Vous êtes sur la page 1sur 8

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 5, Nomor 4, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

HUBUNGAN KETERSEDIAAN PANGAN DAN ASUPAN ZAT GIZI


DENGAN KADAR HEMOGLOBIN SANTRIWATI SAAT PUASA
RAMADHAN
(Studi di Pondok Pesantren Al Isti’anah Desa Plangitan Kabupaten
Pati Tahun 2017)

Qusna Nur Anisa1, Laksmi Widajanti2, Martha I Kartasurya3


1
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro
2
Bagian Gizi Kesehatan Masyarakat, Fakultas
Kesehatan
Masyarakat Universitas Diponegoro
3
Bagian Gizi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Diponegoro

Email : anisaqusnanur@gmail.com

ABSTRACT

Adolescent female students who live in islamic boarding schoolha a high risk for
anemia since the nutrient intake is low and experience a fast growing period. One
of the factors that can cause low nutrient intake was a fasting period during
Ramadhan. Nutrient intake is influenced by food availability at the boarding
school. The objective of this study was to analyze the correlation of food
availability and nutrient intake on hemmoglobin level of female students during
Ramadhan fasting on Islamic boarding school. The research used quantitative
method with a cross sectional design. The population of this research were 48
female studentson their 8th grade. They aged between 13 - 15 years old. The
subjects were 43 female students who were fastingand fulfill the inclusion criteria.
Data were taken by interviews using food recall 2 x 24 hours method,
anthropometric measuring and hemoglobin levels measuring using hemocue® Hb
201+ analyzer.data were analysed using Rank Spearman test. The finding
showed that 62.8% of the subject were anemic. The food availability levels was
low based on Desirable Dietary Pattern (DDP Score) which was 81.23. the
energy adequacy levels was low in 86.0% subjects, 46.5% low in protein
adequacy levels, 67.4% low in iron adequacy levels, and 60.5% low in vitamin C
adequacy levels. There were correlations between energy adequacy levels
(p=0.000), protein adequacy levels (p=0.000), iron adequacy levels (p=0.000)
and vitamin C adequacy levels (p=0.000) with the hemoglobin level. It is
suggested to the organizer to select affordable price foods but still can fulfill the
female students need.

Keywords : Food Availibility, Nutrient Intake, Hemoglobin Level,


Ramadhan,Female Adolescent.

744
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 4, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

PENDAHULUAN pesantren biasanya menyediakan


menu makanan yang kurang
Di Kabupaten Pati terdapat sempurna dan hanya memenuhi
13 pondok pesantren akan tetapi beberapa kebutuhan asupan zat gizi
dari 13 pondok pesantren hanya 2 saja apalagi jika menghadapi bulan
yang sudah modern, 1 semi modern suci Ramadhan kemungkinan untuk
dan 10 masih tradisional, yang mendapat asupan zat gizi yang baik
menjadi pondok semi modern adalah akan jauh lebih kurang. Pada saat
pondok pesantren Al Isti’anah puasa, makan dan minum hanya
sehingga penulis mengambil dilakukan pada malam hari dengan
penelitian di pondok pesantren Al kegiatan fisik yang tetap rutin
Isti’anah karena ingin melihat sejauh dilakukan di siang hari. Selama
mana ketersediaan pangan dan puasa terjadi perubahan frekuensi
kejadian anemia di pondok makan, asupan zat gizi, serta
pesantren yang semi modern. Di era perubahan metabolik dan fisiologik.2
yang sekarang ini akses untuk Pengurangan jumlah asupan
mendapatkan pangan seharusnya makanan saat puasa Ramadhan
lebih mudah akan tetapi dari hasil (partial fasting) terjadi karena
studi pendahuluan penulis seseorang yang biasanya
ketersediaan pangan pondok mengonsumsi makanan sehari tiga
pesantren Al Isti’anah masih terlihat kali menjadi hanya dua kali saja, jika
kurang baik maka peneliti ingin hal ini berlangsung secara terus
mengetahui ketersediaan pangan di menerus akan mempengaruhi
pondok pesantren Al Isti’anah keseimbangan energi dan
karena ketersediaan pangan dapat penurunan komposisi lemak tubuh
menentukan akses bagaimana serta akan menurunkan jumlah
asupan zat gizi pada seseorang asupan zat gizi yang masuk ke
terutama santriwati. Mengacu dalam tubuh. Perubahan pola makan
berdasarkan Undang – Undang saat puasa dapat mengakibatkan
Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009 beberapa perubahan metabolisme
Pasal 141 memberikan dasar bahwa tubuh. Tubuh akan beradaptasi
upaya perbaikan gizi masyarakat terhadap perubahan pola konsumsi
ditujukan untuk peningkatan mutu makan saat puasa, sehingga sering
gizi perseorangan dan masyarakat ditemui beberapa kasus terjadi
melalui perbaikan pola konsumsi penurunan berat badan dan status
makanan yang sesuai dengan gizi kesehatan.3
seimbang, perbaikan perilaku sadar Menurut observasi peneliti,
gizi; aktivitas fisik dan kesehatan, remaja khususnya santriwati di
peningkatan akses dan mutu Pondok Pesantren Al Isti’anah
pelayanan gizi yang sesuai dengan memiliki keterbatasan dalam
kemajuan ilmu dan teknologi, serta ketersediaan pangan sehingga akan
peningkatan sistem kewaspadaan mempengaruhi pola makan dan
pangan dan gizi.1 asupan makanan yang dikonsumsi.
Santriwati merupakan siswi Ketatnya peraturan dari sebuah
yang belajar dan bertempat tinggal pondok pesantren untuk keluar dari
di sebuah pondok pesantren. area pondok pesantren juga akan
Pondok pesantren merupakan suatu mempengaruhi santriwati dalam
instansi pendidikan nonformal yang pemenuhan asupan makanan,
memiliki sistem pengajaran khusus. sehingga dengan asupan makanan
Menu makanan yang ada di pondok yang kurang maka akan dapat

745
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 4, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

menimbulkan macam-macam Data Survei Kesehatan Rumah


gangguan kesehatan. Salah satu di tangga (SKRT) tahun 2004
antara gangguan kesehatan yang menyatakan bahwa prevalensi
sering terjadi pada remaja putri anemia defisiensi pada remaja putri
khususya santriwati adalah anemia. usia 10 sampai 18 tahun 57,1%.10
Anemia didefinisikan sebagai Anemia defisiensi besi lebih
suatu keadaan ketika kadar sel-sel cenderung berlangsung di Negara
darah merah hemoglobin (Hb) di berkembang, dibandingkan dengan
dalam darah lebih rendah daripada Negara yang sudah maju. 36% (
nilai keadaan normal.1Hemoglobin atau kira – kira 1400 juta orang) dari
dijadikan sebagai indikator terjadinya perkiraan populasi 3800 juta orang
anemia. Seseorang dianggap di Negara berkembang menderita
mengalami anemia, jika kadar anemia jenis ini, sedangkan
hemoglobin pada laki-laki berusia ≥ prevalensi di Negara maju hanya
15 tahun<13,0 g/dL dan pada wanita sekitar 8% (atau kira – kira 100 juta
usia subur 15 – 49 tahun <12,0 orang) dari perkiraan populasi 1200
g/dL.4 juta orang.11
Anemia pada remaja putri Dari paparan penulis,
sampai saat ini masih cukup tinggi, santriwati yang merupakan usia
menurut World Health Organization sekolah menengah pertama dan
(WHO) (2013), prevalensi anemia dalam masa pertumbuhan
dunia berkisar 40-48%. Pada diperlukan asupan zat gizi yang lebih
Negara berkembang diperkirakan baik terutama asupan zat besi untuk
30% penduduk menderita anemia. mendukung proses pembelajaran
Jumlah penduduk usia remaja 10 dan pertumbuhan mereka, maka dari
sampai dengan 19 tahun di itupenulis ingin mengetahui
Indonesia sebesar 26,2% yang hubungan ketersediaan pangan dan
terdiri dari 50,9% laki – laki dan asupan zat gizi saat puasa
49,1% perempuan.4 Menurut data Ramadhan pada santriwati di
hasil Riskesdas tahun 2013, Pondok Pesantren Al Isti’anah Desa
prevalensi anemia di Indonesia yaitu Plangitan Kecamatan Pati
21,7% dengan penderita anemia Kabupaten Pati.
berumur 5-14 tahun sebesar 26,4%
dan 18,4% penderita berumur 15-24 METODE
tahun.5Di Jawa Tengah remaja Penelitian ini menggunakan
dengan anemia cukup tinggi pendekatan kuantitatif dengan
mencapai angka 43,2%.6 rancangan studi cross sectional.
Menurut Badan Pusat Populasi pada penelitian ini adalah
Statistik (BPS) tahun 2010, seluruh santriwati kelas VIII di
Penduduk Indonesia sebanyak 233 Pondok Pesantren Al Isti’anah Desa
juta jiwa dan 26,8% atau 63 juta jiwa Plangitan Kecamatan Pati
adalah remaja berusia 10 sampai 24 Kabupaten Pati yaitu sebanyak 48
tahun.7Sedangkan menurut Survei santriwati. Sampel dalam penelitian
Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) ini adalah 43 santriwati kelas VIII
tahun 2009, jumlah penduduk di yang sesuai kriteria inklusi. Kriterian
Jawa Tengah adalah 33.561.468 inklusi pada penelitian ini yaitu
jiwa dengan jumlah remaja usia 12 santriwati kelas VIII yang tinggal di
sampai 17 tahun 3.878.474 jiwa.8Di asrama pondok pesantren Al
Indonesia prevalensi anemia pada Isti’anah, sehat, bersedia mengikuti
remaja putri tahun 2006 yaitu 28%.9 prosedur dan sedang puasa

746
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) (e
Volume 5, Nomor 4, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
2356
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Ramadhan. Sedangkan kriteria


ekslusi penelitian ini yaitu memiliki
penyakit tertentu yang berbhaya
untuk peneltian seperti hemophilia,
hemophili
tinggal di luar pondok pesantren,
dan menolak menjadi responden.
Data dikumpulkan dengan
menggunakan form recall 2 x 24
jam, pengukuran antropometri,
pengukuran kadar hemoglobin dan
wawancara ketersediaan pangan
kemudian diolah menggunakan
software Nutrisurvey
isurvey dan SPSS.
Analisis data yang digunakan yaitu
berupa analisis univariat dan
bivariate dengan menggunakan uji
korelasi rank spearman.
spearman

HASIL Tabel 2 menunjukkan bahwa


Tabel 1. Deskripsi Umur Responden ketersediaan pangan di Pondok
Umur n (%) Mean SD Pesantren Al Isti’anah Desa
13 Plangitan Kecamatan Pati
25 58,1 Kabupaten Pati masih tergolong
Tahun
14 kurang yaitu hanya 81,2 sedangkan
15 34,9 13,49 0,631 standar skor PPH berdasarkan
Tahun
15 Standar Pelayanan Minimum (SPM)
3 7,0 sebesar 90.
Tahun
Total 43 100,0
Tabel 3. Kadar H
Hemoglobin
Tabel 1 menunjukkan bahwa Santriwati
sebagian besar santriwati berumur Kadar SD
(n) (%) Mean
13 tahun (58,1%). Hb
Normal 16 37,2%
Tidak 11,3 1,63
27 62,8%
A. Analisis Univariat Normal
Tabel 2. Ketersediaan Pangan Total 43 100%
Pondok Pesantren Al Isti’anah
Tabel 3 menunjukkan bahwa
sebagaian besar santriwati
menderita anemia sebanyak 62,8%.

747
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 4, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Tabel 4. Asupan Zat Gizi Santriwati Tabel 7. Tingkat Kecukupan Zat Besi
Asupan SD Tingkat
Mean
santriwati Kecuku
(n) (%) Median SD
Asupan 447,8 pan Zat
1376
Energi (kkal) Besi
Asupan 11,7 Lebih 1 2,3
35,9
Protein (g) Baik 13 30,2 60,8 24,91
Asupan Zat 6,5 Kurang 29 67,4
15,3
Besi (mg) Total 43 100
Asupan 26,5
Vitamin C 48,1 Tabel 7 menunjukkan bahwa
(mg) Tingkat Kecukupan Zat Besi pada
Tabel 4 menunjukan asupan santriwati sebagian besar tergolong
zat gizi santriwati berdasarkan kurang, yaitu sebanyak 67,4%.
Permenkes Nomor 75 Tahun 2013
tergolong kurang. Tabel 8. Tingkat Kecukupan Vitamin
C
Tabel 5. Tingkat Kecukupan Energi Tingkat
Tingkat Kecuku
Kecuku pan (%) Median SD
(%) Median SD (n)
pan (n) Vitamin
Energi C
Lebih 2 4,7 Lebih 13 30,2
22,6
Baik 4 9,3 59,08 Baik 4 9,3 57,7 40,82
01
Kurang 37 86,0 Kurang 26 60,5
Total 43 100 Total 43 100
Tabel 5 menunjukkan bahwa
Tingkat KecukupanEnergi pada Tabel 8 menunjukkan bahwa
santriwati sebagian besar tergolong Tingkat Kecukupan Vitamin C pada
kurang (86,0%). santriwati sebagian besar tergolong
kurang, yaitu sebanyak 60,5%.
Tabel 6. Tingkat kecukupan Protein
Tingkat Tabel 9. Rekapitulasi Analisis
Kecuku Hubungan Tingkat Kecukupan
(n) (%) Median SD Energi, Protein, Zat besi, dan
pan
Protein Vitamin C dengan Kadar
Lebih 15 34,9 Hemoglobin Santriwati
85,3 35,62 Variabel Variabel
Baik 8 18,6 (r) p value
Kurang 20 46,5 Terikat Bebas
Total 43 100,0 Tingkat
Kecukup 0,745 0,000**
an Energi
Tabel 6 menunjukkan bahwa Tingkat
Tingkat Kecukupan Protein pada Kadar Kecukup
0,678 0,000**
santriwati sebagian besar tergolong Hemogl an
kurang, yaitu sebanyak 46,5%. obin Protein
Tingkat
Kecukup
0,807 0,000**
an Zat
Besi

748
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 4, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Tingkat Hemoglobin saat Puasa


Kecukup Ramadhan pada Santriwati
0,777 0,000**
an Hasil penelitian diketahui bahwa
Vitamin C ada hubungan yang signifikan
**p<0,001 menunjukkan bahwa hasil dan bermakna antara tingkat
analisis bivariat berhubungan sangat kecukupan protein dengan kadar
bermakna hemoglobin karena nilai p < 0,05
dan memiliki kekuatan hubungan
PEMBAHASAN yang kuat. Hasil penelitian ini
1. Hubungan Tingkat Kecukupan dapat dilihat bahwa santriwati
Energi dengan Kadar yang memiliki tingkat kecukupan
Hemoglobin saat Puasa protein kurang memiliki kadar
Ramadhan pada Santriwati hemoglobin tidak normal. Hasil
Berdasarkan hasil tabel 9 penelitian ini sejalan dengan
ada hubungan signifikan dan penelitian Tenri Yamin yang
bermakna antara tingkat menyatakan bahwa ada
kecukupan energi dengan kadar hubungan yang signifikan antara
hemoglobin karena nilai p < 0,05 hubungan tingkat kecukupan
serta koefisien korelasi protein dengan kadar
hubungan tingkat kecukupan hemoglobin ( p = 0,032).13 Tetapi
energi dengan kadar hemoglobin penelitian ini tidak sejalan
menunjukkan bahwa memiliki dengan penelitian Suci
kekuatan hubungan yang kuat. Novitasari yang menyatakan
Hasil penelitian ini dapat dilihat bahwa tidak ada
bahwa santriwati yang memiliki hubungantingkat kecukupan
kadar hemoglobin tidak normal protein dengan kadar
14
maka kecenderungan memiliki hemoglobin (p=0,077).
tingkat kecukupan energi yang 3. Hubungan Tingkat
kurang. Jika dilihat asupan KecukupanZat Besi dengan
energi santriwati rata – rata Kadar Hemoglobin saat Puasa
hanya 1376,2 kkal dan Ramadhan pada Santriwati
persentasi yang memiliki tingkat Ada hubungan yang
kecukupan energi kurang signifikan dan bermakna antara
sebanyak 86,0%. Hal tersebut hubungan tingkat kecukupan zat
dikarenakan asupan energi yang besi dengan kadar hemoglobin
mereka konsumsi dominan nasi. karena nilai p <0,05 dan memiliki
penelitian ini sejalan dengan kekuatan korelasi yang sangat
penelitian yang dilakukan oleh kuat. Hasil penelitian ini sejalan
Anggi Irna Mantika yang dengan penelitian Ika Trisnawati
menyatakan bahwa ada yang menyatakan bahwa ada
hubungan tingkat kecukupan hubungan antara tingkat
energi dengan kadar hemoglobin kecukupan protein dengan kadar
( p = 0,000).12 Namun hasil ini hemoglobin (p = 0,039).15Namun
tidak sejalan dengan penelitian penelitian ini tidak sejalan
Tenri Yamin yang menyatakan dengan penelitian Yulianingsih
bahwa tingkat kecukupan energi yang menyatakan tidak ada
tidak ada hubungan dengan hubungan tingkat kecukupan zat
kadar hemoglobin (p = 0,388).13 besi dengan kadar hemoglobin
2. Hubungan Tingkat (p=0,263).16
KecukupanProtein dengan Kadar

749
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 4, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

4. Hubungan Tingkat Penelitian Kesehatan, 28, 447-


KecukupanVitamin C dengan 452. 2000.
Kadar Hemoglobin saat Puasa 3. Basuki, A. Manfaat Puasa Bagi
Ramadhan pada Santriwati Ilmu Kesehatan. Kawan Pustaka,
Hasil bivariat Tangerang. 2005.
menunjukkan bahwa ada 4. [Depkes RI]. Riset Kesehatan
hubungan signifikan dan Dasar. Jakarta: Badan Penelitian
bermakna antara tingkat dan pengembangan Kesehatan
kecukupan vitamin C dengan Kementrian Kesehatan RI. 2013.
kadar hemoglobin, ini dapat 5. [Balitbang Kemenkes RI] Badan
dilihat dari koefisen korelasi (r)= Litbang Kesehatan Kementrian
0,777 yang menunjukkan Kesehatan Republik Indonesia.
kekuatan hubungan sangat kuat Riset Kesehatan Dasar;
dengan p = 0,000 menunjukkan RISKESDAS. Jakarta: Balitbang
ada hubungan kedua variabel Kemenkes RI. 2013.
dikarenakan nilai p < 0,05. 6. [Dinkes] Dinas Kesehatan Prov.
Penelitian ini sejalan Jateng. Profil Kesehatan Provinsi
dengan penelitian Ika Trisnawati Jawa Tengah Tahun 2009.
yang menyatakan ada hubungan Semarang: Dinas Kesehatan
signifikan tingkat kecukupan Provinsi Jawa Tengah. 2010.
vitamin C dengan kadar 7. [BPS RI] Badan Pusat Statistik
hemoglobin (p=0,011).15 Berbeda Jakarta Pusat , Statistik
dengan hasil penelitian Is Indonesia Tahun 2010. Jakarta
Rinieng Nur Sya’ Bani yang Pusat : Badan Pusat Statistik.
menyatakan bahwa tidak ada 2010.
hubungan tingkat kecukupan 8. [BPS RI] Badan Pusat Statistik
vitamin C dengan kadar Republik Indonesia. Survei
hemoglobin (p=0,13).17 Sosial Ekonomi Nasional
(Susenas). Jakarta Pusat :
Badan Pusat Statistik. 2009.
KESIMPULAN 9. [Depkes RI] Departemen
Berdasarkan hasil penelitian Kesehatan Republik Indonesia.
diketahui bahwa ada hubungan Riset Kesehatan Dasar Tahun
tingkat kecukupan energi, protein, 2007. Badan Penelitian dan
zat besi dan vitamin C dengan kadar Pengembangan Kesehatan
hemoglobin saat puasa Ramadhan Departemen Kesehatan RI.
pada santriwati di pondok pesantren 2007.
Al Isti’anah Desa Plangitan 10. [Balitbang] Badan Litbang
Kabupaten Pati tahun 2017. Kesehatan. Survey Kesehatan
Nasional, Survei Kesehatan
REFERENSI Rumah Tangga (SKRT) 2004
1. Undang – Undang Republik Volume 2 Status Kesehatan
Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Masyarakat Indonesia. Jakarta :
Tentang Kesehatan. Depkes RI. 2004.
2. Soetrisno, U., R. Rozanna, G. 11. Arisman. Gizi Dalam Daur
Sofia, Almasyuri & Muhilal. Kehidupan. EGC. Jakarta. 2010.
Kebugaran dan produktivitas 12. Mantika, Anggi Irna. Hubungan
kerja tenaga kerja wanita selama Asupan Energi, Protein, Zat Besi
berpuasa ramadhan. Buletin dan Aktivitas Fisik dengan Kadar
Hemoglobin Tenaga Kerja

750
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 5, Nomor 4, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Wanita di Pabrik Pengolahan Muhammadiyah Nomo 1 Volume


Rambut PT. Won Jin Indonesia. 1. 2016.
Skripsi Fakultas Kedokteran
Universitas Diponegoro.
Semarang : 2014.
13. Yamin, Tenri. “Hubungan
Pengetahuan, Asupan Gizi dan
Faktor Lain yang Berhubungan
dengan Kejadian Anemia pada
Remaja Putri di SMA Kabupaten
Kepulauan Selayar Tahun 2012”
Skripsi Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas
Indonesia: Depok. 2012.
14. Novitasari, Suci. Hubungan
Tingkat Asupan protein, Zat
Besi, Vitamin C dan Seng
dengan Kadar Hemoglobin pada
Remaja Putri di SMA Batik 1
Surakarta. Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
2014.
15. Trisnawati, Ika. Hubungan
Asupan Fe, Zinc, Vitamin C dan
Status Gizi dengan Kejadian
Anemia pada Remaja Putri di
SMP Negeri 4 Batang. Fakultas
Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Surakarta :
2014.
16. Yulianingsih. Hubungan antara
Konsumsi Protein dan Zat Besi
dengan Kadar hemoglobin pada
Wanita Usia Subur (WUS) di
Kecamatan Cangkringan
Kabupaten Sleman. Fakultas
Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Surakarta :
2013.
17. Bani, Is Rinieng Nur Sya’ dan Sri
Sumarmi. Hubungan Status Gizi
dengan Kejadian Anemia pada
Santriwati di Pondok Pesantren
Darul Ulum Peterongan
Jombang. Departemen Gizi &
Kesehatan, Fakultas Kesehatan
Masyarakat, Universitas
Airlangga. Jurnal Keperawatan

751

Vous aimerez peut-être aussi