Vous êtes sur la page 1sur 34

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga dapat menyelesaikan Tugas makalah ini, guna memenuhi tugas untuk
mata kuliah Metode Pelaksanaan Konstruksi dengan judul Makalah : “Metode Pelaksanaan
Konstruksi Jalan”.
Tugas ,akalah ini merupakan salah satu tugas yang harus diselesaikan sebagai Mahasiswa
yang memprogam Mata Kuliah Metode Pelaksanaan Konstruksi.
Dalam Pembuatan makalah, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen
pembimbing mata kuliah Metode Pelaksanaan Konstruksi semester ini.
Segala kritikan dan saran sangat dibutuhkan demi perkembangan keutuhan makalah ini,
Serta ucapan terima kasih kepada Dosen mata kuliah yang telah membimbing. Semoga Makalah
ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan juga penulis khususnya.

Banda Aceh, 5 Desember 2018

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Sejarah perkembangan jalan raya yang pada mulanya dari berupa bekas jejak berubah
menjadi jalan raya modern. Jalan dibuat karena manusia perlu bergerak dan berpindah-pindah
dari suatu tempat ketempat lain untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Jejak jalan
tersebut berfungsi sebgai penuntun arah dan menjadikan jejak jalan semakin melebar
dikarenakan sering berpindah-pindahnya mereka. Kemudian kurang lebih 5000 tahun yang lalu,
manusia hidup berkelompok, untuk keperluan tukar menukar barang pokok mereka mulai
menggunakan jalur jalan secara tetap yang berfungsi sebagai jalan prasarana sosial dan
ekonomi. Dari sejarah perkembangan peradaban manusia dan dari berbagai penemuan para pakar
transportasi tentang sejarah perkembangan jalan dapatlah diketahui bahwa :
1. Jalan pertama yang menggunakan 3500 SM. Penemuan ini perkerasan ditemukan didaerah
Mesopotamia dipandang sebagai awal dari sejarah keberadaan jalan raya.
2. Konstruksi jalan yang terdiri dari tanah asli dilapisi dengan batu kapur dan ditutup dengan
batu bata ditemukan diantara Babilonia hingga Mesir yang diperkirakan dibangun 2500-2568
SM oleh raja Cheope yang berfungsi untuk mengangkut batu-batu besar dalam membangun
Great Pyramid.
3. Permukan jalan yang diperkeras dari batu batuan ini ditemukan dipulau Crate (Kereta)
Yunani yang dibuat kurang lebih 1500 SM.
4. Di wilayah Babilonia ditemukan permukaan jalan yang dibuat berlapis-lapis yaitu dari
lapisan tanah dasar yang diatasnya disusun lapisan batu-batu besar, batu beronjol dicampur
mortar, batu kerikil dan kemudian ditutup dengan batu Plat. Menuju jalan modern pada masa
Kekaisaran Romawi yang mengalami kejayaan dalam membangun jalan pada tahun 753- 476
SM. Hal tersebut berdasarkan atas berbagai penemuan antara lain :
Ø Penemuan danau aspal Trinidad oleh Sir Walter Religh Tahun 1595, dimana dengan bahan
temuan tersebut dapat dipergunakan untuk memperkeras lapisan permukaan jalan.
Ø Pierre Marie Jereme Tresaquet dari Perancis memperkenalkan konstruksi jalan dari batu
pecah pada periode th 1718-1796.
Ø Metode perinsip desak diperkenalkan oleh orang Scotlandia yaitu pada tahun 1790 yaitu
Thomas Telford, yaitu suatu konstruksi perkerasan jalan yang dibuat menurut jembatan
lengkung dari batu belah, serta menambahkan susunan batu.
Ø Tahun 1815 Jhon london Mc adams memperkenakan prinsip tumpang tindih atau
konstruksi Makadam.Penemuan mesin penggilas (stom roller) ditemukan th 1860 oleh
Lemoine

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang dapat kami analisa diantaranya yaitu;
1. Apa yang di maksud dari Jalan Raya?
2. Apa peranan dari Jalan Raya?
3. Apa Manfaat dan fungsi dari Jalan Raya?

1.3 Manfaat
· Untuk memberikan pemahaman kepada mahasiswa tentang konstruksi Jalan Raya di bidang
Teknik Sipil.
· Memberikan pengetahuan tentang fungsi dan sistem Jalan Raya di bidang Teknik Sipil.
BAB II

DASAR TEORI

2.1 Pengertian Jalan, Klasifikasi Jalan Raya dan Kecelakaan Lalu Lintas di Jalan
Raya

2.1.1 Pengertian Jalan

Jalan adalah. prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk
bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada
pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air, serta
di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel (Peraturan
Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006).

Jalan raya adalah jalur - jalur tanah di atas permukaan bumi yang dibuat oleh manusia
dengan bentuk, ukuran - ukuran dan jenis konstruksinya sehingga dapat digunakan untuk
menyalurkan lalu lintas orang, hewan dan kendaraan yang mengangkut barang dari suatu
tempat ke tempat lainnya dengan mudah dan cepat (Clarkson H.Oglesby,1999).

Untuk perencanaan jalan raya yang baik, bentuk geometriknya harus ditetapkan
sedemikian rupa sehingga jalan yang bersangkutan dapat memberikan pelayanan yang optimal
kepada lalu lintas sesuai dengan fungsinya, sebab tujuan akhir dari perencanaan geometrik ini
adalah menghasilkan infrastruktur yang aman, efisiensi pelayanan arus lalu lintas dan
memaksimalkan ratio tingkat penggunaan biaya juga memberikan rasa aman dan nyaman
kepada pengguna jalan.
2.1.2 Klasifikasi Jalan

Jalan raya pada umumnya dapat digolongkan dalam 4 klasifikasi yaitu: klasifikasi
menurut fungsi jalan, klasifkasi menurut kelas jalan, klasifikasi menurut medan jalan dan
klasifikasi menurut wewenang pembinaan jalan (Bina Marga 1997).

2.1.2.1 Klasifikasi menurut fungsi jalan

Klasifikasi menurut fungsi jalan terdiri atas 3 golongan yaitu:

1) Jalan arteri yaitu jalan yang melayani angkutan utama dengan ciri-ciri perjalanan jarak
jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan masuk dibatasi secara efisien.
2) Jalan kolektor yaitu jalan yang melayani angkutan pengumpul/pembagi dengan ciri-ciri
perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang dan jumlah jalan masuk dibatasi.
3) Jalan lokal yaitu Jalan yang melayani angkutan setempat dengan ciri-ciri perjalanan
jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah, dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi.

2.1.2.2 Klasifikasi menurut kelas jalan

Klasifikasi menurut kelas jalan berkaitan dengan kemampuan jalan untuk menerima
beban lalu lintas, dinyatakan dalam muatan sumbu terberat (MST) dalam satuan ton.

Tabel 2.1. Klasifikasi jalan raya menurut kelas jalan

Fungsi Kelas Muatan sumbu terberat / MTS (Ton)


Arteri I Lebih dari 10
II 10
IIIA 8
Kolektor IIIA 8
IIIB
Sumber : Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota, Ditjen Bina Marga, 1997

2.1.2.3 Klasifikasi menurut medan jalan

Medan jalan diklasifikasikan berdasarkan kondisi sebagian besar kemiringan medan

yang diukur tegak lurus garis kontur. Keseragaman kondisi medan yang diproyeksikan harus

mempertimbangkan keseragaman kondisi medan menurut rencana trase jalan dengan


mengabaikan perubahan-perubahan pada bagian kecil dari segmen rencana jalan tersebut

Tabel 2..2. Klasifikasi Menurut Medan Jalan:

No
Jenis Medan Notasi Kemiringan Medan (%)

1
Datar D <3

2
Berbukit B 3-25

3
Pegunungan G >25

Sumber : Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota, Ditjen Bina

Marga 1997
2.1.2.4 Klasifikasi menurut wewenang pembinaan jalan

Klasifikasi menurut wewenang pembinaannya terdiri dari Jalan Nasional, Jalan


Provinsi, Jalan Kabupaten/Kotamadya dan Jalan Desa.

2.2 Elemen Perencanaan Geometrik Jalan

2.3.1 Penampang Melintang Jalan

Penampang melintang jalan adalah potongan suatu jalan secara melintang tegak lurus
sumbu jalan (Sukirman, 1994). Bagian-bagian penampang melintang jalan yang terpenting
dapat dibagi menjadi :

1. Jalur Lalu Lintas


2. Lajur
3. Bahu Jalan
4. Selokan
5. Median
6. Fasilitas pejalan kaki
7. Lereng
7. Lereng
Bagian-bagian penampang melintang jalan ini dan kedudukannya pada
penampang melintang terlihat seperti pada gambar 2.1

Gambar 2.1 Penampang Melintang Jalan


Sumber : Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota, Ditjen Bina Marga
1997.

a) DAMAJA (Daerah Manfaat Jalan)

DAMAJA (Daerah Manfaat Jalan) adalah daerah yang dibatasi oleh batas
ambang pengaman konstruksi jalan di kedua sisi jalan, tinggi 5 meter di atas
permukaan perkerasan pada sumbu jalan, dan kedalaman ruang bebas 1,5 meter di
bawah muka jalan.

b) DAMIJA (Daerah Milik Jalan)

DAMIJA (Daerah Milik Jalan) adalah daerah yang dibatasi oleh lebar yang
sama dengan Damaja ditambah ambang pengaman konstruksi jalan dengan tinggi 5
meter dan kedalaman 1.5 meter.

c) DAWASJA (Ruang Daerah Pengawasan Jalan)


DAWASJA (Ruang Daerah Pengawasan Jalan) adalah ruang sepanjang jalan

di luar DAMAJA yang dibatasi oleh tinggi dan lebar tertentu, diukur dari sumbu jalan

Untuk keselamatan pemakai jalan, DAWASJA di daerah tikungan ditentukan


oleh jarak pandang bebas.

Gambar 2.2 Penampang Melintang Jalan Dengan Median


Gambar 2.3. Penampang Melintang Jalan Tanpa Median

Sumber : Dasar-Dasar Perencanaan Geometrik Jalan,Silvia Sukirman

Pada dasarnya pembangunan Jalan Raya adalah proses pembukaan ruangan lalu lintas
yang mengatasi berbagai rintangan geografi. Proses ini melibatkan pengalihan muka bumi,
pembangunan jembatan dan terowong, bahkan juga pengalihan tumbuh-tumbuhan. (Ini
mungkin melibatkan penebasan hutan). Berbagai jenis mesin pembangun jalan akan
digunakan untuk proses ini. Jalan raya ialah jalur-jalur diatas permukaan bumi yang sengaja
dibuat oleh manusia dengan ukuran, konstruksi dan bentuk tertentu sehingga dapat dipakai
sebagai jalur lalulintas orang, hewan dan kendaraan.
Muka bumi harus diuji untuk melihat kemampuannya untuk menampung beban
kendaraan. Berikutnya, jika perlu, tanah yang lembut akan diganti dengan tanah yang lebih
keras. Lapisan tanah ini akan menjadi lapisan dasar. Seterusnya di atas lapisan dasar ini akan
dilapisi dengan satu lapisan lagi yang disebut lapisan permukaan. Biasanya lapisan
permukaan dibuat dengan aspal ataupun semen.
Pengaliran air merupakan salah satu faktor yang harus diperhitungkan dalam
pembangunan jalan raya. Air yang berkumpul di permukaan jalan raya setelah hujan tidak
hanya membahayakan pengguna jalan raya, malahan akan mengikis dan merusakkan struktur
jalan raya. Karena itu permukaan jalan raya sebenarnya tidak betul-betul rata, sebaliknya
mempunyai landaian yang berarah ke selokan di pinggir jalan. Dengan demikian, air hujan
akan mengalir kembali ke selokan.
Setelah itu retroflektor dipasang di tempat-tempat yang berbahaya seperti belokan
yang tajam. Di permukaan jalan mungkin juga akan diletakkan "mata kucing", yakni sejenis
benda bersinar seperti batu yang "ditanamkan" di permukaan jalan raya. Fungsinya adalah
untuk menandakan batas lintasan.
Jalan raya di indonesia pada umumnya menggunakan jalan aspal, bagaimanakah cara
membuat jalan aspal?. Berikut urutan kerja pembuatan jalan aspal beserta alat-alat berat dan
kegunaanya.pembersihan dan perataan lahan :
1. Sebelum jalan raya dibangun, lahan dibersihkan dahulu dari sampah maupun pepohonan
kemudian diratakan.
2. Pembersihan dan perataan lahan, untuk membersihkan lahan dan menggali maupun
mengurug tanah dengan alat excavator
3. Setelah lahan dibersihkan kemudian dilakukan pekerjaan perataan tanah dengan
menggunakan alat bulldozer, untuk memindahkan tanah bekas galian maka digunakan dump
truk
4. Penghamparan material pondasi bawah, penghamparan material pondasi bawah berupa batu
kali menggunakan alat transportasi dump truk kemudian diratakan dan dipadatkan dengan
menggunakan alat tandem roller. Pekerjaan perataan dengan tandem roller di lakukan lagi
pada saat penghamparan lapis pondasi atas, dan lapir permukaan. Pada saat penghamparan
material pondasi dilakukan pekerjaan pengukuran elevasi urugan dengan alat teodolit dan
perlengkapanya.
5. Penghamparan lapis aspal, setelah lapisan pondasi bawah selesai dikerjakan, proses
selanjutnya adalah penghamparan aspal yang sebelumya sudah dipanaskan terlebih dahulu
sehingga mencair. Untuk menghamparkan aspal digunakan alat asphalt finisher
6. Asphalt finisher, setelah aspal berhasil dihamparkan dengan elevasi jalan raya yang sudah
diukur menggunakan theodolit sesuai perencanaan pekerjaan selanjutnya adalah pemadatan
dengan buldozer hingga memenuhi kepadatan dan elevasi yang direncanakan pekerjaan
selanjutnya adalah finishing pemadatan dan perataan jalan raya dengan alat peneumatic roller
7. Peneumatic roller.
BAB III
METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI JALAN

3.1 Mobilisasi

PROGRAM MOBILISASI

1) Dalam waktu 7 hari setelah Penandatangan Kontrak, Kontraktor harus


melaksanakan Rapat Pra Pelaksanaan (Pre Construction Meeting) yang dihadiri
Pemilik, Direksi Pekerjaan, Wakil Direksi Pekerjaan (bila ada) dan Kontraktor
untuk membahas semua hal baik yang teknis maupun yang non teknis dalam
proyek ini.
2) Program mobilisasi harus menetapkan waktu untuk semua kegiatan mobilisasi
yang disyaratkan dalam Pasal 1.2.1.(1) dan harus mencakup informasi tambahan
berikut :
a) Lokasi base camp Kontraktor dengan denah lokasi umum dan denah detil
di lapangan yang menunjukkan lokasi kantor Kontraktor, bengkel, gudang,
mesin pemecah batu dan instalasi pencampur aspal, serta laboratorium
bilamana fasilitas tersebut termasuk dalam cakupan Kontrak.
b) Jadwal pengiriman peralatan yang menunjukkan lokasi asal dari semua
peralatan yang tercantum dalam Daftar Peralatan yang diusulkan dalam
Penawaran, bersama dengan usulan cara pengangkutan dan jadwal
kedatangan peralatan di lapangan.
c) Setiap perubahan pada peralatan maupun personil yang diusulkan dalam
Pena-waran harus memperoleh persetujuan dari Direski Pekerjaan.
d) Suatu daftar detil yang menunjukkan struktur yang memerlukan perkuatan
agar aman dilewati alat-alat berat, usulan metodologi pelaksanaan dan
jadwal tanggal mulai dan tanggal selesai untuk perkuatan setiap struktur.
e) Suatu jadwal kemajuan yang lengkap dalam format bagan balok (bar
chart) yang menunjukkan tiap kegiatan mobilisasi utama dan suatu kurva
kemajuan untuk menyatakan persentase kemajuan mobilisasi
Pembuatan Barak Kerja
Barak Kerja dibuat pada tempat strategis dilokasi area kerja yang dapat dengan
mudah ditempuh oleh pekerja. Sedangkan untuk gudang akan dibuat berdekatan
tempatnya dengan Barak tersebut dengan ukuran yang cukup untuk menyimpan bahan
material yang di tumpuk digudang sebelum dipergunakan, Barak kerja dan gudang
terbuat dari dinding papan dan atap seng dan lantai beton cor sesuai luas bangunan
tersebut serta dilengkapi juga dengan cahaya penerangan.

Pengukuran dan Asbuilt Drawing.

Untuk mendukung pelaksanaan pekerjaan konstruksi, kami melakukan


pengukuran terlebih dahulu, untuk pelaksanaan pekerjaan pengukuran tersebut harus
disaksikan oleh Direksi yang akan menunjukkan titik referensi. Patok-patok sementara
yang kami pasang dibuat dari kayu, dipasang pada setiap jarak antara 25 sampai 50 meter
atau ditentukan dalam jarak lain, menurut pertimbangan teknis oleh Direksi. Patok-patok
ini dipasang sedemikian rupa sehingga tidak mudah goyang atau hilang dan patok ini
dipakai sebagai titik uitzet, dimana ketinggian patok tersebut dapat diketahui dari hasil
pengukuran. Agar mudah terlihat patok tersebut dicat berwarna merah. Kami menjaga
titik uitzet ini sebagai titik bantu di dalam pelaksanaan pekerjaan baik oleh Direksi..

Pengukuran Mutual Chek 0-100 yang akan menghasilkan :


• Data ukur
• Gambar situasi
• Gambar profil memanjang dan melintang
• Contruction Drawing (CD)

Membuat gambar pelaksanaan mulai dari awal pelaksanaan hingga sampai akhir
pelaksanaan Mc.0 – Mc.100 Setiap hasil pengukuran baik yang data ukur dan gambar
harus diketahui dan diparaf dan ditanda tangani oleh Pihak kami, Direksi dan Konsultan.
Data dan gambar yang disajikan harus dibuat pada kertas reproduksi yang berkwalitas
baik, sehingga hasilnya dapat dibaca dengan jelas dan dijilid rapi. Kami akan
menyerahkan gambar-gambar Contruction Drawing (CD) dari pengukuran Mc.0.
Papan Nama Proyek.

Papan nama proyek dibuat dari papan dengan ukuran yang ditentukan. Diletakkan
pada tempat yang mudah dilihat umum. Pada papan nama proyek memuat tulisan antara
lain :

 Nama proyek/jenis pekerjaan

 Pemilik proyek

 Lokasi proyek

 Jumlah biaya proyek

 Sumber dana

 Masa pelaksanaan, dan

 Nama pelaksana

Pemeliharaan dan Perlindungan Lalu Lintas

Pekerjaan ini meliputi pekerjaan untuk lajur lalu lintas seperti menjaga keadaan
jalan supaya tidak kotor oleh muat/angkut material yang dibawa kelokasi pekerjaan,
sehingga tidak meganggu bagi pengguna jalan. Pekerjaan ini dilakukan selama proses
penggangkutan material yang membuat jalan menjadi tidak nyaman oleh pengguna,
sehingga harus segera dibersihkan.

Galian untuk Selokan Drainasi dan Saluran Air

Item pekerjaan ini digunakan untuk penggalian saluran air pemasangan pasangan
batu mortal.
Penggalian akan dilakukan menurut kelandaian, garis dan elevasi yang ditentukan dalam
gambar. Hasil galian yang tidak bisa digunakan, akan dibuang ketempat tertentu. Selama
pelaksanaan pekerjaan galian, lereng sementara galian akan dibuat stabil dan mampu
menahan pekerjaan, struktur dan mesin yang lalu lalang disekitarnya dengan membuat
penyokong dan pengaku yang memadai.
Peralatan yang digunakan adalah :

 Excavator
 Dump Truck
 Alat Bantu

Pasangan Batu dengan Mortal

Item pekerjaan ini digunakan untuk pembuatan selokan atau saluran air degan
pasangan batu mortal.

Tumit (cut off wall) dan struktur lainnya yang dibuat dalam galian parit dimana terdapat
kestabilan akibat daya lekat tanah atau akibat disediakannya cetakan, harus dilaksanakan
dengan mengisi galian atau cetakan dengan adukan setebal 60 % dari ukuran maksimum
batu yang digunakan dan kemudian dengan segera memasang batu di atas adukan yang
belum mengeras. Selanjutnya adukan harus segera ditambahkan dan proses tersebut diulangi
sampai cetakan tersebut terisi penuh. Adukan berikutnya harus segera ditambahkan lagi
sampai ke bagian puncak sehingga memperoleh permukaan atas yang rata.

Material yang digunakan adalah batu, semen dan pasir yang didatangkan dari quarry
terdekat yang disetujui direksi lapangan.

Peralatan yang digunakan adalah :

 Concrete Mixer
 Alat Bantu

Saluran berbentuk U Tipe DS 1

Item pekerjaan ini digunakan untuk pembuatan selokan atau saluran air degan
Saluran berbentuk U Tipe DS 1.

Tumit (cut off wall) dan struktur lainnya yang dibuat dalam galian parit dimana terdapat
kestabilan akibat daya lekat tanah atau akibat disediakannya cetakan, harus dilaksanakan
dengan mengisi galian atau cetakan dari dengan saluran pracetak yang sudah tersedia.
ukuran maksimum sambungan saluran 1 cm dan harus dibungkus dengan adukan semen
yang rata dengan permukaan dalam saluran . Adukan berikutnya harus segera ditambahkan
lagi sampai ke bagian puncak sehingga memperoleh permukaan atas yang rata.

Material yang digunakan adalah saluran pracetak yang berbentuk U yang sudah di pesan
terdekat yang disetujui direksi lapangan.

Peralatan yang digunakan adalah :

 Concrete Mixer
 Alat Bantu

Galian Biasa

- Galian akan dilakukan pada bagian untuk pondasi / abutment jembatan, tembok beton
penahan tanah dan struktur pemikul beban lainnya.
- Penggalian akan dilakukan menurut kelandaian, garis dan elevasi yang ditentukan
dalam gambar. Hasil galian yang tidak bisa digunakan, akan dibuang ketempat
tertentu.
- Seluruh galian akan dilindungi dari air, dengan menyiapkan sejumlah peralatan
pompa dan perlengkapan lain yang diperlukan untuk pengeringan, pengalihan saluran
air dan pembuatan drainase sementara.
- Selama pelaksanaan pekerjaan galian, lereng sementara galian akan dibuat stabil dan
mampu menahan pekerjaan, struktur dan mesin yang lalu lalang disekitarnya dengan
membuat penyokong dan pengaku yang memadai.
- Lubang galian yang telah selesai dilakukan dengan alat berat, akan dilakukan
perapihan dengan tenaga manusia untuk persiapan pekerjaan selanjutnya. Semua
galian akan diberi rambu peringatan dan penghalang yang cukup untuk mencegah
hal-hal yang tidak diinginkan.
- Pekerjaan tebas tebang dilakukan pada lokasi pekerjaan yang banyak ditumbuhi
pepohonan dengan diameter 30 cm, yang bertujuan untuk memudahkan pelaksanaan
pekerjaan tersebut dipotong-potong dan kemudian ditumpuk pada suatu lokasi /
tempat dengan syarat tidak mengganggu lingkungan atau dibuang ke lokasi lainnya
sesuai dengan persetujuan Direksi.
- Pekerjaan cabut tunggul dilaksanakan pada lokasi dimana akan dibangun suatu
bangunan tanggul yang banyak terdapat pepohonan, apabila tidak dilaksanakan
pekerjaan cabut tunggul dibuang keluar lokasi pekerjaan dengan syarat tidak merusak
lingkungan atau dibuang ke lokasi lainnya atas persetujuan dari Direksi.

Timbunan Biasa

Untuk pelaksanaan pekerjaan ini menggunakan; Motor Grader sebagai alat hampar,
Vibro Roller sebagai pemadat dan Dump Truck sebagai transport material.

Urutan pelaksanaan :

1. Sebelum pekerjaan dimulai, terlebih dahulu mempersiapkan gambar design dari


data-data awal yang diambil pada saat joint survey dan gambar design lokasi ini
diajukan dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan terlebih dahulu yaitu dengan gambar
penampang melintang yang menunjukkan elevasi permukaan tiap titik.
2. Setelah gambar design penampang melintang disetujui, kemudian dilaksanakan
pemasangan patok-patok elevasi (bowplang).
3. Sebelum material didatangkan dari quarry yang telah disepakati bersama-sama
dengan Direksi, diadakan pengujian sample material selected terlebih dahulu. Dan
setelah pengujian material telah disetujui oleh Direksi dan kemudian dituangkan ke
dalam report hasil investigasi dan menjadi pegangan untuk pelaksanaan pengiriman
material untuk pekerjaan.
4. Setelah itu, material dari quarry dikirim ke lokasi dengan memakai dump truk, dan
pada lokasi telah tersedia peralatan penghamparan dan pemadatan serta water tank
untuk menjaga pada saat penghamparan material tetap dalam kadar air yang telah
disepakati bersama dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
5. Material dihampar dengan Motor Grader secara per layer dengan tebal hampar
maksimum 20 cm dan kemudian diikuti dengan pemadatan oleh Vibro Roller yang
juga telah disepakati jumlah lintasan pemadatan dan disetujui oleh Direksi
Pekerjaan. Kemudian, apabila penghamparan dilaksanakan pada saat terik matahari
yang mengakibatkan material menjadi kering dan terburai oleh hembusan angina
maka segera dilakukan penyiraman air dengan water tank.
6. Kemudian setelah penghamparan telah tercapai 200 m’ maka dilakukan test
kepadatan dengan menggunakan alat Sandcone.
7. Jika hasil test sudah sesuai lanjutkan pekerjaan lain.

Peralatan yang digunakan :

 Motor Grader = 1 Unit


 Vibro Roller = 1 Unit
 Dump Truck = 3 Unit
 Water Tank = 1 Unit

Timbunan pilihan.

lokasi pekerjaan ini sepanjang jalan yang akan dilakukan perbaikan exsisting jalan
dengan menggunakan materil timbunan pilihan. urutan kerja sebagai berikut :

1. Dump Truck membawa material dari Quari dan menumpukkan atau menempatkan
material tersebut dilokasi jalan yang akan dilakukan penimbunan. Sebelum pekerjaan
ini dilakukan, permukana jalan yang akan ditimbun harus sudah sesuai dengan
spesifikasi atau ketentuan yang sudah ada.

2. Selanjutnya Motor Grader Meratakan Material yang sudah ada yang ditumpuk oleh
Dump truck dengan ketebalan dan kemiringan yang sesuian dengan gambar.
3. Kemudian Vibro Roller melakukan pemadatan untuk permukaan yang sudah diratakan
oleh Motor Grader , sambil permukaan jalan disiran air dengan menggunakan Water
tanker untuk menjaga kelembapan material dan untuk mencapai kapadatan yang
optimal. Dalam pelaksanaan pemadatan dilakukan dengan ketebaalan perlayer sesuai
dengan spesifikasi.

12. Penyiapan Badan Jalan

Setelah Pengukuran selesai dikerjakan kemudian dilakukan pekerjaan penyiapan badan


jalan, demi mendapakan lebar badan jalan sesuai dengan gambar rencana, penyiapan
badan jalan ini dilakukan menggunakan alat berat Motor Grader demi mencapai elevasi
yang ditentukan.

. Pekerjaan Agregat Kelas A Badan Jalan

LAPIS PONDASI AGGREGAT KLAS A

Pekerjaan Agregat Kelas A dikerjakan setelah pekerjaan Agregat Kelas B selesai


dikerjakan. untuk Badan Jalan tebal = 15 cm adalah meliputi penghamparan dan
pemadatan agregat base pada badan jalan sepanjang link pekerjaan.

Urutan pelaksanaan :

1. Sebelum pekerjana dimulai, terlebih dahulu mempersiapkan gambar design dari


data-data awal yang diambil pada saat survey dan gambar design lokasi in
diajukan dan disetujui direksi pekerjaan terlebih dahulu yaitu dengan gambar
penampang melintang yang menunjukkan elevasi permukaan tiap titik.
2. Setelah gambar penampang melintang disetujui, kemudian dilaksanakan
pemasangan patok-patok elevasi.

3. disamping persiapan dilokasi pekerjaan, persiapan materila dipersiapkan dengan


dimulai dari pengajuan pembuatan JMD dari balai pengujian dan pengendalian
dinas dengan mengirim rencana agregat hasil pengolahan Stone Cruiser yang
ada di base camp.

4. Kemudian dari hasil JMD yang telah disetujui oleh balai pengujian dilanjutkan
dengan pembuatan JMF dilaboraturium, setelah diperoleh hasil komposisi dari
agregat campuran dari material, dilaksanakan trial mix dan kemudian hasil dari
trial mix diuji dengan mengacu kepada JMD. setelah selesai semua hasil dibuat
report dan ditandatangani bersama-sama, kemudian dilakukan pengolahan
materila untuk pengiriman kelokasi pekerjaan.

5. Material yang telah diolah dibase camp kemudian dikirim kelokasi pekerjaan
dengan menggunakan Dump Truck yang telah disediakan.

6. Stelah materila sampai dilokasi, dilanjutkan penghamparan dengan


menggunakan motor grader yang dihampar secara layer perlayer dengan tebal
hamparan maximum 15 cm. kemudian hasil hamparan dipadatkan langsung
dengan mengggunakan alat pemadat Vibro Roller dengan jumlah lintasan yang
telah disepakati dan dilanjutkan dengan menggunakan alat pemadat PTR agar
diperoleh hasil hamparan yang butirannya tidak lepas. pada saat proses
pemadatan ini diikuti penyiraman dengan menggunakan Water Tank. Pemadatan
berlangsung sampai dengan elevasi dan panjang hamparan yang telah ditentukan
oleh direksi pekerjaan.

7. Setelah pencapaian sesuai dengan elevasi pada gambar design,


pengecekan elevasi yang dilaksanakan bersama, setelah hasil pengecekan elevasi
dilanjutkan dengan melakukan pengujian kepadatan Base kelas B lapis pertama
sampai dipadatkan dengan CBR minimal 60%. dan setiap jarak 100m, pengujian
CBR dilakukan sampai panjang yang diinginkan selesai.
8. Setelah Pengujian Hasil Pekerjaan selesai dan sesuai dengan spesifikasi
maka dibuat report dan kemudian ditandatangani bersama kemudian progres
pekerjaan dapat diprestasikan.

Peralatan yang digunakan :

 Motor Grader

 Vobro Roller

 Dump Truck

 Water Tanker

Pekerjaan Agregat Kelas B Badan Jalan

Pekerjaan Agregat Kelas B dikerjakan setelah pekerjaan timbunan pilihan selesai


dikerjakan. untuk Badan Jalan tebal = 20 cm adalah meliputi penghamparan dan
pemadatan agregat base pada badan jalan sepanjang link pekerjaan.

Urutan pelaksanaan :

1. Sebelum pekerjana dimulai, terlebih dahulu mempersiapkan gambar design dari


data-data awal yang diambil pada saat survey dan gambar design lokasi in
diajukan dan disetujui direksi pekerjaan terlebih dahulu yaitu dengan gambar
penampang melintang yang menunjukkan elevasi permukaan tiap titik.

2. Setelah gambar penampang melintang disetujui, kemudian dilaksanakan


pemasangan patok-patok elevasi.

3. disamping persiapan dilokasi pekerjaan, persiapan materila dipersiapkan dengan


dimulai dari pengajuan pembuatan JMD dari balai pengujian dan pengendalian
dinas dengan mengirim rencana agregat hasil pengolahan Stone Cruiser yang
ada di base camp.

4. Kemudian dari hasil JMD yang telah disetujui oleh balai pengujian dilanjutkan
dengan pembuatan JMF dilaboraturium, setelah diperoleh hasil komposisi dari
agregat campuran dari material, dilaksanakan trial mix dan kemudian hasil dari
trial mix diuji dengan mengacu kepada JMD. setelah selesai semua hasil dibuat
report dan ditandatangani bersama-sama, kemudian dilakukan pengolahan
materila untuk pengiriman kelokasi pekerjaan.

5. Material yang telah diolah dibase camp kemudian dikirim kelokasi pekerjaan
dengan menggunakan Dump Truck yang telah disediakan.

6. Stelah materila sampai dilokasi, dilanjutkan penghamparan dengan


menggunakan motor grader yang dihampar secara layer perlayer dengan tebal
hamparan maximum 20 cm. kemudian hasil hamparan dipadatkan langsung
dengan mengggunakan alat pemadat Vibro Roller dengan jumlah lintasan yang
telah disepakati dan dilanjutkan dengan menggunakan alat pemadat PTR agar
diperoleh hasil hamparan yang butirannya tidak lepas. pada saat proses
pemadatan ini diikuti penyiraman dengan menggunakan Water Tank. Pemadatan
berlangsung sampai dengan elevasi dan panjang hamparan yang telah ditentukan
oleh direksi pekerjaan.

7. Setelah pencapaian sesuai dengan elevasi pada gambar design, pengecekan


elevasi yang dilaksanakan bersama, setelah hasil pengecekan elevasi dilanjutkan
dengan melakukan pengujian kepadatan Base kelas B lapis pertama sampai
dipadatkan dengan CBR minimal 60%. dan setiap jarak 100m, pengujian CBR
dilakukan sampai panjang yang diinginkan selesai.

8. Setelah Pengujian Hasil Pekerjaan selesai dan sesuai dengan spesifikasi maka
dibuat report dan kemudian ditandatangani bersama kemudian progres pekerjaan
dapat diprestasikan.

Peralatan yang digunakan :

 Motor Grader

 Vobro Roller

 Dump Truck

 Water Tanker
Perkerasan Aspal terdiri dari :

a. Lapis Resap Pengikat Aspal cair.


Pekerjaan ini digunakan sebagai Lapis Perekat antara Lapis Agregat Klas A dengan
konstruksi diatasnya, sebelum dilakukan penyemprotan aspal dipanaskan pada tangki
Aspal Sprayer dan dicampur dengan Karosin setelah aspal mencapai suhu yang telah
ditetapkan sesuai spesifikasi setelah itu aspal Lapis Resap Pengikat disemprotkan ke
Lapis Pondasi Agregat Klas A dengan ketebalan 0,8 s/d 1,2 liter / meter persegi.

Alat yang digunakan antara lain :

 Aspal Sprayer
 Air Compressor
b. Lapis Perekat - Aspal cair.
Pekerjaan ini digunakan sebagai Lapis Perekat antara Lapis Agregat Klas A dengan
konstruksi diatasnya, sebelum dilakukan penyemprotan aspal dipanaskan pada tangki
Aspal Sprayer dan dicampur dengan Karosin setelah aspal mencapai suhu yang telah
ditetapkan sesuai spesifikasi setelah itu aspal Lapis Resap Pengikat disemprotkan ke
Lapis Pondasi Agregat Klas A dengan ketebalan 0,8 s/d 1,2 liter / meter persegi.

Alat yang digunakan antara lain :

 Aspal Sprayer
 Air Compressor

Laston Lapis Aus (AC-WC) (gradasi halus/kasar)

Pekerjaan ini dihampar pada permukaan Material Hot Mix AC-BC yang telah dilapis
dengan Lapis Resap. Material Hot Mix AC-WC akan kami beli dari produsen terdekat dari
lokasi pekerjaan.

Lebar, tebal dan panjang hamparan sesuai persyaratan pada spesifikasi. Pemadatan
dilakukan dengan 2 tahap. Pemadatan pertama dilakukan untuk Break Down dengan
Tandem Roller sebanyak 2 kali lintasan dan pemadatan kedua dilakukan dengan PTR pada
suhu aspal tertentu dengan ± 8 kali lintasan.

Alat yang digunakan antara lain :

a. Aspal Finisher
b. Tandem Roller
c. PTR
d. Dump Truck
e. Water Tank

. Laston Lapis Antara (AC-BC) (gradasi halus/kasar)

Pekerjaan ini dihampar pada permukaan Material Agregat Kelas A yang telah dilapis
dengan Lapis Resap. Material Hot Mix AC-BC setelah pekerjaaan Agregat Kelas A
selesai dikerjakan dan akan kami beli dari produsen terdekat dari lokasi pekerjaan.

Lebar, tebal dan panjang hamparan sesuai persyaratan pada spesifikasi. Pemadatan
dilakukan dengan 2 tahap. Pemadatan pertama dilakukan untuk Break Down dengan
Tandem Roller sebanyak 2 kali lintasan dan pemadatan kedua dilakukan dengan PTR
pada suhu aspal tertentu dengan ± 8 kali lintasan.
Alat yang digunakan antara lain :

f. Aspal Finisher
g. Tandem Roller
h. PTR
i. Dump Truck
j. Water Tank

Aditif anti Pengelupasan

Aditif kelekatan dan anti pengelupasan (anti striping agent) harus ditambahkan dalam
bentuk cairan kedalam campuran agregat dengan mengunakan pompa penakar (dozing pump)
pada saat proses pencampuran basah di pugmil. Kuantitas pemakaian aditif anti striping dalam
rentang 0,2% - 0,3 % terhadap berat aspal. Anti striping harus digunakan untuk semua jenis aspal
tetapi tidak boleh tidak digunakan pada aspal minyak yang bermuatan positif. Jenis aditif yang
digunakan haruslah yang disetujui Direksi Pekerjaan. Penyediaan aditif dibayar terpisah dari
pekerjaan aspal.

Bahan Pengisi (Filler) Tambahan


Untuk Bahan pengisi (Filler) ialah bahan pengisi rongga dalam campuran (void in mix)
yang berbutir halus yang lolos saringan No.30 dimana persentase berat yang lolos sarinagan No.
200 minimum 65%. Sebagai filler yang digunakan adalah semen. Fungsi filler pada perkerasan
ialah untuk meningkatkan stabilitas dan mengurangi rongga udara dalam campuran harus kering
dan bebas dari gumpalan-gumpalan. Terlalu tinggi kandungan bahan pengisi akan menyebabkan
campuran menjadi getas dan mudah retak bila terkena beban lalu lintas, namun dilain pihak bila
terlalu sedikit bahan pengisi akan menghasilkan campuran yang lembek pada cuaca panas.

21. Pekerjaan Struktur

Untuk Pekerjaan struktur ini dilaksanakan terlebih dahulu setelah diperoleh hasil Job mix
dari laboratorium dan setelah pekerjaan selesai harus diuji/dievaluasi mutunya dari
laboratorium. Adapun pekerjaan beton tersebut adalah sebagai berikut:

a. Beton K.250 dan Beton K.175


a. Bahan

- Semen yang akan digunakan adalah semen portland yang memenuhi AASHTO
M85 sesuai dengan yang disyaratkan.
- Air yang digunakan bersih dan bebas dari bahan-bahan yang dapat mengganggu
mutu beton, dengan terlebih dahulu dilakukan pengujian terhadap air yang akan
digunakan.
- Agregat yang akan digunakan untuk pencampuran beton adalah sesuai dengan
ketentuan gradasi agregat yang ditentukan.

b. Cetakan/Acuan

- Acuan dari kayu atau baja dengan sambungan dari adukan yang kedap dan kaku
untuk mempertahankan posisi yang diperlukan. Acuan dari tanah dibentuk dari
galian dibentuk dengan memangkas secara manual dengan sisi samping dan dasar
rata sesuai dimensi yang diperlukan.
- Untuk permukaan beton yang terekspos akan menggunakan kayu yang terserut
atau plywood, sedangkan bagian yang tidak terekspos akan menggunakan kayu
yang tidak diserut.
- Cetakan/acuan akan dibuat sekokoh mungkin, sehingga tidak terjadi hal-hal yang
tidak diinginkan pada saat pengecoran dilakukan.
- Acuan akan dibuat sedemikian rupa sehingga pada saat pembongkaran tidak
menimbulkan kerusakan pada beton.

c. Pencampuran

- Seluruh beton yang akan digunakan dalam pekerjaan akan memenuhi kuat tekan
dan slump yang dibutuhkan sesuai dengan persyaratan.
- Seluruh komponen beton akan ditakar menurut beratnya, dengan tidak melebihi
kapasitas alat pencampur.
- Pencampuran beton akan dilakukan dengan mesin yang dijalankan secara mekanis
dari jenis dan ukuran yang disetujui. Pencampuran akan dilengkapi dengan tangki
air yang memadai dan alat ukur yang akurat.
- Air yang akan dimasukkan kedalam campuran akan diukur sebelum
pencampuran. Seluruh air yang diperlukan akan dimasukkan sebelum
pencampuran telah berlangsung seperempat bagian. Waktu pencampuran sesuai
dengan ketentuan yang dilakukan.

d. Pengecoran

- Sebelum pelaksanaan pengecoran, terlebih dahulu akan dipersiapkan tempat kerja,


peralatan yang cukup serta material telah tersedia dilokasi pekerjaan guna
kelancaran pelaksanaan pengecoran.
- Segera sebelum pengecoran dimulai, acuan akan dibasahi dengan air atau diolesi
minyak di sisi dalam dengan minyak yang tidak meninggalkan bekas.
- beton cor dari mesin pengaduk dituangkan kedalam cetakan sampai penuh dan
tlah mencapai elevasi yang diinginkan. Beton dicor sedemikian rupa agar
terhindar dari segregasi partikel kasar dan halus dari campuran.
- Sambungan konstruksi pada tembok sayap akan dihindari sebisa mungkin, apabila
ada sambungan maka sambungan akan dilakukan secara tegak lurus terhadap
sumbu memanjang dan diletakkan pada titik dengan gaya geser minimum.
- Untuk dinding, plat dan antara telapak pondasi dan dinding akan disediakan lidah
alur paling sedikit 4 cm, sedangkan untuk plat di atas permukaan sambungan
konstruksi tidak melebihi 40 m2 dengan dimensi yang lebih besar.
- Pengecoran akan dilakukan dengan kecepatan yang sedemikian rupa sehingga
campuran beton yang telah dicor masih plastis dan dapat menyatu dengan
campuran lama. Bidang-bidang beton lama yang akan disambungkan dengan
beton baru akan dikasarkan terlebih dahulu, dibersihkan dari bahan yang lepas
dan rapuh dan disiram dengan air hingga jenuh.
- Beton akan dipadatkan dengan alat penggetar mekanis. Penggetaran disertai
dengan penusukan secara manual dengan alat yang cocok untuk menjamin
pemadatan yang tepat.

e. Perawatan

Segera setelah pengecoran, beton akan dilindungi dari pengeringan dini dan temperatur
yang terlalu rendah dengan menyelimutinya dengan bahan yang dapt menyerap air.
Permukaan beton akan dibasahi dengan air dengan cara menyiram permukaan beton
setiap hari sampai batas waktu sesuai dengan ketentuan.

f. Pengendalian Mutu

- Pengujian slump akan dilakukan pada setiap takaran beton yang dihasilkan
dengan disaksikan oleh direksi pekerjaan.
- Pengujian dilakukan pada setiap 60 m3 beton yang dicor dan dalam segala hal
tidak kurang dari satu pengujianuntuk setiap mutu beton dan untuk setiap jenis
komponen struktur yang kan dicor pada setiap pengecoran.
- Dalam hal pengendalian pengujian kuat tekan akan dibagi dalam beberapa
kelompok kecil dengan menggunakan grafik kontrol yang terdiri dari garis
terendah hingga garis tertinggi.
- Apabila hasil pengujian kuat tekan diperoleh hasil yang tidak sesuai dengan
spesifikasi, maka akan dilakukan upaya perbaikan mutu beton sampai mutu beton
yang diharapkan tercapai.

b. Pembesian
- Kami akan menyediakan fasilitas ditempat kerja untuk pemotongan dan
pembengkokan tulangan. Pembentukan dan pembengkokan kait akan dilakukan
dengan alat yang sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan.
- Seluruh baja tulangan akan dibengkokkan secara dingin dan sesuai dengan
prosedur, menggunakan batang yang pada awalnya lurus dan bebas dari lekukan-
lekukan, bengkokan serta kerusakan. Besi tulangan dengan diameter 2 cm lebih
akan dibengkokkan dengan menggunakan mesin pembengkok.
- Sebelum pelaksanaan, besi tulangan harus dibersihkan dari kotoran yang dapat
perlekatan besi pada beton. Tulangan ditempatkan sesuai dengan gambar dan
dengan kebutuhan selimut beton minimum yang disyaratkan.
- Seluruh tulangan akan disediakan dengan bentuk dan panjang sesuai dengan yang
tunjukkan dalam gambar. Batang tulangan diikat kencang dengan menggunakan
kawat pengikat sehingga tidak tergeser pada saat pengecoran.
- Penyambungan tulangan akan dilakukan setelah mendapat persetujuan dari pihak
direksi, agar tidak terjadi pada penampang beton yang sama dan diletakkan pada
titik dengan tegangan tarik minimum. Pada penyambungan tumpang tindih,
panjang sambungan akan dibuat minimal 40 diameter batang dan batang tersebut
diberi kait pada ujungnya.
- Simpul dari kawat pengikat akan diarahkan membelakangi permukaan
betonsehingga tidak akan terekspos. Bila baja tulanga tetap dibiarkan terekspos
untuk suatu waktu yang cukup lama, maka seluruh baja tulangan akan
debersihkan dan diolesi dengan adukan semen acian.

c. Pasangan Batu
Pekerjaan pasangan batu akan ditempatkan pada sisi kiri dan kanan bagian oprit
jembatan. Pasangan batu ini berguna sebagai talud untuk menahan dinding/lereng timbunan
oprit jembatan.

Batu yang akan digunakan adalah batu keras bersih dan bebas kari kotoran yang dapat
mengganggu pada saat pemasangan.

Pemasangan akan dilakukan secara manual yang dikerjakan oleh beberapa kelompok
pekerja yang dipimpin oleh seorang tukang. Bentuk dan dimensi serta elevasi dasar dan
bagian atas pasangan batu akan disesuaikan dengan gambar rencana dan bentuk oprit
jembatan. Setelah pasangan batu selesai dikerjakan, pada bagian luar akan diplester seluruh
permukaan pasangan.

Pembongkaran Pasangan Batu

Pebongkaran Beton

Geotextile Separaton

Sebelum dilaksanakan penimbunan tanah dan material pilihan pada daerah yang akan
ditimbun, terlebih dahulu dilakukan pemasangan geotextile. Pekerjaan ini berfungsi untuk
mengamankan konstruksi tumpukan material tanah yang terletak pada area yang telah
dibersihkan, sehingga mengakibatkan keretakan yang menyebabkan terjadinya penurunan.
Untuk mempercepat pelaksanaan pemasangan Geotextile dilaksanakan dengan langkah-
langkah sebagai berukit :

 Lokasi yang akan digelar geotextile diberikan tanda batasan dengan bendera merah atau
patok-patok dari kayu atau bamboo.
 Geotextile digelar secara memanjang konstruksi dengan ujung-ujung dipancang dengan
patok bamboo diatas permukaan tanah yang akan digelar.
 Jika geotextile kurnag lebar, maka dapat dilakukan penyambungan dengan geotextile
lain. Pada sambungan diberikan overlapping sambungan dan dibagi dengan patok
bamboo/dirajut dengan tali menggunakan mesin sehingga jaitan menjadi rapid dan kuat.

 Pohon
Persiapan :

- Ratakan lereng permukan yang akan ditamnami rumput sampai mencapai


permukaan yang seragam dan gemburkan tanah pada permukaan lereng.
- Lapisi tanah permukaaan tersebut dengan tanah humus sedemikian rupa sehingga
humus tersebut mencapai ketebalan akhir 15 cm.
- Setelah pekerjaan persiapan permukaan selesai dikerjakan, taburkan pupuk sampai merata di atas
seluruh permukaan yang akan ditanami rumput, dengan takaran 4 kg per 100meter persegi. Perataan pupuk
di atas permukaan dilaksanakan dengan garu, cakram atau bajak. Pemupukan tidak boleh
dilaksanakanlebihdari48jamsebelumpenanamanrumputdimulai.
- Gebalan rumput yang akan ditanam, harus diambil bersama akarnyadan diambil pada saat tanah dalam keadaan
lembab atau setelah dilakukan penyiraman. Gebalan rumput harus ditumpuk berlapis-lapis dalam
suatu tempat dengan kadar air setinggi mungkin, dilindungidarisinarmataharidan angin dan disiram setiap
4 jam. Dalam waktu 2 hari setelah pengambilan ini maka gebalan rumput harus segera ditanam.
Pelaksanaan :

- Penanaman gebalan rumput tidak diperkenankan selama hujan lebat,selama cuaca panas atau
selama tertiup angin kering yang panas danhanya dapat dilaksanakan apabila tanah dalam
keadaan siap untuk ditanami
- Penanaman gebalan rumput harus dilaksanakan sepanjang garis contour, agar dapat memberikan
perumputan yang menerus di atas seluruh permu-kaan
- Bambu harus ditanam pada lereng yang memerlukan stabilisasi dalaminterval 1 meter sesuai
petunjuk Direksi Pekerjaan
 Marka Jalan Termoplastik
Persiapan :

Sebelum penandaan marka jalan atau pengecatan dilaksanakan, Penyedia Jasa harus menjamin bahwa permukaan
perkerasan jalan yang akan diberi marka jalan harus bersih, kering dan bebas dari bahan yang bergemuk dan debu.
Penyedia Jasa harus menghilangkan dengan grit blasting (pengausan dengan bahan berbutir halus) setiap marka
jalan lama baiktermoplastismaupunbukan,yangakanmenghalangi kelekatanlapisancat baru.

Pelaksanaan:

- Semua bahan cat yang digunakan tanpa pemanasan (bukan termoplastik) harus dicampur terlebih
dahulu menurut petunjuk pabrik pembuatnya sebelum digunakan agar suspensipigmen merata didalam cat.
- Pengecatan tidak boleh dilaksanakan pada suatu permukaan yang baru diaspal kurang dari 3 bulan
setelah pelaksanaan lapis permukaan, kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan. Selama
masa tunggu yang disebutkan di atas, pengecatan marka jalan sementara (pre-marking) pada
permukaan beraspal harus dilaksanakan segera setelah pelapisan.
- Semua marka jalan harus dilindungi dari lalu lintas sampai marka jalan ini dapat dilalui oleh lalu lintas
tanpa adanya bintik-bintik atau bekas jejak roda serta kerusakannya lainnya

Vous aimerez peut-être aussi