Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
DISUSUN OLEH:
Setyo Prayogo
SEMARANG 2017
A. PENGERTIAN
1. Nyeri adalah Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan yang
mengenai tubuh individu akibat yang tidak jaringan yang actual/potensial dalam
merespon terhadap rangsangan.
2. Nyeri adalah keadaan Individu yang mengalami rensansi yang menyenangkan dalam
merespon terhadap rangkaian yang berbahaya. (Nana, 2011)
3. Nyeri adalah suatu keadaan yang menyenangkan yang mengenal tubuh dan
menyakitkan penderita yang disebabkan oleh persepsi fisik secara empiris luka yang
tampak (Angel, 2017)
Kesimpulan Nyeri adalah
Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan yang mengenai
tubuh individu akibat yang tidak jaringan yang actual/potensial dalam merespon
terhadap rangsangan.
B. ETIOLOGI
1. Trauma jaringan dan reflek spasna otot.
2. Inflamasi
3. Kanker
4. Kelelahan demam
5. In mobilitas
6. Alefitas
E. KLASIFIKASI
a. Perubahan kemampuan untuk melanjutkan aktivitas sebelumnya.
b. Agitasi
c. Peka rangsang
d. Menggosok bagian yang nyeri
e. Merokok
f. Postur biasanya (lutut abdomen)
g. Ketidak aktivan fisik atau inmobilitas
h. Gangguan konsentrasi
i. Perubahan pola tidur
(fundamental,hal 1517)
F. FATOFISIOLOGI
Stimulus penghasil nyeri mengirimkan impuls melalui serabut saraf perifer. Serabut
nyeri memasuki medula spinalis dan menjalani salah satu dari beberapa rute syaraf
dan akhirnya sampai didalam massa berwarna abu- abu di medula spinalis. Terdapat
tessan nyeri dapat berinteraksi dengan inhibitor, mencegah stimulus nyeri sehingga
tidak mencapai otak atau ditranmisi tanpa hambatan ke korteks cerebral. Sekali
stimulus nyeri mencapai korteks cerebral, maka otak mengiterpretasikan kualitas
nyeri dsan memproses informasi tentang pengalaman dan pengetahuan yang lalu serta
asosiasi kebudayaan dalam upaya mempersepsikan nyeri.semua kerusakan seluler
disebabkan oleh stimulus termal, mekanik, kimiawi, atau stimulus listrik
menyebabkan pelepasan subtansi yang menghasilkan nyeri.
G. PATWAY
Mengirimkan impuls
Serabut saraf perifer
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan laboratorium
b. Terapy
I. KEMUNGKINAN KOMPLIKASI
a. Gangguan nutrisi
b. Gengguan mobilisasi
c. Gangguan ansietas
(Iqbal Wahid Mubarok, 2007)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tidak nyeri nyeri sedang nyeri hebat
3. Skala nyeri menurut bourbanis
4.
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tdak ada nyeri nyeri ringan nyeri sedang nyeri berat nyeri berat tak terkontrol
Keterangan:
0 :Tidak nyeri
1-3 : Nyeri ringan : secara obyektif klien dapat berkomunikasi
dengan baik.
4-6 :Nyeri sedang : Secara obyektif klien mendesis, menyeringai, dapat
menunjukkan lokasi nyeri, dapat mendeskripsikannya, dapat mengikuti perintah
dengan baik.
7-9 : Nyeri berat : secara obyektif klien terkadang tidak dapat mengikuti perintah
tapi masih respon terhadap tindakan, dapat menunjukkan lokasi nyeri, tidak dapat
mendeskripsikannya, tidak dapat diatasi dengan alih posisi nafas panjang dan distraksi
10 :Nyeri sangat berat : Pasien sudah tidak mampu lagi berkomunikasi, memuku.
(Perry & Potter, 2010)
Perawat dapat menanyakan kepada klien tentang nilai nyerinya dengan
menggunakan skala 0 sampai 10 atau skala yang serupa lainnya yang membantu
menerangkan bagaimana intensitas nyerinya. Nyeri yang ditanyakan pada skala
tersebut adalah sebelum dan sesudah dilakukan intervensi nyeri untuk mengevaluasi
keefektifannya (Mc Kinney et al, 2010). Jika klien mengerti dalam penggunaan skala
dan dapat menjawabnya serta gambaran-gambaran yang diungkapkan atau
ditunjukkan tersebut diseleksi dengan hati-hati, setiap instrumen tersebut dapat
menjadi valid dan dapat dipercaya.
L. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Gangguan rasa cemas berhubungan dengan ketidak tahuan penyakitnya.
b. Kerusakan mobilitas berdasarkan nyeri muskulo skeletal
c. Peningkatan persepsi nyeri berdasarkan kegelisahan/kelemahan dan depresi.
d. Nyeri akut berhubungan dengan :
- Cedera fisik/trauma
- Penurunan splai darah ke jaringan
- Proses melahirkan
e. Nyeri kronik berhubungan dengan :
- Kontrol nyeri yang tidak adekuat
- Jaringan parut
- Kanker maligna
f. Gangguan mobilitas fisik b.d :
- Nyeri muskuloskeletal
- Nyeri insisi
g. Gangguan pola tidur b.d nyeri yang dirasakan.
M. INTERVENSI
a. Menjelaskan tentang keadaan penyakit pasien
b. Latihan nafas dalam
c. Ajarkan teknik relaksasi
d. Pemberian penekanan pada pusat-pusat nyeri
e. Mengalihkan perhatian terhadap nyeri, efektif untuk nyeri ringan sedang.
N. EVALUASI