Vous êtes sur la page 1sur 14

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM METEOROLOGI DAN KLIMATOLOGI LAUT


MODUL II

ANGIN

Oleh :

Amirotul Bahiyah

26020214130055

Asisten Praktikum :

Rosi Ajeng Husul Hanifa 26020213120027


Yulida Imania Rizka 26020213190038
Ariel Sharon 26020213140076
Riandi Teguh Widiyandono 26020213190089

Koordinator Praktikum :

Heryoso Setiyono, Drs. M.SI.


NIP. 196510101991030005

PROGRAM STUDI OSEANOGRAFI

JURUSAN ILMU KELAUTAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO

2015
LEMBAR PENILAIAN DAN PENGESAHAN

NO MATERI NILAI
1 PENDAHULUAN

2 TINJAUAN PUSTAKA

3 MATERI DAN METODE

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

5 PENUTUP

6 DAFTAR PUSTAKA

7 LAMPIRAN

TOTAL

Semarang, Juni 2015

ASISTEN PRAKTIKAN

RiandiTeguhWidiyandono Amirotul Bahiyah

26020213190089 26020214130055

Mengetahui

DosenPraktikum

Drs. HeryosoSetiyono, M.Si

196510101991030005
I. PENDAHULUAN

I.I TUJUAN

1. Mahasiswa dapat menganalisa data angin


2. mahasiswa dapat membuat bunga angin ( windrose ) dan menginterpretasikannya
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.I ANGIN

Angin adalah salah satu faktor dalam dinamika cuaca yang mempengaruhi iklim
(Bennet, 2007). angin, yaitu massa udara yang bergerak karena perbedaan tekanan, serta
merupakan salah satu unsur cuaca yang dapat berpengaruh terhadap lingkungan baik secara
langsung maupun tidak langsung. Secara luas angin akan mempengaruhi unsur cuaca yang
lain seperti suhu, kelembaban udara maupun pergerakan awan. Arah datangnya angin akan
berpengaruh terhadap kandungan uap air yang dibawanya. Ketika angin banyak
mengandung air maka akan terbentuk awan. Hal ini terjadi pada saat awal musim hujan.
Selain itu, angin yang banyak mengandung uap air akan meningkatkan kelembaban udara
dan dapat pula menurunkan suhu udara(Bennet, 2007). Menurut Hutabarat ( 2001 )
Perpindahan panas juga tetjadi antara udara, lautan, dan daratan. Hal semacam ini akan
dapat memberikan suatu kenaikan tekanan atmosfer pada daerah-daerah di sekitarnya. Hal
tersebut akan menyebabkan terbentuknya Udara yang cenderung mengalir dari daerah-
daerah yang bertekanan atmosfer tinggi ke tempat -tempat yang bertekanan atmosfer
rendah sehingga akan rnenimbulkan arah angin yang berbeda-beda. keadaan inilah yang
mengakibatkan adanya sistern angin utama di dunia.
2.2 WINDROSE

Pemetaan dalam bentuk windrose merupakan salah satu metode memetakan


kecepatan dan arah angin yang sederhana. Dengan menggunakan prinsip distribusi
frekwensi kecepatan dan arah angin akan dapat dihasilkan sebuat peta distribusi angin dan
arahnya dalam bentuk windrose ( zakariya, 2011 ). Menurut Priyono ( 2012 ) Wind
rose atau biasanya lebih dikenal dengan diagram mawar angin merupakan pengolahan dan
penyajian data angin dalam bentuk tabel (ringkasan ) atau diagram. Mawar angin atau cakra
angin adalah sebuah metode penggambaran informasi mengenai kecepatan dan arah
angin pada suatu lokasi tertentu. Mawar angin digambarkan dalam format melingkar
dengan skema frekuensi angin yang berhembus dari arah tertentu. Panjang setiap mahkota
menunjukkan tingkat frekuensi berhembusnya angin dari arah tersebut, bernilai nol di pusat
mawar dan terus meningkat hingga tepi mawar ( Wikipedia, 2013 ).Untuk mendapatkan
windrose kita memerlukan beberapa data penunjang, data-data tersebut antara lain:
 kecepatan angin (tiap arah, misal N, NE, SE, S, SW, W, NW)
 durasi pengukuran angin (misal dalam jam 00-23 atau 01-24)
 waktu pengukuran (dalam tanggal,bulan,tahun; semakin banyak data maka windrose
lebih valid)
Windrose juga sangat penting dalam sebuah sistem rekayasa teknik pantai maupun
lepas pantai. Dengan mengetahui arah angin dominan maka arah gelombang juga dapat
diketahui. Angin yang merupakan penyebab dari timbulnya gelombang, maka arah angin
dan arah gelombang dominan adalah analog atau sama. Jika arah gelombang dominan
sudah diketahui maka akan sangat memudahkan untuk analisa selanjutnya ( Fahmi, 2010 ).

2.3 FAKTOR TERJADINYA ANGIN

Menurut Handoko (1995),faktor yang mempengaruhi tekanan angin diantaranya adalah:

1. Adanya perbedaan horizontal dalam tekanan udara.Angin selalu bergerak dari tempat
yang bertekanan tinggi ke tempat yang bertekanan rendah. Jika tidak ada lagi gaya lain
yang mempengaruhi, maka angin bergerak secara langsung dari udara bertekanan tinggi
ke udara bertekanan rendah. Jika tidak ada perbedaan udara di suatu tempat atau
mendekati nol, maka yang tejadi adalah angin yang tenang.
2. Pemanasan yang tidak sama dari permukaan bumi. Pada dasarnya mekanisme angin
atau bergeraknya udara disebabkan oleh peristiwa penimbunan, pelenyapan, dan alih
panas dari matahari.
3. Adanya perbedaan tekanan, efek coriolis, dan friksi. Perputaran bumi pada sumbunya,
akan menimbulkan gaya yang berpengaruh pada arah gerakan angin. Pengaruh
perputaran bumi terhadap arah angin disebut pangaruh Coriolis. Pengaruh coriolis
menyebabkan angin bergerak searah jarum jam mengitari daerah bertekanan rendah di
belahan bumi selatan dan sebaliknya, bergerak berlawanan arah jarum jam mengitari
daerah bertekanan rendah di belahan bumi utara.

2.4 MACAM – MACAM ANGIN


Angin dibagi dalam beberapa dan diberi nama sesuai dengan arah datangnya angin.
Sedangkan system angin sendiri dibagi dalam beberapa, yakni angin umum, angin periodic
dan angin local, sebagai berikut :
a. Angin Umum/Tetap
Angin bersifat umum/ tetap adalah angin yang arah hembusannya tetap sepanjang
tahun dan meliputi wilayah yang luas di permukaan bbumi. Termasuk dalam angin
bersifat tetap adalah angin barat, angin timur/kutub, angin pasat, dan angin antipasat.

1. Angin Barat.

Angin barat bertiup dari lintang bertekanan tinggi (lintang 40°LU/LS) menuju
lintang bertekanan rendah (66,5°LU/LS). Karena pegaruh rotasi bumi (pengaruh
coriolis), angin barat mengalami pembelokan. Di daerah beriklim sedang (temperate
zone) belahan bumi selatan angin berhembus dari arah barat laut, sedangkan untuk
belahan bumi utara angin berhembus dari arah barat daya.

2. Angin Timur/Kutub

Angin timur berhembus dari daerah bertekanan udara tinggi di sekitar kutub
(90°LU/LS) ke arah daerah tekanan rendah (66,5°LU/LS). Di belahan bumi utara,
angin berhembus dari arah timur laut menjadi angin timur laut, sedangkan di
belahan bumi selatan berhembus dari arah tenggata menjadi angin tenggara.

3. Angin Pasat.

Angin pasat berhembus dari daerah subtropis, yaitu lintang 40°LU/LS menuju
daerah khatulistiwa atau tropis (lintang 0°LU/LS). Angin pasat terjadi karena
adanya ruang kosong di daerah khatulistiwa akibat pengembangan udara oleh sinar
matahari. Ruang kosong tersebut selanjutnya terisi udara dari daerah subtropis yang
bertekanan tinggi. Karena pengaruh coriolis, di belahan bumi utara udara yang
bergerak ke khatulistiwa berbelok ke kanan sehingga disebut angin pasat timur laut.
Adapun di belahan bumi selatan udara yang bergerak ke khatulistiwa berbelok ke
kiri sehingga disebut angin pasat tenggara. Di Indonesia, angin pasat timur laut
berlangsung pada bulan Januari, sedangkan angin pasat tenggara berlangsung pada
bulan Juli. Akibat kenaikan massa udara, wilayah khatulistiwa terbebas dari angin
topan sehingga senantiasa tenang dan dinamakandoldrum atau teduh khatulistiwa.
Doldrum merupakan Daerah Konvergensi Antar Tropik (DKAT). Oleh karena itu,
letaknya tidak tetap karena mengikuti gerak semu marahari ke arah utara atau
selatan dan suhu di daerah ini selalu tinggi. Pada daerah pertemuan antara angin
pasat tenggara dan timur laut sering terbentuk awan kumulonimbus dan
menghasilkan hujan dengan intensitas yang besar. Hal ini dikarenakan kedua angin
pasat ini membawa banyak uap air yang terakumulasi pada atmosfer dimana kedua
angin ini bertemu.

4. Angin Antipasat

Adanya pengembangan udara di khatulistiwa mengakibatkan massa udara selalu


ringan. Udara yang ringan tersebut akan bergerak naik ke atas khatulistiwa dan di
lapisan atas mengalir secara ke wilayah subtropis. Inilah yang disebut angin
antipasat. Selanjutnya, angin antipasat turun sebagai angin kering di daerah lintang
40°LU/LS dan menyebabkan terbentuknya gurun-gurun di daerah subtropis.

b. Angin Periodik

Angin periodik adalah angin yang pada periode-periode tertentu akan mengubah
arahnya. Faktor utama yang menyebabkan terjadinya angin periodik adalah gerak semu
matahari yang mengakibatkan matahari kadangkala berada di belahan bumi utara atau
selatan. Angin periodik yang terjadi di Indonesia sering disebut dengan angin
musim/muson/monsun. Ada dua angin musim yang terjadi di Indonesia selama 1 tahun,
yaitu angin muson barat/barat laut dan angin muson timur/tenggara. Kedua angin ini
akan bergantian setiap setengah tahun.

1. Angin musim merupakan angin regional yang bertiup di daerah tropis, tetapi
terbatas pada letak astronomis tertentu, yaitu antara 35°LU sampai 25°LS dan
30°BB sampai 170°BT. Berdasarkan batasan tersebut, jelaslah bahwa Indonesia
termasuk dalam cakupan wilayah angin musim.
2. Angin muson timur/tenggara. Pada tanggal 22 Maret hingga 22 September, matahari
seolah-olah berada di belahan bumi utara sehingga belahan bumi utara lebih banyak
menerima sinar matahari dan lebih panas dibandingkan belahan bumi selatan.
Dengan demikian menyebabkan tekanan di belahan bumi utara lebih rendah
dibandingkan di belahan bumi selatan. Kemudian udara akan mengalir dari
Australia yang berada di belahan bumi selatan ke arah Asia di belahan bumi utara.
Angin ini dinamakan angin muson timur/tenggara. Sifat dari angin ini kering karena
hanya sedikit membawa uap air hasil penguapan dari sedikit perairan yang
dilewatinya. Karena sifatnya yang kering, angin muson timur/tenggara
menyebabkan musim kemarau di Indonesia.
3. Angin muson barat/barat laut. Pada tanggal 23 September hingga 21 Maret,
matahari seolah-olah berada di belahan bumi selatan sehingga belahan bumi selatan
lebih banyak menerima sinar matahari dan lebih panas dibandingkan belahan bumi
utara. Dengan demikian menyebabkan tekanan di belahan bumi selatan lebih rendah
dibandingkan di belahan bumi utara. Kemudian udara akan mengalir dari Asia yang
berada di belahan bumi utara ke arah Australia di belahan bumi selatan. Angin ini
dinamakan angin muson barat/barat laut. Sifat dari angin ini lembap dan basah
karena membawa banyak uap air hasil penguapan dari banyak perairan yang
dilewatinya. Karena sifatnya yang basah dan lembap, angin muson barat/barat laut
menyebabkan musim penghujan di Indonesia.
c. Angin Lokal

Angin bersifat lokal adalah angin yang terjadi pada daerah-daerah tertentu karena
pengaruh kondisi setempat. Temasuk dalam angin lokal adalah angin laut dan darat,
angin gunung dan lembah, angin jatuh/fohn, serta angin siklon dan antisiklon.

1. Angin Laut dan Darat, Lakitan (1997) menyatakan bahwa Angin laut dan angin
darat berhubungan dengan sifat daratan dan lautan dalam menerima dan melepaskan
panas. Daratan cepat menerima panas dan cepat pula melepaskan panas. Sedangkan
lautan lambat menerima panas dan lambat pula melepaskan panas. Selain itu angin
darat dan angin laut dapat terjadi karena adanya perbedaan sifat fisik darat dengan
laut, antara lan sebagai berikut.
- Laut memiliki kapasitas panas lebih besar daripada darat.
- Laut lebih banyak memantulkan sinar matahari daripada darat.
- Energi matahari dapat memasuki laut sampai dalam dengan bantuan arus laut,
sedangkan di darat hanya mencapai beberapa sentimeter saja.
2. Angin Gunung dan Lembah

Pada siang hari, matahari lebih banyak mengenai daerah puncak gunung (karena
lebih dekat ke matahari) daripada lembah yang letaknya tersembunyi. Hal ini
menyebabkan suhu di puncak gunung lebih tinggi dibandingkan suhu di lembah.
Dengan demikian tekanan di lembah lebih tinggi dibandingkan tekanan di gunung
sehingga mengalirlah udara dari lembah ke gunung yang dinamakan angin
lembah.Pada malam hari, suhu di gunung lebih dingin karena lebih cepat
menyesuaikan diri dengan suhu di sekitarnya. Sedangkan daratan masih menyimpan
panas yang ia peroleh sedikit-sedikit saat siang dan melepaskannya perlahan-lahan
saat malam sehingga suhu panasnya masih bertahan. Dengan demikian puncak
gunung memiliki tekanan yang lebih tinggi dibandingkan lembah sehingga
mengalirlah udara dari gunung ke lembah yang dinamakan angin gunung.

3. Angin Jatuh/Fohn, Angin jatuh atau Fohn merupakan angin yang awalnya bergerak
menuju puncak gunung yang tinggi kemudian dari puncak gunung terjun dengan
kecepatan tinggi ke arah kaki gunung dan sekitarnya. Jika angin berhembus
melintasi pegunungan, udara yang dibawa angin setelah melintasi pegunungan
tersebut akan menerima tekanan karena turun dari elevasi (ketinggian) tinggi ke
elevasi rendah sehingga suhunya meningkat. Oleh karena itu, angin ini akan bersifat
kering dan panas. Angin inilah yang disebut angin fohn atau angin terjun.
Nama angin Fohn dikenal di Austria dan Jerman yang menjadi tempat
terjadinya angin ini, yaitu di lereng udara Pegunungan Alpen. Angin Fohn
berhembus dari arah selatan pada musim dingin dan awal musim semi. Jenis angin
Fohn juga terjadi di banyak tempat, tetapi penamaannya berbeda-beda. Contohnya,
angin yang berhembus di lereng timur pegunungan Rocky di Amerika Serikat
dinamakan chinook dan yang berhembus di Kalifornia Selatan dinamakan
Angin Santa Ana.
Hadori (2012) menyatakan bahwa, Di Indonesia, angin jenis fohn yang
sering terjadi antara lain sebagai berikut.

- Angin Bohorok di Deli dan Medan, Sumatera Utara. Angin ini merusak
perkebunan tembakau.

- Angin Kumbang di Tegal, Cirebon, dan Brebes. Bagi daerah tersebut angin
kumbang menguntungkan untuk pertumbuhan tanaman bawang karena di daerah
sekitarnya menjadi tidak lembap.

- Angin Gending di Pasuruan dan Probolinggo, Jawa Timur.

- Angin Barubu di Sulawesi Selatan.


- Angin Wambrau di Biak, Papua

4. Angin Siklon dan Antisiklon, Jika dua jenis massa udara yang bertentangan
bertemu, arus udara yang mengalir sepanjang gelombang udara tersebut biasanya
bergerak dengan arah yang berlawanan. Rotasi bumi menyebabkan arus udara
membentuk lengkungan, selanjutnya membentuk pusaran yang sangat besar. Arus
udara tersebut berbentuk spiral dan bergerak ke pusat arus udara yang bertekanan
rendah. Arus udara inilah yang disebut angin siklon. Pengaruh coriolis
menyebabkan arah angin mengalami pembelokan.

Menurut Hadori (2012), angin siklon yang terjadi di belahan bumi utara
berputar berlawanan dengan arah putaran jarum jam, biasanya terjadi pada bulan-
bulan Mei hingga Desember. Angin siklon sangat besar sering terjadi pada bulan
April hingga Desember di sebelah Timur hingga Tenggara perairan Samudera
Pasifik, Laut Cina Selatan, Laut Andaman dan sebelah utara Samudera Hindia.
Massa dari gerakan angin ini sangat dahsyat, dan karenanya dikenal dengan sebutan
“great wind”, diambil dari dalam terminologi bahasa Cina, Tai Fung (Typhoon).
Sedangkan angin siklon yang terjadi di belahan bumi selatan berputar searah dengan
putaran jarum jam biasanya terjadi pada bulan-bulan Desember hingga Maret dan
April.

Angin yang bertiup dari daerah bertekanan udara tinggi pada pusat massa
udara membentuk lengkungan. Akibat pengaruh rotasi bumi terbentuk sistem angin
rotasi bumi yang dikenal sebagai angin antisiklon. Angin antisiklon berputar sangat
cepat berlawanan dengan angin siklon. Angin antisiklon yang terjadi di belahan
bumi utara berputar searah jarum jam. Angin antisiklon yang terjadi di belahan
bumi selatan berputar berlawanan dengan putaran jarum jam (Hadori, 2012).
III. MATERI DAN METODE
3.1 MATERI
Praktikum meteorology dan klimatologi laut modu II dilakukan pada :
Hari, Tanggal : Jumat,
Waktu : 13.00 – selesai
Tempat : Gd. G FPIK UNDIP
3.2 METODE
Cara untuk membuat bunga angin sebagai berikut :
1. Menyaiapkan data angin berupa data dari stasiun meteorology maritime semarang bulan
juli 2010
2. Menyiapkan kertas mm blok dan alat tulis
3. Menentukan pusat sumbu garis ada di bagian tengah
4. Membuat sumbu garis sebanyak 8 buah dan ditandai dengan arah mata angin
5. Menentukan skala panjang garis. Skala 1 cm untuk 2 % frekuensi angin
6. Memasukkan data presentase frekuensi sesuai arahnya pada masing – masing sumbu
7. Mengurutkan mulai dari titik pusat secara bersambungan untuk setiap arah mata angin :
presentase 1 – 5 knots, 5 – 10 knots, 11 – 20 knots dan › 20 knots
8. Menghubungkan antara titik – titik arah mata angin satu dengan yang lainya sehingga
membentuk lingkaran mata angin.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 HASIL
4.2 PEMBAHASAN
Berdasarkan data yang diperoleh dari stasiun meteorology maritime semarang pada
bulan juli 2010, dapat dianalisis dengan melihat gambar windrose yang telah dibuat.
Windrose atau bunga angin digambar dari data tersebut bertujuan untuk memudahkan
pembaca dalam memahami data. Pada bulan tersebut rata – rata angin terbanyak berasal
dari arah tenggara. Sedangkan untuk 1 – 5 knots, angin terkencang dari arah tenggara. 6 –
10 knots, terbanyak dari arah timur dan 11 – 20 knots terbanyak dari dua arah, yakni utara
dan timur.
Rata – rata angin terkencang berasal dari arah tenggara dan pada knots tertentu pada
arah timur dan utara tebanyak, ini dikarenakan pada bulan juli merupakan waktu dimana
terjadi angin siklon dan antisiklon pada daerah tersebut. Angin Siklon dan Antisiklon
yakni, ketika dua jenis massa udara yang bertentangan bertemu, arus udara yang mengalir
sepanjang gelombang udara tersebut biasanya bergerak dengan arah yang berlawanan.
Rotasi bumi menyebabkan arus udara membentuk lengkungan, selanjutnya membentuk
pusaran yang sangat besar. Arus udara tersebut berbentuk spiral dan bergerak ke pusat arus
udara yang bertekanan rendah. Arus udara inilah yang disebut angin siklon. Pengaruh
coriolis menyebabkan arah angin mengalami pembelokan. angin siklon yang terjadi di
belahan bumi utara berputar berlawanan dengan arah putaran jarum jam, biasanya terjadi
pada bulan-bulan Mei hingga Desember. Angin siklon sangat besar sering terjadi pada
bulan April hingga Desember di sebelah Timur hingga Tenggara perairan Samudera
Pasifik, Laut Cina Selatan, Laut Andaman dan sebelah utara Samudera Hindia. Massa dari
gerakan angin ini sangat dahsyat, dan karenanya dikenal dengan sebutan “great wind”,
diambil dari dalam terminologi bahasa Cina, Tai Fung (Typhoon). Sedangkan angin siklon
yang terjadi di belahan bumi selatan berputar searah dengan putaran jarum jam biasanya
terjadi pada bulan-bulan Desember hingga Maret dan April. Namun, karena Indonesia
merupakan daerah yang berada diantara letak astronomis 35°LU sampai 25°LS dan 30°BB
sampai 170°BT, dimana cakupan wilayah terjadinya angin musim. Angin musim
merupakan angin regional yang bertiup di daerah tropis, Di Indonesia, angin pasat timur
laut berlangsung pada bulan Januari, sedangkan angin pasat tenggara berlangsung pada
bulan Juli. Akibat kenaikan massa udara, wilayah khatulistiwa terbebas dari angin topan
sehingga senantiasa tenang dan dinamakan doldrum atau teduh khatulistiwa.
V. PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan, bahwa :
1. Berdasrkan analisis data stasiun meteorology maritimyang telah diubah dalam
bentuk windrose di wilayah Semarang pada bulan juli 2010, bahwa rata – rata
angin pada bulan juli terbanyak berasal dari arah tenggara. Sedangkan untuk 1 – 5
knots, angin terkencang dari arah tenggara. 6 – 10 knots, terbanyak dari arah timur
dan 11 – 20 knots terbanyak dari dua arah, yakni utara dan timur.
2. Mahasiswa dapat membuat windrose hanya dengan data pengukuran angin dari
suatu stasiun meteorology dengan metode yang telah ada dan menganalisisnya
sesuai dengan banyak sedikitnya data dari berbagai arah angin dalam windrose.
DAFTAR PUSTAKA

Handoko.1995.Klimatologi Dasar. Pustaka Jaya. Jakarta

Hadori dan Udia Haris. 2012. Diktat Kuliah Meteorologi dan Klimatologi. Yogyakarta :
Universitas Negeri Yogyakarta

Hutabarat, Sahala.2001.Pengaruh Kondisi Oseanografi terhadap Perubahan Iklim,


Produktivitas dan Distribusi Biota Laut

Zakariya.Z.A.2011. Pemodelan dan Pemetaan Potensi Energi Angin Menggunakan


Jaringan Syaraf Tiruan (JST) di Bendungan Karangkates Kabupaten Malang
rahmat-priyono.blogspot.com/.../wind-rose-diagram-mawar-angin.html
http://jagunglimabelas.blogspot.com/2010/04/windrose-introduction.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Mawar_angin

Vous aimerez peut-être aussi