Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
OLEH :
Om Swastyastu
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga kami mampu
menyelesaikan makalah laporan pendahuluan asuhan keperawatan ini tepat pada
waktunya. Adapun makalah ini merupakan salah satu tugas dari Keperawatan
Maternitas.
Dalam menyelesaikan penulisan makalah ini, kami mendapat banyak
bantuan dari berbagai pihak dan sumber. Karena itu kami sangat menghargai
bantuan dari semua pihak yang telah memberi kami bantuan dukungan juga
semangat, buku-buku dan beberapa sumber lainnya sehingga tugas ini bisa
terwujud. Oleh karena itu, melalui media ini kami sampaikan ucapan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya dan
jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan kemampuan dan ilmu pengetahuan
yang kami miliki. Maka itu kami dari pihak penyusun sangat mengharapkan saran
dan kritik yang dapat memotivasi saya agar dapat lebih baik lagi dimasa yang
akan datang.
Penulis
2
DAFTAR ISI
2.7 Patway.......................................................................................................................................... 13
3. Rencana Tindakan.......................................................................................................................... 21
4. Implementasi Keperawatan............................................................................................................ 24
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Manfaat
Selain bermanfaat guna menambah wawasan bagi orang yang telah
membacanya, makalah ini juga dapat dimanfaatkan sebagai acuan pembuatan
thesis penelitian, maupun sebagai literatur atau acuan dalam pembuatan
skripsi maupun karya tulis lainnya.
4
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Laporan Pendahuluan
2.1 Definisi Endometriosis
Endometriosis adalah keadaan ketika sel-sel endometrium yang
seharusnya terdapat hanya dalam uterus, tersebar juga ke dalam rongga
pelvis(Mary Baradero dkk, 2005).
Endometriosis merupakan suatu kondisi yang dicerminkan dengan
keberadaan dan pertumbuhan jaringan endometrium di luar uterus. Jaringan
endometrium itu bisa tumbuh di ovarium, tuba falopii, ligamen pembentuk
uterus, atau bisa juga tumbuh di apendiks, colon, ureter dan pelvis. ( Scott, R
James, dkk. 2002).
Endometriosis adalah lesi jinak atau lesi dengan sel-sel yang serupa
dengan sel-sel lapisan uterus tumbuh secara menyimpang dalam rongga
pelvis diluar uterus. (Brunner & Suddarth, Keperawatan Medikal Bedah,
1556 : 2002)
Endometriosis adalah terdapatnya jaringan endometrium (kelenjar dan
stoma) diluar uterus (Arif Mansjoer, Kapita Selekta, 381: 2001)
Endometriosis adalah terdapatnya jaringan endometrium di luar kavum
uterus. Bila jaringan endometrium terdapat di dalam miometrium disebut
adenomiosis (adenometriosis internal) sedangkan bila diluar uterus disebut
(endometriorisis ekterna).
5
wanita infertile adalah sebesar 20 – 50% dan 80% pada wanita dengan nyeri
pelvis. Terdapat keterkaitan keluarga, dimana resiko meningkat 10 kali lipat
pada wanita dengan keluarga derajat pertama yang mengidap penyakit ini
6
Tuba Kanan Tipis 1 2 4
Tebal 4 8 16
Kiri Tipis 1 2 4
Tebal 4 8 16
7
Wanita usia produktif ( 15 – 44 tahun )
Wanita yang memiliki siklus menstruasi yang pendek (<27 hari)
Menstruasi yang lama (>7 hari)
Spotting sebelum menstruasi
Peningkatan jumlah estrogen dalam darah
Keturunan : memiliki ibu yang menderita penyakit yang sama.
Memiliki saudara kembar yang menderita endometriosis
Terpapar Toksin dari lingkungan, biasanya toksin yang berasal dari
pestisida, pengolahan kayu dan produk kertas, pembakaran sampah medis
dan sampah-sampah perkotaan. (Scott, R James, dkk. 2002. Buku Saku
Obstetri dan Gynekologi. Widya Medica:Jakarta.)
8
beberapa perempuan memang terlahir dengan sel-sel yang “salah letak”, dan
dapattumbuh menjadi endometrial implant kelak. Dalam kasus endometriosis,
walaupun jaringan endometrium tumbuh di luar rahim dan menjadi “imigran
gelap” di rongga perut seperti sudah disebutkan tadi, struktur jaringan dan
pembuluh darahnya juga sama dengan endometrium yang berada di dalam
rahim. Si imigran gelap (yang selanjutnya akan kita sebut endometrial
implant) ini juga akan merespons perubahan hormon dalam siklus menstruasi.
Menjelang masa menstruasi, jaringannya juga menebal. Namun, bila
endometrium dapat luruh dan melepaskan diri dari rahim dan ke luar menjadi
darah menstruasi, endometrial implant ini tidak punya jalan ke luar. Sehingga,
mereka membesar pada setiap siklus, dan gejala endometriosis (yaitu rasa
sakit hebat di daerah perut) cenderung makin lama makin parah. Intensitas
rasa sakit yang disebabkan oleh endometriosis ini sangat tergantung pada letak
dan banyaknya endometrial implant yang ada pada kita. Walaupun demikian,
endometrial implant yang sangat kecil pun dapat menyebabkan kita kesakitan
luar biasa apabila terletak di dekat saraf (Utamadi, Gunadi, 2004). Setiap
bulan, selaput endometrium akan berkembang dalam rahim dan membentuk
satu lapisan seperti dinding. Lapisan ini akan menebal pada awal siklus haid
sebagai persediaan menerima telur tersenyawa (embrio).
Endometriosis yang ada di luar rahim juga akan mengalami proses
sama seperti dalam rahim dan berdarah setiap bulan. Oleh karena selaput ini
ada di tempat tidak sepatutnya, ia tidak boleh keluar dari badan seperti lapisan
endometrium dalam rahim. Pada masa sama, selaput ini akan menghasilkan
bahan kimia yang akan mengganggu selaput lain dan menyebabkan rasa sakit.
Lama kelamaan, lapisan endometriosis ini semakin tebal dan membentuk
benjolan atau kista (kantung berisi cecair) dalam ovari (Prof.Dr.Nik Mohd
Nasri Ismail, 2005).
Endometriosis dipengaruhi oleh faktor genetik. Wanita yang memiliki
ibu atau saudara perempuan yang menderita endometriosis memiliki resiko
lebih besar terkena penyakit ini juga. Hal ini disebabkan adanya gen abnormal
yang diturunkan dalam tubuh wanita tersebut.
9
Gangguan menstruasi seperti hipermenorea dan menoragia dapat
mempengaruhi sistem hormonal tubuh. Tubuh akan memberikan respon
berupa gangguan sekresi estrogen dan progesteron yang menyebabkan
gangguan pertumbuhan sel endometrium. Sama halnya dengan pertumbuhan
sel endometrium biasa, sel-sel endometriosis ini akan tumbuh seiring dengan
peningkatan kadar estrogen dan progesteron dalam tubuh.
Faktor penyebab lain berupa toksik dari sampah-sampah perkotaan
menyebabkan mikroorganisme masuk ke dalam tubuh. Mikroorganisme
tersebut akan menghasilkan makrofag yang menyebabkan resepon imun
menurun yang menyebabkan faktor pertumbuhan sel-sel abnormal meningkat
seiring dengan peningkatan perkembangbiakan sel abnormal.
Jaringan endometirum yang tumbuh di luar uterus, terdiri dari fragmen
endometrial. Fragmen endometrial tersebut dilemparkan dari infundibulum
tuba falopii menuju ke ovarium yang akan menjadi tempat tumbuhnya. Oleh
karena itu, ovarium merupakan bagian pertama dalam rongga pelvis yang
dikenai endometriosis. Sel endometrial ini dapat memasuki peredaran darah
dan limpa, sehingga sel endomatrial ini memiliki kesempatan untuk mengikuti
aliran regional tubuh dan menuju ke bagian tubuh lainnya.
Dimanapun lokasi terdapatnya, endometrial ekstrauterine ini dapat
dipengaruhi siklus endokrin normal. Karena dipengaruhi oleh siklus endokrin,
maka pada saat estrogen dan progesteron meningkat, jaringan endometrial ini
juga mengalami perkembangbiakan. Pada saat terjadi perubahan kadar
estrogen dan progesteron lebih rendah atau berkurang, jaringan endometrial
ini akan menjadi nekrosis dan terjadi perdarahan di daerah pelvic.
Perdarahan di daerah pelvis ini disebabkan karena iritasi peritonium
dan menyebabkan nyeri saat menstruasi (dysmenorea). Setelah perdarahan,
penggumpalan darah di pelvis akan menyebabkan adhesi/perlekatan di dinding
dan permukaan pelvis. Hal ini menyebabkan nyeri, tidak hanya di pelvis tapi
juga nyeri pada daerah permukaan yang terkait, nyeri saat latihan, defekasi,
BAK dan saat melakukan hubungan seks.
Adhesi juga dapat terjadi di sekitar uterus dan tuba fallopii. Adhesi di
uterus menyebabkan uterus mengalami retroversi, sedangkan adhesi di tuba
10
fallopii menyebabkan gerakan spontan ujung-ujung fimbriae untuk membawa
ovum ke uterus menjadi terhambat. Hal-hal inilah yang menyebabkan
terjadinya infertil pada endometriosis. (Scott, R James, dkk. 2002. Buku Saku
Obstetri dan Gynekologi. Widya Medica: Jakarta Spero f, Leon. 2005) DAN
(Clinical Gynecologic Endocrinology and Infertility. Lippincot Williams &
Wilkins : Philadelphia.)
11
a. Nyeri :
1)Dismenore sekunder
2) Dismenore primer yang buruk
3)Dispareunia: Nyeri ovulasi
4)Nyeri pelvis terasa berat dan nyeri menyebar ke dalam paha, dan nyeri
pada bagian abdomen bawah selama siklus menstruasi.
5) Nyeri akibat latihan fisik atau selama dan setelah hubungan seksual
6) Nyeri pada saat pemeriksaan dalam oleh dokter
b. Perdarahan abnormal
1) Hipermenorea
2) Menoragia
3) Spotting sebelum menstruasi
4) Darah menstruasi yang bewarna gelap yang keluar sebelum menstruasi
atau di akhir menstruasi
5) Keluhan buang air besar dan buang air kecil
6) Nyeri sebelum, pada saat dan sesudah buang air besar
7) Darah pada feces
8) Diare, konstipasi dan kolik
(Scott, R James, dkk. 2002. Buku Saku Obstetri dan Gynekologi. Widya
Medica : Jakarta)
12
2.7 Patway Endometriosis
13
(Scott, R James, dkk. 2002. Buku Saku Obstetri dan Gynekologi. Widya
Medica: Jakarta)
14
pelvis. Bedah radikal meliputi pengangkatan uterus, tuba fallopi, dan
ovarium. Endometriosis bisa berhenti ketika menopause.
b. Mandiri
Pasien perlu merasa yakin bahwa endometriosis dapat diobati. Perlu
diterapkan kepada pasien efek samping dari obat-obat yang dipakainya,
strategi untuk menangani nyeri yang kronis juga perlu dijelaskan (Mary
Baradero dkk, 2005).
a) Penanganan
Penanganan endometriosis terdiri atas pencegahan, pengawasan
saja, terapi hormonal, pembedahan dan radiasi
b) Pencegahan
Meigh berpendapat bahwa kehamilan adalah cara pencegahan yang
paling baik untuk endometriosis. Gejala-gejala endometriosis memang
berkurang atau hilang pada waktu dan sesudah kehamilan karena regresi
endometrium dalam sarang-sarang endometriosis. Oleh sebab itu
hendaknya perkawinan jangan ditunda terlalu lama, dan sesudah
perkawinan hendaknya diusahakan mendapat anak-anak yang diinginkan
dalam waktu yang tidak terlalu lama. Sikap demikian itu tidak hanya
merupakan profilaksis yang baik terhadap endometrisis, melainkan
menghindari terjadinya infertilitas sesudah endometriosis timbul. Selain
itu jangan melakukan pemeriksaan yang kasar atau melakukan kerokan
pada waktu haid, oleh karena itu dapat menyebabkan mengalirnya darah
haid dari uterus ke tuba dan rongga panggul.
c) Observasi dan Pemberian Analgetika
Pengobatan ekspektatif ini akan berguna bagi wanita-wanita
dengan gejala-gejala dan kelainan fisik yang ringan. Pada wanita yang
sudah agak berumur, pengawasan itu bias dilanjutkan sampai menopause,
karena sesudah itu gejala-gejala endometriosis hilang sendiri. sikap yang
sama dapat diambil pada wanita yang lebih muda, yang tidak mempunyai
persoalan tentang infertilitas, akan tetapi pada wanita yang ingin
15
mempunyai anak, jika setelah ditunggu 1 tahun tidak terjadi kehamilan
perlu dilakukan pemeriksaan terhadap infertilitas dan diambil sikap yang
lebih aktif. Pada observasi seperti yang diterangkan, harus dilakukan
pemeriksaan secara periodik dan teratur untuk meneliti perkembangan
penyakitnya dan jika perlu mengubah sikap ekspektatifnya. Dalam masa
observasi ini dapat diberi pengobatan paliatif berupa pemberian analgetika
untuk mengurangi rasa nyeri.
d) Terapi Hormonal
Obat-obatan yang biasa digunakan untuk mengobati endometriosis
Obat Efek samping
Pil KB kombinasi Pembengkakan perut, nyeri payudara, peningkatan nafsu
estrogen-progestin makan, pembengkakan pergelangan kaki, mual, perdarahan
diantara 2 siklus menstruasi, trombosis vena dalam
Progestin Perdarahan diantara 2 siklus menstruasi, perubahan suasana
hati, depresi, vaginitis atrofika
Danazole Penambahan berat badan, suara lebih berat, pertumbuhan
rambut, hot flashes, vagina kering, pembengkakan
pergelangan kaki, kramotot, perdarahan diantara 2 siklus,
payudara mengecil, perubahan suasana hati, kelainan fungsi
hati, sindroma terowongan karpal
Agonis GnRH Hot flashes, vagina kering, pengeroposan tulang, perubahan
suasana hati
5. Pembedahan
Ada 2 macanyaitu :
a. Konservatif
- Laparatomi
- laparaskopi
b. Radikal
Laparoskopi mempunyai beberapa keuntungan jika dibandingkan
dengan Laparotomi, yakni
a. Lama tinggal dirumah sakit lebih pendek yaitu sekitar 2 hari, jika
dilaparotomi sekitar 5 hari.
16
b. Kembalinya aktivitas kerja lebih cepat, Normalnya penderita dapat
kembali sepenuhnya 7-10 hari, jika dilaparotomi 4-6 minggu.
c. Ongkos perawatan lebih murah.
Pembedahan radikal dilakukan pada wanita dengan
endometriosis yang umurnya hampir 40 tahun atau lebih dan yang
menderita penyakit yang luas disertai banyak keluhan. Operasi yang
paling radikal adalah histerektomi total, salpingo-ooferektomi bilateral,
dan pengangkata nsemua sarang-sarang endometriosis yang ditemukan.
Akan tetapi pada wanita kurang dari 40 tahun dapat dipertimbangkan
untuk, meninggalkan sebagian dari jaringan ovarium yang sehat. Hal
ini mencegah jangan sampai terlalu cepat timbul gejala-gejala
pramenopause dan menopause dan juga mengurangi kecepatan
timbulnya osteoporosis.
5. Radiasi
Pengobatan ini bertujuan untuk menghentikan fungsi ovarium,
terapi cara ini tidak dilakukan lagi, kecuali jika ada kontraindikasi
terhadap pembedahan.
Pencegahan yaitu menunda kehamilan, tidak melakukan
pemeriksaan kasar atau melakukan kerokan pada haid, Observasi pada
pembesaran analgesik yaitu pemeriksaan periodik dan berkala,
Pengobatan hormonal, Pembedahan dilakukan dengan histeroktomi
total salfingo-oferektomi bilateral eksisi tempat endometriorisis
17
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Riwayat Kesehatan Dahulu
Pernah terpapar agen toksin berupa pestisida, atau pernah ke daaerah
pengolahan katu dan produksi kertas, serta terkena limbah pembakaran
sampah medis dan sampah perkotaan.
b. Riwayat kesehatan sekarang
· Dysmenore primer ataupun sekunder
· Nyeri saat latihan fisik
· Dispareun
· Nyeri ovulasi
· Nyeri pelvis terasa berat dan nyeri menyebar ke dalam paha, dan nyeri pada
bagian abdomen bawah selama siklus menstruasi.
· Nyeri akibat latihan fisik atau selama dan setelah hubungan seksual
· Nyeri pada saat pemeriksaan dalam oleh dokter
· Hipermenorea
· Menoragia
· Feces berdarah
· Nyeri sebelum, sesudah dan saat defekasi.
· Konstipasi, diare, kolik
c.Riwayat kesehatan keluarga
Memiliki ibu atau saudara perempuan (terutama saudara kembar) yang
menderita endometriosis.
d.Riwayat obstetri dan menstruasi
Mengalami hipermenorea, menoragia, siklus menstruasi pendek, darah
menstruasi yang bewarna gelap yang keluar sebelum menstruasi atau di
akhir menstruasi.
2. Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul
a) Gangguan rasa nyaman: nyeri b.d gangguan menstruasi, proses
penjalaran penyakit.
b) Resiko tinggi gangguan citra tubuh b.d gangguan menstruasi
c) Gangguan harga diri berhubungan dengan infertile pada endometriosis
18
d) Ansietas berhubungan dengan ancaman atau perubahan pada status
kesehatan
e) Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi tentang
endomeriosis
2. Diagnosa keperawatan
19
3. Rencana Tindakan Keperawatan
20
dengan gangguan mentruasi selama …. x …. jam , klien tidak c. Jelaskan tentang pengobatan, perawatan,
mengalami gangguan citra tubuh dengan kemajuan dan prognosis penyakit.
kriteri hasil : d. Dorong klien mengungkapkan perasaannya
Body image positif e. Identifikasi arti pengurangan melalui pemakaian
Mampu mengindentifikasikan alat bantu
kekuatan personal f. Fasilitasi kontak dengan individu dalam
Mendeskripsikan secara factual kelompok kecil
perubahan fungsi tubuh
Mempertahankan interaksi sosial
21
individu terhadap perubahan bermakna pasen dan orang terdekat untuk meningkatkan
dalam hidup datau mendukung koping dan pemecahan
Menunjukkan penilaian pribadi tentang masalah
harga diri.
Mengungkapkan penerimaan diri
Komunikasi terbuka
Optimisme tentang masa depan
Mengungkapkan strategi koping efektif
22
informasi yang didapat selama …. x …. jam , klien mampu b. Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan
menjelaskan penyakit dan mampu bagaimana hal ini berhubungan dengan anatomi
tentang penyakitnya.
mengenal penyakitnya dengan dan fisiologi, dengan cara yang tepat.
Kriteria Hasil : c. Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul
Pasien dan keluarga menyatakan pada penyakit, dengan cara yang tepat
pemahaman tentang penyakit, kondisi, d. Gambarkan proses penyakit, dengan cara yang
prognosis dan program pengobatan tepat
Pasien dan keluarga mampu e. Identifikasi kemungkinan penyebab, dengna cara
melaksanakan prosedur yang dijelaskan yang tepat
secara benar f. Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi,
Pasien dan keluarga mampu dengan cara yang tepat
menjelaskan kembali apa yang g. Hindari harapan yang kosong
dijelaskan perawat/tim kesehatan h. Sediakan bagi keluarga informasi tentang
lainnya kemajuan pasien dengan cara yang tepat
i. Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin
diperlukan untuk mencegah komplikasi di masa
yang akan datang dan atau proses pengontrolan
penyakit
j. Diskusikan pilihan terapi atau penanganan
k. Dukung pasien untuk mengeksplorasi atau
mendapatkan second opinion dengan cara yang
tepat atau diindikasikan
l. Eksplorasi kemungkinan sumber atau dukungan,
dengan cara yang tepat
m. Rujuk pasien pada grup atau agensi di komunitas
lokal, dengan cara yang tepat
23
4. Implementasi keperawatan
Implementasi keperawatan adalah fase ketika perawat
mengimplementasikan intervensi keperawatan. Perawat melaksanakan atau
mendelegasikan tindakan keperawatan untuk intervensi yang disusun dalam
tahap perencanaan dan kemudian mengakhiri tahap implementasi dengan
mencatat tindakan keperawatan dan respons klien terhadap tindakan tersebut
(Kozier et al., 2010).
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah fase kelima dan fase terakhir proses keperawatan, dalam
konteks ini aktivitas yang direncanakan, berkelanjutan dan terarah ketika klien
dan professional kesehatan menentukan kemajuan kemajuan klien menuju
pencapaian tujuan/hasil dan keefektifan rencana asuhan keperawatan. Evaluasi
adalah aspek penting proses keperawatan karena kesimpulan yang ditarik dari
evaluasi menentukan apakah evaluasi keperawatan harus diakhiri, dilanjutkan,
atau dirubah (Kozier et al., 2010).
Format yang dapat digunakan untuk evaluasi keperawatan menurut (Dinarti et
al., 2009) yaitu format SOAP yang terdiri dari :
a. Subjective, yaitu pernyataan atau keluhan dari pasien. Pada pasien
apendiktomi dengan nyeri akut diharapkan pasien tidak mengeluh nyeri atau
nyeri berkurang
b. Objektive, yaitu data yang diobservasi oleh perawat atau keluarga. Pada
pasien dengan retensi urin indikator evaluasi menurut Moorhead et al. (2013)
c. Analisis, yaitu kesimpulan dari objektif dan subjektif (biasaya ditulis dala
bentuk masalah keperawatan). Ketika menentukan apakah tujuan telah
tercapai, perawat dapat menarik satu dari tiga kemungkinan simpulan :
1) Tujuan tercapai; yaitu, respons klien sama dengan hasil yang diharapkan
2) Tujuan tercapai sebagian;, yaitu hasil yang diharapkan hanya sebagian yang
berhasil dicapai (4 indikator evaluasi tercapai)
3) Tujuan tidak tercapai
d. Planning, yaitu rencana tindakan yang akan dilakukan berdasarkan analog.
24
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 KASUS
I. Pengkajian
a. Identitas Pasien Penanggung Jawab
Nama : Ny.T : Tn. H
Umur : 28 Tahun : 30 tahun
Agama : Kristen : Kristen
Suku Bangsa : Indonesia : Indonesia
Pendidikan terakhir : SMA : Strata 1
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga : PNS
Alamat : Surabaya : Surabaya
Hubungan dengan Pasien : Suami
No. RM : 130397
Tanggal Pengkajian : 30 Oktober 2018
25
b. Keluhan Utama
Ny T mengeluh mengalami nyeri abdomen kuadran kiri dan nyeri pelvis
berat dan nyeri saat bersenggama.
e. Riwayat Kontrasepsi
Pasien mengatakan belum pernah menggunakan alat atau metode
kontrassepsi apapun
26
Pasien mengatakan pasien biasa berolahraga seminggu 4 kali masing-
masing 2 jam per sekali kedatangan dan merupakan anggota disalah
satu pusat kebugaran di Bangka.
5) Pola Kognitif Perseptual
Pasien mengatakan tidak memiliki masalah dengan pengelihatan
maupun indra yang lain. Orientasi pasien baik, pasien telah
menyelesaikan pendidikan SMA.
6) Pola Istirahat-Tidur
Pasien mengatakan biasa tidur 4-5 jam sehari.
27
Pasien mengatakan pasien memeluk agama Kristen dan pasien selalu
mengikuti persembahyangan di Gereja tiap minggunya.
f. Head To Toe
1. Kepala:
2. Mata:
Konjungtiva : Normal
Sklera : Normal
3. Hidung:
28
Mammae : Membesar ( ) ya ( √ ) tidak
Colostrum :-
6. Pernafasan
7. Sirkulasi jantung
8. Abdomen
Mengecil :-
Kontraksi :-
29
9. Genitourinary
Perineum : Normal
30
kali dalam sehari.
Nyeri akan semakin
kuat dirasakan saat
beraktivitas, nyeri
dirasakan seperti
tertusuk-tusuk, nyeri
dirasakan pada
abdomen kuadran kiri
dan pelvis, skala nyeri
8 dari 10, dan nyeri
dirasakan mendadak
dan sering
DO:
Pasien tampak
meringis
2 DS: Pasien Congenital, herediter, Ansietas
mengatakan dirinya gen abnormal
merasa khawatir dan
tidak percaya diri Endometriosis
karena belum
dikaruniai anak Gangguan stimulasi
padahal sudah 3 tahun hormonal ovarium
menikah.
DO: Letak endometrium
Pasien tampak gelisah yang tidak tepat
Tubuh merasakan
respon sakit
31
Perubahan status
kesehatan
3 DS: Congenital, herediter, Harga Diri Rendah
Pasien mengatakan gen abnormal Situasional
bila ada kerabat yang
menanyakan tentang Endometriosis
memiliki anak, pasien
merasa sangat sedih Gangguan menstruasi
dan malu untuk
menjawab pertanyaan Perdarahan kedalam
tersebut dan pasien yang tidak memiliki
hanya menjawab saluran keluar
sedang berusaha.
Disamping itu pasien Pseudokist (kista)
juga merasa malu
dengan keluarga dan Infertile
suaminya karena
belum mampu
memberikan anak.
DO:
Pasien tampak sedih
32
IV. Intervensi
33
status kesehatan Setelah dilakukan asuhan keperawatan 3. Berikan informasi faktual mengenai diagnosis,
selama .. x 24 jam cemas klien dapat tindakan prognosis
teratasi dengan Kriteria Hasil : 4. Beri dorongan pada klien untuk
Klien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan pikiran dan perasaan untuk
mengungkapkan gejala cemas mengeksternalisasikan kecemasan
Mengidentifikasi, mengungkapkan dan 5. Anjurkan pasien melakukan teknik distraksi
menunjukkan tehnik untuk mengontol seperti nonton tv, dengarkan radio, permainan
cemas untuk mengurangi kecemasan.
Vital sign dalam batas normal
Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa
tubuh dan tingkat aktivitas
menunjukkan berkurangnya kecemasan
3
dengan kegagalan dalam Personal identity, disturbed 1. Tunjukkan rasa percaya diri terhadap
memiliki keturunan Health behavior, risk kemampuan pasien untuk mengatasi situasi
infertilitas) Self esteem situasional, low 2. Dorong pasien mengidentifikasi kekuatan
34
Setelah dilakukan asuhan keperawatan dirinya.
selama …. x …. jam , klien tidak merasa 3. Ajarkan keterampilan perilaku yang positif
rendah diri dengan kriteria hasil : melalui bermain peran, model peran, diskusi.
Adaptasi terhadap ketunadayaan fisik : 4. Dukung peningkatan tanggung jawab diri, jika
respon adaptif klien terhadap tantangan diperlukan
fungsional penting akibat ketunadayaan 5. Buat statement positif terhadap klien
fisik 6. Monitor frekuensi komunikasi verbal klien yang
Resolusi berduka : penyesuaian dengan negatif
kehilangan actual atau kehilangan yang 7. Dukung klien untuk menerima tantangan
akan terjadi 8. Kaji alasan-alasan untuk mengkritik atau
Penyesuaian psikososial : perubahan menyalahkan diri sendiri
hidup (respon-psikososial adaptif
individu terhadap perubahan bermakna
dalam hidup
Menunjukkan penilaian pribadi tentang
harga diri.
Mengungkapkan penerimaan diri
Komunikasi terbuka
35
Optimisme tentang masa depan
Mengungkapkan strategi koping efektif
36
V. Implementasi
HARI DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI FORMATIF PARAF
TANGGAL
31 Oktober 1 1. Mengkaji secara komprehensip DS :
2018 terhadap nyeri termasuk lokasi, Pasien mengatakan merasa nyeri saat
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, haid, dan ia juga mengatakan
intensitas nyeri dan faktor presipitasi merasakan nyeri saat bersenggama.
Pasien juga mengatakan nyeri saat haid
2. Gunakan strategi komunikasi terapeutik sudah dirasakan sejak umur 18 tahun
untuk mengungkapkan pengalaman yang lalu, saat haid darah yang keluar
nyeri dan penerimaan klien terhadap banyak-banyak dan pasien sampai
respon nyeri mengganti pembalut 5 kali dalam
3. Observasi reaksi ketidaknyaman secara sehari.
nonverbal Nyeri akan semakin kuat dirasakan saat
beraktivitas, nyeri dirasakan seperti
4. Tentukan pengaruh pengalaman nyeri tertusuk-tusuk, nyeri dirasakan pada
abdomen kuadran kiri dan pelvis, skala
nyeri 8 dari 10, dan nyeri dirasakan
mendadak dan sering
37
DO :
Pasien tampak meringis
Pasien mengatakan jika nyeri timbul
pasien tida, bisa tidur dengan nyenyak
2 1. Menggunakan pendekatan yang DS:
menenangkan Pasien mengatakan dirinya merasa
2. Memberikan informasi faktual khawatir dan tidak percaya diri karena
mengenai diagnosis, tindakan belum dikaruniai anak padahal sudah 3
prognosis tahun menikah.
3. Memberikan dorongan pada klien
untuk mengungkapkan pikiran dan DO: Pasien tampak gelisah
perasaan untuk mengeksternalisasikan
kecemasan
4. Anjurkan pasien melakukan teknik
distraksi seperti nonton tv, dengarkan
radio, permainan untuk mengurangi
kecemasan.
38
untuk mengungkapkan pikiran dan Pasien mengatakan bila ada kerabat
perasaan untuk mengeksternalisasikan yang menanyakan tentang memiliki
kecemasan anak, pasien merasa sangat sedih dan
2. Anjurkan pasien melakukan teknik malu untuk menjawab pertanyaan
distraksi seperti nonton tv, dengarkan tersebut dan pasien hanya menjawab
radio, permainan untuk mengurangi sedang berusaha. Disamping itu pasien
kecemasan. juga merasa malu dengan keluarga dan
9. Tunjukkan rasa percaya diri terhadap suaminya karena belum mampu
kemampuan pasien untuk mengatasi memberikan anak.
situasi DO:
10. Dorong pasien mengidentifikasi Pasien tampak sedih
kekuatan dirinya.
11. Ajarkan keterampilan perilaku yang
positif melalui bermain peran, model
peran, diskusi.
12. Dukung peningkatan tanggung jawab
diri, jika diperlukan
13. Buat statement positif terhadap klien
14. Monitor frekuensi komunikasi verbal
39
klien yang negatif
15. Dukung klien untuk menerima
tantangan
16. Kaji alasan-alasan untuk mengkritik
atau menyalahkan diri sendiri
01 September 1 1. Mengkaji secara komprehensip DS :
2018 terhadap nyeri termasuk lokasi, Pasien mengatakan merasa nyeri saat
karakteristik, durasi, frekuensi, haid, dan ia juga mengatakan
kualitas, intensitas nyeri dan faktor merasakan nyeri saat bersenggama.
presipitasi Pasien juga mengatakan nyeri saat haid
sudah dirasakan sejak umur 18 tahun
2. Gunakan strategi komunikasi yang lalu, saat haid darah yang keluar
terapeutik untuk mengungkapkan banyak-banyak dan pasien sampai
pengalaman nyeri dan penerimaan mengganti pembalut 5 kali dalam
klien terhadap respon nyeri sehari.
Nyeri akan semakin kuat dirasakan saat
3. Observasi reaksi ketidaknyaman secara
beraktivitas, nyeri dirasakan seperti
nonverbal
tertusuk-tusuk, nyeri dirasakan pada
abdomen kuadran kiri dan pelvis, skala
40
4. Tentukan pengaruh pengalaman nyeri nyeri 3 dari 10, dan nyeri dirasakan
terhadap kualitas hidup( napsu makan, mendadak dan sering
tidur, aktivitas,mood, hubungan sosial) DO:
Pasien tampak meringis
5. Tentukan faktor yang dapat
Pasien mengatakan jika nyeri timbul
memperburuk nyeri pasien tida, bisa tidur dengan nyenyak
Pasien mengatakan nyeri bertambah
berat jika dia beaktifitas
2 1. Menggunakan pendekatan yang DS:
menenangkan Pasien mengatakan dirinya merasa
2. Memberikan informasi faktual khawatir dan tidak percaya diri karena
mengenai diagnosis, tindakan belum dikaruniai anak padahal sudah 3
prognosis tahun menikah.
3. Memberikan dorongan pada klien
untuk mengungkapkan pikiran dan DO: Pasien tampak gelisah
perasaan untuk
mengeksternalisasikan kecemasan
4. Anjurkan pasien melakukan teknik
distraksi seperti nonton tv,
41
dengarkan radio, permainan untuk
mengurangi kecemasan.
02 September 3 1. Tunjukkan rasa percaya diri terhadap DS:
2018 kemampuan pasien untuk mengatasi Pasien mengatakan bila ada kerabat
situasi yang menanyakan tentang memiliki
2. Dorong pasien mengidentifikasi anak, pasien merasa sangat sedih dan
kekuatan dirinya. malu untuk menjawab pertanyaan
3. Ajarkan keterampilan perilaku yang tersebut dan pasien hanya menjawab
positif melalui bermain peran, model sedang berusaha. Disamping itu pasien
peran, diskusi. juga merasa malu dengan keluarga dan
4. Dukung peningkatan tanggung jawab suaminya karena belum mampu
diri, jika diperlukan memberikan anak.
5. Buat statement positif terhadap klien DO:
6. Monitor frekuensi komunikasi verbal Pasien tampak sedih
klien yang negatif
7. Dukung klien untuk menerima
tantangan
8. Kaji alasan-alasan untuk mengkritik
atau menyalahkan diri sendiri
42
VI. Evaluasi
NO TANGGAL/WAKTU EVALUASI PARAF
1 2 September 2018 S : Pasien mengatakan nyeri yang dirasakan sudah berkurang
VII.
Pukul 13.00 Wita dengan skala 2 dari Skala (0-10)skala yg diberikan
O : Pasien tampak tidak meringis, TD 110/70mmHg Nadi
80x/menit Suhu 36ºC RR 2 x/menit
A : masalah nyeri teratasi
P : terminasi intervensi masalah nyeri dan kaji masalah lain yang
mungkin muncul pada pertemuan berikutnya
2 2 September 2018 S : pasien mengatakan merasa lebih tenang setelah mendapat VIII.
Pukul 13.00 Wita penjelasan mengenai kondisinya.
O : pasien tampak tersenyum , TD 110/70mmHg Nadi 80x/menit
Suhu 36ºC RR 2 x/menit
A : masalah ansietas teratasi
P : terminasi intervensi masalah ansietas dan kaji masalah lain
yang mungkin muncul pada pertemuan berikutnya
3 2 September 2018 S : pasien mengatakan saat ini sudah mulai bisa menerima IX.
43
Pukul 13.00 Wita kondisinya dan mau menyapaikan kondisinya kepada suami
O : pasien tampak tenang , TD 110/70mmHg Nadi 80x/menit Suhu
36ºC RR 2 x/menit
A : masalah harga diri rendah teratasi
P : terminasi intervensi masalah harga diri rendah dan kaji masalah
lain yang mungkin muncul pada pertemuan berikutnya
44
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
Endometriosis adalah keadaan ketika sel-sel endometrium yang
seharusnya terdapat hanya dalam uterus, tersebar juga ke dalam rongga
pelvis(Mary Baradero dkk, 2005). Endometriosis merupakan suatu kondisi
yang dicerminkan dengan keberadaan dan pertumbuhan jaringan endometrium
di luar uterus. Jaringan endometrium itu bisa tumbuh di ovarium, tuba falopii,
ligamen pembentuk uterus, atau bisa juga tumbuh di apendiks, colon, ureter
dan pelvis. ( Scott, R James, dkk. 2002). Endometriosis selama kurang lebih
30 tahun terakhir ini menunjukkan angka kejadian yang meningkat. Angka
kejadian antara 5 – 15% dapat ditemukan di antara semua operasi pelvic.
Yang menarik adalah bahwa endometriosis lebih sering ditemukan pada
wanita yang tidak menikah pada umur muda, dan tidak mempunyai banyak
anak.
Gejala yang paling sering terjadi adalah nyeri panggul, dismenorea
(nyeri ketika menstruasi), dispareunia (nyeri ketika senggama), dan infertilitas
(gangguan kesuburan, tidak dapat memiliki anak).
4.2 Saran
Endometriosis selama kurang lebih 30 tahun terakhir ini
menunjukkan angka kejadian yang meningkat. Angka kejadian antara 5 – 15%
dapat ditemukan di antara semua operasi pelvic. Untuk itu akan lebih baik jika
kita mengetahui lebih awal gejala dan tanda dari endometriosis.
45
DAFTAR PUSTAKA
46