Vous êtes sur la page 1sur 30

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Penyakit Gastritis yang dikenal dengan penyakit saluran pencernaan bagian atas yang
banyak dikeluhkan masyarakat dan paling banyak dibagian gastroenterologi (Mustakim,
2009). Menurut Herlan (2001), menyatakan Gastritis bukanlah penyakit tunggal, tetapi
beberapa kondisi yang mengacu pada peradangan lambung.
Gastritis adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan sekelompok kondisi
dengan satu hal yaitu radang selaput perut.Gastritis sering kali adalah hasil dari infeksi
bakteri Helicobacter Pylori yang menyebabkan radang perut yang paling sering ditemukan.Di
negara berkembang prevalensi infeksi Helicobacter Pylori pada orang dewasa mendekati
angka 90%.Sedangkan pada anak-anak prevalensinya lebih tinggi lagi. Di Indonesia,
prevalensi kuman ini menggunakan urea breath test. Penelitian serologis yang dilakukan
secara cross sectional bertambahnya prevelansi penyakit ini sesuai dengan pertambahan usia.
Penyebab penyakit ini adalah gram negative, basil yang berbentuk kurva dan batang.Namun,
banyak faktor lain – seperti cedera – traumatis, penggunaan obat penghilang rasa sakit
tertentu atau minum alkohol terlalu banyak – juga dapat berkontribusi untuk terjadinya
gastritis.
Gastritis dapat terjadi secara mendadak (gastritis akut) atau bisa terjadi perlahan-lahan
dari waktu ke waktu (gastritis kronis).Dalam beberapa kasus, gastritis dapat menyebabkan
bisul (ulkus)pada lambung dan peningkatan risiko kanker perut.Bagi kebanyakan orang,
gastritis tidaklah serius dan dapat dengan cepat mereda bahkan sembuh dengan pengobatan.

1
B. TUJUAN
- Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menjelaskan konsep dan asuhan keperawatan pada Gastritis.
- Tujuan Khusus
Mahasiswa mampu memperoleh gambaran tentang :
1. Definis dari Gastritis.
2. Epidemiologi dariGrastritis.
3. Etiologi
4. Tanda dan Gejala dari Grastritis
5. Patofisiologi dari Gastritis.
6. Komplikasi dan Prognosis pada Gastritis.
7. Pengobatan pada Grastritis
8. Pencegahan Gastritis.
C. IMPLIKASI KEPERAWATAN
Dengan adanya makalah ini diharapkan perawat mampu memahami konsep dan
menerapkan asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan Gastritis.

D. MANFAAT PENULISAN
Dalam penulisan makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi :
1. Institusi Pendidikan
Merupakan salah satu masukan untuk sumber informasi, bacaan serta acuan tentang
pengetahuan asuhan keperawatan pada pasien dengan gastritis. Dan merupakan salah
satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan Diploma III sekolah tinggi ilmu
kesehatan.
2. Rumah Sakit
Merupakan masukan bagi tenaga kesehatan khususnya perawat yang ada di rumah
sakit dalam upaya untuk meningkatkan suatu pelayanan keperawatan khususnya pada
pasien dengan gastritis.
3. Mahasiswa
Dapat membantu para mahasiswa untuk lebih memahami tentang asuhan keperawatan
pada pasien dengan gangguan sistem gangguan kardiovaskuler.
4. Masyarakat
Sebagai pedoman atau acuhan dalam memberikan pelayanan kesehatan pada
masyarakat khususnya mereka yang mengalami gastritis.

2
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. DEFINISI
Gastritis adalah suatu keadaan peradangan atau perdarahan mukosa lambung yang
dapat bersifat akut, kronis, difus, atau lokal (Price 2005).Gastritis adalah peradangan lokal
atau penyebaran pada mukosa lambung dan berkembang dipenuhi bakteri (Charlene, 2001).
Gastritis akut adalah inflamasi mukosa lambung, sering diakibatkan dari pola diet yang tidak
baik. Sedangkan gastritis kronik adalah inflamasi mukosa lambung yang berkepanjangan
yang disebabkan oleh ulkus benigna atau maligna dari lambung, atau oleh
bakteri helicobacter pylori (Brunner dan Suddart, 2002). Berdasarkan pengertian diatas dapat
disimpulkan bahwa Gastritis adalah suatu penyakit yang terjadi di lambung disebabkan
terjadinya peradangan pada mukosa lambung.
Gastritis dapat dibedakan menjadi.
1. Gastritis akut
Gastritis akut disebabkan stress, zat kimia misalnya obat-obatan dan alkohol, makanan
yang pedas, panas maupun asam. Pada individu yang mengalami stres akan terjadi
perangsangan saraf simpatis NV (Nervus Vagus) yang akan meningkatkan produksi asam
klorida (HCl) dalam lambung. Adanya HCl yang berada di dalam lambung akan
menimbulkan rasa mual, muntah dan anoreksia.
2. Gatriris kronik
Helicobacter pylori merupakan bakteri gram negatif. Organisme ini menyerang sel
permukaan gaster, memperberat timbulnya desquamasi sel dan muncul respon radang kronis
pada gaster yaitu: destruksi kelenjar dan metaplasia. Metaplasia adalah salah satu mekanisme
pertahanan tubuh terhadap iritasi, metapalasia ini juga menyebabkan hilangnya sel mukosa
pada lapisan lambung, sehingga akan menyebabkan kerusakan pembuluh darah lapisan
mukosa.Kerusakan pembuluh darah ini akan menimbulkan perdarahan (Price, 1999)

4
B. Etiologi
Gastritis biasanya disebabkan oleh bakteri helicobacter. Bakteri ini bisa masuk ke
tubuh anak dengan berbagai cara. Bisa masuk melalui makanan yang terkontaminasi atau bisa
juga karena adanya sentuhan fisik dari orang yang menderita infeksi bakteri helicobacter.
Penyebab dari gastritis secara umum dapat dikarenakan :
a. Pola makan yang tidak teratur: tidak tepat waktu.
b. Iritasi yang disebabkan oleh rangsangan makanan, seperti makanan pedas,
terlalu asam, dan alkohol.
c. Perokok: kandungan dari rokok seperti fenol, metanol, kadmiun, aseton, dan
lain-lain yang dapat berdampak terhadap erosi dan mukosa lambung.
d. Infeksi oleh bakteri (toksin) atau infeksi virus.
e. Obat-obatan seperti aspirin, obat anti inflamasi non steroid yang dapat
berdampak terhadap erosi pada mukosa lambung.
f. Gangguan mikrosirkulasi mukosa lambung: trauma, luka bakar, sepsis.
(Arif, 1999)

C. Tanda dan Gejala


Manifestasi klinik gastritis secara umum antaralain :
a. Nyeri ulu hati,
Hal ini dapat disebabkan karena adanya suatu proses peradangan yang terjadi akibat
dari adanya iritasi pada mukosa lambung.
b. Anoreksia, Nausea dan Vomitus
Ketiga tanda ini sangat umum ditemukan. Hal ini terjadi karena adanya peningkatan
kadar asam lambung didalam tubuh khususnya pada organ lambung.
c. Melena dan Hematemesis
Melena dan hematemesis disebabkan karena adanya suatun proses perdarahanyang
berawal dari adanya iritasi dan erosi pada mukosa lambung.

Manifestasi klinik yang biasa muncul pada Gastritis Akut lainnya, yaitu
Anorexia, mual, muntah, nyeri epigastrium, perdarahan saluran cerna pada
Hematemesis melena, tanda lebih lanjut yaitu anemia. Sedangkan untuk gastritis
kronik kebanyakan klien tidak mempunyai keluhan, hanya sebagian kecil mengeluh
nyeri ulu hati, anorexia, nausea, dan keluhan anemia dan pemeriksaan fisik tidak di
jumpai kelainan.
5
Sedangkan pada anak-anak gejala umum yang muncul antara lain :
a. Sebah
b. Rasa sakit pada bagian perut baik sebelum atau sesudah makan
c. Rasa penuh atau kenyang
d. Mual dan muntah
e. Gangguan pencernaan setelah mengkonsumsi makanan
f. Kehilangan nafsu makan
g. Susah tidur
h. Tidur malam yang terganggu secara tiba-tiba disebabkan pert yang sakit
i. Diare
j. Sering cegukan
k. Feses pada saat BAB berwarna hitam

Beberapa faktor penyebab gastritis secara umum, adalah :


a. Asam lambung yang sangat berlebihan.
b. Pepsin yang tinggi.
c. Obat analgetik dan inflamasi.
d. Asam Empedu yang berlebihan.
e. Infesi virus.
f. Infeksi bakteri Helicobacter Pylori
g. Bahan korosif asam
contohnya : kopi dan jus buah yang mengandung asam

D. Patofisiologi
Terjadinya gastritis disebabkan karena produksi asam lambung yang berlebih
sehingga asam lambung yang semula membantu lambung menjadi merugikan lambung.
Dalam keadaaan normal lambung akan memproduksi asam sesuai dengan jumlah makanan
yang masuk. Tetapi bila pola makan kita tidak teratur, lambung sulit beradaptasi dan lama
kelamaan mengakibatkan produksi asam lambung yang berlebih (Uripi,2002). Penyebab
asam lambung tinggi adalah aktivitas padat sehingga telat untuk makan, Stress yang tinggi,
yang berimbas pada produksi asam lambung berlebih, Makanan dan minuman yang memicu
tingginya sekresi asam lambung, seperti makanan dan minuman dengan rasa asam, pedas,

6
kecut, berkafein tinggi, mengandung vitamin C dosis tinggi, termasuk buahbuahan (Hipni
Rohman, 2011).
Peradangan pada mukosa lambung yang terjadi dapat menimbulkan rasa nyeri yang
pada epigastirum bagian atas.Reflek-reflek pada mukosa lambung menyebabkan kalenjer
saliva mengeluarkan saliva dalam jumlah besar.Dan sering menelan saliva menyebabkan
banyak udara yang berkumpul di lambung. Penggunaan aspirin, alkohol, memakan makanan
yang berbumbu secara berlebihan atau dalam jumlah yang besar dapat mengurangi daya
tahan mukosa, ditambah dengan keadaan stres yang dapat menyebabkan sekresi asam
lambung berlebihan dan ini akan menimbulkan komplikasi yaitu tukak lambung. (Guyton,
1998)

E. Komplikasi
Komplikasi
a. Gastritis Akut
Kompilkasi yang dapat ditimbulkan oleh gastritis akut adalah perdarahan saluran
cerna bagian atas (SCABA) berupa hematemesis dan melena, dapat berakhir sebagai
syock hemorogik.
b. Gastritis Kronis
Gastritis kronis komplikasi yang dapat muncul yaitu gangguan penyerapan vitamin
B12, akibat kurangnya penyerapan B13 menyebabakan anemia pernesiosa, penyerapan
besi terganggu, dan penyempitan daerah antrum pylorus. Gastritis kronis yang tidak
dirawat dapat menyebabkan ulkus peptic dan pendarahan pada lambung.Beberapa gastritis
kronis dapat meningkatkan resiko kanker lambung, terutama jika terjadi penipisan secara
terus menerus pada dinding lambung dan perubahan pada sel-sel di dinding lambung.

F. Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan gastritis secara umum adalah menghilangkan faktor utama yaitu
etiologinya, diet lambung dengan porsi kecil dan sering, serta Obat-obatan. Namun secara
spesifik dapat dibedakan sebagai berikut :

1. Gastritis Akut
1. Kurangi minum alkohol dan makan sampai gejala-gejala menghilang; ubah
menjadi diet yang tidak mengiritasi.
2. Jika gejala-gejala menetap, mungkin diperlukan cairan IV.

7
3. Jika gastritis terjadi akibat menelan asam kuat atau alkali, encerkan dan
netralkan asam dengan antasida umum, misalnya aluminium hidroksida,
antagonis reseptor H2, inhibitor pompa proton, antikolinergik dan sukralfat
(untuk sitoprotektor).
4. Jika gastritis terjadi akibat menelan basa kuat, gunakan sari buah jeruk yang
encer atau cuka yang di encerkan.
5. Jika korosi parah, hindari emetik dan bilas lambung karena bahaya perforasi.
6. Antasida : Antasida merupakan obat bebas yang dapat berbentuk cairan atau
tablet dan merupakan obat yang umum dipakai untuk
mengatasi gastritis ringan. Antasida menetralisir asam lambung dan dapat
menghilangkan rasa sakit akibat asam lambung dengan cepat.
7. Penghambat asam : Ketika antasida sudah tidak dapat lagi mengatasi rasa
sakit tersebut, dokter kemungkinan akan merekomendasikan obat seperti
cimetidin, ranitidin, nizatidin atau famotidin untuk mengurangi jumlah asam
lambung yang diproduksi.

2. Gastritis Kronis

1. Modifikasi diet, reduksi stress, dan farmakoterapi.


2. Cytoprotective agents : Obat-obat golongan ini membantu untuk melindungi
jaringan-jaringan yang melapisi lambung dan usus kecil. Yang termasuk ke
dalamnya adalah sucraflate dan misoprostol. Jika meminum obat-obat AINS
secara teratur (karena suatu sebab), dokter biasanya menganjurkan untuk
meminum obat-obat golongan ini. Cytoprotective agents yang lainnya adalah
bismuth subsalicylate yang juga menghambat aktivitas H. Pylori.
3. Penghambat pompa proton : Cara yang lebih efektif untuk mengurangi asam
lambung adalah dengan cara menutup “pompa” asam dalam sel-sel lambung
penghasil asam. Penghambat pompa proton mengurangi asam dengan cara
menutup kerja dari “pompa-pompa” ini. Yang termasuk obat golongan ini
adalah omeprazole, lansoprazole, rabeprazole dan esomeprazole. Obat-obat
golongan ini juga menghambat kerja H. pylori.
4. H. phylory mungkin diatasi dengan antibiotik (mis; tetrasiklin atau
amoxicillin) dan garam bismuth (pepto bismol) atau terapi H.Phylory. .Terapi
8
terhadap H. Pylori. Terdapat beberapa regimen dalam mengatasi infeksi H.
pylori. Yang paling sering digunakan adalah kombinasi dari antibiotik dan
penghambat pompa proton. Terkadang ditambahkan pula bismuth
subsalycilate. Antibiotik berfungsi untuk membunuh bakteri, penghambat
pompa proton berfungsi untuk meringankan rasa sakit, mual, menyembuhkan
inflamasi dan meningkatkan efektifitas antibiotik. Terapi terhadap infeksi H.
pylori tidak selalu berhasil, kecepatan untuk membunuh H. pylori sangat
beragam, bergantung pada regimen yang digunakan. Akan tetapi kombinasi
dari tiga obat tampaknya lebih efektif daripada kombinasi dua obat. Terapi
dalam jangka waktu yang lama (terapi selama 2 minggu dibandingkan dengan
10 hari) juga tampaknya meningkatkan efektifitas. Untuk memastikan H.
pylori sudah hilang, dapat dilakukan pemeriksaan kembali setelah terapi
dilaksanakan. Pemeriksaan pernapasan dan pemeriksaan feces adalah dua jenis
pemeriksaan yang sering dipakai untuk memastikan sudah tidak adanya H.
pylori. Pemeriksaan darah akan menunjukkan hasil yang positif selama
beberapa bulan atau bahkan lebih walaupun pada kenyataanya bakteri tersebut
sudah hilang.

G. Farmakologi

Obat yang dipergunakan untuk gastritis adalah Obat yang mengandung bahan-bahan
yang efektif menetralkan asam dilambung dan tidak diserap ke dalam tubuh sehingga cukup
aman digunakan (sesuai anjuran pakai tentunya). Semakin banyak kadar antasida di dalam
obat maag maka semakin banyak asam yang dapat dinetralkan sehingga lebih efektif
mengatasi gejala sakit gastritis dengan baik.

Pengobatan gastritis tergantung pada penyebabnya. Gastritis akut akibat konsumsi


alkohol dan kopi berlebihan, obat-obat NSAID dan kebiasaan merokok dapat sembuh dengan
menghentikan konsumsi bahan tersebut. Gastritis kronis akibat infeksi bakteri H. pylori dapat
diobati dengan terapi eradikasi H. pylori. Terapi eradikasi ini terdiri dari pemberian 2 macam
antibiotik dan 1 macam penghambat produksi asam lambung, yaitu PPI (proton pump
inhibitor).

9
Untuk mengurangi gejala iritasi dinding lambung oleh asam lambung, penderita gastritis
lazim diberi obat yang menetralkan atau mengurangi asam lambung, misalnya (Mayo
Clinic,2007) :
1. Antasid : Obat bebas yang dapat berbentuk cairan atau tablet dan merupakan obat yang
umum dipakai untuk mengatasi gastritis ringan. Antasida menetralkan asam lambung
sehingga cepat mengobati gejala antara lain promag, mylanta, dll.
2. Penghambat asam (acid blocker) : Jika antasid tidak cukup untuk mengobati gejala,
dokter biasanya meresepkan obat penghambat asam antara lain simetidin, ranitidin, atau
famotidin.
3. Proton pump inhibitor (penghambat pompa proton) : Obat ini bekerja mengurangi asam
lambung dengan cara menghambat pompa kecil dalam sel penghasil asam. Jenis obat yang
tergolong dalam kelompok ini adalah omeprazole, lanzoprazole, esomeparazol, rabeprazole,
dll. Untuk mengatasi infeksi bakteri H. pylori, biasanya digunakan obat dari golongan
penghambat pompa proton, dikombinasikan dengan antibiotika.

H. Pencegahan
Pencegahan pada penyakit gastritis dapat dilakukan secara primer, sekunder
dan tersier.
a. Pencegahan Primer
1) Mengenali penyakit gastritis dengan berbagai factor resikonya
2) Mengatur jadwal makan yang teratur
3) Olahraga teratur
4) Hindari minum berkafein, alcohol,dan kurangi rokok
5) Hindari makanan berlemak tinggi
b. Pencegahan Sekunder
1) Mengkonsultasikan berbagai keluhan dengan dokter
2) Melakukan diet lambung
3) Pengaturan pola hidup
4) Mengkonsumsi obat yang menekan dan menetralkan asam lambung
c. Pencegahan tersier
1) Mengikuti diet khusus untuk penderita penyakit gastritis
2) Mengurangi porsi makan, makan dengan porsi kecil tetapi teratur
3) Istirahat yang cukup dan tetap melakukan olahraga teratur sesuai
kemampuannya.

10
I. Pathway

11
J. Konsep Asuhan Keperawatan

1) Pengkajian

a. Identitas Pasien

Nama

Umur

Jenis kelamin

Jenis pekerjaan

Alamat

Agama

Tingkat pendidikan : bagi orang yang tingkat pendidikan rendah/minim mendapatkan


pengetahuan tentang gastritis, maka akan menganggap remeh penyakit ini, bahkan
hanya menganggap gastritis sebagai sakit perut biasa dan akan memakan makanan
yang dapat menimbulkan serta memperparah penyakit ini.

Riwayat sakit dan kesehatan

Keluhan utama

Riwayat penyakit saat ini

Riwayat penyakit dahulu

b. Pemeriksaan fisik : Review of System

Tanda yang diketahui selama pemeriksaan fisik mencakup:

1. Sistem Pernafasan

2. Sistem Kardiovasikuler

3. Sistem Pencernaan

4. Sistem Perkemihan

5. Sistem Musculoskeletal

12
2) Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri berhubungan dengan mukosa lambung teriritasi
b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan masukan
nutrisi yang tidak adekuat.

3) Rencana Keperawatan
1 Nyeri Akut NOC NIC
Definisi: pengalaman sensori dan - Pain level Pain management
emosional yang tidak - Pain control - - Lakukan
menyenangkan yang muncul akibat- Comfort level pengkajian nyeri
kerusakan jaringan yang actual Kriteria hasil: secara komperehensif
atau potensial atau digambarkan - Mampu untuk termasuk lokasi,
dalam hal kerusakan sedemikian mengontrol nyeri karakteristik, durasi,
rupa (International Association for - Mampu melaporkan frekuensi, kualitas,
the study of Pain): awitan yang nyeri berkurang atau dan faktor presipitasi.
tiba-tiba atau lambat dari intensitas hilang - Kaji tipe dan
ringan hingga berat dengan akhir - Mampu sumber nyeri untuk
yang dapat diantisipasi atau menyatakan rasa menentukan
diprediksi dan berlangsung <6 nyaman setelah nyeri intervensi
bulan. berkurang - Kemapuan
Batasan karakteristik: - Tidak merasa menyatakan rasa
Batasan karakteristik: gelisah nyaman setelah nyeri
- - Perubahan selera makan berkurang
- - Perubahan tekanan darah - Tidak merasa
- - Perubahan frekuensi jantung gelisah
- - Perubahan frekuensi
pernafasan
- - Mengekspresikan perilaku,
mis; gelisah, merengek, dan
menangis.
- - Indikasi nyeri yang dapat
diamati
- - Melaporkan nyeri secara

13
verbal
-
2 Ketidakseimbangan nutrisi kurang NIC NOC
dari kebutuhan tubuh - Berat badan naik - Kolaborasi dengan
Definisi : Asuhan nutrisi tidak - Tidak mual dan ahli gizi untuk
cukup untuk memenuhi kebutuhan muntah menentukan jumlah
metabolic - Nafsu makan pasien kalori dan nutrisi
Batasan karakteristik : normal yang dibutuhkan
- - Nyeri abdomen - Porsi makan habis pasien
- - Menghindari makanan - Kaji kemampan
- - Berat badan turun pasien untuk
- - Bising usus hiperaktif mendapatkan nutrisi
- - Membrane mukosa pucat yang dibutuhkan.
- - Ketidakmampuan memakan - Pemberian obat
makanan ranitidine agar mual
dan muntah dapat
berkurang

4) Implementasi Keperawatan
Pelaksanaan tindakan keperawatan yang dilakukan pada klien disesuaikan dengan prioritas
masalah yang telah disusun. Yang paling penting pelaksanaan mengacu pada intervensi yang
telah ditentukan dengan maksud agar kebutuhan klien terpenuhi secara optimal.

5) Evaluasi Keperawatan
a. Pasien mengatakan nyeri dapat terkontrol
b. Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan

14
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
1. Identitas
Identitas pasien
Nama : Tn K
Umur : 50 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Pedagang
Pendidikan : SMP
Alamat : Ds. Tambakromo, Pati RT : 05 RW : 03
Agama : Islam
Status : Menikah
Identitas penanggung jawab
Nama : Ny. M
Umur : 27 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Pedagang
Pendidikan : SMA
Alamat : Ds. Tambakromo, Pati RT : 05 RW : 03
Agama : Islam
Status : Menikah
Hubungan dengan pasien : Anak

2. Diagnosa Medis : Gastritis


3. Waktu Dan Tempat
Tgl Masuk Rumah Sakit : 12 Maret 2018
Tgl Pengkajian : 12 Maret 2018

15
4. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama
Saat masuk Rumah sakit : Klien datang Ke RSUD RAA SOEWONDO PATI
jam 05.00 tanggal 12 Maret 2018 dengan keluhan nyeri pada ulu hati 4 hari yang
lalu disertai mual muntah
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Saat pengkajian (PQRST) : Pada tanggal 12 Maret 2018 Pukul : 06.00 dilakukan
pengkajian, klien mengeluh nyeri pada ulu hati seperti di tusuk-tusuk, dengan skala
nyeri 6 disertai mual muntah, klien mengatakan tidak nafsu makan, BB sebelum sakit
= 60 kg, BB saat sakit = 55 kg.
TTV pasien ; TD = 110/70 mmHg, suhu =38,8oC, nadi =95 x/menit, RR = 32x/menit.
c. Riwayat Kesehatan Dahulu
1) Pernah di rawat di Rumah sakit : Klien mengatakan pernah dirawat di
rumah sakit 3 tahun yang lalu, dengan penyakit yang sama
2) Obat-obatan yang pernah digunakan : Obat-obatan yang sering digunakan
ketika di rumah biasanya obat dari warung.
5. Pola Fungsi Kesehatan
a. Pola Menejemen Kesehatan-Persepsi Kesehatan
1) Tingkat pengetahuan kesehatan/penyakit
Pasien mengatakan pasien tidak mengetahui tentang penyakit yang
dideritanya.
2) Perilaku untuk mengatasi masalah kesehatan
Anak pasien mengatakan jika sakit selalu berobat ke puskesmas.
3) Factor factor resiko sehubungan dengan kesehatan
Anak pasien mengatakan pasien sering tidak mau makan.
b. Pola Istirahat Tidur
1) Sebelum Sakit : Anak pasien mengatakan sebelum sakit kebutuhan tidur pasien
tidak terganggu. Tidur ±7-8 jam. Mulai pukul 21.00-05.00, tidur dengan nyenyak,
tidak gelisah, dan tidak sering terjaga pada malam hari.
2) Selama Sakit :Anak pasien mengatakan selama sakit kebutuhan tidur pasien
terganggu. Tidurnya tidak teratur, mulai pukul 19.00, kadang hanya 1-2 jam
kemudian terbangun, lalu tidur lagi.

16
c. Pola Nutrisi Metabolik
1) Sebelum Sakit :Anak pasien mengatakan, sebelum sakit makan dan minum pasien
tidak mengalami masalah. Makan 3x/hari dengan nasi, sayur, dan lauk dan habis 1
porsi. Tidak mula dan tidak muntah. Minum ± 6-8 gelas/hari.
2) Selama Sakit :Anak pasien mengatakan, selama sakit nafsu makan pasien
menurun. Makan 3x/hari namun sedikit sedikit dan tidak habis. Kadang pasien
mengeluh mual dan ingin muntah. Minum hanya sedikit, 3-4 gelas/hari.
d. Pola Eliminasi
1) Sebelum Sakit :Anak pasien mengatakan, sebelum sakit BAB pasien teratur,
1x/hari, tidak keras dan tidak cair. BAK sering, 5-6x/hari dan tidak nyeri saat BAK.
2) Selama Sakit :Anak pasien mengatakan, selama sakit BAB pasien tidak teratur,
kadang 3 hari baru BAB. BAK hanya sedikit.
Pasien terpasang kateter, urin hanya sekitar 300 cc/hari.
e. Pola Kognitif Perseptual
1) Sebelum sakit :Anak pasien mengatakan pasien dapat berkomunikasi dengan baik
dengan orang lain, dan mengerti apa yang dibicarakan ,berespon dan berorientasi
dengan baik dengan orang-orang sekitar”.
2) Selama sakit : Anak pasien mengatakan selama sakit pasien masih dapat
berkomunikasi dan berespon dengan baik. Akan tetapi selama sakit pasien jarang
berbicara, berbicara hanya seperlunya saja.
F. Pola Nilai dan Keyakinan
1) Sebelum sakit : Anak pasien mengatakan sebelum sakit pasien selalu sholat 5
waktu.
2) Selama sakit : Anak pasien mengatakan selama sakit pasien belum pernah sholat
karena kondisi sakitnya.

17
6. Pemeriksaan Fisik
a. Sistem pernafasan
Tidak nampak retraksi dada, bentuk dada simetris, tak nampak penggunaan otot bantu
nafas, tidak ada massa, pola nafas normal. fokal fremitus normal, tidak ada nyeri tekan, tidak
teraba massa. suara paru sonor. suara paru vesikuler, tidak terdengar wheezing dan ronkhi
b. Sistem kardiovaskular
Tidak nampak retraksi dada, bentuk dada simetris, tak nampak penggunaan otot bantu
nafas, tidak ada massa, ictus cordis tampak pada itercosta ke 5, tidak ada nyeri tekan, tidak
teraba massa, pulse teraba kuat, batas-batas jantung normal, suara redup, suara paru reguler,
tidak terdengar gallop.
c. Sistem pencernaan .
Abdomen flat, simetris, auskultasi gaster normal, peristaltik usus 5x/ menit. Suara
lambung tympani, batas hepar normal, ada nyeri tekan di abdomen bagian kiri, tidak terasa
pembesaran hepar, tak teraba adanya massa. Mukosa Bibir tampak kering. Lidah tampak
putik dan kotor.
d. Sistem perkemihan
Karakteristik urine/BAK jernih, frekuensi 2-3 sehari,tidak ada nyeri pinggang, tidak
terpasang alat bantu BAK, tidak ada darah, bau khas, tidak ada benjolan.
e. Sistem musculoskeletal
Pergerakan sendi normal, kekuatan otot penuh, tidak ada edema, turgor kulit baik,
tidak ada deformitas, tidak ada nyeri gerak, nyeri tekan, tidak ada pembengkakan pada
sendi,tidak menggunakan alat bantu, tidak ada fraktur, kemampuan ADL mandi, berpakaian,
eliminasi, mobilisasi di tempat tidur, pindah, ambulasi normal.

18
7. Terapi Obat
a. Peroral : Antasida
b. Injeksi : Ranitidine
JENIS TERAPI RUTE DOSIS INDIKASI TERAPI
TERAPI
Antasida Oral 3 X 5 ml Untuk meringankan maag seperti
maag di ulu hati dan mual.
Ranitidine Intra 2 x 150 Untuk mengobati maag dan tukak
Muscular mg lambung

19
B. ANALISA DATA KEPERAWATAN
WAKTU Tanda dan Gejala Etiologi Problem
Hari, Tanggal
Rabu, 14 Maret 2018 DS: Agen cidera biologis Nyeri akut
Pukul : 06.00 - Pasien mengatakan (peradangan pada
“nyeri di ulu hati” mukosa lambung)
- Anak pasien
mengatakan selama
sakit kebutuhan tidur
pasien terganggu.
Tidurnya tidak
teratur, mulai pukul
05.00, kadang hanya
1-2 jam kemudian
terbangun, lalu tidur
lagi. Pasien sering
merasa gelisah,
tidurnya tidak
nyenyak, dan sering
terjaga pada malam
hari karena nyeri
pada perutnya.
DO :
- Keadaan Umum :
lemah, gelisah, wajah
terlihat menahan
nyeri
RR : 32x/menit
Irama nafas
irregular
P : Nyeri timbul
saat makan
Q : Nyeri terasa

20
seperti mau
muntah
R : Nyeri di ulu
hati
S :6
T : Hilang timbul
- Nyeri tekan pada
daerah ulu hati
- Leukosit
18.100/cmm
Rabu, 14 Maret 2018 DS : Mual dan muntah Perubahan
Pukul : 14.00 - Pasien mengeluh pemenuhan
tidak nafsu makan, kebutuhan nutrisi
mual dan ingin kurang dari
muntah ketika kebutuhan tubuh
makan.
DO :
BB pasien turun 5 kg
Porsi makan habis ¼
porsi

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama Pasien : Tn. K Ruang/Unit : Anggrek 2
No. Register : 144766 D. Medis : Gastritis

No Dx Prioritas Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis (peradangan


pada mukosa lambung)

2. Perubahan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan


tubuh dengan mual dan muntah

21
D. INTERVENSI KEPERAWATAN
Tgl/Waktu No. Tujuan Keperawatan Rencana Tindakan Rasional TTD
Dx
12 Maret 1 - Setelah dilakukan Α
1. Istirahatkan klien 1. Istirahat akan
2018 tindakan keperawatan
pada saat nyeri menurunkan
Pukul : selama 1x 24 jam, muncul. oksigen yang
diperlukan
14.00 diharapkan nyeri
2. Ajarkan teknik untuk
berkurang sampai relaksasi napas memenuhi
dalam saat nyeri. kebutuhan
dengan hilang dengan
metabolisme
kriteria hasil : 3. Ajarkan tehnik basal.
distraksi pada saat
Pain control :
nyeri. 2.Meningkatkan
- Pasien dapat intake oksigen
4. Manajemen sehingga akan
mengontrol nyeri
lingkungan tenang, menurunkan
- Pasien melaporkan batasi pengunjung, nyeri sekunder
dan istirahat pasien. dari iskemia
nyeri berkurang atau
intestinal.
hilang
5. Kolaborasi dengan
3. Distraksi
- Skala : 1
dokter dalam dapat
- Pasien tidak gelisah menurunkan
pemberian obat
stimulus
antasida dan internal.
ranitidine
4. Lingkungan
tenang akan
menurunkan
stimulus nyeri
eksternal.
Apabila banyak
pengunjung
yang berada
diruangan
kondisi oksigen
ruangan yang
akan berkurang.
Istirahat akan
menurunkan
kebutuhan
oksigen
jaringan perifer.

5. Untuk

22
menghilangkan
nyeri lambung

Α
1. Kaji pengaturan 1. Perawat
12 Maret 1 - Setelah dilakukan
klien tentang intake dapat lebih
2018 tindakan keperawatan nutrisi terarah dalam
memberikan
Pukul : selama 1 x 24 jam,
2. Berikan makan pendidikan
14.00 diharapkan nutrisi sedikit tapi sering kesehatan yang
sesuai dengan
seimbang, dengan
3. Berikan diet pengetahuan
kriteria hasil : nutrisi seimbang klien.
- Berat badan pasien
4. Fasilitasi klien 2. Kandungan
naik mmemperoleh diet makanan dapat
sesuai indikasi. mengakibatkan
- Tidak mual dan
ketidak
muntah 5. Kolaborasi dengan toleransian
tim medis dalam gaster, sehingga
- Nafsu makan pasien
terapi pengobatan memerlukan
kembali normal perubahan
kecepatan
- Porsi makan habis
pemberian
makanan.

3. Macam-
macam jenis
makanan dapat
dibuat untuk
tambahan atau
batasan faktor
tertentu.

4. Konsumsi
minuman kafein
perlu dihindari
karena dapat
meningkatkan
aktifitas
lambung.

5. Untuk
menambah
nafsu makan
klien dan
penyembuhan
penyakit.

23
E. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Waktu No. Implementasi Respon TTD
Tanggal
Dx
Jam
12 06.00 1 - Menanyakan keluhan yang - DS : Pasien Α
Maret dirasakan klien mengatakan nyeri
2018 pada perutnya
- DO : Pasien
terlihat lemah dan
wajah terlihat
menahan nyeri

12 06.00 1&2 - Mengukur TD, Suhu, Nadi, - DS : - Α


Maret RR - DO :
2018 TD :110/70
mmHg
Nadi : 95x/menit
Suhu : 38,80C
RR : 32x/menit

12 07.00 1 - Memberikan obat antasida - DS : Pasien Α


Maret dan ranitidine mengikuti anjuran
2018 perawat untuk
minum obat
- DO : Obat
antasida 5 ml dan
ranitidine 150 mg

- DS : Pasien
- Melihat ekspresi wajah mengatakan nyeri
nyeri klien untuk pada perutnya
menentukan skala nyeri - DO : Skala nyeri 6

12 15.00 1 - Memberikan obat antasida - DS : Pasien α


Maret mengikuti anjuran
2018 perawat untuk
minum obat
- DO : Obat
antasida 5 ml
masuk melalui oral

24
15.30 1 - Melihat ekspresi wajah - DS : Pasien
nyeri klien untuk mengatakan nyeri
menentukan skala nyeri sedikit berkurang
- DO : skala nyeri 4
12 16.00 1 - Menganjurkan klien untuk - DS : Pasien Α
Maret beristirahat mengatakan “iya”
2018 - DO : Pasien
terlihat gelisah

12 18.00 2 - Menganjurkan pada - DS : Keluarga Α


Maret keluarga untuk memberikan pasien mengatakan
2018 makan pasien sedikit-sedikit pasien hanya mau
tapi sering dan menganjurkan makan sedikit
untuk minum yang cukup karena perutnya
merasa nyeri dan
mual
- DO : Pasien habis
¼ porsi
12 19.00 1 - Memberikan ranitidine - DS : Pasien
Maret mengikuti anjuran
2018 perawat untuk
minum obat
- DO : Obat
ranitidine 150 mg

12 20.00 2 - Fasilitasi klien memperoleh - DS : Keluarga α


Maret diet sesuai indikasi dalam hal pasien mengatakan
2018 makan pedas, asam dan “iya mbak, saya
mengandung kafein mengerti. Terima
kasih”
- DO : Keluarga
pasien tampak
paham

12 20.30 1 - Mengukur TD, Suhu, - DS : - α


Maret menghitung nadi, RR - DO :
2018 TD : 124/89
mmHg
Nadi : 68x/menit
RR : 28x/menit
Suhu : 36,5oC
Urin : 300cc

25
12 23.00 1 - Memberikan obat antasida - DS : Pasien α
Maret mengikuti anjuran
2018 perawat untuk
minum obat
- DO : Obat
antasida 5 ml
masuk melalui oral
12 23.30 1 - Melihat ekspresi wajah - DS : Pasien α
Maret nyeri klien untuk mengatakan nyeri
2018 menentukan skala nyeri berkurang
- DO : skala nyeri
menjadi 1

26
F. EVALUASI KEPERAWATAN
Waktu Dx. Keperawatan Evaluasi TTD
Hari/Tgl Jam
Selasa, 06.00 1. Nyeri akut berhubungan S : Pasien mengatakan Α
13 Maret dengan agen cedera biologis nyeri pada perutnya sdah
2018 (peradangan pada mukosa berkurang
lambung ) Pengkajian nyeri =
P : Nyeri timbul ketika
makan
Q : Nyeri seperti mau
muntah
R : Nyeri di daerah ulu
hati
T : Nyeri hilang timbul α
O : Skala : 1
Wajah terlihat gelisah
A : Tujuan belum tercapai
P : Lanjutkan intervensi
- Kaji nyeri secara
komprehensif
meliputi (lokasi,
karakteristik, dan
onset, durasi,
frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri)
- Ajarkan pasien
teknik relaksasi
- Kolaborasi dalam
pemberian obat
analgetik

27
Selasa, 06.00 2.Ketidakseimbangannutrisi S: Klien mengatakan mual,
12 Maret kurang dari kebutuhan tubuh muntah sudah berkurang
2018 berhubungan dengan mual dan dan mulai ada nafsu makan
muntah O: Makan habis 3 sendok
dari porsi yang diberikan

TD: 124/89 mmHg

Nadi: 68x/menit

Suhu: 36,5 ºC

RR: 28x/ menit

A: Masalah teratasi
sebagian

P : Intervensi dilanjutkan

1. Kaji pengaturann
klien tentang intake nutrisi

2. Berikan makan
sedikit tapi sering

3. Berikan diet nutrisi


seimbang

4. Fasilitasi klien
memperoleh diet sesuai
indikasi dalam hal makan
pedas, asam dan
mengandung kafein.

5. Kolaborasi dengan
tim medis dalam terapi
penambah nafsu makan.

28
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Gastritis atau lebih dikenal sebagai magh berasal dari bahasa yunani yaitu gastro,
yang berarti perut/lambung dan itis yang berarti inflamasi/peradangan. Gastritis bukan
merupakan penyakit tunggal, tetapi terbentuk dari beberapa kondisi yang kesemuanya itu
mengakibatkan peradangan pada lambung. Biasanya, peradangan tersebut merupakan akibat
dari infeksi oleh bakteri yang sama dengan bakteri yang dapat mengakibatkan borok di
lambung yaituHelicobacter pylori.
Gastritis biasanya terjadi ketika mekanisme pelindung ini kewalahan dan
mengakibatkan rusak dan meradangnya dinding lambung.
Gastritis yang terjadi tiba – tiba (akut) biasanya mempunyai gejala mual dan sakit
pada perut bagian atas, sedangkan gastritis kronis yang berkembang secara bertahap biasanya
mempunyai gejala seperti sakit yang ringan pada perut bagian atas dan terasa penuh atau
kehilangan selera. Bagi sebagian orang, gastritis kronis tidak menyebabkan apapun.
Pada gastritis akut zat iritasi yang masuk ke dalam lambung akan mengiitasi mukosa
lambung. Sedangkan pada gastritis kronik disebabkan oleh bakteri gram negatif Helicobacter
pylori. Bakteri patogen ini (helicobacter pylori) menginfeksi tubuh seseorang melalui oral,
dan paling sering ditularkan dari ibu ke bayi tanpa ada penampakan gejala (asimptomatik).

4.2. Saran
1. Diharapkan kita dapat menjaga lambung kita dari makanan dan minuman
yang masuk ke tubuh agar tidak terinfeksi oleh bakteri Helicobacter pylori. Penyebab
yang lain yang dapat menimbulkan gastritis adalah stres fisik, bila stres meningkat
maka produksi HCL (asam lambung) yang mengakibatkan pH dalam lambung
menjadi asam sehingga dapat merusak lapisan lambung, oleh karena itu disarankan
untuk tidak menyepelekan stres tersebut.
2. Dengan penjabaran mengenai pencegahan gastritis, diharapkan kita lebih
berhati-hati terhadap makanan maupun faktor lain yang menyebabkan resiko infeksi
pada lapisan lambung.

29
DAFTAR PUSTAKA

Depkes. (2008). Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.


1023/MENKES/SK/XI/2008. Pedoman pengendalian penyakit asma. Jakarta : Depkes RI.

Geiger, M. & Wilson, B.D.J (2008). Respiratory nursing (a core curriculum). New York:
Springer Publishing Company.

John, Esther c & Elliott Daly D. (2006). Patofisiologi (aplikasi pada praktek keperawatan).
Jakarta: ECG.

Mangunegoro, H. dkk. (2004). Asma pedoman diagnosis & penatalaksanaan di Indonesia.


Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

Williams, Lippincott & Wilkins. (2002). Kapita selekta penyakit dengan implikasi
keperawatan edisi 2. Jakarta: EGC.

http://duniakeperawatan92.blogspot.com/2014/02/asma.html

http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimus-gdl-sitiistian-6715-2-babii.pdf

30

Vous aimerez peut-être aussi