Vous êtes sur la page 1sur 15

ANALISIS POTENSI EKONOMI KABUPATEN SUKABUMI JAWA BARAT

Wawan Hari Subagyo 1) dan Rizki Fauzi 2)


1)
Dosen Program Studi Manajemen, STIE Dewantara
Jl. Raya Pemda Bojong Depok Baru III, Karadenan, Cibinong, Bogor, Jawa Barat 16913, Indonesia
Email: whsubagyo@gmail.com
2)
Alumni Program Studi Manajemen, STIE Dewantara
Jl. Raya Pemda Bojong Depok Baru III, Karadenan, Cibinong, Bogor, Jawa Barat 16913, Indonesia

ABSTRACT
In an effort to build an underdeveloped area, Sukabumi District is open to improve its economic
structure to be more solid and can grow more rapidly in the future. This study aims to analyze
the potential and economic competitiveness of various sectors in Sukabumi District. This type of
research uses quantitative descriptive approach. This research uses quantitative descriptive
analysis (quantitative translation). The technique data used in this research is by using secondary
source. Secondary sources developed in this study are data from the Central Bureau of Statistics
(BPS) Sukabumi District and several other sources coming from the internet. In this research,
analytical methods used are Quotient Location Analysis (LQ), Shift Share Analysis, and Growth
Ratio Model (MRP) and analysis. The result of sector-based research in Sukabumi Regency is the
highest is agriculture, forestry and fishery sector. The fastest growing sectors are Agriculture,
Forestry and Fisheries. The most advanced sector in Sukabumi District. Economic sectors that
have high competitiveness ie the sector of Large and Retail Trade: Car Repair and Motorcycles.
The most prominent and dominant sectors in Sukabumi District are Construction and Information
and Communication sectors. And in the end Sectors that have high potential and can be a priority
in the process of economic development in Sukabumi Regency are Construction sector, Large and
Retail Trade sector: Car and Motorcycle Repair, and Education Services sector.

Keywords: Sukabumi District, quantitative descriptive, Location Quotient (LQ), Shift Share
Analysis, Growth Ratio (MRP), Overlay analysis.

ABSTRAK
Dalam usaha untuk membangun daerah yang terbelakang, Kabupaten Sukabumi berupaya untuk
merombak struktur ekonominya sehingga menjadi lebih kukuh dan dapat berkembang lebih pesat
di masa yang akan datang. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis potensi dan daya saing
ekonomi dengan mengidentifikasi berbagai macam sektor yang ada di Kabupaten Sukabumi.
Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif. Penelitian ini menggunakan
analisis deskriptif kuantitatif (penjabaran secara kuantitatif). Teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan sumber sekunder. Sumber sekunder
yang diperoleh dalam penelitian ini adalah berupa data dari Badan Pusat Statistik (BPS)
Kabupaten Sukabumi dan beberapa sumber lainnya yang berasal dari internet. Dalam penelitian
ini, metode atau teknik analisis yang digunakan adalah dengan menggunakan analisis Location
Quotient (LQ), Shift Share Analysis, dan Model Rasio Pertumbuhan (MRP) serta analisis Overlay.
Hasil penelitian menunjukkan yang menjadi sektor basis di Kabupaten Sukabumi dari yang paling
tinggi adalah sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan. Sektor yang memiliki pertumbuhan
paling cepat yaitu sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan. Sektor yang paling maju di
Kabupaten Sukabumi sektor Konstruksi. Sektor ekonomi yang memiliki daya saing tinggi yaitu
sektor Perdagangan Besar dan Eceran: Reparasi Mobil dan Sepeda Motor. Sektor yang paling
menonjol dan menjadi dominan pertumbuhan di Kabupaten Sukabumi adalah sektor Konstruksi
dan sektor Informasi dan Komunikasi. Dan pada akhirnya Sektor yang memiliki potensi tinggi
dan dapat menjadi prioritas dalam proses pembangunan ekonomi di Kabupaten Sukabumi

78
tersebut adalah sektor Konstruksi, sektor Perdagangan Besar dan Eceran: Reparasi Mobil dan
Sepeda Motor, dan sektor Jasa Pendidikan.
Kata Kunci : Kabupaten Sukabumi, deskriptif kuantitatif, analisis Location Quotient (LQ), Shift
Share Analysis, Model Rasio Pertumbuhan (MRP), analisis Overlay

PENDAHULUAN pengangguran terbuka Kabupaten Sukabumi


Dalam usaha untuk membangun daerah yang cukup fluktuatif. Angka pengangguran
yang terbelakang mempunyai beberapa Kabupaten Sukabumi masing-masing pada
tujuan, yaitu: untuk menaikkan tingkat tahun 2011, 2012, 2013, dan 2014 mencapai
pendapatan dan kesempatan kerja di daerah angka 9,47, 9,74, 10,38 dan 8,09 persen.
tersebut, untuk merombak struktur Angka pengangguran (pada tahun 2014)
ekonominya sehingga akan menjadi lebih tersebut jumlahnya hampir serupa dengan
kukuh dan dapat berkembang lebih pesat di angka pengangguran provinsi Jawa Barat
masa yang akan datang, dan untuk pada tahun yang sama (2014), walau lebih
mengurangi arus perpindahan penduduk dari tinggi provinsi sedikit. Data Badan Pusat
daerah lainnya yang lebih kaya (Senuk dan Statistik (BPS) Provinsi Jawa Barat
Sun’an, 2015). menyebutkan angka Tingkat Pengangguran
Kabupaten Sukabumi yang memiliki terbuka (TPT) Provinsi Jawa Barat pada
jumlah penduduk sebanyak 2.422.113 jiwa tahun 2014 sebesar 8,45 persen.
pada tahun 2014 (BPS Kabupaten Jika dilihat dari kesejahteraannya yang
Sukabumi, 2015) masih menjadi kabupaten tercermin dalam angka Indeks
di Jawa Barat yang harus diperhatikan dalam Pembangunan Manusia (IPM), secara
pembangunannya. Kabupaten Sukabumi keseluruhan Kabupaten Sukabumi berada di
terlepas dari statusnya sebagai daerah bawah angka IPM Jawa Barat walaupun
tertinggal se-Jawa Barat pada tahun 2014 setiap tahun meningkat dengan angka yang
menuntut pemerintah daerahnya untuk kecil. Begitu pula dengan semua angka per
meningkatkan potensi ekonomi dan daya komponen pembentuk IPM berada di bawah
saing daerahnya tersebut sehingga dapat angka IPM Jawa Barat. Secara rinci
menyejahterakan masyarakatnya. disajikan dalam tabel 1.1 di bawah berikut:
Sebagai kabupaten yang baru saja
Tabel 1.1. Angka Indeks Pembangunan
terlepas dari statusnya tersebut, Kabupaten
Manusia (IPM) Kabupaten Sukabumi
Sukabumi masih menyisakan banyak
Tahun 2012-2013
masalah yang perlu penanganan lebih serius,
masalah tersebut diantaranya adalah Komponen 2012 2013
kemiskinan. Menurut data (poin) Kab. Jabar Kab. Jabar
PUSDALISBANG Jawa Barat tahun 2014, IPM 71,5 73,11 71,96 73,4
angka kemiskinan Kabupaten Sukabumi Indeks
mencapai angka 8,88 persen dari total 80,43 82,75 80,44 82,31
Pendidikan
jumlah penduduk pada tahun tersebut (tahun Indeks
71,17 72,67 71,5 72,99
2014). Kesehatan
Selain kemiskinan, Kabupaten Indeks
62,89 64,17 63,53 64,89
Sukabumi menghadapi permasalahan serius Daya Beli
lain, yakni masalah pengangguran. Data Sumber: PUSDALISBANG Jawa Barat,
yang didapat dari PUSDALISBANG Jawa 2016
Barat berdasarkan data yang bersumber dari
Sementara itu, indikator makro
Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten
ekonomi Kabupaten Sukabumi
Sukabumi menunjukkan angka

79
menunjukkan kenaikan angka. Hal ini TINJAUAN PUSTAKA
menunjukkan terdapat kesempatan bagi
Potensi Ekonomi Daerah
Kabupaten Sukabumi untuk terus
Yang dimaksud dengan potensi
meningkatkan pembangunan ekonominya
ekonomi daerah adalah kemampuan
yang salah satunya bisa dilakukan dengan
melihat sektor yang paling memiliki peran ekonomi yang ada di daerah yang mungkin
dalam peningkatan angka Produk Domestik dan layak dikembangkan sehingga akan
terus berkembang menjadi sumber
Regional Bruto (PDRB)-nya. Maka dengan
penghidupan rakyat setempat bahkan dapat
hal itu, selanjutnya dapat dilihat potensi dan
daya saing sektoral dari Kabupaten mendorong perekonomian daerah secara
Sukabumi. keseluruhan untuk berkembang dengan
sendirinya dan berkesinambungan (M.
Dengan melihat berbagai permasalahan
diatas dan berbagai peluang yang bisa Suparmoko, 2002).
Menurut Arief dan Hafizrianda (2012),
diambil oleh pemerintah Kabupaten
untuk mengidentifikasi potensi dan daya
Sukabumi ke depannya dalam menghadapi
persaingan global pada khususnya, maka di wilayah ini beberapa diantaranya dapat
sini peneliti akan melakukan penelitian digunakan dengan LQ (Location Quotient),
dan analisis shift share. Begitu pula dengan
dengan judul Analisis Potensi Ekonomi
Kabupaten Sukabumi Jawa Barat. apa yang dikatakan oleh Tarigan (2015), LQ
dan shift share masuk dalam daftar beberapa
Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis potensi dan daya saing alat analisis yang dapat digunakan untuk
menentukan potensi relatif perekonomian
ekonomi dengan mengidentifikasi berbagai
suatu wilayah.
macam sektor yang ada di Kabupaten
Sukabumi dengan cara:
Teori Basis Ekonomi
1. Mengetahui sektor basis ekonomi apa
saja yang dapat meningkatkan Teori basis ekonomi ini menyatakan
bahwa faktor penentu utama pertumbuhan
pertumbuhan ekonomi Kabupaten
Sukabumi. ekonomi suatu daerah berhubungan
2. Mengetahui sektor ekonomi apa saja langsung dengan permintaan akan barang
yang memiliki pertumbuhan yang cepat dan jasa dari luar daerah. Pertumbuhan
di Kabupaten Sukabumi. industri-industri yang menggunakan sumber
daya lokal, termasuk tenaga kerja dan bahan
3. Mengetahui sektor apa saja yang menjadi
baku untuk kemudian diekspor, sehingga
sektor yang maju dalam proses
pembangunan ekonominya di Kabupaten akan menghasilkan kekayaan daerah dan
Sukabumi. penciptaan peluang kerja (job creation)
baru.
4. Mengetahui sektor apa saja yang menjadi
Strategi pembangunan daerah yang
sektor yang memiliki daya saing tinggi
dalam proses pembangunan ekonominya didasarkan pada teori ini biasanya
di Kabupaten Sukabumi. memberikan penekanan terhadap arti
penting bantuan (aid) kepada dunia usaha
5. Mengetahui sektor apa saja yang menjadi
yang mempunyai pasar secara nasional
sektor yang menonjol atau menjadi
maupun internasional. Implementasi
dominan pertumbuhan di Kabupaten
Sukabumi. kebijakannya mencakup pengurangan
6. Mengetahui sektor apa saja yang hambatan atau batasan terhadap perusahaan-
perusahaan yang berorientasi ekspor yang
memiliki potensi tinggi dan dapat
menjadi prioritas dalam proses ada dan akan didirikan di daerah tersebut.
pembangunan ekonomi di Kabupaten
Sukabumi.

80
Kegiatan ekonomi dikelompokkan atas Menurut Arsyad (2015), LQ merupakan
kegiatan basis dan kegiatan non basis suatu pendekatan tidak langsung yang
(Tarigan, 2015): digunakan untuk mengukur kinerja basis
1. Pada dasarnya kegiatan ekspor adalah ekonomi suatu daerah, artinya bahwa
semua kegiatan baik penghasil produk analisis ini digunakan untuk melakukan
maupun penyedia jasa yang pengujian sektor-sektor ekonomi yang
mendatangkan uang dari luar wilayah termasuk dalam kategori sektor unggulan.
disebut kegiatan basis (sektor basis). LQ digunakan untuk mengukur konsentrasi
2. Sektor non basis adalah untuk memenuhi dari suatu kegiatan (industri) dalam suatu
kebutuhan konsumsi lokal. Atau dapat daerah dengan cara membandingkan
dikatakan sebagai semua kegiatan lain peranannya dalam perekonomian daerah
yang bukan kegiatan basis termasuk ke tersebut dengan peranan kegiatan atau
dalam kegiatan/sektor service atau (industri) sejenis dalam perekonomian
pelayanan. Karena sifatnya yang regional atau nasional.
memenuhi kebutuhan lokal, permintaan Analisis LQ ini berangkat dari teori
sektor ini sangat dipengaruhi oleh tingkat ekonomi basis atau basis ekspor yang
pendapatan masyarakat setempat. Oleh disampaikan oleh penganjur pertama teori
sebab itu, kenaikannya sejalan dengan ini yaitu Tiebout, kemudian teori basis
kenaikan pendapatan masyarakat ekspor dikemukakan oleh Richardson.
setempat. Menurut Tarigan (2015), teori ini membagi
kegiatan produksi/jenis pekerjaan yang
Teori Pertumbuhan Ekonomi Wilayah terdapat di dalam satu wilayah atas:
pekerjaan basis (dasar) dan pekerjaan
Suatu pertumbuhan (secara makro)
service (pelayanan), untuk menghindari
dikatakan mengalami pertumbuhan jika
kesalahpahaman disebut saja sektor non
jumlah produk barang dan jasanya
basis. Kegiatan basis adalah kegiatan yang
meningkat atau dengan kata lain terjadi
bersifat exogenous artinya tidak terikat pada
perkembangan GNP potensial dalam suatu
kondisi internal perekonomian wilayah dan
negara. Pertumbuhan ekonomi harus
sekaligus berfungsi mendorong tumbuhnya
mencerminkan pertumbuhan output per
jenis pekerjaan lainnya. Itulah sebabnya
kapita berarti terjadi pertumbuhan upah rill
dikatakan basis, sedangkan pekerjaan
dan meningkatnya standar hidup. Dengan
service (non basis) adalah kegiatan untuk
demikian dapat dikemukakan definisi
memenuhi kebutuhan masyarakat di daerah
pertumbuhan ekonomi adalah suatu kondisi
itu sendiri. Oleh karena itu, pertumbuhannya
terjadinya perkembangan GNP potensial
tergantung kepada kondisi umum
yang mencerminkan adanya pertumbuhan
perekonomian wilayah tersebut. Artinya,
output per capita dan meningkatnya standar
sektor ini bersifat endogenous (tidak bebas
hidup masyarakat (Murni, 2014).
tumbuh). Pertumbuhannya tergantung
Sedangkan pertumbuhan ekonomi
kepada kondisi perekonomian wilayah
menurut Rahardjo (2015) adalah tindakan
secara keseluruhan. Perbedaan pandangan
untuk meningkatkan kapasitas produksi
antara Richardson dan Tiebout dalam teori
yang menghasilkan tambahan output yang
basis adalah Tiebout melihatnya dari sisi
pada umumnya diukur menggunakan
produksi sedangkan Richardson melihatnya
Produk Domestik Bruto (PDB) untuk tingkat
dari sisi pengeluaran.
nasional dan Produk Domestik Regional
Bruto (PDRB) untuk tingkat daerah.
Analisis Shift Share (Shift Share Analysis)
Analisis Location Quotient (LQ) Selain menggunakan metode LQ dalam
menganalisis potensi ekonomi wilayah ini,

81
analisis shift share pula menjadi salah satu Quotient (LQ). Tujuan dari analisis overlay
alat analisis yang dapat digunakan untuk ini adalah untuk melihat deskripsi kegiatan
melihat potensi daerah pula. Serta penting ekonomi yang potensial berdasarkan
digunakan untuk mengetahui perubahan kriteria-kontribusi (analisis Location
struktur ekonomi wilayah. Analisis ini akan Quotient) dan kriteria pertumbuhan (analisis
menghasilkan makna sektor-sektor apa saja Shift Share).
yang mengalami pertumbuhan paling cepat,
melihat sektor yang maju, dan sektor yang Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
memiliki daya saing yang tinggi dalam Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten
wilayahnya sendiri. Sukabumi (2015) menjelaskan mengenai
Menurut New York Economic definisi Produk Domestik Regional Bruto
Development, analisis shift share merupakan (PDRB). Menurut BPS Kabupaten
metode lanjutan dari analisis LQ dimana LQ Sukabumi (2015), Produk Domestik
hanya melihat potensi ekonomi basis namun Regional Bruto (PDRB) merupakan nilai
tidak menjelaskan kinerja secara time series. tambah bruto seluruh barang dan jasa yang
Sedangkan analisis shift share menjelaskan tercipta atau dihasilkan di wilayah domestik
perubahan perekonomian dengan membagi suatu wilayah yang timbul akibat berbagai
menjadi national share, industry share dan aktivitas ekonomi dalam suatu periode
regional share. Analisis shift share tertentu tanpa memperhatikan apakah faktor
digunakan untuk mengetahui kinerja produksi yang dimiliki residen atau non-
perekonomian daerah, pergeseran struktur residen.
dan posisi relatif sektor-sektor ekonomi dan Produk Domestik Regional Bruto
untuk mengidentifikasi sektor unggul daerah (PDRB) merupakan hasil penjumlahan dari
dalam kaitannya dengan perekonomian seluruh nilai tambah (value added) produksi
acuan dalam dua atau lebih titik waktu. barang dan jasa dari seluruh kegiatan
perekonomian di suatu wilayah pada suatu
Model Rasio Pertumbuhan (MRP) periode waktu tertentu tanpa memperhatikan
Model Rasio Pertumbuhan (MRP) apakah faktor produksinya berasal dari atau
adalah membandingkan pertumbuhan suatu dimiliki oleh penduduk daerah tersebut.
kegiatan baik dalam skala yang lebih luas Penyusunan PDRB dapat dilakukan
maupun dalam skala yang lebih kecil. melalui 3 (tiga) pendekatan yaitu pendekatan
Terdapat dua rasio pertumbuhan dalam produksi, pengeluaran, dan pendapatan yang
analisis ini, Yusuf (1999): disajikan atas dasar harga berlaku dan harga
1. Rasio pertumbuhan wilayah studi (RPs). konstan.
2. Rasio pertumbuhan wilayah referensi PDRB atas dasar harga berlaku atau
(RPr). dikenal dengan PDRB nominal disusun
MRP ini merupakan turunan dari berdasarkan harga yang berlaku pada
analisis shift share, analisis ini digunakan periode penghitungan, dan bertujuan untuk
untuk melakukan overlay hasil shift share melihat struktur perekonomian. Sedangkan
yang dimodifikasi dengan hasil LQ. PDRB atas dasar harga konstan disusun
berdasarkan harga pada tahun dasar dan
Analisis Overlay bertujuan untuk mengukur pertumbuhan
Arsyad (2015) menjelaskan mengenai ekonomi.
metode ini. Menurutnya, metode ini
digunakan untuk menentukan sektor Pendapatan Per Kapita
unggulan dengan menggabungkan hasil dari Pendapatan per kapita merupakan
metode analisis shift-share dan Location pendapatan yang diterima oleh masing-

82
masing penduduk. Pendapatan per kapita 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi
tersebut diperoleh dengan membagi Mobil dan Sepeda Motor.
pendapatan regional/produk regional netto 8. Transportasi dan Pergudangan.
dengan jumlah penduduk pertengahan tahun 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan
(BPS Kabupaten Sukabumi, 2015). Minum.
Menurut Todaro (2011), pendapatan 10. Informasi dan Komunikasi.
per kapita adalah total pendapatan nasional 11. Jasa Keuangan dan Asuransi.
kotor suatu negara dibagi dengan jumlah 12. Real Estate.
penduduk. Sementara Arsyad (2015) 13. Jasa Perusahaan.
menjelaskan bahwa, pendapatan per kapita 14. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan
merupakan indikator yang paling sering dan Jaminan Sosial Wajib.
digunakan sebagai tolok ukur tingkat 15. Jasa Pendidikan.
kesejahteraan ekonomi penduduk suatu 16. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial.
negara. Pendapatan per kapita sendiri 17. Jasa Lainnya.
merupakan indikator atas kinerja
perekonomian secara keseluruhan. METODOLOGI PENELITIAN
Pendapatan per kapita adalah indikator
Jenis penelitian ini menggunakan
moneter atas setiap kegiatan ekonomi
pendekatan deskriptif kuantitatif. Penelitian
penduduk suatu negara.
ini bertujuan untuk menerangkan potensi
ekonomi daerah Kabupaten Sukabumi yang
Sektor-Sektor Ekonomi PDRB
diawali dengan menganalisis sektor basis
Jumlah sektor menurut lapangan usaha dan non basis, kemudian melihat perubahan
yang ada saat ini terdapat sebanyak 17 sektor struktur ekonomi (sektor cepat tumbuh dan
(PDRB tahun dasar 2010), lebih banyak dan maju serta sektor yang menunjukkan daya
dipecah yang sebelumnya hanya ada 9 sektor saing tinggi), melihat pertumbuhan sektor
(PDRB tahun dasar 2000). Jumlah sektor ini yang menonjol dan terakhir akan dilihat
merupakan aturan baru yang diterapkan di sektor unggulan dan potensial yang dilihat
Indonesia mengikuti perkembangan dari analisis overlay (gabungan analisis)
perekonomian masyarakat selama 10 tahun yakni gabungan perhitungan analisis LQ
terakhir yang banyak mengalami perubahan (basis dan non basis) dan MRP (kriteria
dan perkembangan serta mengikuti pertumbuhan) sebagai modifikasi shift-
perkembangan aturan di dunia (PBB) yang share (perubahan struktur ekonomi).
mensyaratkan pergantian tahun dasar Teknik pengumpulan data yang
pertumbuhan ekonomi setiap 5 atau 10 tahun digunakan dalam penelitian ini adalah
sekali. dengan menggunakan sumber sekunder.
Mengikuti sektor yang ada di Menurut (Sugiyono, 2015), sumber
Kabupaten Sukabumi, ke 17 sektor tersebut sekunder merupakan sumber yang tidak
adalah sebagai berikut (BPS Kabupaten langsung memberikan data kepada
Sukabumi, 2015): pengumpul data. Sumber sekunder yang
1. Pertanian, Kehutanan dan Perikanan. diperoleh dalam penelitian ini adalah berupa
2. Pertambangan dan Penggalian. data dari Badan Pusat Statistik (BPS)
3. Industri Pengolahan. Kabupaten Sukabumi dan beberapa sumber
4. Pengadaan Listrik dan Gas. lainnya yang berasal dari internet.
5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Penelitian ini menggunakan analisis
Limbah, dan Daur Ulang deskriptif kuantitatif (penjabaran secara
6. Konstruksi. kuantitatif). Dalam penelitian ini, metode
atau teknik analisis yang digunakan adalah

83
dengan menggunakan analisis Location Analisis ini menghasilkan kesimpulan
Quotient (LQ), Shift Share Analysis, dan sektor mana saja yang menjadi sektor cepat
Model Rasio Pertumbuhan (MRP) serta tumbuh, maju dan memiliki daya saing.
analisis Overlay. Sektor cepat tumbuh maksudnya adalah
sektor tersebut memiliki pertumbuhan yang
HASIL DAN PEMBAHASAN cepat secara perhitungan jika dibandingkan
dengan pertumbuhan rata-rata nasional
Analisis Location Quotient (LQ)
(Indonesia) sebagai wilayah pembanding,
Analisis LQ menghasilkan hasil
sektor dengan pertumbuhan yang cepat
analisis berupa sektor basis dan non basis. berarti adanya efisiensi waktu (waktu yang
Sektor basis menunjukkan bahwa sektor lebih singkat) untuk dapat menempuh apa
tersebut menjadi sektor unggulan atau
yang ditargetkan. Sektor yang maju artinya
potensial yang dapat mengekspor keluar dapat timbul karena adanya perbedan
daerah bersangkutan (Kabupaten
subsektor dalam permintaan produk akhir,
Sukabumi). Sementara sektor non basis
ketersediaan bahan mentah, dan kebijakan
sebaliknya, cenderung mengimpor dari luar industri (misalnya kebijakan pemasaran,
daerah bersangkutan (Kabupaten kelembagaan, perpajakan, subsidi, price
Sukabumi). Interpretasi dari hasil analisis
support dan lain-lain). Sektor yang maju
LQ ini dapat dijabarkan sebagai berikut: memiliki arti pula sektor tersebut
1. Sektor yang memiliki nilai LQ diatas 1 berkembang dengan baik dan pesat, sektor
dari tahun ke tahun (2010-2014) adalah tersebut sudah menuju keadaan yang lebih
sektor Pertanian, Kehutanan, dan baik. Kemudian sektor yang memiliki daya
Perikanan, sektor Perdagangan Besar dan saing tinggi di wilayahnya memiki arti
Eceran: Reparasi Mobil dan Sepeda bahwa sektor-sektor tersebut dianggap
Motor, sektor Transportasi dan memiliki kemampuan bersaing dengan
Pergudangan, dan sektor Jasa produk-produk yang dihasilkan dari luar
Pendidikan. Sektor-sektor ini sejak 5 yang masuk ke Kabupaten Sukabumi.
tahun belakangan dalam analisis ini Berikut ini adalah interpretasi dari hasil
menunjukkan telah menjadi sektor basis analisis shift-share per komponen:
di Kabupaten Sukabumi. Sementara
1. Analisis Komponen Pertumbuhan
sektor lainnya belum sepenuhnya
Ekonomi Regional (PR)
berturut-turut selama 5 tahun (2010-
2014) menjadi sektor basis walau Berdasarkan komponen PR, ternyata
terdapat sektor yang bertransformasi semua sektor memiliki nilai positif. Hal ini
menjadi sektor basis pada tahun 2011- mengandung makna bahwa di wilayah
2014, yakni sektor Konstruksi. Kabupaten Sukabumi sektor-sektornya
2. Dari total nilai LQ yang paling besar dari tumbuh lebih cepat dibandingkan
semua sektor yang ada terdapat pada pertumbuhan nasional rata-rata.
sektor Pertanian, Kehutanan, dan Berdasarkan data Badan Pusat Statistik
Perikanan. Telah diketahui secara umum (BPS) Jawa Barat (2014) di tahun 2014
bahwa sektor ini memang menjadi dalam kuartal pertama (I) angka
andalan bagi masyarakat Kabupaten pertumbuhan nasional rata-rata mencapai
Sukabumi untuk menjadi usaha mereka. 5,21 %. Sektor tersebut adalah sektor
Sementara sektor dengan nilai LQ Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan yang
terkecil secara total adalah sektor memiliki angka komponen PR paling tinggi
pengadaan Listrik dan Gas. dari seluruh sektor yakni sebesar
1.792.571,87, menyusul kemudian sektor
Analisis Shift Share Perdagangan Besar dan Eceran: Reparasi

84
Mobil dan Sepeda Motor sebesar 10. Sektor Jasa Keuangan dan Asuransi
1.343.196,21, sektor Industri Pengolahan dengan nilai sebesar 15.015,15.
sebesar 1.096.380,60, sektor Pertambangan 11. Sektor Jasa Perusahaan dengan nila
dan Penggalian sebesar 699.143,18, dan sebesar 11.890,05.
sektor Konstruksi sebesar 660.380,60. 12. Sektor Pengadaan Listrik dan Gas
Sementara sektor yang pertumbuhan dengan nilai sebesar 1.330,45.
regionalnya paling lambat namun masih Sementara 5 sektor yang memiliki nilai PP
lebih cepat dibandingkan pertumbuhan rata- negatif adalah sebagai berikut:
rata nasional adalah sektor Pengadaan Air, 1. Sektor Pertanian, Kehutanan, dan
Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Perikanan
Ulang yakni sebesar 9.583,30. Walaupun terdapat kesan sementara
Bila melihat hasil analisis ini, maka dapat bahwa sektor ini merupakan sektor yang
dikatakan bahwa untuk memacu tumbuh dengan cepat (dalam analisis
pertumbuhan ekonomi regional Kabupaten PR), tetapi berdasarkan hasil PP
Sukabumi yang lebih tinggi lagi dan cepat di mengindikasikan bahwa sektor tersebut
masa yang akan datang adalah paling tepat di Kabupaten Sukabumi selama ini bukan
dilaksanakan dengan mendorong sektor merupakan sektor yang maju. Keadaan
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan lebih ini tercermin dari nilai komponen PP
besar. yang bertanda negatif, yakni sebesar –
493.908,47.
2. Analisis Komponen Pertumbuhan 2. Sektor Pertambangan dan Penggalian
Proporsional (PP) Sektor ini memiliki kesan yang sama
Hasil PP ini menunjukkan bahwa dengan sektor Pertanian, Kehutanan, dan
terdapat 12 sektor yang memiliki nilai positif Perikanan, walaupun terdapat kesan
(sektor maju) dan 5 sektor yang memiliki sementara bahwa sektor ini merupakan
nilai negatif (sektor belum maju). Sektor sektor yang tumbuh dengan cepat, akan
yang memiliki nilai PP positif ditunjukkan tetapi berdasarkan hasil PP
oleh: mengindikasikan bahwa sektor tersebut
1. Sektor Konstruksi dengan nilai sebesar di Kabupaten Sukabumi selama ini bukan
182.336,79. merupakan sektor yang maju. Keadaan
2. Sektor Informasi dan Komunikasi ini tercermin dari nilai komponen PP
dengan nilai sebesar 146.138,06. yang bertanda negatif, yakni sebesar –
3. Sektor Transportasi dan Pergudangan 392.830,55.
dengan nilai sebesar 138.561,28. 3. Sektor Administrasi Pemerintahan,
4. Sektor Perdagangan Besar dan Eceran: Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor Sektor ini memiliki kesan yang sama
dengan nilai sebesar 130.715,53. dengan sektor sebelumnya diatas,
5. Sektor Jasa Pendidikan dengan nilai walaupun terdapat kesan sementara
53.758,84. bahwa sektor ini merupakan sektor yang
6. Sektor Jasa Lainnya dengan nilai sebesar tumbuh dengan cepat, akan tetapi
30.527,30. berdasarkan hasil PP mengindikasikan
7. Sektor Penyediaan Akomodasi dan bahwa sektor tersebut di Kabupaten
Makan Minum dengan nilai sebesar Sukabumi selama ini bukan merupakan
26.434,60. sektor yang maju. Keadaan ini tercermin
8. Sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan dari nilai komponen PP yang bertanda
Sosial dengan nilai sebesar 25.758,84. negatif, yakni sebesar – 112.759,11.
9. Sektor Real Estate dengan nilai sebesar 4. Sektor Industri Pengolahan
17.598,61.

85
Sektor ini memiliki kesan yang sama 6. Sektor Real Estate dengan nilai sebesar
dengan sektor sebelumnya diatas, 52.074,50.
walaupun terdapat kesan sementara 7. Sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan
bahwa sektor ini merupakan sektor yang Sosial dengan nilai sebesar 16.867,92.
tumbuh dengan cepat, akan tetapi 8. Sektor Jasa Keuangan dan Asuransi
berdasarkan hasil PP mengindikasikan dengan nilai sebesar 888,49.
bahwa sektor tersebut di Kabupaten 9. Sektor Pengadaan Air, Pengelolaan
Sukabumi selama ini bukan merupakan Sampah, Limbah dan Daur Ulang dengan
sektor yang maju. Keadaan ini tercermin nilai sebesar 353,61.
dari nilai komponen PP yang bertanda Sementara untuk ke-8 sektor yang tidak
negatif, yakni sebesar – 106.696,23. memiliki daya saing di Kabupaten Sukabumi
5. Sektor Pengadaan Air, Pengelolaan adalah sebagai berikut:
Sampah, Limbah, dan Daur Ulang 1. Sektor Pertanian, Kehutanan, dan
Dalam analisis komponen sebelumnya Perikanan dengan nilai sebesar –
yakni PR, menunjukkan bahwa sektor ini 706.804,02.
merupakan sektor yang bernilai positif 2. Sektor Pertambangan dan Penggalian
walaupun berada pada urutan positif dengan nilai sebesar – 167.742,08.
terbawah dibanding dengan sektor-sektor 3. Sektor Administrasi Pemerintahan,
lainnya. Sementara dalam analisis ini Pertahanan, dan Jaminan Sosial dengan
yakni PP, menunjukkan bahwa sektor ini nilai sebesar – 157.542,90.
merupakan sektor yang bernilai negatif 4. Sektor Industri Pengolahan dengan nilai
yang artinya adalah sektor ini belum sebesar – 108.543,10.
maju, yakni dengan nilai sebesar – 5. Sektor Transportasi dan Pergudangan
505,35. dengan nilai sebesar – 39.771,16.
6. Sektor Penyediaan Akomodasi dengan
3. Analisis Pertumbuhan Pangsa nilai sebesar – 23.536,80.
Wilayah (PPW) 7. Sektor Jasa Perusahaan dengan nilai
Hasil PPW menunjukkan bahwa terdapat 9 sebesar – 9.718,25.
sektor yang memiliki nilai positif dan 8 8. Sektor Pengadaan Listrik dan Gas
sektor yang memiliki nilai negatif. Artinya dengan nilai sebesar – 3.880,30.
adalah di Kabupaten Sukabumi terdapat 9 Ke 8 sektor tersebut yang memiliki nilai
sektor yang memiliki daya saing yang tinggi negatif, hal tersebut berarti sektor-sektor
dan 8 sektor yang tidak memiliki daya saing tersebut dianggap kalah bersaing dengan
tinggi. produk-produk yang dihasilkan dari luar
Ke-9 sektor yang memiliki daya saing tinggi yang masuk ke Kabupaten Sukabumi. Tidak
tersebut adalah sebagai berikut: sepenuhnya pangsa pasar wilayah dapat
1. Sektor Perdagangan Besar dan Eceran: dikuasai oleh sektor-sektor yang bernilai
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor negatif tersebut. Sementara 9 sektor yang
dengan nilai sebesar 355.017,39. memiliki daya saing yang tinggi berarti
2. Sektor Konstruksi dengan nilai sebesar sektor-sektor tersebut mampu bersaing
281.057,39. dengan produk-produk yang dihasilkan dari
3. Sektor Jasa Pendidikan dengan nilai luar yang masuk ke Kabupaten Sukabumi.
sebesar 200.076,26. Kesimpulan yang dapat diambil dari ketiga
4. Sektor Informasi dan Komunikasi hasil analisis komponen diatas adalah bahwa
dengan nilai sebesar 89.869,68. semua sektor yang memiliki pertumbuhan
5. Sektor Jasa Lainnya dengan nilai sebesar dengan cepat belum berarti sektor tersebut
56.116,41.

86
maju dan memiliki daya saing yang tinggi di diharapkan potensi yang dimilikinya
wilayahnya. dapat memberikan kontribusi
pertumbuhan nasional. Oleh karena itu,
Analisis Model Rasio Pertumbuhan kegiatan ini merupakan kegiatan
(MRP) potensial yang dapat dikembangkan di
Dari analisis ini akan didapat nilai rill Kabupaten Sukabumi.
dan nilai nominal (- atau +), kemudian dari 4. Klasifikasi 4, yaitu: (-) dan (-).
kombinasi kedua perbandingan tersebut Sektor yang termasuk dalam klasifikasi
akan diperoleh sektor apa saya yang 4 ini adalah sektor Pertanian,
menonjol dalam kegiatan ekonominya pada Kehutanan, dan Perikanan, sektor
tingkat Kabupaten Sukabumi. Dalam Pertambangan dan Penggalian, sektor
analisis ini akan dihitung nilai RPs dan RPr. Industri Pengolahan, sektor Pengadaan
Hasil analisis MRP, sebagai berikut: Listrik dan Gas, sektor Penyediaan
1. Klasifikasi 1, yaitu: (+) dan (+). Akomodasi dan Makan Minum, sektor
Sektor yang termasuk dalam klasifikasi 1 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan
ini adalah sektor Konstruksi dan sektor dan Jaminan Sosial Wajib. Hal tersebut
Informasi dan Komunikasi, sektor Jasa menunjukkan bahwa baik pada tingkat
Pendidikan, sektor Jasa Kesehatan dan nasional maupun tingkat Kabupaten
Kegiatan Sosial, serta Jasa Lainnya. Hal Sukabumi mempunyai pertumbuhan
tersebut berarti pada tingkat nasional rendah.
mempunyai pertumbuhan menonjol dan
demikian pula pada tingkat wilayah Analisis Overlay
Kabupaten Sukabumi. Atau dengan kata Dari hasil analisis diatas, yakni LQ dan
lain sektor-sektor tersebut mempunyai MRP (modifikasi shift share), selanjutnya
pertumbuhan dominan. dilakukan analisis overlay. Analisis overlay
2. Klasifikasi 2, yaitu: (+) dan (-). dalam penelitian ini dihitung berdasarkan
Sektor yang termasuk dalam klasifikasi 2 kriteria kontribusi (LQ) dan kriteria
ini adalah sektor Transportasi dan pertumbuhan (MRP (RPs)). Analisis ini
Pergudangan, sektor Jasa Keuangan dan akan melihat nilai riil dan nominal yang
Asuransi serta sektor Jasa Perusahaan. digabungkan sehingga menghasilkan hasil
Hal tersebut menunjukkan bahwa pada analisis akhir dari gabungan kedua alat
tingkat nasional mempunyai analisis diatas (LQ dan MRP). Hasil overlay
pertumbuhan menonjol namun pada akan menunjukkan kegiatan ekonomi yang
tingkat Kabupaten Sukabumi belum potensial yang dapat dijadikan program
menonjol. prioritas oleh pemerintah daerahnya dalam
3. Klasifikasi 3, yaitu: (-) dan (+). mengembangkan dan memacu pertumbuhan
Sektor yang termasuk dalam klasifikasi 3 ekonomi.
ini adalah sektor Pengadaan Air, Hasil perhitungan gabungan dari
Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur analisis MRP yakni RPs dan analisis LQ.
Ulang, sektor Perdagangan Besar dan Kedua analisis ini menghasilkan nilai
Eceran: Reparasi Mobil dan Sepeda Overlay, sebagai berikut:
Motor, dan sektor Real Estate. Hal 1. Kriteria Pertumbuhan (+) dan Kriteria
tersebut menunjukkan bahwa pada Kontribusi (+)
tingkat nasional menunjukkan Sektor yang termasuk dalam kriteria ini
pertumbuhannya tidak menonjol, namun adalah sektor Konstruksi, sektor
pada tingkat Kabupaten Sukabumi Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi
pertumbuhannya sudah menonjol. Dari Mobil dan Sepeda Motor, dan sektor Jasa
sudut Kabupaten Sukabumi, kegiatan ini Pendidikan. Sektor ini cukup dominan

87
sehingga harus mendapatkan prioritas basis di Kabupaten Sukabumi dari yang
dalam pembangunan. paling tinggi adalah sektor Pertanian,
2. Kriteria Pertumbuhan (+) dan Kriteria Kehutanan, dan Perikanan dengan
Kontribusi (-) nilai LQ sebesar 1,66633, sektor
Sektor yang termasuk dalam kriteria ini Transportasi dan Pergudangan dengan
adalah sektor Pengadaan Air, nilai LQ sebesar 1,60788, sektor
Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Daur Perdagangan Besar dan Eceran: Reparasi
Ulang, sektor Informasi dan Komunikasi, Mobil dan Sepeda Motor dengan nilai LQ
sektor Real Estate, sektor Jasa Kesehatan, sebesar 1,41284, sektor Jasa Pendidikan
dan sektor Jasa Lainnya. Sektor ini dgan nilai LQ sebesar 1,14882, dan
sedang mengalami perkembangan terakhir adalah sektor Konstruksi dengan
sehingga perlu mendapatkan perhatian nilai LQ sebesar 1,05140. Sementara
untuk ditingkatkan kontribusinya dalam yang termasuk dalam sektor non basis
penentuan PDRB. adalah sektor Jasa Lainnya, sektor
3. Kriteria Pertumbuhan (-) dan Kriteria Pertambangan dan Penggalian, sektor
Kontribusi (+) Administrasi Pemerintahan, Pertahanan
Sektor yang termasuk dalam kriteria ini dan Jaminan Sosial Wajib, sektor
adalah sektor Pertanian, Kehutanan, dan Penyediaan Akomodasi dan Makan
Perikanan dan sektor Transportasi dan Minum, sektor Jasa Kesehatan dan
Pergudangan. Sektor ini sedang Kegiatan Sosial, sektor Industri
mengalami penurunan, sehingga perlu Pengolahan, sektor Informasi dan
untuk dipacu pertumbuhannya. Komunikasi, sektor Real Estate, sektor
Pemerintah Kabupaten Sukabumi perlu Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,
mendorong sektor ini, karena potensi atas Limbah dan Daur Ulang, sektor Jasa
kontribusi sektor ini menunjukkan angka Perusahaan, dan yang terakhir adalah
yang positif. sektor Pengadaan Listrik dan Gas. Ke
4. Kriteria Pertumbuhan (-) dan Kriteria lima sektor yang menjadi sektor basis ini
Kontribusi (-) memiliki kemampuan untuk mengekspor
Sektor yang termasuk dalam kriteria ini produknya ke luar daerah Kabupaten
adalah sektor Pertambangan dan Sukabumi dan mendorong lebih cepat
Penggalian, sektor Industri Pengolahan, pertumbuhan ekonomi di Kabupaten
sektor Pengadaan Listrik dan Gas, sektor Sukabumi.
Penyediaan Akomodasi dan Makan 2. Berdasarkan hasil perhitungan
Minum, sektor Jasa Keuangan dan komponen PR di Kabupaten Sukabumi
Asuransi, sektor Jasa Perusahaan, sektor didapati bahwa semua sektor yang ada
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan, di Kabupaten Sukabumi memiliki angka
dan Jaminan Sosial Wajib. Sektor ini PR yang positif, artinya semua sektor di
tidak potensial sehingga tidak layak Kabupaten Sukabumi memiliki
untuk dikembangkan. pertumbuhan cepat dibanding
pertumbuhan nasional rata-rata. 5,21 %
KESIMPULAN DAN SARAN tahun 2014. Terdapat 5 sektor yang
paling cepat dari sektor-sektor lainnya
Kesimpulan
yaitu dari yang paling tinggi: sektor
Kesimpulan dari penelitian yang berjudul Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan.
“Analisis Potensi Ekonomi Kabupaten
3. Berdasarkan hasil perhitungan
Sukabumi” ini adalah sebagai berikut: komponen PP di Kabupaten Sukabumi
1. Berdasarkan hasil perhitungan LQ
didapati bahwa tidak semua sektor yang
didapati sektor yang menjadi sektor ada di Kabupaten Sukabumi memiliki

88
angka PP yang positif atau dapat dan sektor Informasi dan Komunikasi,
dikatakan sektor yang maju. Terdapat sektor Jasa Pendidikan, sektor Jasa
12 sektor maju (bernilai PP positif) dan 5 Kesehatan dan Kegiatan Sosial, sektor
sektor lamban (bernilai PP negatif). 12 Jasa Lainnya, sektor Transportasi dan
sektor yang menjadi sektor yang maju di Pergudangan, sektor Jasa Keuangan dan
Kabupaten Sukabumi dari yang terbesar Asuransi, dan yang terakhir adalah sektor
adalah sektor Konstruksi, sektor Jasa Perusahaan yang kesemuanya
Informasi dan Komunikasi, sektor memiliki nilai positif atau lebih dari 1
Transportasi dan Pergudangan, sektor (>1).
Perdagangan Besar dan Eceran: Reparasi 6. Berdasarkan hasil perhitungan gabungan
Mobil dan Sepeda Motor, sektor Jasa Overlay (gabungan LQ dan MRP (RPs)),
Pendidikan, sektor Jasa Lainnya, sektor terdapat 3 sektor yang memiliki potensi
Penyediaan Akomodasi dan Makan tinggi untuk dapat dibuatkan progra
Minum, sektor Jasa Kesehatan dan pioritas pembangunan daerah oleh
Kegiatan Sosial, sektor Real Estate, pemerintah Kabupaten Sukabumi.
sektor Jasa Keuangan dan Asuransi, Sektor yang memiliki potensi tinggi
sektor Jasa Perusahaan, dan yang terakhir dan dapat menjadi prioritas dalam
adalah sektor Pengadaan Listrik dan Gas. proses pembangunan ekonomi di
Sedangkan 5 sektor yang lamban dari Kabupaten Sukabumi tersebut adalah
yang terbesar adalah sektor Pertanian, sektor Konstruksi, sektor Perdagangan
Kehutanan, dan Perikanan, sektor Besar dan Eceran: Reparasi Mobil dan
Pertambangan dan Penggalian, sektor Sepeda Motor, dan sektor Jasa
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan, Pendidikan yang kesemuanya memiliki
dan Jaminan Sosial Wajib, sektor Industri nilai positif baik dalam kriteria
Pengolahan, serta sektor Pengadaan Air pertumbuhan (MRP (RPs)) maupun
Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Daur dalam kriteria kontribusi (LQ).
Ulang. Pertumbuhan dan kontribusinya sejalan
4. Berdasarkan perhitungan Pertumbuhan positif yang artinya sektor ini memiliki
Pangsa Wilayah (PPW), terdapat 9 sektor potensi yang lebih besar dalam
yang memiliki daya saing. Sektor memajukan pertumbuhan ekonomi
ekonomi tersebut yang memiliki daya masyarakat Kabupaten Sukabumi yang
saing tinggi di Kabupaten Sukabumi dari pada akhirnya akan meningkatkan
yang terbesar adalah sektor kesejahteraan masyarakat Kabupaten
Perdagangan Besar dan Eceran: Sukabumi secara luas.
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor, sektor
Konstruksi, sektor Jasa Pendidikan, Saran
sektor Informasi dan Komunikasi, sektor Saran yang dapat diberikan oleh
Jasa Lainnya, sektor Real Estate, sektor peneliti adalah sebagai berikut:
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial, 1. Terkait dengan sektor basis, pemerintah
sektor Jasa Keuangan dan Asuransi, dan Kabupaten Sukabumi dapat terus
yang terakhir adalah sektor Pengadaan mempertahankan sektor tersebut agar
Air, Pengelolaan Sampah, Limbah, dan tetap memiliki kekuatan untuk
Daur Ulang. mengskpor produknya ke luar daerah.
5. Berdasarkan perhitungan Model Rasio Dan mendorognya sehingga kontribusiya
Pertumbuhan (MRP) didapati sektor dapat terus meningkat setiap waktunya.
yang paling menonjol dan menjadi Sementara untuk sektor non basis,
dominan pertumbuhan di Kabupaten pemerintah daerah Kabupaten Sukabumi
Sukabumi adalah sektor Konstruksi dapat mengoptimalkan kapasitas di

89
sektor tersebut agar kelak dikemudian 6. Terkait dengan sektor yang memiliki
hari menjadi sektor basis. potensi ekonomi yang tinggi, maka
2. Untuk sektor yang memiliki pemerintah daerah Kabupaten Sukabumi
pertumbuhan yang cepat, pemerintah dapat membuat program prioritas
daerah Kabupaten Sukabumi harus tetap terhadap sektor-sektor yang memiliki
mempertahankan pula, karena semua potensi besar tersebut untuk dapat
sektor teridentifikasi memiliki ditingkatkan lagi kontribusi dan
pertumbuhan yang cepat yang ditandai pertumbuhannya agar dapat
dengan angka Pertumbuhan Regional mempercepat pertumbuhan ekonomi
(PR) yang positif. Pemerintah harus terus Program prioritas yang dilakukan dapat
mendorong sektor ini agar nilai PR nya berupa program yang dilakukan secara
terus meningkat pertumbuhannya. bertahap dan berkesinambungan
3. Disamping semua sektor yang ada di sehingga perkembangannya dapat
Kabupaten Sukabumi memiliki terjaga dan terpantau peningkatannya.
pertumbuhan yang cepat, namun ternyata 7. Peneliti melihat bahwa angka investasi
tidak semua sektor tersebut maju. Untuk PMA (Penanaman Modal Asing) yang
sektor yang maju, maka pemeritah daerah tinggi di Kabupaten Sukabumi yang
Kabupaten Sukabumi perlu ditandai dengan peringkat ke 5 dari 27
meningkatkan kemajuan di sektor Kabupaten dan Kota se-Jawa Barat dan
tersebut agar perkembangan ekonomi berada di peringkat ke 7 dalam angka
masyarakat lebih terasa. Sementara untuk gabungan investasi PMA dan PMDN
sektor yang belum maju, pemerintah (Penanaman Modal Dalam Negeri)
daerah perlu memacunya dengan merupakan suatu peluang bersama
melakukan berbagai perbaikan-perbaikan dengan keluarnya Kabupaten Sukabumi
dari mulai infrastruktur, kemampuan terlepas dari statusnya sebagai wilayah
masyarakat dan akses masyarakat pada terbelakang ke-2 se-Jawa Barat setelah
modal dan pasar sehingga kelak Kabupaten Garut pada tahun 2014 yang
dikemudian hari menjadi sektor yang lalu. Dengan melihat peluang ini, serta
maju. telah diketahuinya potensi ekonomi di
4. Untuk sektor yang memiliki daya saing Kabupaten Sukabumi melalui kegiatan
tinggi, pemerintah perlu upaya untuk atau aktivitas ekonomi setiap sektor,
terus memberikan stimulus (dorongan) maka diharapkan kemudian dapat
kepada masyarakat yang berada di sektor menekan angka kemiskinan dan
tersebut agar terus dikembangkan. pengangguran yang tinggi tersebut.
Karena sektor ini telah memiliki daya
saing tinggi dibandingkan sektor lainnya, DAFTAR PUSTAKA
artinya produk yang dihasilkan memiliki
Adisasmita, Rahardjo. 2015. Pembangunan
kemampuan atau kelebihan tersendiri
Wilayah. Kelautan Maritim,
sehingga dapat bersaing dengan produk-
Kepulauan, Wilayah-Wilayah
produk lain di Kabupaten Sukabumi.
Terisolasi, Terpencil, Tertinggal,
5. Terkait sektor yang menonjol atau
Perbatasan, Pesisir, dan Pulau-Pulau
memiliki dominan pertumbuhan,
Kecil, Ekonomi Archipelago &
pemerintah daerah Kabupaten Sukabumi
Kawasan Semeja. Graha Ilmu,
harus tetap mempertahankannya agar
Yogyakarta.
pertumbuhan ekonomi di Kabupaten
Ali, Faried, Gau Kadir dan Femmy
Sukabumi terus bertambah akibat output
Silaswaty Faried. 2015. Filsafat & Ilmu
yang terus bertambah dari kegiatan
ekonomi masyarakat.

90
Pemerintahan. PT Refika Aditama, Daerah: Konsep dan Aplikasi. PT
Bandung. Penerbit IPB Press, Bogor.
Almulaibari, Hilal. 2011. Analisis Diandini, Dyah Ayu. 2012. Analisis Shift
Pertumbuhan Ekonomi Kota Tegal Share. Tersedia:
Tahun 2004-2008. Tersedia: https://www.scribd.com/doc/10969164
https://core.ac.uk/download/files/379/1 8/Analisis-Shift-Share. [diunduh
1727984.pdf. [diunduh tanggal 27 Juli tanggal 26 Agustus 2016].
2016]. Hakim, Abdul. 2010. Ekonomi
Arsyad, Lincolin. 2015. Ekonomi Pembangunan. EKONISIA, Depok,
Pembangunan. Edisi 5. UPP STIM Sleman, Yogyakarta.
YKPN, Yogyakarta. Herriyanto, 2011. Analisis Sektor-Sektor
Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Ekonomi Potensial di Provinsi
Sukabumi. 2015. Kabupaten Sukabumi Kalimantan Barat Tahun 2001-2008.
Dalam Angka 2015. BPS Kabupaten Tersedia:
Sukabumi, Sukabumi. https://core.ac.uk/download/files/886/3
Badan Pusat Statistik (BPS). 2013. 5384583.pdf. [diunduh tanggal 20 Juli
Kabupaten Sukabumi Dalam Angka 2016].
2013. BPS Kabupaten Sukabumi, Murni, Asfia. 2016. Ekonomika Makro.
Sukabumi. Edisi Revisi. PT Refika Aditama,
Badan Pusat Statistik (BPS). 2015. Produk Bandung.
Domestik Regional Bruto Kabupaten Mustafa, Delly. 2014. Birokrasi
Sukabumi Menurut Lapangan Usaha Pemerintahan. Edisi Revisi. Penerbit
Tahun 2010-2014. Tersedia: Alfa Beta, Bandung.
https://sukabumikab.bps.go.id/new/we Nawawi, Zaidan. 2015. Manajemen
bsite/pdf_publikasi/Produk-Domestik- Pemerintahan. PT RajaGrafindo
Regional-Bruto-Kabupaten-Sukabumi- Persada, Jakarta.
Menurut-Lapangan-Usaha-Tahun- Neraca.co.id. 2016. Pemkab Harus Benahi
2010-2014.pdf. [diunduh tanggal 03 Sektor Pertanian. Tersedia:
Juli 2016]. http://www.neraca.co.id/article/67054/
BPMPT, 2015. Data Perkembangan Minat kabupaten-sukabumi-pemkab-harus-
Investasi PMA dan PMDN se-Jawa benahi-sektor-pertanian. [diunduh
Barat Periode Laporan Januari- tanggal 25 Juli 2016].
September Tahun 2015. Tersedia: Noor, Henry Faizal. 2015. Ekonomi Publik.
http://bpmpt.jabarprov.go.id/web/ass Ekonomi Untuk Kesejahteraan Rakyat.
ets/ckfinder/core/connector/php/asset Edisi 2. Indeks, Jakarta.
s/uploads/images/Realisasi%20Invest Nurman, 2015. Strategi Pembangunan
asi/Laporan%20Minat%20Investasi Daerah. PT RajaGrafindo Persada,
%20Januari%20- Jakarta.
%20September%202015.pdf. Pikiran Rakyat.com. 2013. Pertambangan
[diunduh tanggal 20 Juli 2016]. Sukabumi Belum Terkelola dengan
Chefiana Yana, 2015. Konsep Awal Baik. Tersedia: http://www.pikiran-
Penanganan Kemiskinan. Tersedia: rakyat.com/serial-konten/masalah-
http://bappeda.sukabumikab.go.id/baca perizinan-jadi-kendala. [diunduh
.php?id=96. [diunduh tanggal 20 tanggal 25 Juli 2016].
Agustus 2016]. Pontoh, Nia K., dan Iwan Kustiwan. 2009.
Daryanto, Arief dan Yundy Hafizrianda. Pengantar Perencanaan Perkotaan.
2012. Model-Model Kuantitatif. Untuk Penerbit ITB, Bandung.
Perencanaan Pembangunan Ekonomi

91
PUSDALISBANG Provinsi Jawa Barat. erah/detail/6197. [diunduh tanggal 23
2016. Indikator Makro Ekonomi Desember 2016].
Kabupaten Sukabumi. Tersedia: Tambunan, Tulus T.H. 2012. Perekonomian
http://pusdalisbang.jabarprov.go.id/pus Indonesia. Kajian Teoritis dan Analisis
dalisbang/indikatormakro-17.html. Empiris. Penerbit Ghalia Indonesia,
[diunduh tanggal 20 Juli 2016]. Bogor.
Putra, Aditya Nugraha. 2013. Analisis
Tarigan, Robinson. 2015. Ekonomi
Potensi Ekonomi Kabupaten dan Kota
Regional. Teori dan Aplikasi. Edisi
di Provinsi Daerah Istimewa
Revisi. PT Bumi Aksara, Jakarta.
Yogyakarta. Tersedia:
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bit Todaro, Michael P., dan Stephen C. Smith.
stream/123456789/23790/1/Analisis% 2011. Pembangunan Ekonomi. Edisi
20Potensi%20Ekonomi%20Kabupaten Kesebelas. Jilid 1, PT Gelora Aksara
%20dan%20Kota%20di%20Provinsi% Pratama, Jakarta.
20DIY.pdf. [diunduh tanggal 20 Juli Yudatama, Satira. 2014. Pertumbuhan
2016]. Ekonomi Jabar Diatas Rata-Rata
Rachman, Arief. 2012. Analisis Nasional. Tersedia:
Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten http://www.pikiran-
Bogor Berdasarkan Sektor Ekonomi rakyat.com/ekonomi/2014/05/05/2803
Unggulan. Skripsi pada Sekolah Tinggi 41/pertumbuhan-ekonomi-jabar-di-
Ilmu Ekonomi Dewantara, Bogor. atas-rata-rata-nasional. [diunduh
Safi’i, M, 2015. Manajemen Pembangunan tanggal 03 Januari 2017].
Daerah. Teori dan Aplikasi. Averroes
Press, Malang. Yusuf, Maulana. Model Rasio Pertumbuhan
Sjafrizal, 2014. Perencanaan Pembangunan (MRP) sebagai Salah Satu Alat Analisis
Ekonomi Daerah Dalam Era Otonomi. Alternatif dalam Perencanaan Wilayah
Rajawali Pers, PT RajaGrafindo dan Kota Aplikasi Model: Wilayah
Persada, Jakarta. Bangka-Belitung. Ekonomi dan
Soeparmoko, 2002. Ekonomi Publik. Untuk Keuangan Indonesia, 47 (2). pp. 219-
Keuangan & Pembangunan Daerah. 233. ISSN 0126-155 X, Palembang.
Edisi Pertama. Penerbit Andi,
Yogyakarta.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Penerbit Alfabeta, Bandung.
Sukirno, Sadono. 2014. Ekonomi
Pembangunan. Proses, Masalah, dan
Dasar Kebijakan. Edisi Kedua.
Kencana, Jakarta.
Sun’an Muammil dan Abdurrahman Senuk.
2015. Ekonomi Pembangunan Daerah.
Penerbit Mitra Wacana Media, Jakarta.
Surya. 2012. BP4K Kab. Sukabumi
Selenggarakan Rapat Koordinasi
Penyuluhan Tingkat Kabupaten
Sukabumi. Tersedia:
http://cybex.pertanian.go.id/gerbangda

92

Vous aimerez peut-être aussi