Vous êtes sur la page 1sur 4

A.

Data Hasil Pengamatan


1. Hasil Menera Mikrometer Okuler
Perbesaran 400 x = 1 skala mikrometer okuler = 2.5 µm
Perbesaran 1000 x = 1 skala mikrometer okuler = 1 µm
2. Hasil Pengukuran Sel Bakteri
Koloni 1 (Monococcus) Koloni 2 (Monobasil)
Perbesaran 1000 x Perbesaran 1000 x
Panjang Panjang
1. Diameter sel 1 = 1 µm 1. Panjang sel 1 = 2,4 µm
2. Diameter sel 2 = 1 µm 2. Panjang sel 2 = 2,4 µm
3. Diameter sel 3 = 1 µm 3. Panjang sel 3 = 2,4 µm
Rata-rata diameter sel = 1 µm Rata-rata = 2.4 µm
Φ = 1,4 µm Diameter
1. Φ1 = 1 skala = 1,4 µm
2. Φ2 = 1 skala = 1,4 µm
3. Φ3 = 1 skala = 1,4 µm
Rata-rata = 1,4 skala

B. Analisis Data
1. Hasil Menera Mikrometer Okuler
Berdasarkan data hasil peneraan mikrometer okuler dengan menggunakan mikroskop
nomor 10 dan mikrometer okuler nomor 5 didapatkan data sebagaimana yang telah
dilampirkan. Peneraan dilakukan dari perbesaran lensa yang paling kecil sampai paling
besar. Dalam praktikum ini, kami hanya mengambil data untuk perbesaran 400 x dan
1000 x sesuai dengan yang diminta. Nilai satu skala mikrometer objektif adalah 0.01
mm. Jadi, hasil yang didapatkan sebagai berikut.
a. Perbesaran 400 x
20 skala mikrometer okuler = 5 skala mikrometer objektif
= 5 x 0.01 mm
= 0.005 mm
1 skala mikrometer okuler = 0.05 mm
20
= 0.0025 mm
= 2.5 µm
b. Perbesaran 1000 x
10 skala mikrometer okuler = 1 skala mikrometer objektif
= 1 x 0.01 mm
= 0.02 mm
1 skala mikrometer okuler = 0.01 mm
10
= 0.001 mm
= 1 µm

2. Hasil Pengukuran Sel Bakteri


Berdasarkan hasil pengamatan pada praktikum sebelumnya, diketahui 2 jenis koloni
bakteri yang di isolasi dari buah apel yang membusuk. Koloni pertama merupakan
bakteri gram negatif yang ditandai dengan warna merah setelah dilakukan pewarnaan
gram dan berbentuk monokokus. Pengukuran yang dilakukan pada sel di koloni
pertama ini adalah mengukur diameter selnya saja karena besar panjang dan
diameternya sama. Pengukuran bakteri menggunakan mikroskop dengan perbesaran
1000 x, sehingga untuk mengetahui panjang maupun diameternya, hasil skala yang
didapatkan dikalikan dengan hasil tera mikrometer okuler pada perbesaran 1000 x yaitu
1 µm.
a. Sel pada koloni 1
d1 = 1 skala x 1 µm = 1 µm
d2 = 1 skala x 1 µm = 1 µm
d3 = 1 skala x 1 µm = 1 µm
rata-rata diameter sel 1 µm
Koloni kedua merupakan bakteri gram negatif yang ditandai dengan warna merah
setelah dilakukan pewarnaan gram dan berbentuk monobasil. Pengukuran yang
dilakukan pada sel di koloni pertama ini adalah mengukur panjang dan diameter selnya.
Pengukuran bakteri menggunakan mikroskop dengan perbesaran 1000 x, sehingga
untuk mengetahui panjang maupun diameternya, hasil skala yang didapatkan dikalikan
dengan hasil tera mikrometer okuler pada perbesaran 1000 x yaitu 1 µm.
b. Sel pada koloni 2
p1 = 2 skala = 2,4 µm d1 = 1 skala x 1,4 µm = 1,4 µm
p2 = 2 skala = 2,4 µm d2 = 1 skala x 1,4 µm = 1,4 µm
p3 = 2 skala = 2,4 µm d3 = 1 skala x 1,4 µm = 1,4 µm
rata-rata panjang sel 2,4 µm dan rata-rata diameter sel 1,4 µm

C. Pembahasan
Pada kegiatan praktikum kali ini, kami melakukan pengamatan sel bakteri dengan
terlebih dahulu menera nilai mikrometer okuler yang akan digunakan.
1. Peneraan Mikrometer Okuler
Peneraan mikrometer okuler pada dasarnya bertujuan untuk menetapkan nilai skala
berdasarkan skala standar yang sudah ada pada mikrometer meja/ mikrometer objektif.
Hal ini dikarenakan mikrometer objektif sudah memiliki nilai skala yang pasti. Nilai satu
skala mikrometer objektif adalah 0.01 mm. Dimensi sel umumnya dinyatakan dala satuan
mikrometer (µm), yaitu 1/1000 mm.
Peneraan mikrometer okuler harus dilakukan untuk setiap perbesaran yang ada pada
mikrosop karena akan mempengaruhi perbesaran sel yang akan kita dapatkan nantinya.
Hal ini juga berlaku untuk mikroskop dan mikrometer okuler berbeda yang digunakan
karena setiap mikroskop memiliki resolusi yang berbeda-beda walaupun hanya sedikit.
Hal ini didukung oleh Hadioetomo (1985) bahwa sebelum digunakan untuk mengukur sel,
mikrometer okuler ini terlebih dahulu harus ditera terhadap mikrometer pentas yang sudah
memiliki skala yang pasti.
2. Pengukuran sel bakteri
Berdasarkan hasil praktikum serta analisis data yang dilakukan, didapat-kan dua
koloni bakteri yang memiliki bentuk dan ukuran yang berbeda. Koloni pertama merupakan
bakteri monokokus yang memiliki bentuk bulat. Koloni kedua merupakan bakteri
monobasil yang memiliki bentuk seperti batang ataupun tangkai.
Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan pada sel-sel koloni satu, didapatkan
diameter sel bakterinya d1 = 1 µm, d2 = 1 µm, d3 = 1µm, sehingga rata-rata diameter sel
monokokus adalah 1µm. Ukuran sel monokokus hampir mendekati ukuran sel bakteri
Streptococcus lactis yang memiliki diameter 0,5 – 1 µm. Hal ini didukung oleh pendapat
Tarigan (1988) mengenai ukuran beberapa contoh spesies seperti (1) Salmonella typhosa
dengan lebar 0,6 – 0,7 µm dan panjang 2 – 3 µm, (2) Streptococcus lactis dengan diameter
0,5 – 1 µm, (3) Bacillus subtilis dengan diameter 0,5 – 0,8 µm dan panjang 1,6 – 4 µm, (4)
Bacillus megaterium dengan diameter 1 – 1,5 µm dan panjang 3 – 6 µm (Tarigan. 1988).
Pada koloni kedua yang merupakan sel yang berbentuk batang atau tangkai,
didapatkan diameter sel bakterinya d1 = 1,4 µm, d2 = 1,4 µm, d3 = 1,4 µm dan panjang sel
bakterinya berupa p1 = 2,4 µm, p2 = 2,4 µm, p3 = 2,4 µm, sehingga rata-rata diameter sel
monobasil adalah 1,4 µm dan panjangnya adalah 2.4 µm. jika dibandingkan dengan
pendapat Pelczar (1986) yang menginformasikan bahwa sel bakteri bentuk batang yang
berukuran rata-rata seperti bakteri tifoid dan disentri mempunyai lebar 0,5 sampai 1 µm
dan panjang 2 sampai 3 µm. Ukuran diameter yang kami dapatkan memiliki perbandingan
yang cukup besar dengan yang diinformasikan Pelczar (1986). Hal ini terjadi karena
beberapa faktor yang mempengaruhi seperti umur dari biakan, keadaan medium yang akan
mempengaruhi pertumbuhan bakteri itu sendiri. Hal ini selaras dengan pendapat
Dwidjoseputro (1978) bahwa bentuk tubuh bakteri itu terpengaruhi oleh keadaan medium
dan oleh usia. Oleh karena itu, untuk membandingkan bentuk serta ukuran sel bakteri
perlu diperhatikan bahwa kondisi bakteri itu harus sama, temperatur dimana piaraan itu
disimpan harus sama, penyinaran oleh sumber cahaya apapun harus sama, dan usia piaraan
itu juga harus sama. Secara garis besar, ukuran sel bakteri yang kami ukur mendekati
ukuran bakteri yang telah diidentifikasi oleh para ahli.

Dwidjoseputro. 1978. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Djambatan.

Hadioetomo, Ratna Siri. 1985. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek: Teknik dan Prosedur
Dasar Laboratorium. Jakarta: PT Gramedia.

Pelczar, Michael J. dan E.C.S. Chan. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Universitas
Indonesia Press.

Tarigan, Jeneng. 1988. Pengantar Mikrobiologi. Jakarta: Departemen Pendidikan dan


Kebudayaan Direktorat Pendidikan Tinggi.

Vous aimerez peut-être aussi