Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
(Motivasi Pihak Yang Diaudit, Hubungan Dengan Gaya Manajemen, dan Penggunaan
Pengetahuan Keprilakuan Dalam Audit)
Audit pada saat ini telah menjadi bagian penting dalam dunia akuntansi, khususnya
aspek-aspek yang terkait dengan proses pengambilan keputusan dan aktivitas-aktivitas
auditor dalam mempertimbangkan sesuatu sebelum mengambil keputusan. Terdapat banyak
hal yang dapat dipertimbangkan sebagai data pendukung dalam pengambilan keputusan yang
mengarah pada aspek keperilakuan auditor.
Salah satu karakteristik yang membedakan akuntan publik dengan auditor internal
berkaitan dengan keterikatan secara pribadi. Akuntan publik terikat dengan catatan-catatan
suatu organisasi dan prinsip-prinsip akuntansi yang dibangun oleh badan profesi akuntansi.
Sebaliknya, auditor internal terkait dengan aktivitas-aktivitas manajemen dan orang-orang
yang menjalankan operasi organisasi. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa audit
internal mengevaluasi aktivitas yang dilakukan oleh orang-orang sehingga terdapat hubungan
pribadi antara orang yang dievaluasi dengan orang yang mengevaluasi dengan para auditor.
1
b. Menghormati diri sendiri dan orang lain
Kebutuhan akan rasa dihormati ini dapat dikaitkan dengan keyakinan
pihak yang diaudit untuk bertindak langsung dalam kerja sama dengan staf audit
untuk mengidentifikasi bidang-bidang yang bermasalah, membantu dalam
mengidentifikasi kinerja, serta mengembangkan tindakan-tindakan korektif. Aspek
terpenting disini adalah auditor mengidentifikasikan tindakan – tindakan pihak
yang diaudit secara langsung sebagai bagian dari usaha audit. Pihak yang diaudit
biasanya akan menerima rasa hormat dan respons manajemen melalui penerapan
audit yang merupakan bagian dari manajemen yang berpengaruh dalam
melakukan perbaikan operasional manajemen.
2
3. Pengelolaan Konflik
Konflik adalah suatu karakteristik yang kerap kali terjadi pada proses audit
(Chambers at al., 1987). Konflik sering kali membantu pencapaian tujuan audit, tetapi jika
tidak ditangani lebih awal, maka konflik akan menjadi lebih tajam dan luas. Konflik dapat
terjadi dalam hal – hal seperti berikut:
a) Lingkup seperti terhadap manajemen.
b) Tujuan sebagaimana terhadap auditor eksternal.
c) Tanggung jawab seperti layanan manajemen.
d) Nilai dominasi atau persepsi terhadap peran audit dari kacamata pihak yang
diaudit.
Dalam bidang akuntansi, konflik dapat terjadi antara auditor yang cenderung
mempertahankan profesionalismenya dan pihak yang diaudit yang cenderung
mempertahankan lembaga atau keinginannya. Dapat disimpulkan bahwa ketika seorang
auditor bekerja pada suatu lembaga bisnis professional, yang dikelilingi oleh suatu birokrasi,
konflik dan hilangnya nilai – nilai serta norma – norma profesionalisme akan muncul. Di
pihak lain, sikap dan keyakinan yang berkaitan dengan lingkungan anggota seprofesi sering
kali dibentuk oleh kondisi birokrasi.oleh karena itu, sikap yang dimunculkan oleh satu atau
beberapa orang professional yang mempertahankan nilai – nilai profesionalismenya akan
cenderung menjadi pemicu konflik.
Aranya dan Ferris (1984) telah melakukan survey terhadap auditor dan dapat
kesimpulan menyatakan bahwa:
a. Konflik yang terjadi pada organisasi profesi akuntan lebih tinggi dibandingkan
dengan konflik yang terjadi pada akuntan yang bekerja dilingkungan organisasi
bisnis bukan profesi.
b. Dalam organisasi professional, tingkat konflik yang diterima berbanding terbalik
dengan posisi individu dalam suatu birokrasi.
c. Persepsi konflik berhubungan secara negative dengan kepuasan kerja dan
berhubungan secara positif dengan kecenderungan untuk berpindah kerja.
Konflik akan muncul ketika di dalam organisasi bisnis profesional terdapat sebagian
orang yang memegang teguh nilai –nilai profesionalismenya, sementara sebagian lainnya
tidak bahkan cenderung untuk menghilangkan nilai–nilai tersebut.
Ada empat metode khusus yang secara umum digunakan untuk menyelesaikan konflik:
a. Arbitrasi: Pada metode ini, ketika terjadi suatu konflik muncullah kelompok
ketiga yang menjadi suatu harapan penyelesaian konflik dalam organisais
3
tersebut. Hanya saja banyak pihak yang tidak menggunakan metode ini karena
masalah biaya yang dianggap mahal (expensive).
b. Mediasi: Metode terbaik lainnya yaitu mediasi. Mediasi merupakan jenis metode
kompromi dengan pengecualian bahwa mediasi yang menggunakan sseorang juri
cenderung memegang teguh kepentingan – kepentingan organisasi.
c. Kompromi: Metode yang terbaik dan paling sering digunakan dalam pendekatan
keperilakuan adalah metode kompromi, jika perbedaan masih dapat di
kompromikan.
d. Langsung
4. Masalah-Masalah Hubungan
Brink dan Witt (1982) mempunyai daftar konsep yang akan membantu untuk
memperlakukan orang dengan lebih baik. Konsep-konsep tersebut adalah:
a. Terdapat variasi umum dalam kemampuan dan sifat-sifat dasar individu, oleh
sebab itu auditor seharusnya mempertimbangkannya dalam kaitannya dengan
karyawan pihak yang diaudit.
b. Keberagaman perasaan-perasaan dan emosi, sehingga auditor seharusnya
mengidentifikasi keberagaman perasaan dan mencoba menangani hal tersebut
secara efektif.
c. Keberagaman persepsi. Staf pihak yang diaudit tidak memandang dengan cara
yang sama seperti yang dilakukan oleh staf audit.
d. Ukuran kelompok pihak yang diaudit dapat berpengaruh pada hubungan. Auditor
diharuskan untuk memodifikasi pendekatan secara teknis ketika menghadapi
kelompok yang lebih luas.
e. Pengaruh dari berbagi situasi operasi sebagai suatu variasi akhir. Setiap
perubahan situasi mempengaruhi perasaan dan tindakan seseorang, auditor
seharusnya memasuki variasi ini ke dalam pertimbangannya pada hubungan
interpersonal.
4
sikap, dan aktivitas. Pengetahuan dan pertimbangan atas perbedaan ini dapat membantu
untuk memastikan hubungan yang lebih harmonis.
Sifat yang muncul pada berbagai tingkatan dalam setiap individu dari pihak yang diaudit,
meliputi:
6
Selain masalah perilaku pihak yang diaudit, auditor internal juga perlu memahami
budaya organisasi. Porter et al. (1985) mengatakan bahwa budaya organisasi mempengaruhi
sikap dan perilaku auditor.
Elemen-elemen keperilakuan dalan audit partisipasi:
a. Pada awal audit, tanyakan pada pihak yang diaudit bidang mana yang akan
diaudit.
b. Bangun suatu pendekatan kerja sama dengan staf pihak yang diaudit dalam
menilai pemrograman dan pelaksanaan audit.
c. Peroleh persetujuan dan rekomendasi untuk tindakan koreksi.
d. Dapatkan persetujuan atas isi laporan.
e. Memasukkan informasi nyata pada laporan audit. Partisipasi didalam audit
membantu memecahkan berbagai permasalahan dan mengordinasikan tindakan
korektif.Seluruh keberhasilan diatas tergantung pada kredibilitas auditor atas
kekejujuran.
7
DAFTAR PUSTAKA