Vous êtes sur la page 1sur 19

MAKALAH SIKLUS PERENCANAAN ANGGARAN

Disusun guna memnuhi tugas mata kuliah Akuntansi Sektor Publik

Dosen Pengampu:
Diah Nurdiawati, MSA

Disusun Oleh:
Ninadia Anggraini (14.1.02.01.0102)
Maria Navratilova (14.1.02.01.0316)
Puji Astuti (14.1.02.01.0324)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI
2017

i
Kata Pengantar

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat waktu guna memenuhi tugas mata kuliah
Akuntansi Sektor Publik.
Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam proses pembuatan makalah ini, sehingga penulis dapat menyelesaikannya
tepat waktu. Saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat diharapkan guna
kesempurnaan dalam penulisan makalah selanjutnya.
Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca
pada umunya dan rekan Fakultas Ekonomi dan rekan-rekan kelas 3-E Akuntansi pada
khususnya.

Kediri ,23 Maret 2017


Penyusun

ii
Daftar Isi

Cover
Kata Pengantar ................................................................................................................... ii
Daftar Isi ............................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 1
C. Tujuan .................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Anggaran Sektor Publik............................................................................. 2
B. Jenis Anggaran Sektor Publik ................................................................................. 6
C. `
D. Pengesahan Anggaran Sektor Publik ...................................................................... 10
BAB III KESIMPULAN
A. Kesimpulan ............................................................................................................. 12
B. Saran ....................................................................................................................... 12
Daftar Pustaka

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Anggaran merupakan salah satu instrumen yang berperan penting
dalam organisasi sektor publik.Anggaran sektor publik sendiri harus bersifat
partisipatif yang melibatkan masyarakat dalam perencanaan anggaran agar
aspirasi dan kebutuhan publik dapat diakomodasi dalam anggaran.
Anggaran sektor publik merupakan blue print organisasi tentang rencana
program dan kegiatan yang akan dilaksanakan serta masa depan yang akan
diwujudkan.
Dalam operasional setiap perusahaan senantiasa diperlukan langkah
yang sistematis untuk dapat memberdayakan potensi sumber dayanya secara
efisien dan efektif. Untuk mencapai kondisi tersebut diperlukan perencanaan
yang cermat dari manajemen dalam meniti langkah operasional yang akan
dilakukan. Derajat kompleksitas perencanaan tersebut tentu dipengaruhi
oleh skala perusahaan; perusahaan besar relatif memerlukan perencanaan
yang lebih formal dan rinci.
Penyusunan anggaran merupakan proses pembuatan rencana kerja
dalam rangka waktu satu tahun, yang dinyatakan dalam satuan moneter dan
satuan kuantitatif orang lain. Penyusunan anggaran sering diartikan sebagai
perencanaan laba (proft planing). Dalam perencanaan laba, manajemen
menyusun rencana operasional yang implikasinya dinyatakan dalam laporan
laba rugi jangka pendek dan jangka panjang, neraca kas dan modal kerja
yang diproyeksikan dimasa yang akan datang.

B. Rumusan masalah
1. Apa itu anggaran sektor publik?
2. Apa saja jenis-jenis anggaran?
3. Bagaimana proses penyusunan anggaran?
4. Bagaimana Pengesahan anggaran?

1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami tentang anggaran sektor publik.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis anggaran.
3. Untuk mendeskripsikan proses penyusunan anggaran.
4. Untuk mengetahui pengesahan anggaran.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Anggaran Sektor Publik


1. Pengertian Anggaran Sektor Publik
Anggaran merupakan instrumen perencanaan dan pengendalian
manajemen yang berperan penting dalam organisasi sektor
publik.Tidak seperti di sektor bisnis yang menjadikan anggaran
sebagai dokumen rahasia perusahaan sehingga tertutup untuk pihak
luar, di sektor publik anggaran merupakan dokumen publik yang bisa
diakses oleh publik untuk diketahui, diberitahukan, dikritisi dan
diperdebatkan.
Ada beberapa pendapat yang mengemukakan definisi dari
anggaran yaitu sebagai berikut:
a. Anggaran adalah sebuah proses yang dilakukan oleh organisasi
sektor publik untuk mengalokasikan sumber daya yang
dimilkinya ke dalam kebutuhan-kebutuhan yang tidak terbatas.
(Freeman, 2003).
b. Anggaran adalah pernyataan mengenai estimasi kinerja yang
hendak dicapai koselama periode waktu tertentu dalam ukuran
finansial. (Nordiawan, 2006; 48).
c. Dalam pengertian lain dapat dikatakan bahwa anggaran sebagai
sebuah rencana finansial yang menyatakan : (Nordiawan, 2006;
48)
1) Rencana-rencana organisasi untuk melayani masyarakat
atau aktivitas lain yang dapat mengembangkan kapasitas
organisasi dalam pelayanan.
2) Estimasi besarnya biaya yang harus dikeluarkan dalam
merealisasikan rencana tersebut.
3) Perkiraan sumber-sumber mana saja yang akan
menghasilkan pemasukan serta seberapa besar pemasukan
tersebut.

3
Sedangkan anggaran publik merupakan suatu dokumen yang
menggambarkan kondisi keuangan dari suatu organisasi yang
meliputi informasi mengenai pendapatan, belanja, dan aktivitas.
(Mardiasmo, 2002). Sehingga, anggaran publik merupakan suatu
rencana finansial yang menyatakan:
a. Berapa biaya-biaya atas rencana yang dibuat
(pengeluaran/belanja), dan
b. Berapa banyak dan bagaimana caranya memperoleh uang untuk
mendanai rencana tersebut (pendapatan).
Dari uraian diatas, dapat dinyatakan bahwa anggaran sektor
publik adalah perencanaan finansial tentang perkiraan pengeluaran
dan penerimaan yang diharapkan akan terjadi di masa mendatang
dengan melihat data yang diperoleh dari masa lalu sebagai acuan
penetapan anggaran.
Perencanaan dalam menyiapkan anggaran sangatlah penting.
Bagaimanapun juga jelas mengungkapkan apa yang akan dilakukan
masa mendatang. Pemikiran strategis disetiap organisasi adalah proses
dimana manajemen berfikir tentang pengintegrasian aktivitas
operasional kearah tujuan yang berorientasi kesasaran masa
mendatang. Semakin bergejolak dilingkungan pasar, teknologi atau
ekonomieksternal, manajemen akan didorong untuk menyusun
strategi. Pemikiran strategis manajemen, direalisasi dalam berbagai
perencanaan, dan proses integrasi keseluruhan ini didukung prosedur
penganggaran organisasi.

2. Fungsi Anggaran Sektor Publik


Anggaran sektor publik mempunyai beberapa fungsi utama,
yaitu:
a. Anggaran Sebagai Alat Perencanaan (Planning Tool)
Anggaran sektor publik dibuat untuk merencakan tindakan apa
yang akan dilakukan oleh pemerintah, berupa biaya yang
dibutuhkan, dan berapa hasil yang diperoleh dari belanja
pemerintah tersebut.

4
Anggaran sebagai alat perencanaan digunakan untuk:
1) merumuskan tujuan serta sasaran kebijakan agar sesuai
dengan visi dan misi yang ditetapkan,
2) merencanakan berbagai program dan kegiatan untuk
mencapai tujuan organisasi serta merencanakan alternatif
sumber pembiayaannya,
3) mengalokasikan dana pada berbagai program dan kegiatan
yang telah disusun, dan
4) menentukan indikator kinerja dan tingkat pencapian
strategi.
b. Anggaran Sebagai Alat Pengendalian (Control Tool)
Sebagai alat pengendalian, anggaran memberikan rencana detail
atas pendapatan dan pengeluaran pemerintah agar pembelanjaan
dapat dipertanggungjawabkan kepada publik.
Anggaran sebagai instrumen pengendalian digunakan untuk
menghindari adanya overspending, underspending dan salah
sasaran (misappropriation) dalam pengalokasian anggaran dalam
bidang lain yang bukan merupakan prioritas. Pengendalian
anggaran public dapat dilakukan dengan 4 cara, yaitu:
1) Membandingkan kinerja aktual dengan kinerja yang
dianggarkan;
2) Menghitung selisih anggaran (favourable dan
unfavourable variances);
3) Menemukan penyebab yang dapat dikendalikan
(controllable) dan tak dapat dikendalikan (uncontrollable)
atas suatu varians;
4) Merevisi standar biaya atau target anggaran untuk tahun
berikutnya.
c. Anggaran Sebagai Alat Kebijakan Fiskal (Fiscal Tool)
Anggaran sebagai alat kebijakan fiskal pemerintah digunakan
untuk menstabilkan ekonomi dan mendorong pertumbuhan
ekonomi.Anggaran dapat digunakan untuk mendorong,

5
memfasilitasi, dan mengkoordinasikan kegiatan ekonomi
masyarakat sehingga dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi.
d. Anggaran Sebagai Alat Politik (Political Tool)
Pada sektor publik, anggaran merupakan dokumen politik
sebagai bentuk komitmen eksekutif dan kesepakatan legislative
atas penggunaan dana publik untuk kepentingan tertentu. Oleh
karena itu pembuatan anggaran publik membutuhkan political
skill, coalition building, keahlian bernegosiasi, dan pemahaman
tentang prinsip manajemen keuangan publik oleh para manajer
publik.
e. Anggaran Sebagai Alat Koordinasi dan Komunikasi
(Coordination and Communication Tool)
Anggaran publik merupakan alat koordinasi antar bagian dalam
pemerintahan.Anggaran publik yang disusun dengan baik
mampu mendeteksi inkonsistensi suatu unir kerja dan juga
berfungsi sebagai alat komunikasi antar unit kerja dalam
lingkungan eksekutif.
f. Anggaran Sebagai Alat Penilaian Kinerja (Performance
Measurement Tool)
Anggaran merupakan wujud komitmen dari budget holder
(eksekutif) kepada pemberi wewenang (legislatif). Kinerja
eksekutif akan dinilai berdasarkan pencapaian target anggaran
dan efisiensi pelaksanaan anggaran.
g. Anggaran Sebagai Alat Motivasi (Motivation Tool)
Agar dapat memotivasi pegawai, anggaran hendaknya bersifal
challenging but attainable atau demanding but achieveable.
Maksudnya adalah target anggaran hendaknya jangan terlalu
tinggi hingga tidak dapat dipenuhi, namun juga jangan terlalu
rendah hingga terlalu mudah dicapai.
h. Anggaran Sebagai Alat untuk Menciptakan Ruang Publik
(Public Share)

6
Masyarakat, LSM, Perguruan Tinggi dan berbagai organisasi
kemasyarakatan harus terlibat dalam proses penganggaran
publik. Kelompok masyarakat yang terorganisir akan mencoba
mempengaruhi anggaran pemerintah, kelompok lain yang
kurang terorganisir akan mempercayakan aspirasinya
melaluiproses politik yang ada.

3. Karakteristik Anggaran Sektor Publik


Anggaran sektor publik memiliki beberapa karakteristik yaitu
sebagai berikut:
a. Anggaran dinyatakan dalam satuan uang dan non-keuangan.
b. Anggaran umumnya mencakup jangka waktu tertentu.
c. Anggaran berisi komitmen atau kesanggupan manajemen untuk
mencapai sasaran yang ditetapkan.
d. Usulan anggaran ditelaah dan disetujui oleh pihak yang
berwenang lebih tinggi dari penyusun anggaran.
e. Sekali disusun, anggaran hanya dapat diubah dalam kondisi
tertentu.

4. Prinsip-Prinsip Anggaran Sektor Publik


Prinsip-prinsip anggaran sektor publik meliputi:
a. Otorisasi oleh legislative
Anggaran publik harus mendapat otorisasi dari legislatif terlebih
dulu sebelum eksekutif dapat membelanjakan anggaran tersebut.
b. Komprehensif
Anggaran harus menunjukkan semua penerimaan dan
pengeluaran pemerintah. Oleh karena itu, adanya dana non-
budgetair pada dasarnya adalah menyalahi prinsip anggaran
yang bersifat komprehensif.
c. Keutuhan anggaran
Semua penerimaan dan belanja pemerintah harus terhimpun
dalam dana umum (general fund).
d. Nondicretionary Apropriation

7
Jumlah yang disetujui oleh dewan legislatif harus termanfaatkan
secara ekonomis, efisien, dan efektif.
e. Periodik
Anggaran merupakan suatu proses yang periodik, dapat bersifat
tahunan maupun multi-tahunan
f. Akurat
Estimasi anggaran hendaknya tidak memasukkan cadangan yang
tersembunyi (hidden reserve) yang dapat dijadikan sebagai
pemborosan dan inefisiensi anggaran serta dapat mengakibatkan
munculnya underestimate pendapatan dan overestimate
pengeluaran.
g. Jelas
Anggaran hendaknya sederhana, dapat dipahami masyarakat,
dan tidak membingungkan .
h. Diketahui public
Anggaran harus diinformasikan kepada masyarakat luas.

B. Jenis-Jenis Anggaran Sektor Publik


1. Anggaran Operasional (operation/recurrent budget)
Anggaran Operasional digunakan untuk merencanakan
kebutuhan sehari-hari dalam menjalankan pemerintahan.Misalnya
adalah belanja rutin (recurrent expenditure) yaitu pengeluaran yang
manfaatnya hanya untuk satu tahun anggaran dan tidak dapat
menambah aset atau kekayaan bagi pemerintah.Secara umum
pengeluaran yang masuk kategori anggaran operasional antara lain
Belanja Administrasi Umum dan Belanja Operasi dan Pemeliharaan.
2. Anggaran Modal / Investasi (capital/investment budget)
Anggaran modal menunjukkan rencana jangka panjang dan
pembelanjaan atas aktiva tetap seperti gedung, peralatan, kendaraan,
perabot, dan sebagainya.Pada dasarnya pemerintah tidak mempunyai
uang yang dimiliki sendiri, sebab seluruhnya adalah milik
publik.Pengeluaran modal yang besar biasanya dilakukan dengan

8
menggunakan pinjaman. Belanja investasi/ modal adalah pengeluaran
yang manfaatnya cenderung melebihi satu tahun anggaran dan akan
menambah asset atau kekayaan pemerintah, dan selanjutnya akan
menambah anggaran rutin untuk biaya operasional dan pemeliharaan.
Anggaran berfungsi sebagai alat politis yang digunakan untuk
memutuskan prioritas dan kebutuhan keuangan pada sector tersebut.,

C. Proses Penyusunan Anggaran Sektor Publik


Proses penyusunan anggaran dalam sektor publik umumnya
disesuaikan dengan peraturan lembaga yang lebih tinggi. Sejalan dengan
pemberlakuan Undang-Undang No 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan
Daerah dan Undang-Undang No 25 tentang perimbangan keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Daerah, yang kemudian direvisi menjadi Undang-
Undang No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-
Undang No 33 Tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Daerah. Dan lahirlah 3 paket per Undang-Undang,
yaitu Undang-Undang No 17 Tahun 2003 tentang keuangan Negara,
Undang-Undang No 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, dan
Undang-Undang No 15 tahun 2004 tentang pemeriksaan pengelolaan dan
tanggungjawab keuangan Negara, Undang-Undang sistem perencanaan.
Pembangunan Nasional yang telah membuat perubahan mendasar
dalam penyelenggaraan Pemerintahan serta pengaturan keuangan, khususnya
Perencanaan Anggaran Pemerintah Daerah dan Pemerintah Pusat.
Menurut pendapat Indra Bastian (2005:167) menyatakan bahwa
system penyusunan anggaran telah berkembang sesuai dengan pencapaian
kualitas yangsemakin tinggi, maka sistem penyusunan yang dipakai oleh
Indra bastian adalah Line Item Budgeting.
Line Item Budgeting adalah penyusunan anggaran yang didasarkan
pada dan darimana dana berasal (pos-pos penerimaan) dan untuk apa dana
tersebut digunakan (pos-pos pengeluaran). Tujuan utama Line Item
Budgeting adalah untuk melakukan kontrol keuangan dan sangat berorientasi
pada input organisasi, penetapannya melalui pendekatan Incremental

9
(kenaikan bertahap). Dan tidak jarang dalam prateknya memakai kemampuan
menghabiskan atau menyerap anggaran sebagai salah satu indikator penting
untuk mengukur keberhasilan
Keunggulan Line Item Budgeting adalah sebagai berikut:Relatif
mudah menulusurinya;Mengamankan komitmen diantara partisipan sehingga
dapat mengurangi. Sedangkan Kelemahan Line Item Budgeting
adalah:Perhatian terhadap laporan pelaksanaan anggaran penerimaan dan
pengeluaran sangat sedikit;Diabaikannya pencapaian prestasi Realisasi
Penerimaan dan Pengeluaran yang disasarkan;Para penyusun anggaran tidak
memiliki alasan rasional dalam menetapkan target penerimaan dan
pengeluaran.
Proses penyusunan anggaran sector publik menurut Mardiasmo
(2004:68) mengemukakan bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah/Negara (APBD/APBN) yang dipresentasikan setiap tahun oleh
eksekutif, yang member informasi rinci kepada DPR/DPRD dan masyarakat
tentang program-program apayang direncanakan pemerintah untuk
meningkatkan kualitas kehidupan rakyatserta bagaimana program-program
itu dibiayai. Penyusunan dan pelaksanaan anggaran tahunan merupakan
rangkaian proses anggaran.
Proses penyusunan anggaran mempunyai 4 tujuan yaitu :
1. Membantu pemerintah mencapai tujuan fiskal dan meningkatkan
koordinasi antarbagian dalam lingkungan pemerintahan.
2. Membantu menciptakan efisiensi dan keadilan dalam menyediakan
barang dan jasa publik melalui proses pemrioritasan.
3. Memungkinkan bagi pemerintah untuk memenuhi prioritas belanja.
4. Meningkatkan transparansi dan pertanggungjawaban pemerintah
kepada DPR/MPR dan masyarakat luas.
Faktor dominan yang terdapat dalam proses penganggaran adalah :
1. Tujuan dan target yang hendak dicapai
2. Ketersediaan sumber daya (faktor-faktor produksi yang dimiliki
pemerintah)
3. Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan dan target

10
4. Faktor-faktor lain yang memengaruhi anggaran, seperti: munculnya
peraturan pemerintah yang baru, fluktuasi pasar, perubahan sosial dan
politik, bencana alam, dan sebagainya.

Secara umum siklus anggaran adalah sama untuk setiap organisasi


yang berbeda hanya skala prioritas. Menurut Mardiasmo (2004:70) siklus
anggaran terdiri dari 4 tahap, sebagai berikut :
1. Tahap persiapan anggaran.
Pada tahap persiapan anggaran dilakukan taksiran pengeluaran
atas dasar taksiran pendapatan yang tersedia.Terkait dengan masalah
tersebut, yang perlu diperhatikan adalah sebelum menyetujui taksiranj
pengeluaran, hendaknya terlebih dahulu diulakukan penaksiran
pendapatan secara lebih akurat.Selain itu, harus disadari adanya
masalah yang cukup berbahaya jika anggaran pendapatan diestimasi
pada saat bersamaan drengan pembuatan keputusan tentang angggaran
pengeluaran.
Dalam persoalan estimasi, yang perlu mendapat perhatian
adalah terdapatnya faktor “uncertainty“ (tingkat ketidakpastian) yang
cukup tinggi. Oleh sebab itu, manajer keuangan public harus
memahami betul dalam menentukan besarnya suatu mata anggaran.
Besarnya mata anggaran pada suatu anggaran yang menggunakan
“line-item budgeting” akan berbeda pada “input-output budgeting”,
“program budgeting” atau “zero based budgeting”.
Di Indonesia, proses perencanaan APBD dengan paradigma
baru menekankan pada pendekatan bottom-up planning dengan tetap
mengacu pada arah kebijakan pembangunan pemerintah pusat. Arahan
kebijakan pembangunan pembangunan pemerintah pusat tertuang
dalam dokumen perencanaan berupa GBHN, Program Pembangunan
Nasional (PROPENAS), Rencana Strategis (RESENTRA), dan
Rencana Pembangunan Tahunan (REPETA).
Sinkronisasi perencanaan pembangunan yang digariskan oleh
pemerintah pusat dengan perencanaan pembangunan daerah sejak

11
spesifik diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 105 dan 108 Tahun
2000.Pada pemerintah pusat, perencanaan pembangunan dimulai dari
peyusunan PROPENAS yang merupakan operasionalisasi
GBHN.PROPERNAS tersebut kemudian dijabarkan dalam bentuk
RESENTRA.Berdasarkan PROPERNAS dan RESENTRA serta
analisis fiscal dan makro ekonomi, kemudian dibuat persiapan APBN
dan REPETA.
Sementara itu, di tingkat daerah (propinsi dan kabupaten/kota)
berdasarkan ketentuan Peraturan Pemerintah No. 108 Tahun 2000
pemerintah daerah disyaratkan untuk membuat dokumen perencanaan
daerah yang terdiri atas PROPEDA (RENSTRADA). Dokumen
perencanaan daerah tersebut diupayakan tidak menyimpang dari
PROPENAS dan RENSTRA yang dibuat pemerintah pusat. Dalam
PROPEDA dimungkinkan adanya penekanan prioritas program
pembangunan yang berbeda darisatu daerah dengan daerah yang lain
sesuai kebutuhan masing-masing daerah. PROPEDA (RENSTRADA)
dibuat oleh pemerintah daerah bersama dengan DPRD dalam
kerangka waktu lima tahun yang kemudian dijabarkan pelaksanaannya
dalam kerangka tahunan.
Penjabaran rencana strategis jangka panjang dalam
REPETADA tersebut dilengkapi dengan:
a. Pertimbangan-pertimbangan yang berasal dari hasil evaluasi
kinerja pemerintah daerah pada periode sebelumnya.
b. Masukan-masukan dan aspirasi masyarakat.
c. Pengkajian kondisi yang saat ini terjadi, sehingga bisa diketahui
kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan yang sedang dan
akan dihadapi.
2. Tahap ratifikasi
Tahap ini merupakan tahap yang melibatkan proses politik yang
cukup rumit dan cukup berat. Pimpinan eksekutif dituntut tidak hanya
memiliki managerial skill namun juga harus mempunyai political
skill, salesman ship, dan coalition building yang memadai.Integritas

12
dan kesioapan mental yang tinggi dari eksekutif sangat penting dalam
tahap ini.Hal tersebut penting karena dalam tahap ini pimpinan
eksekutif harus mempunyai kemampuan untuk menjawab dan
memberikan argumentasi yang rasional atas segala pertanyaan-
pertanyaan dan bantahan- bantahan dari pihak legislatif.
3. Tahap implementasi/pelaksanaan anggaran.
Dalam tahap ini yang paling penting adalah yang harus
diperhatikan oleh manajer keuangan publik adalah dimilikinya sistem
(informasi) akuntansi dan sistem pengendalian manajemen.
Sistem informasi akuntansi dan sistem pengendalian manajemen
sangat diperlukan untuk mendukung pelaksanaan anggaran.Manajer
keuangan public dalam hal ini bertanggung jawab untuk menciptakan
sistem akuntansi yang memadai dan handal untuk perencanaan dan
pengendalian anggran yang telah disepakati, dan bahkan dapat
diandalkan untuk tahap penyusuanan anggaran periode berikutnya.
4. Tahap pelaporan dan evaluasi.
Tahap terakhir dari siklus anggaran adalah pelaporan dan
evaluasi anggaran.Tahap persiapan, ratifikasi, dan implementasi
anggaran terkait dengan aspek operasional anggaran, sedangkan tahap
pelaporan dan evaluasi terkait dengan aspek akuntanbilitas.Jika tahap
implementasi telah didukung dengan sistem akuntansi dan sistem
pengendalian manajemen yang baik, maka diharapkan tahap budget
reporting and evaluation tidak akan menemukan banyak masalah.

D. Pengesahan Anggaran Sektor Publik


Kepala Daerah menyampaikan Rancangan Peraturan Daerah tentang
APBD kepada DPRD untuk mendapatkan persetujuan.Termasuk dalam
Draft Anggaran adalah Nota Keuangan.Pembahasan Draft Anggaran
didasarkan pada Kebijakan Umum Anggaran dan Plafon Anggaran
disepakati.
Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD dapat dilaksanakan hanya
setelah divalidasi oleh Menteri Dalam Negeri untuk anggaran provinsi dan

13
oleh Gubernur untuk anggaran Kota/Kabupaten ini. Evaluasi tersebut
dimaksudkan untuk menjaga koherensi antara kebijakan daerah dan
nasional, antara kepentingan publik dan kepentingan pemerintah daerah, dan
untuk menilai apakah anggaran yang direncanakan tidak bertentangan
dengan kepentingan umum, peraturan yang lebih tinggi, dan / atau peraturan
daerah lain yang ditetapkan. Oleh karena itu, sebelum ditetapkan oleh
Gubernur, rancangan Peraturan Daerah tentang APBD yang telah disetujui
oleh DPRD serta draft Peraturan Gubernur tentang Detailization dari APBD
harus diserahkan kepada Menteri Dalam Negeri untuk evaluasi.
Konsekuensi, sebelum ditetapkan oleh Bupati / Walikota, rancangan
Peraturan Daerah tentang APBD yang telah disetujui oleh Kabupaten / Kota
Parlemen dan rancangan Kepala Badan / Peraturan Walikota tentang
Detailization dari APBD harus disampaikan kepada Gubernur untuk
dievaluasi.
Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD yang telah divalidasi
kemudian akan ditetapkan oleh Kepala Daerah sebagai Peraturan Daerah
tentang APBD. Kepala Daerah juga menetapkan Peraturan tentang
Detailization dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.Tanggal
terbaru dari diberlakukannya kedua Peraturan Daerah tentang APBD dan
Peraturan Kepala Daerah tentang Detailization dari APBD adalah 31
Desember.

14
BAB III
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa anggaran
merupakan instrumen penting dalam melaksanakan rencana-rencana suatu
organisasi untuk melayani masyarakat dan juga anggaran menjadi suatu
tolak ukur dalam melihat kondisi keuangan baik biaya (pengeluaran)
ataupun pendapatan (penerimaan).
Jenis-jenis anggaran sektor publik ada dua, yaituAnggaran
Operasional digunakan untuk merencanakan kebutuhan sehari-hari dalam
menjalankan pemerintahan dan Anggaran modal menunjukkan rencana
jangka panjang dan pembelanjaan atas aktiva tetap seperti gedung,
peralatan, kendaraan, perabot, dan sebagainya.
Siklus anggaran terdiri dari empat tahap, yaitu tahap persiapan
anggaran, tahap ratifikasi, tahap implementasi/pelaksanaan anggaran, dan
tahap pelaporan dan evaluasi.

B. Saran
Adapun saran dari pembahasan ini adalah semoga penyusunan dari
anggaran menjadi lebih baik lagi sehingga anggaran yang dialokasikan ke
sektor-sektor tertentu dapat teralokasi dengan baik.

15
DAFTAR PUSTAKA

http://Id.m.wikipedia.org/wiki/Anggaran_Sektor_Publik
http://erlina-primastuty.blogspot.co.id/2013/06/contoh-jurnal-akuntansi-sektor-
publik.html?m=1
http://maielvasundari.blogspot.co.id/2014/05/penganggaran-sektor-
publik.html?m=1
Bastian, Indra.2011.Akuntansi Sektor Publik Di Indonesia.BPFE-
Yogyakarta.Yogyakarta

16

Vous aimerez peut-être aussi