Vous êtes sur la page 1sur 2

ASEAN Framework Agreement on

Services (AFAS)
August 12, 2016 By perundingan-jasa
ASEAN Framework Agreement on Services (AFAS) ditandatangani oleh para Menteri Ekonomi
ASEAN pada tanggal 15 Desember 1995 di Bangkok, Thailand. Liberalisasi jasa bertujuan untuk
menghilangkan hambatan penyediaan jasa diantara negara-negara ASEAN dilakukan melalui
mekanisme yang diatur dalam ASEAN Framework Agreement on Services (AFAS). Latar belakang
pembentukan AFAS adalah melengkapi pendirian AFTA (ASEAN Free Trade Area) dan
memperkuat sektor jasa ASEAN dalam pasar dunia. AFAS merupakan persetujuan di antara
negara-negara ASEAN di bidang jasa yang bertujuan untuk :

1. meningkatkan kerjasama diantara negara anggota dibidang jasa dalam rangka


meningkatkan efisiensi dan daya saing, diversifikasi kapasitas produksi dan pasokan serta
distribusi jasa dari para pemasok jasa masing-masing negara anggota baik di dalam ASEAN
maupun di luar ASEAN.
2. menghapuskan secara signifikan hambatan-hambatan perdagangan jasa diantara negara
anggota; dan
3. meliberalisasikan perdagangan jasa dengan memperdalam tingkat dan cakupan liberalisasi
melebihi jasa dalam GATS dalam mewujudkan perdagangan bebas dibidang jasa.

Prinsip-prinsip AFAS

Dalam perundingan liberalisasi bidang jasa, AFAS menerapkan prinsip-prinsip sebagaimana yang
diterapkan dalam WTO. Prinsip-prinsip tersebut antara lain:

1. Most Favoured Nation (MFN) treatment– kemudahan yang diberikan kepada suatu negara
berlaku juga untuk semua negara lain;
2. Non Discrimination -pemberlakuan hambatan perdagangan diterapkan untuk semua negara
tanpa pengecualian.
3. Transparency-setiap negara anggota wajib mempublikasikan semua peraturan, perundang-
undangan, pedoman pelaksanaan dan semua keputusan/ketentuan yang berlaku secara
umum yang dikeluarkan oleh Pemerintah Pusat maupun daerah.
4. Progressive Liberalization yaitu liberalisasi secara bertahap sesuai dengan tingkat
perkembangan ekonomi setiap negara anggota.

Komitmen Bidang Jasa AFAS

Dalam pemberian komitmen di AFAS, negara-negara ASEAN diharuskan untuk memberikan tingkat
komitmen yang lebih baik untuk sesama anggota ASEAN dibandingkan dengan komitmennya dalam
GATS-WTO, serta aturan yang dikembangkan dalam AFAS cakupan liberalisasi jasanya melampaui
hal-hal yang telah diatur dan dilaksanakan di bawah skema GATS. Oleh karena itu dapat dikatakan
bahwa AFAS dikenal juga dengan istilah GATS Plus. Proses liberalisasi bidang jasa dilaksanakan
secara bertahap dan hati-hati dengan mempertimbangkan kepentingan nasional dan tingkat
pembangunan ekonomi negara anggota ASEAN. Untuk itu diterapkan prinsip fleksibilitas yang
disepakati oleh semua negara ASEAN (pre-agreed flexibility) dan penerapan formulasi ASEAN
minus X. Disamping itu, untuk memberikan kepastian liberalisasi, negara anggota tidak
diperkenankan untuk menarik kembali komitmen yang telah disepakatinya. Sedangkan yang dapat
menjadi kekuatan suatu negara dalam menjaga pasar perdagangan jasa dalam negerinya adalah
setiap negara anggota ASEAN tetap memiliki hak pengaturan internal sepanjang tidak bertentangan
dengan ketentuan AFAS.

AFAS akan diselesaikan melalui pemenuhan 10 paket komitmen bidang jasa. Hingga saat ini
ASEAN telah menyelesaikan 9 paket komitmen bidang jasa, dan akan menyelesaikan komitmen
paket terakhir yaitu AFAS Paket 10 di tahun 2017. Adapun dalam pemenuhan komitmennya,
ASEAN telah menetapkan target ambang batas (threshold) yang mengacu kepada Cetak Biru
Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015, dimana jumlah subsektor jasa yang akan dikomitmenkan
seluruh negara anggota sebanyak 128 subsektor jasa dengan komitmen Mode 1, 2 adalah None
dan di Mode 3 dengan batasan kepemilikan modal asing sebesar 70%.

Indonesia hingga AFAS Paket 9 telah memberikan komitmen sebanyak 99 subsektor jasa dimana
sebanyak 55 subsektor telah memenuhi threshold kepemilikan modal asing sebesar 70%,
sementara 44 subsektor lainnya masih dibawah 70% dikarenakan adanya pembatasan dalam
peraturan domestik.

Vous aimerez peut-être aussi