sehat. Infeksi
infeksi tersebut tidak biasanya mengancam hidup mereka tetapi bagi
seorang pengindap HIV hal tersebut dapat teradi fatal (purwaningsih,
wahyu.2010)

F. Pathway
Terlampir
G. Periode Penularan HIV/ AIDS Pada Ibu Hamil
Penyebab penularan AIDS pada ibu dan bayi adalah cairan serviks vagian,
cairan amnion, jaringan plasenta dan air susu yang berasal dari ibu yang
darah darahnya terdapat virus HIV.
Cara penularannya secara:
1. Transmisi vertical
Melalui inutera, lewat plasenta
Dimana antigen HIV dapat di deteksi dalam cairan amnion dan
jarinanvetus yang terlihat dari terminasi kehamilan yang berusia 15
minggu.
2. Transmisi horizontal
Transmisinya melalui air susu (purwaningsih,wahyu.2010).

H. Tanda Dan Gejala HIV/ AIDS


HIV memasuki tubuh jika serum HIV menjafi positif dalam 10 minggu
suatu pemaparan yang menunjukkan gejala awal yang tidak spesifik yaiut:
1. Respon tipe influenza.
2. Demam.
3. Malaise.
4. Mialgia.
5. Mual
6. Diare
7. Nyeri tenggorokan
8. Ruam dapat menetap 2-3 minggu
9. Berat badan menurun
10. Fatique.
11. Anoreksia.
12. Mungkin menderita kandidiasis otot faring atau vagina
Pada masa perinatal
1. Keletihan
2. Anoreksi.
3. Diare kronik selama 1 bulan.
Kemataian ibu hamil dengan HIV positif kebanyakan di sebabkan oleh
penyakit oportunistik yang menyertai terutama pneumonitis carinif
pneumonia.

I. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium darah.
a. Trombositopeni
b. Anemia.
c. HDL>
d. Jumlah limfosit total
2. EIA atau EUSA dan tes western blot: postif, tetapi invalid.
a. EIAatau EUSA: mendeteksi antibody terhadap antigen HIV.
b. Test western blot mendeteksi adanya anti body terhadapbeberapa
prot spesifik HIV.
3. Kultur HIV: dengan sel mononuclear darah perifer dan bila tersedia
plasma dapat mengukur beban virus.
4. Test reaksi polimer dengan leukosit darah perifer: mendeteksi DNA
viral pada adanya kuntitas kecil sel mononuclear perifer terinfeksi.
5. Antigen P24 serum atau plasma: peningkatan nilai kuantitatif dapat
menjadi indikasi dari kemajuan infeksi.
6. Penentuan immunoglobulin G, M, A serum kualitatif: data dasar
immunoglobulin.
7. IFA: memastikan seropesivitas.
8. RIPA: mendteksi protein HIV.
9. Pemeriksaan parental juga dapat menunjukkan adanya goorhoe,
kandidiasis, hepatitis B, tuberkolosis, sitomegalovirus, dan
toksoplasmosis (purwaningsih,wahyu. 2010).
J. Penatalaksanaan
1. Penanganan infeksi yang berhubungan dengan HIV serta maliginasi,
pengentian replikasi HIV lewat preparat antivirus dan penguatan serta
pemulihan system imun melaui pengunaan preparat imnimodulator.
2. Terapi farmakologi
a. Obat primer di setujiu untuk terapi HIV yaitu azidodeoksimetidin
(zidovudine,A2T cretevir) berfungsi untuk memperlambat
kematian dan menurunkan frekuensi serta bertanya penyakit
oportunistik.
b. Asitimidin terkendali pada wanita hamil mengurangi resiko
transmisi HIV dari wanita yang terinfeksi kejaninnya.
c. Perawatan suportif sangat penting karena infeksi HIV sangat
menurunkan kedaan imun pasien (mencankup, kelemahan,
malnutris, imobilisasi, kerusakan kulit dan perubahan status
mental).
d. Memberikan perawatan kesehatan efektif dengan penuh kasih
saying dan obyektif pada semua individu (mencakup, malnutrisi,
optimum, istirahat, latihan fisik, dan reduksi stress) (purwaningsih,
wahyu. 2010)
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1. Biodata Klien
Nama, umur, jenis kelamin, agama, suku dana kebangsaan, pendidikan,
pekerjaan, alamat, nomor regester, tanggal Masuk Rumah Sakit ,
diagnosa medis.

2. Riwayat Penyakit
Jenis nfeksi sering memberikan petunjuk pertama karena sifat
kelainan imun. Umur kronologis pasien juga mempengaruhi
imunokompetens. Respon imun sangat tertekan pada orang yang sangat
muda karena belum berkembangnya kelenjar timus. Pada lansia, atropi
kelenjar timus dapat meningkatkan kerentanan terhadap infeksi. Banyak
penyakit kronik yang berhubungan dengan melemahnya fungsi imun.
Diabetes meilitus, anemia aplastik, kanker adalah beberapa penyakit
yang kronis, keberadaan penyakit seperti ini harus dianggap sebagai
factor penunjang saat mengkaji status imunokompetens pasien. Berikut
bentuk kelainan hospes dan penyakit serta terapi yang berhubungan
dengan kelainan hospes :
 Kerusakan respon imun seluler (Limfosit T )
Terapi radiasi, defisiensi nutrisi, penuaan, aplasia timik, limfoma,
kortikosteroid, globulin anti limfosit, disfungsi timik congenital.
 Kerusakan imunitas humoral (Antibodi)
Limfositik leukemia kronis, mieloma, hipogamaglobulemia
congenital, protein liosing enteropati (peradangan usus)
3. Riwayat Obstetri
a. Riwayat menstruasi
Fluor albus : banyak, gatal, berbau, warna hijau. Pada ibu dengan
HIV mudah terkena infeksi jamur yang bila mengenai organ genetal
bisa menyebabkan keputihan.
b. Riwayat obstetric lalu
Kehamilan yang lalu terinfeksi HIV, ibu dapat bersalin dengan SC
c. Riwayat kehamilan sekarang
1) Keluhan pada trimester I,II atau III pada ibu hamil dengan HIV
seperti keluhan ibu hamil normal terkadang dijumpai keluhan
berdasarkan stadium HIV / AIDS
2) Trimester I : chloasma gravidarum, mual dan muntah (akan
hilang pada kehamilan 12-14 minggu ) sering kencing, pusing,
ngidam, obstipasi.
3) Trimester II : body image dan nafsu makan bertambah
4) Trimester III : sering kencing, obstipasi, sesak nafas (bila tidur
terlentang) sakit punggung, edema, varises
d. Riwayat perkawinan
Hamil dengan HIV biasanya ibu atau suami menikah lebih dari satu
kali atau mempunyai banyak pasangan.
e. Riwayat kesehatan ibu
Pada ibu dengan HIV biasnya penyakit yang diderita beragam,
antara lain : demam, faringitis, limfadenopati, artalgia, myalgia,
letargi, malaise, nyeri kepala, mual, muntah, diare, anoreksia,
penurunan berat badan, dapat juga menimbulkan kelainan saraf
seperti meningitis, ensefaliitis neuropati perifer dan mielopati.
Gejala-gejala dermatologi yaitu ruam makropapulereritematosa dan
ulkus makokutan
f. Riwayat kesehatan keluarga
Penyakit HIV dapat diturunkan oleh orang tua ataupun ditularkan
oleh suami penderita.
4. Pemeriksaan Fisik (Objektif) dan Keluhan (Subyektif)
a. Aktifitas / Istirahat
- Gejala : Mudah lelah,intoleran activity,progresi
malaise,perubahan pola tidur.
- Tanda : Kelemahan otot, menurunnya massa otot, respon fisiologi
aktifitas ( Perubahan TD, frekuensi Jantun dan pernafasan ).
b. Sirkulasi
- Gejala : Penyembuhan yang lambat (anemia), perdarahan lama
pada cedera.
- Tanda : Perubahan TD postural,menurunnya volume nadi perifer,
pucat / sianosis, perpanjangan pengisian kapiler.
c. Integritas dan Ego
- Gejala : Stress berhubungan dengan kehilangan,mengkuatirkan
penampilan, mengingkari doagnosa, putus asa,dan sebagainya.
- Tanda : Mengingkari,cemas,depresi,takut,menarik diri, marah.
d. Eliminasi
- Gejala : Diare intermitten, terus menerus, sering dengan atau
tanpa kram abdominal, nyeri panggul, rasa terbakar saat miksi
- Tanda : Feces encer dengan atau tanpa mucus atau darah, diare
pekat dan sering, nyeri tekan abdominal, lesi atau abses rectal,
perianal, perubahan jumlah, warna dan karakteristik urine.
e. Makanan / Cairan
- Gejala : Anoreksia, mual muntah, disfagia
- Tanda : Turgor kulit buruk, lesi rongga mulut, kesehatan gigi dan
gusi yang buruk, edema
f. Hygiene
- Gejala : Tidak dapat menyelesaikan AKS
- Tanda : Penampilan tidak rapi, kurang perawatan diri.
g. Neurosensoro
- Gejala : Pusing, sakit kepala, perubahan status mental,kerusakan
status indera,kelemahan otot,tremor,perubahan penglihatan.
- Tanda : Perubahan status mental, ide paranoid, ansietas, refleks
tidak normal, tremor, kejang, hemiparesis, kejang.
h. Nyeri / Kenyamanan
- Gejala : Nyeri umum / local, rasa terbakar, sakit kepala,nyeri dada
pleuritis.
- Tanda : Bengkak sendi, nyeri kelenjar,nyeri tekan,penurunan
rentan gerak,pincang.
i. Pernafasan
- Gejala : ISK sering atau menetap, napas pendek progresif, batuk,
sesak pada dada.
- Tanda : Takipnea, distress pernapasan, perubahan bunyi napas,
adanya sputum.
j. Keamanan
- Gejala : Riwayat jatuh, terbakar,pingsan,luka,transfuse
darah,penyakit defisiensi imun, demam berulang,berkeringat
malam.
- Tanda : Perubahan integritas kulit,luka perianal / abses, timbulnya
nodul, pelebaran kelenjar limfe, menurunya kekuatan umum,
tekanan umum.
k. Seksualitas
- Gejala : Riwayat berprilaku seks dengan resiko tinggi,
menurunnya libido, penggunaan pil pencegah kehamilan.
- Tanda : Kehamilan,herpes genetalia.
l. Interaksi Sosial
- Gejala : Masalah yang ditimbulkan oleh diagnosis, isolasi,
kesepian, adanya trauma AIDS.
- Tanda : Perubahan interaksi.
5. Pemeriksaan Diagnostik
Tes-tes saat ini tidak membedakan antara antibody ibu/bayi, dan bayi
dapat menunjukkan tes negatif pada usia 9 sampai 15 bulan. Penelitian
mencoba mengembangkan prosedur siap pakai yang tidak mahal untuk
membedakan respons antibody bayi dan ibu.
a. Pemeriksaan histologis, sitologis urin , hitung darah lengkap, feces,
cairan spina, luka, sputum, dan sekresi.
b. Tes neurologis: EEG, MRI, CT Scan otak, EMG.
c. Tes lainnya: sinar X dada menyatakan perkembangan filtrasi Interstisial
dari PCV tahap lanjut atau adanya komplikasi lain; tes fungsi pulmonal
untuk deteksi awal pneumonia interstisial;Scangallium; biopsy;
branskokopi.
d. Tes Antibodi
1) Tes ELISA (enzyme-linked immunosorbent assay),
untu menunjukkan bahwa seseorang terinfeksi atau pernah terinfeksi
HIV.
2) Western blot asay/ Indirect Fluorescent Antibody (IFA),
untuk mengenali antibodi HIV dan memastikan seropositifitas HIV.
3) Indirect immunoflouresence, sebagai pengganti pemerikasaan
western blot untuk memastikan seropositifitas.
4) Radio immuno precipitation assay, mendeteksi protein pada
antibodi.
5) Pendeteksian HIV.
Dilakukan dengan pemeriksaan P24 antigen capture
assay dengan kadar yang sangat rendah. Bisa juga dengan
pemerikasaan kultur HIV atau kultur plasma kuantitatif untuk
mengevaluasi efek anti virus, dan pemeriksaan viremia plasma untuk
mengukur beban virus (viral burden).
e. Pemeriksaan Antibody
Antibody yang ditimbulkan oleh infeksi HIV terjadi sejak infeksi
berusia 2-3 bulan. Antibody ini akan masuk melalui plasenta menuju
janin. Infeksi langsung pada janin mulai sejak usia 13 minggu dengan
mekanisme yang tidak diketahui. Infeksi ini disebut sebagai infeksi
vertical karena berlangsung semasih intrauterin. Cara infeksi lainnya
pada bayi adalah saat pertolongan persalinan karena melalui jalan lahir
dengan cairannya yang penuh dengan virus HIV.

6. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko infeksi.
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
3. Intolerans aktivitas.
4. Penurunan koping keluarga

7. Intervensi Keperawatan

No Diagnosa keperawatan Noc Nic


1 Nutrisi kurang dari NOC: 1. Yakinkan diet yang
kebutuhan tubuh.  Nutritional status dimakan mengandung
Definisi : asupan nutrisi  Nutritional status : food tinggi serat untuk
tidak cukup untuk dan fluid mencegah konstipasi.
memenuhi kebutuhan  Intake 2. Monitor jumlah nutrisi
metabolic.  Nutritional status: dari kandungan kalori.
nutrient intake 3. Berikan informasi
 Weight control tentang kebutuhan
nutrisi.
Kriteria Hasil : 4. Kaji kemampuan pasien
 Adanya peningkatan untuk mendapatkan
berat badan sesuai nutrisi yang dibutuhkan.
dengan tujuan. 5. Kolaborasi dengan ahli
 Berat badan ideal gizi untuk menetukan
sesuai dengan tinggi jumlah kalori dan nutrisi
badan yang di butuhkan pasien.
 Mampu
mengidentifikasi
kebutuhan nutrisi
 Tidak ada tanda- tanda
mal nutrisi

2 Intoleransi aktivitas Nic : 1. Bantu klien untuk


Definisi: ketidak  Aktivit tolraice mengidentifikasi
kecukupan energy  Energy converseration aktivitas yang mampu di
psikologi atau fisiologi  Self care: ADLs lakukan
untuk melanjutkan atau Kreteria Hasil : 2. Bantu pasien /keluarga
menyelesaikan aktifitas  berpartisipasi dalam untuk mengintifikasi
kehidupan sehari- hari aktivitas fisik tanpa di kekurangan dalam
yang harus atau yang di sertai peningkatan beraktivitas
lakukan tekanan darah,nadi,RR 3. Bantu pasien untuk
 mampu melakukan mengembangkan
akivitas sehari-hari motvasi diri dalam
secara mandiri penguatan
 tanda –tanda vital 4. Bantu pasien untuk
normal melakukan aktivitas
 energy psikomotor. yang di perlukan
 Level kelemahan.

3 Penurunan koping Noc: 1. Peningkatan koping


keluarga.  caregiver stressor :membantu pasien
Definisi : orang terdekat  family coping ,disable beradaptasi dengan
anggota keluarga atau  parental role,conflict persepsistressor
sahabat). Yang  therapeutic regimen perubahan atau
memberikan dukungan, management ancaman yang
rasa nyaman, bantuan,  ineffective menggangu pemenuhan
atau motivasi tidak Kreteria Hasil : tuntutan dan peran
adekuat, tidak efektif,  keluarga tidak hidup
atau mengalamu mengalami penurunan 2. Dukungan emosi
penurunan yang mungkin koping keluarga memberikan
di perlukan oleh klien  hubungan pasien penenangan
untuk mengelola atau pemberi kesehatan ,penerimaan dan
menguasai tugas tugas adekuat dorongan selama
adaptif terkait masalah  kesejahteraan emosi proses steres
keperawatan. pemberi asuhan 3. Mobilitas keluarga
kesehatan keluarga penggunaan kekuatan
koping keluarga keluarga untuk
meningkat mempengaruhi
kesehatan pasien
kearah yang positif
4. Dukungan keluarga
meningkatkan
nilai,minat,dan tujuan
keluarga
5. Panduan system
kesehatan memfasilitasi
local pasien dan
penggunaan pelayanan
kesehatan yang sesuai

4 Resiko infeksi NIC: 1. Inspeksi kulit dan


Definisi : mengalami  Immune status membrane mukosa
peningkatan resiko  Knowledge: infection terhdapa kemerahan,
terserang organisme control panas, drainase.
patogenik.  Risk control 2. Instrusikan pasien untuk
Kriteria Hasil: minum antibiotic sesuai
 Klien bebas dari tanda resep.
dan gejala 3. Ajarkan pasien dan
 Mendeskripsikan keluarga tanda dan
proses penularan gejala infeksi
penyakit, factor yang 4. Ajarakan cara
mempengaruhi menghindari infeksi.
penularan serta
penatalaksanaannya

7. Evaluasi

BAB IV
PENUTUP

1.1 Kesimpulan
HIV ( Human immunodeficiency Virus ) adalah virus pada manusia yang
menyerang system kekebalan tubuh manusia yang dalam jangka waktu yang
relatif lama dapat menyebabkan AIDS. Penyebab infeksi adalah golongan virus
retro yang disebut human immunodeficiency virus (HIV). Cara penularan
HIVmelakukan penetrasi seks, melalui darah yang terinfeksi, dengan mengunakan
bersama jarum untuk menyuntik obat bius dengan seseorang yang telah terinfeksi,
wanita hamil. Penularan secara perinatal terjadi terutama pada saat proses
melahirkan, karena pada saat itu terjadi kontak secara lansung antara darah ibu
dengan bayi sehingga virus dari ibu dapat menular pada bayi.
Kelompok resiko tinggi: lelaki homoseksual atau biseks, orang yang ketagian
obat intravena, partner seks dari penderita AIDS, penerima darah atau produk
darah (transfusi), bayi dari ibu/bapak terinfeksi. Gejala mayor infeksi HIV adalah
BB menurun lebih dari 10% dalam 1 bulan, diare kronik yang berlangsung lebih
dari 1 bulan, penurunan kesadaran dan adanya gangguan neurologis, demensia /
HIV ensefalopati. Gejala minor: batuk menetap lebih dari 1 bulan, dermatitis
generalist, adanya herpes zoster yang berulang, kandidiasis orofaringeal, herpes
simplex kronik progresif, limfadenopati generalist, infeksi jamur berulang pada
kelamin wanita, retinitis cytomegalovirus.
4.2 SARAN
Dengan dibuatnya makalah HIV pada ibu hamil ini, diharapkan nantinya
akan memberikan manfaat bagi para pembaca terutama pemahaman yang
berhubungan dengan bagaimana melakukan sebuah proses asuhan keperawatan
maternitas terutama pada ibu hamil yang juga menderita HIV. Tak lupa kritik dan
saran dari pembaca sangat kami harapkan guna untuk penyempurnaan makalah
ini, karena mungkin makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.

DAFTAR PUSTAKA
Purwaningsih,wahyu, Dkk. 2010. Asuhan Keperawatan Maternitas. Yogykarta.
Nuraif, Amin huda.2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis dan Nanda. Jilid 1-3 Yogyakarta : Media Action.

Vous aimerez peut-être aussi