Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
I. TUJUAN
1. Menentukan panas pelarutan suatu zat
2. Menggunakan hukum hess untuk menentukan panas reaksi secara tidak
langsung
3. Mengetahui sifat-sifat kalorimeter
4. Menentukan tetapan kalorimeter sebagai dasar perubahan-perubahan lain
II. TEORI
2.1 Pengertian Kalorimeter
Kalorimeter adalah alat ukur untuk pengukuran kuantitas perubahan
panas. Kalorimetri adalah ilmu dalam pengukuran panas secara kuantitatif yang
masuk atau keluar selama proses kimia. Sebagai contoh jika energi dari reaksi
kimia eksotermal diserap air, perubahan suhu dalam air akan mengukur jumlah
panas yang ditambahkan. Kalormeter berguna untuk menghitung energi yang
mengikat dalam suhu kalorimeter. Bahan yang masuk ke dalam kalorimeter
digambarkan sebagai volume air, sumber panas yang dicirikan sebagai massa air
dan wadah atau kalorimeter dengan massanya dan panas spesifik. Keseimbangan
panas diasumsikan setelah percobaan perubahan suhu digunakan untuk
menghitung energi tercapai (penuntun praktikum kimia fisika 1,2018).
Kalor adalah energi yang mengalir dari benda yang satu ke benda yang lain
karena prbedaan suhu. Kalor selalu berpindah dari benda yang panas e benda
yang dingin. Agar kedua benda yang saling bersentuhan tersebut berada dalam
keadaan termalyang seimbang, suhu kedua benda haruslah sama. Jika benda
pertama dan benda kedua berada dalam keadaan seimbang termal dengan benda
ketiga, maka kedua benda pertama berada dalam keadaan termal.
Proses adiabatik adalah proses dimana tidak ada kalor yang masuk atau keluar
dari sistem.
1
Penentuan Kalorimetri dan Aplikasi
Praktikum Kimia Fisika I
Tahun Akademik 2018/2019
Panas pelarutan, jenis panas reaksiyang lain adalah pnas yamg dilepas atau
diserap ketika 1 molsenyawa dilarutkan dalam pelarut yang berlebih yaitu sampai
suatu keadaan dimana pada penambahan pelarut selanjutnya tidak ada panans
yang diserap atau dilepaskan lagi.
Tidak semua zat memungkinkan pemindahan energi walupun ada temperatur
antara sistem dengan lingkungannya. Dinding yang memungkinkan pemindahan
energi sebagai kalor (seperti baja dan kaca) disebut diatermik, (dia berarti melalui).
Dinding yang tidak memungkinkan pemindahan energi sebagai kalor disebut
adiabatik. Labu dewar adalah contoh wadah adiabatik yang baik.
Proses pelepasan energi sebagai kalor disebut eksoterm. Semua reaksi
pembakaran adalah eksoterm. Proses yang menyerap energi sebagai kalor disebut
endoterm. Contohnya adalah penguapan air. Proses endoterm dalam sebuah
wadah adiabatik menghasilkan penurunan temperatur sistem, poses eksoterm
menghasilkan kenaikan teemperatur. Proses endoterm yang berlangsung dalam
wadah diatermik pada kondisi isoterm menghasilkan aliran energi ke dalam
sistem sebagai kalor. Proses eksoterm dala wadah diatermik menghasilkan
pembebasan energi sebagai kalor ke dalam lingkungannya.
Panas yang timbul atau diserap pada pelarutan suatu zat dalam suatu pelarut,
disebut panas pelarutan integral. Besarnya panas pelarutan tergantung jumlah mol
pelarut dan zat terlarut. (frederick,1999)
Entalpi merupakan besaran yang relatif mudah untuk diukur. Besaran tersebut
diukur dengan menggunakan kalorimeter. Kalorimeter ini secara sederhana dapat
dibuat dari bahan yang mempunyai kapasitas panas yang rendah seperti cairan
polistirena atau wadah sabun plastik, bahan-bahan tadi harus diisolasi dengan
baik misalnya saja dengan menggunakan styrofoam yang biasa digunakan dalam
pengepakan. Panas yang diserap kalorimeter dapat dihitung baik dengan
menggunakan kapasitas panas ataupun dengan menggunakan harga kalorimeter.
Kapasitas panas merupakan banyaknya panas yang diperluakn untuk menaikkan
suhu suatu zat sebanyak 1◦ C. Banyaknya panas yang dibutuhkan akan
2
Penentuan Kalorimetri dan Aplikasi
Praktikum Kimia Fisika I
Tahun Akademik 2018/2019
bergantung pada cara panas itu diserap atau dilepaskan. Panas dapat diserap
dalam keadaan volume tetap atau tekanan tetap.
Reaksi kimia yang menyangkut pemecahan atau pembentukan ikatan kimia
selalu berhubungnan dengan penyerapan atau pelepasan panas. Reaksi
eksotermik adlaah suatu reaksi yang melepaskan panas jika reaksi berlangsung
pada suhu tetap maka ΔH bernilai negatif karena kandungan panas dari sistem
akan menurun. Sebaliknya pada reaksi endotermik yaitu reaksi yang
membutuhkan panas maka ΔH akan bernilai positif. Panas reaksi adalah
banyaknya panas yang dilepas atau diserap ketika reaksi kimia berlangsung,
biasanya bila tidak dicantumkan keterangan lain berarti berlangsung pada tekanan
tetap.
2.2 Hukum yang mendasari tentang kalorimeter :
1. Hukum termodinamika 1
“energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, dengan kata lain bila
suatu energi hilang, energi tersebut akna timbul dalam bentuk energi yang
lain dalam bentuk energi yang sama”.(frederick,1999)
2. Hukum Hess
“Entalpi suatu reaksi tidak dipengaruhi oleh jalannya reaksi akan tetapi
hanya tergantung pada keadaan awal dan keadaan akhir”.
Jadi, untuk menentukan entalpi suatu reaksi kita bisa memperolehnya
dengan mengambil semua jalan yang tersedia. Apabila dua zat atau lebih
mempunyai suhu yang berbeda dan terisolasi dalam suatu sistem, maka
kalor yang mengalir dari zatyang berbeda dan terisolasi dalam suatu
sistem, maka kalor akan mengalir dari zat yang suhunya lebih tinggi ke zat
yang suhunya lebih rendah. Dalam hal ini kekekalan akan berperan
penting. Sejumlah kalor yang hilang dari zat yang bersuhu tinggi sama
dengan kalor yang didapat oleh zat yang suhunya lebih rendah. Hal ini
dapat dinyatakan sebagai hukum kekekalan energi kalor,yang berbunyi:
3
Penentuan Kalorimetri dan Aplikasi
Praktikum Kimia Fisika I
Tahun Akademik 2018/2019
4
Penentuan Kalorimetri dan Aplikasi
Praktikum Kimia Fisika I
Tahun Akademik 2018/2019
3.1.2 Bahan
No. Bahan Fungsinya
5
Penentuan Kalorimetri dan Aplikasi
Praktikum Kimia Fisika I
Tahun Akademik 2018/2019
C. Panas Reaksi
1. Sebanyak 25 mL alcohol dimasukka ke dalam calorimeter sambil diaduk
2. Dicatat suhu awal alcohol
3. Ditmbahkan 75 mL bayklin dan diaduk
4. Dicatat suhu setiap 30 detik sampai menit ke-6
6
Penentuan Kalorimetri dan Aplikasi
Praktikum Kimia Fisika I
Tahun Akademik 2018/2019
A. Tetapan Kalorimeter
Akuades
Larutan NaOH
C. Panas Reaksi
Alkohol
- dimasukkan 25 mL ke dalam calorimeter
- dicatat suhu awal
- ditambahkan 75 mL bayklin ke dalam calorimeter dan diaduk
- dicatat suhu campuran dari detik ke-30 sampai menit ke-6
Larutan
7
Penentuan Kalorimetri dan Aplikasi
Praktikum Kimia Fisika I
Tahun Akademik 2018/2019
Akuades
- dimasukkan 100 mL ke dalam calorimeter sambil diaduk
- suhu dicatat pada detik ke-30
- ditambahkan 6 gram NaCl dan dilarutkan hingga homogen
- dicatat suhu dari detik ke-30 sampai menit ke-6
Larutan NaCl
8
Penentuan Kalorimetri dan Aplikasi
Praktikum Kimia Fisika I
Tahun Akademik 2018/2019
9
Penentuan Kalorimetri dan Aplikasi
Praktikum Kimia Fisika I
Tahun Akademik 2018/2019
10
Penentuan Kalorimetri dan Aplikasi
Praktikum Kimia Fisika I
Tahun Akademik 2018/2019
4.2 Perhitungan
4.2.1 Tetapan Kalorimeter
Tabel 1. Waktu Terhadap Suhu
Waktu (s) Tad (ºC) Tcampuran (ºC)
30 24 30
60 24 28
90 24 27,5
120 24 27
150 24 27
180 24 27
210 24 27
240 24 27
T campuran rata-rata 27,56
Q lepas = Q terima
Map x Cap(Tap–Tcamp) = Mad x Cad(Tcamp–Tad) + C kalorimeter(Tcamp–Tad)
50 g x (1 kal/g ºC)(40-27,5) ºC = 50 g x (1 kal/g ºC)(27,56-24) ºC + Ckalorimeter
(27,56-24) ºC
622 kal = 178 kal + (3,56 ºC) Ckalorimeter
444 𝑘𝑎𝑙
Ckalorimeter = 3,56 ºC
11
Penentuan Kalorimetri dan Aplikasi
Praktikum Kimia Fisika I
Tahun Akademik 2018/2019
X rata-rata = 135
Y rata-rata = 27,56
(𝑛. Σxy) − (Σx. Σy)
𝐵=
(𝑛. Σx 2 ) − (Σx)2
(8 𝑥 29 355) − (1080 𝑥 220,5)
=
(8 𝑥 183600) − (1080)2
234840 − 238140
=
1468800 − 1166400
−3300
=
302400
= −0,0109
𝐴 = 𝑦 − 𝐵𝑥
= 27,56— 0,0109135
= 29,03
𝑦 = 𝐴 + 𝐵𝑥
= 29,03 — 0,0109𝑥
210 25 29
240 25 29
270 25 28,5
300 25 28
330 25 28
360 25 28
T campuran rata-rata (ºC) 29,08
QNaOH
Q lepas = Q terima
Q NaOH = Q air + Q kalorimeter
Q NaOH = mair x Cair x ΔT + Ckalorimeter x ΔT
Q NaOH = mair x Cair (Tc – Tad) + Ckalorimeter (Tc – Tad)
= 100g x (1 kal/g ºC) (29,08-25) ºC + 124,71 kal/ ºC (29,08-25) ºC
= 408 kal + 508,81 kal
= 916,81 kal
Panas pelarutan :
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑁𝑎𝑂𝐻 4𝑔
𝑛 𝑁𝑎𝑂𝐻 = = 𝑔 = 0,1 𝑚𝑜𝑙
𝑀𝑟 𝑁𝑎𝑂𝐻 40 ⁄𝑚𝑜𝑙
− 𝑄 𝑁𝑎𝑂𝐻 916,81 𝑘𝑎𝑙
𝑃𝑎𝑛𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 = = − = −9168,1 𝑘𝑎𝑙⁄𝑚𝑜𝑙
𝑛 𝑁𝑎𝑂𝐻 0,1 𝑚𝑜𝑙
− 9168,1 𝑘𝑎𝑙 4,2 𝑥 10−3 𝑘𝐽 𝑘𝐽
𝑃𝑎𝑛𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 = 𝑥 = −38,5 ⁄𝑚𝑜𝑙
𝑚𝑜𝑙 𝑘𝑎𝑙
Tabel 4. Regresi
X y Xy x2
30 30 900 900
60 31 1860 3600
90 29 2610 8100
120 30 3600 14400
13
Penentuan Kalorimetri dan Aplikasi
Praktikum Kimia Fisika I
Tahun Akademik 2018/2019
𝐴 = 𝑦 − 𝐵𝑥
= 29,08— (−7,5𝑥10−3 )195
= 30,54
𝑦 = 𝐴 + 𝐵𝑥
= 30,54 + (−0,0075)𝑥
60 28,5
90 27
120 27
150 27,5
180 29
210 29
240 29
270 28,5
300 28
330 28
360 28
T campuran rata-rata (ºC) = 28,0416
75 𝑚𝑙
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑁𝑎𝑂𝐶𝑙 = 𝑥 5,25 𝑔 = 3,94 𝑔
100 𝑚𝑙
3,94 𝑔
𝑚𝑜𝑙 𝑁𝑎𝑂𝐶𝑙 = 𝑔 = 0,05 𝑚𝑜𝑙
74,5 ⁄𝑚𝑜𝑙
𝑔
0,8 ⁄𝑚𝑙
𝑚𝑜𝑙 𝑎𝑙𝑘𝑜ℎ𝑜𝑙 = 25 𝑚𝑙 𝑥 𝑔 = 0,43 𝑚𝑜𝑙
46 ⁄𝑚𝑜𝑙
15
Penentuan Kalorimetri dan Aplikasi
Praktikum Kimia Fisika I
Tahun Akademik 2018/2019
90 27 2430 8100
120 27 3240 14400
150 27,5 4125 22500
180 29 5220 32400
210 29 6090 44100
240 29 6960 57600
270 28,5 7695 72900
300 28 8400 90000
330 28 9240 108900
360 28 10080 129600
Σ = 2340 Σ = 336,5 Σ = 66000 Σ = 585000
X rata-rata = 195
Y rata-rata = 28,0416
(𝑛. Σxy) − (Σx. Σy)
𝐵=
(𝑛. Σx 2 ) − (Σx)2
(12 𝑥 66000) − (2340 𝑥 336,5)
=
(12 𝑥 585000) − (2340)2
792000 − 787410
=
7020000 − 5475600
4590
=
1544400
= 2,9 𝑥 10−3
𝐴 = 𝑦 − 𝐵𝑥
= 28,0416 − 0,0029 𝑥 195
= 27,4761
𝑦 = 𝐴 + 𝐵𝑥
= 27,4761 + 0,0029𝑥
16
Penentuan Kalorimetri dan Aplikasi
Praktikum Kimia Fisika I
Tahun Akademik 2018/2019
Tabel 8. Regresi
X y Xy x2
30 24 720 900
60 24 1440 3600
90 24 2160 8100
120 24 2880 14400
150 24 3600 22500
180 24 4320 32400
210 24 5040 44100
240 24 5760 57600
270 24 6480 72900
300 24 7200 90000
330 24 7920 108900
360 24 8640 129600
Σ = 2340 Σ = 288 Σ = 56160 Σ = 585000
X rata-rata =195
Y rata-rata = 24
(𝑛. Σxy) − (Σx. Σy)
𝐵=
(𝑛. Σx 2 ) − (Σx)2
(12 𝑥 56160) − (2340 𝑥 288)
=
(12 𝑥 585000) − (2340)2
673920 − 673920
=
7020000 − 5475600
0
=
1544400
= 0
𝐴 = 𝑦 − 𝐵𝑥
= 24 − 0 𝑥 195
18
Penentuan Kalorimetri dan Aplikasi
Praktikum Kimia Fisika I
Tahun Akademik 2018/2019
= 24
𝑦 = 𝐴 + 𝐵𝑥
= 24 + 0𝑥
19
Penentuan Kalorimetri dan Aplikasi
Praktikum Kimia Fisika I
Tahun Akademik 2018/2019
4.3 Grafik
31 y = -0.0076x + 30.561
30.5 R² = 0.7844
30
29.5
29 suhu c
28.5 Linear (suhu c)
28
27.5
0 100 200 300 400
Waktu (s)
20
Penentuan Kalorimetri dan Aplikasi
Praktikum Kimia Fisika I
Tahun Akademik 2018/2019
25
20
15 suhu campuran
y = 24
10 R² = #N/A
Linear (suhu campuran
5 )
0
0 100 200 300 400
Waktu (s)
21
Penentuan Kalorimetri dan Aplikasi
Praktikum Kimia Fisika I
Tahun Akademik 2018/2019
3 Dimasukkan aseton Terjadi peningkatan suhu Bayklin yang bersuhu lebih tinggi akan
sebanyak 25 ml ketika ditambah melepasakan panas atau kalor yang
kedalam kalorimeter kan bayklin ke dalam akan menyebabkan terjadi peningkatan
dan ditambahkan aseton suhu
bayklin sebanyak 75
ml lalu diaduk dan
diukur suhu
4 Ditambahkan garam
sebanyak 5 gram ke Garam yang diguna Ketika ditambahkan garam pada
dalam kalorimeter kan Nacl yang berfasa aquades suhu campuran cenderung
yang berisi aquades padat tetap hal ini disebabkan PH dari garam
dan aquadest sama 7 atau netral
sehingga tidak terjadi pelepasan atau
penangkapan kalor
22
Penentuan Kalorimetri dan Aplikasi
Praktikum Kimia Fisika I
Tahun Akademik 2018/2019
5.2 Pembahasan
Percobaan ketiga yaitu panas reaksi dengan mereaksikan alcohol dengan bayklin.
Ketika 25 mL alcohol dimasukkan ke dalam calorimeter, suhu awalnya yaitu 30⁰C.
Setelah penambahan 75 mL bayklin (NaOCl) suhu campuran awal yaitu 27⁰C,
sedangkan suhu campuran pada menit ke-6 yaitu 28⁰C. Suhu campuran lebih rendah
daripada suhu alcohol mula-mula, karena terjadi reaksi endoterm antara system dan
lingkungan.
23
Penentuan Kalorimetri dan Aplikasi
Praktikum Kimia Fisika I
Tahun Akademik 2018/2019
suhu konstan sampai akhir. Hal ini karena garam dan akuades sama-sama menetralkan,
sehingga tidak terjadi kenaikan dan penurunan suhu yang konstan.
24
Penentuan Kalorimetri dan Aplikasi
Praktikum Kimia Fisika I
Tahun Akademik 2018/2019
VI. Penutup
6.1 Kesimpulan
Dari hasil percobaan yang dilakukan, didapat kan kesimpulan bahwa dalam
menentukan panas pelarutan menggunakan prinsip kerja azas black. Hasil yang di dapat
pada campuran Naoh dengan air, pada awalnya suhu awal NaOH sebesar 250C dan
ketika ditambahkan air suhunya meningkat menjadi 300C seperti itu juga pada campuran
air dingin dan air panas tetapi pada campuran air dan garam tidak terjadi peningkatan
suhu atau suhu campuran tetap. Hal yang menyebabkan air dan garam memiliki sushu
campuran yang tetap karen PH keduanya sama- sama 7 sehingga tidak terjadi pelepasan
atau penerimaan kalor berbeda dengan campuran Naoh sengan air dan air panas dengan
air dingin. Pada kedua campuran tersebut akan terjadi dua reaksi jika dua zat seperti
NaOH dengan air akan mengalami reaksi endoterem. Reaksi endoterem yaitu reaksi
penangkapan kalor dari lingkungan ke sistem. Pada air dingin dengan air panas akan
mengalami reaksi eksoterem atau pelepasan energi dari sistem ke lingkungan. Campuran
air dingin dan air panas bisa dijadikan sebagai tetapan kalorimeter untuk percobaan
percobaan lainnya.
6.2 Saran
Beberapa saran untuk percobaan selanjutnya ialah :
25
Penentuan Kalorimetri dan Aplikasi
Praktikum Kimia Fisika I
Tahun Akademik 2018/2019
DAFTAR PUSTAKA
26
Penentuan Kalorimetri dan Aplikasi
Praktikum Kimia Fisika I
Tahun Akademik 2018/2019
Lampiran 1
Tugas sebelum praktikum
1. Jelaskan kenapa energi yang diterima air dingin tidak sama dengan energi yang
diterima air panas ?
Jawab : karena sebagian energi air panas berpindah keudara dalam bentuk uap
air atau gas. Ini terjadi jika saat mencampurkan air panas dan air dingin dalam
sistem terbuka.
27
Penentuan Kalorimetri dan Aplikasi