Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Kinerja suatu organisasi dipengaruhi oleh beberapa faktor baik yang bersumber pada
internal maupun eksternal. Strategi organisasi dalam mencapai target mengedepankan aspek
pelayanan, pengerahan SDM, organisasi, keuangan dan promosi. Kebijakan manajemen yang
diambil dalam pencapaian kinerja adalah pengembangkan partisipasi aktif dari semua unsur
puekesmas dalam pelayanan, pembagian tugas sesuai dengan profesi, kompetensi dan
1. Faktor Internal
a. Organisasi
Tingkat Pertama.
Faktor sumber daya manusia di Puskesmas sangat dominan. Dokter dan tenaga medis
lainnya berperan utama dalam pelayanan, sehingga dalam mencapai kinerja yang telah
c. Sarana Prasarana
Keterbatasan sarana dan prasarana yang ada sangat menentukan kinerja puskesmas.
pendukung layanan, sehingga pada saat operasional sudah tidak terkendala sarana.
d. Perangkat Lunak
keputusan, dan perangkat lunak sistem informasi manajemen dan keuangan, sehingga
disamping memudahkan pelaksanaan kerja juga dapar sebagai acuan dalam bertindak
pembiayaan pembelian obat, bahan medis habis pakai, jasa pelayanan, bahan makan
daerah yang berlaku yang menetapkan besaran tarif tanpa memperhitungkan biaya riil
yang berlaku dalam perolehan bahan habis pakai, obat-obatan, jasa, sarana prasarana,
2. Faktor Eksternal
a) Permendagri
Pemerintah daerah sangat ketat dengan program dan kegiatan yang sudah ada di
perorangan yang tidak bisa masuk dalam penganggaran. Hal ini menyulitkan
punya pos anggaran sendiri sehingga masih terikat dengan RKA/DPA Dinas
setiap hari harus terpenuhi dengan Pola Pengelolaan daerah yang diatur oleh UU
keuangan daerah maka setiap awal tahun puskesmas selalu terkendala dalam
pencairan APBD.
masalah anggaran puskesmas yang belum bertindak sebagai KPA, serta rekuitmen
pegawai, membawa dampak yang besar bagi kinerja puskesmas, karena puskesmas
puskesmas.
Keberhasilan pembangunan kesehatan juga sangat tergantung pada kondisi sosial dan
budaya masyarakat. Tanpa dukungan Pemerintah Daerah dan keterlibatan serta peran
aktif masyarakat tentu akan sulit untuk mencapai tujuan yang telah di programkan di
bidang kesehatan.
sudah cukup umur tidak diproduksi lagi, sekaligus tidak ada suku cadangannya.
puskesmas karena untuk membeli alat baru perlu dana yang cukup besar sedang alat
pakai untuk operasional pelayanan, walaupun tidak secara langsung berdampak pada
kinerja, namun ada kekhawatiran adanya pengurangan dana dari berbagai sumber.
Nilai kurs rupiah terhadap mata uang asing juga memacu fluktuasi harga-harga pasar
1. Aspek Makro
ASUMSI TAHUN
NO UNSUR KET
ANGGARAN 2017
2. Aspek Mikro
ASUMSI TAHUN
NO UNSUR KET
ANGGARAN BERJALAN
Pembiayaan pelayanan publik
1 sebagai fungsi Public Service Tidak ada
Obligation (PSO)
2 Kenaikan tarif layanan Tidak ada
Pengembangan / peningkatan
3 Tidak ada
layanan
Asumsi berkaitan dengan Berdasarkan target kinerja
4
analisis rasio keuangan keuangan
C. Pencapaian Kinerja
1. Non Keuangan
a. Pelayanan
b. Pendukung Pelayanan
2. Keuangan
a. Umum
Puskesmas X baru memulai penganggaran BLUD penuh pada tahun 2016 dimana pola
penganggaran sebelum tahun 2016 masih menginduk pada Dinas Kesehatan, dan
disamping itu Puskesmas X masih berstatus Kuasa Pengguna Anggaran dan dengan
realisasi anggaran Dinas Kesehatan. Standar akuntansi yang digunakan oleh Puskesmas
b. Kebijakan Akutans
diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007, BLUD
1) Asumsi Dasar
Asumsi dasar akuntansi yang diterapkan pada sistem akuntansi Puskesmas X dalam
a. Kelangsungan Usaha
Laporan keuangan disusun atas dasar asumsi Puskesmas X akan terus melakukan
usahanya.
Laporan keuangan pada prinsipnya disusun atas dasar akrual, yaitu mengakui
transaksi pada saat kejadian bukan pada saat kas atau setara kas diterima atau
dibayar dan dicatat dalam periode bersangkutan. Hal ini memberikan informasi
kepada pembaca laporan keuangan tidak hanya transaksi masa lalu yang
menggunakan dasar kas, yaitu mengakui pendapatan daerah pada saat kas
diterima dan belanja daerah diakui pada saat diterbitkan Surat Perintah
Membayar (SPM).
c. Entitas Akuntansi
dengan Peraturan Daerah Kota Nomor 52 tahun 2009 tentang Pembentukan Pusat
ciri yang berbeda dengan akuntansi satuan kerja lainnya dilingkungan Pemerintahan
Kota, yaitu :
untuk menutup defisit dan memanfaatkan surplus kas jangka pendek untuk
barang, jasa dan/atau transaksi lainnya yang berhubungan langsung atau tidak
Pemerintah (SAP).
Aset diklasifikasikan menjadi Aset Lancar, Investasi Jangka Panjang, Aset Tetap,
Aset lancar terdiri atas: kas dan bank, deposito, piutang, persediaan, belanja dibayar
dimuka.
Aset tetap adalah aset berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan
dibangun lebih dahulu, yang digunakan untuk penyelenggaraan dan pelayanan publik
Dana cadangan adalah dana yang disisihkan untuk menampung kebutuhan yang
memerlukan dana relatif cukup besar yang tidak dapat dibebankan dalam satu
periode akuntansi.
Asel lain-lain adalah aset yang tidak dapat dikelompokkan ke dalam aset lancar,
Kewajiban atau hutang adalah kewajiban kepada pihak ketiga sebagai akibat
transaksi keuangan masa lalu yang harus dilunasi. Kewajiban diakui pada saat dana
Ekuintas adalah jumlah kekayaan bersih yang merupakan selisih antara jumlah aset
Ekuintas terdiri dari ekuintas dana lancar, ekuintas dana investasi, ekuintas dana
cadangan.
Hibah terikat yang diperoleh dari masyarakat / badan lain dengan tujuan untuk
HIV/AIDS. Hibah tipe ini dicatat pada Neraca Dana Hibah Terikat sampai dengan
aset tetap, misalnya pendonor menyumbangkan dana tetapi khusus untuk membeli
Pedapatan adalah peningkatan aset dan atau penurunan kewajiban yang berasal dari
kejadian (transaksi) bukan pada saat kas atau setara kas diterima dan dicatat dalam
penerimaan bruto, dan tidak diperbolehkan mencatat jumlah neto (pendapatan setelah
Penerimaan berasal dari APBN dan APBD yang digunakan untuk memberi
Berdasarkan sumber dananya biaya diklasifikasikan menjadi dua yaitu biaya yang
sumber dananya dari pendapatan operasional rumah sakit dan biaya yang sumber
Biaya terdiri dari: biaya operasional dan biaya non operasional sedangkan biaya
operasional terdiri dari biaya pelayanan dan biaya administrasi dan umum.
Target pendapatan UPT Puskesmas X tahun 2016 sebesar Rp. 2.675.095.930 terdiri dari
Pendapatan dari APBD Rp. 500.279.772, dana kapitasi JKN Rp. 1.314.792.000,
jamkesda Rp. 45.776.000, pendapatan dari APBN/BOK sebesar Rp. 241.853.168. target
tersebut sampai bulan September tahun 2016 tercapai sebesar Rp. 865.122.183 dengan
rincian Pendapatan dan Jasa layanan Rp. 19.022.500, Pendapatan dari APBD sebesar Rp.
25.874.013, dari kapitasi JKN Rp. 768.294.000 dan jamkesda Rp. 0 pendapatan dari
APBN/BOK sebesar Rp. 51.931.670 hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain :
2. Animo masyarakat pada wilayah kerja Puskesmas X yang cukup tinggi dalam
umumnya berbentuk Rumah Sakit, klinik dan Balai Pengobatan yang lebih