Vous êtes sur la page 1sur 60

ASUHAN KEPERAWATANPADA Tn.

“ R ” DENGAN GANGGUAN SISTEM


KARDIOVASKULER : HIPERTENSI DI RUANG PERAWATAN
MEDICAL WANITA RSUD PRABUMULIH
TAHUN 2013

DISUSUN OLEH:

1. ABRIANTO PUTRA LENSI

2. ELVI TANIA

3. INDAH NOER JANNAH

4. INTAN HERVARIENZI

5. LIA RIANITIA

6. MELDA ANTIKA

7. MILZA VICKI PRASETIA

Dosen pembimbing : Miming oxyandi, S.Kep, Ners

AKADEMI KEPERAWATAN ‘AISYIYAH PALEMBANG

ANGKATAN XXI

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb

ii
Puji syukur kami panjatkan atas kehadiran Allah swt yang telah memberikan rahmat
dan karunianya sehingga Kelompok dapat menyelesaikan makalah keterampilan dasar
praktek klinik di RSUD Prabumulih dalam Kelompok makalah ini Kelompok dapat banyak
mendapat bantuan , bimbingan serta do’a dari berbagai pihak oleh karena itu Kelompok
menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat:

1. dr. Hj. Rusmini, M.Kes selaku direktur RSUD Prabumulih


2. Khoirin, SKM.M. Kes selaku Direktur Akademi Keperawatan Aisyiyah Palembang
3. Ismalia. Am. Kep Selaku Kepala Ruangan Medikal Wanita RSUD Prabumulih
4. Seluruh staf dan tenaga medis RSUD Prabumulih
5. Widya Arisandy, S.Kep, Ners
6. Miming Oxyandi,S.Kep, Ners
7. Teman-teman sealmamater Akademi keperawatan Aisyiyah palembang yang telah
banyak membantu dan menyelesaikan makalah ini baik secara langsung maupun
tidak langsung

Kelompok menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna
untuk itu Kelompok sangat mengharapkan kritik saran yang bersifat membangun guna
perbaikan di masa yang akan datang.

Wasalamu’alaikum Wr,Wb

Prabumulih, September 2013

Kelompok 5

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
iii
HALAMAN KATA PENGANTAR........................................................................ ii

DAFTAR ISI............................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................

1.1 Latar Belakang......................................................................................... 1


1.2 Tujuan................................................................................................... 2
1.3 Manfaat................................................................................................. 3

BAB II KONSEP TEORI........................................................................................ 4

2.1 Definisi.............................................................................................. 4

2.2 Anatomi Fisiologi ............................................................................. 5

2.3 Etiologi.............................................................................................. 10

2.4 Klasifikasi.......................................................................................... 11

2.5 manifestasi klinik.............................................................................. 11

2.6 pathway............................................................................................. 13

2.7 Pemeriksaan penunjang..................................................................... 14

BAB III TINJAUAN KASUS.................................................................................. 22

3.1.1 Biodata........................................................................................... 22

3.1.2 Identitas Penanggung Jawab.......................................................... 22

3.1.3 Pengkajian Data Objektif............................................................... 23

3.1.4 Pemeriksaan Fisik.......................................................................... 24

3. 1.5 Aktivitas sehari- hari..................................................................... 28

3.1.6 Pemeriksaan Penunjang.................................................................. 29

3.1.7 Terapi yang diberikan..................................................................... 30

3.1.8 pengkajian masalah........................................................................ 30

3.2 Analisa Data....................................................................................... 32

3.3 Intervensi............................................................................................ 35

3.4 Implementasi.......................................................................................... 40

3.5 Catatan Perkembangan........................................................................... 46

iv
BAB IV PEMBAHASAN......................................................................................... 51

4.1 Pengkajian.............................................................................................. 47

4.2 Diagnosa Keperawatan.......................................................................... 48

4.3 Iintervensi Keperawatan........................................................................ 48

4.4 Implementasi.......................................................................................... 48

4.5 Evaluasi.................................................................................................. 49

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan............................................................................................... 54

5.5 Saran........................................................................................................ 54

DAFTAR PUSTAKA

v
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan masalah utama kesehatan


masyarakat di beberapa negara dunia termasuk di indonesia. Hipertensi adalah keadaan
peningkatan tekanan darah yang memberi gejala yang akan berlanjut untuk suatu target
organ seperti stroke (untuk otak), penyakit jantung koroner (untuk pembuluh darah
jantung), dan left ventrikel hypertrophy (untuk otot jantung) ( Bustan 2000, hal 31 ).
Mengutip data dari WHO (World Health Organization) tahun 2005, mengemukakan
bahwa perempuan penderita hipertensi lebih tinggi, yaitu 37 %, sedangkan pria 28 %.
Tingkat prevalensi hipertensi dinegara-negara maju pun cukup tinggi, yaitu mencapai 37
%. Sementara di negara-negara berkembang 29,9% ( Soenarta, 2007, 3,
http://www.suarakarya-online.com ).

Penyakit tekanan darah tinggi atau hipertensi telah membunuh 9,4 juta warga
dunia setiap tahunnya. Badan Kesehatan Dunia (WHO) Angka memperkirakan, jumlah
penderita hipertensi akan terus meningkat seiring dengan jumlah penduduk yang
membesar. Pada 2025 mendatang,  diproyeksikan sekitar 29 % warga dunia terkena
hipertensi (World Health Organization, tahun 2005).
Prosentase penderita hipertensi saat ini paling banyak terdapat di negara
berkembang. Data Global Status Report on Noncommunicable Disesases 2010 dari
WHO menyebutkan, 40 % negara ekonomi berkembang memiliki penderita hipertensi,
sedangkan negara maju hanya 35 %. Kawasan Afrika memegang posisi puncak penderita
hipertensi sebanyak 46 %. Sementara kawasan Amerika menempati posisi terakhir
dengan 35 %. Di kawasan Asia Tenggara, 36 % orang dewasa menderita hipertensi.
Untuk kawasan Asia, penyakit ini telah membunuh 1,5 juta orang setiap tahunnya. Hal
ini menandakan satu dari tiga orang menderita tekanan darah tinggi (Report on
Noncommunicable Disesases, 2010).

1
2

Menurut Khancit,  pada 2011 WHO mencatat ada satu miliar orang yang terkena
hipertensi.  Di Indonesia, angka penderita hipertensi mencapai 32 % pada 2008
dengan kisaran usia di atas 25 tahun. Jumlah penderita pria mencapai 42,7 %,
sedangkan 39,2 % adalah wanita ( WHO, 2011 ).
Data yang Kelompok peroleh dari catatan rekam medis di RSUD Prabumulih
dari bulan januari sampai dengan bulan agustus tahun. Jumlah pasien hipertensi
rawat inap sebanyak 185 orang. Yang terdiri dari laki-laki berjumlah 63 orang dan
perempuan berjumlah 122 orang ( Rekam medis RSUD Prabumulih 2013).
Peran perawat pada saat memberikan asuhan keperawatan pasien hipertensi
adalah sebagai berikut: memberikan pendidikan kesehatan tentang hipertensi,
menganjurkan penurunan berat badan bagi pasien yang obesitas, pembatasan
alkohol, natrium, tembakau, dan mengajarkan teknik relaksasi ( Brunner 2000,
halaman 218 ).
Berdasarkan latar belakang diatas Kelompok tertarik mengambil kasus Asuhan
Keperawatan dengan judul Asuhan Keperawatan Dengan Hipertensi pada klien Ny.N
di Ruang Medical. Dikarenakan guna untuk mengetahui secara spesifik penyebab dari
kasus hipertensi serta penangganan yang tepat untuk penderita hipertensi serta
meningkatkan mutu pelayanan pada klien dengan hipertensi sehingga dapat
mengurangi terjadinya komplikasi.

1.2 Tujuan Kelompok


1.2.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dari karya tulis dengan judul asuhan keperawatan klien
hipertensi adalah agar kelompok dapat memahami dan menerapkan asuhan
keperawatan pada hipertensi dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan.
1.2.2 Tujuan Khusus
Agar Kelompok Mampu :
a. Melakukan pengkajian pada klien dengan hipertensi, baik melalui anamnesa
maupun pemeriksaan fisik.
b. Mengelompokan dan menganalisa data pada klien dengan hipertensi.
c. Merumuskan diagnosa keperawatan pada klien dengan hipertensi.
d. Menyusun rencana keperawatan pada klien dengan hipertensi.
e. Melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana tindakan keperawatan.
3

f. Melakukan evaluasi terhadap tindakan yang sudah dilakukan.


g. Mendemonstrasikan terhadap tindakan yang sudah dilakukan.

1.3 Manfaat

1.3.1 Bagi Institusi Pendidikan


Makalah ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi perkembangan ilmu
pengetahuan dan dapat digunakan sebagai bahan pengajaran dalam penanganan
kasus hipertensi.
1.3.2 Bagi Kelompok
Dengan diselesaikannya makalah ini, Kelompok dapat mengaplikasikan
pengetahuan Kelompok tentang ilmu pengetahuan yang didapat dibangku kuliah,
serta dapat meningkatkan wawasan dan keterampilan tentang karya tulis ilmiah,
khususnya yang berhubungan dengan Asuhan Keperawatan Pada klien dengan
Hipertensi.
1.3.3 Lahan praktek
Diharapkan dapat memberikan masukan bagi lahan praktik dan meningkatkan
mutu pelayanan pada klien dengan hipertensi sehingga dapat mengurangi
terjadinya komplikasi
BAB ll
KONSEP TEORI

.1 Definisi

Hipertensi adalah peningkatan abnormal pada tekanan sistolik 140 mmHg atau
lebih dan tekanan diastolic 120 mmHg (Sharon, L.Rogen, 1996).
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHG dan
tekanan darah diastolic lebih dari 90 mmHG (Luckman Sorensen,1996).
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah
sistolik 140 mmHg atau lebih dan tekanan darah diastolic 90 mmHg ataulebih. (Barbara
Hearrison 1997)
Hipertensi dikategorikan ringan apabila tekanan diastoliknya antara 95 – 104
mmHg, hipertensi sedang jika tekanan diastoliknya antara 105 dan 114 mmHg, dan
hipertensi berat bila tekanan diastoliknya 115 mmHg atau lebih. Pembagian ini
berdasarkan peningkatan tekanan diastolic karena dianggap lebih serius dari
peningkatan sistolik ( Smith Tom, 1995 ).
Jadi dapat di simpulkan dari beberapa definisi dari hipertensi diatas. Hipertensi
adalah suatu kondisi tekanan darah dimana terjadi peningkatan tekanan darah yang
abnormal yaitu sistolik 140 mmHg dan diastolic 90 mmHg.

4
5

2. Anatomi dan Fisiologi Kardiovaskuler

2.1     Anatomi

1. Jantung

Gambar.1.1

Jantung manusia terdiri atas 4 ruang dengan sekat dan katup yang sempurna. Ruang
tersebut yakni:
    1.    Serambi Kanan/atrium dexter.
Terletak pada jantung bagian kanan atas dan embelan kecil, menyerupai
telinga kanan, berfungsi sebagai bilik penyimpanan sementara sehingga darah dapat
tersedia untuk ventrikel kanan. Darah tidak teroksigen dari sirkulasi sistemik
memasuki serambi kanan lewat tiga vena, vena cava inferior,vena cava superior/vena
cava anterior, dan sinus koroner.
6

    2.    Bilik Kanan/ventrikel dexter.


Bilik pemompa bagi sirkulasi paru paru, dengan dinding yang lebih tebal dan
lebih berotot dari pada serambi.
    3.    Serambi Kiri/atrium sinister
Serambi kiri adalah ruang jantung yang menerima darah yang kaya oksigen
dari pulmo melalui pembuluh vena pulmonalis sinister dan darah tersebut kemudian
disalurkan ke ventrikel sinister melalui valvula bikuspidalis/valvula mitral.
4.    Bilik kiri/ventrikel sinister
Bilik kiri adalah bilik pemompa bagi sirkulasi sistemik.Karena tekanan darah
yang lebih besar di butuhkan untuk memompa darah yang melalui sirkulasi sistemik
jauh lebih besar dari pada melalui sirkulasi paru-paru (Sharon, L.Rogen, 1996) .

   KATUP JANTUNG

Fungsi katup jantung adalah untuk mempertahankan aliran satu arah. Diantara
atrium kanan dan ventrikel kanan ada katup yang memisahkan keduanya yaitu katup
trikuspid, sedangkan pada atrium kiri dan ventrikel kiri juga mempunyai katup yang
disebut dengan katup mitral/ bikuspid. Kedua katup ini berfungsi sebagai pembatas
yang dapat terbuka dan tertutup pada saat darah masuk dari atrium ke ventrikel.
1.    Katup Trikuspid
Katup trikuspid berada diantara atrium kanan dan ventrikel kanan. Bila katup
ini terbuka, maka darah akan mengalir dari atrium kanan menuju ventrikel kanan.
Katup trikuspid berfungsi mencegah kembalinya aliran darah menuju atrium kanan
dengan cara menutup pada saat kontraksi ventrikel. Sesuai dengan namanya, katup
trikuspid terdiri dari 3 daun katup.
2.    Katup Pulmonalis
Setelah katup trikuspid tertutup, darah akan mengalir dari dalam ventrikel
kanan melalui trunkus pulmonalis. Trunkus pulmonalis bercabang menjadi arteri
pulmonalis kanan dan kiri yang akan berhubungan dengan jaringan paru kanan dan
kiri. Pada pangkal trunkus pulmonalis terdapat katup pulmonalis yang terdiri dari 3
daun katup yang terbuka bila ventrikel kanan berkontraksi dan menutup bila ventrikel
7

kanan relaksasi, sehingga memungkinkan darah mengalir dari ventrikel kanan menuju
arteri pulmonalis.
3.    Katup Bikuspid
Katup bikuspid atau katup mitral mengatur aliran darah dari atrium kiri
menuju ventrikel kiri.. Seperti katup trikuspid, katup bikuspid menutup pada saat
kontraksi ventrikel. Katup bikuspid terdiri dari dua daun katup.
4.    Katup Aorta
Katup aorta terdiri dari 3 daun katup yang terdapat pada pangkal aorta. Katup
ini akan membuka pada saat ventrikel kiri berkontraksi sehingga darah akan mengalir
keseluruh tubuh. Sebaliknya katup akan menutup pada saat ventrikel kiri relaksasi,
sehingga mencegah darah masuk kembali kedalam ventrikel kiri (Sharon, L.Rogen,
1996) .
LAPISAN JANTUNG
       Dinding jantung terdiri dari 3 lapis yaitu :
1.    Epikardium (Pericardium visceral)
Lapisan bagian luar jantung ini terdiri dari 2 lapisan yaitu perikardium fibrosa
dan serosa. Di dalam kantong perikardium terdapat cairan yang memudahkan gerakan
dan sangat mengurangi gesekan jantung terhadap jaringan sekitarnya, rongga
perikardium yang berisi sedikit cairan pelumas atau yang disebut cairan perikardium
kurang lebih 10 atau 30 ml yang berguna untuk mengurangi gesekan yang timbul
akibat pergerakan jantung.
2.      Myocardium
Myocardium (myo = otot) yaitu jaringan utama otot jantung yang bertanggung
jawab atas kemampuan kontraksi jantung, yang terdiri dari sel-sel otot dan
membentuk bagian terbesar dinding dari masing-masing bilik. Myocardium ventrikel
kiri lebih tebal dari kanan. Akibatnya, ventrikel kiri dapat membuat tekanan lebih
besar saat berkontraksi.
3.      Endokardium
Lapisan tipis dan halus yang menjadi pembatas dalam jantung bagian dalam
otot jantung yang berhubungan langsung dengan darah dan juga bersifat sangat licin
untuk aliran darah.
Jantung dibentuk oleh organ-organ muscular, apex dan basis cordis, atrium
kanan dan kiri serta ventrikel kanan dan kiri.Ukuran jantung kira-kira panjang 12 cm,
8

lebar 8-9 cm seta tebal kira-kira 6 cm. Berat jantung sekitar 7-15 ons atau 200 sampai
425 gram dan sedikit lebih besar dari kumpalan tangan. Setiap harinya jantung
berdetak 100.000 kali dan dalam masa periode itu jantung memompa 2000 galon
darah atau setara dengan 7.571 liter darah. Posisi jantung terletak diantar kedua paru
dan berada ditengah tengah dada ( Iyer et all , 1996 )

2. 2 Fisiologi

Jantung mempunyai fungsi sebagai pemompa darah yang mengandung oksigen


dalam sistem arteri, yang dibawa ke sel dan seluruh tubuh untuk mengumpulkan darah
deoksigenasi (darah yang kadar oksigennya kurang) dari sistem vena yang dikirim
ke dalam paru-paru untuk reoksigenasi (Black, 1997)

Gambar 2 Sistem Peredaran darah


Pola Dasar Peredaran Darah Pada Manusia
Peredaran darah pada manusia dapat dibagi menjadi dua, yaitu sistem peredaran
darah kecil (sistem peredaran darah pulmonalis) dan sistem peredaran darah besar
(sisitem peredaran darah sistemik)
1. Sistem Peredaran Darah Kecil ( Pulmonalis )
9

Sistem peredaran darah keci disebut juga sistem peredaran darah pulmonalis,
karena darah mengalir dari jantung melalui ventrikel kanan menuju ke paru-paru dan
kembali menuju jantung melalui atrium kiri.
Darah dari seluruh tubuh yang kaya akan karbondioksida masuk ke atrium kanan
melalui pembuluh vena. Dari atrium kanan darah akan mengalir ke ventrikel kanan
melalui katup trikuspidalis. Kemudian ventrikel berkontraksi sehingga katup
trikuspidalis terutup, tetapi memaksa katup pulmonalis yang terletak pada lubang arteri
pulmonalis terbuka. Darah masuk ke arteri pulmonalis yang bercabang ke kiri dan ke
kanan yang masing-masing menuju paru-paru kiri dan kanan. Arteri pulmonalis ini
bercabang menjadi arteriol. Arteriol mengalirkan darah menuju kapiler di paru-paru. Di
kapiler paru-paru inilah darah melepaskan karbondioksida dan mengambil oksigen.
Kemudian darah masuk ke venula, kemudian ke vena pulmonalis yang membawa darah
yang kaya akan oksigen menuju ke atrium kiri.

2. Sistem Peredran Darah Besar ( Sisitemik )


Pada sistem perdaran darah besar darah mengalir ke seluruh jaringan tubuh,
sehingga disebut juga sistem peredaran darah sistemik. Pada peredaran darah besar darah
mengalir dari jantung melalui ventrikel kiri menuju ke seluruh tubuh kecuali paru-paru.
Kemudian darah kembali lagi menuju ke jantung melalui atrium kanan.
Dari atrium kiri darah (kaya oksigen) mengalir ke ventrikel kiri melalui katup
bikuspidalis. Kontraksi ventrikel menyebabkan katup aorta membuka. Pada aorta
terdapat arteri-arteri yang keluar langsung ke permukaan jantung dan ke seluruh tubuh.
Arteri ini menuju ke arteriol-arteriol, yang selajutnya membawa darah yang kaya akan
oksigen ke kapiler seluruh tubuh, pada pembuluh kapiler ini terjadi pertukaran, yaitu
oksigen dari darah akan berdifusi masuk ke jaringan dan karbondioksida dari jaringan
akan berdifusi masuk ke dalam darah, selanjutnya darah akan menuju ke venula dan
akhirnya menuju ke vena cava. Darah dari organ tubuh yang berada di bawah jantung
akan menuju ke vena cava inferior, sedangkan darah dari organ yang berada diatas
jantung akan mengalir menuju vena cava superior, kedua vena besar tersebut akan
bermuara di atrium kanan dengan membawa darah yang kaya akan karbondioksida
(Report on Noncommunicable Disesases, 2010).
10

3.  Etiologi

Pada umunya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik. Hipertensi


terjadi sebagai respon peningkatan cardiac output atau peningkatan tekanan perifer.

Namun ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi:

a. Genetik: Respon nerologi terhadap stress atau kelainan eksresi atautransport


Na.
b. Obesitas: terkait dengan level insulin yang tinggi yang mengakibatkantekanan
darah meningkat.
c. Stress Lingkungan.

Hilangnya Elastisitas jaringan dan arterisklerosis pada orang tua serta pelabaran
pembuluh darah

Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi dua golongan, yaitu:

1.Hipertensi Esensial/Hipertensi Primer: yang tidak diketahui penyebabnya, disebut


juga hipertensi idiopatik. Terdapat sekitar 95% kasus. Banyak faktor yang
mempengaruhinya seperti genetik, lingkungan, hiperaktivitas susunan saraf simpatis,
sistem renin-angiotensin, defek dalam ekskresi Na. Peningkatan Na dan Ca
intraseluler dan faktor-faktor yang meningkatkan resiko, seperti: obesitas, alkohol,
merokok serta polisitemia.

2. Hipertensi Sekunder/Hipertensi Renal. Terdapat sekitar 5% kasus. Penyebab


spesifiknya diketahui seperti penggunaan esterogen, penyakit ginjal, hipertensi
vaskular renal. Hiperaldosteronisme primer dan sindrom cushing, feokromusitoma,
koarktasio aorta, hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan dan lain-lain.
(http//.www.surakarta.online.com)

4.    Klasifikasi
11

Klasifikasi Hipertensi menurut WHO

Kategori Sistol (mmHg) Diastol (mmHg)


Optimal < 120 < 80
Normal < 130 < 85
Tingkat 1 (hipertensi ringan) 140-159 90-99
Sub grup : perbatasan 140-149 90-94
Tingkat 2 (hipertensi sedang) 160-179 100-109
Tingkat 3 (hipertensi berat) ≥ 180 ≥ 110
Hipertensi sistol terisolasi ≥ 140 < 90
Sub grup : perbatasan 140-149 < 90

Klasifikasi Hipertensi Hasil Konsensus Perhimpunan Hipertensi Indonesia

Kategori Sistol (mmHg) Dan/atau Diastole (mmHg)


Normal <120 Dan <80
Pre hipertensi 120-139 Atau 80-89
Hipertensi tahap 1 140-159 Atau 90-99
Hipertensi tahap 2 ≥ 160 Atau ≥ 100
Hipertensi sistol ≥ 140 Dan < 90
terisolasi

6. Manifestasi klinik

1. Peningkatan tekanan darah > 140/90 mmHg


2. Sakit kepala
3. Epistaksis
4. Pusing / migrain
5. Rasa berat ditengkuk
6. Sukar tidur
7. Mata berkunang kunang
8. Lemah dan lelah
9. Muka pucat
10. Suhu tubuh rendah
12

7. Pathway

Faktor predisposisi,jenis kelamin,merokok,stres,kurang


olahraga,genetik,alkohol,konsumsi garam dan obesitas.

Kerusakan pembuluh darah


Tekanan darah meningkat Perubahan situasi
kapiler
13

Perubahan struktur
Beban kerja jantung meningkat Ansietas

Vasokontriksi Koroner
Sistemik
kebutuhan nutrisi tidak tepenuhi
Penyumbatan pembuluh darah Nyeri
Iskemia dada
Miokard
Vasokontriksi
Nutrisi kurang dari kebutuhan
Gangguan sirkulasi Fatique
Afterload meningkat
Otak

Resistensi pembuluh Intoleransi


Penurunan curah jantung
darah ke otak meningkat Aktivitas
Hipertensi
Nyeri kepala
8. Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan Laboratorium :

1. Hb/Ht : untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan(viskositas)


dan dapat mengindikasikan factor resiko seperti : hipokoagulabilitas, anemia.
2. BUN / kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi / fungsi ginjal.
3. Glucosa : Hiperglikemi (DM adalah pencetus hipertensi) dapatdiakibatkan oleh
pengeluaran kadar ketokolamin.
4. Urinalisa : darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal danada DM.
5. CT Scan : Mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati
6. EKG : Dapat menunjukan pola regangan, dimana luas, peninggian gelombang P
adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.
7. IUP : mengidentifikasikan penyebab hipertensi seperti : Batu ginjal,perbaikan
ginjal.
8. Photo dada : Menunjukan destruksi kalsifikasi pada area katup,pembesaran jantung
(Nursalam,2004).

 9.    Penatalaksanaan

Penatalaksanaan Non Farmakologis ( Nursalam, 2004) :

1. Diet Pembatasan atau pengurangan konsumsi garam. Penurunan BB dapat


menurunkan tekanan darah dibarengi dengan penurunan aktivitas rennin dalam
plasma dan kadar adosteron dalam plasma.
2. Aktivitas
Klien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan disesuaikan
denganbatasan medis dan sesuai dengan kemampuan seperti berjalan,
jogging,bersepeda atau berenang.
3. Penatalaksanaan Farmakologis
4. Secara garis besar terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
pemberian atau pemilihan obat anti hipertensi yaitu:
a. Mempunyai efektivitas yang tinggi.
b. Mempunyai toksitas dan efek samping yang ringan atau minimal.
c. Memungkinkan penggunaan obat secara oral.
d. Tidak menimbulakn intoleransi.
e. Harga obat relative murah sehingga terjangkau oleh klien.
f. Memungkinkan penggunaan jangka panjang.

Golongan obat – obatan yang diberikan pada klien dengan hipertensi


sepertigolongan diuretic, golongan betabloker, golongan antagonis
kalsium,golongan penghambat konversi rennin angitensin (Back, 1996).

B.       Konsep dasar asuhan keperawatan

1.      Proses keperawatan

Proses keperawatan adalah dimana suatu konsep diterapkan dalam praktik


keperawatan. Hal ini disebut sebagai suatu pendekatan problem solving yang
memerlukan ilmu, tehnik dan keterampilan interpersonal dan ditujukan untuk
memenuhi kebutuhan pasien baik sebagai individu, keluarga maupun mayarakat
(Nursalam, 2001). Iyer et all (1996) mengemukakan dalam proses keperawatan
terdiri dari 5 tahap yaitu: pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi.
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan
suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber, untuk
mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien (Nursalam, 2001).
1) .  Biodata
Mencakup identitas klien, meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama,
pendidikan, alamat, no. medrek, Dx medis, tanggal masuk, dan tanggal pengkajian.
2) . Riwayat kesehatan
a) . Keluhan Utama
Pada kasus hipertensi, ditemukan keluhan utama adanya pusing yang hebat.

b) . Riwayat Kesehatan/ Penyakit Sekarang


Riwayat penyakit sekarang ditemukan pada saat pengkajian yang
sedang dijabarkan dari keluhan utama dengan menggunakan PQRST, yaitu:
P: Paliative/provokatif; hal-hal yang menyebabkan bertambah/bekurannya
keluhan utama.
Pada kasus hipertensi, ditemukan adanya rasa pusing. Keluhan
dirasakan semakin berat bila melakukan aktivitas yang berat.

Q: Quality/Quantity; tingkat keluhan utama.

R: region; yaitu lokasi keluhan utama.


Pada kasus hipertensi ditemukan adanya pusing yang tak tertahankan di
seluruh bagian kepala

S: Savety; yaitu intensitas dari keluhan utama, apakah sampai


mengganggu aktivitas atau tidak, seperti bargantug pada derajat
beratnya.
T: Timing; yaitu kapan mulai muncul dan berapa lama berlangsungnya.

c) . Riwayat Kesehatan Dahulu


Saat dikaji pasien hipertensi biasanya didapat riwayat penyakit jantung
koroner, merokok, penyalahgunaan obat, tingkat stress yang tinggi, dan gaya hidup
yang kurang beraktivitas.
d) . Riwayat Kesehatan Keluarga
Riwayat penyakit kronis/generative keluarga yang ada hubungannya dengan
adanya penyakit jantung, stroke, dan lain-lain.
e). Aspek psikologis
Pada aspek psikologis, ditemukan adanya tingkat stress yang tinggi pada klien,
emosi yang labil
f). Aspek Sosial
Pada aspek social tidak ditemukan hubungan ketergantungan karena klien
masih bisa  melakukan aktifitasnya namun agak sedikit terganggu.
g) . Aspek spiritual
Pada aspek ini, ditemukan adanya keterbatasan melakukan aktivitas keagamaan

2.1.9 Asuhan Keperawatan


a. Pengkajian

1. Aktifitas/ istirahat
Gejala    :  Kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton
Tanda     : Frekwensi jantung meningkat, perubahan irama jantung, takipnea
2. Sirkulasi
Gejala    : Riwayat hipertensi, penyakit jantung koroner aterosklerosis.
Tanda    : Kenaikan tekanan darah, tachycardi, disrythmia, denyutan nadi
jelas, bunyi jantung  murmur, distensi vena jugularis
 3.Integritas Ego
Gejala    : Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euphoria, marah,
faktor stress multiple (hubungan, keuangan, pekerjaan)
Tanda    : Letupan suasana hati, gelisah, penyempitan kontinue perhatian,
tangisan yang meledak, otot muka tegang (khususnya sekitar
mata), peningkatan pola bicara
4. Eliminasi
Gejala    :  Gangguan ginjal saat ini atau yang lalu ( infeksi, obstruksi, riwayat
penyakit ginjal ), obstruksi.
5. Makanan/ cairan
Gejala : Makanan yang disukai (tinggi garam, tinggi lemak, tinggi
kolesterol), mual, muntah, perubahan berat badan (naik/ turun),
riwayat penggunaan diuretik.
Tanda    : Berat badan normal atau obesitas, adanya oedem.
6.Neurosensori
Gejala    : Keluhan pusing berdenyut, sakit kepala sub oksipital, gangguan
penglihatan.
Tanda    : Status mental: orientasi, isi bicara, proses berpikir,memori,
perubahan retina optik. Respon motorik : penurunan kekuatan
genggaman tangan.
·    Nyeri/ ketidaknyamanan
Gejala    : Angina, nyeri hilang timbul pada tungkai, nyeri abdomen/ masssa.
7. Pernafasan
Gejala    : Dyspnea yang berkaitan dengan aktifitas/ kerja, tacyhpnea, batuk
dengan/ tanpa sputum, riwayat merokok.
Tanda    :  Bunyi nafas tambahan, cyanosis, distress respirasi/ penggunaan
alat bantu pernafasan.
8. Keamanan
Gejala    : Gangguan koordinasi, cara brejalan.

2. Diagnosa Keperawatan

Menurut Doengoes, 2004 :


1. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung b.d peningkatan afterload,
vasokonstriksi, iskemia miokard, hipertropi ventricular
2. Intoleran aktivitas b.d kelemahan umum ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen.
3. Nyeri ( sakit kepala ) b.d peningkatan tekanan vaskuler serebral
4. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d masukan yang kurang
5. Kurangnya pengetahuan b.d kurangnya informasi tentang proses penyakit dan
perawatan diri

Dx 1 : Penurunan curah jantung b.d peningkatan afterload, vasokonstriksi, iskemia miokard,


hipertropi ventricular
Intervensi Rasional
1.Pantau TTD 1.Perbandingan dari tekanan memberikan
gambaran yang lebih lengkap tentang
keterlibatan/bidang masalah vascular.
2.Catat keberadaan,kualitas denyutan 2.Denyutan karotis,jugularis,radialis dan
sentraldan perifer femolarismungkin teramati/terpalpasi.
3.Auskultasi tonus jantung dan bunyi  3.S4 umumnya terdengar pada pasien
nafas hipertensi berat karena adanya hipermetrofi
atrium.
4.Amati warna 4. adanya pucat,dingin,kulit lembab dan masa
kulit,kelembaban,suhu,dan masa pengisian kapiler lambat mungkin berkaitan
pengisian kapiler dengan vasokontriksi atau mencerminkan
dekompensasi/penurunan curah jantung
5.Catat edema umum/tertentu 5.Dapat mengindikasikan gagal
jantung,kerusakan ginjal atau vascular.

Dx 2 : Intoleran aktivitas b.d kelemahan umum ketidakseimbangan antara suplai dan


kebutuhan oksigen.
Intervensi Rasional
1. Kaji respon klien terhadap 1. menyebutkan parameter membantu
aktivitas,perhatian frekuensi nadi lebih dalam mengkaji respons fisiologi
dari20 X per menit di atas frekuensi terhadap stres aktivitas dan bila ada
istirahat ;peningkatan TD yang nyata merupakan indikator dari kelebihan
selama/sesudah aktivitas,dispnea,nyeri kerja yang berkaitan dengan tingkat
dada;keletihan  dan kelemahan . aktivitas.
2.Intruksikan pasien tentang tehnik 2.Tehnik menghemat energi mengurangi
penghematan energi,mis; menggunakan penggurangan energy juga membantu
kursi saat mandi,duduk saat menyisir keseimbangan antara suplai dan
rambut atau menyikat gigi,melakukan kebutuhan oksigen.
aktifitas dengan perlahan.
3.Berikan dorongan untuk melakukan 3..kemajuan aktifitas bertahap mencegah
aktivitas/perawatan diri bertahap jika peningkatan kerja jantung tiba-
dapat ditoleransi .berikan bantuan sesuai tiba.memberikan bantuan hanya sebatas
kebutuhan. kebutuhan akan mendorong
kemandirian dalam melakukan
aktivitas.
Dx 3 : Nyeri ( sakit kepala ) b.d peningkatan tekanan vaskuler serebral
Intervensi Rasional
1.mempertahankan tirah baring selama fase 1.meminimalkan stimulasi/meningkatkan
akut relaksasi
2.berikan tindakan non farmakologi untuk 2.tindakan yang menurunkan tekanan
menghilangkan sakit kepala mis; vaskuler serebral dan yang
kompres dingin pada dahi,pijat memperlambat/memblok respon
punggung dan leher,tenang,redupkan simpatis efektif dalam menghilangkan
lampu kamar lampu kamar,tehnik sakit kepala dan komplikasinya.
relaksasi(panduan imajinasi,diktraksi)
dan aktifitas waktu senggang.
3.Hilangkan / minimalkan aktivitas 3.Aktivitas yang meningkatkan
vasokontriksi yang dapat meningkatkan vasokontriksi menyebabkan sakit
sakit kepala mis; mengejan saat kepala pada adanya peningkatan
BAB,batuk panjang dan membungkuk. tekanan vascular serebral.
4.Bantu pasien dalam ambulasi sesuai 4.pusing dan penglihatan kabur sering
kebutuhan. berhubungan dengan sakit
kepala.pasien juga dapat mengalami
episode hipotensi postural.
5.berikancairan,makanan lunak,perawatan 5.meningkatkan kenyamanan
mulut yang teratur bila terjadi umum.kompres hidung dapat
pendarahan hidung  atau kompres hidung mengganggu proses menelan atau
telah dilakukan untuk menghentikan membutuhkan napas dengan mulut
pendarahan ,menimbulkan stagnasi sekresi oral dan
mengeringkan membrane mukosa.

Dx 4 : Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d masukan yang kurang

Intervensi Rasional
1.Kaji pemahaman pasien tentang 1.kegemukan adalah resiko tambahan
hubungan langsung antara hipertensi dan pada tekanan darah tinggi karena
kegemukan disproporsi antara kapasitas aorta dan
peningkatan curah jantung berkaitan
dengan peningkatan massa tubuh.
2.Bicarakan pentingnya menurunkan 2.Kesalahan kebiasaan makan makan
masukan kalori dan batasi masukan menujang terjadinya ateroskerosis dan
lemak,garam,dan gula,sesuai indikasi. kegemukan.

BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATANPADA Ny. “ N ” DENGAN GANGGUAN SISTEM


KARDIOVASKULER : HIPERTENSI DI RUANG PERAWATAN
MEDICAL WANITA RSUD PRABUMULIH
Tanggal Pengkajian : 2-09-2013

Waktu Pengkajian : 10.00 WIB

A. IDENTITAS

1. pasien

Nama : Tn” R ”

Umur : 49 Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Dusun Meitan GIB M.Enim

Diagnosa : Hipertensi

2. Penanggung Jawab pasien

Nama : Tn”A”

Umur : 60 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Alamat : Dusun Meitan GIB M.Enim

Pekerjaan : Petani

B. PENGKAJIAN
1. Alasan utama datang ke RS : pasien mengatakan sakit kepala dan tekanan darah
naik
2. Keluhan utama ( saat dikaji ) : pasien mengatakan sakit kepala sejak 3 hari yang lalu.

3. Riwayat penyakit saat ini ( P, Q, R, S, T ) : pasien datang ke IGD pada tanggal 19


september 2013, klien mengalami sakit kepala. Klien sudah 2 hari di rawat di RS di
ruang PDL dengan keluhan nyeri pada bagian kepala karena adanya penurunan cardio
outpu. Klien mengatakan sakit kepala terus menerus.

4. Riwayat kesehatan lalu : pasien sudah lama mendertia hipertensi


mengalami sakit.

5. Riwayat penyakit keluarga : pasien mengatakan tidak mempunyai penyakit menular


dan hanya mempunyai penyakit menurun yaitu hipertensi, keluarga pasien
mengatakan ada salah saatu anggota keluarrganya yang memiliki penyakit hipertensi.

6. Riwayat kesehatan dan energy :

a. Riwayat pengobatan : sebelum kerumah sakit klien sempat di tangani di


PKM

b. Riwayat alergi : klien mengatakan alergi terhadap olahan daging.

Genogram

Keterangan :

: Laki Laki

: Perempuan

: Pasien

: Tinggal serumah

C. PENGKAJIAN FISIK

1. Keadaan umum

Kesadaran : GSC ;E:4 M:6 V:5

Composmentis : klien dalam keadaan sadar penuh.


Vital sign :

- Tekanan darah : 180 / 100 mmHg


- Tekanan nadi : 99 x / menit
- RR: :28 x/ menit
- Suhu tubuh : 35, 7 0c

Sakit / nyeri : klien mengatakan nyeri.

Status gizi ; berat badan klien dalam kondisi obesitas

Sikap : klien mengatakan saat nyeri timbul, klien cepat-cepat duduk

Masalah keperawatan : gangguan rasa nyeri nyaman.

2. PEMERIKSAAN KHUSUS

1. Kulit

 Warna : normal

 Turgor : turgor kulit elastic

 Tekstur : tekstur kulit halus

 Kelembapan : kelembapan kulit lembap

 Memar/ luka : tidak terdapat memar atau luka

 Kebersihan : kebersihan kulit bersih

 Masalah keperawatan : tidak ada masalah

2. Kepala

 Bentuk : bentuk kepala simetris kiri dan kanan

 Rambut : warna : warna rambut hitam

 Distribusi : distribusi rambut hitam merata


 Tekstur : teksturnya halus

 Kualitas : baik

 Kebersihan : kebersihan rambut cukup bersih

 Masalah keperawatan : tidak ada masalah

3. Mata

 Bentuk : simetris kanan dan kiri

 Konjunctiva : konjunctiva tida anemis

 Sclera : kekuningan disebabkan karena lansia

 Reaksi cahaya ; dapat berkedip bila ada rangsangan cahaya

 Pupil : isokor

 Visus : simetris

 Kebersihan : bersih

 Masalah keperawatan : tidak ada masalah

4. Hidung

 Bentuk : simetris tidak ada kelainan

 Kebersihan : cukup bersih pada area hidung

 Masalah keperawatan : tidak ada masalah

 Telinga

 Bentuk : simetris telinga kiri dan kanan

 Pendengaran : dapat mendengar dengan jelas

 Kebersihan : cukup bersih pada area telinga

 Masalah keperawatan : tidak ada masalah


5. Mulut dan tenggorokan

 Mukosa bibir : lembap

 Bibir : lembap

 Sakit menelan : tidak ada sakit saat menelan

 Lidah : tidak ada masalah

 Tonsil : tidak ada tonsil

 Kebersihan : bersih

 Masalah keperawatan : tidak ada masalah

6. Leher

 Bentuk : tidak simetris

 Kelenjar tiroid : tidak ada pembengkakan

 Vena jugularis : ada peningkatan vena jugularis \

 Masalah keperawatan : peningkatan tekanan darah

7. Dada

Jantung

 Inspeksi : ictus cordis tampak terlihat HR= 50 X/ menit

 Palpasi : ictus cordis tidak terdapat pelebaran

 Perkusi : sonor, tidak ada pembesaran pada area jantung

 Auskultasi : irama teratur, tidak ada suara tambahan

Paru-paru

 Inspeksi : simetris, tidak ada kelainan

 Palpasi : tidak ada nyeri tekan


 Perkusi : redup/ pekak

 Auskultasi : irama teratur, tidak ada suara tambahan

 Kebersihan : bersih

 Masalah keperawatan : penurunan curah jantung

8. Abdomen

 Inspeksi : bentuk : simetris

 Auskultasi : peristaltic : 6 x / menit

 Palpasi : tidak ada nyeri tekan

 Perkusi :redup

 Masalah keperawatan : tidak ada masalah

9. Genetalia

 Penis : normal

 Scrotum dan testis : normal

 Anus : tidak terdapat pelebaran vena

 Kebersihan : bersih

 Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

10. Eksternitas atas dan bawah

 Kekuatan otot ;

 Rentang gerak : sangat terbatas

 Nyeri sendi : terdapat nyeri sendi

 Edema ; tidak ada edema

 Masalah keperawatan : intoleransi aktivitas


D. AKTIVITAS SEHARI-HARI

Sebelum masuk rumah


No Kegiatan Saat di rumah sakit
sakit
1 Pola makan
a. Frekuensi 3x sehari 2x sehari
b. Jenis Nasi + lauk-pauk bubur + lauk-pauk
c. Jumlah 1 porsi 1 porsi
Masalah keperawatan Tidak ada masalah Tidak ada masalah
2 Pola minum
d. Frekuensi 5x sehari 4x sehari
e. Jenis Air putih Air putih
f. Jumlah 7 gelas/hari 6 gelas/hari
Masalah keperawatan Tidak ada Tidak ada
3 Pola eliminasi
BAB
g. Frekuensi 2x sehari 2x sehari
h. Konsistensi Lunak Encer
i. Warna Kuning Kuning
j. Masalah BAB diiringi muntah Tidak ada masalah
BAK
k. Frekuensi 3x sehari 3x sehari
l. Warna Kuning Kuning
m. Jumlah 1500 ml 1500 ml
Masalah keperawatan Tidak ada Tidak ada

4 Personal Hygiene
n. Mandi 2x sehari 1x sehari
o. Keramas 2x sehari 1x sehari
p. Gosok gigi 2x sehari 2x sehari
q. Potong kuku 2x seminggu 1x seminggu
r. Ganti pakaian 2x sehari 1x sehari
Masalah keperawatan Tidak ada masalah Tidak ada masalah

5 Pola aktivitas
s. Lama tidur siang 2 jam 1 jam
t. Lama tidur malam 7 jam 5 jam
u. Gangguan tidur Tidak ada Tidak ada
Masalah keperawatan Tidak ada masalah Tidak ada masalah

E .Data Penunjang

Hasil Laboratorium tanggal : 2-09-2013 (hematologi)

Jenis pemeriksaan Hasil Satuan Normal

GDS 106 mg/dl < 200

Creatinin 1,0 mg/dl 0,5 – 0, 9

HB 13,7 gr % 12 – 14

Leukosit 6,800 /mk 400 – 11000

Eosonofil 2,00 % 1,00 – 3,00

Eritrosit 3,60 juta/ml 4,60 – 5,50

Hematokrit 30,00 % 31,00 – 45,00

Trombosit 172,00 ribu/ml 150,00 – 450,00

F .Terapi yang di berikan

No Obat/Tindakan Golongan Dosis

1. Nacl Kocor Intravena 1 Kolf

2. Ringer laktat Intravena 15 tetes x/m

3. Ceftriaxone Intravena 1 x 1 Gram.

4. Ranitidn Intravena 2 x 1 Ampul

5. Keterolac Intravena 3 x 1 Ampul

6. B complex Oral 1x1 Tablet/hari


7. Catopril Oral 1x1 Mg/hari

G. PENGKAJIAN MASALAH PSIKOLOGI SOSIAL DAN SPIRITUAL

PSIKOLOGIS
a. Perasaan Klien Setelah mengalami masalah ini adalah :klien tidak merasakan
cemas
b. Cara mengatasi perasaan tersebut : tidak ada .
c. Rencana klien setelah masalahnya terselesaikan : tidak ada
d. Jika rencana ini tidak dapat dilaksanakan : tidak ada
e. Pengetahuan klien tentang masalah /penyakit yang ada : tidak ada
Masalah keperawatan : tidak ada masalah

SOSIAL
a. Aktifitas atau peran klien dimasyarakat adalah : sebagai warga biasa
b. Kebiasaan lingkungan yang tidak disukai adalah : Tidak ada
c. Pandangan klien tentang aktivitas sosial dilingkungannya : penuh keakraban
dan peduli
d. Masalah keperawatan : Tidak ada masalah

BUDAYA
a. Budaya yang diikuti klien adalah budaya : Jawa yang aktivitasnya adalah
gemar makan manis
b. Keberatannya dalam mengikuti budaya tersebut adalah : Tidak merasa
keberatan
c. Cara mengatasi keberatan tersebut adalah : tidak ada
d. Masalah keperawatan : tidak ada masalah

SPIRITUAL
a. Aktivitas ibadah yang biasa dilakukan sehari-hari adalah : shalat , baca al-
qur’an, zikir.
b. Kegiatan keagamaan yang biasa dilakukan adalah yasinan rutin bersama
keluarga
c. Aktivitas ibadah yang sekarang tidak dapat dilaksanakan adalah : Mengaji
d. Perasaan klien akibat tidak dapat melaksanakan hal tersebut karena kondisi
sakit pada klien tidak mempermasalahkan
e. Upaya klien mengatasi persaan tersebut melakukan kegiatan semampunya
f. Apa keyakinan klien tentang peristiwa/masalah kesehatan yang sekarang
sedang dialami : harus percaya bahwa penyakit ini bisa sembuh
g. Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah

Analisa Data

Nama : Tn”R” No.RM : 06 6519

Umur :49 Thn Diagnosa : Hipertensi

Tanggal : 2-09-2013

No Data Etiologi Masalah


1. DS: Faktor Predisposisi Penurunaan
curah jantung
Kerusakan vaskuler
-  Keluarga Klien mengatakan klien
pembuluh darah
gelisah
Perubahan Struktur
DO:
Gangguan sirkulasi
-Klien tampak gelisah.
Vasokontriksi
- Ku sakit sedang :
Afterload meningkat
- T d : 210/100 mmHg
- T : 36,5 oC Penurunan curah
- RR : 32x/menit jantung
- Nadi: 100x/menit

2. DS: Peningkatan CO2


- Keluarga Klien mengatakan klien Intoleransi
Peningkatan afterload
merasa lemah dan letih. aktivitas

Frekuensi jantung
DO:
meningkat
-   Perubahan irama jantung
Kelelahan
-  Takipnea
Tachipnea
- Nafas cepat.
Aktivitas terhambat
- Ku sakit sedang :
Intoleransi aktivitas
T d : 210/100 mmHg
T : 36,5 oC
RR : 32x/menit

Nadi: 100x/menit
3. DS: Faktor Predisposisi Nyeri/ sakit
kepala
-   Klien mengatakan Sakit kepala. Kerusakan vaskuler
pembuluh darah
Perubahan Struktur
DO:
Gangguan sirkulasi
-  Klien tampak meringis menahan
sakit di kepala. Otak

- Klien tampak kesulitan tidur, Resistensi Pembuluh


darah otak
-T d : 210/100 mmHg
-T : 36,5 C o Nyeri sakit kepala
-RR : 32x/menit
-Nadi: 100x/menit
-Skala nyeri 6
-Frekuensi : Sakit sedang

DAFTAR MASALAH

1. Penurunan curah jantung

2. Nyeri atau sakit kepala

3. Intoleransi aktivitas

PRIORITAS MASALAH

1. Penurunan curah jantung

2. Nyeri atau sakit kepala

3. Intoleransi aktivitas

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan afterload, vasokontris
pembuluh darah.

2. Nyeri atau sakit kepala berhubungan dengan peningkatan vaskuler selebral.

3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum ketidak seimbangan


antara suplai dan kebutuhan oksigen.

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama : Tn”R” No.RM : 06 6519

Umur : 49 Thn Diagnosa : Hipertensi

Tgl/Ja Tujuan dan


No Diagnosa Intervensi Rasionalisasi Paraf
m kriteria hasil
1. 24-9- Penurunan curah Setelah dilakukan 1.Pantau TD. 1.Perbandingan dari
2013 jantung tindakan Ukur pada tekanan memberikan
08.00 berhubungan keperawatan kedua tangan/ gambaran yang lebih
wib dengan selama 3×24 jam paha untuk lengkap tentang
Peningkatan diharapkan Td evaluasi awal. keterlibatan/ bidang
afterload, klien kembali Gunakan masalah vaskular.
vasokontriksi normal dengan ukuran manset
pembuluh darah. kriteria hasil: yang tepat dan
DS: -TD klien dapat teknik yang
kembali normal: akurat.
-  Keluarga
Td: 120/80
Klien
mmHg 2.Amati warna 2.Adanya pucat,
mengatakan
RR: 24 x/m kulit,kelembab dingin, kulit lembab
klien gelisah.
Nadi : 100 x/m an , suhu, dan dan masa pengisian
- Klien tidak masa kapiler lambat
DO:
gelisah. pengisian
-Klien tampak
kapiler.
gelisah.
- Ku sakit
3. Berikan 3.kemajuan aktifitas
sedang :
dorongan bertahap mencegah
- T d : 210/100
kepada peningkatan kerja
mmHg
keluarga untuk jantung tiba-
-T : 36,5 oC
membantu klin tiba.memberikan
- RR : 32x/menit
melakukan bantuan hanya sebatas
Nadi: aktivitas/pera kebutuhan akan
100x/menit watan diri mendorong
bertahap jika kemandirian dalam
dapat melakukan aktivitas
ditoleransi .

4.Anjurkan 4.Membantu untuk


kepda menurunkan rangsang
keluarga simpatis;
dalam meningkatkan
pembatasan relaksasi
aktivitas klien
seperti
istirahat di
tempat tidur/
kursi.

5.Kolaborasi 5.mencegah
dengan tim peningkatan kerja
medis dalam jantung diberikan
memberian obat catopril 1x1
obat. tablet/hari
- Catopril 1x1
tablet/hari
2. 24-9- Nyeri/ sakit Setelah diberikan   1.Observasi 1.Mengetahui derajat
2013 kepala asuhan derajat nyeri nyeri yang dirasakan
10.00 berhubungan keperawatan 2x24 pasien dan
wib dengan jam diharapkan mempermudah
peningkatan pasien Nyeri intervensi selanjutnya
vascular serebral terkontrol dengan .
DS: kriteria hasil : 2.Pertahankan 2.Meminimalkan
- Keluarga Klien -Nyeri tirah baring stimulasi/meningkatk
mengatakan klien selama fase an relaksasi
klien merasa berkur akut
lemah dan letih. ang
DO: - Skala nyeri 0-3 3.Berikan posisi 3.Mengurangi rasa
-   Perubahan - Wajah pasien yang nyaman nyeri.
irama jantung tidak meringis pada klien.
-  Takipnea
- Nafas cepat. 4.Ajarkan klien 4. Mengurangi rasa
- Ku sakit tehnik nyeri
sedang : relaksasi nafas
T d : 210/100 dalam.
mmHg 5.kolaborasi 5.Menurunkan/mengont
dalam rol nyeri dan
T : 36,5 oC pemberian menurunkan rangsang
RR : 32x/menit analgesik sistem saraf simpatis.
- Keterolac 2x1
Nadi:
ampul
100x/menit
- Ceftriaxone 3x1
ampul

3. 24-9- Intoleran Setelah diberikan 1.kaji respon 1…………....................


2013 aktivitas b.d asuhan klien ......................................
kelemahan keperawatan terhadap ......................................
12.00 umum diharapkan pasien aktivitas,perh
wib ketidakseimbang dapat atian
an antara suplai berpartisipasi frekuensi
dan kebutuhan dalam aktivitas nadi lebih
oksigen yang dari20 X per
diinginkan/diperu menit di atas
kan dengan frekuensi
kriteria hasil : istirahat
-Melaporkan ;peningkatan
peningkatan TD yang
dalam toleransi nyata
aktivitas yang selama/sesud
dapat diukur ah
-Menunjukkan aktivitas,disp
penurunan dalam nea,nyeri
tanda-tanda dada
intoleransi ;keletihan
fisiologi dan
kelemaha.
2.intruksikan 2.Teknik menghemat
pasien energi mengurangi
tentang pengguanan energi,
tehnik juga membantu
penghematan keseimbangan antara
energi,mis; suplai dan kebutuhan
menggunakan oksigen
kursi saat
mandi,duduk
saat menyisir
rambut atau
menyikat
gigi,melakuk
an aktifitas
dengan
perlahan.

3.berikan
3.Mengidentifikasi
dorongan
sejauh mana
untuk
kemampuan pasien
melakukan
dalam melakukan
aktivitas/pera
aktivitas dan perawa
watan diri
tan diri
bertahap jika
dapat
ditoleransi
.berikan
bantuan
sesuai
kebutuhan

4.Kemajuan aktivitas
4. Kaji sejauh
bertahap mencegah
mana
peningkatan kerja
aktivitas
jantung tiba-tiba
yang dapat
ditoleransi
IMPLEMTASI KEPERAWATAN

Nama : Tn “R” No.RM : 06 6519

Umur : 49 Thn Diagnosa : Hipertensi

No Jam
Tgl/jam Diagnosa Implementasi Respon Paraf
.
1. 2-9- Penurunan curah 08.00 1.Memantau TD. Ukur 1. Klien merasa
2013 jantung pada kedua tangan/ tidak
berhubungan paha untuk evaluasi tenang
dengan 09.00 awal. Gunakan ukuran dengan
Peningkatan manset yang tepat dan kondisinya.
afterload, teknik yang akurat. Td 210/100
vasokontriksi 09.10 mmHg.
pembuluh darah
2.Klien suhu
10.00 2.Mengamati warna tubuhnya
kulit,kelembaban , normal 36 c
0
suhu, dan masa ,
pengisian.
3.Klien
3.Memberikan tamapak
lingkungan tenang, lebih
nyaman, kurangi nyaman dan
aktivitas /keributan tenang
lingkungan. Batasi
jumlah pengunjung
dan lamanya tinggal. 4.Klien
4.Mempertahankan beristirahat
pembatasan aktivitas di tempat
seperti istirahat di tidur.
tempat tidur/ kursi,
jadwal periode
istirahat tanpa
gangguan, bantu
pasien melakukan
aktivitas perawatan
diri sesuai kebutuhan 5.Klien
5.Kolaborasi dengan minum obat
tim medis dalam secara oral
memberian obat. catoprol
- Catopril 1x1 1x1
tablet/hari tablet/hari
2. 2-9- Nyeri/ sakit 08.00 1.Mengobservasi derajat 1.Klien
2013 kepala nyeri tampak
berhubungan 08.50 menahan sakit
10.00 dengan dan meringis.
WIB peningkatan
2.Klien hanya
vascular serebral 10.00 2.Mempertahankan tirah
baring selama fase akut berbaring di
tempat tidur
11.00 3.Memberikan tindakan 3.Klien
non farmakologi untuk tampak
11.10 menghilangkan sakit merasa lebih
kepala mis; kompres nyaman
dingin pada dahi,pijat
punggung dan lehernya.
4.Mengajarkan relaksasi 4. Rasa nyeri
nafas dalam. klien klien
berkurang
5.Berkolaborasi dalam
pemberian analgesik 5.Rasa nyeri
- Keterolac 2x1 ampul klien dapat
- Ceftriaxone 3x1 ampul terkontrol
3. 2-9- Intoleran aktivitas 08.00 1.Mengkaji respon klien 1. Klien tampak
2013 b.d kelemahan terhadap lemah dan
12.00 umum aktivitas,perhatian berbaring di
WIB ketidakseimbangan frekuensi nadi lebih tempat tidur.
antara suplai dan 09.00 dari 20 X/menit di atas
kebutuhan oksigen frekuensi istirahat
;peningkatan TD yang
nyata selama/sesudah
aktivitas,dispnea,nyeri
11.00 dada;keletihan  dan
kelemaha.
2.Mengintruksikan pasien 2.Klien
tentang tehnik mendengarkan
12.00 penghematan apa yang di
energi,mis; intruksikan
menggunakan kursi oleh perawat.
\ saat mandi,duduk saat
menyisir rambut atau
menyikat
gigi,melakukan
aktifitas dengan
perlahan.

3.Memberikan dorongan 3.Klien


untuk melakukan melakukan
aktivitas/perawatan aktivitas
diri bertahap jika dapat dibantu oleh
ditoleransi .berikan perawat dan
bantuan sesuai keluarganya
kebutuhan

4. Mengkaji sejauh mana


4.Klien dapat
aktivitas yang dapat
mengontrol
ditoleransi
aktivitasnya

CATATAN PERKEMBANGAN

Nama : Tn “R” No.RM : 06 6519

Umur : 49 Thn Diagnosa : Hipertensi

No. Diagnosa keperawatan Waktu Respon Paraf


1. DP I: 10.30 S: -  Keluarga klien mengatakan
Penurunan curah jantung klien gelisah
berhubungan dengan
O:
Peningkatan afterload,
vasokontriksi pembuluh
-Klien tampak gelisah.
darah.
-Klien minum obat oral : Catopril
1x1 tablet/hari

- Ku sakit sedang
T d : 160/100 mmHg
T : 36,5 oC
RR:30x/mt

Nadi:98x/m
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi di lanjutkan.
- Berikan suasana tenang dan
kurangi pengunjung
- Pertahankan pembatasan
aktivitas
- Kolaborasi dalam pemberian
obat catopril
2. DP II: 11.50 S:
Nyeri/ sakit kepala -  Keluarga klien mengatakan klien
berhubungan dengan Sakit kepala.
peningkatan vascular O:
serebral - Klien tampak meringis menahan
sakit di kepala.
. - Skala nyeri sedang
-Skala nyeri : 6
-Lokasi : nyeri di kepala
-Frekuensi : Timbul dan hilang
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi di lanjutkan
- Kaji derajat nyeri
- Pertahankan tirah baring
- Berikan tindakan non
farmokologi

3. DP III: 01.25 S:
Intoleran aktivitas b.d - Keluarga Klien mengatakan klien
kelemahan umum sangat lemah
ketidakseimbangan antara
suplai dan kebutuhan
oksigen
O:

-   Frekuensi jantung meningkat

-  Perubahan irama jantung

-  Takipnea

-Nafas cepat.

-Ku abnormal :

T d : 160/100 mmHg
T : 36,5 oC
RR : 30x/menit

Nadi: 98x/menit

A : Masalah belum teratasi


P : Intervensi di lanjutkan
- Kaji peningkatan TD yang
nyata selama atau sebelum
aktivitas
- Intruksikan tentang teknik
penghematan energy
- Berikan dorongan untuk
perawatan
CATATAN PERKEMBANGAN

Nama : Tn “R” No.RM : 06 6519

Umur : 49 Thn Diagnosa : Hipertensi

No. Tgl/jam Diagnosa Waktu Evaluasi Paraf


keperawatan
1. 3-9- Penurunan curah 08.00 S: -  Keluarga klien mengatakan
2013 jantung berhubungan klien gelisahnya sudah
dengan Peningkatan berkurang.
10.25 afterload,
O:-
vasokontriksi
pembuluh darah.
-Klien tampak gelisah.

- Ku Lemah

T d :130/90mmHg

T : 36,5 oC

RR:28x/mt

Nadi:88x/m
A : Masalah teratasi sebagian.
P : Intervensi di lanjutkan.
- Pertahankan pembatasan
aktivitas
- Kolaborasi dalam
pemberian obat catopril

2. 3-9- DP II: 09.50 S:


2013 Nyeri/ sakit kepala -   Klien mengatakan Sakit
12.25 berhubungan dengan kepala mulai berkurang.
peningkatan vascular O:
serebral - Klien tampak meringis
menahan sakit di kepala.
- Klien tampak sudah mulai bisa
tidur,
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi di lanjutkan
- Pertahankan tirah baring
- Berikan tindakan non
farmokologi

3. 3-9- DP III: 01.00 S:


2013 Intoleran aktivitas b.d - Klien mengatakan merasa
13.25 kelemahan umum lemah dan letih.
ketidakseimbangan O:
antara suplai dan -      Frekuensi jantung mulai
kebutuhan oksigen. turun.
-      Perubahan irama jantung
-  Takipnea
-Nafas cepat.
-Ku abnormal :
T d : 130/90 mmHg
T : 36,5 oC
RR : 28x/menit

Nadi: 88x/menit
A : Masalah teratasi sebagian.
P : Intervensi di lanjutkan
- Kaji peningkatan TD yang
nyata selama atau sebelum
aktivitas
- Intruksikan tentang teknik
penghematan energy
- Berikan dorongan untuk
perawatan

CATATAN PERKEMBANGAN

Nama : Tn”R” No.RM : 06 6519

Umur : 49 Thn Diagnosa : Hipertensi

No. Tgl/jam Diagnosa keperawatan Evaluasi Paraf


1. 4-9- DP I: S: -  .
2013 Penurunan curah
jantung berhubungan
O:- Tekanan darah Normal
10.25 dengan Peningkatan
afterload, vasokontriksi
-Klien tampak tidak gelisah.
pembuluh darah.
- Ku normal

Td:120/80mmHg
T : 36,5 oC
RR:24x/mt

Nadi:88x/m
A : Masalah teratasi
P : Intervensi di hentikan.
2. 4-9- DP II: S:
2013 Nyeri/ sakit kepala -  Klien mengatakan tidak
12.25 berhubungan dengan lagi merasakan Sakit kepala.
peningkatan vascular O:
serebral - Klien tampak meringis
menahan sakit di kepala.
- Klien tampak kesulitan
tidur,
A : Masalah teratasi
P : Intervensi di hentikan
3. 4-9- DP III: S:
2013 Intoleran aktivitas b.d - Klien mengatakan tidak
13.25 kelemahan umum merasa lemah lagi.
ketidakseimbangan
O:-   Frekuensi jantung
antara suplai dan
normal
kebutuhan oksigen.

-  Perubahan irama jantung

- Nafas normal.

-Ku normal Td:120/80


mmHg

T : 36,5 oC

RR : 24x/menit

Nadi: 88x/menit
A : Masalah teratasi
P : Intervensi di hentikan.

BAB IV

PEMBAHASAN
Setelah diberikan asuhan keperawatan pada klien Ny.N dengan hipertensi di ruang diruang
perawatan medical wanita RSUD prabumulih .
4.1 Pengkajian
Saat pengkajian pada Tn “R “ tidak mendapat kesulitan karena informasi didapat dari
keluarga klien dimana informasi didapat langsung melalui wawancara, observasi, tindaka
medis dan keperawatan. Dalam pengkajian pada Tn “R “ dengan hipertensi, masalah
keperawatan yang diangkat yaitu 1. Penurunan curah jantung 2. Nyeri atau sakit kepala,klien
mengatakan pusing kepala terus menerus,dengan keluhan nyeri pada bagian kepala karena
adanya penurunan cairan kardio ouput, TD :180/100 ,Nadi :80x/permenit, RR :
30x/permennit, Suhu tubuh :37,5oC ,3. Dan masalah keperawatan ke3 intoleransi aktifitas
data yang didapat klien merasa nyeri sendi sejak masuk rumah sakit dan rentang geraknya
sangat terbatas.

4.2 Diagnosa keperawatan


Secara konsep terdapat tiga diagnosa keperawatan yang mungkin timbul pada klien
yang mengalami hipertensi yaitu :
1 Penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan afterload,
vasokontris pembuluh darah.

2 Nyeri atau sakit kepala berhubungan dengan peningkatan vaskuler selebral.

3 Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum ketidak


seimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.

Dari uraian diatas 3 diagnosa keperawatan secara konsep ada pada Tn. R yaitu
3 diagnosa keperawatan dengan kesamaan permasalahannya, dimana sesuai
dengan pengkajian Tn. R secara Head To Toe.

Diagnose keperawatan pada Tn. R yang memiliki kesamaan dengan konsep


diagnosa

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
Setelah dilakukan Asuhanan Keperawtan pada Ny”N” dengan gangguan
sistem Kardiovaskuler : Hipertensi DI Ruang Medikal Wanita RSUD Prabulmulih,
selama 4 hari penyusun melakukan pengkajian mulai dari tanggal 24-27 september
2013.
Dengan menggunakan pendektana proses keperwatan, maka di ambil
kesimpilan dari tiap proses keperawatan yaitu :
1.2 Dalam proses pengkajian di ruang Medikal Wanita oleh perawat dan mahasiswa
dapat menggali data subjektif maupun objektif dengan menggunakan prinsip
pengkajian head to toe yang dapat menunjang terhadap permasalahan klien sehingga
tujuan perencanaan dapat sesuai dengan kebutuhan klien.
1.3 Dari hasil pengkajian akhirnya dapat dirumuskan diagnosa keperawatan yang
diangkat oleh penulis untuk pasien dengan Diagnosa Hipertensi Di Ruang Medikal
Wanita RSUD Prabumulih :
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan Peningkatan afterload,
vasokontriksi pembuluh darah.

2. Nyeri/ sakit kepala berhubungan dengan peningkatan vascular serebral

3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum,


ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan O2.
3. Rencana keperawatan yang telah di tetapkan dan di sesuaikan dengan
kemampuan, kondisi dan saran Rumah Sakit yang ada sesuai dengan
kebutuhan klien serta melibatkan klien dan keluarga. Untuk mengatasi
masalah keperawatan yang aktual atau potensial. Perencanaan di tunjukan
untuk mengatasi :
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan Peningkatan afterload,
vasokontriksi pembuluh darah.

2. Nyeri/ sakit kepala berhubungan dengan peningkatan vascular serebral

3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum,


ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan O2.
4. Dalam proses pelaksanaan, tidak mengalami hambatan karena perencanaan
yang sudah di tetapkan dapat dilaksanakan dengan baik dalam melakukan
Asuhan Keperawatan pada klien Ny”N” dengan gangguan sistem
kardiovaskuler : Hipertensi, selain itu penyusun melibatkan keluarga serta
bekerjasama dengan perawat dan dokter penaggung jawab sehingga ini
bisa di laksanakan dengan baik.
5. Tahap evaluasi keperawatan yang di tuangkan dalam catatan perkembangan

5.2 Saran

1. Bagi RSUD Prabumulih


Semoga makalah ini dapat menjadi wahana pertukaran informasi dengan dunia
pendidikan yang dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan rumah sakit dan
sebagai tambahan kepustakaan dalam memberukan pelaksanaan keperawatan yang
komprehensif pada klien Hipertensi

2. Bagi Ruangan Medikal Wanita


Diharapkan dapat memberikan masukan bagi lahan praktik dan meningkatkan
mutu pelayanan pada klien dengan hipertensi sehingga dapat mengurangi terjadinya
komplikasi

3. Bagi Mahasiswa
Diharapkan mahasiswa mampu mengaplikasikan pengalaman,pemahaman
tentang bagaimana mengelola dan mencapai tujuan asuhan keperaeatan berkualitas
pada situasi yang nyata.

4. Bagi Institusi Akademi


Bagi suatu bahan kajian dan evaluasi yang memberikan gambaran kondisi
lapangan,sehingga untuk kedepannya dapat membekali mahasiswa dengan
keterampilan yang di butuhkan.

STRATEGI PELAKSANAAN ( SP )

Pertemuan ke 2
Hari, tanggal : kamis, 3 november 20013
Ruang : penyakit dalam RSUD prabumulih
II. Proses keperawatan
1. Kondisi klien
DS : klien mengatakan gelisah
DO : - klien tampak gelisah
- Ku sakit sedang

2. Diagnosa keperawatan : penurunan curah jantung berhubungan dengan


kerusakan organ sekunder vasokontruksi

3. Tujuan ; menghilangkan rasa gelisah klien

4. Rencana tindakan : berkolaborasi dengan tim medis dalam pemberian obat.

III. Proses pelaksanaan tindakan

Fase orientasi

a. Salam terapeautik, “ selamat pagi ibu…. Bagaimana kondisi ibu sekarang ?”

b. Evaluasi atau validasi : “apa yang ingin ibu keluhkan hingga merasa gelisa”

c. Kontrak :

Topik : pemeriksaan TTV

Tempat : penyakit dalam

Waktu : 11.30 WIB

Fase Kerja

1. Mencuci tangan sebelum melakukan tindakan

2. Menyiapkan bahan dan alat

3. MElakukan pemeriksaan TTv


4. Dst

Fase Terminasi

Evaluasi Subjektif : “ Bagaimana ibu perasaannya setelah minum obat”.

Evaluasi Objektif : - Ku lemah

- Klien tampak nyaman setelah minum obat

Rencana Tindak Lanjut : - Memantau keadaan klien

- Menganjurkan klien banyak istirahat

Kontrak yang akan datang

Topik : Memandikan pasien

Tempat : Penyakit dalam RSUD Prabumulih

Waktu : Pagi pukul 07.30 WIB

Vous aimerez peut-être aussi