Vous êtes sur la page 1sur 12

Alzheimer bukan penyakit menular, melainkan merupakan sejenis sindrom dengan apoptosis

sel-sel otak pada saat yang hampir bersamaan,[1] sehingga otak tampak mengerut dan mengecil.
Alzheimer juga dikatakan sebagai penyakit yang sinonim dengan orang tua.

Resiko untuk mengidap Alzheimer, meningkat seiring dengan pertambahan usia. Bermula pada
usia 65 tahun, seseorang mempunyai risiko lima persen mengidap penyakit ini dan akan
meningkat dua kali lipat setiap lima tahun, kata seorang dokter. Menurutnya, sekalipun penyakit
ini dikaitkan dengan orang tua, namun sejarah membuktikan bahawa pesakit pertama yang
dikenal pasti menghidap penyakit ini ialah wanita dalam usia awal 50-an.

Penyakit Alzheimer paling sering ditemukan pada orang tua berusia sekitar 65 tahun ke atas. Di
negara maju seperti Amerika Serikat saat ini ditemukan lebih dari 4 juta orang usia lanjut
penderita penyakit Alzheimer. Angka ini diperkirakan akan meningkat sampai hampir 4 kali di
tahun 2050. Hal tersebut berkaitan dengan lebih tingginya harapan hidup pada masyarakat di
negara maju, sehingga populasi penduduk lanjut usia juga bertambah.

Pada tahap awal perkembangan Alzheimer, penurunan faktor-faktor resiko vaskular dapat
menyulitkan diagnosis sindrom ini, namun mengurangi kecepatan perkembangan demensia.[2]

Daftar isi
[sembunyikan]

 1 Perkembangan
 2 Klasifikasi
 3 Gejala
o 3.1 Simtoma klinis
o 3.2 Simtoma paraklinis
 4 Patofisiologi
 5 Orang yang berisiko
 6 Pengobatan
 7 Pencegahan
 8 World Alzheimer Day
 9 Pengidap Alzheimer yang terkenal
 10 Referensi
 11 Lihat pula
 12 Pranala luar

[sunting] Perkembangan
otak

Nama penyakit Alzheimer berasal dari nama Dr. Alois Alzheimer, dokter berkebangsaan Jerman
yang pertama kali menemukan penyakit ini pada tahun 1906. Dr. Alzheimer memperhatikan
adanya perubahan jaringan otak pada wanita yang meninggal akibat gangguan mental yang
belum pernah ditemui sebelumnya.

Hasil pengamatan dari bedah, Alzheimer mendapati saraf otak tersebut bukan saja mengerut,
bahkan dipenuhi dengan sedimen protein yang disebut plak amiloid dan serat yang berbelit-belit
neuro fibrillary.

Meskipun penyakit ini ditemukan hampir satu abad yang lalu, ia tidak sepopuler penyakit lain,
seperti sakit jantung, hipertensi, Sindrom Pernafasan Akut Parah (SARS) dan sebagainya.

Publikasi mengenai penyakit Alzheimer masih rendah, banyak orang tidak mengetahui penyakit
ini hingga dipublikasikan secara terbuka oleh mantan Presiden Amerika Serikat yang ke-40,
Ronald Reagan dalam suratnya tertanggal 5 November 1994.

Pada sekitar 1950-an diperkirakan 2,5 juta penduduk dunia mengidap penyakit ini, dan mencapai
enam milyar orang pada tahun 2000. WHO memperkirakan lebih dari satu milyar orang tua yang
berusia lebih dari 60 tahun atau 10 persen penduduk dunia mengidap Alzheimer pada tahun
2003.

Peningkatan ini disebabkan dengan semakin banyak penduduk dunia yang berusia lanjut,
peningkatan masa hidup hingga umur 80 tahun bagi wanita dan 75 tahun bagi lelaki. Selain itu,
penjagaan kesehatan yang lebih baik, tingkat perkawinan menurun, perceraian bertambah dan
mereka yang kawin tetapi tidak banyak anak.

Penelitian klinis terbaru menunjukkan suplementasi dengan asam lemak omega-3 dapat
memperlambat menurunan fungsi kognitif pada penderita alzheimer ringan.
[sunting] Klasifikasi
 Alzheimer yang disertai demensia.[1]

Hingga saat ini masih terdapat perbedaan pendapat mengenai relasi antara Alzheimer dan
demensia vaskular.
Sebagian ilmuwan beranggapan bahwa demensia vaskular berada pada lintasan
dislipidemia aterogenis, khususnya dengan LDL rantai pendek dan jenuh, aterosklerosis
karotid, tekanan darah sistolik tinggi dan peningkatan rasio IR-UII (bahasa Inggris:
plasma levels of immunoreactive);[3] sedangkan Alzheimer berada pada lintasan lain,
yaitu hiposomatomedinemia dan hipogonadisme.[4]
Ilmuwan yang lain berpendapat bahwa demensia vaskular sebagai patogen yang
menyertai Alzheimer pada lintasan radang aterosklerosis,[5] atau bahkan mengemukakan
bahwa aterosklerosis merupakan radang yang mencetuskan hipoperfusi pada otak dan
berakibat pada Alzheimer.[6]

 Alzheimer yang disertai ataksia.[7]


 atau kombinasi keduanya.

[sunting] Gejala
[sunting] Simtoma klinis

Normal brain
Gejala-gejala Demensia Alzheimer sendiri meliputi gejala yang ringan sampai berat. Sepuluh
tanda-tanda adanya Demensia Alzheimer adalah :

 Gangguan memori yang mempengaruhi keterampilan pekerjaan, seperti; lupa meletakkan


kunci mobil, mengambil baki uang, lupa nomor telepon atau kardus obat yang biasa
dimakan, lupa mencampurkan gula dalam minuman, garam dalam masakan atau cara-
cara mengaduk air,
 Kesulitan melakukan tugas yang biasa dilakukan, seperti; tidak mampu melakukan
perkara asas seperti menguruskan diri sendiri.
 Kesulitan bicara dan berbahasa
 Disorientasi waktu, tempat dan orang, seperti; keliru dengan keadaan sekitar rumah, tidak
tahu membeli barang ke kedai, tidak mengenali rekan-rekan atau anggota keluarga
terdekat.
 Kesulitan mengambil keputusan yang tepat
 Kesulitan berpikir abstrak, seperti; orang yang sakit juga mendengar suara atau bisikan
halus dan melihat bayangan menakutkan.
 Salah meletakkan barang
 Perubahan mood dan perilaku, seperti; menjadi agresif, cepat marah dan kehilangan
minat untuk berinteraksi atau hobi yang pernah diminatinya.
 Perubahan kepribadian, seperti; seperti menjerit, terpekik dan mengikut perawat ke mana
saja walaupun ke WC.
 Hilangnya minat dan inisiatif [8]

Orang yang sakit juga kadangkala akan berjalan ke sana sini tanpa sebab dan pola tidur mereka
juga berubah. Orang yang sakit akan lebih banyak tidur pada waktu siang dan terbangun pada
waktu malam.

Secara umum, orang sakit yang didiagnosis mengidap penyakit ini meninggal dunia akibat
radang paru-paru atau pneumonia. Ini disebabkan, pada waktu itu orang yang sakit tidak dapat
melakukan sembarang aktivitas lain.

[sunting] Simtoma paraklinis

Pada otak penderita Alzheimer, ditemukan:

 penumpukan peptida dengan panjang 42-43 AA yang disebut amiloid-beta,[9] dikelilingi


neurita distrofis. Amioid beta merupakan protein iris dari APP (bahasa Inggris: amyloid
precursor protein)
 filamen PH yang menumpuk di dalam soma,[10]
 suatu lesi yang disebut badan Lewy[11]
 rasio proNGF yang tinggi. ProNGF merupakan prekursor hormon NGF yang sering juga
ditemukan memiliki rasio tinggi pada manusia berusia lanjut[12]
 rasio protein S100-beta yang tinggi, sebuah protein yang selalu dijumpai pada fasa
perkembangan neurita. Interaksi antara protein S100-beta dan tau dianggap merupakan
simulator perkembangan neurita.[13]
 tingginya rasio kemokina CCL2 yang merupakan kemotaksis utama dari monosit.[14]
 gangguan metabolisme glukosa serebral pada area hipokampal, dan hilangnya
neurotransmiter kolinergic kortikal,[15] dan rendahnya laju O-GlkNAsilasi pada otak
kecil.[16] O-GlkNAsilasi adalah salah satu proses glikosilasi modifikasi paska-translasi
dari protein nukleositoplasma dengan beta-N-asetil-glukosamina yang bergantung pada
metabolisme glukosa.
 defisiensi CD36 atau EAAT.

[sunting] Patofisiologi
Simtoma Alzheimer ditandai dengan perubahan-perubahan yang bersifat degeneratif pada
sejumlah sistem neurotransmiter, termasuk perubahan fungsi pada sistem neural monoaminergik
yang melepaskan asam glutamat, noradrenalin, serotonin dan serangkaian sistem yang
dikendalikan oleh neurotransmiter.[17] Perubahan degeneratif juga terjadi pada beberapa area otak
seperti lobus temporal dan lobus parietal, dan beberapa bagian di dalam korteks frontal dan girus
singulat,[17] menyusul dengan hilangnya sel saraf dan sinapsis.[18]

Sekretase-β dan presenilin-1 merupakan enzim yang berfungsi untuk mengiris domain terminus-
C pada molekul AAP dan melepaskan enzim kinesin dari gugus tersebut.[1] Apoptosis terjadi
pada sel saraf yang tertutup plak amiloid yang masih mengandung molekul terminus-C, dan tidak
terjadi jika molekul tersebut telah teriris.[1] Hal ini disimpulkan oleh tim dari Howard Hughes
Institute yang dipimpin oleh Lawrence S. B. Goldstein, bahwa terminus-C membawa sinyal
apoptosis bagi neuron.[1] Sinyal apoptosis juga diekspresikan oleh proNGF yang tidak teriris, saat
terikat pada pencerap neurotrofin p75NTR, dan distimulasi hormon sortilin.[19]

Penumpukan plak ditengarai karena induksi apolipoprotein-E yang bertindak sebagai protein
kaperon,[20] defiensi vitamin B1 yang mengendalikan[21] metabolisme glukosa serebral[22] seperti
O-GlkNAsilasi,[23] dan kurangnya enzim yang terbentuk dari senyawa tiamina[24] seperti
kompleks ketoglutarat dehidrogenase-alfa, kompleks piruvat dehidrogenase, transketolase,[25] O-
GlcNAc transferase, protein fosfatase 2A,[16] dan beta-N-asetilglukosaminidase.[26] Hal ini
berakibat pada peningkatan tekanan zalir serebrospinal,[27] menurunnya rasio hormon CRH,[28]
dan terpicunya simtoma hipoglisemia di dalam otak walaupun tubuh mengalami hiperglisemia.

Selain disfungsi enzim presenilin-1 yang memicu simtoma ataksia,[7] masih terdapat enzim Cdk5
dan GSK3beta yang menyebabkan hiperfosforilasi protein tau,[29] hingga terbentuk tumpukan
PHF. Hiperfosforilasi juga menjadi penghalang terbentuknya ligasi antara protein S100beta dan
tau, dan menyebabkan distrofi neurita, meskipun kelainan metabolisme seng juga dapat
menghalangi ligasi ini.[30]

Simtoma hiperinsulinemia dan hiperglisemia juga menginduksi hiperfosforilasi protein tau, dan
oligomerasi amiloid-beta yang berakibat pada penumpukan plak amiloid.[31] Namun meski
insulin menginduksi oligomerasi amiloid-beta, insulin juga menghambat enzim aktivitas enzim
kaspase-9 dan kaspase-3 yang juga membawa sinyal apoptosis, dan menstimulasi sekresi Hsp70
oleh sel LAN5 untuk mengaktivasi program pertahanan sel.[32]
Terdapat kontroversi minor dengan dugaan bahwa hiperfosforilasi tersebut disebabkan oleh
infeksi laten oleh virus campak, atau Borrelia. Tujuh dari 10 kasus Alzheimer yang diteliti oleh
McLean Hospital Brain Bank of Harvard University, menunjukkan infeksi semacam ini.[33]

[sunting] Orang yang berisiko

]Alzheimer

 pengidap hipertensi yang mencapai usia 40 tahun ke atas


 Pengidap kencing manis
 Kurang berolahraga
 Tingkat kolesterol yang tinggi
 Faktor keturunan - mempunyai keluarga yang mengidap penyakit ini pada usia 50-an.

[sunting] Pengobatan
Menyusul ditemukannya kinom pada manusia, kinase protein telah menjadi prioritas terpenting
kedua pada upaya penyembuhan, oleh karena dapat dimodulasi oleh molekul ligan kecil. Peran
kinase pada lintasan molekular neuron terus dipelajari, namun beberapa lintasan utama telah
ditemukan. Sebuah protein kinase, CK1 dan CK2, ditemukan memiliki peran yang selama ini
belum diketahui, pada patologi molekular dari beberapa kelainan neurogeneratif, seperti
Alzheimer, penyakit Parkinson dan sklerosis lateral amiotrofik. Pencarian senyawa organik
penghambat yang spesifik bekerja pada kedua enzim ini, sekarang telah menjadi tantangan dalam
perawatan penyakit tersebut di atas.[34]
 Donepezil

Donepezil adalah obat yang diminum secara oral untuk mengobati penyakit Alzheimer taraf
rendah hingga medium.

Donepezil tersedia dalam bentuk tablet oral. Biasanya diminum satu kali sehari sebelum tidur,
sebelum atau sesudah makan.

Dokter anda akan memberikan dosis rendah pada awalnya lalu ditingkatkan setelah 4 hingga 6
minggu.

Efek samping yang sering terjadi sewaktu minum Donepezil adalah sakit kepala, nyeri seluruh
badan, lesu, mengantuk, mual, muntah, diare, nafsu makan hilang, berat badan turun, kram, nyeri
sendi, insomnia, dan meningkatkan frekwensi buang air kecil.

 Rivastigmine

Rivastigmine adalah obat yang diminum secara oral untuk mengobati penyakit Alzheimer taraf
rendah hingga medium.

Setelah enam bulan pengobatan dengan Rivastigmine, 25-30% penderita dinilai membaik pada
tes memori, pengertian dan aktivitas harian dibandingkan pada pasien yang diberikan plasebo
hanya 10-20%.

Rivastigmine biasanya diberikan dua kali sehari setelah makan. Karena efek sampingnya pada
saluran cerna pada awal pengobatan, pengobatan dengan Rivastigmine umumnya dimulai dengan
dosis rendah, biasanya 1,5 mg dua kali sehari, dan secara bertahap ditingkatkan tidak lebih dari 2
minggu.

Dosis maksimum biasanya hingga 6 mg dua kali sehari. Jika pasien mengalami gangguan
pencernaan yang bertambah parah karena efek samping obat seperti mual dan muntah, sebaiknya
minum obat dihentikan untuk beberapa dosis lalu dilanjutkan dengan dosis yang sama atau lebih
rendah.

Sekitar setengah pasien yang minum Rivastigmine menjadi mual dan sepertiganya mengalami
muntah minimal sekali, seringkali terjadi pada pengobatan di beberapa minggu pertama
pengobatan sewaktu dosis ditingkatkan. Antar seperlima hingga seperempat pasien mengalami
penurunan berat badan sewaktu pengobatan dengan Rivastigmine (sekitar 7 hingga 10 poun).

Seperenam pasien mengalami penurunan nafsu makan. Satu dari lima puluh pasien mengalami
pusing. Secara keseluruhan, 15 % pasien (antara sepertujuh atau seperenam) tidak melanjutkan
pengobatan karena efek sampingnya.

 Untuk pemilihan obat pikun atau obat Alzheimer yang tepat ada baiknya anda harus
periksakan diri dan konsultasi ke dokter. [35]
[sunting] Pencegahan
Mengonsumsi minyak ikan, berolahraga rutin dan mengisi teka teki silang adalah aktivitas yang
disebut-sebut bermanfaat bagi otak. Tetapi menurut kajian terbaru, tidak ada bukti kuat bahwa
semua itu dapat mencegah penyakit Alzheimer.Sebuah panel ahli yang terdiri dari para ahli
menyimpulkan, suplemen, obat atau interaksi sosial juga belum terbukti dapat mencegah
penyakit degenerasi otak tersebut. Kelompok ahli itu mengamati puluhan riset yang
menunjukkan cara-cara untuk mencegah Alzheimer, penyakit yang merusak otak dan tidak dapat
diobati. Tetapi belum menemukan satu pun bukti yang cukup kuat akan dampaknya bagi
pencegahan.

Ada definisi yang tidak konsisten tentang penyakit Alzheimer dan penurunan kondisi kognitif
yang menyebabkannya. Para dokter juga tidak sepenuhnya memahami bagaimana penyakit itu
berkembang. Contohnya, ada ketidaksepakatan tentang apakah plak amiloid yang ditemukan
dalam otak penderita menjadi penyebab penyakit itu atau hanya sekadar gejala. Saat ini hanya
ada sedikit obat untuk mengobati Alzheimer, tetapi efeknya hanya sementara.Serangan penyakit
Alzheimer ditandai dengan kehilangan daya pikir secara bertahap, dan akhirnya dapat menjadi
cacat mental total. Gejala awal Alzheimer adalah mudah lupa pada hal-hal yang sering dilakukan
dan hal-hal baru. Penderita juga mengalami disorientasi waktu dan mengalami kesulitan fungsi
kognitif yang kompleks seperti matematika atau aktivitas organisasi.

Alzheimer berat ditandai dengan kehilangan daya ingat yang progresif sampai mengganggu
aktivitas sehari-hari, disorientasi tempat, orang dan waktu, serta mengalami masalah dalam
perawatan diri , seperti lupa mengganti pakaian.Penderita penyakit itu biasanya juga mengalami
perubahan tingkah laku seperti depresi, paranoia, atau agresif. Orang yang mempunyai riwayat
keluarga Alzheimer mempunyai risiko mengalaminya dan risiko tersebut makin meningkat
apabila kedua orang tua mengidap Alzheimer.

[sunting] World Alzheimer Day


World Alzheimer Day diperingati setiap tahunnya dan tahun ini mengambil tema ‘No Time To
Lose’. World Alzheimer Day merupakan suatu kampanye tahunan yang bertujuan untuk
meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit Alzheimer dan diagnosa dini Demensia. Asosiasi
Alzheimer dunia, Alzheimer Disease International (ADI), termasuk di dalamnya Asosiasi
Azheimer Indonesia (AAzI) menyerukan agar peringatan kali ini difokuskan pada perawatan
(care) dengan menitikberatkan peningkatan pengetahuan penyebab penyakit Demensia maupun
cara-cara mendampingi ODD. Hal tersebut sesuai dengan Piagam Global Penyakit Alzheimer
yang dideklarasikan pada saat World Alzheimer Day yang mengungkapkan, kurangnya
kesadaran dan pemahaman terhadap Demensia Alzheimer mengakibatkan ketidakcukupan
sumber daya untuk menghadapi krisis ini. [8]

[sunting] Pengidap Alzheimer yang terkenal


 Enid Blyton
 Charles Bronson
 Winston Churchill
 Perry Como
 Alfred Deakin
 James Doohan
 Ralph Waldo Emerson
 Barry Goldwater
 Rita Hayworth
 Charlton Heston
 Beatrice Lillie
 Ratu Juliana dari Belanda(1948 – 1980)
 Burgess Meredith
 Iris Murdoch
 Maurice Ravel
 Ronald Reagan
 Sugar Ray Robinson
 Margaret Rutherford
 Cyrus Vance
 E.B. White
 Harold Wilson
 Randhy Dwi Rendrahadi

[sunting] Referensi
1. ^ a b c d e (en) Defective Cell Transport Suggested in Alzheimer's Disease. Howard
Hughes Medical Institute; Lawrence S. B. Goldstein. Diakses pada 3 Mei 2010
2. ^ (en) Influence of Vascular Disease on Cognitive Performance in the Preclinical and
Early Phases of Alzheimer's Disease.. Aging Research Center, Department of
Neurobiology, Care Sciences, and Society, Karolinska Institutet; Laukka EJ, Fratiglioni
L, Bäckman L.. Diakses pada 5 Juni 2010
3. ^ (en) Increased plasma urotensin-II and carotid atherosclerosis are associated with
vascular dementia. Division of Diabetes, Metabolism, and Endocrinology, Department of
Medicine, Showa University School of Medicine; Ban Y, Watanabe T, Suguro T,
Matsuyama TA, Iso Y, Sakai T, Sato R, Idei T, Nakano Y, Ota H, Miyazaki A, Kato N,
Hirano T, Ban Y, Kobayashi Y.. Diakses pada 8 Juli 2010
4. ^ (en) Small dense low-density lipoprotein and carotid atherosclerosis in relation to
vascular dementia. Third Department of Internal Medicine, Showa University School of
Medicine, Division of Internal Medicine, Showa University Karasuyama Hospital;
Watanabe T, Koba S, Kawamura M, Itokawa M, Idei T, Nakagawa Y, Iguchi T, Katagiri
T.. Diakses pada 8 Juli 2010
5. ^ (en) Alzheimer's disease and atherosclerosis: passers-by or brothers?. Department of
Cardiology, The Second Xiangya Hospital of Central South University; Xing Y, Zhao S,
Xiang R.. Diakses pada 8 Juli 2010
6. ^ (en) Circle of willis atherosclerosis is a risk factor for sporadic Alzheimer's disease.
Longtine Center for Molecular Biology and Genetics, Sun Health Research Institute;
Roher AE, Esh C, Kokjohn TA, Kalback W, Luehrs DC, Seward JD, Sue LI, Beach TG..
Diakses pada 8 Juli 2010
7. ^ a b (en) Ataxic variant of Alzheimer’s disease caused by Pro117Ala PSEN1 mutation.
Département de Neurologie, Hôpital Civil, Centre Hospitalier Universitaire de
Strasbourg; Dr M Anheim, et al.. Diakses pada 28 Juni 2010
8. ^ a b
http://medicastore.com/berita/135/Peringatan_World_Alzheimer_Day__No_Time_To_L
ose.html
9. ^ (en) [Tau, amyloid and Alzheimer's disease]. Olesen OF.. Diakses pada 27 Juni 2010
10. ^ (en) Mechanism of neurofibrillary degeneration and pharmacologic therapeutic
approach. New York State Institute for Basic Research in Developmental Disabilities;
Iqbal K, Alonso AD, Gondal JA, Gong CX, Haque N, Khatoon S, Sengupta A, Wang JZ,
Grundke-Iqbal I.. Diakses pada 21 Juni 2010
11. ^ (en) Lewy body pathology in Alzheimer's disease. Center for Neurodegenerative
Disease Research, University of Pennsylvania School of Medicine; Kotzbauer PT,
Trojanowsk JQ, Lee VM. Diakses pada 21 Juni 2010
12. ^ (en) ProNGF, sortilin, and age-related neurodegeneration. Centre for Biomedical
Sciences, University College London; Al-Shawi R, Hafner A, Chun S, Raza S, Crutcher
K, Thrasivoulou C, Simons P, Cowen T.. Diakses pada 25 Juni 2010
13. ^ (en) S100beta interaction with tau is promoted by zinc and inhibited by
hyperphosphorylation in Alzheimer's disease. Centre for Research in Neurodegenerative
Diseases, Department of Pharmacology, University of Toronto; Yu WH, Fraser PE..
Diakses pada 27 Juni 2010
14. ^ (en) Mechanisms of mononuclear phagocyte recruitment in Alzheimer's disease.
Center for Immunology and Inflammatory Diseases, Massachusetts General Hospital;
Hickman SE, El Khoury J.. Diakses pada 9 Mei 2010
15. ^ (en) [Etiology and pathogenesis of Alzheimer dementia]. Klinik für Psychiatrie und
Psychotherapie I, Universitätsklinik der Johann-Wolfgang-Goethe-Universität Frankfurt
am Main; Kratzsch T, Peters J, Frölich L.. Diakses pada 29 Juni 2010
16. ^ a b (en) Reduced O-GlcNAcylation links lower brain glucose metabolism and tau
pathology in Alzheimer's disease. Department of Neurochemistry, New York State
Institute for Basic Research in Developmental Disabilities; Liu F, Shi J, Tanimukai H,
Gu J, Gu J, Grundke-Iqbal I, Iqbal K, Gong CX.. Diakses pada 29 Juni 2010
17. ^ a b (en) Neuropathologic changes in Alzheimer's disease. Division of Neural Systems,
Memory & Aging, The University of Arizona; Wenk GL.. Diakses pada 29 Juni 2010
18. ^ (en) Neuroinflammation in Alzheimer's disease: protector or promoter?. Institute
ofNeuroimmunology, Slovak Academy of Sciences; Zilka N, Ferencik M, Hulin I.. Diakses
pada 29 Juni 2010
19. ^ (en) Preservation of cortical sortilin protein levels in MCI and Alzheimer's disease.
Department of Neurological Sciences, Rush University Medical Center; Mufson EJ, Wuu
J, Counts SE, Nykjaer A.. Diakses pada 27 Juni 2010
20. ^ (en) [Alzheimer's disease: lesions and their progression]. Laboratoire de
Neuropathologie R. Escourolle, Hôpital de La Salpêtrière; Duyckaerts C, Colle MA,
Delatour B, Hauw JJ.. Diakses pada 27 Juni 2010
21. ^ (en) Thiamine attenuates the hypertension and metabolic abnormalities in CD36-
defective SHR: uncoupling of glucose oxidation from cellular entry accompanied with
enhanced protein O-GlcNAcylation in CD36 deficiency. Third Division, Department of
Internal Medicine, Osaka Medical College; Tanaka T, Sohmiya K, Kono T, Terasaki F,
Horie R, Ohkaru Y, Muramatsu M, Takai S, Miyazaki M, Kitaura Y.. Diakses pada 29
Juni 2010
22. ^ (en) Powerful beneficial effects of benfotiamine on cognitive impairment and beta-
amyloid deposition in amyloid precursor protein/presenilin-1 transgenic mice.
Department of Neurology, Zhongshan Hospital & Shanghai Medical College, State Key
Laboratory of Medical Neurobiology, Fudan University; Pan X, Gong N, Zhao J, Yu Z,
Gu F, Chen J, Sun X, Zhao L, Yu M, Xu Z, Dong W, Qin Y, Fei G, Zhong C, Xu TL..
Diakses pada 29 Juni 2010
23. ^ (en) O-GlcNAc modification in diabetes and Alzheimer's disease. Department of
Biological Chemistry, Johns Hopkins University, School of Medicine; Dias WB, Hart
GW.. Diakses pada 30 Juni 2010
24. ^ (en) Thiamine-dependent processes and treatment strategies in neurodegeneration.
Department of Neurology and Neurosciences, Weill Medical College of Cornell
University, Burke Medical Research Institute; Gibson GE, Blass JP.. Diakses pada 29
Juni 2010
25. ^ (en) Cerebrospinal fluid levels of thiamine in patients with Alzheimer's disease..
Department of Neurology, Hospital Universitario Doce de Octubre; Molina JA, Jiménez-
Jiménez FJ, Hernánz A, Fernández-Vivancos E, Medina S, de Bustos F, Gómez-
Escalonilla C, Sayed Y. Diakses pada 29 Juni 2010
26. ^ (en) O-linked beta-N-acetylglucosamine (O-GlcNAc): Extensive crosstalk with
phosphorylation to regulate signaling and transcription in response to nutrients and stress.
Department of Biological Chemistry, Johns Hopkins University School of Medicine;
Butkinaree C, Park K, Hart GW.. Diakses pada 30 Juni 2010
27. ^ (en) Differential levels of apolipoprotein E and butyrylcholinesterase show strong
association with pathological signs of Alzheimer's disease in the brain in vivo.
Department of Neurobiology, Care Sciences and Society, Division of Alzheimer
Neurobiology, Karolinska Institutet; Darreh-Shori T, Forsberg A, Modiri N, Andreasen
N, Blennow K, Kamil C, Ahmed H, Almkvist O, Långström B, Nordberg A.. Diakses pada
28 Juni 2010
28. ^ (en) Cerebrospinal fluid corticotropin-releasing hormone in neurodegenerative
diseases: reduction in spinocerebellar degeneration. Department of Psychogeriatrics and
Psychoneuroendocrinology; Suemaru S, Suemaru K, Kawai K, Miyata S, Nobukuni K,
Ihara Y, Namba R, Urakami K, Hashimoto K.. Diakses pada 28 Juni 2010
29. ^ (en) The molecular bases of Alzheimer's disease and other neurodegenerative
disorders. Millennium Institute for Advanced Studies in Cell Biology and Biotechnology,
Faculty of Sciences, University of Chile; Maccioni RB, Muñoz JP, Barbeito L.. Diakses
pada 27 Juni 2010
30. ^ (en) S100beta interaction with tau is promoted by zinc and inhibited by
hyperphosphorylation in Alzheimer's disease. Centre for Research in Neurodegenerative
Diseases, Department of Pharmacology, University of Toronto; Yu WH, Fraser PE..
Diakses pada 27 Juni 2010
31. ^ (en) (Pre)diabetes, brain aging, and cognition. Division of Geriatrics, Department of
Internal Medicine, Faculty of Medicine, University of São Paulo-RP; S Roriz-Filho J, Sá-
Roriz TM, Rosset I, Camozzato AL, Santos AC, Chaves ML, Moriguti JC, Roriz-Cruz M..
Diakses pada 29 Juni 2010
32. ^ (en) Insulin promotes survival of amyloid-beta oligomers neuroblastoma damaged
cells via caspase 9 inhibition and Hsp70 upregulation. Istituto di Biomedicina e
Immunologia Molecolare A. Monroy, Consiglio Nazionale delle Ricerche; Di Carlo M,
Picone P, Carrotta R, Giacomazza D, San Biagio PL.. Diakses pada 29 Juni 2010

Vous aimerez peut-être aussi