Vous êtes sur la page 1sur 46

MAKALAH KEPERAWATAN KOMUNITAS

“LAPORAN PENDAHULUAAN + ASKEP ENDOMETRIOSIS”

OLEH :

I Dewa Ayu Agung Yuli Umardewi (183222909)

I Gusti Ayu Murtini (183222910)

Ni Luh Putu Very Yanthi (183222932)

Ni Wayan Cintia Devi Utami (183222947)

Ni Komang Megawati (183222929)

Ni Luh Ayu Karmini (143222930)

Ni Putu Sri Apriantini (183222945)

Devira Pradnya Pratisista (183222904)

Ni Wayan Wahyu Esty Udayani (183222950)

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


STIKES WIRA MEDIKA PPNI BALI
2018
KATA PENGANTAR

Om Swastyastu

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga kami mampu
menyelesaikan makalah laporan pendahuluan asuhan keperawatan ini tepat pada
waktunya. Adapun makalah ini merupakan salah satu tugas dari Keperawatan
Maternitas.
Dalam menyelesaikan penulisan makalah ini, kami mendapat banyak
bantuan dari berbagai pihak dan sumber. Karena itu kami sangat menghargai
bantuan dari semua pihak yang telah memberi kami bantuan dukungan juga
semangat, buku-buku dan beberapa sumber lainnya sehingga tugas ini bisa
terwujud. Oleh karena itu, melalui media ini kami sampaikan ucapan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya dan
jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan kemampuan dan ilmu pengetahuan
yang kami miliki. Maka itu kami dari pihak penyusun sangat mengharapkan saran
dan kritik yang dapat memotivasi saya agar dapat lebih baik lagi dimasa yang
akan datang.

Om Santih, Santih, Santih Om

Denpasar, 24 September 2018

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ 2


DAFTAR ISI......................................................................................... Error! Bookmark not defined.
BAB I .................................................................................................... Error! Bookmark not defined.
PENDAHULUAN ................................................................................ Error! Bookmark not defined.
1.1 Latar Belakang ............................................................................... Error! Bookmark not defined.
1.3 Tujuan............................................................................................................................................... 1
1.4 Manfaat............................................................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN ..........................................................................................................................
A. Landasan Teori ................................................................................................................................... 5
A. 2.1 Definisi Endometriosis ................................................................................................................ 5
2.2 Insiden Kasus Endometriosis ....................................................................................................... 5

2.3 Klasifikasi Endometrosis ............................................................................................................. 6

2.4 Etiologi endometriosis ................................................................................................................. 7

2.5 Patofisiologi ................................................................................................................................. 8

2.6 Gejala dan Tanda Klinis .............................................................................................................. 11

2.7 Patway.......................................................................................................................................... 13

2.8 Pemeriksaan Diagnostik ............................................................................................................. 14

2.8 Komplikasi ................................................................................................................................... 14

2.9 Penatalaksanan ............................................................................................................................. 14

B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan ................................................................................................ 18


1. Pengkajian...................................................................................................................................... 18

2. Diagnosa Keperawatan .................................................................................................................. 19

3. Rencana Tindakan.......................................................................................................................... 21

4. Implementasi Keperawatan............................................................................................................ 24

5. Evaluasi keperawatan .................................................................................................................... 24

BAB III TINJAUAN KASUS............................................................................................................... 25


BAB IV PENUTUP .............................................................................................................................. 37
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 38

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Endometriosis merupakan suatu kondisi yang dicerminkan dengan
keberadaan dan pertumbuhan jaringan endometrium di luar uterus. Jaringan
endometrium itu bisa tumbuh di ovarium, tuba falopii, ligamen pembentuk
uterus, atau bisa juga tumbuh di apendiks, colon, ureter dan pelvis. ( Scott, R
James, dkk. 2002).
Endometriosis selama kurang lebih 30 tahun terakhir ini
menunjukkan angka kejadian yang meningkat. Angka kejadian antara 5 – 15%
dapat ditemukan di antara semua operasi pelvic. Yang menarik adalah bahwa
endometriosis lebih sering ditemukan pada wanita yang tidak menikah pada
umur muda, dan tidak mempunyai banyak anak.
.
1.2 Tujuan
Tujuan utama penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui secara
umum tentang Pengkajian. Adapun tujuan lain dari penulisan makalah ini
adalah sebagai berikut.
1. Menjelaskan tentang Laporan Pendahuluan Endometriosis
2. Menjelaskan tentang Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
3. Menjelaskan tentang Tinjauan Kasus Endometriosis

1.3 Manfaat
Selain bermanfaat guna menambah wawasan bagi orang yang telah
membacanya, makalah ini juga dapat dimanfaatkan sebagai acuan pembuatan
thesis penelitian, maupun sebagai literatur atau acuan dalam pembuatan
skripsi maupun karya tulis lainnya.

4
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Laporan Pendahuluan
2.1 Definisi Endometriosis
Endometriosis adalah keadaan ketika sel-sel endometrium yang
seharusnya terdapat hanya dalam uterus, tersebar juga ke dalam rongga
pelvis(Mary Baradero dkk, 2005).
Endometriosis merupakan suatu kondisi yang dicerminkan dengan
keberadaan dan pertumbuhan jaringan endometrium di luar uterus. Jaringan
endometrium itu bisa tumbuh di ovarium, tuba falopii, ligamen pembentuk
uterus, atau bisa juga tumbuh di apendiks, colon, ureter dan pelvis. ( Scott, R
James, dkk. 2002).
Endometriosis adalah lesi jinak atau lesi dengan sel-sel yang serupa
dengan sel-sel lapisan uterus tumbuh secara menyimpang dalam rongga
pelvis diluar uterus. (Brunner & Suddarth, Keperawatan Medikal Bedah,
1556 : 2002)
Endometriosis adalah terdapatnya jaringan endometrium (kelenjar dan
stoma) diluar uterus (Arif Mansjoer, Kapita Selekta, 381: 2001)
Endometriosis adalah terdapatnya jaringan endometrium di luar kavum
uterus. Bila jaringan endometrium terdapat di dalam miometrium disebut
adenomiosis (adenometriosis internal) sedangkan bila diluar uterus disebut
(endometriorisis ekterna).

2.2 Insiden Kasus Endometriosis


Endometriosis selama kurang lebih 30 tahun terakhir ini
menunjukkan angka kejadian yang meningkat. Angka kejadian antara 5 – 15%
dapat ditemukan di antara semua operasi pelvic. Yang menarik adalah bahwa
endometriosis lebih sering ditemukan pada wanita yang tidak menikah pada
umur muda, dan tidak mempunyai banyak anak.
Di Amerika Serikat, endometriosis timbul pada 7 – 10% populasi,
biasanya berefek pada wanita usis produktif. Prevalensi endometriosis pada

5
wanita infertile adalah sebesar 20 – 50% dan 80% pada wanita dengan nyeri
pelvis. Terdapat keterkaitan keluarga, dimana resiko meningkat 10 kali lipat
pada wanita dengan keluarga derajat pertama yang mengidap penyakit ini

2.3 Klasifikasi Endometriosis


Berdasarkan visualisasi rongga pelvis dan volume tiga dimensi dari
endometriosis dilakukan penilaian terhadap ukuran, lokasi dan kedalaman
invasi, keterlibatan ovarium dan densitas dari perlekatan. Dengan perhitungan
ini didapatkan nilai-nilai dari skoring yang kemudian jumlahnya berkaitan
dengan derajat klasifikasi endometriosis.
Nilai 1-4 adalah minimal (stadium I),
5-15 adalah ringan (stadium II),
16-40 adalah sedang (stadium III)
lebih dari 40 adalah berat (stadium IV) (Rusdi, 2009).
Derajat endometriosis berdasarkan skoring dari Revisi AFS
Endometriosis <1cm 1-3 cm >1cm
Peritoneum Permukaan 1 2 4
Dalam 2 4 6
Ovarium Kanan Permukaan 1 2 4
Dalam 4 16 20
Kiri Permukaan 1 2 4
Dalam 4 16 20

Perlekatan kavum douglas Sebagian Komplit


4 40
Ovarium Perlekatan <1/3 1/3-2/3 >2/3
Kanan Tipis 1 2 4
Tebal 4 8 16
Kiri Tipis 1 2 4
Tebal 4 8 16

6
Tuba Kanan Tipis 1 2 4
Tebal 4 8 16
Kiri Tipis 1 2 4
Tebal 4 8 16

2.4 Etiologi Endometriosis


Etiologi endometriosis belum diketahui tetapi ada beberapa teori yang
telah dikemukakan :
a. Secara kongenital sudah ada sel-sel endometrium di luar uterus.
b. Pindahnya sel-sel endometrium melalui sirkulasi darah atau sirkulasi limfe.
c. Refluks menstruasi yang mengandung sel-sel endometrium ke tuba fallopi,
sampai ke rongga pelvis.
d. Herediter karena insiden lebih tinggi pada wanita yang ibunya juga
mengalami endometriosis (Mary Baradero dkk, 2005).
Ada beberapa teori yang menerangkan endometriosis seperti:
a. Teori implantasi yaitu implantasi sel endometrium akibat regurgitan
transtuba pada saat menstruasi
b. Teori metaplasia yaitu metaplasia sel multipotensial menjadi endometrium,
namun teori ini tidak didukung bukti klinis maupun eksperimen
c. Teori induksi yaitu kelanjutan teori metaplasia dimana faktor biokimia,
endogen menginduksi perkembangan sel peritoneal yang tidak
berdiferensiasi menjadi jaringan endometrium (Arif Mansjoer, Kapita
Selekta, 381: 2001)
Teori lain menyebutkan :
a. Teori transplantasi bahwa aliran darah haid (menstruasi retrogard)
mengirimkan kembali jaringan endometrium ke tempat ektopik melalui
tuba fallopi
b. Teori metaplasi berhubungan dengan jaringan epitel embrionik yang
tertahan yang selama pertumbuhannya dapat berubah menjadi jaringan
epitel oleh stimuli dari luar (Brunner & Suddarth, Keperawtan Medikal
Bedah, 1556: 2002)
Ada beberapa faktor resiko penyebab terjadinya endometriosis, antara lain :

7
 Wanita usia produktif ( 15 – 44 tahun )
 Wanita yang memiliki siklus menstruasi yang pendek (<27 hari)
 Menstruasi yang lama (>7 hari)
 Spotting sebelum menstruasi
 Peningkatan jumlah estrogen dalam darah
 Keturunan : memiliki ibu yang menderita penyakit yang sama.
 Memiliki saudara kembar yang menderita endometriosis
 Terpapar Toksin dari lingkungan, biasanya toksin yang berasal dari
pestisida, pengolahan kayu dan produk kertas, pembakaran sampah medis
dan sampah-sampah perkotaan. (Scott, R James, dkk. 2002. Buku Saku
Obstetri dan Gynekologi. Widya Medica:Jakarta.)

2.5 Patofisiologi Endometriosis


Endometriosis berasal dari kata endometrium, yaitu jaringan yang
melapisi dinding rahim. Endometriosis terjadi bila endometrium tumbuh di
luar rahim. Lokasi tumbuhnya beragam di rongga perut, seperti di ovarium,
tuba falopii, jaringan yang menunjang uterus, daerah di antara vagina dan
rectum, juga di kandung kemih. Dalam setiap siklus menstruasi lapisan
dinding rahim menebal dengan tumbuhnya pembuluh darah dan jaringan,
untuk mempersiapkan diri menerima sel telur yang akan dilepaskan oleh
indung telur yang terhubungkan dengan rahim oleh saluran yang disebut tuba
falopii atau saluran telur. Apabila telur yang sudah matang tersebut tidak
dibuahi oleh sel sperma, maka lapisan dinding rahim tadi luruh pada akhir
siklus. Lepasnya lapisan dinding rahim inilah yang disebut dengan peristiwa
menstruasi. Keseluruhan proses ini diatur oleh hormon, dan biasanya
memerlukan waktu 28 sampai 30 hari sampai kembali lagi ke awal proses.
Salah satu teori mengatakan bahwa darah menstruasi masuk kembali ke tuba
falopii dengan membawa jaringan dari lapisan dinding rahim, sehingga
jaringan tersebut menetap dan tumbuh di luar rahim.
Teori lain mengatakan bahwa sel-sel jaringan endometrium keluar dari
rahim melalui pembuluh darah atau kelenjar getah bening, kemudian mulai
tumbuh di lokasi baru. Namun, ada pula teori yang mengatakan bahwa

8
beberapa perempuan memang terlahir dengan sel-sel yang “salah letak”, dan
dapattumbuh menjadi endometrial implant kelak. Dalam kasus endometriosis,
walaupun jaringan endometrium tumbuh di luar rahim dan menjadi “imigran
gelap” di rongga perut seperti sudah disebutkan tadi, struktur jaringan dan
pembuluh darahnya juga sama dengan endometrium yang berada di dalam
rahim. Si imigran gelap (yang selanjutnya akan kita sebut endometrial
implant) ini juga akan merespons perubahan hormon dalam siklus menstruasi.
Menjelang masa menstruasi, jaringannya juga menebal. Namun, bila
endometrium dapat luruh dan melepaskan diri dari rahim dan ke luar menjadi
darah menstruasi, endometrial implant ini tidak punya jalan ke luar. Sehingga,
mereka membesar pada setiap siklus, dan gejala endometriosis (yaitu rasa
sakit hebat di daerah perut) cenderung makin lama makin parah. Intensitas
rasa sakit yang disebabkan oleh endometriosis ini sangat tergantung pada letak
dan banyaknya endometrial implant yang ada pada kita. Walaupun demikian,
endometrial implant yang sangat kecil pun dapat menyebabkan kita kesakitan
luar biasa apabila terletak di dekat saraf (Utamadi, Gunadi, 2004). Setiap
bulan, selaput endometrium akan berkembang dalam rahim dan membentuk
satu lapisan seperti dinding. Lapisan ini akan menebal pada awal siklus haid
sebagai persediaan menerima telur tersenyawa (embrio).
Endometriosis yang ada di luar rahim juga akan mengalami proses
sama seperti dalam rahim dan berdarah setiap bulan. Oleh karena selaput ini
ada di tempat tidak sepatutnya, ia tidak boleh keluar dari badan seperti lapisan
endometrium dalam rahim. Pada masa sama, selaput ini akan menghasilkan
bahan kimia yang akan mengganggu selaput lain dan menyebabkan rasa sakit.
Lama kelamaan, lapisan endometriosis ini semakin tebal dan membentuk
benjolan atau kista (kantung berisi cecair) dalam ovari (Prof.Dr.Nik Mohd
Nasri Ismail, 2005).
Endometriosis dipengaruhi oleh faktor genetik. Wanita yang memiliki
ibu atau saudara perempuan yang menderita endometriosis memiliki resiko
lebih besar terkena penyakit ini juga. Hal ini disebabkan adanya gen abnormal
yang diturunkan dalam tubuh wanita tersebut.

9
Gangguan menstruasi seperti hipermenorea dan menoragia dapat
mempengaruhi sistem hormonal tubuh. Tubuh akan memberikan respon
berupa gangguan sekresi estrogen dan progesteron yang menyebabkan
gangguan pertumbuhan sel endometrium. Sama halnya dengan pertumbuhan
sel endometrium biasa, sel-sel endometriosis ini akan tumbuh seiring dengan
peningkatan kadar estrogen dan progesteron dalam tubuh.
Faktor penyebab lain berupa toksik dari sampah-sampah perkotaan
menyebabkan mikroorganisme masuk ke dalam tubuh. Mikroorganisme
tersebut akan menghasilkan makrofag yang menyebabkan resepon imun
menurun yang menyebabkan faktor pertumbuhan sel-sel abnormal meningkat
seiring dengan peningkatan perkembangbiakan sel abnormal.
Jaringan endometirum yang tumbuh di luar uterus, terdiri dari fragmen
endometrial. Fragmen endometrial tersebut dilemparkan dari infundibulum
tuba falopii menuju ke ovarium yang akan menjadi tempat tumbuhnya. Oleh
karena itu, ovarium merupakan bagian pertama dalam rongga pelvis yang
dikenai endometriosis. Sel endometrial ini dapat memasuki peredaran darah
dan limpa, sehingga sel endomatrial ini memiliki kesempatan untuk mengikuti
aliran regional tubuh dan menuju ke bagian tubuh lainnya.
Dimanapun lokasi terdapatnya, endometrial ekstrauterine ini dapat
dipengaruhi siklus endokrin normal. Karena dipengaruhi oleh siklus endokrin,
maka pada saat estrogen dan progesteron meningkat, jaringan endometrial ini
juga mengalami perkembangbiakan. Pada saat terjadi perubahan kadar
estrogen dan progesteron lebih rendah atau berkurang, jaringan endometrial
ini akan menjadi nekrosis dan terjadi perdarahan di daerah pelvic.
Perdarahan di daerah pelvis ini disebabkan karena iritasi peritonium
dan menyebabkan nyeri saat menstruasi (dysmenorea). Setelah perdarahan,
penggumpalan darah di pelvis akan menyebabkan adhesi/perlekatan di dinding
dan permukaan pelvis. Hal ini menyebabkan nyeri, tidak hanya di pelvis tapi
juga nyeri pada daerah permukaan yang terkait, nyeri saat latihan, defekasi,
BAK dan saat melakukan hubungan seks.
Adhesi juga dapat terjadi di sekitar uterus dan tuba fallopii. Adhesi di
uterus menyebabkan uterus mengalami retroversi, sedangkan adhesi di tuba

10
fallopii menyebabkan gerakan spontan ujung-ujung fimbriae untuk membawa
ovum ke uterus menjadi terhambat. Hal-hal inilah yang menyebabkan
terjadinya infertil pada endometriosis. (Scott, R James, dkk. 2002. Buku Saku
Obstetri dan Gynekologi. Widya Medica: Jakarta Spero f, Leon. 2005) DAN
(Clinical Gynecologic Endocrinology and Infertility. Lippincot Williams &
Wilkins : Philadelphia.)

2.6 Gejala dan Tanda Klinis Endometriosis


Pada umumnya wanita dengan endometriosis tidak memiliki gejala.
Gejala pada umumnya terjadi ketika menstruasi dan bertambah hebat setiap
tahunnya karena pembesaran daerah endometriosis. Gejala yang paling sering
terjadi adalah nyeri panggul, dismenorea (nyeri ketika menstruasi),
dispareunia (nyeri ketika senggama), dan infertilitas (gangguan kesuburan,
tidak dapat memiliki anak).
a.Nyeri panggul
Nyeri yang berkaitan dengan endometriosis adalah nyeri yang dikatakan
sebagai nyeri yang dalam, tumpul, atau tajam, dan biasanya nyeri bertambah
ketika menstruasi. Pada umumnya nyeri terdapat di sentral (tengah) dan
nyeri yang terjadi pada satu sisi berkaitan dengan lesi (luka atau gangguan)
di indung telur atau dinding samping panggul. Dispareunia terjadi terutama
pada periode premenstruasi dan menstruasi. Nyeri saat berkemih dan
dyschezia dapat muncul apabila terdapat keterlibatan saluran kemih atau
saluran cerna.
b.Dismenorea
Nyeri ketika menstruasi adalah keluhan paling umum pada endometriosis.
c.Infertilitas
Efek endometriosis pada fertilitas (kesuburan) terjadi karena terjadinya
gangguan pada lingkungan rahim sehingga perlekatan sel telur yang sudah
dibuahi pada dinding rahim menjadi terganggu. Pada endometriosis yang
sudah parah, terjadi perlekatan pada rongga panggul, saluran tuba, atau
indung telur yang dapat mengganggu transportasi embrio (Missrani, 2009).
Tanda dan gejala endometriosis antara lain :

11
a. Nyeri :
1)Dismenore sekunder
2) Dismenore primer yang buruk
3)Dispareunia: Nyeri ovulasi
4)Nyeri pelvis terasa berat dan nyeri menyebar ke dalam paha, dan nyeri
pada bagian abdomen bawah selama siklus menstruasi.
5) Nyeri akibat latihan fisik atau selama dan setelah hubungan seksual
6) Nyeri pada saat pemeriksaan dalam oleh dokter
b. Perdarahan abnormal
1) Hipermenorea
2) Menoragia
3) Spotting sebelum menstruasi
4) Darah menstruasi yang bewarna gelap yang keluar sebelum menstruasi
atau di akhir menstruasi
5) Keluhan buang air besar dan buang air kecil
6) Nyeri sebelum, pada saat dan sesudah buang air besar
7) Darah pada feces
8) Diare, konstipasi dan kolik
(Scott, R James, dkk. 2002. Buku Saku Obstetri dan Gynekologi. Widya
Medica : Jakarta)

12
2.7 Patway Endometriosis

2.8 Pemeriksaan Diagnostik / penunjang Endometriosis


Pemeriksaan yang dilakukan untuk membuktikan adanya
endometirosis ini antara lain:
a. Uji serum
CA-125: Sensitifitas atau spesifisitas berkurang
Protein plasenta 14 : Mungkin meningkat pada endometriosis yang
mengalami infiltrasi dalam, namun nilai klinis tidak diperlihatkan.
Antibodi endometrial: Sensitifitas dan spesifisitas berkurang
b.Teknik pencitraan
Ultrasound: Dapat membantu dalam mengidentifikasi endometrioma dengan
sensitifitas 11%
MRI: 90% sensitif dan 98% spesifik
Pembedahan: Melalui laparoskopi dan eksisi.

13
(Scott, R James, dkk. 2002. Buku Saku Obstetri dan Gynekologi. Widya
Medica: Jakarta)

2.8 Komplikasi Endometriosis


a. Obstruksi ginjal dan penurunan fungsi ginjal karena endometriosis dekat
kolon atau ureter.
b. Torsi ovarium atau ruptur ovarium sehingga terjadi peritonitis karena
endometrioma.
c. Infertilitas, ditemukan pada 30% – 40% kasus. Endometriosis merupakan
penyebab infertilitas kedua terbanyak pada wanita. (Mansjoer, 2001)

2.9 Penatalaksanaan Endometriosis


a.Kolaboratif
Kehamilan bisa memperlambat perkembangan endometriosis karena
menstruasi (ovulasi) berhenti selama kehamilan dan laktasi. Ada beberapa
wanita yang menjadi asimptomatis setelah melahirkan. Fertilitas wanita
dengan endometriosis rendah maka bagi pasangan yang menginginkan anak
memerlukan bantuan medis.
Kontrasepsi oral yang mengandung estrogen yang minimal dan progestin
yang tinggi dapat menyebabkan atrofi endometrium. Obat-obat
antigonadotropik seperti Danasol dapat juga dipakai untuk menekan
kegiatan ovarium. Danasol dapat menghentikan perkembangan
endometrium, mencegah ovulasi, dan menyebabkan atrofi jaringan
endometrium yang ada di luar uterus (jaringan endometrium ektopik).
Kelemahan dari obat-obat ini adalah sangat mahal, adanya efek samping
seperti mual, cepat lelah, depresi, berat badan bertambah, menyerupai gejala
menopause, dan osteoporosis.
Apabila tidak ada respons terhadap terapi konservatif, intervensi bedah dapat
dilaksankan. Pembedahan laser laparoskopi adalah pembedahan yang bisa
mempertahankan fertilitas pasien karena pembedahan ini hanya melepas
adhesi dan menghancurkan jaringan endometrium yang ada dalam rongga

14
pelvis. Bedah radikal meliputi pengangkatan uterus, tuba fallopi, dan
ovarium. Endometriosis bisa berhenti ketika menopause.

b. Mandiri
Pasien perlu merasa yakin bahwa endometriosis dapat diobati. Perlu
diterapkan kepada pasien efek samping dari obat-obat yang dipakainya,
strategi untuk menangani nyeri yang kronis juga perlu dijelaskan (Mary
Baradero dkk, 2005).
a) Penanganan
Penanganan endometriosis terdiri atas pencegahan, pengawasan
saja, terapi hormonal, pembedahan dan radiasi
b) Pencegahan
Meigh berpendapat bahwa kehamilan adalah cara pencegahan yang
paling baik untuk endometriosis. Gejala-gejala endometriosis memang
berkurang atau hilang pada waktu dan sesudah kehamilan karena regresi
endometrium dalam sarang-sarang endometriosis. Oleh sebab itu
hendaknya perkawinan jangan ditunda terlalu lama, dan sesudah
perkawinan hendaknya diusahakan mendapat anak-anak yang diinginkan
dalam waktu yang tidak terlalu lama. Sikap demikian itu tidak hanya
merupakan profilaksis yang baik terhadap endometrisis, melainkan
menghindari terjadinya infertilitas sesudah endometriosis timbul. Selain
itu jangan melakukan pemeriksaan yang kasar atau melakukan kerokan
pada waktu haid, oleh karena itu dapat menyebabkan mengalirnya darah
haid dari uterus ke tuba dan rongga panggul.
c) Observasi dan Pemberian Analgetika
Pengobatan ekspektatif ini akan berguna bagi wanita-wanita
dengan gejala-gejala dan kelainan fisik yang ringan. Pada wanita yang
sudah agak berumur, pengawasan itu bias dilanjutkan sampai menopause,
karena sesudah itu gejala-gejala endometriosis hilang sendiri. sikap yang
sama dapat diambil pada wanita yang lebih muda, yang tidak mempunyai
persoalan tentang infertilitas, akan tetapi pada wanita yang ingin

15
mempunyai anak, jika setelah ditunggu 1 tahun tidak terjadi kehamilan
perlu dilakukan pemeriksaan terhadap infertilitas dan diambil sikap yang
lebih aktif. Pada observasi seperti yang diterangkan, harus dilakukan
pemeriksaan secara periodik dan teratur untuk meneliti perkembangan
penyakitnya dan jika perlu mengubah sikap ekspektatifnya. Dalam masa
observasi ini dapat diberi pengobatan paliatif berupa pemberian analgetika
untuk mengurangi rasa nyeri.
d) Terapi Hormonal
Obat-obatan yang biasa digunakan untuk mengobati endometriosis
Obat Efek samping
Pil KB kombinasi Pembengkakan perut, nyeri payudara, peningkatan nafsu
estrogen-progestin makan, pembengkakan pergelangan kaki, mual, perdarahan
diantara 2 siklus menstruasi, trombosis vena dalam
Progestin Perdarahan diantara 2 siklus menstruasi, perubahan suasana
hati, depresi, vaginitis atrofika
Danazole Penambahan berat badan, suara lebih berat, pertumbuhan
rambut, hot flashes, vagina kering, pembengkakan
pergelangan kaki, kramotot, perdarahan diantara 2 siklus,
payudara mengecil, perubahan suasana hati, kelainan fungsi
hati, sindroma terowongan karpal
Agonis GnRH Hot flashes, vagina kering, pengeroposan tulang, perubahan
suasana hati
5. Pembedahan
Ada 2 macanyaitu :
a. Konservatif
- Laparatomi
- laparaskopi
b. Radikal
Laparoskopi mempunyai beberapa keuntungan jika dibandingkan
dengan Laparotomi, yakni
a. Lama tinggal dirumah sakit lebih pendek yaitu sekitar 2 hari, jika
dilaparotomi sekitar 5 hari.

16
b. Kembalinya aktivitas kerja lebih cepat, Normalnya penderita dapat
kembali sepenuhnya 7-10 hari, jika dilaparotomi 4-6 minggu.
c. Ongkos perawatan lebih murah.
Pembedahan radikal dilakukan pada wanita dengan
endometriosis yang umurnya hampir 40 tahun atau lebih dan yang
menderita penyakit yang luas disertai banyak keluhan. Operasi yang
paling radikal adalah histerektomi total, salpingo-ooferektomi bilateral,
dan pengangkata nsemua sarang-sarang endometriosis yang ditemukan.
Akan tetapi pada wanita kurang dari 40 tahun dapat dipertimbangkan
untuk, meninggalkan sebagian dari jaringan ovarium yang sehat. Hal
ini mencegah jangan sampai terlalu cepat timbul gejala-gejala
pramenopause dan menopause dan juga mengurangi kecepatan
timbulnya osteoporosis.
5. Radiasi
Pengobatan ini bertujuan untuk menghentikan fungsi ovarium,
terapi cara ini tidak dilakukan lagi, kecuali jika ada kontraindikasi
terhadap pembedahan.
Pencegahan yaitu menunda kehamilan, tidak melakukan
pemeriksaan kasar atau melakukan kerokan pada haid, Observasi pada
pembesaran analgesik yaitu pemeriksaan periodik dan berkala,
Pengobatan hormonal, Pembedahan dilakukan dengan histeroktomi
total salfingo-oferektomi bilateral eksisi tempat endometriorisis

17
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Riwayat Kesehatan Dahulu
Pernah terpapar agen toksin berupa pestisida, atau pernah ke daaerah
pengolahan katu dan produksi kertas, serta terkena limbah pembakaran
sampah medis dan sampah perkotaan.
b. Riwayat kesehatan sekarang
· Dysmenore primer ataupun sekunder
· Nyeri saat latihan fisik
· Dispareun
· Nyeri ovulasi
· Nyeri pelvis terasa berat dan nyeri menyebar ke dalam paha, dan nyeri pada
bagian abdomen bawah selama siklus menstruasi.
· Nyeri akibat latihan fisik atau selama dan setelah hubungan seksual
· Nyeri pada saat pemeriksaan dalam oleh dokter
· Hipermenorea
· Menoragia
· Feces berdarah
· Nyeri sebelum, sesudah dan saat defekasi.
· Konstipasi, diare, kolik
c.Riwayat kesehatan keluarga
Memiliki ibu atau saudara perempuan (terutama saudara kembar) yang
menderita endometriosis.
d.Riwayat obstetri dan menstruasi
Mengalami hipermenorea, menoragia, siklus menstruasi pendek, darah
menstruasi yang bewarna gelap yang keluar sebelum menstruasi atau di
akhir menstruasi.
2. Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul
a) Gangguan rasa nyaman: nyeri b.d gangguan menstruasi, proses
penjalaran penyakit.
b) Resiko tinggi gangguan citra tubuh b.d gangguan menstruasi
c) Gangguan harga diri berhubungan dengan infertile pada endometriosis

18
d) Ansietas berhubungan dengan ancaman atau perubahan pada status
kesehatan
e) Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi tentang
endomeriosis

2. Diagnosa keperawatan

a. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik.


b. Resiko tinggi Gangguan Citra Tubuh berhubungan dengan gangguan
mentruasi
c. Harga diri rendah situasinal berhubungan dengan kegagalan dalam
memiliki keturunan infertilitas)
d. Ansietas berhubungan dengan perubahan dalam status kesehatan
e. Kurang Pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi yang didapat
tentang penyakitnya.

19
3. Rencana Tindakan Keperawatan

No Diagnosis Keperawatan NOC NIC


 Pain control Manajemen nyeri
1. Kaji secara komprehensip terhadap nyeri
Setelah dilakukan asuhan keperawatan termasuk lokasi, karakteristik, durasi,
selama .. x 24 jam nyeriklien dapat teratasi frekuensi, kualitas, intensitas nyeri dan
dengan Kriteria Hasil : faktor presipitasi
1. Melaporkan nyeri yang terkontrol 2. Observasi reaksi ketidaknyaman secara
2. Menggunakan tindakan pengurangan nonverbal
Nyeri akut berhubungan (nyeri) tanpa analgesik 3. Gunakan strategi komunikasi terapeutik
dengan agen cedera fisik. 3. Tingkat nyeri berkurang untuk mengungkapkan pengalaman nyeri dan
1 penerimaan klien terhadap respon nyeri
4. Tentukan pengaruh pengalaman nyeri
terhadap kualitas hidup( napsu makan, tidur,
aktivitas,mood, hubungan sosial)
5. Tentukan faktor yang dapat memperburuk
nyeri
6. Lakukan evaluasi dengan klien dan tim
kesehatan lain tentang ukuran pengontrolan
nyeri yang telah dilakukan

Resiko tinggi Gangguan  Body image Body image enhancement


2  Self Esteem a. Kaji secara verbal dan non verbal respon klien
Citra Tubuh berhubungan Setelah dilakukan asuhan keperawatan terhadap tubuhnya.
b. Monitor frekuensi mengkritik dirinya.

20
dengan gangguan mentruasi selama …. x …. jam , klien tidak c. Jelaskan tentang pengobatan, perawatan,
mengalami gangguan citra tubuh dengan kemajuan dan prognosis penyakit.
kriteri hasil : d. Dorong klien mengungkapkan perasaannya
 Body image positif e. Identifikasi arti pengurangan melalui pemakaian
 Mampu mengindentifikasikan alat bantu
kekuatan personal f. Fasilitasi kontak dengan individu dalam
 Mendeskripsikan secara factual kelompok kecil
perubahan fungsi tubuh
 Mempertahankan interaksi sosial

 Body Image, disturbed Self Esteem Enhancement


 Coping, ineffective Counseling
 Personal identity, disturbed a. Tunjukkan rasa percaya diri terhadap
 Health behavior, risk kemampuan pasien untuk mengatasi situasi
Harga diri rendah  Self esteem situasional, low b. Dorong pasien mengidentifikasi kekuatan
Setelah dilakukan asuhan keperawatan dirinya.
situasinal berhubungan
selama …. x …. jam , klien tidak merasa c. Ajarkan keterampilan perilaku yang positif
dengan kegagalan dalam rendah diri dengan kriteria hasil : melalui bermain peran, model peran, diskusi.
3  Adaptasi terhadap ketunadayaan fisik : d. Dukung peningkatan tanggung jawab diri, jika
memiliki keturunan
respon adaptif klien terhadap tantangan diperlukan
infertilitas) fungsional penting akibat ketunadayaan e. Buat statement positif terhadap klien
fisik f. Monitor frekuensi komunikasi verbal klien yang
negatif
 Resolusi berduka : penyesuaian dengan
g. Dukung klien untuk menerima tantangan
kehilangan actual atau kehilangan yang
h. Kaji alasan-alasan untuk mengkritik atau
akan terjadi
menyalahkan diri sendiri
 Penyesuaian psikososial : perubahan
i. Gunakan proses pertolongan interaktif yang
hidup (respon-psikososial adaptif
berfokus pada kebutuhan, masalah, atau perasaan

21
individu terhadap perubahan bermakna pasen dan orang terdekat untuk meningkatkan
dalam hidup datau mendukung koping dan pemecahan
 Menunjukkan penilaian pribadi tentang masalah
harga diri.
 Mengungkapkan penerimaan diri
 Komunikasi terbuka
 Optimisme tentang masa depan
 Mengungkapkan strategi koping efektif

 Anxiety control Anxiety Reduction (penurunan kecemasan)


 Coping a. Gunakan pendekatan yang menenangkan
Setelah dilakukan asuhan keperawatan b. Kaji tingkat kecemasan : ringan, sedang, berat,
selama .. x 24 jam cemas klien dapat panik
Ansietas berhubungan teratasi dengan Kriteria Hasil : c. Berikan kenyamanan dan ketentraman hati
 Klien mampu mengidentifikasi dan d. Berikan informasi faktual mengenai diagnosis,
dengan perubahan dalam tindakan prognosis
mengungkapkan gejala cemas
4 status kesehatan  Mengidentifikasi, mengungkapkan dan e. Beri dorongan pada klien untuk mengungkapkan
menunjukkan tehnik untuk mengontol pikiran dan perasaan untuk
cemas mengeksternalisasikan kecemasan
 Vital sign dalam batas normal f. Anjurkan pasien melakukan teknik distraksi
 Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa seperti nonton tv, dengarkan radio, permainan
tubuh dan tingkat aktivitas untuk mengurangi kecemasan.
menunjukkan berkurangnya kecemasan g. Singkirkan stimulasi yang berlebihan

Kurang Pengetahuan  Knowledge : disease process Teaching : disease Process


5
berhubungan dengan kurang  Knowledge : health Behavior
a. Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan
Setelah dilakukan asuhan keperawatan pasien tentang proses penyakit yang spesifik

22
informasi yang didapat selama …. x …. jam , klien mampu b. Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan
menjelaskan penyakit dan mampu bagaimana hal ini berhubungan dengan anatomi
tentang penyakitnya.
mengenal penyakitnya dengan dan fisiologi, dengan cara yang tepat.
Kriteria Hasil : c. Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul
 Pasien dan keluarga menyatakan pada penyakit, dengan cara yang tepat
pemahaman tentang penyakit, kondisi, d. Gambarkan proses penyakit, dengan cara yang
prognosis dan program pengobatan tepat
 Pasien dan keluarga mampu e. Identifikasi kemungkinan penyebab, dengna cara
melaksanakan prosedur yang dijelaskan yang tepat
secara benar f. Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi,
 Pasien dan keluarga mampu dengan cara yang tepat
menjelaskan kembali apa yang g. Hindari harapan yang kosong
dijelaskan perawat/tim kesehatan h. Sediakan bagi keluarga informasi tentang
lainnya kemajuan pasien dengan cara yang tepat
i. Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin
diperlukan untuk mencegah komplikasi di masa
yang akan datang dan atau proses pengontrolan
penyakit
j. Diskusikan pilihan terapi atau penanganan
k. Dukung pasien untuk mengeksplorasi atau
mendapatkan second opinion dengan cara yang
tepat atau diindikasikan
l. Eksplorasi kemungkinan sumber atau dukungan,
dengan cara yang tepat
m. Rujuk pasien pada grup atau agensi di komunitas
lokal, dengan cara yang tepat

23
4. Implementasi keperawatan
Implementasi keperawatan adalah fase ketika perawat
mengimplementasikan intervensi keperawatan. Perawat melaksanakan atau
mendelegasikan tindakan keperawatan untuk intervensi yang disusun dalam
tahap perencanaan dan kemudian mengakhiri tahap implementasi dengan
mencatat tindakan keperawatan dan respons klien terhadap tindakan tersebut
(Kozier et al., 2010).

5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah fase kelima dan fase terakhir proses keperawatan, dalam
konteks ini aktivitas yang direncanakan, berkelanjutan dan terarah ketika klien
dan professional kesehatan menentukan kemajuan kemajuan klien menuju
pencapaian tujuan/hasil dan keefektifan rencana asuhan keperawatan. Evaluasi
adalah aspek penting proses keperawatan karena kesimpulan yang ditarik dari
evaluasi menentukan apakah evaluasi keperawatan harus diakhiri, dilanjutkan,
atau dirubah (Kozier et al., 2010).
Format yang dapat digunakan untuk evaluasi keperawatan menurut (Dinarti et
al., 2009) yaitu format SOAP yang terdiri dari :
a. Subjective, yaitu pernyataan atau keluhan dari pasien. Pada pasien
apendiktomi dengan nyeri akut diharapkan pasien tidak mengeluh nyeri atau
nyeri berkurang
b. Objektive, yaitu data yang diobservasi oleh perawat atau keluarga. Pada
pasien dengan retensi urin indikator evaluasi menurut Moorhead et al. (2013)
c. Analisis, yaitu kesimpulan dari objektif dan subjektif (biasaya ditulis dala
bentuk masalah keperawatan). Ketika menentukan apakah tujuan telah
tercapai, perawat dapat menarik satu dari tiga kemungkinan simpulan :
1) Tujuan tercapai; yaitu, respons klien sama dengan hasil yang diharapkan
2) Tujuan tercapai sebagian;, yaitu hasil yang diharapkan hanya sebagian yang
berhasil dicapai (4 indikator evaluasi tercapai)
3) Tujuan tidak tercapai
d. Planning, yaitu rencana tindakan yang akan dilakukan berdasarkan analog.

24
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 KASUS

Ny.T berusia 28 tahun dan sudah menikah. Ny T mengeluh mengalami periode


menstruasi yang berat disertai nyeri abdomen kuadran kiri dan nyeri pelvis berat.
Nyeri yang dirasakan semakin bertahap dan memburuk. Nyeri saat awal
menstruasi dirasakan klien sejak berusia 18 tahun. Menstruasinya biasanya
banyak dari hari pertama sampai hari keempat dan menstruasi berlangsung hingga
8 hari, setiap hari klien ganti pembalut lebih dari lima kali. Klien tidak merokok
dan tidak mengkonsumsi alkohol. Ny T. Mengatakan merasa nyeri saat
bersenggama (dispareunia). Ia dan suaminya ingin memiliki anak, tetapi ia tidak
pernah bisa mengandung walau ia telah menikah selama tiga tahun. Ny. T
mengatakan bahwa ia merasa lemah dan lelah. Suatu diagnosis sementara
endometriosis telah ditetapkan. Dan tindakan laparoskopi untuk mengkonfirmasi
diagnosis tersebut dijadwalkan.

I. Pengkajian
a. Identitas Pasien Penanggung Jawab
Nama : Ny.T : Tn. H
Umur : 28 Tahun : 30 tahun
Agama : Kristen : Kristen
Suku Bangsa : Indonesia : Indonesia
Pendidikan terakhir : SMA : Strata 1
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga : PNS
Alamat : Surabaya : Surabaya
Hubungan dengan Pasien : Suami
No. RM : 130397
Tanggal Pengkajian : 30 Oktober 2018

25
b. Keluhan Utama
Ny T mengeluh mengalami nyeri abdomen kuadran kiri dan nyeri pelvis
berat dan nyeri saat bersenggama.

c. Riwayat penyakit sekarang


Klien mengatakan nyeri saat menstruasi dan bersenggama. Menstruasi
biasanya banyak dari hari pertama sampai hari keempat dan menstruasi
berlangsung hingga 8 hari, setiap hari klien ganti pembalut lebih dari
lima kali.

d. Riwayat kehamilan dan kelahiran


Pasien belum pernah hamil sebelumnya

e. Riwayat Kontrasepsi
Pasien mengatakan belum pernah menggunakan alat atau metode
kontrassepsi apapun

f. Riwayat penyakit lalu


Nyeri saat awal menstruasi dirasakan klien sejak berusia 18 tahun.
g. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
1) Pola Persepsi-Manajemen Kesehatan
Pasien mengatakan selalu memperhatikan kesehatannya, apabila ada
keluarga yang sakit selalu dibawa berobat ke rumah sakit maupun ke
faskes.
2) Pola Nutrisi-Metabolik
Pasien mengatakan pasien makan 3 x sehari dan minum kurang lebih
1,5 liter sehari. Tidak ada penurunan berat badan maupun peningkatan
berat badan yang drastis BB = 50 kg, TB = 160 cm
3) Pola Eliminasi
Pasien mengatakan BAB sehari sekali,konsistensi lunak. BAK 4-5 kali
sehari, tidak pernah terbangun malam untuk ke kamar mandi.
4) Pola Latihan-Aktivitas

26
Pasien mengatakan pasien biasa berolahraga seminggu 4 kali masing-
masing 2 jam per sekali kedatangan dan merupakan anggota disalah
satu pusat kebugaran di Bangka.
5) Pola Kognitif Perseptual
Pasien mengatakan tidak memiliki masalah dengan pengelihatan
maupun indra yang lain. Orientasi pasien baik, pasien telah
menyelesaikan pendidikan SMA.
6) Pola Istirahat-Tidur
Pasien mengatakan biasa tidur 4-5 jam sehari.

7) Pola Konsep Diri-Persepsi diri


Pasien mengatakan dirinya merasa khawatir dan tidak percaya diri
karena belum dikaruniai anak padahal sudah 3 tahun menikah.
8) Pola Peran dan Hubungan
Pasien mengatakan memiliki hubungan yang baik dengan keluarga.
9) Pola Reproduksi/ Seksual
Pasien mengatakan mengatakan merasa nyeri saat haid dan ia juga
mengatakan merasakan nyeri saat bersenggama. Pasien juga
mengatakan nyeri saat haid sudah dirasakan sejak umur 18 tahun yang
lalu, saat haid darah yang keluar banyak-banyak dan pasien sampai
mengganti pembalut 5 kali dalam sehari.
Nyeri akan semakin kuat dirasakan saat beraktivitas, nyeri dirasakan
seperti tertusuk-tusuk, nyeri dirasakan pada abdomen kuadran kiri dan
pelvis, skala nyeri 8 dari 10, dan nyeri dirasakan mendadak dan sering
10) Pola Pertahanan Diri
Pasien mengatakan apabila dia memiliki masalah pasien sering
bercerita dengan suaminya. Tapi terkadang bila ada kerabat yang
menanyakan tentang memiliki anak, pasien merasa sangat sedih dan
malu untuk menjawab pertanyaan tersebut dan pasien hanya menjawab
sedang berusaha. Disamping itu pasien juga merasa malu dengan
keluarga dan suaminya karena belum mampu memberikan anak.
11) Pola Keyakinan dan Nilai

27
Pasien mengatakan pasien memeluk agama Kristen dan pasien selalu
mengikuti persembahyangan di Gereja tiap minggunya.

f. Head To Toe

Kepala, mata, kuping, hidung dan tenggorokan :

1. Kepala:

Bentuk : Normal, tidak ada pembengkakan

Keluhan : Tidak ada keluhan

2. Mata:

Kelopak mata : Kulit kelopak mata normal

Gerakan mata : Deviasi normal dan mistagmus

Konjungtiva : Normal

Sklera : Normal

Pupil : Reflek cahaya normal

3. Hidung:

Reaksi alergi : Tidak ada alergi

Sinus : Tidak ada nyeri tekan sinus

4. Mulut dan Tenggorokan:

Gigi geligi : Normal

Kesulitan menelan : Tidak ada

5. Dada dan Axilla

28
Mammae : Membesar ( ) ya ( √ ) tidak

Areolla mammae : Normal

Papila mammae : Normal

Colostrum :-

6. Pernafasan

Jalan nafas : Normal

Suara nafas : Normal

Menggunakan otot-otot bantu pernafasan: -

7. Sirkulasi jantung

Kecepatan denyut apical: Takikardi

Irama : normal teratur

Kelainan bunyi jantung: -

8. Abdomen

Mengecil :-

Linea & Striae :-

Luka bekas operasi: -

Kontraksi :-

Lainnya sebutkan : Nyeri akan semakin kuat dirasakan saat


beraktivitas, nyeri dirasakan seperti tertusuk-tusuk, nyeri dirasakan
pada abdomen kuadran kiri dan pelvis, skala nyeri 8 dari 10, dan nyeri
dirasakan mendadak dan sering.

29
9. Genitourinary

Perineum : Normal

Vesika urinaria : Oliguri

10. Ekstremitas (Integumen/Muskuloskletal)

Turgor kulit : Normal

Warna kulit : Normal

Kontraktur pada persendian ekstremitas: Tidak ada

Kesulitan dalam pergerakan: Tidak ada kesulitan

II. Analisa Data


No Data Fokus Etiologi Rumusan Masalah
1 DS : Congenital, herediter, Nyeri
Pasien mengatakan gen abnormal
merasa nyeri saat
haid, dan ia juga Endometriosis
mengatakan
merasakan nyeri saat Gangguan menstruasi
bersenggama. Pasien
juga mengatakan Perdarahan kedalam
nyeri saat haid sudah yang tidak memiliki
dirasakan sejak umur saluran keluar
18 tahun yang lalu,
saat haid darah yang
keluar banyak-banyak
dan pasien sampai
mengganti pembalut 5

30
kali dalam sehari.
Nyeri akan semakin
kuat dirasakan saat
beraktivitas, nyeri
dirasakan seperti
tertusuk-tusuk, nyeri
dirasakan pada
abdomen kuadran kiri
dan pelvis, skala nyeri
8 dari 10, dan nyeri
dirasakan mendadak
dan sering
DO:
Pasien tampak
meringis
2 DS: Pasien Congenital, herediter, Ansietas
mengatakan dirinya gen abnormal
merasa khawatir dan
tidak percaya diri Endometriosis
karena belum
dikaruniai anak Gangguan stimulasi
padahal sudah 3 tahun hormonal ovarium
menikah.
DO: Letak endometrium
Pasien tampak gelisah yang tidak tepat

Fisiologi tubuh tidak


normal

Tubuh merasakan
respon sakit

31
Perubahan status
kesehatan
3 DS: Congenital, herediter, Harga Diri Rendah
Pasien mengatakan gen abnormal Situasional
bila ada kerabat yang
menanyakan tentang Endometriosis
memiliki anak, pasien
merasa sangat sedih Gangguan menstruasi
dan malu untuk
menjawab pertanyaan Perdarahan kedalam
tersebut dan pasien yang tidak memiliki
hanya menjawab saluran keluar
sedang berusaha.
Disamping itu pasien Pseudokist (kista)
juga merasa malu
dengan keluarga dan Infertile
suaminya karena
belum mampu
memberikan anak.
DO:
Pasien tampak sedih

III. Diagnosa Keperawatan


Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul:

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik.


2. Ansietas berhubungan dengan perubahan dalam status kesehatan
3. Harga diri rendah situasinal berhubungan dengan kegagalan dalam
memiliki keturunan infertilitas)

32
IV. Intervensi

Diagnosis Keperawatan NOC NIC


No
 Pain control Manajemen nyeri
1. Kaji secara komprehensip terhadap nyeri
Setelah dilakukan asuhan keperawatan termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
selama .. x 24 jam nyeriklien dapat teratasi kualitas, intensitas nyeri dan faktor presipitasi
dengan Kriteria Hasil : 2. Observasi reaksi ketidaknyaman secara nonverbal
Nyeri akut berhubungan
1. Melaporkan nyeri yang terkontrol 3. Gunakan strategi komunikasi terapeutik untuk
dengan agen cedera fisik.
1 2. Menggunakan tindakan pengurangan mengungkapkan pengalaman nyeri dan
(nyeri) tanpa analgesik penerimaan klien terhadap respon nyeri
3. Tingkat nyeri berkurang 4. Tentukan pengaruh pengalaman nyeri terhadap
kualitas hidup( napsu makan, tidur,
aktivitas,mood, hubungan sosial)
5. Tentukan faktor yang dapat memperburuk nyeri

Anxiety Reduction (penurunan kecemasan)


Ansietas berhubungan  Anxiety control
2 1. Gunakan pendekatan yang menenangkan
dengan perubahan dalam  Coping
2. Berikan kenyamanan dan ketentraman hati

33
status kesehatan Setelah dilakukan asuhan keperawatan 3. Berikan informasi faktual mengenai diagnosis,
selama .. x 24 jam cemas klien dapat tindakan prognosis
teratasi dengan Kriteria Hasil : 4. Beri dorongan pada klien untuk
 Klien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan pikiran dan perasaan untuk
mengungkapkan gejala cemas mengeksternalisasikan kecemasan
 Mengidentifikasi, mengungkapkan dan 5. Anjurkan pasien melakukan teknik distraksi
menunjukkan tehnik untuk mengontol seperti nonton tv, dengarkan radio, permainan
cemas untuk mengurangi kecemasan.
 Vital sign dalam batas normal
 Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa
tubuh dan tingkat aktivitas
menunjukkan berkurangnya kecemasan

Harga diri rendah  Body Image, disturbed Self Esteem Enhancement


situasinal berhubungan  Coping, ineffective Counseling

3
dengan kegagalan dalam  Personal identity, disturbed 1. Tunjukkan rasa percaya diri terhadap
memiliki keturunan  Health behavior, risk kemampuan pasien untuk mengatasi situasi
infertilitas)  Self esteem situasional, low 2. Dorong pasien mengidentifikasi kekuatan

34
Setelah dilakukan asuhan keperawatan dirinya.
selama …. x …. jam , klien tidak merasa 3. Ajarkan keterampilan perilaku yang positif
rendah diri dengan kriteria hasil : melalui bermain peran, model peran, diskusi.
 Adaptasi terhadap ketunadayaan fisik : 4. Dukung peningkatan tanggung jawab diri, jika
respon adaptif klien terhadap tantangan diperlukan
fungsional penting akibat ketunadayaan 5. Buat statement positif terhadap klien
fisik 6. Monitor frekuensi komunikasi verbal klien yang
 Resolusi berduka : penyesuaian dengan negatif
kehilangan actual atau kehilangan yang 7. Dukung klien untuk menerima tantangan
akan terjadi 8. Kaji alasan-alasan untuk mengkritik atau
 Penyesuaian psikososial : perubahan menyalahkan diri sendiri
hidup (respon-psikososial adaptif
individu terhadap perubahan bermakna
dalam hidup
 Menunjukkan penilaian pribadi tentang
harga diri.
 Mengungkapkan penerimaan diri
 Komunikasi terbuka

35
 Optimisme tentang masa depan
 Mengungkapkan strategi koping efektif

36
V. Implementasi
HARI DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI FORMATIF PARAF
TANGGAL
31 Oktober 1 1. Mengkaji secara komprehensip DS :
2018 terhadap nyeri termasuk lokasi, Pasien mengatakan merasa nyeri saat
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, haid, dan ia juga mengatakan
intensitas nyeri dan faktor presipitasi merasakan nyeri saat bersenggama.
Pasien juga mengatakan nyeri saat haid
2. Gunakan strategi komunikasi terapeutik sudah dirasakan sejak umur 18 tahun
untuk mengungkapkan pengalaman yang lalu, saat haid darah yang keluar
nyeri dan penerimaan klien terhadap banyak-banyak dan pasien sampai
respon nyeri mengganti pembalut 5 kali dalam
3. Observasi reaksi ketidaknyaman secara sehari.
nonverbal Nyeri akan semakin kuat dirasakan saat
beraktivitas, nyeri dirasakan seperti
4. Tentukan pengaruh pengalaman nyeri tertusuk-tusuk, nyeri dirasakan pada
abdomen kuadran kiri dan pelvis, skala
nyeri 8 dari 10, dan nyeri dirasakan
mendadak dan sering

37
DO :
Pasien tampak meringis
Pasien mengatakan jika nyeri timbul
pasien tida, bisa tidur dengan nyenyak
2 1. Menggunakan pendekatan yang DS:
menenangkan Pasien mengatakan dirinya merasa
2. Memberikan informasi faktual khawatir dan tidak percaya diri karena
mengenai diagnosis, tindakan belum dikaruniai anak padahal sudah 3
prognosis tahun menikah.
3. Memberikan dorongan pada klien
untuk mengungkapkan pikiran dan DO: Pasien tampak gelisah
perasaan untuk mengeksternalisasikan
kecemasan
4. Anjurkan pasien melakukan teknik
distraksi seperti nonton tv, dengarkan
radio, permainan untuk mengurangi
kecemasan.

3 1. Memberikan dorongan pada klien DS:

38
untuk mengungkapkan pikiran dan Pasien mengatakan bila ada kerabat
perasaan untuk mengeksternalisasikan yang menanyakan tentang memiliki
kecemasan anak, pasien merasa sangat sedih dan
2. Anjurkan pasien melakukan teknik malu untuk menjawab pertanyaan
distraksi seperti nonton tv, dengarkan tersebut dan pasien hanya menjawab
radio, permainan untuk mengurangi sedang berusaha. Disamping itu pasien
kecemasan. juga merasa malu dengan keluarga dan
9. Tunjukkan rasa percaya diri terhadap suaminya karena belum mampu
kemampuan pasien untuk mengatasi memberikan anak.
situasi DO:
10. Dorong pasien mengidentifikasi Pasien tampak sedih
kekuatan dirinya.
11. Ajarkan keterampilan perilaku yang
positif melalui bermain peran, model
peran, diskusi.
12. Dukung peningkatan tanggung jawab
diri, jika diperlukan
13. Buat statement positif terhadap klien
14. Monitor frekuensi komunikasi verbal

39
klien yang negatif
15. Dukung klien untuk menerima
tantangan
16. Kaji alasan-alasan untuk mengkritik
atau menyalahkan diri sendiri
01 September 1 1. Mengkaji secara komprehensip DS :
2018 terhadap nyeri termasuk lokasi, Pasien mengatakan merasa nyeri saat
karakteristik, durasi, frekuensi, haid, dan ia juga mengatakan
kualitas, intensitas nyeri dan faktor merasakan nyeri saat bersenggama.
presipitasi Pasien juga mengatakan nyeri saat haid
sudah dirasakan sejak umur 18 tahun
2. Gunakan strategi komunikasi yang lalu, saat haid darah yang keluar
terapeutik untuk mengungkapkan banyak-banyak dan pasien sampai
pengalaman nyeri dan penerimaan mengganti pembalut 5 kali dalam
klien terhadap respon nyeri sehari.
Nyeri akan semakin kuat dirasakan saat
3. Observasi reaksi ketidaknyaman secara
beraktivitas, nyeri dirasakan seperti
nonverbal
tertusuk-tusuk, nyeri dirasakan pada
abdomen kuadran kiri dan pelvis, skala

40
4. Tentukan pengaruh pengalaman nyeri nyeri 3 dari 10, dan nyeri dirasakan
terhadap kualitas hidup( napsu makan, mendadak dan sering
tidur, aktivitas,mood, hubungan sosial) DO:
Pasien tampak meringis
5. Tentukan faktor yang dapat
Pasien mengatakan jika nyeri timbul
memperburuk nyeri pasien tida, bisa tidur dengan nyenyak
Pasien mengatakan nyeri bertambah
berat jika dia beaktifitas
2 1. Menggunakan pendekatan yang DS:
menenangkan Pasien mengatakan dirinya merasa
2. Memberikan informasi faktual khawatir dan tidak percaya diri karena
mengenai diagnosis, tindakan belum dikaruniai anak padahal sudah 3
prognosis tahun menikah.
3. Memberikan dorongan pada klien
untuk mengungkapkan pikiran dan DO: Pasien tampak gelisah
perasaan untuk
mengeksternalisasikan kecemasan
4. Anjurkan pasien melakukan teknik
distraksi seperti nonton tv,

41
dengarkan radio, permainan untuk
mengurangi kecemasan.
02 September 3 1. Tunjukkan rasa percaya diri terhadap DS:
2018 kemampuan pasien untuk mengatasi Pasien mengatakan bila ada kerabat
situasi yang menanyakan tentang memiliki
2. Dorong pasien mengidentifikasi anak, pasien merasa sangat sedih dan
kekuatan dirinya. malu untuk menjawab pertanyaan
3. Ajarkan keterampilan perilaku yang tersebut dan pasien hanya menjawab
positif melalui bermain peran, model sedang berusaha. Disamping itu pasien
peran, diskusi. juga merasa malu dengan keluarga dan
4. Dukung peningkatan tanggung jawab suaminya karena belum mampu
diri, jika diperlukan memberikan anak.
5. Buat statement positif terhadap klien DO:
6. Monitor frekuensi komunikasi verbal Pasien tampak sedih
klien yang negatif
7. Dukung klien untuk menerima
tantangan
8. Kaji alasan-alasan untuk mengkritik
atau menyalahkan diri sendiri

42
VI. Evaluasi
NO TANGGAL/WAKTU EVALUASI PARAF
1 2 September 2018 S : Pasien mengatakan nyeri yang dirasakan sudah berkurang
VII.
Pukul 13.00 Wita dengan skala 2 dari Skala (0-10)skala yg diberikan
O : Pasien tampak tidak meringis, TD 110/70mmHg Nadi
80x/menit Suhu 36ºC RR 2 x/menit
A : masalah nyeri teratasi
P : terminasi intervensi masalah nyeri dan kaji masalah lain yang
mungkin muncul pada pertemuan berikutnya
2 2 September 2018 S : pasien mengatakan merasa lebih tenang setelah mendapat VIII.
Pukul 13.00 Wita penjelasan mengenai kondisinya.
O : pasien tampak tersenyum , TD 110/70mmHg Nadi 80x/menit
Suhu 36ºC RR 2 x/menit
A : masalah ansietas teratasi
P : terminasi intervensi masalah ansietas dan kaji masalah lain
yang mungkin muncul pada pertemuan berikutnya
3 2 September 2018 S : pasien mengatakan saat ini sudah mulai bisa menerima IX.

43
Pukul 13.00 Wita kondisinya dan mau menyapaikan kondisinya kepada suami
O : pasien tampak tenang , TD 110/70mmHg Nadi 80x/menit Suhu
36ºC RR 2 x/menit
A : masalah harga diri rendah teratasi
P : terminasi intervensi masalah harga diri rendah dan kaji masalah
lain yang mungkin muncul pada pertemuan berikutnya

44
BAB IV
PENUTUP

4.1 Simpulan
Endometriosis adalah keadaan ketika sel-sel endometrium yang
seharusnya terdapat hanya dalam uterus, tersebar juga ke dalam rongga
pelvis(Mary Baradero dkk, 2005). Endometriosis merupakan suatu kondisi
yang dicerminkan dengan keberadaan dan pertumbuhan jaringan endometrium
di luar uterus. Jaringan endometrium itu bisa tumbuh di ovarium, tuba falopii,
ligamen pembentuk uterus, atau bisa juga tumbuh di apendiks, colon, ureter
dan pelvis. ( Scott, R James, dkk. 2002). Endometriosis selama kurang lebih
30 tahun terakhir ini menunjukkan angka kejadian yang meningkat. Angka
kejadian antara 5 – 15% dapat ditemukan di antara semua operasi pelvic.
Yang menarik adalah bahwa endometriosis lebih sering ditemukan pada
wanita yang tidak menikah pada umur muda, dan tidak mempunyai banyak
anak.
Gejala yang paling sering terjadi adalah nyeri panggul, dismenorea
(nyeri ketika menstruasi), dispareunia (nyeri ketika senggama), dan infertilitas
(gangguan kesuburan, tidak dapat memiliki anak).

4.2 Saran
Endometriosis selama kurang lebih 30 tahun terakhir ini
menunjukkan angka kejadian yang meningkat. Angka kejadian antara 5 – 15%
dapat ditemukan di antara semua operasi pelvic. Untuk itu akan lebih baik jika
kita mengetahui lebih awal gejala dan tanda dari endometriosis.

45
DAFTAR PUSTAKA

Baraero, Mary, dkk. 2005. Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem


Reproduksi & Seksualitas. Jakarta: EGC
Bobak. Lowdermik. Jensen. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta :
EGC.
Bunner and Suddart . 2002 . Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta :
EGC
Clinical Gynecologic Endocrinology and Infertility. Lippincot Williams &
Wilkins : Philadelphia
Doenges, Marilynn.E. 2001. Rencana Keperawatan. Jakarta : EGC.
Dothrock, C Jane. 1999. Perencanaan Asuhan Keperawatan Perioperatif.Jakarta :
EGC
Irene M. Bobak, dkk.2004, Keperawatan Maternitas. EGC: Jakarta
Johnson. M. Maas. M. Moorhead. S. 2000. Nursing Outcome Classification
(NOC). Mosby.Philadelphia.
Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi ketiga Jilid kedua . Media
Aesculapius : Jakarta
MC.Closky.T dan Bulaceck G.2000. Nursing Intervention Classification
(NIC). Mosby.Philadelphia.
Nanda . 2012. Nursing Diagnosis : devinisi dan klasifikasi 2012-2014. Jakarta
: Philadelphia USA.
Sarwono Prawirohardjo, 1999. Ilmu kandungan, Bina Pustaka : Jakarta
Scott, R James, dkk. 2002. Buku Saku Obstetri dan Gynekologi. Widya Medica:
Jakarta
Scott, R James, dkk. 2002. Buku Saku Obstetri dan Gynekologi. Widya Medica:
Jakarta.
Winkjosastro, Hanifa. 1999. Ilmu Kandungan. Jakarta : EGC.

46

Vous aimerez peut-être aussi