Vous êtes sur la page 1sur 9

BioWallacea Jurnal Ilmiah Ilmu Biologi Januari 2016

Vol. 2 No. 1, p. 69-77


ISSN: 2442-2622

ANALISIS VEGETASI KAWASAN RESAPAN MATA AIR


DESA AIK BUKAK LOMBOK TENGAH

Sukiman, Evy Aryanti, Immy Suci Rohyani, Suripto

Program Studi Biologi Fakultas MIPA Universitas Mataram


Jl. Majapahit 65 Mataram 63251
Email: Sukimandao@yahoo.co.id

ABSTRAK
Fungsi kawasan resapan air dalam mengatur tata air di sekitar sumber mata air sangat ditentukan oleh
vegetasi yang menutupi kawasan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik vegetasi
kawasan resapan air pada sumber mata air di desa Aik Bukak, Lombok Tengah. Analisis vegetasi dilakukan
pada sembilan petak contoh berukuran 20 m x 20 m yang ditempatkan secara acak. Vegetasi kawasan
resapan air pada mata air Desa Aik Bukak terdiri dari 49 spesies tumbuhan berkayu dan 26 spesies herba.
Kawasan resapan mata air Dare Dendeng mempunyai jumlah spesies paling banyak dengan jenis dominan
Bajur (Pterospermum javanicum), sedangkan jumlah spesies paling sedikit ditemukan pada sumber mata air
kolam Aik Bukak dengan jenis dominan Dao (Dracontomelon dao). Indeks diversitas vegetasi di ketiga
lokasi penelitian termasuk kategori sedang-tinggi pada kisaran 4,14-4,47. Stratifikasi vegetasi di daerah
resapan air Desa Aik Bukak memperlihatkan pola strata yang berbeda di ketiga lokasi. Jenis tumbuhan yang
spesifik ditemukan di ketiga sumber mata air di lokasi penelitian adalah dao (D. dao), mahoni (S.
macrophylla) dan beringin (F. benjamina).

Kata kunci: vegetasi, mata air, aik bukak, diversitas

PENDAHULUAN sebagai sumber air PDAM TASTURA, rekreasi


dan digunakan untuk air irigasi.
Air merupakan sumberdaya alam yang Fungsi kawasan resapan air dalam
terpenting dan menjadi kebutuhan paling utama mengatur tata air di sekitar sumber mata air sangat
bagi kehidupan manusia serta mahluk hidup ditentukan oleh vegetasi yang menutupi kawasan
lainnya di bumi. Peranan air sangat penting, tersebut. Oleh karena itu pengelolaan daerah
karena kehidupan manusia tidak dapat dipisahkan tangkapan air tidak terlepas dari pengelolaan
dari kebutuhan air, baik untuk keperluan domestik vegetasi karena peran vegetasi yang sangat
(rumah tangga), pertanian, indusri, perikanan, penting dalam mengatur tata air di lokasi tersebut.
pembangkit listrik tenaga air, navigasi, dan Tujuan penelitian ini adalah menganalisis
rekreasi. karakteristik vegetasi daerah resapan air di sumber
Pulau Lombok memiliki banyak sumber mata air desa Aik Buka, Kabupaten Lombok
mata air mulai dari yang masih alami hingga yang Tengah.
telah dimanfaatkan oleh masyarakat sekitarnya.
Mata air yang ada di Pulau Lombok adalah METODE PENELITIAN
sebagai berikut: di Kabupaten Lombok Timur
terdapat 209 mata air, 42 mata air di Lombok Tempat danWaktu Penelitian
Tengah, Lombok Barat 317 mata air, dan di Penelitian ini dilaksanakan bulan April-
Kabupaten Lombok Utara 11 mata air (Balai November 2015. Analisis vegetasi dilakukan di
Wilayah Sungai Nusa Tenggara 2011). Salah satu kawasan resapan air dari tiga mata air yang ada di
wilayah yang memiliki beberapa sumber mata air Desa Aik Bukak, Lombok Tengah, yaitu mata air
di kabupaten Lombok Tengan yaitu desa Aik Aik Bone, Dare Dendeng dan mata air kolam Aik
Bukak. Karakteristik vegetasi di daearah resapan Bukak. Selanjutnya identifikasi jenis tumbuhan
air mata air Aik Bukak perlu dikaji karena dan pengolahan data dilakukan di Labolatorium
merupakan salah satu mata air yang dimanfaatkan Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Mataram.
Dominasi relative (DR)
Alat dan Bahan Penelitian Dominasi
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian NILAI PENTING (NP)
ini adalah alat tulis lapangan, tali rafia, peta NP = KR + FR + DR
kawasan, roll meter, pita meter, ombrometer, pH
meter, haga meter, seperangkat alat keamanan
kerja, penggaris, kamera digital, dan perlengkapan
herbarium. Stratifikasi
Stratifikasi vegetasi dilakukan dengan
Pengambilan Data Vegetasi membagi kelas vegetasi berdasarkan ketinggian
Pengambilan data vegetasi dilakukan pohon menjadi 5 strata menurut Indriyanto (2012)
dengan metode kuadrat atau petak contoh yang sebagai berikut: stratum A (tinggi >30 m), B
ditempatkan secara acak mengikuti metode (tinggi 20-30), C (tingggi 4-20 m), D (tinggi 1-4
analisis dan deskripsi vegetasi menurut Fachrul m), dan E (tinggi < 1m).
(2006). Petak contoh ditentukan berukuran 20 m x
20 m digunakan untuk kelas pohon dengan Indeks Diversitas
diameter lebih dari 30 cm, kemudian pada petak Indeks Diversitas Shannon-Wiener (H’) yang
tersebut dibuat subpetak berukuran 10 m x 10 m dirumuskan sebagai berikut (Barbour et al. 1987):
untuk kelas belta dengan diameter 2,5-30 cm, dan
di dalam petak 10 x 10 m tersebut dibuat petak 1
m x 1 m untuk pengambilan data vegetasi herba.
Petak pengamatan ditempatkan dengan
cara random pada bagian hulu dari sumber mata
air yang berpontesi sebagai kawasan resapan air. H’ = Indeks diversitas Shannon-Wiener
Jumlah petak pengamatan yang dibuat masing- pi = Proporsi kelimpahan spesies ke-i terhadap
masing sebanyak 3 petak tiap lokasi sehingga jumlah kelimpahan total
keseluruhan terdapat sembilan petak contoh. Data s = Jumlah kelimpahan total spesies di dalam
yang dicatat meliputi jenis vegetasi, kelimpahan komunitas
(jumlah individu), tinggi pohon, dan diameter
pohon. Identifikasi jenis pohon dilakukan
langsung di lapangan, jenis yang tidak HASIL DAN PEMBAHASAN
teridentifikasi dibuat herbarium untuk
Desa Aik Bukak, Kecamatan Batukliang
diidentifikasi di laboratorium.
Utara memiliki 6 sumber mata air yang
Analisis Data Vegetasi dimanfaatkan untuk berbagai keperluan
masyarakat. Dalam penelitian ini pengambilan
Data hasil pengamatan kemudian dianalisis sampel dilakukan di tiga sumber mata air yaitu
secara kuantitatif untuk menentukan kerapatan, mata air kolam Aik Bukak, Aik Bone dan Dare
frekuensi, nilai penting, stratifikasi dan indeks Dendeng. Mata air Aik Bukak terletak pada posisi
diversitas. Perhitungan nilai kerapatan, frekwensi, LS 08o34.630' , BT 116 o20.625' dengan debit 36,6
dominasi dan nilai penting menurut (Cox, 2000) liter/detik. Sumber mata air tersebut dimanfaatkan
untuk keperluan air bersih bagi penginapan, kolam
Kerapatan relatif (KR) ikan, kolam pemandian dan irigasi. Sumber mata
air Aik Bone terletak pada posisi LS 08 o34.462' ,
BT 116o20.793', dengan debit mata air 32,32
liter/detik. Sumber mata air tersebut dimanfaatkan
untuk berbagai keperluan antara lain sebagai
sumber air bersih PDAM TASTURA dan untuk
irigasi . Sumber mata air Dare dendeng terletak
pada posisi LS 08 o34.256' , BT 116 o20.795' .
Frekuensi relative (FR) Debit mata air tersebut sebesar 15,43 liter/detik.
Mata air tersebut dimanfaatkan untuk irigasi.
Gambar 1. Mata air yang terdapat di desa Aik Bukak, Kecamatan Batukliang Utara

Karakteristik vegetasi kawasan resapan mata tiang, dan 22 spesies pancang. Jenis-jenis
air Desa Aik Bukak vegetasi di lokasi penelitian merupakan
kombinasi tanaman kehutanan, tanaman
Vegetasi sebagai salah satu komponen perkebunan, dan tanaman buah-buahan.
wilayah resapan air berperan penting dalam Komposisi jenis tumbuhan di sekitar mata air
menjaga kestabilan dan fungsi ekosistem, kolam Aik Bukak disajikan pada Tabel 1.
sehingga dapat memberikan jasa ekologi yang
bermanfaat bagi manusia salah satunya adalah Vegetasi daerah sekitar lokasi mata air
regulasi dan suplai air. Karakteristik vegetasi kolam Aik Bukak tersusun dari 26 spesies
yang diukur di lokasi penelitian adalah komposisi tumbuhan berkayu dengan jenis dominan dao
spesies, diversitas dan stratifikasi vegetasi. (Dracontomelon dao) dengan INP 56.66%.
Jenis-jenis vegetasi lainnya yang mempunyai nilai
Komposisi spesies penyusun vegetasi penting terbesar berikutnya adalah mahoni
(Switenia macrophyla) INP 33.89%, kumbi
Fungsi vegetasi pada suatu kawasan
(Voacanga foetida) INP 27.11% dan jelateng
resapan air dalam menjaga keseimbangan ekologis
(Laportea decumana) dengan INP 25.13%.
termasuk pengaturan tata air bergantung pada
Beberapa spesies tumbuhan berkayu yang
struktur dan komposisi vegetasi daerah tersebut.
ditemukan di lokasi tersebut dengan nilai penting
Komposisi spesies merupakan susunan spesies
yang rendah antara lain kisampang (Evodia
tumbuhan yang membentuk suatu vegetasi
latifolia), jambu oah (Syzygium sp), ketapang
(Arrijani et al. 2006). Hasil inventarisasi spesies
(Terminalia catappa) dan nangka (Arthocarpus
tumbuhan di ketiga lokasi penelitian diperoleh 26
integra).
spesies herba dan 49 spesies tumbuhan berkayu
dengan komposisi : 10 spesies pohon, 28 spesies

Tabel 1. Komposisi jenis tumbuhan berkayu di kawasan resapan air mata air kolam Aik bukak

No. Nama lokal Nama ilmiah KR FR DR NP


1 Belimbing Averhoa bilimbi 1.0204 2.5 0.0592 3.5796
2 Dao Dracontomelon dao 8.1633 7.5 40.995 56.658
3 Durian Durio zibethinus 1.0204 2.5 0.8107 4.3311
4 Aren Arenga pinnata 9.1837 5 0.362 14.546
5 Kisampang Evodia latifolia 1.0204 2.5 0.0037 3.5241
6 Lemokek Ficus septca 9.1837 7.5 0.4623 17.146
7 Filing Adenantera favonia 1.0204 2.5 0.8778 4.3982
8 Jambu oah Syzygium sp. 1.0204 2.5 0.0037 3.5241
9 Jelateng Laportea decumana 5.1021 5 15.033 25.135
10 Kakao Theobroma cacao 1.0204 2.5 0.0925 3.6129
11 Kelapa Cocos nucifera 1.0204 2.5 2.2035 5.7239
12 Tempurut Stelechocarpus burahol 3.0612 5 3.9215 11.983
13 Ketapang Terminalia catapp 1.0204 2.5 0.0073 3.5277
14 Ketimus Protium javanicum 3.0612 5 6.6382 14.699
15 Kopi Coffea caenophora 3.0612 2.5 0.0111 5.5724
16 Kumbi Voacanga foetida 18.367 7.5 1.2465 27.114
17 Lekong Elurites mollucana 3.0612 2.5 9.8271 15.388
18 Lemuru Duabanga sp. 3.0612 5 2.0599 10.121
19 Udu kecil Litsea sp. 1.0204 2.5 0.1334 3.6538
20 Mahoni Switenia macrophylla 15.306 5 13.587 33.893
21 Nangka Arthocarpus integra 1.0204 2.5 0.0083 3.5287
22 Ngitak Alstonia scholaris 1.0204 2.5 1.5402 5.0607
23 Nyamplung C. inophyllum 3.0612 5 0.021 8.0823
24 Perek Ficus ribens 2.0408 2.5 0.013 4.5539
25 Puring Codeum varigatum 1.0204 2.5 0.0053 3.5257
26 Sandat Cananga odorata 2.0408 5 0.0789 7.1197
TOTAL 100 100 100 300
Spesies herba dan anakan pohon yang melimpah di lokasi tersebut adalah bujak
menyusun vegetasi lantai hutan di sekitar mata air (Zingiber sp.) dan gegeresan (Ficus sp.). Jenis
kolam Aik bukak teridentifikasi sebanyak 14 vegetasi penyusun lantai hutan lainnya adalah
spesies dengan total jumlah individu 69. Spesies tumbuhan pakis, sirih hutan, talas, dan berbagai
yang paling banyak ditemukan dan paling jenis rumput-rumputan.

(A) (B)
Gambar 3. Vegetasi di sekitar mata air (A) mata air kolam Aik Bukak dan (B) mata air Aik Bone.
2 spesies tiang, dan 9 spesies pancang. Hasil
Hasil identifikasi jenis vegetasi pada perhitungan kerapatan relatif, frekwensi relatif,
kawasan resapan mata air Aik Bone diperoleh 15 dominasi relative dan indeks nilai penting
spesies tumbuhan berkayu dan 12 spesies herba. disajikan pada Tabel 2.
Tumbuhan berkayu terdiri dari 15 spesies pohon,

Tabel 2. Komposisi jenis tumbuhan berkayu pada daerah resapan air Aik Bone.
No Nama lokal Nama Ilmiah KR FR DR INP
1 Ngitak Alstonia scholaris 2.02 4.55 29.61 36.18
2 Mahoni Switenia macrophylla 10.10 9.09 12.24 31.43
3 Aren Arenga pinnata 14.14 9.09 2.23 25.47
4 Beringin Ficus benjamina 1.01 4.55 9.38 14.94
5 Jelateng Laportea decumana 2.02 9.09 21.89 33.00
6 Kumbi Voacanga foetida 2.02 4.55 1.12 7.69
7 Terep Artocarpus elastica 2.02 9.09 23.21 34.32
8 Kopi Coffea caenophora 53.54 13.64 0.18 67.36
9 Kumbi kecil Voacangan sp. 7.07 9.09 0.05 16.21
10 Dao Dracontomelon dao 1.01 4.55 0.00 5.56
11 Jeruk nipis Citrus aurantifolia 1.01 4.55 0.00 5.56
12 Embur Trevesia sundaica 1.01 4.55 0.02 5.57
13 Borok Erythrina sp. 1.01 4.55 0.01 5.56
14 Tabisa Magnolia sp. 1.01 4.55 0.04 5.60
15 Sandat gawah Magnoliaceae 1.01 4.55 0.00 5.56
Total 100.00 100.00 100.00 300.00

Berdasarkan hasil analisis data vegetasi spesies dominan di lokasi tersebut adalah Bajur
kawasan resapan mata air Aik Bone diketahui (Pterospermum javanicum) INP 53,56%. Spesies
bahwa spesies yang paling dominan di lokasi dengan nilai penting tinggi berikutnya adalah aren
tersebut adalah kopi (Coffea caenophora) dengan (Arenga pinnata) INP 28,52%, bambu tali
nilai penting tertinggi yaitu 67,35%, kemudian (Giganthocloa apus) INP 24, 08% dan mahoni
diikuti jenis ngitak (Alstonia scholaris), terep (Switenia macrophylla) INP 21,8% (Tabel 3).
(Arthocarpus elastica) INP 34,32%, dan mahoni Kawasan resapan air Dare Dendeng
(Switenia macrophylla) INP 31,43%. Dominasi merupakan hutan kemasyarakatan yang dikelola
kopi di lokasi tersebut karena kawasan sekitar dengan system agroforestry kebun campuran.
mata air Aik Bone merupakan kawasan Bajur, aren dan mahoni merupakan jenis vegetasi
agroforestry berbasis kopi yang dikelola oleh yang tersebar luas dan terlihat mendominasi
masyarakat setempat. Keberadaan mahoni di kawasan tersebut. Bajur merupakan spesies
lokasi merupakan hasil dari reboisasi sehingga dengan kerapatan dan total basal area terbesar
jenis tersebut banyak ditemukan di lokasi tersebut. diantara keseluruhan jenis yang ditemukan. Jika
Jenis-jenis ngitak, terep dan jelateng merupakan dilihat dari nilai frekwensi relatifnya, jenis-jenis
jenis lokal yang tumbuh secara alami di sekitar aren, bajur, borok dan durian merupakan jenis
mata air tesebut. Di lokasi mata air Aik Bone juga dengan frekwensi relative paling besar di lokasi
ditemukan beringin dengan nilai penting yan tersebut.
cukup besar yaitu 14,94%. Beringin merupakan Berdasarkan komposisi spesies penyusun
jenis tumbuhan yang umum ditemukan di sekitar vegetasi terdapat perbedaan di ketiga lokasi
sumber mata air. penelitian. Mahoni dan kopi merupakan spesies
Kopi dan mahoni merupakan tanaman yang mendominasi daerah resapan air Air Aik
introduksi dengan nilai penting tinggi di kawasan bone, kawasan resapan mata air kolam Aik bukak
resapan air Aik Bone. Kawasan resapan air yang didominasi oleh dao dan mahoni, sedangkan
banyak didominansi oleh tanaman introduksi, vegetasi mata air Dare dendeng didomionasi oleh
membuktikan bahwa vegetasi kawasan resapan bajur dan aren. Kemampuan spesies dominan
mata air tersebut telah banyak mengalami tersebut dalam menempati sebagian besar lokasi
perubahan oleh aktivitas masyarakat sekitar. penelitian menunjukkan bahwa keduanya
Sumber mata air Dare Dendeng memiliki kemampuan beradaptasi dengan kondisi
mempunyai kawasan resapan air dengan jumlah lingkungan pada lokasi penelitian. Menurut
jenis dan kerapatan vegetasi paling tinggi diantara Odum (1971) spesies dominan mempunyai
ketiga lokasi penelitian. Dari hasil inventarisasi peranan penting dalam suatu ekosistem. Oleh
diketahui bahwa vegetasi berkayu penyusun karena itu spesies dominan tersebut berperan
daerah resapan air pada sumber mata air tersebut penting dalam mengendalikan siklus hidrologi dan
terdiri dari 30 spesies dengan kerapatan vegetasi pengaturan tata air pada daerah tangkapan air di
1259 ph/ha. Berdasarkan nilai penting diketahui ketiga sumber mata di desa Aik bukak.

Tabel 3. Komposisi spesies tumbuhan berkayu di kawasan resapan mata air Dare dendeng

No. Nama Lokal Nama ilmiah KR FR DR INP


1 Melinjo Gnetum gnemon 0.64 2 0.03 2.67
2 Apokat Persea americana 0.64 2 0.04 2.68
3 Aren Arenga pinnata 6.41 6 16.11 28.52
4 Bajur P. javanicum 21.15 6 26.40 53.56
5 Bambu tali Giganthocloa apus 0.64 2 21.44 24.08
6 Bebatoq Alstonia spectabilis 2.56 4 1.17 7.74
7 Bentenu Macaranga sp. 0.64 2 0.84 3.48
8 Borok Erythrina sp. 1.92 6 0.49 8.41
9 Kisampang Evodia latifolia 0.64 2 0.14 2.78
10 Dao Deacontomelon dao 2.56 2 0.56 5.12
11 Duren Durio zibethinus 6.41 6 7.74 20.15
12 Jelateng Laportea decumana 2.56 4 0.94 7.50
13 Joet Syzygium sp. 0.64 2 0.01 2.66
14 Kakao Theobroma cacao 0.64 2 0.40 3.05
15 Kayu afrika Maesopsis emini 0.64 2 0.16 2.80
16 Kecapi Sandroecum koejape 1.28 4 0.74 6.02
17 Kelapa Cocos nucifera 3.21 4 10.21 17.41
18 Kopi Coffea caenophora 7.05 2 0.59 9.64
19 Lemuru Duabanga sp. 0.64 2 0.01 2.65
20 Mahoni Switenia macrophylla 14.74 4 3.06 21.80
21 Mangga Mangifera indica 1.28 2 0.11 3.40
22 Manggis Garcinia mangostana 0.64 2 0.06 2.70
23 Nangka Arthocarpus integra 2.56 4 2.44 9.00
24 Rambutan Nephellium lappaceum 4.49 4 1.26 9.74
25 Sandat Cananga odorata 1.92 4 0.57 6.50
26 Saropan Macaranga tanarius 1.92 4 1.09 7.01
27 Sengon Paraserianthes falcataria 1.28 4 0.30 5.59
28 Tabisa Magnolia sp. 8.33 6 2.79 17.13
29 Terep Arthocarpus elaticus 0.64 2 0.21 2.85
30 Udu kebon Litsea sp. 1.28 2 0.08 3.36
TOTAL 100.00 100 100.00 300.00
diversitas vegetasi di ketiga lokasi penelitian
berbeda dengan kisaran 2,94-4,47. Menurut
Kriteria Barbour et al. (1987), indeks diversitas
vegetasi di ketiga lokasi penelitian termasuk
Diversitas vegetasi kategori sedang sampai tinggi. Indeks diversitas
Hasil perhitungan indeks diversitas vegetasi tertinggi yaitu vegetasi sekitar mata air
vegetasi di ketiga lokasi penelitian disajikan pada kolam Aik Bukak (H’ = 4.47), sedangkan
Gambar 4. Berdasarkan hasil perhitungan indeks diversitas terendah yaitu vegetasi pada kawasan
diversitas Shanon-wiener diketahui bahwa resapan air mata air Aik bone. (H’ = 2.94).

Gambar 4. Grafik nilai indeks diversitas vegetasi di ketiga sumber mata air
Indeks diversitas Shannon-Wiener (H’) Stratifikasi vegetasi.
merupakan salah satu indeks diversitas yang Stratifikasi merupakan struktur vertikal
umum digunakan untuk mengevaluasi diversitas suatu vegetasi yang menggambarkan pelapisan
vegetasi. Besarnya indeks diversitas ditentukan kanopi berdasarkan tinggi pohon (Indriyanto,
oleh kekayaan atau jumlah spesies dan distribusi 2012). Pelapisan kanopi vegetasi di ketiga lokasi
kelimpahan masing-masing spesies dalam tegakan pengamatan yang ditampilkan pada Gambar 5
(Odum 1971). Diversitas jenis merupakan menunjukkan bahwa vegetasi di ketiga lokasi
karakteristik vegetasi yang menggambarkan penelitian mempunyai jumlah strata yang sama
stabilitas ekosistem suatu kawasan. Berdasarkan yaitu semua lokasi menempati strata A-E.
indeks diversitas lokasi sumber mata air di desa Walaupun jumlah strata sama, komposisi jumlah
Aik Bukak merupakan area resapan air dengan spesies yang menempati strata di ketiga lokasi
stabilitas ekosistem yang baik. Artinya proses berbeda.
ekologi seperti siklus materi dan aliran energi dan
interaksi organisme berlangsung dengan baik.

Gambar 5. Jumlah spesies tumbuhan pada masing-masing strata vegetasi daerah resapan air di ketiga lokasi
penelitian.
Spesies tumbuhan pada vegetasi di pelestarian sumber daya air dan tanah.
sekitar mata air kolam Aik bukak Dalam penelitian ini bambu hanya
kebanyakan menempati strata C dan D. Pada ditemukan di sekitar mata air Dare dendeng,
vegetasi Aik bone sebagian besar spesies sedangkan beringin ditemukan di sekitar
menempati strata E dan D, sedangkan di mata air aik bukak dan aik bone. Jenis
mata air Dare dendeng sebagian besar tumbuhan yang spesifik ditemukan di ketiga
spesies berada pada strata C dan E. Jumlah sumber mata air di lokasi penelitian adalah
spesies tumbuhan paling sedikit menempati dao (D. dao), mahoni (S. macrophylla) dan
strata A dan B, kecuali di sekitar Aik Bone beringin (F. benjamina). Berdasarkan hasil
paling sedikit jumlah spesies pada strata C. penelitian Arrijani (2006), jenis-jenis Ficus
Vegetasi multistrata dengan kanopi sangat baik untuk konservasi air karena
tanaman yang bertingkat seperti yang memiliki nilai infiltrasi dan produksi
terlihat di ketiga lokasi penelitian serasah yang tinggi di bawah tajuknya.
menyebabkan hanya sebagian kecil air Tanaman dari suku Moraceae yang
hujan yang langsung menerpa permukaan ditemukan di lokasi penelitian antara lain
tanah karena tertahan oleh lapisan kanopi terep (A. elastic), Lemokek (F. septica),
pohon. Selain itu, pada sistem multistrata, gegeresan (Ficus sp.) dan beringin (F.
semakin kompleks strata maka dedaunan benjamina). Hasil penelitian Fiqa et al.
yang membentuk serasah semakin banyak (2005), tanaman dari suku Moraceae
sehingga dapat melindungi permukaan banyak ditemukan di lokasi mata air.
tanah. Tanaman ini memiliki tipe perakaran yang
Fungsi kawasan resapan air dalam dalam dan memiliki tipe kanopi yang rapat
mengatur tata air di sekitar sumber mata air satu sama lain sehingga dapat
sangat ditentukan oleh vegetasi yang mengkonservasi tanah dan air di sekitar
menutupi kawasan tersebut. Dari segi mata air.
tutupan vegetasi, aktivitas pengelolaan
kawasan dan keberadaan masyarakat di
sekitar kawasan mempengaruhi tutupan KESIMPULAN
vegetasi pada kawasan resapan air Dare
Vegetasi daerah resapan air pada
dendeng dan Aik Bone. Tutupan vegetasi
sumber mata air di desa Aik Bukak terdiri
pada mata air tersebut berupa kombinasi
dari 49 spesies tumbuhan berkayu dan 26
kopi, berbagai jenis herba, dan pepohonan
spesies herba. Jumlah speises paling banyak
terutama mahoni dan mitak. Menurut
adalah pada kawasan resapan air Dare
Gunardjo & Handoko (2013), perubahan
Dendeng dengan jenis dominan Bajur (P.
tutupan vegetasi di daerah tangkapan air
javanicum), sedangkan jumlah spesies
diduga merupakan salah satu faktor penting
paling sedikit ditemukan pada sumber mata
yang memberikan dampak terhadap
air kolam Aik Bukak dengan jenis dominan
perubahan debit mata air. Peningkatan
Dao (D. dao). Berdasarkan indeks diversitas
kerapatan vegetasi diiringi oleh peningkatan
lokasi sumber mata air di desa Aik Bukak
bahan organik tanah, peningkatan keduanya
merupakan area resapan air dengan stabilitas
menstimulir kondisi permeabilitas tanah.
ekosistem yang baik. Jenis tumbuhan yang
Menurut Solikin (2000), tumbuhan
spesifik ditemukan di ketiga sumber mata air
spesifik habitat mata air diantaranya adalah
di lokasi penelitian adalah dao (D. dao),
bambu dan jenis-jenis beringin, kedua
mahoni (S. macrophylla) dan beringin (F.
spesies tersebut merupakan jenis tanaman
benjamina).
yang bernilai ekonomi yang penting bagi
DAFTAR PUSTAKA
Arrijani, Setiadi D, Guharja E, Qoyim I.
2006. Analisis Vegetasi Hulu DAS
Cianjur Taman Nasional Gunung
Gede-Pangrango. Biodiversitas (7):
147-153.
Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara. 2011.
Data dan Informasi Pengelolaan
Sumber Daya Air. Kementrian
Pekerjaan Umum, Balai Wilayah
Sungai Nusa Tenggara: Mataram
Barbour, G., W.D. Pitts & H.Burk. 1987.
Terestrial Plant Ecology. The
Benyamin Cummning. New York.
Cox, GW. 2000. General Ecology. A
Laboratory Manual. Mc. Graw Hill
Book Co. New York.
Fachrul F. 2006. Metode Penelitian
Bioekologi. Bumi Aksara: Jakarta.
Fiqa, A.P., E. Arisoesilaningsih dan
Soejono. 2005. Konservasi Mata
Air DAS Brantas Memanfaatkan
Diversitas Flora Indonesia.
disampaikan padaSeminar Nasional
Basic Science II FMIPA
UNIBRAW Tanggal 26 Februari
2005.
Gunardjo T, Handoko C. 2013. Kajian
Teknik Perlindungan Mata air di
Pulau Lombok Studi Kasus di
KHDTK Rarung. Indonesian
Forest Rehabilitation Journal (1)
1: 1-15.
Indriyanto. 2012. Ekologi Hutan. Bumi
Aksara: Jakarta
Odum, E.P. 1987. Fundamentals of Ecology.
Third Ed. W.B. Saunders
Company.

Solikin. 2000. Peranan Konservasi Flora


dalam Pelestarian Sumber Daya Air di
Indonesia. Jurnal Natural 4(2):117-123

Vous aimerez peut-être aussi