Vous êtes sur la page 1sur 13

UNIVERSITAS DIPONEGORO

EVALUASI GROUTING PADA SECTION RETAINING WALL –


B (DOWNSTREAM) DI KALI SEMARANG, KELURAHAN
PANGGUNG LOR, KOTA SEMARANG, JAWA TENGAH

NASKAH PUBLIKASI
TUGAS AKHIR

KHALAKSITA AMIKANI ASBELLA


NIM. L2L 009 062

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI


FAKULTAS TEKNIK
SEMARANG
2014
EVALUASI GROUTING PADA SECTION RETAINING WALL – B
(DOWNSTREAM) DI KALI SEMARANG, KELURAHAN PANGGUNG
LOR, KOTA SEMARANG, JAWA TENGAH

Oleh:
Khalaksita Amikani Asbella*, Dwiyanto JS*, Fahrudin*, Citraningtyas**
(Corresponding email: amikaniasbella@live.com)

* Program Studi Teknik Geologi Universitas Diponegoro, Semarang


** Geologist PT. Selimut Bumi Adhi Cipta, Semarang

ABSTRACT

Kali Semarang is one of the watering pattern that was in Semarang,


Central Java, which runs from Pandanaran heading north toward the Java Sea.
At the time of Semarang and surrounding areas have a condition that there are no
rocks exposed at the surface because it is an area of older alluvium and river
stage consisting of loose material such as clay, so this area has soft soil
conditions until very soft. Lowering occurs in the area of construction of the
embankment caused by the soft soil in the area around the construction of the
embankment. Judging from the condition of the soil is soft and very soft, so we
must be careful in determining the appropriate and correct methods for
prevention of ground movement. Based on the soil conditions in the area of Kali
Semarang, a study was undertaken using data SPT (Standard Penetration Test) to
see the condition of the soil strength, and then to increase the strength of the soil
used a method which is the method of grouting.
From the results of drilling conducted at the Gate House point E1 +10 m,
known at depth 0-2 m of sand sized loose gravel gray. At a depth of 2-20 m in the
form of clay sized soft to very soft with gray. From SPT test data at Gate House
point E1 +10 m, obtained N - SPT values <2 (very soft) at a depth of 2.8 to 5.8 m
and a depth of 10.4 to 11.7 m. 2-3 N - SPT values (soft) is at a depth of 7.8 to 8.8
m and a depth of 13.4 to 19.3 m. SPT N - values (very dust) contained in an area
close to the surface that is at a depth of 1.4 m.
Once implemented method of grouting on Retaining Wall section B point
13 +1 m, +2 m point C10, and C18 +2 m point, a change in the value of the SPT
test that the higher the value of N-SPT 4 (very dust) its value changed to 10 -15
(rather dense). N-SPT value of 0-1 (very soft), and the N-SPT values 2-3 (soft)
turned into a N-SPT values 3-4 (soft), the value of N-SPT 5-7 (firm,) and N-SPT
values 8-13 (stiff). To pile foundation bearing capacity changes from 16.57 tons to
35,98 tons to 53,03 tons. From the results of this investigation obtained good
results for the purpose of grouting method successfully to increase the carrying
capacity of the soil at the study site.
Judging from its success with the implementation of the construction of
grouting method can be resumed because the carrying capacity of the land has
allowed it to withstand the load of the building to be erected.
Keywords: Lowering, Soft Soil, Grouting Method, Test SPT, Land Capability

1
I. PENDAHULUAN penelitian berada di section
Kota Semarang merupakan Retaining wall-B bagian hilir sungai.
ibukota Provinsi Jawa Tengah dan Jarak tempuh dari lokasi penelitian
merupakan sebuah kota di pantai ditempuh ± 45 menit dari kampus
utara pulau Jawa, Indonesia. Kota UNDIP.
Semarang dibagian selatan terdiri
dari perbukitan struktural III. GEOLOGI REGIONAL
denudasional dan perbukitan Wilayah Kota Semarang,
vulkanik, sedangkan dataran alluvial Propinsi Jawa Tengah, secara
terletak di bagian utara. Pada dataran geografis terletak pada koordinat
alluvial tanahnya terus mengalami 110º16’20” - 110º30’29’’ Bujur
penurunan (lowering). Dataran Timur dan 6º55’34” - 7º07’04’’
alluvial yang berada di bagian utara Lintang Selatan, dengan luas daerah
Semarang memiliki kondisi tanah sekitar 391,2 Km2.
yang sangat lunak yaitu terdiri dari Stratigrafi regional lokasi
tanah lempung lunak yang memiliki penelitian termasuk dalam wilayah
mineral-mineral lempung dan kota Semarang, berdasarkan Peta
memiliki kadar air yang sangat Geologi Regional Lembar Magelang
tinggi. Pada lokasi retaining wall - B dan Semarang, Jawa, yang disusun
yang mengalami permasalahan oleh Thaden, (1996), formasi lokasi
gerakan tanah setempat (lokal). penelitian termasuk dalam Formasi
Terjadi amblesan di area aluvium (Qa), merupakan endapan
pembangunan tanggul yang aluvium pantai, sungai dan danau.
disebabkan oleh tanah lunak di area Endapan pantai litologinya terdiri
sekitar pembangunan. Litologi yang dari lempung, lanau serta pasir
terdapat pada lokasi terdiri dari dengan ketebalan 50 m atau lebih.
lempung, lanau, serta pasir. Hal ini Endapan sungai dan danau terdiri
mengakibatkan pada lokasi ini rawan dari kerikil, pasir dan lanau dengan
akan terjadinya amblesan dan tebal 1 – 3 m. Bongkah tersusun dari
memiliki nilai daya dukung tanah andesit, batulempung, dan sedikit
yang kecil. Untuk memperkecil pasir.
terjadinya kerusakan yang
ditimbulkan dipilih metode pondasi IV. TINJAUAN PUSTAKA
tiang, akan tetapi tiang pancang yang 4.1. Tanah
didirikan berada di atas tanah yang Tanah di alam menurut
sangat lunak sehingga masih Christady (2006), terdiri dari
menimbulkan gerakan tanah. Untuk campuran butiran-butiran mineral
itu dilaksanakan metode grouting dengan atau tanpa kandungan bahan
untuk meningkatkan kekuatan organik.
tanahnya. Konsistensi tanah berbutir
halus dan kepadatan semu tanah
II. LOKASI PENELITIAN berbutir kasar, dapat diperkirakan
Penelitian dilaksanakan di Kali dari jumlah pukulan (nilai N) yang
Semarang, Panggung Lor, Semarang. diperoleh dari uji penetrasi standar
Tepatnya pada lokasi Kali Semarang (ASTM D 1586 dalam Pedoman
(Gambar 1.) yang dijadikan daerah Penyelidikan Geoteknik untuk

2
Fondasi Bangunan Air). Konsistensi 4.3. Standard Penetration Test
lempung dan lanau bervariasi dari (SPT)
lunak sampai teguh, kaku, dan keras. Uji penetrasi standar menurut
Kepadatan semu tanah berbutir kasar Wesley (1997) merupakan suatu uji
berkisar dari sangat lepas sampai in-situ paling popular dalam
teguh, padat dan sangat padat. memperoleh informasi bawah
permukaan. Uji penetrasi standar
4.2. Grouting (Sementasi) (SPT) adalah suatu metode uji yang
Menurut Dwiyanto (2005), dilaksanakan bersamaan dengan
grouting adalah penyuntikan bahan pengeboran untuk mengetahui baik
semi kental (slurry material) ke perlawanan dinamik tanah maupun
dalam tanah atau batuan melalui pengambilan contoh terganggu
lubang bor dengan tujuan menutup dengan teknik penumbukan.
diskonstruksi terbuka, rongga-rongga
dan lubang pada lapisan yang dituju V. METODOLOGI
untuk meningkatkan kekuatan tanah. Metode yang dilakukan dalam
Menurut Pramana (2010), penelitian terdiri dalam 2 metode,
grouting merupakan pekerjaaan yaitu metode penelitian serta metode
masukan bahan yang masih dalam analisis. Metode penelitian terdiri
keadaan cair kedalam tanah dengan dari 4 garis besar yaitu pembangunan
cara tekanan sehingga bahan tersebut dinding penahan (retaining wall) di
akan mengisi retak-retak atau Kali Semarang, pengambilan data
lubang-lubang kemudian setelah sebelum dilaksanakan gerouting,
beberapa saat bahan itu mengeras melakukan penelitian setelah
dan menjadi satu kesatuan dengan dilaksanakan grouting, serta yang
tanah yang ada. terakhir perhitungan daya dukung
Jenis grouting yang digunakan tanah.
dalam penelitian berdasarkan Sedangkan metode analisis
tujuannya adalah sementasi terdiri dari 4 tahapan, yaitu tahapan
pemadatan (compaction grouting) pendahuluan merupakan tahap awal
yaitu dilakukan dengan cara dari penelitian dengan mencari studi
menginjeksi material grouting sangat pustaka serta informasi. Selanjutnya
kaku (stiff) pada tekanan tinggi ke tahap pengumpulan data yang terdiri
dalam tanah yang bertujuan untuk dari dua bagian yaitu data pemboran
meningkatkan daya dukung tanah dan data SPT serta data grouting.
serta mampu meningkatkan beban Tahap yang ketiga adalah tahapan
tanah untuk mengompakkan atau pengolahan data yaitu dilakukannya
memadatkannya. perhitungan daya dukung tiang
Jenis grouting yang digunakan pancang terhadap beban. Kemudian
dalam penelitian berdasarkan tahapan yang terakhir adalah tahapan
pelaksanaannya adalah Metode penyajian data merupakan tahapan
Grouting Up Stage yaitu Dalam akhir dari penelitian dengan
pelaksanaan metode ini, lubang memberikan hasil dan pembahasan
grouting dibor hingga mencapai hingga kesimpulan.
kedalaman yang diinginkan.

3
VI. PEMBAHASAN pelaksanaan uji SPT Setelah
6.1. Kondisi Geologi Daerah Grouting pada Lokasi Retaining
Penelitian Wall - B Titik E13+1 m, titik C10+2
Geomorfologi Daerah Penelitian m , dan titik C18+2 m (Gambar 3, 4,
Geomorfologi yang terdapat dan 5).
pada lokasi penelitian terbentuk oleh
proses eksogenik yaitu proses Hasil Pelaksanaan Grouting dan
pelapukan dan sedimentasi. Pemboran
Pelapukan yang ada berlangsung Grouting dilaksanakan pada
secara rendah sampai sedang. area Retaining Wall B sebanyak 102
Litologi yang terdapat pada daerah titik grouting dengan dengan 4 line
penelitian lempung, lanau, dan yaitu line C, D, E, dan F. pemboran
batupasir. dilaksanakan sampai kedalaman 20
m dan kedalaman grouting 16 hingga
Stratigrafi Regional Kota 21 m, sehingga total kedalaman
Semarang pemboran 2277 m dan total
Stratigrafi daerah penelitian kedalaman grouting 1742 m.
masuk ke dalam kedalam aluvial
yang berumur holosen. Alluvium 6.3. Pembahasan
merupakan hasil endapan dataran Litologi Lokasi Penelitian
pantai, sungai dan danau yang Setelah melakukan pengamatan
menghasilkan litologi alluvial yang di lapangan litologi penyusun lokasi
terdiri dari batupasir, lanau dan ini merupakan lempung. Berdasarkan
lempung. hasil deskripsi yang telah
dilaksanakan, dapat diketahui bahwa
6.2. Hasil Penelitian litologi pada kedalaman 0 m – 2 m
Hasil Penelitian Sebelum dan diketahui beruipa pasir lepas
Setelah Grouting berukuran kerikil yang berwarna
Pelaksanaan pengujian SPT abu-abu. Pada kedalaman 2 m – 7 m
pada lokasi penelitian hanya didapatkan litologi berupa lempung
dilaksanakan pada satu titik saja berwarna abu-abu dengan sifat
yang berada pada Gate House di titik sangat lunak. Pada kedalaman 7 m –
E1+10 m. Kemudian pelaksanaan 9,4 m didapatkan litologi berupa
pengujian SPT pada lokasi penelitian lempung berwarna abu-abu dengan
dilaksankan sebanyak 3 titik pada sifat lunak. Pada kedalaman 9,4 m –
Retaining Wall B dengan lokasi 12,8 m didapatkan litologi berupa
pemboran yang agak berjauhan. Pada lempung berwarna abu-abu dengan
lokasi penelitian ketiga titik tersebut sifat sangat lunak. Pada kedalaman
yaitu titik E13+1 m, titik C10+2 m, 12,8 m – 20 m didapatkan litologi
dan titik C18+2 m. berupa lempung berwarna abu-abu
Sedangkan untuk uji SPT dengan sifat lunak.
sebelum dilaksanakan grouting
dilaksanakan pada satu titik yaitu Permasalahan
titik E1+10 m yang berada pada Lokasi penelitian berada di
lokasi Gate House sedalam 20 m Tanggul Kali Semarang yang dekat
(Gambar 2.). Kemudian untuk dengan daerah pantai yang memiliki

4
kerentanan akan terjadinya dukung tanah terhadap beban. Pada
penurunan yang dikarenakan litologi lokasi ini kondisi tanah berupa
pada lokasi tersebut berupa lempung lempung lunak dan sangat lunak
yang nilai daya dukung tanahnya maka grouting yang dilakukan
rendah dan bisa menyebabkan dengan jarak 3m x 3m, sehingga
terjadinya penurunan, hal tersebut semua posisi yang akan terlingkupi
dapat dibuktikan pada pengujian SPT dan peningkatan daya dukung tanah
dengan nilai N-SPT yang kecil. pada daerah ini menjadi merata.
Tanah mempunyai sifat untuk Tekanan maksimum pada
meningkatkan kepadatan dan lokasi ini yaitu 2 kg/cm2, dengan
kekuatan gesernya apabila menerima tekanan tersebut, injeksi grouting
tekanan. Apabila beban yang bekerja dilaksanakan tanpa merusak struktur
pada tanah pondasi telah melampaui tanah dan batuan, namun tetap dapat
daya dukung batasnya, tegangan menyebar di sekeliling lubang injeksi
geser yang ditimbulkan dalam tanah dengan sempurna. Kemudian
pondasi melampaui kekuatan geser dilaksanakan pelaksanaan pemboran,
tanah maka akan mengakibatkan setelah itu dilakukan pencucian
keruntuhan geser tanah tersebut lubang bor untuk membersihkan
sisa-sia pemboran dan menjaga
Pelaksanaan Metode Grouting rekahan terbuka sehingga
Grouting adalah penyuntikan penginjeksian berjalan lancar. Tahap
bahan semi kental (slurry material) yang terakhir dalam grouting adalah
ke dalam tanah atau batuan melalui pencampuran material grouting.
lubang bor dengan tujuan menutup
diskonstruksi terbuka, rongga-rongga Uji SPT
dan lubang pada lapisan yang dituju Uji penetrasi standar (SPT)
untuk meningkatkan kekuatan tanah. adalah suatu metode uji yang
Metode grouting yang dilaksanakan dilaksanakan bersamaan dengan
berupa metode grouting pemadatan pengeboran untuk mengetahui baik
yang bertujuan untuk meningkatkan perlawanan dinamik tanah maupun
daya dukung tanah dan mampu pengambilan contoh terganggu
memadatkan tanahnya. Jenis dengan teknik penumbukan.
pelaksanaan grouting menggunakan Sebelum dilaksanakan metode
Multiple Stage Grouting (Up Stage) grouting dilakukan uji SPT pada
dengan pemboran lubang grouting lokasi Gate House titik E1+10 m
hingga mencapai kedalaman yang yang didapatkan nilai N-SPT < 2
diinginkan. dengan konsistensi tanah sangat
Bahan grouting yang lunak pada kedalaman 2,8 - 5,8 m
digunakan untuk memperkuat daya dan kedalaman 10,3 - 11,8 m. Nilai
dukung tanah pada lokasi penelitian N-SPT 2-3 dengan konsistensi tanah
terdiri dari campuran air, semen dan lunak dengan pada kedalaman 7,3 -
pasir dengan perbandingan berat 8,8 m dan kedalaman 13,3 - 19,3 m.
komposisi 1:1:1. Dengan komposisi Nilai N-SPT 4 dengan sifat
tersebut Pasir yang digunakan akan kepadatan tanah sangat urai pada
bercampur dengan tanah lempung daerah dekat permukaan dengan
sehingga akan menambah daya pada kedalaman 1,3 m. Selanjutnya

5
setelah proses metode grouting nilai N-SPT 9-16 dengan konsistensi
selesai, pengujian SPT kembali tanah masih kaku. Namun pada
dilaksanakan yang bertujuan untuk kedalaman 10,4 m – 19,3 m dengan
mengetahui perubahan yang terjadi nilai N-SPT 5-7 dengan konsistensi
terhadap tanah. tanah teguh.
Pelaksanaan uji SPT untuk Berdasarkan gambar grafik
melihat perubahan tanah dilakukan perbandingan nilai uji SPT (Gambar
sebanyak tiga titik pengujian. Pada 6.), terdapat hasil yang meningkat
titik E13+1 m didapatkan perubahan antara sebelum dilakukan grouting
nilai SPT pada kedalaman 1,2 m dengan setelah dilakukan grouting.
dengan nilai N-SPT 15 berubah dari
sifat kepadatan tanah sangat urai Daya Dukung Pondasi
menjadi kaku. Pada kedalaman 2,8 m Berdasarkan narasumber dari
dengan nilai N-SPT 10 konsistensi pihak PT. Selimut Bumi Adhi Cipta
tanah kaku. Pada kedalaman 4,4 m – sebelum dilaksanakannya proyek
5,9 m dengan nilai N-SPT 17 dan 15 grouting, kedalaman pondasi
konsistensi tanah sangat kaku. Pada mencapai 36 m. Namun setelah
kedalaman 7,4 m – 11,8 m dengan dilaksanakan proyek, dilakukan
nilai N-SPT 6 dan 5 dan pada analisis mengenai daya dukung tanah
kedalaman 13,5 m – 16,4 m dengan sebelum dan setelah dilaksanakannya
nilai N-SPT 7 dan 6 konsistensi grouting berdasarkan data SPT.
tanah teguh. Pada kedalaman 17,7 m Berikut adalah rumus yang
– 19,3 m dengan nilai N-SPT 8 dan 9 digunakan dalam perhitungan daya
konsistensi tanah kembali menjadi dukung tiang pancang.
kaku. P = (Qu + Qsi) / 3
Pada titik C10+2 m didapatkan Qu = (40 x Nb x Ap) ; Nb = (N1 +
perubahan nilai SPT pada kedalaman N2)/2
1,8 m dengan nilai N-SPT 10 P = Daya dukung tiang pancang izin
berubah dari sifat kepadatan tanah Qu = Daya dukung batas pondasi
snagat urai menjadi agak padat. Pada tiang pancang
kedalaman 2,8 m – 4,4 m dengan Nb = Nilai N-SPT rata-rata pada
nilai N-SPT 13 dan 10 dengan elevasi dasar tiang pancang
konsistensi tanah kaku. Pada Ap = Luas penampang dasar tiang
kedalaman 5,8 m – 14,7 m dengan pancang (m2)
nilai N-SPT 4-6 dengan konsistensi N1 = Nilai SPT pada kedalaman
tanah teguh. Pada kedalaman 16,3 m pada ujung tiang ke bawah
dengan nilai N-SPT 9 konsistensi N2 = Nilai SPT pada kedalaman
dengan konsistensi tanah kaku. 17,8 pada ujung tiang ke atas
m – 19,4 m dengan nilai N-SPT 7
dengan konsistensi tanah teguh. Qsi = qs x Asi
Pada titik C18+2 m didapatkan Qsi = Tahanan limit gesek kulit
perubahan nilai SPT pada kedalaman qs = untuk pasir 0,2N
1,4 m dengan nilai N-SPT 10 qs = untuk lempung 0,5N
berubah dari sifat kepadatan tanah
snagat urai menjadi kaku. Pada Asi = keliling penampang tiang
kedalaman 2,8 m – 8,8 m dengan pancang x tebal.

6
Maka didapatlah hasil kedalaman 13,4 – 19,3 m. Nilai
perhitungannya pada tabel 5. N-SPT 4 dengan kepadatan tanah
Tabel 5. Perhitungan Daya Dukung sangat urai terdapat pada daerah
Pondasi dekat permukaan pada
Titik Bor Nilai Daya Dukung
Tiang Pancang
kedalaman 1,4 m.
E1+10 m (Sebelum 16,68 ton 4. Metode grouting yang
Grouting) dilaksanakan pada lokasi
E13+1 m (Setelah 47,22 ton penelitian merupakan metode
Grouting) grouting pemadatan dengan
C10+2 m (Setelah 44,26 ton meningkatkan daya dukung tanah
Grouting)
C18+2 m (Setelah 32,03 ton karena volume struktur pori
Grouting) tanah berkurang maka
permeabilitasnya juga berkurang
VII. KESIMPULAN selain itu juga mencergah
Berdasarkan dari hasil terjadinya rembesan dan mampu
penelitian evaluasi grouting pada meningkatkan beban tanah untuk
lokasi tanggul Kali Semarang, Kota mengompakkan atau
Semarang, Jawa Tengah, dapat memadatkannya.
diperoleh kesimpulan sebagai 5. Dengan dilaksanakannya
berikut: grouting terjadi perubahan nilai
1. Berdasarkan pengamatan di uji SPT yang semakin tinggi,
lapangan, litologi penyusun yaitu sebagi berikut:
lokasi ini merupakan lempung a. Sifat Kepadatan Tanah
yang merupakan endapan  Nilai N-SPT 4 (sangat
alluvium. urai) menjadi nilai N-SPT
2. Dari hasil pemboran yang 15 (agak padat).
dilaksanakan pada Gate House  Nilai N-SPT 4 (sangat
pada titik E1+10 m dapat urai) menjadi nilai N-SPT
diketahui litologi pada 10 (urai).
kedalaman 0 – 2 m berupa pasir b. Konsistensi Tanah
lepas yang berukuran kerikil  Nilai N-SPT 0-1 (sangat
dengan warna abu-abu. Pada lunak) menjadi N-SPT 2-
kedalaman 2 – 20 m dapat 3 (lunak).
diketahui litologinya berupa  Nilai N-SPT 0-1 (sangat
lempung dengan warna abu-abu lunak) menjadi N-SPT 4-
dengan sifat lunak dan sangat 7 (teguh).
lunak.  Nilai N-SPT 0-1 (sangat
3. Dari data uji SPT pada Gate lunak) menjadi N-SPT 8
House pada titik E1+10 m, (kaku).
didapatkan nilai N-SPT kurang  Nilai N-SPT 2-3 (lunak)
dari 2 dengan kondisi tanah tetap N-SPT 3 (lunak).
sangat lunak pada kedalaman 2,8  Nilai N-SPT 2-3 (lunak)
– 5,8 m dan kedalaman 10,4 – menjadi N-SPT 4-8
11,7 m. nilai N-SPT 2-3 dengan (teguh).
konsistensi tanah lunak berada
pada kedalaman 7,4 – 8,8 m dan

7
 Nilai N-SPT 2-3 (lunak) 2159. Melbourne: Golder
menjadi N-SPT 8-15 Associates.
(kaku). Choi, Richard Fun Yiu. 2005.
c. Daya dukung tiang Review of the Jet Grouting
Untuk daya dukung tiang Method. Quennsland: University
pondasi terjadi perubahan dari of Southern Queensland.
16,57 ton dan memiliki nilai Dwiyanto, J.S. 2005. Hand Out
daya dukung tanah setelahnya Geotehnik. Bandung:
berkisar antara 35,98 ton Departemen Pekerjaan Umum.
hingga 53,03 ton. Dari hasil Endarto, Danang. 2005. Pengantar
penyelidikan ini diperoleh Geologi Dasar. Penerbit LPP dan
hasil yang baik karena tujuan Percetakan UNS: Surakarta.
dari metode grouting berhasil Gambiro. 2013. Aplikasi GRLWEAP
untuk meningkatkan daya untuk Prediksi Daya Dukung
dukung tanah pada lokasi Tiang Pancang. Bekasi: PT.
penelitian. Wijaya Karya.
Hernaningsih, Taty. tth. Penelitian
DAFTAR PUSTAKA Tanah Sebagai Pendukung
Anonim. 2010. Grouting. Sumber: Pengembangan Instalasi
http://sanggapramana.wordpress. Pengolahan Limbah Cair
com/2010/07/29/grouting/. Domestik di Kantor BPP
(Semarang, 20 April 2013; Teknologi. Jakarta: Pusat
03.54) Teknologi Lingkungan, BPPT.
Anonim. 2011. Apa itu Grouting? Hudoro, Humaryono, 2001, Survey
Sumber: Geoteknik, Bagian dari KL- 241
http://www.scribd.com/doc/1346 dan 242 Mekanika Tanah dan
82239/4/Jenis-jenis-Grouting. Teknik Pondas. ITB: Bandung.
(Semarang, 20 April 2013; Jaerger, Charles. 1979. Rock
04.27) Mechanics and Engineering.
Anonim. 2005. Pedoman Cambridge: Cambridge
Penyelidikan Geoteknik untuk University Press.
Pondasi Bangunan Air. Sumber: Jitno, Hendra. 2013. Kriteria Faktor
http://pustaka.pu.go.id/new/resen Keamanan untuk Pondasi
si-buku-detail.asp?id=77 Dalam. Perth: Forum Geoteknik
Anonim. 2012. Pengenalan Indonesia.
Grouting. Sumber: Krynine, Dimitri P. dan William R.
http://harizonaauliarahman.blogs Judd. 1957. Principles of
pot.com/2012/02/pengenalan- Engineering Geology and
grouting.html. (Semarang, 20 Geothecnics. New York:
April 2013; 06.20) McGraw-Hill Book Company,
Arumsari, Putri. 2011. Metode INC.
Perbaikan Tanah Lunak. Medan: Martini. 2009. Pengaruh Tingkat
Universitas Sumatera Utara. Kepadatan Tanah Terhadap
Chapman, Gary. 2009. The Current Daya Dukung Tanah. Palu:
Piling Code Australian Standard Universitas Tadulako.

8
Muhroji. 2010. Soil Test, Masalah Sophian, R. Irvan. 2010. Penurunan
dan Aplikasinya pada Tanah Muka Tanah di Kota-kota Besar
Lunak. Semarang: Universitas Pesisir Pantai Utara Jawa (Studi
Diponegoro. Kasus: Kota Semarang).
Radding, W. Rose and M. Sherif Bandung: Fakultas Teknik
Aggour. 2001. Standard Geologi, UNPAD
Penetration Test (SPT) Stroud, M. A. 1974. The Standard
Correction. Maryland: Maryland Penetration Test in Insensitive
Department of Transportation Clays and Soft Rocks.
State Highway Administration. Stockholm: Prceedings of the
Rajapakse, Ruwan. 2008. European Symposium on
Geotechnical Engineering Penetration Testing.
Calculations and Rules of Terzaghi, K. dan Peck, R. B. 1967.
Thumb. Burlington: Butterworth- Soil Mechanics in Engineering
Heinemann Practice. New York: 2nd ed, John
Soedarsono. 2012. Amblesan Tanah Wiley
di Muara Kali Semarang Unggul, PT. Teknindo Geosistem.
Berpengaruh Terhadap Luas 2013. Tanah Lunak / Soft Soil.
Genangan dan Kerusakan Surabaya: The Official Blog of
Infrastruktur Pemukiman. PT. Teknindo Geosistem Unggul
Semarang: UNISSULA.

9
= Lokasi Penelitian
Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian di Kali Semarang dan Sekitarnya (Sumber Peta
RBI Semarang, Lembar 1409 – 222, Edisi 2001)

Gambar 2. Nilai Uji SPT pada Gate House Titik E1+10 m

10
Gambar 3. Nilai Uji SPT pada Gate House Titik E13+1 m

Gambar 4. Nilai Uji SPT pada Gate House Titik C10+2 m

Gambar 5. Nilai Uji SPT pada Gate House Titik C18+2 m

11
Gambar 6. Grafik Perbandingan Nilai Uji SPT

12

Vous aimerez peut-être aussi