Vous êtes sur la page 1sur 5

NAMA : ANNIS NUR ALIFI

NO : 18050309710007
KELAS :B
MAPEL : IPA SMP

TUGAS AKHIR MODUL 2


Dampak-dampak Pemanasan Global Kini Semakin Nyata
2017 / Februari / 6 16:30
Planet Bumi terus memanas, dari kutub utara hingga selatan. Sejak 1906, suhu rata-rata
permukaan planet ini terus meningkat antara 1,1 dan 1,6 derajat Fahrenheit (0,6 hingga
0.9 derajat Celsius)- bahkan lebih di daerah kutub.
Dampak-dampak kenaikan suhu ini tak harus menunggu lama untuk muncul, karena
tanda-tanda dampak pemanasan global mulai terlihat saat ini. Pemanasan melelehkan
gletser dan lautan es, mengubah pola curah hujan, dan menyebabkan pergerakan hewan-
hewan. Bumi telah mengalami penderitaan dari beberapa dampak pemanasan global.
Berikut dampak-dampak perubahan iklim yang tampak semakin jelas:
 Es meleleh di seluruh dunia, terutama di kutub-kutub Bumi. Pelelehan ini
mencakup gletsergletser pegunungan, lapisan es yang menyelimuti Antarktika Barat dan
Greenland, serta es lautan Arktik.
 Banyak spesies yang telah terdampak kenaikan suhu. Misalnya, peneliti bernama
Bill Fraser, telah melacak penurunan populasi penguin Adelie di Antarktika, yang
jumlahnya menyusut dari 32.000 pasangan menjadi 11.000 dalam 30 tahun.
 Permukaan laut meningkat lebih cepat selama abad terakhir.
 Beberapa spesies kupu-kupu, rubah dan tanaman alpin telah berpindah lebih jauh
ke utara atau ke daerah yang lebih tinggi dan dingin.
 Presipitasi (hujan dan salju) telah meningkat secara rata-rata di seluruh dunia.
 Beberapa spesies invasive berkembang pesat. Misalnya, populasi kumbang kulit
cemara meledak di Alaska berkat 20 tahun musim panas yang hangat. Serangga ini telah
mengunyah lebih dari 4 juta hektar pohon cemara.
Jika pemanasan terus berlanjut, dampak-dampak berikut ini akan terjadi di Bumi.
 Permukaan laut diperkirakan naik antara 18 hingga 59 cm di akhir abad dan
pelelehan es di kutub yang berlanjut dapat menambah kenaikan antara 10 hingga 20 cm.
 Angin topan dan badai-badai lainnya cenderung menjadi lebih kuat.
 Banjir dan kekeringan akan menjadi lebih umum. Curah hujan di Ethiopia, yang
pada dasarnya telah sering dilanda kekeringan, bisa turun hingga 10 persen selama 50
tahun ke depan.
 Krisis air tawar akan marak terjadi. Jika tudung es Quelccaya di Peru terus
mengalami pelelehan pada tingkat seperti saat ini, tudung es tersebut akan hilang pada
2100. Akibatnya, ribuan orang yang bergatung pada es Quelccaya akan kehilangan
sumber untuk memenuhi kebutuhan minum dan energi listrik.
 Beberapa penyakit akan mewabah, seperti malaria dan virus zika. Ekosistem akan
berubah, beberapa spesies akan bergerak lebih jauh ke utara atau berhasil bertahan
hidup, namun ada pula yang tak bisa menyelamatkan diri dan pada akhirnya akan punah.
 Ilmuwan yang meneliti satwa liar, Martyn Obbard, menemukan bahwa sejak
pertengahan 1980-an, dengan es yang semakin berkurang untuk tempat hidup dan jumlah
ikan yang menyusut, beruang kutub menjadi lebih kurus. Ahli biologi beruang kutub, Ian
Stirling juga menemukan pola yang sama di Teluk Hudson. Ia khawatir, jika es laut
menghilang, beruang kutub pun bakal menghilang.
(Tim National Geographic)
Sumber: http://nationalgeographic.co.id/berita/2017/02/dampak-dampak-pemanasan-
global-kinisemakin-nyata )

TUGAS
Dampak-dampak pemanasan global kian nyata dan mengancam kehidupan. Meski tak
bisa dihentikan secara total, tetapi dengan upaya kolektif, kita bisa memperlambatnya.
Jika bukan kita yang merawat planet ini, siapa lagi? Strategi atau solusi apa yang akan
Anda terapkan untuk mengatasi permasalahan tersebut? Kemukakan pernyataan Anda
dengan pendekatan prinsip pemecahan masalah (problem solving) yang meliputi:
Memahami masalah (Understanding the Problem), meliputi:
 Problem apa yang dihadapi?
 Apa yang diketahui?
 Apa yang ditanya?
 Apa kondisinya?
 Bagaimana memilah kondisi-kondisi tersebut?
Menyusun rencana pemecahan (Devising a Plan)
Menemukan hubungan antara data dengan hal-hal yang belum diketahui, atau
mengaitkan hal-hal yang mirip secara analogi dengan masalah.
Melaksanakan rencana (Carrying out the Plan)
Menjalankan rencana untuk menemukan solusi, melakukan dan memeriksa setiap
langkah apakah sudah benar, bagimana membuktikan bahwa perhitungan, langkah-
langkah dan prosedur sudah benar.
Memeriksa kembali (Looking Back)
Melakukan pemeriksaan kembali terhadap proses dan solusi yang dibuat untuk untuk
memastikan bahwa cara itu sudah baik dan benar. Selain itu utuk mencari apakah dapat
dibuat generalisasi, untuk menyelesaikan masalah yang sama, menelaah untuk
pendalaman atau mencari kemungkinan adanya penyelesaian lain.
JAWAB

Salah satu fenomena alam yang sering terjadi dan banyak dibicarakan oleh
masyarakat adalah terjadinya perubahan cuaca yang tidak mengikuti pola pergantian
musim. Di Indonesia sendiri terdapat dua musim, yaitu musim penghujan dan musim
kemarau. Kedua musim tersebut dijadikan sebagai acuan untuk menentukan cuaca.
Umumnya pada bulan April sampai September di Indonesia akan terjadi musim kemarau
dan pada bulan Oktober sampai Maret akan mengalami musim penghujan. Namun
semenjak memasuki abad 21 acuan tersebut seakan sudah tidak dapat digunakan karena
tidak jarang pada bulan April sampai September di Indonesia turun hujan dengan intensitas
curah hujan yang tinggi dan sebaliknya pada bulan Oktober sampai Maret matahari justru
bersinar dengan teriknya.
Selain masalah perubahan cuaca, fenomena yang menarik untuk dibicarakan di abad
21 adalah suhu udara yang semakin panas dan tidak dapat dipungkiri bahwa semua
kalangan masyarakat merasakannya. Perubahan cuaca dan meningkatnya suhu udara
merupakan salah satu akibat dari adanya pemanasan global (global warming).
Pemanasan global (global warming) merupakan suatu peristiwa meningkatnya temperatur
di bumi yang dapat berakibat pada kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Terjadinya
peningkatkan temperatur di bumi disebabkan oleh adanya efek rumah kaca karena adanya
peningkatkan gas-gas seperti karbon dioksida (CO2), metana (CH4), nitro oksida (NO2),
dan CFC yang menyebabkan panas dari matahari yang masuk ke bumi terperangkap di
dalam atmosfer bumi sehingga temperatur di bumi meningkat.
Peningkatkan temperatur bumi yang disebabkan oleh efek rumah kaca merupakan
masalah serius yang dihadapi oleh manusia. Apabila masalah ini tidak segera diselesaikan
dengan solusi yang tepat maka dapat menyebabkan masalah-masalah yang lebih serius
seperti mencairnya es di kutub yang dapat berakibat naiknya volume air laut sehingga
pulau-pulau kecil akan menghilang karena tertutup oleh air laut dan tergenangnya kawasan
pesisir dan pantai.
Penyebab utama munculnya fenomena pemanasan global adalah perbuatan manusia
yang cenderung rakus dan merasa berkuasa di bumi. Mereka membangun berbagai fasilatas
sehingga mengorbankan lahan hijau dan menciptakan teknologi-teknologi canggih yang
menghasilkan emisi berupa gas-gas seperti karbon dioksida (CO2), metana (CH4), nitro
oksida (NO2), dan CFC yang merupakan penyebab terjadinya pemanasan global.
Untuk mengatasi permasalahan mengenai pemanasan global semua kembali ke tangan
manusia karena manusialah sumber utama terjadinya pemanasan global. Sebagai manusia
yang berakal, kita harus segera membatasi perbuatan kita karena fenomena pemanasan
global semakin nyata dampaknya. Langkah kecil yang harus kita ambil adalah melakukan
perubahan pada diri mereka sendiri. Kita harus sadar bahwa alam bukan hanya milik
manusia, banyak makhluk hidup lain yang berhak untuk menikmatinya.
Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mengatasi permasalahan di
atas yaitu:

1. Menghentikan penggundulan hutan untuk membuka lahan baru serta melakukan


penananaman hutan kembali (reboisasi) karena tumbuhan hijau mampu menyerap
karbon dioksida penyebab pemanasan global. Gas karbondioksida akan dipakai
tumbuhan hijau untuk melakukan fotosintesis dan menghasilkan gas oksigen yang
dibutuhkan manusia. Dengan menanam satu tumbuhan maka secara tidak langsung kita
sudah mengurangi jumlah gas karbondioksida di udara. Jika jumlah karbondioksida di
udara semakin rendah maka tidak ada yang menahan panas cahaya matahari sehingga
suhu panas bumi akan semakin berkurang. Reboisasi dapat digunakan untuk mencegah
terjadinya tanah longsor untuk daerah perbukitan dan dapat mencegah terjadinya abrasi
laut di daerah pantai. Selain itu reboisasi juga bermanfaat untuk tetap melestarikan
keanekeragaman hayati.
2. Mengurangi penggunaan fasilitas yang menghasilkan gas-gas penyebab pemanasan
global.
Penggunaan kulkas dan AC yang memakai pendingin adalah memakai CFC. CFC
(Cloro Fluoro Carbon) adalah gas yang dapat bereaksi dengan ozon. Lapisan ozon
adalah lapisan atmosfir yang berfungsi untuk melindungi bumi dari sinar UV dari
cahaya matahari. Semakin banyak gas CFC maka lapisan ozon bumi kita akan semakin
tipis. Penipisan lapisan ozon akan berdampak masuknya sinar UV ke dalam bumi yang
dapat meningkatnya suhu bumi. Jadi sebagai manusia kita mestinya memakai fasilitas
rumah tangga yang ramah lingkungan seperti memakai kulkas non-CFC dan AC non-
CFC. Kipas angin dan kipas tradisional juga bisa menjadi solusi untuk mengatasi jika
kita merasa gerah atau panas. karena produk-produk tersebut tidak menghasilkan gas
CFC.
3. Memanfaatkan gas CH4 (gas methan) sebagai bahan bakar alternative.
Pada saat ini pembuangan sampah organic ditampung pada tempat pembuangan akhir
(TPA) hal ini dapat menyebabkan terjadinya dekomposisi (pembusukan) secara alami.
Proses pembusukan sampah tersebut akan menghasilkan gas methan (CH 4) yang
merupakan gas rumah kaca yang berbahaya. Oleh karena itu kita harus melakukan
pemanenan gas methan yang keluar dari pembusukan sampah secara alami sebagai
bahan bakar. Misalnya dalam pembuatan bio gas dari kotoran sapi atau dari kotoran
manusia. Kotoran sapi atau kotoran manusia ditampung dalam sebuah tangki yang
kedap udara. kemudian tangki tersebut di beri slang/paralon untuk mengalirkan gas
methan hasil pembusukan ke dalam kompor sehingga bisa dipakai untuk memasak. Bio
gas ini tidak menimbulkan bau pada makanan yang diolah. Sehingga aman untuk
dipakai sebagai bahan bakar alternative.
4. Mengurangi pemakaian bahan bakar fosil
Bensin, solar, pertamax, pertalite dan sejenisnya merupakan bahan bakar yang berasal
dari fosil. Jika kita mengendari motor atau mobil secara berlebihan atau tidak sesuai
kebutuhan maka akan menambah jumlah gas rumah kaca yaitu gas CO dan CO 2. Oleh
karena itu kita harus mengurangi pemakaian kendaraan bermotor. Solusi lain adalah
memakai bahan bakar alternative seperti bio solar yang bisa kita peroleh dari
pengolahan biji jarak. Hanya saja sekarang masih sangat jarang untuk produksi bahan
bakar tersebut. Jadi, solusi terakhir adalah kita harus memakai kendaraan bermotor
seperlunya saja agar emisi gas rumah kaca semakin berkurang.

Berdasarkan ulasan di atas, solusi yang disajikan untuk mengurangi terjadinya


pemanasan global cukup baik dan tidak menimbulkan dampak negative. Misalnya
Reboisasi yang dapat mengurangi jumlah gas CO 2, dampak lainnya adalah mengurangi
bencana tanah longsor daerah pegunungan serta mencegah abrasi air laut di pantai. Jadi bisa
disimpulkan solusi tersebut aman bagi lingkungan dan masyarakat. Selain itu pemanfaatan
CH4 untuk bahan bakar alternative juga memiliki dampak positif lain yaitu mengurangi
pencemaran tanah oleh adanya sampah organic dipermukaan tanah. Bio gas yang dihasilkan
juga tidak berbahaya bagi lingkungan dan manusia. Solusi tarakhir yaitu mengurangi
pemakaian bahan fosil memiliki dampak positif lain yaitu jika kita mengurangi pemakaian
kendaraan bermotor maka berarti kita mengirit bahan bakar artinya juga mengirit
pengeluaran uang.

Vous aimerez peut-être aussi