Vous êtes sur la page 1sur 12

AUDITING II

Audit Siklus Penjulan dan Penerimaan: Pengujian Pengendalian dan


Pengujian Substantif atas Transaksi

Disusun Oleh:
Arief Kurniawan (1510531029)
Evan Rama Wijaya (1510531020)

Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi
Universitas Andalas
2019
1. Akun dan Kelas Transaksi Dalam Siklus Penjualan Serta Penagihan

Tujuan keseluruhan dari audit siklus penjualan dan penagihan adalah mengevaluasi
apakah saldo akun yang dipengaruhi oleh siklus tersebut telah disajikan secara wajar
sesuai dengan prinsip – prinsip akuntansi yang diterima umum.

Gambar diatas menunjukkan cara informasi akuntansi mengalir melalui berbagai akun
dalam siklus penjualan dan penagihan. Gambar tersebut menunjukkan bahwa lima kelas
transaksi dalam siklus penjualan dan penagihan (classes of transactions in the sales and
collection cycle) antara lain:

1. Penjualan ( penjualan tunai dan kredit )


2. Penerimaan kas
3. Retur dan pengurangan penjualan
4. Penghapusan piutang tak tertagih
5. Estimasi beban piutang tak tertagih

Gambar diatas juga menunjukkan bahwa, kecuali penjualan tunai, setiap transaksi dan
jumlah yang dihasilkan pada akhirnya akan dimasukkan dalam salah satu dari dua akun
neraca, yaitu akun piutang usaha atau penyisihan untuk pitang tak tertagih. Untuk
mudahnya, kita mengasumsikan bahwa ada pengendalian internal yang sama baik untuk
penjualan tunai maupun penjualan kredit.

2. Fungsi-Fungsi Bisnis Dalam Siklus dan Dokumen Serta Catatan Terkait

Siklus Penjualan dan Penagihan melibatkan keputusan serta proses yang diperlukan untuk
mengalihkan kepemilikan barang dan jasa kepada pelanggan setelah keduanya tersedia
untuk dijual. Hal ini diawali dengan permintaan oleh seorang pelanggan dan diakhiri
dengan konversi bahan atau jasa menjadi piutang usaha yang akhirnya menjadi kas.

Permintaan pelanggan atas barang akan mengawali siklus secara keseluruhan. Secara
legal, siklus tersebut merupakan penawaran untuk membeli barang dengan syarat tertentu.
Penerimaan pesanan pelanggan sering kali diikuti dengan pembuatan pesanan penjualan.

Kelas Transaksi, Akun, Fungsi Bisnis, dan Dokumen serta Catatan terkait untuk Siklus
Penjualan dan Penagihan.

Kelas Akun Fungsi Bisnis Dokumen dan Catatan


Transaksi
Penjualan Penjualan Pemroses pesanan Pesanan pelanggan
pelanggan
Piutang usaha Pesanan penjualan
Pemberian kredit Pesanan pelanggan atau
Pengiriman pesanan penjualan
barang Dokumen pengiriman
Penagihan Faktur penjualan
pelanggan dan
pencatatan File transaksi penjualan
penjualan Jurnal penjualan atau
listing
File induk piutang usaha
Neraca saldo piutang
usaha
Laporan bulanan
Penerimaan Kas di bank ( debet Pemroses dan Remittance advice
Kas dari penerimaan pencatatan Prelisting penerimaan kas
kas ) penerimaan kas
File transaksi penerimaan
Piutang usaha kas
Jurnal penerimaan kas
atau listing
Retur Dan Retur dan Pemroses dan Memo kredit
Pengurangan pengurangan pencatatan retur Jurnal retur dan
Penjualan penjualan dan pengurangan pengurangan penjualan
penjualan
Pitang usaha
Penghapusan Piutang Usaha Penghapusan Formulir otorisasi
Piutang tak piutang usaha tak piutang tak tertagih
Penyisihan untuk
Tertagih tertagih
piutang tak tertagih Jurnal umum
Beban Piutang Beban piutang tak Penyediaan Jurnal umum
tak Tertagih tertagih piutang tak
tertagih
Penyisihan untuk
piutang tak tertagih

Pada kolom diatas sebelum dapat menilai resiko pengendalian dan merancang pengujian
pengendalian serta pengujian substansif atas transaksi harus memaham fungsi bisnis dan
dokumen serta catatan suatu perusahaan.

· Pemroses pesanan pelanggan

o Pesanan pelanggan yaitu permintaan barang dagang yang diajukan oleh pelanggan.

o Pesanan penjualan yaitu dokumen untuk mengkomunikasikan deskripsi, kuantitas,


dan informasi terkait mengenai barang yang dipesan oleh pelanggan.

· Pemberian kredit

o Dokumen pengiriman dibuat untuk mengawali pengiriman barang, yang


menunjukkan deskripsi barang dagang , kuantitas yang dikirimkan, dan data yang
relevan lainnya.

o Bill of lading yaitu kontrak tertulis mengenai penerimaan dan pegiriman barang
antara pembawa dan penjual. Bill of lading dikirimkan secara elektronik ketika
barang telah dikirimkan , dan secara otomatis akan membuat faktur penjualan
yang terkait serta ayat jurnal dalam jurnal penjualan.

· Penagihan pelanggan dan pencatatan penjualan

Aspek paling penting dari penagihan yaitu :


§ Semua pengiriman telah ditagih ( kelengkapan = completeness )

§ Tidak ada pengiriman yang ditagih lebih dari satu kali ( keterjadian =
occurrence )

§ Setiap pengiriman ditagih dalam jumlah yang tepat ( keakuratan = accuracy )

o Faktur penjualan yaitu dokumen yang menunjukkan deskripsi dan kuantitas


barang yang dijual, harga, ongkos angkut, asuransi, syarat, dan relevan lainnya.

o File transaksi penjualan yaitu file yang dihasilkan computer yang mencantumkan
semua transaksi penjualan yang diproses oleh system akuntansi selama suatu
periode, seperti sehari, seminggu, atau sebulan.

o Jurnal penjualan atau listing yaitu laporan yang dibuat dari file transaksi
penjualan yang cantumkan biasanya mencantumkan nama pelanggan, tanggal,
jumlah dan klasifikasi bagi setiap transaksi seperti divisi atau lini produk.

o File induk piutang usaha yaitu file computer yang digunakan untuk mencatat
penjualan individual , penerimaan kas , serta retur dan penguragan penjualan bagi
setiap pelanggandan untuk mempertahankan saldo akun pelanggan.

o Laporan bulanan yaitu dokumen yang dikirimkan melalui surat atau secara
elektronik kepada setiap pelanggan yang menunjukkan saldo awal piutang
usahanya.

· Pemroses dan pencatatan penerimaan kas

o Remmitance advice yaitu dokumen yang dikirimkan kepada pelanggan dan


biasanya dikembalikan kepada penjual beserta pembayaran kas

o Prelisting penerimaan yaitu daftar yang disusun ketika kas diterima oleh
seseorang yang tidak memiliki tanggung jawab untuk mencatat penjualan, piutang
usaha, kas dan yang tidak memiliki akses ke catatan akuntansi.

o Memo kredit yaitu dokumen yang mengindikasikan pengurangan dari jumlah


pelanggan akibat retur barang atau pengurangan harga.
o Jurnal retur dan pengurangan penjualan yaitu jurnal yang digunakan untuk
mencatat retur dan pengurangan penjualan.

· Penghapusan piutang usaha tak tertagih

o Formulir otorisasi piutang tak tertagih yaitu dokumen yang digunakan dalam
lingkungan internal untuk menunjukkan otoritas menghapus suatu piutang usaha
sebagai tak tertagih.

3. Metodologi Untuk Merancang Pengujian Pengendalian dan Pengujian


Substansif Atas Transaksi Penjualan

Auditor menggunakan informasi yang diperoleh dalam memahami pengendalian internal


untuk menilai resiko pengendalian. Terdapat empat langkah yang penting dalam
pengendalian ini yaitu:

1. Auditor memerlukan kerangka kerja untuk menilai resiko pengendalian.


2. Auditor harus mengidentifikasi pengendalian internal kunci dan kelemahannya
bagi penjualan.
3. Setelah mengidentifikasi pengendalian dan kelemahannya, auditor lalu
mengaitkannya dengan tujuan.
4. Auditor menilai resiko pengendalian untuk setiap tujuan dengan mengevaluasi
pengendalian dan kelemahannya bagi setiap tujuan.

Pemisahan tugas yang memadai


Dapat membantu mencegah berbagai jenis salah saji baik akibat kesalahan maupun
penipuan atau kecurangan. Untuk mencegah kecurangan, manajemen harus menolak
akses ke kas bagi siapapun yang bertanggung jawab memasukkan informasi transaksi
penjualan dan penerimaan kas ke dalam computer.

Menentukan luas pengujian pengendalian


Luas pengujian pengendlian pada perusahaan nonpublic tergantung pada keefektifan
pengendalian dan sejauh mana auditor yakin bahwa pengujian itu dapat diandalkan untuk
mengurangi resiko pengendalian.

Merancang pengujian pengendalian untuk penjualan


Pengujian pengendalian yang sesuai untuk pemisahan tugas biasanya terbatas pada
pengamatan auditor atas aktivitas dan diskusi dengan personil. Mencatat penjualan yang
terjadi untuk tujuan ini, auditor harus memperhatikan tiga jenis salah saji yang mungkin
terjadi:

1. Penjualan dimasukkan dalam jurnal sementara pengiriman tidak pernah dilakukan


2. Penjualan dicatat lebih dari satu kali
3. Pengiriman dilakukan kepada pelanggan fiktif dan dicatat sebagai penjualan.
Dua jenis salah saji yang pertama dapat disebabkan oleh kesalahan atau kecurangan,
sementara jenis yang terakhir selalu disebabkan oleh kecurangan. Konsekuensi potensial
dari ketiga jenis salah saji tersebut sangatlah besar karena akan menimbulkan lebih saji
aktiva dan laba.

Arah pengujian
Auditor harus memahami perbedaan antara menelusuri dokumen sumber kejurnal dan
memvouching dari jurnal kembali ke dokumen sumber. Pengujian pertama adalah untuk
transaksi yang dihilangkan (tujuan kelengkapan). Sementara yang kedua adalah untuk
transaksi yang tidak ada (tujuan keterjadian).

Penjualan dicatat dengan akurat


Pencatatan yang akurat atas transaksi penjualan harus memperhatikan hal – hal berikut:

1. Mengirimkan jumlah barang yang dipesan


2. Menagih dengan akurat sebesar jumlah barang yang dikirim
3. Mencatat dengan akurat jumlah yang ditagih dalam catatan akuntansi.

4. Retur dan Pengurangan Penjualan

Tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi dan metode yang digunakan klien untuk
mengendalikan salah saji pada intinya sama seperti untuk memroses memo kredit yang
telah digambarkan bagi penjualan, dengan dua perbedaan. Perbedaan yang pertama
adalah matrealitas. Dalam banyak hal, retur dan pengurangan penjualan sangat tidak
material sehingga auditor dapat mengabaikannya. Perbedaan yang kedua adalah
penekanan pada tujuan kejadian. Untuk retur dan pengurangan penjualan, umumnya
auditor menekankan pada pengujian transaksi yang tercatat untuk mengungkapkan setiap
pencurian kas dari penagihan piutang usaha yang ditutupi oleh retur atau pengurangan
penjualan fiktif.

Tujuan kelengkapan juga merupakan hal yang penting terutama dalam menguji saldo
akun untuk menentukan apakah retur dan penjualan ditetapkan terlalu rendah pada akhir
tahun. Secara alami, tujuan lainnya tidak boleh diabaikan, akan tetapi, karena tujuan dan
metodologi untuk mengaudit retur dan pengurangan penjualan pada intinya sama seperti
untuk penjualan, tidak dimasukkan studi yang mendalami mengenai hal tersebut. Jika
ingin mengaudit retur dan pengurangan penjualan, harus dapat menerapkan logika yang
sama untuk mendapatkan pengendalian, pengujian pengendalian, dan pengujian
substansif atas transaksi yang sesuai guna memverifikasi jumlahnya.
5 Metodologi Untuk Merancang Pengujian Pengendalian Dan Pengujian
Substanstif Atas Transaksi Penerimaan Kas
Auditor menggunakan metodologi yang sama untuk merancang pengujian pengendalian
dan pengujian substantif atas transaksi penerimaan kas seperti yang digunakan untuk
penjualan. Berdasarkan tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi, auditor mengikuti
proses berikut ini:

1. Menentukan pengendalian internal kunci untuk setiap tujuan audit.


2. Merancang pengujian pengendalian bagi setiap pengendalian yang digunakan
untuk mendukung pengurangan risiko pengendalian.
3. Merancang pengujian substantif atas transaksi untuk menguji salah saji moneter
setiap tujuan.

Seperti pada semua bidang audit lainnya, pengujian pengendalian bergantung pada
pengendalian yang diidentifikasi oleh auditor, seberapa andal pengendalian itu akan
mengurangi penilaian risiko pengendalian, dan apakah perusahaan yang sedang diaudit
merupakan perusahaan publik. Bagian penting dari tanggung jawab auditor ketika
mengaudit penerimaan kas adalah mengidentifikasi defisiensi pengendalian internal yang
meningkatkan kemungkinan terjadinya kecurangan.

Menentukan Apakah Kas yang Diterima Tela Dicatat

Jenis penggelapan kas yang paling sulit di deteksi oleh auditor adalah ketika hal tersebut
terjadi sebelum kas dicatatdi catat di jurnal penerimaan kas atau listing kas lainnya,
terutama jika penjualan dan penerimaan kas dicatat secara serentak atau simultan. Jadi
menelusuri dari remittance advice atau prelisting penerimaan kas yang telah dipranomori
ke jurnal penerimaan kas dan catatan pembantu piutang usaha sebagai pengujian
substantif atas pencatatan kas aktual yang diterima merupakan praktik yang normal.
Pengujian ini hanya efektif jika pita register kas atau beberapa prelisting lainnya
disiapkan pada saat kas diterima.

Penyiapan Bukti Penerimaan Kas

Prosedur audit yang bermanfaat untuk menguji apakah semua penerimaan kas yang
dicatat elah disetorkan dalam akun atau rekening bank adalah bukti penerimaan kas
(proof of cash receipts). Dalam pengujian ini, total penerimaan kas yang dicatat dalam
jurnal penerimaan kas selama satu periode tertentu, seperti satu bulan, akan direkonsiliasi
dengan deposito atau setoran aktual yang dilakukan ke bank selama periode yang sama.
Prosedur ini tidak dapat digunakan untuk mengungkapkan penerimaan kas yang belum
dicatat dalam jurnal atau lamanya kas yang telah dicatat namun belum disetorkan, deposit
atau setoran yang yang belum dicatat, pinjaman yang belum dicatat, pinjaman bank yang
didepositkan langsung ke rekening bank, dan salah saji yang serupa.
6. Pengujian Audit Untuk Menghapus Piutang Tak Tertagih
Pengendalian yang penting untuk mencegah kecurangan ini adalah otorisasi yang tepat
atas penghapusan piutang tak tertagih harus diberikan oleh tingkat manajemen yang
ditunjuk hanya setelah melalui penyelidikan menyeluruh mengenai alasan pelanggan
tidak mampu membayar

Biasanya verifikasi atas penghapusan piutang hanya memerlukan waktu yang relatif
singkat. Yaitu auditor hanya memeriksa persetujuan oleh orang yang tepat. Menyangkut
sampel piutang yang dihapus, biasanya auditor juga harus memeriksa korespondensi
dalam file klien yang menyatakan ketidaktertagihannya. Dalam beberapa kasus, auditor
juga memeriksa laporan kredit seperti yang disediakan oleh Dun & Bradstreet. Setelah
auditor menyimpulkan bahwa penghapusan piutang oleh ayat jurnal umum sudah benar,
pos tertentu harus ditelusuri ke file induk piutang usaha untuk menguji apakah
penghapusan telah dicatat dengan benar.

7. Pengendalian Internal Tambahan Atas Saldo Akun Dan Penyajian


Pengendalian intern berkaitan langsung dengan saldo akun dan penyajian serta
pengungkapan yang mungkin terjadi, meskipun belum diidentifikasi atau diuji sebagai
bagian dari pengujian pengendalian atau pengaruh subtantif atasa dasar transaksi.

Untuk siklus penjualan dan penagihan, hal tersebut kemungkinan besar akan
mempengaruhi tujuan yang terkait dengan saldo nilai yang dapat direalisasidan hak serta
kewajiban dan empat tujuan penyajian serta pengungkapan.

Nilai yang dapat direalisasi adalah tujuan audit yang terkait dengan saldo yang penting
bagi piutang uasaha karena kolektibilitas piutang sering kali merupakan pos laporan
keuangan yang penting. Hal ini sudah menjadi suatu isu pada sejumlah kasus kewajiban
akuntan. Karena itu, biasanya auditor menetapkan risiko yang melekat tinggi untuk tujuan
realisasi.

Dua pengendalian lainnya adalah:

1. Penyusunan neraca saldo umur piutang usaha periodik untuk review oleh personil
manajemen yang tepat.
2. Kebijakan menghapus piutang tak tertagih apabila sudah tidak mungkin lagi untuk
ditagih

8. Pengaruh Hasil Pengujian Pengendalian Dan Pengujian Substantif Atas Transaksi


Hasil dari pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap sisa audit, terutama terhadap pengujian substantif atas
rincian saldo. Bagian dari audit yang paling dipengaruhi oleh pengujian pengendalian dan
pengujian substantif atas transaksi dalam siklus penjualan dan penagihan adalah saldo
piutang usaha, kas, beban piutang tak tertagih, dan penyisihan untuk piutang tak tertagih.

Lebih lanjut jika hasil pengujian tidak memuaskan, auditor harus melakukan pengujian
substantif tambahan atas penjualan, retur dan pengurangan penjualan, penghapusan
piutang tak tertagih, dan pemrosesan penerimaan kas. Auditor perusahaan publik juga
harus mempertimbangkan dampak hasil pengujian yang tidak memuaskan terhadap audit
pengendalian internal atas pelaporan keuangan.

Pada tahap penyelesaian pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi,
auditor harus menganalisis setiap pengecualian, baik dalam audit perusahaan publik
maupun nonpublik, untuk menentukan penyebabk dan implikasi dari pengecualian itu
terhadap penilaian risiko pengendalian, yang mungkin mempengaruhi risiko deteksi yang
didukung dan pengujian substantif terkait yang tersisa. Metodelogi dan implikasi dari
analisis pengecualian akan dijelaskan secara lebih gamblang pada bab berikutnya.

Pengaruh yang paling signifikan dari hasil pengujian pengendalian dan pengujian
substantif atas transaksi dalam siklus penjualan dan penagihan adalah terhadap
konfirmasi piutang usaha. Jenis konfirmasi, ukuran sampel, dan penetapan waktu
pengujian semuanya juga berpengaruh. Pengaruh pengujian terhadap piutang usaha,
beban piutang tak tertagih, dan penyisihan untuk piutang tak tertagih akan dibahas pada
bab 16.

Gambar 14-7 mengilustrasikan akun-akun utama dalam siklus penjualan dan penagihan
serta jenis pengujian audit yang digunakan untuk mengaudit akun-akun tersebut.gambar
ini telah diperkenalkan pada bab sebelumnya (jilid 1) dan disajikan disini untuk direview
lebih lanjut. Jenis pengujian audit untuk siklus penjualan dan penagihan (gambar 14-1
untuk melihat akun-akunnya)

Penjualan Piutang usaha Kas di bank

Transaksi Penjualan Transaksi Penerimaan kas

Di audit oleh Di audit oleh


TOC, STOT, AP TOC, STOT, AP

Saldo akhir Saldo akhir

Di audit oleh Di audit oleh


AP dan TOB AP dan TOB

Pengujian pengendalian
Pengujian Pengujian atas
(termasuk prosedur untuk Prosedur Bukti yang
substantif atas rincian saldo
memahami pengendalian + + + (AP)
Analitis =zzz mencukupi
transaksi (STOT) (TDB)
internal)(TOC)
Kesimpulan

Perancangan pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas


transaksi untuk lima kelas transaksi dalam siklus penjualan dan penagihan,
termasuk penjualan, penerimaan kas, retur dan pengurangan penjualan,
penghapusan piutang usaha tak tetagih, serta beban piutang tak tertagih.
Secara konseptual, metodologi untuk merancang pengujian pengendalian
dan pengujian substantif atas transaksi adalah sama bagi kelima kelas transaksi
dan mencakup lang-langkah berikut: Memahami pengendalian internal, Menilai
risiko pengendalian yang direncanak, Menentukan luas pengujian pengendalian,
Merancang pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi untuk
memenuhi tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi.

Dalam merancang pengujian pengendalian untuk setiap kelas transaksi,


auditor berfokus pada pengujian pengendalian internal yang dimaksudkan sebagai
senjata untuk mengurangi risiko pengendalian.
Dalam audit perusahaan publik, pengujian pengendalian yang ekstensif
harus dilakukan untuk menyediakan dasar yang layak bagi pembuatan laporan
auditor mengenai pengendalian internal terhadap pelaporan keuangan. Dalam
audit perusahaan nonpublik, keputusan untuk melakukan pengujian pengendalian
didasarkan pada keefektifan pengendalian dan sejauh mana auditor bermaksud
mengandalkannya untuk mengurangi risiko pengendalian.
Auditor mengorganisasikan prosedur audit ke dalam program audit
format kinerja. Tujuan dari program audit ini adalah untuk membantu auditor
menyelesaikan pengujian audit secara umum.

Saran
Dengan adanya pembahasan mengenai penerapan proses audit pada siklus
penjualan dan penagihan ini, diharapkan kepada para pembaca sekalian untuk
dapat lebih mengerti dan memahami mengenai apa saja akun-akun yang ada di
dalam siklus penjualan dan penagihan, dan bagaimana proses audit dalam siklus
penjualan dan penagihan itu sendiri. Sehingga kedepannya kita dapat
menerapkan segala ilmu yang terkandung di dalam penulisan makalah ini ke
dalam dunia nyata yakni dunia kerja yang syarat akan prinsip profesionalitas dan
efektifitas.
DAFTAR PUSTAKA

Randol J. ELDER. Alvin A. Arens. Mark S. Beasley 2011. Audit Dan Jasa
Assurance pendekatan terintegritas Jilid 2 , Jakarta : ERLANGGA

Hanifani, Erfini. 2014. Akun dan Kelas Transaksi Dalam Siklus Penjualan Serta
Penagihan. [online]. http://erfinihanifaniofficial.blogspot.co.id/2014/06/akun-dan-kelas-
transaksi-dalam-siklus.html. Diakses tanggal: 22 Februari 2018

Vous aimerez peut-être aussi