Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
2018
RINGKASAN EKSEKUTIF
Kepadatan lalulintas yang sangat tinggi di Negara Indonesia yang disebabkan oleh
mudahnya kepemilikan kendaraan bermotor serta perkembangan sarana dan prasarana lalu
lintas yang lebih lambat dari pertumbuhan lalu lintas menyebabkan tingginya angka
kecelakaan lalu lintas di Indonesia. Sarana kecepatan dan keamanan sangat diperlukan untuk
mendukung tingginya mobilitas masyarakat. Oleh karena itu, pengaturan dari pemerintah
mengenai lalu lintas menjadi hal yang mutlak karena menyangkut keselamatan masyarakat
luas. Salah satu ciri buruknya perilaku berlalu lintas adalah tingginya pelanggaran terhadap
norma-norma berlalu lintas yang diwujudkan dengan perilaku berlalu lintas yang tidak
aman dan mengabaikan sopan santun dalam menggunakan jalan raya. Sebagai akibat
lanjutannya, angka korban kecelakaan lalu lintas dari tahun ke tahun meningkat seiring
dengan tingginya angka kecelakaan lalu lintas itu sendiri.
Menurut data yang kami ambil dari data statistik peristiwa kecelakaan yang di miliki oleh
KORLANTAS POLRI sebagai berikut
i
Banyak penyebab atas tingginya angka kecelakan di Negara ini salah satunya yaitu karena
kurangnya kelengkapan sistem yang di gunakan pada kendaraan yang mampu memaksimalkan
keselamatan salah satunya pada sistem pengereman. Dari hal ini diharapkan dengan adanya
pengembanagan teknologi pengereman ABS ( Anti Lock Brake Sistem ) mampu
meminimalisir angka kecelakaan yang terjadi di Negara ini. Kami mengembangkan sistem
tersebut dengan mengkombinasikan sistem ABS dengan sitem pengeram otomatis dengan
memanfaatkan sensor jarak yang telah ada banyak di pasaran dengan menambahkan perangkat
– perangkat lainnya. Kami menamai teknilogi ini dengan nama EBABS ( Emergenci Brake
Anti Lock Brake Sistem ) Beberapa keuntungan pada EBABS ini antara lain: (1)
meminimalisir kekurangan jarak pengereman ; (2) bisa di operasiakan sebagai rem otomatis ;
(3) meminimalisir angka kecelakaan karena keterlambatan pengereman ; (4) mudah di
opersikan ; (5) cara kerja sederhana ; (6) tidak berdapampak negative pada lingkungan (
pencemaran ); (7) sebagai produk unggulan Perguruan Tinggi melalui teknologi tepat guna
dengan pemanfaatan material infrastruktur transportasi (8) sebagai sarana pengembangan dan
penerapan Iptek di masyarakat.
Pada proses produksi dan komersialisasi EBABS ini penting didukung oleh kehadiran
Program Calon Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (CPPBT) dari RISTEKDIKTI.
Manfaat dari EBABS yaitu membantu pengemudi dalam sistem pengereman, lebih hemat uang,
mengurangi peluang kecelakaan yang di akibatkan oleh sistem pengereman, mudah didapat,
cara kerja sederhana, energi dapat terbaharukan. Produk EBABS ini telah melalui serangkaian
riset meliputi analisis kebutuhan, pengembangan prototipe, dan uji coba prototipe di lapangan
sehingga desain dan fungsional teknologi EBABS ini telah disesuaikan dengan kebutuhan
masyarakat Indonesia.
EBABS memiliki spesifikasi panjang 15 cm, lebar 10cm, dan tinggi 5cm. EBABS
menggunakan bahan utama yaitu fiber dan metal. Sistem pengendalian teknologi ini hanya
dengan mengaktifkan satu swich / saklar. EBABS ini akan semakin memudahkan pengemudi
dalam pengoprasian sitem pengereman, karena memperkecil resiko kecelakaan, dan
penggunaanya yang mudah dan praktis,sehingga akan dapat meningkatkan keefektifannya. Di
sisi lain, dengan semakin berkurangnya angka kecelakaan maka akan berefek terhadap
kenyamana dalam berlalu lintas.
Rencana kegiatan meliputi penyempurnaan Produk (1 unit produk, Februari-April);
Pendaftaran paten (Produk terdaftar paten, Maret-April); fabrikasi prototipe hasil
penyempurnaan (1 unit produk, April-Mei); uji coba EBABS skala sirkuit yang telah disiapkan
(1 unit produk beserta data pendukung, Juni); revisi prototipe (1 unit produk, Juni-Juli); uji
ii
coba skala jalanan umum (1 unit produk beserta data pendukung, Juli); pendirian perusahaan
(legalisasi usaha& workshop dan showroom, Juni-Agustus ); fabrikasi dan finishing produk
EBABS (16 unit produk, Juli-September); sosialisasi ke pengendara sepedah motor umum (2
lokasi, Juli-September); kerjasama dengan mitra (2 mitra, Juli-September); marketing (offline
dengan workshop dan showroom produk, katalog produk, publikasi media cetak, radio, dan
televisi, online dengan 1 paket website, 3 akun sosmed berupa facebook, instagram, dan
komunitas safety riding melalui whatsapp, Juli-Oktober); Pameran produk (2 kali pameran,
Juli&September); dan publikasi jurnal Internasional (1 artikel, Juli-Oktober).
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Yang Mengusulkan
Prof. Dr. Suyono, M.Pd. Andika Bagus Nur Rahma Putra. S.Pd., M.Pd.
NIP 19631229 198802 1 001 NITP 64002016 1926 7
Disetujui
a.n. Rektor
Wakil Rektor I
iv
Yang bertandatangan di bawah ini:
tidak sedang menerima pendanaan berasal dari APBN/APBD dan lembaga non
pemerintah lainnya pada tahun 2018 dan proposal yang diajukan bukan proposal
dengan judul dan ruang l ingkup/tahapan yang sama pada tahun 2017.
v
PROFIL LEMBAGA
B. IDENTITAS LEMBAGA
1. Nama Lembaga : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
(LP2M) Universitas Negeri Malang
2. Alamat Lembaga : Jln. Semarang No. 5 Malang
3. Telepon Lembaga : (0341) 580311
4. Email Lembaga : ketua.lp2m@um.ac.id
5. Nama Pimpinan : Prof. Dr. Suyono, M.Pd
C. KELEMBAGAAN LEMBAGA
1. Tahun Mulai Berdiri :
Tahun 1982, LP3M UM dipecah menjadi dua, yakni (1)
Pusat Penelitian (Puslit) dan (2) Lembaga Pengabdian
kepada Masyarakat (LPM).
Tahun 1993, Pusat Penelitian ditingkatkan statusnya
menjadi Lembaga Penelitian (Lemlit).
Perluasan Mandat IKIP Malang menjadi Universitas Negeri
Malang yang disahkan dengan Surat Keputusan Presiden
Republik Indonesia No. 93, tertanggal 4 Agustus 1999,
diikuti dengan pengubahan status Lembaga Penelitian IKIP
Malang menjadi Lembaga Penelitian Universitas Negeri
Malang (UM).
Tahun 2012 menjadi Lembaga Penelitian dan Pengabdian
kepada Masyarakat (LP2M).
vi
2. SK Pendirian : PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN
KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30
TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA
KERJA UNIVERSITAS NEGERI MALANG, Bagian
Kelima Pasal 70 Ayat 5.
vii
rencana pengembangan dan tindakan serta penerapan
Teknologi tepat guna. Kerjasama dalam penanganan
wilayah binaan dengan beberapa pihak terkait juga telah
banyak dilakukann antara laindengan: Badan
Pemberdayaan masyarakat Propinsi Jatim, Pemda
Kabupaten Malang, Dinkop Jatim, kegiatan-kegiatan
yang telah dilaksanakan tersebut antara lain: (1)
program inkubator bisnis dan teknologi di tiga wilayah
binaan (Jember, Tulungagung, dan Kediri), (3)
penanganan limbah industri kecil, (4) budidaya
peternakan, (5) pembuatan dan pemanfaatan biogas, (6)
pembuatan barang melalui pengecoran almunium, dan
(7) potensi dan masalah usaha dan industri rumah
tangga di desa-desa binaan, dan program Kuliah kerja
Nyata Usaha, serta program SIBERMAS di wilayah
Kabupaten Blitar, (8) rintisan asosiasi pengusaha mitra
binaan untuk produk kerajinan, (9) Pengembangan
industri kecil-menengah untuk produk onyx, kayu,
kuningan, rotan, dan produk elektronika.
5. Pengalaman Pembinaan : Selain berpengalaman dalam implementasi iptek
bidang pendidikan, LP2M UM berpengalaman dalam
kewirausahaan, melalui kegiatan-kegiatan
pengembangan kewirausahaan dengan berbagai industri
kecil mitra dan sasaran kelompok-kelompok binaan dan
berbagai kegiatan dalam Program-program multi tahun
Iptek bagi Produk Ekspor (IbPE), Multi Tahun/Iptek
bagi Inovasi dan Kreativitas Kampus (IbIKK), program
penerapan IPTEK, IbM petani tambak garam dan ikan
bandeng, pengembangan budaya kewirausahaan yang
manfaatnya telah banyak dirasakan oleh industri-
industri kecil dan menengah mitra binaan, dan
masyararakat sasaran mitra terutama dalam peningkatan
kualitas dan kuantitas serta efisiensi produksi.
viii
6. Prestasi yang pernah diraih :
a. Memiliki sejumlah 36 Hak Kekayaan Intelektul
(HKI) terdiri dari hak cipta dan paten yang sudah
terdaftar dan grandted.
b. Penerbitan buku ber-ISSBN.
c. Pengelolaan jurnal nasional terakreditasi.
d. Pengembangan dan penerapan IPTEK bagi
Masyarakat dan Usaha Kecil Menengah.
e. Penyelenggaraan seminar internasional.
ix
DAFTAR ISI
Halaman
EXECUTIVE SUMMARY.................................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................................. iii
SURAT PERNYATAAN ................................................................................................. iv
PROFIL LEMBAGA ........................................................................................................ v
DAFTAR ISI .................................................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................................. 1
B. Tujuan dan Sasaran .......................................................................................... 3
C. Manfaat, Dampak Sosial, Dampak Ekonomi Produk Inovasi .......................... 4
BAB II ASPEK PRODUK INOVASI TEKNOLOGI YANG DIKEMBANGKAN
A. Keterbaruan Produk Inovasi ............................................................................. 5
B. Kegunaan dan Keunggulan Produk Teknologi ................................................ 5
C. Analisis Produk Kompetitor ............................................................................. 8
D. Spesifikasi Teknis Produk Inovasi ................................................................... 8
E. Ketersediaan Bahan Baku Produksi Produk Teknologi ................................... 9
F. Tahapan dan Mekanisme Produksi Produk ...................................................... 9
G. Tingkat Kesiapan Teknologi dan Status Kepemilikan Produk ........................ 10
H. Status Kekayaan Intelektual ............................................................................. 10
BAB III ASPEK KEUANGAN DAN POTENSI PASAR ............................................. 11
BAB IV RENCANA KEGIATAN ................................................................................. 22
BAB V RENCANA PENGGUNAAN ANGGARAN .................................................. 23
LAMPIRAN
Jadwal Kegiatan....................................................................................................... 27
SK Penetapan LP2M UM ........................................................................................ 28
Profil Tim Pelaksana ............................................................................................... 29
Foto Prototipe dan Perancangan .............................................................................. 50
x
BAB I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kepadatan lalulintas yang sangat tinggi di Negara Indonesia yang disebabkan oleh
mudahnya kepemilikan kendaraan bermotor serta perkembangan sarana dan prasarana lalu
lintas yang lebih lambat dari pertumbuhan lalu lintas menyebabkan tingginya angka
kecelakaan lalu lintas di Indonesia. Sarana kecepatan dan keamanan sangat diperlukan untuk
mendukung tingginya mobilitas masyarakat. Oleh karena itu, pengaturan dari pemerintah
mengenai lalu lintas menjadi hal yang mutlak karena menyangkut keselamatan masyarakat
luas. Salah satu ciri buruknya perilaku berlalu lintas adalah tingginya pelanggaran terhadap
norma-norma berlalu lintas yang diwujudkan dengan perilaku berlalu lintas yang tidak
aman dan mengabaikan sopan santun dalam menggunakan jalan raya. Sebagai akibat
lanjutannya, angka korban kecelakaan lalu lintas dari tahun ke tahun meningkat seiring
dengan tingginya angka kecelakaan lalu lintas itu sendiri.
Menurut data yang kami ambil dari data statistik peristiwa kecelakaan yang di miliki oleh
KORLANTAS POLRI sebagai berikut
1
Banyak penyebab atas tingginya angka kecelakan di Negara ini salah satunya yaitu karena
kurangnya kelengkapan sistem yang di gunakan pada kendaraan yang mampu memaksimalkan
keselamatan salah satunya pada sistem pengereman. Dari hal ini diharapkan dengan adanya
pengembanagan teknologi pengereman ABS ( Anti Lock Brake Sistem ) mampu
meminimalisir angka kecelakaan yang terjadi di Negara ini. Kami mengembangkan sistem
tersebut dengan mengkombinasikan sistem ABS dengan sitem pengeram otomatis dengan
memanfaatkan sensor jarak yang telah ada banyak di pasaran dengan menambahkan perangkat
– perangkat lainnya. Kami menamai teknilogi ini dengan nama EBABS ( Emergenci Brake
Anti Lock Brake Sistem ) Beberapa keuntungan pada EBABS ini antara lain: (1)
meminimalisir kekurangan jarak pengereman ; (2) bisa di operasiakan sebagai rem otomatis ;
(3) meminimalisir angka kecelakaan karena keterlambatan pengereman ; (4) mudah di
opersikan ; (5) cara kerja sederhana ; (6) tidak berdapampak negative pada lingkungan (
pencemaran ); (7) sebagai produk unggulan Perguruan Tinggi melalui teknologi tepat guna
dengan pemanfaatan material infrastruktur transportasi (8) sebagai sarana pengembangan dan
penerapan Iptek di masyarakat.
Pada proses produksi dan komersialisasi EBABS ini penting didukung oleh kehadiran
Program Calon Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (CPPBT) dari RISTEKDIKTI.
Manfaat dari EBABS yaitu membantu pengemudi dalam sistem pengereman, lebih hemat uang,
mengurangi peluang kecelakaan yang di akibatkan oleh sistem pengereman, mudah didapat,
cara kerja sederhana, energi dapat terbaharukan. Produk EBABS ini telah melalui serangkaian
riset meliputi analisis kebutuhan, pengembangan prototipe, dan uji coba prototipe di lapangan
sehingga desain dan fungsional teknologi EBABS ini telah disesuaikan dengan kebutuhan
masyarakat Indonesia.
EBABS memiliki spesifikasi panjang 15 cm, lebar 10cm, dan tinggi 5cm. EBABS
menggunakan bahan utama yaitu fiber dan metal. Sistem pengendalian teknologi ini hanya
dengan mengaktifkan satu swich / saklar. EBABS ini akan semakin memudahkan pengemudi
dalam pengoprasian sitem pengereman, karena memperkecil resiko kecelakaan, dan
penggunaanya yang mudah dan praktis,sehingga akan dapat meningkatkan keefektifannya. Di
sisi lain, dengan semakin berkurangnya angka kecelakaan maka akan berefek terhadap
kenyamana dalam berlalu lintas.
Hal kendala pada proses produksi yang dihadapi saat ini adalah bagaimana produksi
EBABS dapat segera dilakukan dalam skala laboratorium produksi otomotif/manufaktur di
2
Jurusan Teknik Mesin UM. Selain itu, hal urgent lainnya yaitu proses komersialisasi produk
ke mitra dan pengendara sepeda motor di seluruh Indonesia. Upaya yang diharapkan dengan
adanya bantuan insentif CPPBT-PT dapat mengakselerasi kegiatan produksi dan
komersialisasi EBABS melalui fabrikasi yang sesuai standar produksi teknologi siap pakai.
Selain itu, pada proses komersialisasi (promosi) penjualan produk EBABS agar lebih mudah
diakses oleh calon pembeli. Penggunaan media promosi menggunakan brosur, pameran
teknologi, dan marketing online/website akan mampu melajukan proses komersialisasi dengan
signifikan.
Mengacu pada kegiatan produksi dan komersialisasi yang dirancang di atas, maka
produk EBABS ini memiliki potensi keberhasilan yang cukup besar dengan melihat kondisi
bahwa jumlah pengguna sepedah motor yang ada di Indonesia sangat banyak serta sesuai
dengan program KORLANTAS POLRI. Selain itu, EBABS berpeluang besar untuk menembus
pasar internasional (ekspor) mengingat pengguna sepedah motor merupakan salah satu
pengguna terbesar di dunia.
3
2) Memudahkan pengemudi sepedah motor dalam pengoperasian sistem pengereman
selain itu juga memaksimalkan kinerja dari sitem pengerman.
b. Bagi masyarakat: difusi teknologi EBABS untuk peningkatan keselamatan pengendara
sepeda motor dengan memaksimalkan sistem pengereman.
c. Bagi Perguruan Tinggi:
1) sebagai produk unggulan Perguruan Tinggi melalui teknologi tepat guna dengan
pemanfaatan material infrastruktur tranfortasi.
2) Sebagai sarana pengembangan dan penerapan Iptek di masyarakat.
2. Dampak sosial
a. Meningkatkan keselamatan pengemudi sepedah motor sehingga pengudi selamat
sampai tujuan.
b. Meningkatkan kemandirian dan penggunaan teknologi pada transfortasi di Indonesia.
3. Dampak ekonomi
a. Terjadi peningkatan keselamatan berkendara dengan teknologi terbaru, efisien, efektif,
dan maksimal.
b. Meningkatkan kesejahteraan masarakat karena apabila angka kecelakaan menurun
juga berdampak terhadap menurunya angka PHK kariawan akibat kecelakaan pada
saat perjalanan.
4
BAB II. ASPEK PRODUK INOVASI TEKNOLOGI
6
Gambar 1 Spesifikasi desain produk EBABS (desain prototipe)
8
BAB III. ASPEK KEUANGAN DAN POTENSI PASAR
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya bahwa angka kecelakaan
di Indonesia sangatlah tinggi. Menurut data yang kami ambil dari data statistik peristiwa
kecelakaan yang di miliki oleh KORLANTAS POLRI sebagai berikut
Positioning
9
EBABS ini diposisikan sebagai produk atau alat yang berfungsi untuk mempermudah
pengoprasionalan pengereman khususnya pada rem tipe ABS , dengan kualitas yang bagus
tetapi dengan harga yang murah karena produk asli dalam negeri. Untuk itu dalam pemasaran
produk EBABS ini, perlu melakukan upaya-upaya pemasaran yang sesuai dengan siklus
produk, dalam hal ini EBABS termasuk produk yang baru atau berada pada siklus pengenalan
(introduching) agar tepat sasaran.
Analisis SWOT
Hasil Analisis SWOT untuk menilai kelayakan produk dan strategi yang diperlukan untuk
memasuki dunia persaingan untuk produk peralatan pertanian sebagai berikut.
Keterangan:
1. Nilai Skor berasal dari penilaian dengan rentang penilaian 1-10 (dari yang terendah sampai
dengan yang tertinggi).
2. Untuk Sisi kekuatan, bahwa keunggulan/kekuatan dari usaha yang akan dilakukan yaitu
ada pada SDM, EBABS dibuat oleh para ahli dalam bidang teknik mesin, dan teknik
elektro, dan untuk R&D (Research dan development) produk ini mempunyai tenaga ahli
baik mengenai kualitas produknya sendiri maupun dalam hal pengembangan pangsa pasar,
sehingga untuk kegiatan penelitian dan pengembangan kita mempunya kemudahan dalam
hal tenaga ahli.
3. Selain SDM dan R&D, keunggulan dalam hal harga yang lebih murah dari pesaing, bentuk
dan ukuran produk yang lebih praktis, serta fungsi yang lebih banyak juga dibandingkan
produk yang sudah ada sebelumnya.
Keterangan:
1. Nilai Skor berasal dari penilaian dengan rentang penilaian 1-10 (dari yang terendah sampai
dengan yang tertinggi).
2. Untuk sisi kelemahan, bahwa dalam usaha produksi Drone SR-D 212 ini lemah dalam hal
merek, karena Drone SR-D 212 merupakan produk baru yang ada di pasaran, sehingg perlu
berjuang untuk mendapatkan posisi di benak calon pelanggan. Selain merek, kelemahan lain
juga dalam sisi jaringan pelayanan/pendistribusian, pengalaman usaha untuk produk Drone,
serta keuangan yang dalam hal ini, para competitor lebih mempunyai keunggulan.
Tabel 3.3. Penilaian Peluang
NO OPPORTUNITY SKOR BOBOT TOTAL
1 Era teknologi terus berkembang 9 3 27
2 Jaringan penelitian pengembangan 9 3 27
3 Daya beli petani 9 4 36
Total 90
Keterangan:
1. Nilai Skor berasal dari penilaian dengan rentang penilaian 1-10 (dari yang terendah sampai
dengan yang tertinggi).
2. Untuk sisi peluang, usaha yang akan dilakukan adalah adanya era teknologi yang terus
berkembang, karena dengan adanya perkembangan tersebut, calon pelanggan/target dari
penjualan produk semakin familiar dengan adanya kemajuan-kemajuan teknologi dalam
bidang pertanian, dalam hal ini peralatan pertanian. Jaringan penelitian pengembangan dari
usaha sangatlah luas, karena berada pada lingkungan perguruan tinggi.
3. Daya beli petani juga merupakan peluang besar, dalam hal ini secara nasional, daya beli
petani mengalami telah perkembangan, sehingga optimis terhadap penerimaan produk ini
kepada calon pelannggan, yaitu petani kelapa.
11
Tabel 3.4. Penilaian Ancaman
NO TREATH SKOR BOBOT TOTAL
1 Lingkungan bisnis yang kompetitif 9 3 27
2 Konsumen memiliki banyak pilihan 7 2 14
3 Kecepatan inovasi dari competitor 9 3 27
4 Peniruan dari kompetitor 9 2 18
Total 86
Keterangan:
1. Nilai Skor berasal dari penilaian dengan rentang penilaian 1-10 (dari yang terendah sampai
dengan yang tertinggi).
2. Untuk sisi ancaman, ancaman dari usaha ini adalah lingkungan bisnis yang kompetitif,
karena adanya teknologi yang semakin berkembang, sehingga konsumen akan memiliki
banyak pilihan. Selain itu kecepatan inovasi juga merupakan ancaman jika tidak cepat pula
melakukan inovasi yang berarti.
3. Dalam setiap usaha, sering ditemukan terjadinya produk yang sudah ada, walaupun produk
sebelumnya sudah mendapat hak paten. Hal tersebut terjadi karena salah satunya
keterbatasan control dari pemerintah maupun pihak-pihak yang dirugikan, dalam hal ini,
usaha produksi EBABS juga bisa menyebabkan munculnya peniru-peniru dari produk, dan
hal itu merupakan ancaman.
Mencari posisi organisasi yang ditunjukkan oleh titik (x,y) pada kuadran SWOT
Diketahui Total:
1) STRENGTH = 93.5
2) WEAKNESS = 58,5
3) OPPORTUNITY = 90
4) TREATH = 86
a. Selisih total kekuatan- total kelemahan = 93,5-58,5 = 35 (terletak pada sumbu x)
b. Selisih total peluang-total tantangan = 90-86 = 4 (terletak pada sumbu y)
Kuadran SWOT
Opportunity
12
Weakness Strength
Kuadran IV = Kuadran II=
Strategi agar Diversifikasi
bertahan (-,-) Strategi (+,-)
Threath
Hasil analisis swot tersebut, usaha produksi EBABS ini, berada pada kuadran I. Posisi
ini menandakan bahwa usaha yang akan didirikan kuat dan berpeluang, rekomendasi strategi
yang diberikan adalah progresif, artinya usaha akan dalam kondisi prima dan mantap sehingga
sangat dimungkinkan untuk terus melakukan ekspansi, memperbesar pertumbuhan dan meraih
kemajuan secara maksimal. Pada mengenalkan produk kepada konsumen/calon pelanggan,
maka dalam kegiatan awal pemasaran mengadopsi teori yang dipaparkan dari The Howard and
Shet Model of buyer behavior. Model ini menjukkan suatu proses dan variabel yang
mempengaruhi perilaku konsumen sebelum dan sesudah terjadinya pembelian. Ada tiga
variabel utama dalam model ini yaitu persepsi, belajar dan sikap. Tujuan model ini adalah
untuk menjelaskan bagaimana konsumen membandingkan dan memilih satu produk yang
sesuai dengan kebutuhannya.
Variabel Eksogen
15
Online 0.333333333 0.333333333 0.142857143 0.833333333
Demonstrasi 0.666666667 0.666666667 0.857142857 0.166666667
Kepercayaan kecepatan
Kriteria Biaya Efektif calon pelanggan informasi Row average
Biaya 0.071428571 0.071428572 0.059405941 0.1 0.075565771
Efektif 0.428571429 0.428571429 0.445544554 0.4 0.425671853
Kepercayaan calon
pelanggan 0.357142857 0.285714286 0.297029703 0.3 0.309971711
Kecepatan informasi 0.142857143 0.214285714 0.198019802 0.2 0.188790665
Biaya 0.075565771
Efektif 0.425671853
Kepercayaan calon pelanggan 0.309971711
Kecepatan informasi 0.188790665
Skor keseluruhan
Online 0.368686435
Demonstrasi 0.631313565
Berdasarkan AHP yang dilakukan, didapatkan hasil bahwa pemasaran Demonstrasi masih
lebih baik dilakukan daripada online untuk usaha yang akan dilakukan pada tahap
awal/pengenalan produk.
Penentuan nilai matriks preferensi untuk bentuk pemasaran dan kriteria berdasarkan
kategori penilaian sebagai berikut.
Tingkat Preferensi Nilai angka
Sama disukai 1
Sama hingga cukup disukai 2
Cukup disukai 3
Cukup hingga sangat disukai 4
16
Sangat disukai 5
Sangat disukai hingga amat sangat disukai 6
Amat sangat disukai 7
Amat sangat disukai hingga luar biasa disukai 8
Luar biasa disukai 9
Kriteria perbandingan
Biaya: Biaya yang dimaksud adalah besarnya biaya yang dikeluarkan untuk pemasaran
online/demonstrasi
Efektif: Efektif disini adalah tingkat dari pemasaran yang tepat sasaran
Kepercayaan calon pelanggan: Kepercayaan disini adalah kepercayaan yang ditimbulkan dari
adanya pemasaran online dan demonstrasi untuk siklus usaha yang dalam taham pengenalan
Kecepatan Informasi: Kecepatan yang dimaksud disini adalah kecepatan informasi yang
tersampaikan dari adanya pemasaran secara online/demonstrasi
Uji konsistensi
Untuk mengambil keputusan berdasarkan analisis AHP yang telah dilakukan, maka dilakukan
uji konsistensi terhadap AHP yang dilakukan, dengan hasil sebagai berikut:
1. Didapatkan hasil CI (Indeks konsistensi) sebesar 0.010280399 yang berarti tingkat
konsistensi sangat bagus
2. Didapatkan hasil perbandingan indeks konsistensi dan Random Indeks (CI/RI) sebesar
0.011422666 yang berarti tingkat konsistensi sangat bagus.
Dapat disimpulakan bahwa hasil analisis bisa digunakan untuk mengambil keputusan.
Demontrasi. Dari hasil analisis tersebut maka untuk memasarkan produk, lebih menekankan
pada penggunaan demonstrasi produk. EBABS merupakan produk dalam kategori shopping
goods, yang mana konsumen dalam melakukan pembelian tidak serta merta melakukan
pembelian, melainkan melakukan pemikiran yang agak mendalam, baik melaui kualitas,
manfaat dan harga, sehingga menurut ini demonstrasi adalah upaya yang tepat, karena produk
ini adalah produk baru yang belum memiliki kekuatan dalam hal merek, sehingga kurang bisa
meyakinkan konsumen jika tidak ada pemaparan yang lebih mendalam, sehingga dengan
adanya demontrasi langsung, maka akan berhadapan langsung dengan konsumen untuk
meyakinkan kepada konsumen walau produk ini baru, akan tetapi kualitas tidak kalah. Tidak
dapat dipungkiri bahwa informasi akan semakin cepat melalui jalur online, mencari
peruntungan melalui pemasaran online, walaupun dalam tahap awal ditekankan pada
pemasaran secara demonstrasi.
17
Dampak Positif Yang Dihasilkan Dari EBABS
Produkstivitas meningkat: dengan adanya EBABS ini, maka akan semakin memudahkan
pengendara dalam pengoprasianalan sistem pengereman tipe ABS, karena memperkecil resiko
kecelakaan, dan penggunaanya yang mudah dan praktis,sehingga akan dapat meningkatkan
produktivitasnya
Efisiensi tercapai: dengan penggunaan EBABS maka tenaga yang sebelumnya dialokasikan
secara berlebihan untuk mengoprasikan rem, bisa dipangkas
ANALISIS USAHA
1. Perkiraan Biaya
a. Biaya Tetap (Fix Cost)
No Uraian Biaya (Rp)
1 Body EBABS 25.000,00
2 Arduino 125.000,00
3 Selenoit valve 50.000,00
4 Sensor HC-SR04 50.000,00
5 Relay 10.500,00
6 Kabel 10.000,00
7 Timah 5.500,00
Total Biaya Tetap (Fix Cost) 276.000,00
b. Biaya Variabel (Variable Cost)
No Uraian Biaya (Rp)
1 Biaya pengujian Manufacture Produk Skala Lab 100.000,00
2 Pemrograman 50.000,00
Total Biaya Variabel (Variable Cost) 150.000,00
18
= 1,43
Jadi, akan tercapai titik BEP pada saat EBABS terjual mencapai 2 unit atau jika per
bulan dapat memproduksi 2-3 unit, maka dalam 1 bulan akan tercapai BEP.
3. Keuntungan / Laba
Keuntungan = Pendapatan Selama 4 Bulan (terjual 12 Unit) – Modal Utama
= 6.000.000 - 3.312.000
= 2.688.000,00
Jadi dengan biaya produksi Rp. 3.312.000,00 dan dengan waktu produksi 4 bulan (terjual 12
Unit), maka akan memperoleh laba bersih sebesar Rp. 2.688.000,00.
19
BAB IV. RENCANA KEGIATAN
Rencana kegiatan CPPBT ini dilakukan beberapa tahapan kegiatan. Rincian kegiatan
tersebut diperikan melalui matrik dengan Tabel 4.1.
20
LAMPIRAN
1. JADWAL KEGIATAN
Pelaksanaan Kegiatan
No Nama Kegiatan
Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober
1 Penyempurnaan Produk
2 Pendaftaran Paten Produk
Fabrikasi Prototipe Hasil
3
Penyempurnaan
Uji coba KCPPI skala
4
laboratorium
Uji coba skala perkebunan
5
kelapa
6 Revisi Prototipe
7 Pendirian Perusahaan
Fabrikasi dan Finishing
8
Produk KCPPI
9 Sosialisasi ke petani kelapa
10 Kerjasama dengan mitra
Marketing: offline dan
11
online
12 Pameran produk
Publikasi Jurnal
13
Internasional
21
2. PROFIL TIM PELAKSANA
22
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENGUSUL
Biodata Ketua Pengusul
I. IDENTITAS PRIBADI
1 Nama Lengkap & Gelar Bayu Ari Widiyanto
2 NM 160513609653
12 Agama Islam
17 Email Bayuwidiyanto34@gmail.com
II. PENDIDIKAN
Formal
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan
secara hukum.Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup
menerima sanksi.
24
3. FOTO PROTOTIPE EBABS
25