Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Dosen Pengampu:
Prof. Dr. R.A. Oetari., MM., M.Sc., Apt
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Usaha peningkatan kesehatan masyarakat pada kenyataanya
tidaklah mudah. Hal ini dikarenakan komplektisitas masalah yang ada di
dalamnya,, dimana penyakit yang terbanyak diderita oleh masyarakat
terutama pada yang paliang rawan yaitu ibu dan anak, ibu hamil dan ibu
menyusui serta balita di bawah lima tahun.
Salah satu penyakit yang diderita oleh masyarakat terutama adalah
ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut), yaitu meliputi infeksi akut
saluran pernafasan bagian atas dan infeksi akut saluran pernafasan bagian
bawah. ISPA merupakan suatu penyakit terbanyakdiderita oleh anak-anak
yang ada di negara berkembang maupun di negara maju. Banyak dari
mereka perlu masuk rumah sakit karena penyakitnya cukup gawat.
Penyakit-penyakit saluran pernafasan pada masa bayi dan anak-
anak dapat pula memberi kecacatan sampai pada masa dewasa dimana
ditemukan adanya hubungan dengan terjadinya Penyakit Paru Obstruktif
Kronik (PPOK).
Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga Depkes tahun 2001
menyebutkan bahwa penyakit infeksi saluran napas bawah menempati
urutan ke-2 sebagai penyebab kematian di Indonesia. Data morbiditas
penyakit pneumonia di Indonesia per tahun berkisar 10% - 20% dari
populasi balita. Jumlah kunjungan ISPA di Puskesmas adalah 40% - 60%.
ISPA juga menyebabkan kematian bayi dan balita yang cukup tinggi, yaitu
kira-kira 1 dari 4 kematian yang terjadi. Dari seluruh kematian yang
disebabkan oleh ISPA mencakup 20% - 30%. Kematian yang terbesar
umumnya adalah karena pneumonia.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari infeksi saluran nafas bawah ?
2. Bagaimana Etiologi dan patofisiologi dari infeksi saluran pernafasan
bawah ?
3. Apa saja resiko dari infeksi saluran pernafasan bawah ?
4. Bagaimana penata laksanaan infeksi saluran pernafasan bawah ?
5. Bagaimana konseling pasien infeksi saluran pernafasan bawah ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi infeksi dan apa saja yang termasuk dalam
infeksi saluran pernafsan bawah
2. Untuk menegetahui etiologi dan patofisiologi dari infeksi saluran
pernafasan bawah
3. Untuk mengetahui saja resiko dari infeksi saluran pernafasan bawah
4. Untuk mengetahui bagaimana penata laksanaan infeksi saluran
pernafasan bawah
5. Untuk mengetahui bagaimana konseling pasien infeksi saluran
pernafasan bawah
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Penatalaksanaan Bronkhitis
a. Outcam
c. Terapi Pendukug
Terapi pendukung pada pneumonia meliputi:
• Pemberian oksigen yang dilembabkan pada pasien yang
menunjukkan tanda sesak, hipoksemia.
• Bronkhodilator pada pasien dengan tanda bronkhospasme
• Fisioterapi dada untuk membantu pengeluaran sputum
• Hidrasi yang cukup, bila perlu secara parenteral
• Pemberian antipiretik pada pasien dengan demam
• Nutrisi yang memadai.
E. Mekanisme Kerja
1. Golongan Beta Laktam
Menghambat sintesis dinding sel mikroba. Langkah awal dari kerja
obat ini adalah pengikatan obat terhadap reseptor sel. Antibiotik beta
laktam yang sering digunakan seperti penicilin dan sefalosporin.
2. Golongan Floroquinolon dan Quinolon
Fluorokuinolon bekerja menghambat topoisomerase II (DNA
gyrase) dan topoisomerase IV yang diperlukan oleh bakteri untuk
replikasi DNA. Obat ini membentuk ikatan kompleks dengan masing-
masing enzim ini dan DNA bakteri. Hambatan ini menghasilkan efek
sitotoksik dalam sel target. Antibiotik Floroquinolon golongan ini yang
sering digunakan adalah siprofloksasin, sedangkan golongan Quinolon
3. Golongan Makrolida
Macrolide merupakan salah satu golongan obat antimikroba yang
menghambat sintesis protein mikroba. Untuk kehidupannya, sel
mikroba perlu mensintesis berbagai protein. Antibiotik yang sering
digunakan pada golongan ini adalah azitromisin, klaritromisin dan
roksitromisin.
BAB III
1. Kesimpulan
Infeksi saluran napas bawah (ISPB) merupakan infeksi yang disebabkan
oleh bakteri, virus, jamur, dan protozoa yang menyerang saluran napas
bagian epiglotis atau larin, bronkus, bronkiolus sampai dengan alveoli.
Sebagian besar infeksi ini disebabkan oleh bakteri.
Obat-obat yang digunakan untuk ISPB antara lain golonag
antibiotik (Betalaktam, maklorida dan quinolon) golongaan antitusif
(kodein, dextrometorphan), golongan ekspektoran (guaifenesin), golongan
OAINS (ibuprofen), golongan analgesik-antipiretik (parasetamol),
golongan antihistamin (chlorpheniramin), golongan obat steroid
(dexamthasone, prednisone).
2. Saran
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna sehingga diharapkan para
pembaca dapat melengkapi makalah ini dengan sumber-sumber informasi
yang terpercaya dan dapat dipertangguang jawabkan.
DAFTAR PUSTAKA