Vous êtes sur la page 1sur 17

Jurnal Pendidikan Informatika dan Sains Volume 2 Nomor 1 Juni 2013

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES SELEKSI PENERIMAAN


CALON MAHASISWA BARU PRODI PENDIDIKAN FISIKA
STKIP PGRI PONTIANAK

Wahyudi*, Soka Hadiati, Handi Darmawan


Program Studi Pendidikan Fisika STKIP PGRI Pontianak
* wahyudi.kakap@gmail.com

ABSTRACT
This research aims to design a instrument of selection tests that can measure the
possession of physics concepts in the selection new undergraduateadmission in department
of physical education STKIP PGRI Pontianak. This research used design research and
development (R&D) design with 4-D models that include define, design, develop and
disseminate. This research subject is a instrument of selection tests that can measure
mastery of physics concepts in the selection new undergraduate admission in department
of physical education STKIP PGRI Pontianak with the 2nd half of respondents are students
of physical education department of the academic year 2012-2013. Instruments of this
research used a multiple choice test. Descriptive data were analyzed quantitatively
describing the characteristics of the instruments developed questions. Data from SPMB
tested scores were analyzed through the stages of validity, distinguishing, difficulty index
and reliability. The results showed that out of 100 test questions are designed, acquired
about 90% valid, 67% about having a moderate level of difficulty, 58% about the
distinguishing features are good. Finalization of a small group show about the trials used
as many as 58 pieces with high level of reliability. The whole matter has been representing
the indicator of test. The instrument of selection tests that have been analyzed and
determined showed the largest indicators proportion in classical physics and modern
physics.

Keywords: Development, Test Instruments, Selection New Undergraduate Admission,


Physics Education.

1. Pendahuluan
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu pendidikan Persatuan Guru Republik Indonesia
(STKIP-PGRI) Pontianak merupakan salah satu Lembaga Pendidikan Tenaga
Kependidikan (LPTK) yang menyelenggarakan program pendidikan S-1. Program
pendidikan terdiri atas Program Studi Bimbingan dan Konseling (BK), Program Studi
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn), Program Studi Pendidikan
Matematika, Program Studi Pendidikan Sejarah, Program Studi Pendidikan Jasmanai dan
Kesehatan, Program Studi Pendidikan Geografi, Program Studi Pendidikan Fisika,
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Program Studi Pendidikan Bahasa
Inggris dan Program Studi Pendidikan Teknologi Informasi dan Komputer.

Jurnal Pendidikan Informatika dan Sains Edisi Juni 2013 Page 346
Jurnal Pendidikan Informatika dan Sains Volume 2 Nomor 1 Juni 2013

Program Studi Pendidikan Fisika merupakan salah satu dari 10 program studi yang
populer dimiliki STKIP-PGRI Pontianak dan didirikan pada tahun 2009 dengan ijin
penyelenggara SK Dikti No. 1390/D/T/2009 tanggal 18 Agustus 2009. Terbentuknya
program studi ini merupakan salah satu wujud kontribusi STKIP-PGRI Pontianak terhadap
pengembangan sumber daya manusia (SDM) yang dibutuhkan di daerah Kalimantan Barat.
Kontribusi ini merupakan dasar dari Visi dan Misi Program Studi Pendidikan Fisika untuk
menghasilkan lulusan yang bermutu demi mengembangkan pembelajaran fisika yang
inovatif dan kreatif.
Kemajuan Program Studi Pendidikan Fisika dipengaruhi oleh berbagai komponen
diantaranya mahasiswa, dosen, dan fasilitas kampus. Kualitas Dosen di STKIP PGRI
Pontianak telah ditingkatkan melalui program beasiswa S2 dan S3 untuk menunjang
kebutuhan akan SDM. Selain itu, fasilitas kampus khususnya di Program studi pendidikan
fisika telah dioptimalkan dengan adanya kelengkapan sarana prasarana penunjang
pembelajaran seperti ruang kelas yang cukup nyaman, LCD proyektor, serta 3 ruang
laboratorium dengan alat percobaan yang cukup memadai. Komponen dosen dan fasilitas
kampus telah berusaha dikontrol oleh lembaga guna meningkatkan kemajuan program
studi Pendidikan fisika, namun pada komponen mahasiswa masih perlu dibenahi. Hal ini
disebabkan karena Program Studi Pendidikan Fisika STKIP-PGRI Pontianak mengalami
kesulitan dalam mencapai jumlah mahasiswa yang sesuai dengan kebutuhan operasional
kelembagaan, sehingga proses penerimaan mahasiswa baru kurang selektif. Implikasinya
terlihat dari berbagai kesulitan dan hambatan yang dihadapi mahasiswa dalam proses
pembelajaran, sehingga pada akhirnya mempengaruhi hasil belajar mahasiswa yaitu dalam
hal ini indeks prestasi mahasiswa.
Secara kronologis, metode seleksi penerimaan mahasiswa baru terdiri atas SKALU
(1976), SKASU/Proyek Perintis 1, Proyek perintis 2, 3, dan 4 (1979), Sipenmaru dan
PMDK (1983), UMPTS (1989), SPMB (2001), dan SNMPTS (2008-2012) (Rahayu et.al,
2011). Dari semua pola yang telah dikembangkan pada prinsipnya ada dua jalur utama
seleksi yaitu ujian tertulis dan non-tertulis. Metode seleksi penerimaan mahasiswa baru
yang dikembangkan di STKIP PGRI Pontianak adalah metode SPMB dengan dua tahap
seleksi yaitu tes tertulis dan wawancara. Tes tertulis dilakukan untuk mengetahui
kemampuan kognitif mahasiswa, sedangkan tes wawancara dilakukan untuk mengetahui
kemampuan psikomotor dan afektif. Berdasarkan penelitian Rahayu et.al (2011), diketahui
bahwa rata-rata indeks prestasi mahasiswa dipengaruhi oleh hasil seleksi penerimaan

Jurnal Pendidikan Informatika dan Sains Edisi Juni 2013 Page 347
Jurnal Pendidikan Informatika dan Sains Volume 2 Nomor 1 Juni 2013

mahasiswa baru. Semakin tinggi nilai hasil seleksi penerimaan mahasiswa baru maka
indeks prestasi mahasiswa akan tinggi pula. Rendahnya hasil belajar mahassiwa yang
dalam hal ini adalah indeks prestasi mahasiswa terkait dengan sistem pelaksanaan seleksi
yang tidak selektif sebagai konsekuensi dari pemenuhan kuota jumah mahasiswa untuk
mencukupi biaya operasioanal lembaga. Oleh karena itu, perlu dikaji kembali aspek yang
berperan dalam mengontrol kualitas mahasiswa salah satunya yaitu soal tes yang
digunakan dalam Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB). Soal tes yang digunakan
dalam Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) khususnya mata pelajaran Fisika
perlu dikaji kembali untuk memastikan bahwa soal telah sesuai dengan kompetensi yang
diharapkan sehingga kualitas input mahasiswa yang masuk dapat ditingkatkan.
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan maka tujuan penelitian ini secara
umum adalah untuk merancang instrumen tes untuk mengukur penguasaaan konsep fisika
dalam seleksi penerimaan calon mahasiswa baru prodi pendidikan fisika STKIP PGRI
Pontianak. Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik
instrumen tes seleksi penerimaan calon mahasiswa baru prodi pendidikan fisika STKIP
PGRI Pontianak. Hasil yang diharapkan dalam penelitian ini adalah dihasilkannya
instrumen tes yang baik yang dapat mengukur pengetahuan atau penguasaan konsep fisika
dalam seleksi penerimaan calon mahasiswa baru prodi pendidikan fisika STKIP PGRI
Pontianak.

2. Metode Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian dan pengembangan (Research &
Development). Penelitian pengembangan yang akan dilakukan ini mengacu pada model
yang dikembangkan olehThiagarajan et.al yakni model 4-D yang meliputi define, design,
develop dan disseminate (Sukardiyono, 2012).
Subjek penelitian ini adalah soal tes seleksi yang dapat mengukur penguasaan konsep
fisika pada seleksi penerimaan calon mahasiswa baru prodi pendidikan fisika STKIP PGRI
Pontianak. Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa semester 2 prodi pendidikan
fisika tahun akademik 2012-2013. Pertimbangan dipilihnya mahasiswa semester 2 adalah
mahasiswa tersebut masih belum mendapatkan mata kuliah fisika secara expert. Di
semester 1 dan 2 masih sedikit mata kuliah ke-fisika-an yang diberikan ke pada mahasiswa
tersebut. Lokasi penelitian dilakukan di program srudi pendidikan fisika STKIP PGRI
Pontianak.

Jurnal Pendidikan Informatika dan Sains Edisi Juni 2013 Page 348
Jurnal Pendidikan Informatika dan Sains Volume 2 Nomor 1 Juni 2013

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
pengukuran. Pengukuran yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pengukuran dengan
menggunakan tes. Menurut Nawawi (2005:94), teknik pengukuran adalah cara
pengumpulan data yang bersifat kuantitatif, untuk mengetahui tingkat atau derajat aspek
tertentu di bandingkan dengan norma (standar) tertentu sebagai satuan ukur yang relevan.
Instrumen penelitian yang digunakan adalah soal tes yang dirancang untuk keperluan
seleksi penerimaan calon mahasiswa baru prodi pendidikan fisika STKIP PGRI Pontianak.
Instrumen tes berupa pilihan ganda (multiple choice) dengan jumlah pilihan jawaban
sebanyak lima pilihan jawaban.
Data diperoleh dari skor soal tes yang diujicobakan. Analisis data yang akan
dilakukan merupakan analisis deskriptif yang menggambarkan karakteristik dari soal
instrumen yang dikembangkan. Langkah-langkah analisis data dari skor soal SPMB yang
diujicobakan dianalisis melalui tahapan validitas, daya pembeda, indek kesukaran dan
reliabilitas. Dari hasil uji coba soal tes SPMB yang dicancang, selanjutnya dibuat distribusi
hasil analaisis yang meliputi validitas, daya pembeda, indek kesukaran dan reliabilitas soal
tes. Dari hasil analisis, akan dilakukan revisi sehingga didapatkan produk peneltian yang
baik berupa soal tes SPMB yang siap digunakan.

3. Hasil dan Pembahasan


a. Deskripsi Data
Kegiatan pengembangan soal SPMB dengan mengacu model Four-D yang terdiri
dari empat tahap, yaitu: tahap pendefinisian (define), tahap perancangan (design), tahap
pengembangan (develop), dan tahap pendiseminasian (disseminate) telah berhasil
mendapatkan instrumen soal tes yang diperlukan dalam proses seleksi penerimaan
mahasiswa baru di lingkungan STKIP PGRI Pontianak. Responden dalam penelitian ini
adalah mahasiswa semester 2 prodi pendidikan fisika tahun akademik 2012-2013. Sebagai
gambaran hasil penelitian yang telah dilakukan, maka akan diuraikan data hasil penelitian
dari proses awal sampai diperolehnya data penelitian. Pelaksanaan soal tes SPMB dengan
tahap-tahap pengembangannya adalah sebagai berikut:

Penelitian ini diawali dari tahap pendefinisian dengan melakukan analisis prasyarat
kompetensi, distribusi materi dan pemetaan konsep-konsep fisika yang akan dijadikan
mata uji dalam soal tes seleksi. Setelah itu, pada tahap perancangan dibuat kisi-kisi
intrumen berdasarkan konsep-konsep fisika yang telah dipilih menjadi mata uji dalam tes

Jurnal Pendidikan Informatika dan Sains Edisi Juni 2013 Page 349
Jurnal Pendidikan Informatika dan Sains Volume 2 Nomor 1 Juni 2013

seleksi. Intrumen tes seleksi dirancang berdasarkan kisi-kisi yang mampu mengakses
penguasaan konsep fisika bagi calon mahasiswa yang akan digunakan untuk seleksi
penerimaan di program studi pendidikan fisika STKIP PGRI Pontianak. Materi pokok yang
digunakan adalah besaran fisika, mekanika klasik, mekanika fluida, termodinamika,
getaran dan gelombang, optika, elektromagnet, dan fisika modern. Tahap selanjutnya
adalah mengidentifikasi tujuan penggunaan instrumen tes dan kesesuaian antara kisi-kisi
dengan soal tes. Output dari tahapan ini adalah dihasilkannya draft 1 (pertama) dari
intrumen tes. Selanjutnya untuk tahapan pengembangan dilakukan penelaahan oleh ahli
(expert judgment) oleh 3 orang dosen pendidikan fisika terhadap tiap butir instrumen soal
tes. Berdasarkan hasil penelaahan oleh ahli terhadap tiap butir soal, selanjutnya dilakukan
revisi hasil penelaahan oleh ahli sehingga dihasilkan draft 2 (kedua) instrumen tes yang
berjumlah 100 soal. Pada Gambar 1 disajikan diagram batang distribusi sebaran materi
pokok dan jumlah soal yang digunakan sebagai draft soal SPMB kedua.

35 29
30
25 22
20 14
15 11
6 8
10 5 5
5
0

Gambar 1. Diagram Sebaran Jumlah Soal SPMB Tiap Materi Pada Draft Kedua

Gambar 4.1 menunjukkan sebaran jumlah soal materi mekanika klasik dan fisika
modern adalah yang terbesar. Dari draft kedua instrumen tes ini selanjutnya dilaksanakan
uji pengembangan. Dari hasil uji coba pengembangan selanjutnya dilakukan analisis butir
soal yang meliputi validitas, reliabilitas, daya pembeda dan indeks kesukaran.

Berdasarkan analisis data dapat diketahui bahwa soal yang valid berjumlah 68 soal,
dari 100 butir soal yang meliputi 8 materi pokok fisika dan 38 sub materi fisika terdapat 5
soal yang tidak valid. Seluruh soal yang tidak valid tidak digunakan karena dianggap tidak
sahih dan tidak dapat digunakan untuk mengukur dengan tepat. Soal yang valid selanjutnya
dianalisis reabilitasnya. Adapun hasil perhitungan reliabilitas dari 100 soal yang
diujicobakan, seluruh soal memilki reliabilitas sangat tinggi (r=0,84).

Jurnal Pendidikan Informatika dan Sains Edisi Juni 2013 Page 350
Jurnal Pendidikan Informatika dan Sains Volume 2 Nomor 1 Juni 2013

Berdasarkan hasil analisis indeks kesukaran, dari 100 butir soal terdapat soal yang
berkategori sukar, sedang, dan mudah. Hal ini menunjukkan soal tes telah memiliki indeks
kesukaran yang bervariasi dan disusun nomor soal secara berurutan dari yang mudah,
sedang, sampai sukar. Menurut Arikunto (2009:210), soal yang baik adalah soal yang
mempunyai indeks kesukaran memadai dalam arti tidak terlalu sukar dan tidak terlalu
mudah. Dari 100 soal tes terdapat 67 (lebih dari 50 %) soal berkategori sedang sehingga
dapat dikatakan soal tes baik digunakan.
Selanjutnya, dari analisis daya pembeda soal, diketahui bahwa sebanyak 42 soal
memiliki daya beda dengan kategori buruk. Seluruh soal dengan kategori buruk tidak
digunakan karena dianggap tidak dapat membedakan antara peserta tes yang pandai
(berkemampuan tinggi) dengan peserta tes yang tidak pandai (berkemampuan rendah).
Akan tetapi, terdapat beberapa indikator soal menjadi hilang karena hanya diwakili oleh
satu butir soal. Agar indikator tidak hilang karena soalnya tidak digunakan akibat dari daya
pembeda yang buruk, maka tindakan yang dilakukan pada soal yang indikatornya tidak
terwakili adalah memperbaiki butir soal yang bersangkutan agar bisa mewakili indikator
soal tes SPMB. Adapun distribusi soal yang perlu diperbaiki adala sub materi analsisi
dimensi, gerak vertika, perpindahan kalor, pemantulan cahay dan optika fisis yang masing-
masing sebanyak satu soal.
Melalui gambaran hasil analisis validitas, reliabilitas, indeks kesukaran dan tingkat
daya beda, dari 100 soal tes draft kedua yang diujicobakan, maka diambil 58 soal tes
SPMB untuk digunakan pada tahap penyebaran dan 42 soal tiak digunakan. 58 soal tes ini
dinyatakan valid, reliabel dengan tingkat kesukaran yang sedang dan daya beda yang baik
sehingga dianggap dapat menjadi instrumen yang baik untuk menyaring calon mahasiswa
pendidikan fisika. Pada Gambar 2 disajikan diagram batang distribusi sebaran materi
pokok dan jumlah soal yang digunakan sebagai draft soal SPMB ketiga. Gambar 4.2
menunjukkan pula bahwa sebaran jumlah soal materi mekanika klasik dan fisika modern
adalah tetap yang terbesar.
30
20
10
0

Gambar 2. Diagram Sebaran Jumlah Soal SPMB Tiap Materi Pada Draft Ketiga

Jurnal Pendidikan Informatika dan Sains Edisi Juni 2013 Page 351
Jurnal Pendidikan Informatika dan Sains Volume 2 Nomor 1 Juni 2013

b. Pembahasan Hasil Penelitian


Pengembangan instrumen tes yang dilakukan bertujuan untuk mendapatkan
instrumen tes seleksi terhadap penguasaaan konsep fisika dalam seleksi penerimaan calon
mahasiswa baru prodi pendidikan fisika STKIP PGRI Pontianak dan untuk mengetahui
karakteristik instrumen tes seleksi penerimaan calon mahasiswa baru prodi pendidikan
fisika STKIP PGRI Pontianak. Melalui tahapan pengembangan 4D, pada tahap
pendefinisian dilakukan analisis prasyarat kompetensi, distribusi materi dan pemetaan
konsep-konsep fisika yang akan dijadikan mata uji dalam soal tes seleksi atas dasar analisis
kurikulum. Analisis kurikulum bertujuan untuk menentukan bobot setiap pokok
bahasan yang akan dijadikan dasar dalam menentukan jumlah item atau butir soal
untuk setiap materi pokok soal objektif. Soal tes yang digunakan dalam Seleksi
Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) khususnya mata pelajaran Fisika dikaji kembali
berdasar kurikulum untuk memastikan bahwa soal telah sesuai dengan kompetensi yang
diharapkan sehingga kualitas input mahasiswa yang masuk dapat ditingkatkan.
Kurikulum 2013 Program Studi Pendidikan Fisika STKIP-PGRI Pontianak bertolak
dari asumsi Lindeman dalam Knowles (2005:39) bahwa calon mahasiswa Program Studi
Pendidikan Fisika STKIP-PGRI Pontianak adalah orang dewasa yang akan termotivasi
untuk belajar sesuai dengan kebutuhan akan pengalaman dan penekanan pembelajaran
bukan hanya pada materi saja akan tetapi berorientasi kepada kehidupan nyata sehingga
secara garis besar memuat struktur mata kuliah yang mengasah kompetensi pedagogik dan
kompetensi profesional. Adapun mata kuliah yang berkaitan dengan kompetensi
profesional, yaitu mata kuliah fisika dasar, mekanika, fisika matematika, ilmu pengantar
bumi dan antariksa, fisika lingkungan, getaran dan gelombang, optik, fisika modern,
elektronika dasar, permodelan matematika, fisika statistik, listrk magnet, fisika inti, fisika
kuantum, fisika zat padat, dan fisika komputasi. Sebaran mata kuliah ini menunjukkan
bahwa instrumen tes yang dikembangkan harus dirancang berdasarkan jejaring konsep
utama sebagai landasan berpikir sebelum menempuh sebaran mata kuliah kompetensi
profesional yang ada struktur kurikulum 2013 Program Studi Pendidikan Fisika STKIP-
PGRI Pontianak.
Himpunan konsep utama merujuk pada A Short History of Physics karangan Buckley
(1929), History of Physics karangan Cajori (1929) dan Laue (1950), serta The Evolution of
Physics karangan Einstein (1966) dan didapatkan bahwa proporsi konsep utama di
mekanika klasik dan modern adalah yang terbesar karena merupakan landasan dasar dan

Jurnal Pendidikan Informatika dan Sains Edisi Juni 2013 Page 352
Jurnal Pendidikan Informatika dan Sains Volume 2 Nomor 1 Juni 2013

landasan ke tingkat kuantum dan lanjut (substansi mekanika klasik, mekanika fluida,
termodinamika, getaran dan gelombang, optika, dan elektromagnetik berkembang karena
adanya substansi kajian relativitas, teori kuantum, teori sifat partikel dari gelombang, fisika
inti dan radioaktivitas) dan hal ini harus menjiwai butir instrumen tes yang dikembangkan.
Gambar 1 dan Gambar 2 menunjukkan pula bahwa sebaran jumlah soal materi mekanika
klasik dan fisika modern hasil pengembangan adalah tetap yang terbesar. Adapun
pemetaan konsep materi dan sub materi mekanika Klasik dari Loyola Marymount
University dan Fisika Modern berdasarkan Richtmyer (1955) selengkapnya disajikan pada
Gambar 3 dan Gambar 4.

Fisika Zat Padat Kuantum


Elektrodinami
ka
Astrofisika Mekanika
Kuantum
Termodinamika Fisika Inti

Relativitas Relativitas
Umum Khusus
Mekanika Klasik
Chaos

Fluida Dinamis Listrik Magnet

Akuistik
Fisika Plasma

Biofisika dan Fisika


Geofisika kedokteran Optik dan Laser

Gambar 3. Pemetaan Konsep Mekanika Klasik.

Berdasarkan Gambar 3 materi mekanika klasik memiliki sifat komprehensif dengan


sebagian besar materi fisika yang lainnya, yaitu optik, akuistik (di dalamnya terdapat
substansi getaran dan gelombang, termodinamika, listrik magnet (elektromagnet), dan
fisika modern (yang menghimpun sub materi radiasi benda hitam, teori kuantum, efek
fotolistrik, efek compton, relativitas, fisika inti, fisika atom dan radioaktivitas. Gambar 4

Jurnal Pendidikan Informatika dan Sains Edisi Juni 2013 Page 353
Jurnal Pendidikan Informatika dan Sains Volume 2 Nomor 1 Juni 2013

nampak ilustrasi lebih jelas bahwa materi mekanika klasik memiliki hubungan dengan
fisika modern.

Jauh lebih kecil


daripada 3×108 m/s
Cahaya: 3×108 m/s

Kelajuan
Jauh lebih besar
daripada 10-9 m MEKANIKA MEKANIKA
KLASIK RELATIVISTIK

Ukuran
MEKANIKA Teori Medan
Hampir atau lebih KUANTUM Kuantum
kecil dari 10-9 m

- TeoriAtom
- Radiasi Benda Hitam
- Eksperimen Franck Hertz
- Eksperimen Geiger Marsden (Rutherford)
FISIKA - Pembelokan Cahaya karena Gravitasi
MODERN - Eksperimen Michelson Morley
- Efek Fotolistrik
- Termodinamika Kuantum
- Radioaktivitas
- Presesi Perihelum Merkurius
- Eksperimen Stern Gerlach
- Dualisme Gelombang Partikel

Gambar 4. Topik Utama yang Menjadi Inti Dari Fisika Modern.

Berkenaan dengan bentuk instrumen tes digunakan bentuk objektif tes, karena
memiliki keunggulan berikut: mengandung lebih banyak segi-segi yang positif,
misalnya lebih representatif mewakili isi dan luas bahan, lebih objektif, dapat
dihindari campur tangannya unsur-unsur subjektif baik dari segi siswa maupun segi guru
yang memeriksa; lebih mudah dan cepat cara memeriksanya karena dapat menggunakan
kunci tes bahkan alat-alat hasil kemajuan teknologi; pemeriksaannya dapat diserahkan
kepada orang lain; dalam pemeriksaan, tidak ada unsur subjektif yang mempengaruhi.
Kelemahan-kelemahan tes objektif diatasi dengan menyusun konten secara benar berdasar
analisis kurikulum; soal yang ada dirancang tidak hanya mengungkapkan ingatan dan
daya pengenalan kembali saja, namun juga mengukur proses pemikiran yang tinggi

Jurnal Pendidikan Informatika dan Sains Edisi Juni 2013 Page 354
Jurnal Pendidikan Informatika dan Sains Volume 2 Nomor 1 Juni 2013

seperti pada butir tes materi fisika modern; kesempatan untuk berspekulasi diminimalisir
dengan perhitungan tingkat kesukaran dan daya pembeda.
Pengembangan instrumen tes SPMB untuk mengatasi akar permasalahan penelitian
dapat dikatakan berhasil, akan tetapi bila ditinjau dari kesempurnaan soal tes masih perlu
dilakukan penyempurnaan agar instrumen tes ini dapat diadopsi, terutama pada tahapan
penyebaran karena waktu penelitian yang terbatas, tidak memungkinkan untuk penyebaran
ke skala lebih luas. Melalui instrumen soal yang baik diharapkan calon mahasiswa yang
diterima sebagai mahasiswa pendidikan fisika STKIP PGRI Pontianak memilki kualitas
yang baik pula dan diharapkan memiliki Indeks prestasi yang tinggi serta menjadi lulusan
yang berkualitas. mahasiswa yang diharapkan dapat menigkatkan mutu program studi
pendiidkan fisika dan pada akhirnya meningkatkan mutu STKIP PGRI Pontianak.

4. Penutup
Telah berhasil dicancang soal tes SPMB yang layak digunakan untuk proses seleksi
penerimaan mahasiswa baru di lingkungan STKIP PGRI Pontianak. Karakteristik 100 soal
tes yang diujicobakan memiliki kategori 90% valid, 67% soal memiliki tingkat kesukaran
yang sedang, 58% soal memiliki daya pembeda yang baik. Finalisasi ujicoba menunjukkan
soal yang digunakan sebanyak 58 buah dengan tingkat reliabilitas yang tinggi yang
mewakili semua indikator soal. Soal SPMB yang telah dianalisis dan ditetapkan untuk
digunakan menunjukkan proporsi terbesar pada indikator materi fisika klasik dan fisika
modern yang didasarkan pada karakteristik sebaran mata kuliah pada Kurikulum 2013
program studi pendidikan fisika STKIP PGRI Pontianak. Perlu dilakukan penelitian
lanjutan mengenai faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap keberhasilan SPMB prodi
pendidikan fisika STKIP PGRI Pontianak.

Ucapan Terima Kasih


Terimak kasih kepada STKIP PGRI Pontianak melalui Lembaga Penelitian
(LEMLIT) atas dana penelitian program studi dengan nomor kontrak penelitian
09/L.308/Penelitian/IV/2013.

Jurnal Pendidikan Informatika dan Sains Edisi Juni 2013 Page 355
Jurnal Pendidikan Informatika dan Sains Volume 2 Nomor 1 Juni 2013

DAFTAR PUSTAKA
Buckley, H. 1929. A Short History of Physics. London: Methuen & Co. Ltd.

Cajori, F. 1969. History of Physics. New York: Dover Publication, Inc.

Einstein, A. 1966. The Evolution of Physics. New York: Simon & Schuster Inc.

F.K. Richtmyer; E.H. Kennard; T. Lauristen. 1955. Introduction to Modern Physics (5th
ed.). New York: McGraw-Hill.

Knowles, M. 2005. The Adult Learner. USA: Elsevier California.

Laue, MV. 1950. History of Physics. New York: Academic Press Inc. Publisher.

Loyola Marymount University. www.lmu.edu

Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Nawawi, Hadari. 2005. Metodologi Penelitian Bidang Sosial. Yogjakarta. Gajah Mada
University Press.

Sukardiyono. 2012. Pengembangan Instrumen Asesmen untuk Mengukur Penguasaan


Konsep Fisika Pada Mata Kuliah Fisika Dasar Mahasiswa Program Studi
Pendidikan Biologi dan Pendidikan Kimia. Tesis. Pascasarjana UPI Bandung.
(repositori.upi.edu).

Rahayu, E.S, Sudjoko, E., Susanti, R., dan Kharis, M. 2012. Prestasi Belajar Mahasiswa
FIMA UNNES Berdasarkan jalur Seleksi Ujian Masuk Perguruan Tinggi. Prosiding
Seminar Nasional MIPA UNNES 2012. Diterbitkan Februari 2013.

Jurnal Pendidikan Informatika dan Sains Edisi Juni 2013 Page 356

Vous aimerez peut-être aussi