Vous êtes sur la page 1sur 7

BAB II

DASAR TEORI

1.1. Gelombang Seismik


Gelombang adalah usikan yang merambat melalui suatu medium akibat suatu
sumber getar yang mengenai benda tersebut. Sedangkan gelombang seismik
adalah gelombang yang merambat pada medium padat dan menyebabkan
deformasi pada material tersebut. Gelombang seismik juga disebut sebagai
gelombang elastik karena osilasi atau pergeseran partikel-partikel medium akibat
interaksi antara gaya gangguan (gradient stress) dengan gaya elastik.
Istilah seismik sendiri berasal dari kata seismos yang berarti gempa bumi.
Gelombang seismik diilhami oleh gelombang elastik yang merambat pada waktu
terjadi gempa bumi. Jika terjadi gempa bumi, pada stasiun penerima akan
diperoleh bentuk gelombang yang digambarkan dalam amplitudonya. Dalam
dunia seismik, terdapat 4 tipe gelombang berdasarkan arah penjalaran
gelombangnya, yaitu:
1. Gelombang Primer (P): Gelombang yang merambat dengan kecepatan
tertinggi, juga disebut gelombang P atau gelombang kompresi. Gelombang P
menjalar searah dengan arah penjalaran gelombangnnya.
2. Gelombang Sekunder (S): Gelombang yang terekam setelah gelombang P,
juga disebut gelombang S atau gelombang shear. Gelombang S menjalar
tegak lurus dengan arah penjalaran gelombangnya.
3. Gelombang Rayleigh: Gelombang yang menjalar di permukaan bumi
(amplitudo gelombangnya akan melemah bila semakin masuk ke dalam
medium), juga disebut gelombang R. Gelombang R merupakan gelombang P
+ gelombang Svertikal. Penjalarannya sejajar dengan arah perambatan
gelombang, tetapi bergerak ke atas dan ke bawah (partikel medium bergerak
pada bidang vertikal mengikuti pola elips sementara penjalaran ke arah
lateral).
4. Gelombang Love: Gelombang yang menjalar di permukaan bumi (amplitudo
gelombangnya akan melemah bila semakin masuk ke dalam medium), juga
disebut gelombang L. Gelombang L merupakan gelombang P + gelombang S

2
horizontal. Penjalarannya tegak lurus dengan arah perambatan gelombang,
tetapi bergerak ke kiri dan ke kanan (partikel-partikel medium bergerak
mengikuti pola elips pada bidang horizontal, sementara penjalarannya ke arah
lateral).

Gambar 2.1. Penjalaran gelombang P, S, Rayleigh, dan Love pada suatu medium.

1.2. Metode Seismik Refleksi


Seismik refleksi merupakan metode geofisika yang memanfaatkan gelombang
pantul dari batas lapisan di bawah permukaan. Pengiriman sinyal dalam bentuk
gelombang ke dalam bumi, kemudian sinyal tersebut akan terpantulkan oleh batas
antara dua lapisan, dan selanjutnya sinyal pantulan direkam oleh receiver
(geophone atau hidrophone).

2
Gambar 2.2. Ilustrasi penjalaran gelombang seismik dari sumber ke penerima.

Gelombang seismik ada yang merambat melalui interior bumi yang disebut
sebagai body wave dan ada juga yang merambat melalui permukaan bumi yang
disebut surface wave. Body wave dibedakan menjadi dua berdasarkan arah
getarnya. Gelombang P (longitudinal) merupakan gelombang yang arah getarnya
searah dengan arah perambatan gelombang sedangkan gelombang yang arah
getarnya tegak lurus dengan arah perambatannya disebut gelombang S
(transversal). Surface wave terdiri atas Rayleigh wave dan Love wave.

1.3. Tahapan Kegiatan Seismik Refleksi


Secara umum, metode geofisika mempunyai tiga bagian penting dalam
pengerjaannya. Metode seismik refleksi terbagi dalam 3 kegiatan, yaitu akuisisi
data seismik, pengolahan data seismik, dan interpretasi data seismik.
1. Akuisisi Data Seismik
Akuisisi data merupakan pekerjaan pengambilan data di lapangan.
Menggunakan peralatan seismik refleksi, diharapkan mampu memperoleh
gambaran bawah permukaan secara baik nantinya. Maka diperlukan penentuan
parameter-parameter lapangan yang cocok dari suatu daerah penelitian.
2. Pengolahan Data Seismik
Data seismik direkam ke dalam pita magnetik setelah kegiatan akuisisi
selesai. Setelah itu data tersebut diproses di pusat pengolahan data seismik.
Tujuan dari pengolahan data seismik adalah menghasilkan penampang seismik
dengan S/N (signal to noise ratio) yang baik tanpa mengubah bentuk
kenampakan-kenampakan refleksi, sehingga dapat dihasilkan sebuah penampang
yang dapat menggambarkan keadaan dan bentuk dari perlapisan di bawah
permukaan bumi seperti keadaan sebenarnya.
3. Interpretasi Data Seismik
Interpretasi data seismik adalah menjelaskan arti geologis pada suatu data
seismik. Sering interpretasi juga dilakukan dengan mengaitkan data seismik
(dengan resolusi lateral) dengan data lain, contohnya data sumur (dengan resolusi

2
vertikal), sehingga kondisi bawah permukaan dapat dijelaskan dengan baik dan
berdasarkan bukti yang nyata.
1.4. Model Akuisisi Seismik Refleksi
Akuisisi data merupakan pekerjaan bagian terdepan dari suatu eksplorasi.
Perlu parameter lapangan yang cocok dari suatu daerah yang hendak disurvey.
Penentuan parameter ini sangat penting karena akan menentukan kualitas data
yang akan diperoleh. Maksud dari penentuan parameter lapangan : menetapkan
parameter awal dalam suatu rancangan survey yang dipilih sedemikian rupa
sehingga dalam pelaksanaannya akan diperoleh informasi target selengkap
mungkin dengan noise serendah mungkin.
Peralatan Akusisi Seismik Refleksi
Untuk seismik pantul peralatan yang harus ada adalah sumber, penerima,
perekam dan sistem penghubung (bisa berupa kabel konektor maupun sistem
pemancar-penerima/wireless system).
a. Sumber Seismik
Sumber seismik adalah pembangkit gelombang seismik yang masuk
merambat ke dalam bumi. Untuk survey seismik pantul diperlukan
sumber gelombang seismic yang besar seperti dinamit, vibrator ataupun
semacam alat pukul untukdi darat dan berupa airgun atau watergun untuk
dilaut.
b. Penerima Gelombang (Receiver)
Unsur kedua dari peralatan survey seismic adalah penerima gelombang
seismik, berupa geophone untuk didarat dan hydrophone untuk di air.
Geophone bekerja berdasarkan gerakan gelombang seismik yang
mengakibatkan timbulnya perubahan medan magnet atau fluk magnet di
dalam koil Sedangkan untuk survei laut digunakan hydrophone (Gambar
2.3.) yang bekerja dengan menggunakan Kristal Pizoelectric, Kristal
apabila terkena tekanan akan menimbulkan arus listrik.

2
Gambar 2.3. Hydrophone sebagai penerima gelombang seismik survey darat.

c. Perekam (Recorder)
Perekam atau recorder yaitu seperangkat sistem instrument yang bekerja merekam
informasi dari sensor penerima (geophone) melalui sarana penghubung (kabel atau
nirkabel).
d. Konektor
Konektor adalah alat yang menghubungkan sensor dengan perekam atau sumber ke
perekam untuk sinkronisasi waktu. Konektor ini dapat berupa kabel maupun sistem
pemancar pada geophone dan diterima oleh system penerima di recorder

2.5. Parameter Lapangan


Untuk menjawab berbagai permasalahan dalam akusisi data yang telah disebutkan pada
sub bab sebelumnya diperlukan parameter lapangan. Masalah dalam pengambilan data seismik
diminimalisir dengan 15 hal sebagai berikut,
1. Offset Terjauh (far offset)
Adalah jarak antara sumber seismic dengan geophone/receiver terjauh. Penentuan offset terjauh
didasarkan atas pertimbangan kedalaman target terdalam yang ingin dicapai dengan baik.
2. Offset Terdekat (Near offset)
Adalah jarak antara sumber seismik dengan geophone/receiver terdekat. Penentuan offset
terdekat didasarkan atas pertimbangan kedalaman target yang terdangkal yang masih
dikehendaki.

2
3. Group Interval
Adalah jarak antara satu kelompok geophone terhadap satu kelompok geophone yang
berikutnya.
4. Ukuran Sumber Seismik (Charge Size)
Ukuran sumber seismik (dinamit, tekanan pada air gun, water gun, dll) merupakan ukuran
energy yang dilepaskan oleh sumber seismik. Sumber yang terlalu kecil jelas tidak mampu
mencapai target yang dalam.
5. Kedalaman Sumber(ChargeDepth)
Sumber sebaiknya ditempatkan dibawah lapisan lapuk, sehingga energi sumber dapat
ditransfer optimal masuk kedalam sistem lapisan medium dibawahnya.
6. Kelipatan Liputan (Fold Coverage)
Fold Coverage adalah jumlah ataus eringnya suatu titik di subsurface terekam oleh Laju
7. Pencuplikan (Sampling rate)
Laju pencuplikan akan menentukan batas frekuensi maximum yang masih dapat direkam dan
direkonstruksi dengan benar sebagai data. Frekuensi yang lebih besar dari batas maximum akan
mengakibatkan timbulnya aliasing. Batas frekuensi maximum ini disebut frekuensi Nyquist
8. Tapis Potong Rendah (Low Cut Filter)
Merupakan tapis/filter yang dipasang pada instrumen perekaman untuk
memotong/menurunkan amplitude frekuensi gelombang/trace yang rendah.
9. Frekuensi Geophone
Adalah watak geophone dalam merespon suatu gelombang seismik. Suatu geophone mampu
merekam gelombang seismik sampai batas frekuensi tertentu.
10. Panjang Perekaman (Record Length)
Adalah lamanya merekam gelombang seismik yang ditentukan oleh kedalaman target.
Apabila targetnya dalam maka diperlukan lama perekaman yang cuku pagar gelombang yang
masuk kedalam setelah terpantul dapat direkam di permukaan.
11. Rangkaian Geophone (Group Geophone)
Adalah sekumpulan geophone yang disusun sedemikian rupa sehingga noise yang berupa
gelombang horizontal (Groundroll, Air blast/airwave) dapat ditekan sekecil mungkin.
12. Panjang lintasan
Panjang lintasan ditentukan dengan memper timbangkan luas sebaran/panjang target di sub-
surface terhadap panjang lintasan survey di surface.
13. Larikan Bentang Geophone (Geophone Array)

2
Bentang Geophone menentukan informasi kedalaman rambatan gelombang, nilai kelipatan
liputan dan alternative sistem penembakan pada daerah-daerah sulit. Bentuk konfigurasi
bentangan yang sering digunakan adalah Off-end dan Split-Spread.

Gambar 2.4. Bentangan geophone Off-end dan Split-Spread

14. Arah Lintasan


Ditentukan berdasarkan informasi studi pendahuluan mengenai target. Survey akan
dilakukan pada arah memotong atau membujur atau sembarang terhadap orientasi target. Pada
arah dip atau strike, updip atau downdip dan pertimbangan-pertimbangan lainnya.
15. Spasi Antar Lintasan
Pertimbangan spasi antar lintasan melibatkan segi teknis dan ekonomis. Dari segi teknis akan dilihat pada
kepentingan survey. Sedangkan dari segi ekonomis menyangkut besarnya dana yang tersedia.geophone
dipermukaan. Semakin besar jumlah fold-nya, kualitas data akan semakin baik.

Vous aimerez peut-être aussi