Vous êtes sur la page 1sur 10

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PNEUMONIA PADA

BALITA DI WILAYAH KERJA UPTD KESEHATAN KECAMATAN


SANANWETAN KOTA BLITAR

Erwan Trisnanto
Poltekkes Kemenkes Malang, Jl. Besar Ijen No. 77C Malang
email: trisnantoerwan@gmail.com

Abstract: Good mother's knowledge about pneumonia become very supportive in


providing care to the son who suffered from pneumonia. The purpose of this
research was to determine description of the mother's knowledge about
pneumonia on children under five years old at the work area of the UPTD
Kesehatan Kecamatan Sananwetan Kota Blitar. This research design used
descriptive. The population in this research were mothers who have child under
five years old who have been sick at the work area of the UPTD Kesehatan
Kecamatan Sananwetan Kota Blitar. Sample size in this research were 30 mothers
who have son under five years old who have been pneumonia at the work area of
the UPTD Kesehatan Kecamatan Sananwetan Kota Blitar on January to June
2015 with a purposive sampling technique. Researcher used a questionnaire
instruments description of mother's knowledge about pneumonia on child under
five years old. Results of this study showed mothers had good knowledge of 53,3%
(16 mothers), mothers had sufficient knowledge of 40% (12 mothers), and
mothers had less knowledge of 6,7% (2 mothers). Reinforcered factors of mother's
knowledge were information from health care workers about pneumonia, mother
didn't have a job, child nutrition, the time of child consumed breast milk, child's
immunization status. Researcher recommend to the health public provider to
provide information about pneumonia to mothers who have children at the work
area of health public provider.

Keywords: Mother, knowledge, pneumonia, child under five years old

Abstark: Pengetahuan ibu yang baik tentang pneumonia menjadi hal yang sangat
mendukung dalam ibu memberikan perawatan terhadap anaknya yang menderita
pneumonia. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui gambaran pengetahuan ibu
tentang pneumonia pada balita di wilayah kerja UPTD Kesehatan Kecamatan
Sananwetan Kota Blitar. Desain penelitian yang digunakan yaitu deskriptif.
Populasi dalam penelitian adalah ibu yang memiliki balita riwayat pneumonia di
wilayah kerja UPTD Kesehatan Kecamatan Sananwetan Kota Blitar. Besar
sampel pada penelitian ini adalah 30 ibu yang memiliki balita riwayat pneumonia
di wilayah kerja UPTD Kesehatan Kecamatan Sananwetan Kota Blitar pada
Januari-Juni 2015 dengan teknik purposive sampling. Peneliti menggunakan
instrumen kuisioner pengetahuan ibu tentang pneumonia pada balita. Hasil
penelitian ini menunjukkan pengetahuan ibu baik sebesar 53,3% (16 ibu), cukup
sebesar 40% (12 ibu), dan kurang sebesar 6,7% (2 ibu). Faktor penguat
pengetahuan ibu adalah informasi dari petugas kesehatan, ibu tidak bekerja,
status gizi anak, lama anak konsumsi ASI, dan status imunisasi anak. Disarankan
agar tempat pelayanan kesehatan memberikan informasi tentang pneumonia
kepada ibu yang memiliki balita di wilayah kerja pelayanan kesehatan.
Kata Kunci: Pengetahuan, ibu, pneumonia, balita

PENDAHULUAN Ibu adalah wanita yang telah


Masalah kesehatan anak melahirkan seseorang (Pusat Bahasa
merupakan salah satu masalah utama Departemen Pendidikan Nasional
dalam bidang kesehatan yang saat ini Indonesia, 2008). Pengetahuan
terjadi di Indonesia. Derajat adalah hal penting yang harus
kesehatan anak mencerminkan dimiliki ibu dalam menjalankan
derajat kesehatan bangsa, sebab anak perannya di keluarga dalam sehat
sebagai generasi penerus bangsa sakit. Pengetahuan merupakan
memiliki kemampuan yang dapat domain yang sangat penting untuk
dikembangkan dalam meneruskan terbentuknya tindakan seseorang dan
pembangunan bangsa. Balita adalah perilaku yang didasarkan
semua anak termasuk bayi baru lahir pengetahuan akan lebih langgeng
yang berusia 0 sampai menjelang 5 dari pada perilaku yang tidak
tahun (4 tahun, 11 bulan, 29 hari) didasari oleh pengetahuan
(Maryunani, 2010:6). Meskipun (Notoatmodjo, 2007:144).
jumlah kematian balita di Indonesia Pengetahuan ibu yang baik tentang
telah berkurang dari 385.000 pada pneumonia menjadi hal yang sangat
tahun 1990 menjadi 152.000 pada mendukung dalam ibu memberikan
tahun 2012, namun ada kekhawatiran perawatan terhadap ankanya yang
dengan tingkat penurunan melambat menderita pneumonia yang menurut
selama 5 sampai 10 tahun terakhir menurut Astuti & Rahmat (2010) dan
dan pneumonia pun menjadi salah Muttaqin (2008) perawatan yang
satu penyebab kamatian balita perlu dilakukan yaitu menjaga
Indonesia pada peringkat ke 3 kebersihan jalan napas, menjaga agar
dengan 14% di tahun 2013 pertukaran gas tetap lancar,
(http://www.unicef.org/indonesia/id/ mempertahankan suhu tubuh dalam
media_12253.html, diakses pada 2 batas normal, memastikan kebutuhan
Desember 2014). nutrisi terpenuhi, dan memberikan
Pneumonia adalah radang obat sesuai resep medis pada saat
parenkim paru yang dapat rawat jalan.
disebabkan oleh mikroorganisme Cakupan pneumonia pada balita
tetapi kadang juga sejumlah di Indonesia mengalami kenaikan
penyebab non infeksi (Behrman dari tahun 2012 sebesar 23,42%
dkk,1996 dalam Astuti & Rahmat, menjadi 24,46% pada tahun 2013.
2010:109). Perlunya dukungan dari Namun angka penemuan pneumonia
beberapa pihak untuk mencegah balita tidak mengalami
terjadinya pneumonia pada balita perkembangan berarti dan selama
merupakan hal penting. Termasuk beberapa tahun terakhir cakupan
dukungan dari keluarga merupakan pneumonia balita tidak pernah
hal mutlak yang harus diperoleh mencapai target nasional, termasuk
balita penderita pneumonia. Peran target tahun 2013 yang sebesar 80%.
ibu dalam keluarga sangat sentral, Hasil Riskesdas 2013 menunjukkan
salah satunya ibu sebagai pemberi bahwa period prevalence pneumonia
asuhan di keluarga dalam sehat sakit balita berdasarkan diagnosis/gejala
(Friedman, 1998:307). di Jawa Timur naik dari 1,06% pada
2007 menjadi 1,07% pada tahun
2013 (Kementerian Kesehatan RI, Tujuan umum penelitian ini
2014). Berdasarkan studi adalah untuk mengetahui gambaran
pendahuluan yang dilakukan di 3 pengetahuan ibu tentang pneumonia
UPTD Kesehatan Kecamatan yang pada balita di wilayah kerja UPTD
ada di Kota Blitar yaitu di UPTD Kesehatan Kecamatan Sananwetan
Kesehatan Kecamatan Sananwetan, Kota Blitar.
UPTD Kesehatan Kecamatan
Kepanjenkidul, dan UPTD METODE PENELITIAN
Kesehatan Kecamatan Sukorejo pada Rancangan penelitian dalam
Maret 2015 menunjukkan bahwa penelitian ini adalah penelitian
terjadi kenaikan cakupan penderita deskriptif. Penelitian ini
pneumonia pada balita di tahun 2014 menggambarkan pengetahuan ibu
dibandingkan tahun sebelumnya. Di tentang pneumonia pada balita di
tahun 2013 cakupan pneumonia pada wilayah kerja UPTD Kesehatan
balita di Kota Blitar adalah 17,37% Kecamatan Sananwetan Kota Blitar.
dan pada tahun 2014 menjadi Pada penelitian ini populasi yang
17,89%. Dari total balita penderita digunakan adalah ibu yang memiliki
pneumonia di Kota Blitar tahun 2014 balita riwayat pneumonia di wilayah
bahwa 93,24% merupakan kerja UPTD Kesehatan Kecamatan
kunjungan baru, 6,76% merupakan Sananwetan Kota Blitar pada
kunjungan ulang, 30,92% tergolong Januari-Juni 2015 yaitu sebesar 41
pneumonia, 69,08% tergolong orang. Besar sampel dalam penelitian
pneumonia berat, 44,92% diberi ini adalah 30 ibu yang memiliki
resep obat , dan 55,08% dirujuk ke balita riwayat pneumonia di wilayah
rumah sakit. kerja UPTD Kesehatan Kecamatan
Kejadian pneumonia pada balita Sananwetan Kota Blitar pada
di Kota Blitar yang paling mencolok Januari-Juni 2015. Teknik sampling
terdapat di wilayah kerja UPTD yang digunakan adalah purposive
Kesehatan Kecamatan Sananwetan sampling dengan ciri-ciri sampel
dengan 94,94% merupakan yang dianggap mewakili
kunjungan baru, 5% merupakan karakteristik populasi adalahi bu
kunjungan ulang, 28,75% tergolong yang memiliki anak usia < 5 tahun
pneumonia, 71,25% tergolong pada 1 Januari-30 Juni 2015 yang
pneumonia berat, 34,47% diberi memiliki riwayat sakit pneumonia
resep obat , dan 65,63% dirujuk ke dan alamat rumah ibu dalam wilayah
rumah sakit. Berdasarkan fenomena kerja UPTD Kesehatan Kecamatan
tersebut peneliti tertarik untuk Sananwetan Kota Blitar.
melakukan wawancara terhadap ibu Penelitian dilaksanakan di rumah
yang memiliki balita penderita ibu yang memiliki balita pneumonia
pneumonia tentang pengertian, yang telah ditetapkan sebagai sampel
penyebab, tanda, klasifikasi, dan di wilayah kerja UPTD Kesehatan
tindakan pada balita pneumonia. Dari Kecamatan Sananwetan Kota Blitar.
wawancara yang dilakukan peneliti Pengambilan data dilaksanakan pada
pada 18 Maret 2015 bahwa 4 dari 5 25-30 Juli 2015. Jadwal penelitian
ibu tidak mengetahui tentang selengkapnya pada lampiran jadawal
pneumonia pada balita dan 1 ibu penelitian.
pengetahuan kurang tentang
pneumonia pada balita.
Variabel yang digunakan dalam Berdasarkan kriteria status gizi
penelitian ini adalah pengetahuan ibu anak ibu, diketahui bahwa sebagian
tentang pneumonia pada balita. besar ibu status gizi anaknya tidak
Dalam penelitian ini peneliti pernah di bawah garis merah,
menggunakan instrument sedangkan sebesar 3% (1 ibu) status
pengumpulan data berupa kuisioner. gizi anaknya pernah di bawah garis
Kuisioner yang digunakan peneliti merah.
adalah kuisioner yang berisi 30 butir Berdasarkan kriteria lama anak
pernyataan yang disusun sendiri konsumsi ASI, diketahui bahwa ibu
berdasarkan parameter. Untuk yang memberikan ASI kepada
menguji instrumen, peneliti anaknya selama kurang dari 6 bulan
mencobakan instrumen tersebut sebesar 7% ( 2 ibu).
dengan kegiatan iji coba (try-out) Berdasarkan kriteria status
instrumen kepada ibu yang bukan imunisasi anak, diketahui bahwa ibu
diteliti. yang status imunisasi anaknya tidak
Metode pengumpulan data dalam lengkap dan diberikan imunisasi
penelitian ini yaitu dengan umur > 1 tahun sebesar 7% (2 ibu).
pembentukan tim pengumpul data. Berdasarkan pengalaman ibu
Peneliti membentuk tim pengumpul mendapat penyuluhan pneumonia,
data yang dipersiapkan untuk datang diketahui bahwa mayoritas ibu tidak
ke rumah setiap responden. Tim pernah mendapat penyuluhan
pengumpul data beranggotakan 5 pneumonia sebesar 87% (26 ibu).
mahasiswa Poltekkes Kemenkes
Malang yang dibagi menjadi 3 tim, Tabel 1 Distribusi frekuensi
setiap tim terdiri 2 orang. pengetahuan ibu tentang
pneumonia pada balita di
HASIL PENELITIAN wilayah kerja UPTD
Berdasarkan kriteria usia ibu, Kesehatan Kecamatan
diketahui bahwa mayoritas ibu Sananwetan Kota Blitar pada
berumur antara 30-39 tahun sebesar Juli 2015 (n=30)
47% (14 ibu).
Berdasarkan kriteria umur anak, Pengetahuan
F %
Ibu
diketahui bahwa mayoritas umur Baik 16 53,3
anak ibu adalah 13-36 bulan sebesar Cukup 12 40
Kurang 2 6,7
60% (18 ibu). Jumlah 30 100
Berdasarkan kriteria pekerjaan
ibu, diketahui bahwa mayoritas ibu
tidak bekerja sebesar 47% (14 ibu).
Berdasarkan kriteria pendidikan
terakhir ibu, diketahui bahwa
mayoritas ibu berpendidikan terakhir
SMA sebesar 57% (17 ibu).
Berdasarkan kriteria anak ibu sakit,
diketahui bahwa mayoritas ibu
frekuensi anaknya sakit pneumonia
sebanyak 1 kali sebesar 63% (19
ibu).
Tabel 2 Distribusi frekuensi tiap Buruh
3 10 2
6,
0 0 5
16,
7 7
parameter pengetahuan ibu Swasta 3, 13,
3 10 1 0 0 4
tentang pneumonia pada 3 3
Tidak
balita di wilayah kerja UPTD Bekerj 7
23,
6
2
1
3, 1 46,
3 0 3 4 7
Kesehatan Kecamatan a
Jumlah 1 53, 1 4 6, 3 10
Sananwetan Kota Blitar pada 6 3 2 0
2
7 0 0
Juli 2015 (n=30) Tabel 4 Tabulasi silang antara gizi
anak di bawah garis
merahdengan pengetahuan
Pengetahuan Ibu ibu di wilayah kerja UPTD
Paramete Baik Cukup
Kuran Jumla Kesehatan Kecamatan
r g h
Sananwetan pada Juli 2015
F % F % F % F %
(n=30)
Pengertia 1
n 0
2 86 13 3 Status Pengetahuan Ibu
Pneumon 0 0 4 0
6 ,7 ,3 0 Gizi Kuran
ia Baik Cukup Jumlah
Anak di g
Bawah
Penyebab 1
2 86 13 3 Garis F % F % F % F %
Pneumon 0 0 4 0
6 ,7 ,3 0 Merah
ia 0
Pernah 0 0 1 3,3 0 0 1 3,
Faktor
3
Risiko
1 Tidak 53, 1 6, 2 96
Terjadiny 26 1 43 3 16 36,7 2
8 9 30 0 Pernah 3 1 7 9 ,7
a ,7 3 ,3 0
0 Jumlah 16 53, 1 40 2 6, 3 10
Pneumon
ia 3 2 7 0 0
Klasifika 1
si 0
Pneumon
1
40
1 43
5
16 3
0 Tabel 5 Tabulasi silang antara lama
2 3 ,3 ,7 0
ia anak konsumsi ASI dengan
Manifest
pengetahuan ibu di wilayah
1
asi Klinis 2 83
0 0 5
16 3
0
kerja UPTD Kesehatan
Pneumon 5 ,3 ,7 0
ia
0 Kecamatan Sananwetan pada
Penatalak
1
Juli 2015 (n=30)
sanaan 1 1 3
40 60 0 0 0
Pneumon 2 8 0
0 Lama Pengetahuan Ibu
ia
Anak Baik Cukup Kuran Jumlah
Pencegah
1 Konsu g
an 2 13 16 3
70 4 5 0 msi F % F % F % F %
Pneumon 1 ,3 ,7 0
0 ASI
ia
<6 0 0 2 6,7 0 0 2 6,7
bulan
Tabel 3 Tabulasi silang antara 6
4
13,
2 6,7 0 0 6 20
bulan 3
pekerjaan ibu dengan >6 1 26, 6, 2 73,
40 8 2
pengetahuan ibu di wilayah bulan 2 7 7 2 3
Jumlah 1 53, 1 40 2 6, 3 10
kerja UPTD Kesehatan 6 3 2 7 0 0
Kecamatan Sananwetan pada
Juli 2015 (n=30)

Pengetahuan Ibu
Pekerj
Kuran
aan Baik Cukup Jumlah
g
Ibu
F % F % F % F %
Pedaga 6, 3, 16,
2 6,7 2 1 5
ng 7 3 7
Petani 3,
0 0 1 0 0 1 3,3
3
PNS 1 3,3 0 0 0 0 1 3,3
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengambilan
data dari 30 ibu yang memiliki balita
dengan riwayat pneumonia di
wilayah kerja UPTD Kesehatan
Sananwetan Kota Blitar pada
Tabel 6 Tabulasi silang antara status Januari-Juni 2015, didapatkan data
imunisasi anak dengan pengetahuan ibu baik sebesar 53,3%
pengetahuan ibu di wilayah (16 ibu), cukup sebesar 40% (11
kerja UPTD Kesehatan ibu), dan kurang sebesar 6,7% (2
Kecamatan Sananwetan pada ibu).
Juli 2015 (n=30) Berdasarkan hasil penelitian
diketahui bahwa pengetahuan ibu
Status Pengetahuan Ibu baik tentang pengertian pneumonia
Imunis Baik Cukup Kuran Jumlah
asi g sebesar 86,7% (26 ibu), baik tentang
Anak F % F % F % F % penyebab pneumonia sebesar 86,7%
Lengka 1 43 1 33 2 6, 2 83
p 3 ,3 0 ,3 7 5 ,3 (26 ibu), baik tentang manifestasi
Belum
1
3,
1
3,
0 0 2
6, klinis pneumonia sebesar 83,3% (25
Lengka 3 3 7
Pember ibu), sebesar 6,7% (2 ibu) yang
ian anaknya diberikan imunisasi > 1
imunis
asi > 1 tahun yang belum lengkap memeiliki
6, 6,
tahun 2
7
0 0 0 0 2
7 pengetahuan baik sebesar 6,7% (2
yang
belum ibu), dan sebesar 100% ibu
lengka mengetahui baik tentang pemberian
p
Tidak
obat sesuai resep kepada anak sakit
3, 3,
diketah 0 0 1
3
0 0 1
3
pneumonia. Menurut Kemenkes RI
ui
Jumlah 1 53 1 40 2 6, 3 10
(2010) bahwa petugas kesehatan
6 ,3 2 7 0 0 yang melayani ibu dengan anak
pneumonia harus memberikan
Tabel 4.7 Tabulasi silang antara konseling tentang pemberian dosis
pengalaman ibu mendapat antibiotik anak ibu. Ibu mendapat
penyuluhan pneumonia informasi kesehatan tentang
dengan pengetahuan ibu di pneumonia oleh petugas saat ibu
wilayah kerja UPTD mengantarkan anaknya yang sakit
Kesehatan Kecamatan pneumonia ke tempat pelayanan
Sananwetan pada Juli 2015 kesehatan. Petugas kesehatan juga
(n=30) akan memberikan konseling kepada
ibu tentang pneumonia lebih dalam.
Pengala
man Ibu
Pengetahuan Ibu Dengan ibu mengerti pengertian
Baik Cukup Kuran Jumlah
Mendap g pneumonia, hal ini merupakan
at
Penyulu
lanadasan ibu untuk mengerti tentang
han F % F % F % F % pneumonia lebih jauh termasuk
Pneumo
nia
penyebab pneumonia, manifestasi
Pernah 1 3, 3 1 0 0 4 13 klinis pneumonia, dan status
3 0 ,3 imunisasi sebagai faktor yang
Tidak 1 3 6, 2 86
Pernah 5
50 9
0
2
7 6 ,7 mempengaruhi pneumonia.
Jumlah 1 53 1 4 2 6, 3 10 Berdasarkan hasil penelitian
6 ,3 2 0 7 0 0
diketahui bahwa mayoritas ibu tidak memperoleh pengetahuan tentang
bekerja sebesar 46,7% (14 ibu) dan pneumonia dari penalarannya tentang
memiliki pengetahuan baik sebesar kondisi anaknya berdasarkan
23,3% (7 ibu). Menurut Friedman pengalamannya merawat anaknya
(1998) bahwa pekerjaan akan yang sakit pneumonia. Berdasarkan
menyita waktu yang dapat digunakan hasil penelitian diketahui bahwa
seseorang. Pada ibu yang tidak pengetahuan ibu cukup tentang
bekerja memiliki waktu yang lebih klasifikasi pneumonia sebesar 43,3%
untuk memperhatikan anaknya. (13 ibu), dan penatalaksanaan
Sedangkan ibu membutuhkan pneumonia sebesar 60% (18 ibu).
kesempatan untuk memperhatikan Menurut Kementerian Kesehatan R1
anaknya karena pada dasarnya peran (2010) bahwa ibu yang datang ke
ibu adalah sebagai pengurus, tempat pelayanan kesehatan dengan
pengasuh, pendidik, dan pelindung anak pneumonia diberikan konseling
keluarga. Peneliti berpendapat bahwa tentang pemeberian obat, pemberian
pengetahuan ibu baik pada ibu yang nutrisi, dan tanda-tanda untuk
tidak bekerja karena ibu memiliki kembali segera oleh petugas
waktu yang lebih untuk kesehatan. Peneliti berasumsi bahwa
memperhatikan perjalanan penyakit ibu mendapat informasi tentang
pneumonia anaknya. klasifikasi dan penatalaksanaan
Berdasarkan hasil penelitian pneumonia pada balita dari petugas
diketahui bahwa pengetahuan ibu kesehatan saat membawa anaknya ke
cukup tentang faktor risiko tempat pelayanan kesehatan.
terjadinya pneumonia sebesar 43,3% Berdasarkan hasil penelitian
(13 ibu), 6,7% (2 ibu) yang anaknya diketahuai bahwa pengetahuan ibu
mengkonsumsi ASI < 6 bulan kurang tentang faktor risiko
memiliki pengetahuan cukup sebesar terjadinya pneumonia sebesar 30%
6,7% (2 ibu) dan 3,3% (1 ibu) status (9 ibu), 96,7% (29 ibu) yang status
gizi anaknya pernah di bawah garis gizi anaknya tidak pernah di bawah
merah memiliki pengetahuan cukup garis merah memiliki pengetahuan
sebesar 3,3% (1 ibu). Balita yang kurang sebesar 6,7% (2 ibu), sebesar
mengkonsumsi ASI < 6 bulan awal 73,3% (22 ibu) yang anaknya
kehidupan dan status gizinya di mengkonsumsi ASI > 6 bulan
bawah garis merah merupakan faktor memiliki pengetahuan kurang
risiko terjadinya pneumonia. Ibu sebesar 6,7% (2 ibu), dan 83,3% (25
memperoleh pengetahuan tentang ibu) yang status imunisasi anaknya
faktor risiko terjadinya pneumonia lengkap memiliki pengetahuan
dari berbagai sumber termasuk kurang sebesar 6,7% (2 ibu). Brook
pengalaman. Menurut Notoatmodjo (1974) dalam Suparyanto (2012)
(2010) bahwa proses penalaran mengungkapkan bahswa pengalaman
kesimpulan dimulai dari pernyataan- adalah suatu peristiwa yang dialami
pernyataan khusus ke pernyataan seseorang, objek psikologis
yang bersifat umum, berarti dalam cenderung akan bersikap negatif
berpikir induksi pembuatan terhadap objek tersebut untuk
kesimpulan tersebut berdasarkan menjadi dasar pembentukan sikap
pengalaman-pengalaman empiris pengalaman pribadi haruslah
yang ditangkap oleh panca indra. meninggalkan kesan yang kuat.
Peneliti berpendapat bahwa ibu juga Karena itu sikap akan lebih mudah
terbentuk apabila pengalaman pengetahuan baik sebesar 53% (16
pribadi tersebut dalam situasi yang ibu), cukup sebesar 40% (12 ibu),
melibatkan emosi, penghayatan, dan dan kurang sebesar 6,7% (2 ibu).
pengalaman akan lebih mendalam Hasil tersebut didukung oleh ibu
dan lama membekas. Peneliti mendapat informasi dari petugas
berpendapat bahwa pada ibu yang pemberi pelayanan kesehatan, ibu
status gizi anaknya tidak pernah di yang tidak bekerja, status gizi anak
bawah garis merah, anaknya ibu, lama anak konsumsi ASI, dan
mengkonsumsi ASI > 6 bulan, dan status imunisasi anak.
status imunisasi anaknya lengkap Bagi institusi pendidikan
memiliki pengetahuan kurang diharapkan dapat menjadi
tentang pneumonia pada balita sumbangan pemikiran untuk
karena tidak memiliki pengalaman meningkatkan pengetahuan
status gizi anaknya pernah di bawah mahasiswa tentang pengetahuan ibu
garis merah, anaknya mengkonsumsi tentang pneumonia pada balita. Bagi
ASI < 6 bulan, dan status imunisasi penelitian selanjutnya hendaknya
anaknya tidak lengkap sebagai dilakukan penelitian yang lebih luas
sumber informasi. Hasil penelitian lagi tentang faktor-faktor lain yang
juga menunjukkan bahwa 86,7% (26 mempengaruhi pengetahuan ibu
ibu) tidak pernah mendapat tentang pneumonia pada balita. Bagi
penyuluhan tentang pneumonia yang tempat penelitian diharapkan tempat
memiliki pengetahuan kurang pelayanan kesehatan memberikan
sebesar 6,7 % (2 ibu). Notoatmodjo informasi tentang pneumonia kepada
(2003) dalam Suparyanto (2012) ibu yang yang memiliki balita di
menyatakan bahwa informasi adalah wilayah kerja pelayanan kesehatan.
keseluruhan makna, dapat diartikan Karena berdasarkan hasil penelitian
sebagai pemberitahuan seseorang bahwa pengetahauan ibu juga
adanya informasi baru mengenai dipengaruhi oleh pengalaman
suatu hal memberikan landasan merawat anaknya yang sakit
kognitif baru bagi terbentuknya sikap pneumonia dan ibu mendapat
terhadap hal tersebut. Pesan-pesan penyuluhan tentang pneumonia.
sugestif dibawa oleh informasi
tersebut apabila arah sikap tertentu. DAFTAR RUJUKAN
Pendekatan ini biasanya digunakan Arikunto, S. 2006. Prosedur
untuk menggunakan kesadaran Penelitian Suatu Pendekatan
masyarakat terhadap suatu inovasi Praktik. Jakarta:Rineka
yang berpengaruh perubahan Cipta.
perilaku, biasanya digunakan melalui Astuti, H. W. & Rahmat, A. S. 2010.
media masa. Penyuluhan merupakan Asuhan Keperawatan Anak
hal yang mendukung pengetahuan dengan Gangguan Sistem
ibu. Pengetahuan ibu kurang Pernapasan. Jakarta: TIM.
disebabkan ibu tidak mendapat Cahyaningsih, D. S. 2011.
penyuluhan tentang pneumoia. Pertumbuhan Perkembangan
Anak dan Remaja. Jakarata:
PENUTUP TIM.
Dari hasil penelitian pengetahuan Effendy, N. 1998. Dasar-Dasar
ibu tentang pneumonia pada balita Keperawatan Kesehatan
bahwa dari 30 ibu yang memiliki Masyarakat. Jakarta: EGC.
Friedman, M. M. 1998. Sistem Pernafasan Akibat
Keperawatan Keluarga Teori Infeksi. Jakarta: TIM.
dan Praktik. Jakarta: EGC. Maryunani, A. 2010. Ilmu Kesehatan
Gunarsa, D. S. & Gunarsa, G. S. Anak Dalam Kebidanan.
2004. Psikologi Praktis: Jakarta: TIM.
Anak, Remaja, dan Keluarga. Misnadiarly. 2008. Penyakit Infeksi
Jakarta: Gunung Mulia. Saluran Napas Pneumonia
Hidayat, A. A. A. 2008. Pengantar pada Anak, Orang Dewasa,
Ilmu Kesehatan Anak Untuk Usia Lanjuut. Jakarta:
Pendidikan Kebidanan. Pustaka Obor Populer.
Jakarta: Salemba Medika. Muttaqin, A. 2008. Buku Ajar
Indonesia UNICEF. 2013. Sekitar 35 Asuhan Keperawatan Klien
Juta Balita Masih Beresiko dengan Gangguan Sistem
jika Target Angka Kematian Pernafasan. Jakarta: Salemba
Anak Tidak Tercapai, Medika.
(http://www.unicef.org/indon Notoatmodjo, S. 2007. Kesehatan
esia/id/media_12253.html), Masyarakat Ilmu & Seni.
diakses pada 2 Desember Jakarta: Rineka Cipta.
2014. Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi
Kementerian Kesehatan RI. 2012. Penelitian Kesehatan.
Modul Tatalaksana Standar Jakarta: Rineka Cipta.
Pneumonia. Jakarta: Nursalam, 2013. Metodologi
Kementerian Kesehatan RI. Penelitian Ilmu Keperawatan
Kementerian Kesehatan RI. 2014. Pendekatan Praktis. Jakarta:
Profil Kesehatan Indonesia Salemba Medika.
Tahun 2013. Jakarta: Pusat Bahasa Deartemen Pendidikan
Kementerian Kesehatan RI. Nasional Indonesia. 2008.
Kurniati, N. 2014. Immunology Kamus Besar Bahasa
Pattern in Infant Born with Indonesia,
Small for Gestational Age. (http://badanbahasa.kemdikb
(https://www.nestlenutrition- ud.go.id/kbbi/index.php,
institute.org/country/id/resour diakses pada 26 Februari
ces/Library/Free/NNI- 2015).
Pediatric-Updates/Pediatric- Soemantri, I. 2007. Keperawatan
Small-Gestational- Medikal Bedah: Asuhan
Age/Documents/dr Keperawatan pada Pasien
%20Nia_Immunology dengan Gangguan Sistem
%20Pattern%20in%20Infant Pernapasan. Jakarta:
%20Born%20with%20Small Salemba Medika.
%20for%20Gestational Soetjiningsih. 1995. Tumbuh
%20Age.pdf), diakses pada 8 Kembang Anak. Jakarta:
Juni 2016. EGC.
Lewer, H. 1993. Belajar Merawat di Supartini, Y. 2004. Buku Ajar
Bangsal. Terjemahan oleh E. Konsep Dasar Keperawatan
Noviestari & M. A. W. Rini. Anak. Jakarta: EGC.
1996. Jakarta: EGC. Suparyanto, 2012. Konsep
Manurung, S dkk. 2009. Asuhan Pengetahuan, (dr-
Keperawatan Gangguan suparyanto.blogspot.com/201
2/02/konsep-
pengetahuan.html), diakses
pada 18 Mei 2015.
UNICEF & WHO. 2006. Pneumonia
The Fogotten Killer of
Children.
Yulianti, L. & Rukiyah, A. Y. 2012.
Asuhan Neonatus Bayi dan
Anak Balita. Jakarta: TIM.

Vous aimerez peut-être aussi