Vous êtes sur la page 1sur 5

LAPORAN PENDAHULUAN

1. DEFINISI AMENORE
A. Primer
1. Tidak mengalami menstruasi hingga usia 14 tahun, walaupun telah ada
perkembangan dan pertumbuhan normal karakteristik seksual skunder.
Menstruasi biasanya dimulai 12 bulan setelah tumbuh rambut pubis.
2. Tidak mengalami menstruasi hingga usia 16 tahun, terlepas dari
perkembangan dan pertumbuhan normal, serta munculnya karakteristik seksual
skunder.
B. Sekunder
Tidak mengalami menstruasi selama lebih dari 6 bulan pada wanita yang telah
mengalami siklus menstruasi.

2. ETIOLOGI (PENYEBABNYA)
A. Amenore Primer
1. Kromosom abnormal
2. Defek anatomis
a. Himen imperforate
b. Agenesis vagina
3. Stress emosional
4. Aktivitas berlebihan
5. Bulimia atau anoreksia

B. Amenore Skunder
1. Kehamilan
2. Menopause
3. Gangguan kelenjar hipofisis
4. Obesitas
5. Gangguan pola makan
6. Aktivitas berlebihan
7. Penurunan berat badan dalam waktu cepat
8. Penggunaan kontrasepsi oral atau Depo-Provera
9. Stress
10. Penyakit tiroid
11. Penyakit ovarium polokistik
12. Beberapa obat, termasuk Depo-Provera

2.3 GAMBARAN KLINIS


A. Riwayat
1. Riwayat menstruasi
2. Riwayat kontrasepsi
3. Riwayat seksual
4. Gejala galaktorea
5. Riwayat perkembanhan seksual dalam keluarga
6. Obat-obatan
7. Sumber stress emosional
8. Gejala klimakterium
9. Riwayat penyakit kronik
10. Berat badan saat ini dan berat badan satu tahun yang lalu
B. Pemeriksaan fisik
1. Periksa adanya pembesaran kelenjar tiroid
2. Periksa irama dan frekuensi jantung untuk mengkaji palpitasi
3. Periksa payudara terhadap
a. Pertumbuhan
b. Rabas (warna seperti susu atau jernih, gelap atau terang, kental atau encer)
4. Lakukan pemeriksaan vagina untuk mendeteksi :
a. Himen imperforate
b. Atrofi vagina
c. Tidak adanya mucus serviks
5. Lakukan pemeriksaan bimanual untuk mendeteksi :
a. Pembesaran uterus
b. Kista ovarium yang membesar

2.4 UJI LABORATORIUM


A. Primer : kariotipe kromosom
B. Human chorionic gonadotropin (hCG)
C. Uji sensitive kehamilan
D. Kadar prolactin
E. Kadar TSH (thyroid-stimulating hormone)
F. Kadar FSH (follicle-stimulating hoemone)
G. Kadar LH (luteinzing hormone)
H. Dehidroepiandrosterone sulfat (DHEAS)
I. Hitung darah lengkap dengan gambaran metabolic menyeluruh untuk
menguji adanya dagaan gangguan pola makan
J. Testosterone serum bila pasien tergolong hipertrikosis
K. Pulasan Papanicolau

2.5 PENATALAKSANAAN
A. Uji laboratorium
1. Bila hCG positif pada darah dan urine, jelaskan kepada pasien bahwa ia
hamil.
2. Bila kadar TSH meningkat, lakukan uji panel tiroid dan rujuk pasien bila
perlu untuk nendeteksi hipotiroidisme primer.
3. Bila kadar prolactin di atas 20 mg/ml dan semua hasil uji lainnya negative,
berikan Parlodel 2,5 mg setiap hari; bila kadar di atas 80 mg/ml, minta untuk
dilakukan uji magnetic resonance imaging (MRI) atau bila ada gambaran
coned-down sela tursika. Pasien mungkin menderita tumor hipofisis :
a. Bila salah satu gambar abnormal, rujuk pasien untuk pengujian lebih lanjut.
b. Bila sela periksa tampak normal, berikan Parloder untuk menurunkan kadar
prolactin tetap di atas 30 mg/ml setelah 2 bulan, rujuk untuk konsultasi.
4. Bila pasien berusia 40 tahun atau lebih mengalami peningkatan kadar FSH;
LH, jelaskan kepada pasien bahwa ia telah menopause.
5. Bila pasien berusia kurang dari 40 tahun mengalami peningkatan kadar
FSH, pertimbangkan kegagalan fungsi ovarium dan singkirkan dugaan
gangguan endokrin.
6. Bila kadar DHEAS meningkat atau rasio TSH:FSH adalah 3:1 atau lebih,
evaluasi pasien terhadap sindrom polikistik ovarium.
7. Bila uji HCG darah negatif :
a. Berikan 5-10 mg medroksiprogesteron asetat (provera) per oral selama 5-
10 hari, 400 mg Prometrium (empat tablet 100 mg), atau 100-200 mg
progesterone dalam minyak per IM.
b. Bila pasien aktif secara seksual, lakukan uji kehamilan sebelum
pemberian Provera atau Prometrium.
1) Bila terjadi withdrawl bleeding setelah pemberian Provera, minta pasien
untuk menghubungi dokter. Bila menstruasi tidak terjadi dalam 90 hari;
pasien termasuk anovulatorik. (untuk melindungi pasien dari efek estrogen
yang tidak terbatasi, diperlukan menstruasi setiap 3-4 bulan). Pertimbangan
pemberian terapi pil KB. Bila diinginkan, pasien mengembalikan siklus
tersebut dengan konsumsi progestin selama 10-12 hari setiap 1, 2, atau 3
bulan.
2) Bila tidak terjadi withdrawl bleeding
a) Berikan pil KB yang memiliki aktivitas yang tinggi pada endometrium
selama 2-3 siklus.
b) Berikan Estrace 1-2 mg atau Premarin 0,625-2,5 mg per oral selama 25 hari.
Berikan 5-10 mg Provera per oral selama 2-3 siklus. Bila tidak terjadi
perdarahan, ulangi prosedur sekali lagi.

B. Pemeriksaan fisik
1. Bila rabas keluar dari payudara (biasanya bilateral) lihat penjelasan
Galaktorea dalam bab 4.
2. Lakukan pemeriksaan fisik normal pada pasien yang belum mendapatkan
menstruasi hingga usia 16 tahun, tanpa memperhatikan ciri-ciri seksual
skunder. Juga rujuk pasien untuk pemeriksaan lebih lanjut.
DAFTAR PUSTAKA

Morgan, Gery dan Carole Hamilton. 2009. Obstetri & Ginekologi. ECG : Jakarta
http://www.farmasiku.com/index.php?target=pages&page_id=Amenore

Vous aimerez peut-être aussi