Vous êtes sur la page 1sur 19

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagian besar struktur yang membentuk hewan, tumbuhan dan
mikroba yang dibuat dari tiga kelas dasar molekul, yaitu: asam amino,
karbohidrat dan lipid (sering disebut lemak). Sebagai molekul ini penting bagi
kehidupan, reaksi metabolik fokus pada pembuatan molekul-molekul selama
pembangunan sel dan jaringan dan menggunakannya sebagai sumber energi
dalam pencernaan dan penggunaan makanan.
Nama protein pertama kali diusulkan oleh ahli kimia, Berzelius.
Protein berasal dari bahasa yunani, protios, yang berarti bahan penyokong
pertama. Protein merupakan komponen utama dalam semua sel hidup. Fungsi
utamanya sebagai unsur pembentuk struktur sel. Selain itu dapat juga
berfungsi sebagai protein yang aktif seperti enzim yang berperan sebagai
katalisator segala proses biokimia dalam sel. Protein yang terdapat dalam
makanan kita dicernakan dalam lambung dan usus menjadi asam-asam amino,
yang di diabsorpsi dan dibawa oleh darah ke hati. Sebagian asam amino
diambil oleh hati, sebagian lagi di edarkan kedalam jaringan-jaringan di luar
hati. Protein dalam sel-sel tubuh dibentuk dari asam amino. Bila ada kelebihan
asam amino dari jumlah yang di gunakan untuk biosintesis protein, kelebihan
asam amino akan diubah menjadi asam keto yang dapat masuk ke dalam
siklus asam sitrat atau diubah menjadi asam urea.
Protein terbuat dari asam amino yang diatur dalam rantai linear dan
bergabung bersama-sama oleh ikatan peptida. Banyak protein adalah enzim
yang mengkatalisis reaksi kimia dalam metabolisme. Protein lain memiliki
fungsi struktural atau mekanis, seperti protein yang membentuk sitoskeleton,
sistem perancah yang mempertahankan bentuk sel. Protein juga penting dalam
isyarat sel, tanggapan imun, sel, transpor aktif di seluruh membran, dan siklus
sel.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud Pengertian protein ?
2. Bagaimana Ciri-ciri Molekul Protein?
3. Bagaimana Sifat-sifat Protein ?
4. Bagaimana Metabolisme Protein ?
5. Bagaimana proses Sintesis Protein ?
6. Apa saja Gangguan Metabolisme protein ?

C. Tujuan

1. Mengetahui pengertian protein

2. Mengetahui ciri-ciri protein

3. Mengetahui sifat-sifat protein

4. Mengetahui metabolisme protein

5. Mengetahui proses Sintesis Protein

2
6.   Mengetahui Gangguan Metabolisme protein

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian protein
Protein adalah rangkaian atau polimer dari sejumlah asam amino.
Asam amino adalah molekul organik kecil yang pada umumnya terbuat dari
karbon, hidrogen, oksigen, dan nitrogen. Protein dibuat dari suatu pool yang
terdiri dari 20 asam amino yang berbeda. Ratusan atau ribuan asam amino
dirangkai dengan suatu urutan tertentu untuk membentuk rantai asam amino.
Fungsi protein dimungkinkan karena struktur tiga dimensinya yang unik.
Dengan strukturnya yang unik suatu molekul protein dapat melakukan
interaksi dengan molekul lainnya sehinnga dapat berfungsi sebagai molekul
pengatur dalam suatu ekspresi gen atau transmisi genetik menjadi fenotipik.
Jadi, suatu protein sangat tergantung pada kemampuannya untuk mengikat
atau berpasangan dengan molekul lainnya untuk menjalankan fungsinya.
Kemampuan tersebut ditentukan oleh struktur tiga dimensinya. Bentuk yang
secara energetik paling stabil ditentukan oleh interaksi tiap-tiap asam amino
yang membentuk protein tersebut. Oleh karena itu, jenis asam amino dan
urutannya dalam rantai protein akan menentukan struktur tiga dimensi
molekul protein yang terbentuk. Urutan asam amino dalam suatu rantai
protein sangat penting menentukan fungsi protein tersebut.
Semua organisme merupakan kumpulan dari sejumlah protein dan
segala aktivitasnya. Fungsi protein tergantung pada struktur tiga dimensinya,
yang pada gilirannya ditentukan oleh sekuen asam amino penyusun protein
tersebut. Jadi, DNA menentukan karakteristik suatu organisme. DNA
mengandung sandi genetik untuk tiap asam amino yang ditampilkan masing-
masing dari sekuen tiga pasang basa. Ketiga basa (triplet) ini disebut kodon.
Urutan kodon pada suatu sekuen DNA mencerminkan urutan asam amino
yang akan dirakit menjadi suatu rantai protein. Satu bagian sekuen DNA
lengkap yang mampu menentukan sekuen asam amino suatu protein atau
molekul rRNA dan tRNA disebut gen, yaitu satuan hereditas yang

4
didefinisikan oleh para ahli genetika klasik. Semua gen dan sekuen DNA
yang dimiliki oleh suatu organisme disebut genom.

B. Ciri-ciri Molekul Protein


Beberapa ciri utama molekul protein yaitu:
1. Berat molekulnya besar, yang merupakan suatu makromolekul.
2. Umumnya terdiri dari 20 macam asam amino, yang membentuk suatu
rantai polipeptida yang berikatan satu dengan yang lain.
3. Ikatan peptida merupakan ikatan antara α-karboksil dari asam amino yang
satu dengan gugus α-amino dari asam amino yang lainnya.
4. Terdapatnya ikatan kimia yang lain yang menyebabkan terbentuknya
lengkungan-lengkungan rantai polipeptida menjadi struktur tiga dimensi
protein.
5. Sebagai contoh misalnya ikatan hidrogen dan ikatan hidrofob.
6. Strukturnya tidak stabil terhadap beberapa faktor seperti pH, radiasi,
temperatur, dan sebagainya.
7. Umumnya reaktif dan sangat spesifik, yang disebabkan terdapatnya gugus
samping yang reaktif dan susunan khas struktur makromolekulnya.
8. Beberapa gugus samping yang biasa terdapat diantaranya gugus kation,
anion, hidroksil aromati, hdroksil alifatik, amin, amida, tiol, dan gugus
heterosiklik.

C. Sifat-sifat Protein
Sifat umum protein mirip dengan asam amino:
1. Sifat fisik protein adalah:
a. Protein tidak berwarna dan hambar.
b. Mereka homogen dan kristal.
c. Protein bervariasi dalam bentuk, protein bisa berbentuk struktur
kristaloid sederhana sampai struktur fibrilar panjang.
d. Struktur protein terdiri dari dua pola yang berbeda – protein globular
dan protein fibrilar.

5
e. Protein globular yang berbentuk bulat dan hadir pada tanaman. Protein
Fibrilar yang seperti benang, mereka umumnya hadir pada hewan.
f. Protein umumnya memiliki berat molekul besar berkisar antara 5 X
103 dan 1 X 106.
g. Karena ukuran besar, protein menunjukkan banyak sifat koloid.
h. Tingkat difusi protein sangat lambat.
i. Protein menunjukkan efek Tyndall.
j. Protein cenderung mengubah sifat mereka seperti denaturasi. Banyak
sekali proses denaturasi diikuti dengan koagulasi.
k. Denaturasi mungkin akibat dari agen fisik atau kimia. Para agen fisik
meliputi, gemetar, pembekuan, pemanasan dll agen kimia seperti
sinar-X, radiasi radioaktif dan ultrasonik.
l. Protein seperti asam amino menunjukkan amfoter yaitu properti,
mereka dapat bertindak sebagai asam dan alkali.
m. Seperti protein yang amfoterik di alam, mereka dapat membentuk
garam dengan kedua kation dan anion berdasarkan muatan bersih.
n. Kelarutan protein tergantung pada pH. Kelarutan terendah terlihat
pada titik isoelektrik, kelarutan meningkat dengan meningkatnya
keasaman atau alkalinitas.
o. Semua protein menunjukkan bidang cahaya terpolarisasi ke kiri, yaitu,
laevorotatory.

ikatan hidrogen pada protein

6
2. Sifat kimia protein adalah:
a. Protein ketika dihidrolisis oleh asam, seperti asam pekat HCl hasil
amino dalam bentuk hidroklorida mereka.
b. Ketika Protein dihidrolisis dengan alkali menyebabkan hidrolisis asam
amino tertentu seperti arginie, sistein, serin, dll, juga aktivitas optik
dari asam amino yang hilang.
c. Protein yang reaksi dengan alkohol memberikan ester yang sesuai.
Proses ini dikenal sebagai esterifikasi.
d. Asam amino bereaksi dengan amina membentuk amida.
e. Ketika asam amino bebas atau protein dikatakan bereaksi dengan
asam mineral seperti HCl, garam asam terbentuk.
f. Ketika asam amino dalam medium alkali bereaksi dengan banyak
asam klorida, reaksi asilasi berlangsung.
g. Reaksi Sanger adalah Protein bereaksi dengan reagen FDNB untuk
menghasilkan turunan berwarna kuning, asam amino DNB.
h. Tes Folin adalah tes spesifik untuk asam amino tirosin, di mana warna
biru berkembang dengan asam phosphomolybdotungstic dalam
larutan alkali karena kehadiran kelompok fenol.

D. Metabolisme Protein
Metabolisme protein merupakan deskripsi dari proses fisik dan juga
kimia yang menyebabkan baik pembentukan ataupun sintesis, asam amino
menjadi protein dan pemecahan, atau katabolisme, protein menjadi bentuk
asam amino. 

7
Asam amino beredar melalui darah dan juga masuk ke jaringan tubuh,
di mana mereka disintesis kembali menjadi protein. Keseimbangan antara
sintesis protein dan katabolisme merupakan faktor penting untuk
mempertahankan fungsi sel yang normal. Jaringan lunak membutuhkan asam
amino agar dapat memproduksi jenis protein yang dibutuhkan untuk
pemeliharaan proses kehidupan. Sintesis asam amino juga diperlukan untuk
membentuk senyawa penting lainnya dalam tubuh, seperti histamin,
neurotransmitter, dan juga komponen nukleotida. Setiap asam amino yang
tersisa setelah sintesis akan disimpan sebagai lemak ataupun dikonversi
menjadi energi.
Asam amino bisa kita diklasifikasikan menjadi asam amino esensial
dan non-esensial. Asam amino esensial tidak bisa dibuat oleh tubuh tetapi
sangat penting untuk metabolisme protein. Asam amino ini mesti diperoleh
dari makanan. Asam amino non-esensial yang diperlukan untuk fungsi sel
normal dan bisa disintesis dari asam amino lain dalam tubuh. Setelah asam
amino yang tepat diperoleh, mereka bergabung untuk memberikan protein
jaringan sehingga tubuh bisa menggunakannya. Hati merupakan pusat untuk
memecah protein yang dibutuhkan dan juga mengirimkan asam amino yang
dibutuhkan ke dalam darah. Ini terus memantau dan juga merespon kebutuhan
protein tubuh. Hati pun bertanggung jawab untuk memproses dan
mengeluarkan kotoran produk limbah yang dihasilkan sebagai bentuk produk

8
sampingan dari metabolisme protein. Beberapa orang sering merasa bahwa
mengkonsumsi makanan yang tinggi protein akan membantu mereka
menurunkan berat badan lebih cepat dan juga mempertahankan massa otot.
Yang benar ialah bahwa kebanyakan orang yang mengkonsumsi terlalu
banyak protein akan menempatkan ketegangan yang tak perlu pada tubuh
dengan berbuat demikian. Tubuh akan merubah lemak berlebih menjadi
bentuk protein, seperti halnya dengan karbohidrat dan juga lemak dari
makanan. Kelebihan protein dalam makanan juga akan menyebabkan
metabolisme protein lebih banyak terjadi, yang menghasilkan produk-produk
limbah yang mesti dibuang.
Karena protein dicerna dipecah ataupun disusun ulang terlalu lama
untuk digunakan dalam berbagai bagian tubuh, makan makanan yang
mengandung asam amino tertentu tak berarti bahwa tubuh akan menggunakan
asam amino dalam bentuk individual tersebut.
Sebagai contoh, beberapa orang yang berusaha untuk melengkapi
dengan jenis tertentu protein berharap untuk mendapatkan keuntungan dari
efek kesehatan mereka. Ini tak bekerja sebagaimana mestinya dikarenaan
tubuh mengontrol metabolisme protein dengan memecah protein dan
memasang kembali mereka dengan asam amino lainnya agar dapat memenuhi
kebutuhan tubuh terbaik

E. Sintesis Protein
Sintesis protein adalah salah satu proses biologis paling fundamental
yang mana setiap individu sel membuat protein spesifik untuk tujuan dan
fungsi yang spesifik pula. Di dalam proses ini, terlibat DNA
(deokyribonucleic acid) dan RNA (ribonucleic acids (RNA). Proses ini
dimulai dalam nukleus sel, di mana enzim membuka bagian spesifik untaian
DNA, yang membuat DNA di bagian itu bisa diakses dan bisa mengakses
salinan RNA. Molekul RNA ini kemudian bergerak dari nukleus sel ke
sitoplasma, di mana proses sintesis dimulai. Semua sel berfungsi lewat
proteinnya. Fungsi protein ini didefinisikan oleh fungsi molekuler,

9
penempatan di dalam sel dan keterlibatan di proses biologis tertentu. Dengan
proses sintesis protein, sel biologis bisa membuat protein baru, yang di lain
pihak untuk menyeimbangkan kehilangan protein seluler lewat degradasi dan
ekspor. Pada dasarnya, sel menggunakan informasi genetik (gen) yang
terdapat di DNA untuk membuat protein, proses pembuatan protein atau
sintesis protein ini dibagi menjadi dua langkah, yaitu transkripsi dan translasi.
1. Transkripsi.
Transkripsi adalah tahap pertama pada ekspresi gen, yang mana
informasi dari gen digunakan untuk membangun produk fungsional
seperti protein. Tujuan dari transkripsi ini untuk membuat salinan RNA
dari untaian gen di DNA. RNA menyalin, atau mentranskripsi, informasi
yang dibutuhkan untuk membangun polipeptida (gabungan asam amino
atau protein/subunit protein). Transkripsi eukariotik harus melewati
beberapa proses sebelum ditranslasi menjadi protein.
a. RNA polimerase

Enzim utama yang terlibat dalam transkripsi ini adalah RNA


polimerase, yang mana menggunakan template (cetakan) DNA
untaian tunggal untuk mensintesis untaian RNA. Lebih spesifik lagi,
RNA polimerase membuat untaian RNA pada arah 5′ ke 3′,
menambahkan nukleotida baru pada ujung untaian 3′.

10
1) Tahapan Transkripsi
Transkripsi dari gen melalui 3 tahapan proses, yaitu inisiasi,
elongasi, dan terminasi. Penjelasan yaitu sebagai berikut:
a) Inisiasi

RNA polimerase terikat pada untaian DNA, yang


disebut promoter, yang ditemukan didekat awal dari suatu gen.
Setiap gen mempunyai promoternya tersendiri. Setelah terikat,
RNA polimerase memisahkan untaian ganda DNA,
menyediakan template atau cetakan untaian tunggal yang siap
untuk ditranskripsi.
b) Elongasi
Satu untaian DNA, untaian cetakan, bertindak sebagai
cetakan untuk digunakan oleh enzim RNA polimerase. Sambil
‘membaca’ cetakan ini, RNA polimerase membentuk molekul
RNA keluar dari nukleotida, membuat sebuah rntai yang tumbuh
dari 5′ ke 3′. RNA transkripsi membawa informasi yang sama
dari untaian DNA non-template (coding).
c) Terminasi
Urutan yang disebut terminator memberikan sinyal
bahwa transkripsi RNA telah selesai. Setelah ditranskripsi, RNA
polimerase melepaskan hasil transkripsi RNA.

11
b. Modifikasi RNA Eukariotik
Pada bakteri, RNA hasil transkripsi bisa bertindak langsung
sebagai mRNA (messenger RNA). Pada eukariotik, transkripsi dari
gen koding-protein disebut pre-mRNA dan harus melalui ekstra
proses sebelum bisa ditranslasi secara langsung. Eukariotik pre-
mRNA harus mempunyai ujung yang dimodifikasi, 5′ cap (di awal)
dan 3′ ekor poly-A. Modifikasi ujung untaian mRNA ini bermanfaat
untuk meningkatkan stablitas mRNA.

Beberapa pre-mRNA eukariotik melalui proses pemotongan.


Pada proses ini, bagian pre-mRNA (disebut introns) dipotong, dan
sisa kepingannya (disebut exons) disambung kembali. Pemotongan ini
bertujuan agar mRNA mempunyai urutan mRNA yang benar. Jika
introns tidak dibuang, introns akan ditranslasi bersama dengan exons,
memproduksi polipeptida ‘sampah’.

12
2. Translasi

Translasi merupakan proses sintesis protein di dalam sel.Sebelum


sintesis protein dimulai, setiap jenis tRNA berikatan dengan asam amino
spesifik. Reaksi ini dikatalis oleh enzim aminoasil tRNA sintetase
bersama dengan ATP, sehingga terbentuk aminoasil tRNA. Pada tRNA
terdapat antikodon yang akan berpasangan dengan kodon yang terdapat
pada mRNA. Setiap macam aminoasil tRNA sintetase akan
menggabungkan asam amino tertentu pada tRNA yang spesifik.Pada
tRNA inisiator, tRNA terikat pada asam amino metionin yang
termodifikasi, yaitu N-formilinetionin. Proses sintesis protein terdiri dari
tiga tahap yaitu:
a. Inisiasi
Inisiasi diawali dengan menempelnya ribosom subunit kecil
pada mRNA. Pada ribosom terdapat 3 ruang yaitu E, P, dan A.
Ribosom subunit kecil akan menempel pada mRNA dengan bagian P
tepat pada kodon start (AUG) dari mRNA. Kemudian datang tRNA
yang memiliki antikodon UAC yang akan berpasangan dengan kodon
AUG pada mRNA. tRNA ini membawa serta aam amino metionin
yang merupakan asam amino pertama untuk translasi.

13
Berikutnya akan datang ribosom subunit besar yang menyatu
dengan ribosom kecil tadi sehingga terbentuk kompleks ribosom aktif
yang dapat bekerja menghasilkan protein. Subunit yang telah menyatu
akan menempatkan tRNA tepat di ruang P pada ribosom aktif
tersebut.
b. Elongasi
Elongasi terminasi merupakan proses penambahan asam amino
baru terhadap rantai asam amino yang telah sebelumnya terbentuk. Ini
diawali dengan datangnya tRNA yang memiliki antikodon yang
bersesuaian dengan kodon dalam ruang A ribosom. tRNA tersebut
juga datang dengan membawa asam amino tertentu yang sesuai
dengan kodon pada mRNA.

14
tRNA akan masuk ruang A, kemudian asam amino yang telah
sebelumnya terbentuk (di ruang P)akan disambungkan/ diikatkan
dengan asam amino pada tRNA yang baru datang (di ruang A). Hal ini
menyebabkan tRNA dalam ruang P kehilangan asam mino sedangkan
dalam ruang A asam aminonya semakin panjang. Setelah itu ribosom
akan bergeser menuju kodon berikutnya sehingga tRNA yang tadinya
berada dalam ruang P berpindah menuju ruang E, dan tRNA dalam
ruang A berpindah menuju ruang P. tRNA yang telah kehilangan asam
amino dan sekarang berada di ruang E akan dikeluarkan dari
kompleks ribosom. Dan ruang A yang telah kosong memungkinkan
datangnya tRNA baru yang bersesuaian dengan kodon dalam ruang
tersebut. Proses ini akan terus berulang sepanjang rantai mRNA
hingga semua kodon diterjemahkan menjadi urutan asam amino.
c. Terminasi
Terminasi atau akhir dari translasi terjadi saat ruang A sampai
pada kodon stop atau kodon akhir. Kodon ini tidak akan memanggil
tRNA tertentu, tapi akan mengaktifkan faktor pelepas yang
menyebabkan ditambahkannya molekul air pada rantai asam amino
yang telah terbentuk. Penambahan molekul air ini menyebabkan rantai
asam amino lepas dari ribosom dan siap dimodifikasi sehingga
menjadi protein yang fungsional.

Setelah itu kompleks ribosom dan mRNA akan terpisah dan


proses translasi berakhir. Ribosom subunit kecil, subunit besar, dan
mRNA akan berpisah sebagai akhir dari proses translasi. mRNA

15
tersebut dapat mengalami translasi berulang kali oleh banyak ribosom
yang berbeda. Translasi pada prokariota dan eukariota memiliki
langkah dan dasar yang hampir serupa. Proses ini berlangsung dari
ujung 5’ menuju ujung 3’, jadi intinya kodon start berada di ujung 5’
sedangkan kodon stop berada di ujung 3’. Satu rantai mRNA dapat
menjalani beberapa tahap translasi sekaligus, artinya beberapa
ribosom akan memproses satu mRNA secara bergantian dan
berurutan. Ini seperti seuntai benang yang memiliki banyak kancing,
benang diandaikan sebagai mRNA sedangkan kancing adalah ribosom
yang memproses. Ribsom yang terlebih dahulu datang akan lebih dulu
memproses dan diikuti ribsom yang datang belakangan. Untaian
ribosom yang secara bergantian memproses translasi ini disebut
dengan poliribosom

F. Gangguan Metabolisme protein


1. Defisiensi protein
Bila pemasukan protein kurang maka akan kekurangan kalori
disamping defisiensi asam-asam amino yang diperlukan, mineral dan
factor-faktor lain misalnya factor lipotropik. Akibatnya pertumbuhan
tubuh, pemeliharaan jaringan tubuh , pembentukan zat anti dan serum
serum protein akan terganggu. Hal ini nyata pada penderita yang
kekurangan protein dalam makanannya akan mudah terserang
penyakit  infeksi, luka sukar menyembuh, dam mudah terkena penyakit.
2. Hypoproteinemi
Biasanya akibat ekskresi protein serum darah  berupa albumin yang
berlebihan melalui air kemih. Selain itu juga pembentukan albumin yang
terganggu, misalnya penyakit hati, atau absorbs albumin kurang akibat
kelaparan atau karena penyakit usus. Akibat hypoproteinemi dalam klinik
sering ditemukan penyakit ginjal.

16
3. Pirai (Gouty Arthritis)
Secara klinis penyakit ini merupakan arthritis akut yang sering
kambuh secara menahun. Pada berbagai jaringan ditemukan endapan urat
yang merupakan tonjolan-tonjolan yang disebut thopus biasanya terdapat
disekitar sendi, sering juga ditemukan pada tulang rawan daun telinga.
Pengendapan juga terdapat pada ginjal dan jantung. Penyakit ini lebih
sering ditemukan pada pria usia pertengahan atau lebih tua.

17
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Protein adalah komponen penting atau utama bagi sel hewan atau
manusia. Protein adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi
yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang di
hubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Fungsi dari protein adalah
sebagai zat utama pembentuk dan pertumbuhan tubuh, sedangkan asam amino
sebagai komponen protein. Proses metabolisme protein dimulai dari proses
pencernaan di mulut sampai menunjukan usus halus sampai di usus halus,
dilanjutkan dengan proses metaabolisme asam amino. Protein di absorpsi di
usus halus dalam bentuk asam amino masuk kedalam darah. Dalam darah asam
amino di sebar keseluruh sel untuk di simpan. Di dalam sel asam amino di
simpan dalam  bentuk protein (dengan menggunakan enzim). Semua proses
tersebut dibantu oleh enzim. Jika jumlah protein terus meningkat maka protein
sel dipecah menjadi asam amino menggunakan dua proses yaitu deaminasi atau
transaminasi. Banyaknya atau keadaan asam amino dalam darah tergantung
pada keseimbangan antara asam amino dan penggunaannya.

B. Saran
kami adalah sebaiknya lebih memahami mteri ii karena sangat
bermanfaat bagi kehidupan kita

18
DAFTAR PUSTAKA

Martoharsosno, Soeharsono. 2006. Biokimia 2. Yogyakarta: Gadjah mada


university Press.
Murray, Robert K. 2009. Biologi Harper (Edisi 27). Jakarta: EGC
Poedjiadi, Anna., dan F.M. Titin Supriyanti. 2006. Dasar-dasar Biokimia (Edisi
Revisi). Bandung: UI Press
Yazid, Estien dan Lisda Nursanti. 2006. Penuntun Praktikum Biokimia untuk
Mahasiswa Analis. Yogyakarja: Andi Offset

19

Vous aimerez peut-être aussi