Vous êtes sur la page 1sur 12

KEBIJAKAN TATA RUANG DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

(STUDI VALORISASI RUANG)

Rahayu Subekti, Lego Karjoko, dan Wida Astuti


Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta
(rahayusubekti@yahoo.co.id), (lkarjoko63@yahoo.co.id), (widaastuti_60@yahoo.co.id)

Abstract

The objective of research was to find out the existing condition of spatial layout the Kutai Kartanegara
Regency’s Government used and to find out the policy of Kutai Kartanegara Regency’s Government in
spatial layout. In this research, Empirical research on Law (ELr) was used. ELr seeks to understand
and explain how law works in the real world. This study was a descriptive developmental one providing
a systematical description on the object to be studied, and then a model was developed to address the
problems in the field. The research approach used was qualitative approach. The research was taken
place in Kutai Kartanegara regency. From the result of research and discussion, two conclusions could
be drawn. Firstly, the existing condition of land use in Kutai Kartanegara regency showed the land use
for various activities such as: mining, forestry, gardening, and farming. The shift of land function increased
over years. Secondly, the government of Kutai Kartanegara regency had developed draft Local regulation
of regency about rTrW or Zoning for Kutai Kartanegara regency, but it had not been proposed to the
Local Legislative Assembly’s (dprd’s) discussion because there had been no provincial regulation
about rTrW or Zoning of East Kalimantan province

Key words : policy, Special layout, Valorisation

Abstrak

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui existing condition tata ruang yang digunakan Kabupaten Kutai
Kartanegara, untuk mengetahui kebijakan Pemerintah Kabupaten Kutai Negara dalam penataan ruang
. Dalam penelitian ini digunakan metode Empirical research on Law (ELr). ELr seeks to understand
and explain how law works in the real world. Adapun sifat penelitiannya deskriptif developmental yang
memberikan gambaran secara sistematis terhadap obyek yang akan diteliti, selanjutnya disusun model
yang dapat dikembangkan untuk mengatasi problema di lapangan. Pendekatan penelitian menggunakan
pendekatan kualitatif. Lokasi penelitian meliputi Kabupaten Kutai Kartanegara. Dari Hasil penelitian dan
pembahasan dihasilkan dua kesimpulan, yaitu : pertama, Kondisi existing Penggunaan tanah di Kabupaten
Kutai Kartanegara untuk bermacam – macam kegiatan diantaranya yaitu : . Kegiatan pertambangan ,
Kegiatan Kehutanan , Kegiatan Perkebunan, kegiatan pertanian. Terjadi pengalihan fungsi lahan yang
meningkat dari tahun ketahun Kedua, Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara telah membuat Draft
Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten Tentang RTRW maupun Zonasi Kabupaten Kutai Kertanegara,
hanya saja belum bisa diajukan dalam pembahasan dengan DPRD karena Peraturan Daerah Propinsi
tentang RTRW maupun zonasi Provinsi Kalimantan Timur belum ada.

Kata kunci : Kebijakan, tata ruang, valorisasi

A. Pendahuluan penduduk yang semakin meledak. Dalam hal


Ta n a h m e r u p a k a n s u a t u k e b u t u h a n ini, tanah mempunyai dimensi ekonomi, sosial,
yang mendasar bagi manusia, karena. tanah kultural dan politik (Bernhard Limbong, 2011: 1).
merupakan tempat manusia untuk hidup. Sejak Tanah dinilai sebagai suatu harta bersifat tetap
lahir hingga meninggal, manusia membutuhkan yang dicadangkan untuk kehidupan yang akan
tanah pun termasuk untuk pembangunan. Begitu datang. Dilihat dari faktanya, tanah merupakan
pentingnya tanah bagi manusia, maka tanah harus sarana tempat tinggal bagi persekutuan hukum
dimanfaatkan sebaik dan secermat mungkin. dan seluruh anggotanya sekaligus memberikan
Ironisnya, dari waktu ke waktu jumlah tanah penghidupan kepada pemiliknya (I Gede A.B.
semakin menipis sejalan dengan pertumbuhan Wiranata, 2005: 244) .

44 Yustisia Vol.2 No.2 Mei - Agustus 2013 Kebijakan Tata Ruang di Kabupaten ....
Kekuasaan yang diberikan kepada Negara masyarakat) sehingga tata ruang yang disusun
atas bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung lebih merupakan gambaran ideal saja yang dalam
di dalamnya itu meletakkan kewajiban kepada kenyataannya sangat sulit untuk diwujudkan
Negara untuk sebagai yang dikatakan Undang- Tujuan- tujuan ser ta moda penetapan
Undang Pokok Agraria “mengatur pemilikan dan nilai (valorisasi) ruang dalam bingkai wilayah
memimpin penggunaannya, hingga semua tanah di pengurusan publik yang dilekati kekuatan hukum
seluruh wilayah kedaulatan Bangsa dipergunakan adalah titik berat persoalan. Krisis kecukupan
untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat” tanah dalam konteks kelayakan kemanusiaan
(Boedi Harsono, 2003: 173). dari nafkah pertanian pangan, pusat keprihatinan
Pasal 14 Undang – Undang No.5 tahun dari generasi legislasi yang melahirkan UU
1960 tentang Pokok – Pokok Hukum agraria atau Pokok Agraria (UU No. 5 Tahun 1960) separuh
yang dikenal dengan Undang-Undang Pokok abad yang lampau, bukan saja tidak pernah
Agraria (UUPA) sejak semula telah menggariskan mengalami pembalikan. Akan tetapi, hal itu telah
perlunya dibuat rencana umum berkenaan dengan menjelma menjadi krisis perusakan pulau-pulau
persediaan, peruntukkan, dan penggunaan yang memotong daur-daur ekologis beserta daur
tanah untuk berbagai keperluan. UUPA memang reproduksi social di situ. Skala muka bumi yang
tidak hanya berorientasi pada pengembangan di mengacu pada kelayakan reproduksi kehidupan
bidang pertanian. Untuk itu diperlukan adanya nafkah desa / kota kecil (0,25 hektar pemilikan
perencanaan peruntukkan dan penggunaan tanah tanah sebagai ukuran terkecil) digantikan oleh
yakni menggunakan tanah sesuai dengan rencana skala operasi berskala gergasi dari sektor-sektor
yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Sehingga ekstraktif (100 hektar konsesi atas tanah sebagai
perlu dikembangkan penatagunaan tanah yang ukuran terkecil tanpa batas atas).
disebut juga pola penguasaan, penggunaan dan Kasus Indonesia menunjukkan valorisasi
pemanfaatan tanah secara efisien dan efektif untuk sepetak permukaan bumi yang sama bisa
sesuai dengan rencana tata ruang yang telah dilakukan berulang-ulang untuk mempertahankan
ditetapkan, pengendalian dan pengawasan harus potensi penciptaan nilai di situ. Wilayah pengurusan
dapat menjadi alat pemacu secara terarah dan public menjadi dan diperlukan sepenuhnya sebagai
terkendali bagi potensi pengembangan lahan objek ekonomik. Ruang bermukim menyejarah
yang dapat memberikan peningkatan keuntungan beralih rupa menjadi ruang-ruang transient kapan
secara sosial, ekonomi dan fisik (Maria S.W. pun bisa berganti peruntukannya dan status
sumardjono, 2001: 44). legalnya.Contoh episode-episode ekstraksi bahan
Penataan ruang khususnya kota-kota di mentah industrial berlapis yang berlangsung sejak
Indonesia masih dilihat hanya sebatas untuk akhir abad ke-19 sampai sekarang di wilayah
memenuhi pertumbuhan pembangunan dan Pulau Kalimantan bagian timur. Episode yang
cenderung berorientasi pada upaya untuk dimaksud adalah perluasan ekstraksi kayu hutan
mencapai target pertumbuhan ekonomi, atau primer disusul dengan perluasan ekstraksi minyak
untuk memenuhi kebutuhan pengembangan dan gas, kemudian perluasan ekstraksi batu bara’ .
suatu kawasan tertentu yang tidak bisa dihindari. Dari contoh tersebut, produksi ruang lewat
Orientasi penataan kota yang demikian itu penentuan wilayah yang dilakukan secara
kurang mempertimbangkan tujuan penataan hukum mengingkari proses sosial penggunaan
dan penggunaan ruang yang sesuai dengan dan penghunian ruang serta proses ekologis
peruntukannya (Edy Lisdiyono, 2008: 5). di situ. Pengaturan pemanfaatan kawasan
Pelaksana pembangunan saat ini juga ruang di kawasan budi daya seperti eksploitasi
menghadapi tugas yang sangat berat karena pertambangan, budi daya kehutanan, budi
kebanyakan daerah di Indonesia tumbuh secara daya pertanian, dan kegiatan pembangunan
alamiah tanpa berlandaskan tata ruang yang permukiman, industri, pariwisata dan lain-lain
baik. Pertumbuhan penduduk yang melesat yang sejenis, sehingga tercapai tata ruang
secara fenomenal menuntut pewadahan aneka kawasan budi daya. Dengan demikian, dalam
aktivitas dan dalam suatu tata ruang utamanya pembentukan penataan ruang atau struktur tata
didaerah perkotaan. Kenyataan menunjukkan ruang harus ada keserasian antara sumberdaya
bahwa pelaksana atau perencana pembangunan alam hayati dan nonhayati, sehingga timbul
di Indonesia masih belum berhasil secara optimal keseimbangan fungsi ruang. Merosotnya kualitas
menjawab tantangan dan berbagai konflik yang lingkungan salah satunya disebabkan oleh
terjadi dilapangan. Sebab masalah spasial (ruang) penggunaan ruang yang tidak sesuai dengan
selain berdimensi politik (bagi pemerintah) juga kondisi lingkungan dan potensi wilayah. U n t u k
berdimensi sosial ekonomi dan sosial budaya (bagi mengantisipasi hal tersebut telah diamanatkan

Yustisia Vol.2 No.2 Mei - Agustus 2013 Kebijakan Tata Ruang di Kabupaten .... 45
dalam Ketetapan Majelis Permusyawaratan 2. Pendekatan Penelitian
Rakyat No. IX/MPR/2001 tentang “ Pembaruan Pendekatan penelitian menggunakan
Agraria dan pengelolaan Sumber daya alam yang pendekatan penelitian kualitatif. Dengan
secara filosofi disebutkan : “ bahwa pengelolaan mengutip pendapat dari Denzin dan Lincoln
sumber daya alam yang adil, berkelanjutan, (Lexy Moleong, 2005: 5) menjelaskan bahwa
dan ramah lingkungan harus dilakukan dengan penelitian kualitatif adalah penelitian yang
cara terkoordinasi, terpadu dan menampung menggunakan latar alamiah, dengan maksud
dinamika, aspirasi dan peran serta masyarakat menafsirkan fenomena yang terjadi dan
serta menyelesaikan konflik. Kemerosotan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai
lingkungan bisa juga terjadi apabila pemanfaatan metode yang ada.
ruang dan pemanfaatan sumber daya alam yang
ada melebihi kapasitas lingkungan, termasuk 3. Lokasi dan waktu penelitian
terjadinya pengalihan fungsi ruang. Pengalihan
Lo k a s i p e n e l i t i a n m e l i pu t i K ut a i
fungsi ruang yang demikian itu terjadi juga dalam
Kartanegara Kalimantan Timur.
pengembangan Kutai Kartanegara, di mana
kawasan-kawasan yang semestinya dikonservasi 4. Jenis dan Sumber data
justru dialihfungsikan untuk pengembangan
Dalam penelitian ini data yang diperlukan
kawasan industri, perdagangan, permukiman
meliputi data primer maupun data sekunder.
penduduk dan lain-lain.
Data Primer, yaitu data yang diperoleh dari
Selanjutnya dikatakan Bell and McGillivray sumber data langsung atau tangan pertama,
“However, with the progress of the society, the terutama yang menyangkut aspek perilaku,
central role of the land development process persepsi, sikap, dan motivasi eksekutif
started to change. It became more and more dalam membuat kebijakan. Data Sekunder,
complex in nature due to the intensity of a certain yaitu data yang bukan diusahakan sendiri
development activity that required determining pengumpulannya oleh peneliti (Marzuki, 2002:
issues relating to location, size and patterns of 56). Data sekunder dapat berupa majalah,
land utilisation (Bell, S & McGillivray, D., 2000). laporan, hasil penelitian terdahulu, peraturan
Selanjutnya Ainul Jaria Maidin mengatakan perundang-undangan serta publikasi lainnya.
Initially the land development system was very Sumber data sekunder meliputi bahan hukum
much influenced by engineering and architectural primer, sekunder dan tersier.
factors to suit the land development problems
and meet the demands of creating a healthy 5. Instrumen Pengumpul data
living environment for the population (Ainul Jaria
Instumen pengumpul data terbagi
Maidin, 2008).
menjadi dua yak ni unt uk data primer
menggunakan wawancara dan kuesioner.
B. Metode penelitian Wawancara ini dilakukan dengan indeepht
interview, yaitu metode pengumpulan data
1. Jenis dan Sifat Penelitian
melalui wawancara yang dilakukan secara
Dalam penelitian ini digunakan metode mendalam kepada sumber data (W.Gulo,
Empirical research on Law (ELr). ELr seeks 2003: 119). Adapun untuk data sekunder
to understand and explain how law works in menggunakan Identifikasi isi dengan metode
the real world (Martin Partington in Cane and studi kepustakaan.
Critzer, 2010: 1003). The results of empirical
research on law are (or shuld be) central to 6. Analisis data
the concerns of academic analysis of Law Dalam penelitian ini penulis meng-
(Mccrudden, 2006) as well as more generally gunakan teknik analisis kualitatif, mengi-
to understanding the role of law in modern ngat data yang terkumpul sebagian besar
society (Martin, 2010: 1003). Pendekatan merupakan data kualitatif.
yang digunakan bersifat sosiologis/empiris
menggunakan pendekatan non positivistik dan
C. Hasil Penelitian dan Pembahasan
menggunakan analisis bersifat kualitatif (Peter
Mahmud, 2006). Adapun sifat penelitiannya 1. Kondisi Existing Penggunaan Tanah di
deskriptif developmental yang memberikan Kabupaten Kutai Kartanegara
gambaran secara sistematis terhadap obyek Salah satu segi pembangunan nasional
yang akan diteliti, selanjutnya disusun model adalah berkaitan dengan kebijaksanaan
yang dapat dikembangkan untuk mengatasi pertanahan. Masalah pertanahan adalah
problema di lapangan. masalah yang terkait langsung dengan rakyat,

46 Yustisia Vol.2 No.2 Mei - Agustus 2013 Kebijakan Tata Ruang di Kabupaten ....
sebab tanah merupakan kebutuhan dasar diperlukan pengembangan pola tata ruang
(basic need) masyarakat secara keseluruhan. yang menyerasikan tata guna tanah, tata
Karena itu diperlukan penanganan dan guna air dan tata guna sumber daya alam
pengaturan yang ek stra hati-hati dan lainnya dalam satu kesatuan lingkungan
seksama. Keterpaduan pendekatan yang yang serasi, dinamis dan bernuansa jangka
bersifat konseptual mutlak diperlukan karena panjang. ( Hasni, 33)
tanah atau ruang muka bumi dalam wilayah Tat a Ru an g s eb enar n ya me mi lik i
negara kita luasnya terbatas. Sementara itu , fungsi penting dan menentuk an pada
disisi lain perkembangan kegiatan kehidupan tahap pemanfaatan ruang sebagai upaya
dan penghidupan bangsa kita memerlukan pengendalian tata ruang wilayah, serta
tanah yang luas , tidak saja untuk memenuhi merupakan instrumen bagi upaya antisipasi
kebutuhan penduduk yang dari keberhasilan penur unan k ualitas r uang. Walaupun
pembangunan. (Muchsin, Imam Koeswoyo, demikian, tidak dapat disangkal bahwa
2008:13). kebijakan tata ruang tersebut terkadang
Sesuai UUD 1945, Pasal 33 ayat (3) bahwa menimbulkan benturan antara pendekatan-
bumi, air dan kekayaan alam yng terkandung pendekatan teknokratik dan komersial di satu
didalamnya adalah karunia Tuhan yang Maha sisi dan pendekatan humanis di sisi yang lain.
Esa, dikuasai oleh Negara dan dimanfaatkan Demikian juga dengan penggunaan
sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. tanah di Kabupaten Kutai Kartanegara.
Didalam UUPA selanjutnya dijabarkan bahwa Berikut adalah kondisi existing penggunaan
dalam rangka mewujudkan pemanfaatan tanah di Kabupaten Kutai Kartanegara :
tanah bagi sebesar-besarnya kemakmuran 1. Penggunaan Lahan
rakyat, Negara sebagai organisasi kekuasaan Penggunaan lahan di Kabupaten
bangsa Indonesia diberi wewenang untuk Kutai Kartanegara berdasarkan PJU
pada tingkatan yang tertinggi : Kabupaten Kutai Kartanegara tahun
a. Mengatur dan men yele nggarak an 2008 dapat dikelompokkan kedalam 3
peruntukan, penggunaan , persediaan kelompok besar, yaitu penggunaan lahan
tanah dan pemeliharaannya; untuk perhutanan, rawa, pertanian dan
b. Menentukan dan mengatur hak-hak yang non pertanian.
dapat dipunyai hak atas tanah 2. Perkebunan
c. Menentukan dan mengatur hubungan- Pada tahun 2010, luas perkebunan
hubungan hukum antara orang-orang rakyat di Kutai Kartanegara menurut
dan perbuatan-perbuatan yang mengenai jenisnya adalah 44.747 ha .Untuk
tanah. tanaman yang paling banyak adalah
Karet (14.218) , kemudian kelapa sawit
Dari uraian diatas makin jelaslah (9.665) dan paling sedikit adalah cengkeh
bahwa dalam rangka memenuhi kebutuhan dan kemiri( 5) untuk lebih detailnya dapat
pembangunan yang beranek a ragam dilihat pada tabel 1 dibawah ini :

Tabel 1
LUAS AREAL dAN PROdUKSI TANAMAN PERKEBUNAN RAKYAT MENURUT JENISNYA

JENIS TANAMAN LUAS AREAL (Ha) – Planted Area Jumlah


Crops TB TBM TM TT/TR Total
[1] [2] [3] [4] [5] [6]
1. Kelapa / Coconut - 4 346 4 166 1 090 9 602
2. Kelapa Sawit/ Oil Palm - 480 7 853 1 332 9 665
3. Karet / Rubber - 8 719 5 253 246 14 218
4. Lada / Pepper - 348 1 321 688 2 357
5. Kakao / Cocoa - 183 356 219 758
6. Kopi / Coffee - 1 9 4 14
7. Aren / Sugar Palm - 1 188 5 347 625 7 160
8. Kapuk / Kapok - - - - -
9. Cengkeh / Clove - 1 2 2 5
10. Panili / vanilla - - - - -

Yustisia Vol.2 No.2 Mei - Agustus 2013 Kebijakan Tata Ruang di Kabupaten .... 47
11. Kayu Manis / Cassiavera - - - - -
12. Kemiri / Candlenut - 1 2 2 5
13. Pala / Nutmeg - 203 168 63 434
14. J. Mete / Cashew - - - - -
15. Pinang/ Arecanut - 154 173 8 335
16. Jarak Pagar - 1 11 182 194
JUMLAH / Total 2010 - 15 625 24 661 4 461 44 747
2009 - 15 219 21 363 15 713 52 295
Sumber : Kutai Kartanegara dalam Angka 2011

3. Kehutanan 5 macam yaitu hutan lindung (212.614


Pada tahun 2010, luas hutan Ha), hutan suaka alam dan wisata (500
menurut tata guna hutan kesepakatan Ha), hutan taman nasional (50.726 ha),
sebesar 1.556.439 ha. Ini terbagi hutan produksi terbatas (504.924 Ha),
menjadi Kawasan Budidaya Kehutanan dan hutan produksi tetap (787.675 Ha).
(KBK) dan Kawasan Hutan Non Budidaya Untuk lebih lanjut dapat dilihat dalam
Kehutanan (KBNK). KBK dibagi menjadi tabel 2 dibawah ini

Tabel 2
Luas Areal Hutan Menurut Tata Guna Hutan Kesepakatan
Luas (Ha)
Jenis Hutan 2006 2007 2004
2 3 4
I. KAWASAN BUDIDAYA KEHUTANAN (KBK) 1.647.622 1.647.622 -
1. Hutan lindung/Protection are forest 231.959 231.959 231.959
2. Hutan suaka alam dan wisata/Park and 64.907 94.907 71.268
reserve forest
3. Hutan produksi terbatas/Limited 61.380 61.380 539.858
prodactionforest
4. Hutan produksi tetap/Devinitive 507.614 507.614 788.005
production forest
5. Hutan fungsi khusus/Special funcion 781.762 781.762 64.811
forest
II. KAWASAN HUTAN NON BUDIDAYA
1.073.009 1.073.009 1.073.009
KEHUTANAN (KBNK)
Sumber data : dinas kehutanan Kab.Kutai Kartanegara

4. Pertanian (Padi)
Perkembangan luas panen padi
sawah di Kutai Kartanegara pada tahun
2010 mengalami kenaikan sebesar
3,05% dan padi ladang mengalami
penurunan sebesar 3,39%. Secara riil
luas panen padi sawah naik dari 37.514
ha (tahun 2009) menjadi 38.658 ha
(tahun 2010). Sedangkan luas panen
padi ladang menurun dari 5.220 ha
(tahun 2009) menjadi 5.043 ha (tahun
2010).
Sumber : Kutai Kartanegara dalam angka 2011

48 Yustisia Vol.2 No.2 Mei - Agustus 2013 Kebijakan Tata Ruang di Kabupaten ....
5. Pertambangan tersebut merupakan komoditi ekspor
K eg ia t a n pe r t a m b a n g a n d i utama.
Kabupaten Kutai Kartanegara mencakup Berdasarkan data dari dinas
pertambangan migas dan non migas. pertambangan, total produksi batu
Dari kegiatan tersebut, minyak bumi dan bara di Kutai Kartanegara tahun 2010
gas alam merupakan hasil tambang mencapai 29.014.588.384 ton (dari 164
ya n g s a n g at b e s a r p e ng ar u h n ya perusahaan tambang batu bara). Hal
dalam perekonomian Kabupaten Kutai ini meningkat dari tahun 2009 lalu yang
Kartanegara khususnya, dan Propinsi hanya sebesar 20.883.783 ton (dari 90
Kalimantan Timur pada umumnya, perusahaan batu bara)
karena hingga kini kedua hasil tambang

PROdUKSI BATU BARA (Ton)


2008 2010

Sumber : Kutai Kartanegara dalam angka 2011

2. Kebijakan Tata Ruang di Kabupaten b. pelaksanaan penataan ruang


Kutai Kartanegara wilayah provinsi
Dalam pemanfaatan tanah harus c. pelaksanaan penataan ruang
dilakukan sesuai dengan rencana tata kawasan strategis propinsi dan
ruang yang ada . Dimana hal tersebut d. kerjasama penataan ruang antar
diatur dalam UU no 26 tahun 2007 provinsi dan pemvasilitasan
. Pasal 2 Undang – Undang no. 26 kerjasama penataan ruang antar
tahun 2007 tentang Penataan ruang kabupaten/ kota.
menyatakan Dalam kerangka Negara
kesatuan republik Indonesia , penataan Dalam penataan ruang kawasan
ruang diselenggarakan berdasarkan strategis provinsi , pemerintah daerah
asas : Keter paduan; K eser asian, melaksanakan :
keselarasan dan keseimbangan a. Penet apan k aw asan st r ategis
; .Keberlanjutan; Keberdayagunaan provinsi
dan keberhasilgunaan; Keterbukaan; b. Perencanaan tata ruang kawasan
Kebersamaan dan kemitraan; Kepastian strategis provinsi
hukum dan keadilan ; Akuntabilitas . c. P e m a n f a a t a n r u a n g k a w a s a n
strategis provinsi dan
Wewenang pemerintah daerah
d. Pengendalian pemanfaatan ruang
pr o v i n s i d a la m p en ye l en g ga r a a n
kawasan strategis provinsi.
penataan ruang meliputi :
a. p e n g a t u r a n p e m b i n a a n d a n Dalam rangka penyelenggaraan
pengawasan terhadap pelaksanaan penataan ruang wila yah provinsi,
penataan ruang wilayah provinsi pemerintah daerah provinsi dapat
dan kabupaten/kota, serta terhadap menyusun petunjuk pelaksanaan bidang
pe lak s an aa n pe na ta an r uang penataan ruang pada tingkat provinsi dan
kawasan strategis provinsi dan Kabupaten / kota , yang dapat dilakukan
kabupaten/kota. dengan :

Yustisia Vol.2 No.2 Mei - Agustus 2013 Kebijakan Tata Ruang di Kabupaten .... 49
1) Menyebarluaskan informasi yang c) Te r w u j u d n y a p e r l i n d u n g a n
berkaitan dengan: fungsi ruang dan pencegahan
a. rencana umum dan rencana dampak negatif lingkungan akibat
rinci tata ruang dalam rangka pemanfaatan ruang. ( Pasal 3 UU
pelaksanaan penataan ruang no 26 Tahun 2007).
wilayah provinsi
Dalam pengelolaannya Penataan
b. arahan peraturan zonasi untuk
Ruang diklasifikasikan berdasarkan
system provinsi yang disusun
sistem , fungsi, utama kawasan , wilayah
dalam rangka pengendalian
administratif, kegiatan kawasan dan nilai
pemanfaatan ruang wilayah
strategis kawasan . Penataan ruang
provinsi dan berdasarkan sistem terdiri atas sistem
c. petunjuk pelaksanaan bidang wilayah dan sistem sistem internal
penataan ruang perkotaan. Penataan ruang berdasarkan
2) melaksanakan standar pelayanan fungsi utama kawasan terdiri atas
minimal bidang penataan ruang kawasan lindung dan kawasan budidaya
P a s a l 11 U n d a n g – U n d a n g . Penataan ruang berdasarkan wilayah
Penataan Ruang menyatakan wewenang administratif terdiri atas penataan ruang
pemerintah daerah kabupaten/ kota wilayah nasional , penataan ruang
wilayah propinsi dan penataan ruang
dalam penyelenggaraan penataan ruang
wilayah kabupaten / kota. Penataan
meliputi :
ruang berdasarkan kegiatan kawasan
a. p e n g a t u r a n , p e m b i n a a n d a n terdiri atas penataan ruang kawasan
pengawasan terhadap pelaksanaan perkotaan dan penataan ruang kawasan
penataan ruang wilayah kabupaten perdesaan .
/k ot a d a n k aw a s a n s t r at e g i s
Sesuai dengan Pasal 14 Undang –
kabupaten / kota.
Undang No 32 tahun 2004 Urusan wajib
b. pe la k sa na a n pe n at aa n r ua ng yang menjadi kewenangan pemerintahan
wilayah kabupaten/kota daerah untuk kabupaten/kota merupakan
c. pe la k sa na a n pe n at aa n r ua ng urusan yang berskala kabupaten/kota
kawasan strategis kabupaten/kota diantaranya adalah perencanaan dan
d. kerjasama penataan ruang antar pengendalian pembangunan;
kabupaten/kota Dan perencanaan, pemanfaatan,
Wewenang pemerintah daerah dan pengawasan tata ruang, maka
kabupaten/ kota dalam pelaksanaan pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara
penataan ruang wilayah kabupaten / juga melaksanakan hal tersebut dengan
kota meliputi : membuat rencana tata ruang wilayah .
Dalam rangka koordinasi penataan
a. Perencanaan tata ruang wilayah
ruang daerah (BKPRD) Kabupaten
kabupaten / kota
Kutai Kertanegara maka dikeluarkanlah
b. P e m a n f a a t a n r u a n g w i l a y a h SK Bupati No. 506/ SK-Bup/HK/2011
kabupaten / kota dan tentang Pembentukan Badan Koordinasi
c. pengendalian pemanfaatan ruang Penataan Ruang Daerah (BKPRD)
wilayah kabupaten /kota Kabupaten Kutai Kertanegara.
Adapun penyelenggaraan penataan 1) Perencanaan Tata Ruang, meliputi :
ruang bertujuan untuk mewujudkan a. Mengkoordinasikan dan meru-
ruang wilayah nasional yang aman muskan penyusunan rencana
nyaman produktif dan berkelanjutan tata ruang Kabupaten
berlandaskan wawasan nusantara dan b. Memaduserikan rencana pem-
ketahanan nasional dengan : bangunan jangka panjang dan
a) Terwujudnya keharmonisan antara menengah dengan rencana
lingkungan alam dan lingkungan tata ruang kabupaten serta
buatan mempertimbangkan pengaru-
b) Terwujudnya keterpaduan dalam sutamaan pembangunan
penggunaan sumber daya alam berkelanjutan melalui instrumen
dan sumber daya buatan dengan kajian lingkungan hidup
memerhatikan sumber daya manusia strategis.(KLHS).

50 Yustisia Vol.2 No.2 Mei - Agustus 2013 Kebijakan Tata Ruang di Kabupaten ....
c. Mengintegrasikan, memadu- 3). Pengendalian Pemanfaatan ruang
serikan dan mengharmoni- meliputi:
sasikan rencana tata ruang a) Mengkoordinasikan penetapan
wilayah nasional, rencana peraturan zonasi sistem
tata ruang pulau /kepualauan, kabupaten
rencana tata ruang kawasan b) M e m b e r i k a n r e k o m e n d a s i
strategis nasional , rencana tata perizinan pemanfaatan ruang
ruang wilayah propinsi, rencana kabupaten
tata ruang kawasan strategis c) Melakukan identifikasi dalam
Propinsi dan rencana tata ruang pelak sanaan pe lak sanaan
wilayah yang berbatasan insentif dan disinsentif dalam
d. Mensinergikan penyusunan pelak sanaan pemanfaatan
rencana tata ruang kabupaten ruang kabupaten dengan
dengan propinsi dan antar propinsi dan dengan kabupaten
kabupaten yang berbatasan terkait.
e. Mengkoordinasikan pelaksa- d) Melakukan fasilitasi pelaksa-
naan konsultasi Rancangan naan pemantauan, evaluasi dan
Peratur an Daerah tentang pelaporan penyelenggaraan
rencana tata ruang Kabupaten penataan ruang
k epada Badan Koor dinasi e) Melakukan fasilitasi pelaksana-
Penataan ruang daerah an pengendalian pemanfaatan
(BKPRD) Propinsi dan BKPRDN ruang dengan rencana tata
f. Mengkoordinasikan pelaksa- ruang
naan evaluasi rencana tata f) Mengoptimalkan peran masya-
ruang kabupaten ke Propiinsi rak at dalam pengendalian
g. Mengkoordinasikan proses pemanfaatan ruang.
penetapan rencana tata ruang
kabupaten dan Ruang lingkup pengendalian ini
h. mengoptimalkan peran masya- terdiri atas ruang lingkup wilayah dan
rakat dalam perencanaan tata ruang lingkup substansi. Ruang lingkup
ruang wilayah meliputi seluruh Kabupaten
2). Pemanfaatan ruang meliputi : Kutai Kartanegara, sedangkan ruang
a) Mengkoordinasikan penanga- lingkup materi meliputi : Zonasi,Aturan
nan dan penyelesaian permasa- insentif dan disinsentif,Aturan perubahan
lahan dalam pemanfaa tan k lasif ik asi zo n a ,Pe r i ji na n d al a m
ruang baik di Kabupaten dan pemanfaatan ruang .pengendalian
memberikan pengarahan serta pemanfaatan ruang melalui pengawasan
saran pemecahannya Arahan pengaturan zonasi
b) Memberikan rekomendasi guna merupakan upaya untuk menghasilkan
memecahkan permasalahan ketentuan tentang aspek-aspek
dalam pemanfaatan ruang se b ag a i b er ik ut : J e ni s k egi at a n
kabupaten yang diperbolehkan, diperbolehkan
dengan syarat, dan dilarang, Intensitas
c) Memberikan informasi dan
p e m a n f a a t an r u a ng , S a r a na d a n
akses kepada pengguna ruang
prasarana minimum dan Ketentuan-
terkait rencana tata ruang
ketentuan khusus
kabupaten
Berdasarkan Rencana tata ruang
d) Menjaga akuntabilitas publik
wilayah kabupaten Kutai Kartanegara
sebagai bentuk layanan pada
bagian pengendalian maka disusunlah
jajaran pemerintah, swasta dan
ketentuan umum peraturan zonasi.
masyarakat
Adapun dalam ketentuan tersebut dibagi
e) Melakukan fasilitas pelaksanaan atas :
kerjasama penataan ruang
A. STRUKTUR RUANG
antar kabupaten
1. Kawasan perkotaan
f) Mengoptimalkan peran masya-
rakat dalam pemanfaatan ruang 2. Kawasan Perdesaan

Yustisia Vol.2 No.2 Mei - Agustus 2013 Kebijakan Tata Ruang di Kabupaten .... 51
3. Kawasan sekitar jaringan jalan C. Kawasan Strategis
dan jembatan 1. Kawasan strategis nasional
4. Kaw a s an s ek ita r jar i n gan 2. Kawasan strategis Provinsi
pr a sar a na l al u li nt as dan 3. Kawasan strategis Kabupaten
angkutan jalan
5. Kaw a s an s ek it ar ja r i n ga n Berdasarkan Pasal 36 Undang-
pela yanan la lu linta s dan Undang No 26 tahun 2007 tentang
angkutan jalan Penataan Ruang menyatakan bahwa :
6. Kawasan sekitar prasarana (1) Peraturan zonasi sebagaimana
transportasi penyebrangan dimaksud dalam Pasal 35 disusun
sungai sebagai pedoman pengendalian
pemanfaatan ruang.
7. Kawasan sekitar prasarana
(2) P e r a t u r a n z o n a s i d i s u s u n
system jaringan perkereta apian
berdasarkan rencana rinci tata ruang
8. Kawasan sekitar prasarana untuk setiap zona pemanfaatan
transportasi udara ruang.
9. Kawasan sekitar prasarana (3) Peraturan zonasi ditetapkan dengan:
system jaringan energy a. peraturan pemerintah untuk
10. Kawasan sekitar prasarana arahan peraturan zonasi sistem
jaringan telekomunikasi nasional;
11. Kaw a sa n sek itar j ar in ga n b. peraturan daerah provinsi untuk
sumber daya air arahan peraturan zonasi sistem
12. k awasan sek itar system provinsi; dan
jaringan persampahan c. peraturan daerah kabupaten/
13. Kawasan sekitar system kota untuk peraturan zonasi.
jaringan air minum
14. k awasan sek itar system Demikian juga dengan Pemerintah
jaringan pengelolaan air limbah Kabupaten Kutai Kartanegara , untuk
pengendalian ruang juga sudah
15. k awasan sek itar system
disusun dalam rencana tata ruang
jaringan drainase
wilayahnya. Untuk peraturan zonasi
16. kawasan sekitar jaringan jalur daerah kabupaten Kutai Kertanegara,
dan ruang evakuasi bencana sebetulnya sudah dibuat dalam bentuk
alam draft rancangan Perda tentang Rencana
tata ruang wilayah / Zonasi , tetapi belum
B. Pola Ruang
disyahkan sampai sekarang dikarenakan
1. Kawasan hutan lindung Perda propinsi Kalimantan Timur tentang
2. kawasan perlindungan setem- zonasi belum ada, sehingga perda
pat Zonasi Kabupaten Kutai Kertanegara
3. Kawasan suaka alam, peles- belum bisa disyahkan .
tarian alam dan cagar budaya Dari Pasal 36 Undang – Undang
4. kawasan rawan bencana alam No.26 tahun 2007 tentang penataan
5. Kawasan lindung geologi ruang yaitu peraturan pemerintah untuk
6. Kawasan peruntukan hutan arahan peraturan zonasi sistem nasional
produksi dan peraturan daerah provinsi untuk
arahan peraturan zonasi sistem propinsi
7. Kawasan peruntukan pertanian
. Jadi sebagai arahan ataupun payung
8. Kawasan peruntukan perikanan hukum dari perda zonasi , karena
9. kawasan peruntukan pertam- mengacu pada perda provinsi maka
bangan perda zonasi yang ada dalam draft
10. Kawasan peruntukan Industri yang sudah disusun tidak bisa disahkan
11. Kawasan peruntukan Pariwisata karena perda yang jadi payung belum
12. Kawasan peruntukan permu- ada
kiman Disamping dengan pengaturan
13. Kawasan peruntukan lainnya zoning,untuk pengendalian juga
dilakukan dengan Perizinan. Perizinan

52 Yustisia Vol.2 No.2 Mei - Agustus 2013 Kebijakan Tata Ruang di Kabupaten ....
merupakan salah satu mekanisme 3. Kualitas lingkungan yang menja-
pengendalian pemanfa atan ruang min kegiatan yang tidak sesuai/
me nu r u t UU N o. 2 6 Tah un 2 0 07 diinginkan (komersial) tidak berlokasi
mengenai Penataan Ruang. Mekanisme di kawasan tertentu.
ini merupakan perangkat penting dari
pengendalian pemanfaatan ruang, Adapun yang dimaksud tindakan
oleh karenanya apabila mekanisme pengendalian adalah
ini terselenggara dengan baik, maka 1. Membatasi pemanfaatan lahan
penyimpangan pemanfaatan ruang dan bangunan, cara pembangunan
akan dapat dikurangi, dan secara legal dilaksanakan, tampilan bangunan,
penyimpangan dapat diidentifikasi dan hubungan antar bangunan maupun
ditertibkan. antara bangunan dengan ruang
terbuka.
Hal tersebut sesuai dengan pendapat
dari Safri Nugraha yaitu Perizinan menjadi 2. Mengendalikan bentuk fisik (posisi,
hal yang penting dalam masyarakat dan ukuran, bentuk, jarak, ruang antar
kegiatan pemerintahan yaitu : bangunan, tutupan lahan dan
penanaman) yang disertai dengan
1) Dalam keadaan bagaimanapun
tingkat pengendalian terhadap
pemerintah harus mengendalikan
kegiatan atau penggunaan lahan.
kehidupan dan perkembangan
perekonomian dan kesejahteraan Setiap kegiatan dan pembangunan
masyarakat , salah satu caranya harus memohon izin dari pemerintah
adalah dengan melakukan setempat yang akan memeriksa
pengendalian melalui perijinan kesesuaiannya dengan rencana tata
2) Kepentingan negara dan kepentingan ruang, serta standar teknis, administatif
pemerintah serta k epentingan dan legal.
masyarakat dalam arti luas tetap Sesuai dengan Pasal 11 UU No. 26
harus dijaga keseimbangannya, tahun 2007, maka Pemerintah Kabupaten
keseimbangan ketiga kepentingan mempunyai Wewenang utk perencanaan
tersebut harus dijaga dan salah satu tata ruang wilayah kabupaten/ kota;
cara untuk menjaga keseimbangan pemanfaatan ruang wilayah kabupaten/
tersebut adalah melalui perijinan kota; dan pengendalian pemanfaatan
3) Perijinan adalah salah satu cara ruang wilayah kabupaten/kota. Dimana
dari wewenang pemerintahan yang dalam pelak sanaan nya dilakukan
dimiliki oleh pemerintah .oleh karena melalui pemberian izin, pemberian
itu penting bagi pemerintah untuk disinsentif Arahan disinsentif pola ruang
selalu menata kembali perijinan agar dalam rangka membatasi pertumbuhan
tetap sesuai dengan perkembangan atau mencegah kegiatan yang tidak
perekonomian nasional maupun sejalan dengan rencana tata ruang dan
perekonomian global .. pemberian sanksi. Kebijakan tata ruang
yang Dilakukan di Kabupaten Kutai
4) Perizinan juga penting artinya bila
Kartanegara meliputi pemanfaatan
ditinjau dari segi dokumentasi. (Safri
ruang yang dilakukan dengan
Nugraha ,2007 :137).
pengaturan Zonasi, yang tercantum
Perizinan merupakan upaya dalam rencana tata ruang wilayah nya
mengatur k egiatan-k egiatan yang , yang didalamnya berisi struktur ruang,
memiliki peluang menimbulkan gangguan pola ruang, kawasan strategis. Sesuai
bagi kepentingan umum. Pada dasarnya dengan Pasal 11 UU No. 26 tahun
prinsip penerapan perizinan dalam 2007, maka Pemerintah Kabupaten
pemanfaatan ruang adalah sebagai mempunyai Wewenang utk perencanaan
berikut: tata ruang wilayah kabupaten/ kota;
pemanfaatan ruang wilayah kabupaten/
1. Kesehatan individu, keluarga dan
kota; dan pengendalian pemanfaatan
komunitas.
ruang wilayah kabupaten/kota. Dimana
2. Pembangunan fisik sesuai hak yang
dala m pelak sanaa nn ya dilak uk an
tertata, dilengkapi dengan sirkulasi, melalui pemberian izin, pemberian
akses, keselamatan, dan lain-lain. disinsentif Arahan disinsentif pola ruang

Yustisia Vol.2 No.2 Mei - Agustus 2013 Kebijakan Tata Ruang di Kabupaten .... 53
dalam rangka membatasi pertumbuhan tata r ua ng w ila yah k abup at en/ k ota;
atau mencegah kegiatan yang tidak pemanfaatan ruang wilayah kabupaten/
sejalan dengan rencana tata ruang dan kota; dan pengendalian pemanfaatan
pemberian sanksi ruang wilayah kabupaten/kota, disamping itu
Sejalan dengan pelaksanaan juga berdasarkan pada Pasal 14 (huruf b)
zonasi maka, pemerintah kabupaten Undang – Undang No 32 tahun 2004 tentang
Kutai kertanegara dalam Rencana Tata Pemerintah Daerah maka perencanaan,
Ruang Wilayah juga mencantumkannya pemanfaatan, dan pengawasan tata ruang
hanya saja , sesuai dengan UU no merupakan kewenangan pemerintah daerah
26 tahun 2007 seharusnya peraturan kabupaten.
zonasi ditetapkan dengan perda tentang Dalam melaksanakan kewenangan
peraturan daerah kabupaten/kota untuk tersebut dituangkan dalam rencana tata ruang
peraturan zonasi.maka pemerintah wilayah Kabupaten Kutai Kertanegara, yang
Kabupaten Kutai Kartanegara masih didalamnya terdapat rencana , pemanfaatan
dalam bentuk draf Raperda, dan draf , pengendalian dan juga kawasan strategis.
Raperda sudah jadi bulan maret dan Dimana dalam pengendalian pemanfaatan
berencana untuk disahkan , tetapi terdapat ketentuan Umum peraturan zonasi.
ternyata hal ini terhambat karena Perda Hanya saja Kabupaten Kutai Kertanegara
propinsi yang dipakai sebagai pedoman belum memiliki Peraturan tentang zonasi,
dalam pembuatan Perda Kabupaten sesuai yang diamanatkan Pasal 36 ayat
belum jadi. (3c) UU No. 26 Tahun 2007 bahwa untuk
p e r a t u r a n zo n a s i d a e r a h K a b u p a t e n
d. KESIMPULAN dAN SARAN ditetapk an dengan per atur an daer ah
Kabupaten / Kota . Sebetulnya Rancangan/
1. Kesimpulan Draft Raperda Tentang Rencana Tata ruang
Kondisi existing Penggunaan lahan di wilayah/ pengaturan zonasi Kabupaten
Kabupaten Kutai Kartanegara berdasarkan Kutai Kertanegara sudah ada hanya saja
PJU Kabupaten Kutai Kartanegara dapat belum bisa disahkan karena Perda tentang
dikelompokkan kedalam 3 kelompok besar, rencana tata ruang wilayah/ pengaturan
yaitu penggunaan lahan untuk perhutanan, zonasi berdasarkan uu yang baru Provinsi
r a w a , p er t a n i a n d a n n o n p e r t a n i a n . Kalimantan Timur belum ada.
Penggunaan lahan di Kutai Kertanegara
digunakan untuk bermacam – macam kegiatan 2. Saran
diantaranya yaitu : Kegiatan pertambangan
Dalam penelitian ini peneliti memberikan
yang mencakup pertambangan migas
saran hendaknya pemerintah propinsi
dan non migas , Kehutanan, Perkebunan,
Kalimantan Timur segera membuat Perda
Pertanian (Padi, Palawija, dan Hortikultura) dll
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah/
Kebijak an Penataan R uang Yang pengaturan zonasi berdasarkanUU yang baru
Dilakukan di Kabupaten Kutai Kartanegara sehingga rancangan Perda tentang rencana
dilakukan berdasarkan Pasal 11 UU No. 26 tata ruang wilayah maupun zonasi kabupaten
tahun 2007, yaitu Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara dapat segera ditetapkan.
mempunyai Wewenang utk perencanaan

54 Yustisia Vol.2 No.2 Mei - Agustus 2013 Kebijakan Tata Ruang di Kabupaten ....
dAFTAR PUSTAKA

Ainul Jaria Maidin, 2008. Role of Land Development in Improving Public Health: Way Forward for Malaysia,
Journal of the Malaysian Institute of planners, Malaysia.
BPN dan Bappeda Kabupaten Kutai Kertanegara, Kutai Kertanegara dalam Angka 2011.
BAPPEDA Kabupaten Kutai Kertanegara, Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kutai Kertanegara
Basrowi dan Sukidin, 2002, Metode penelitian Kualitatif perspektif Mikro, Surabaya, Insan
Cendikia.
Bernhard Limbong. 2011. pengadaan Tanah Untuk pembangunan. Jakarta: Margaretha Pustaka.
Boedi Harsono. 2003. Hukum Agraria Indonesia, Sejarah pembentukan Undang-Undang pokok Agraria
Isi dan pelaksanaannya. Jakarta: Djambatan
Edi Lisdiyono. 2008. “Legislasi Penataan Ruang tentang Pergeseran Kebijakan Hukum Tata Ruang dalam
Regulasi Daerah di Kota Semarang”. Disertasi Universitas Diponegoro
H. Muchsin dan Imam Koeswoyono. 2008.Aspek Kebijaksanaan Hukum penatagunaan Tanah dan
Penataan Ruang.Jakarta.2008
Hasni.Hukum Penataan Ruang dan Penatagunaan Tanah Dalam Konteks UUPA – UUPR- UUPLH.
Jakarta.PT RajaGrafindo perkasa
I Gede A.B.Wiranata. 2005. Hukum Adat Indonesia perkembangan dari Masa ke Masa. Bandung: Citra
Aditya Bakti
Lawrence M. Friedman, 1997. The Legal System : A Social Science perspective. Russel Sage Foundation
: New York.
Lego Karjoko dan I Gusti Ayu, 2010, …………….…………….Laporan Penelitian Hibah Kerjasama Antar
Lembaga dan Perguruan Tinggi, Surakarta, Fakultas hukum UNS.
Lexy J. Moleong. 2005. Metodologi penelitian Kualitatif. Bandung: P.T. Remaja Rosdakarya.
Maria S.W. Sumardjono. 2001. Kebijakan pertanahan Antara regulasi dan Implementasi. Jakarta:
Kompas Media Nusantara
Marzuki. 2002. Metodologi riset. Yogyakarta: BPFE-UII.

Peter Mahmud Marzuki. 2006. penelitian Hukum. Akarta: Kencana Prenada Media Group.
Peter M. Blau dan Marshall Meyer. 2000. Birokrasi dalam Masyarakat Modern. (edisi terjemahan Slamet
Riyanto). Jakarta: Prestasi Pustakaraya.
Safri Nugraha dkk. 2007. Hukum Adminstrasi Negara.Jakarta. CLGS-FH UI
W. Gulo. 2002. Metodologi penelitian. Jakarta: P.T. Gramedia Widiasarana Indonesia.
website Dinas pengendalian pertanahan daerah kabupaten Sleman
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomer 15 Tahun tentang penyelenggaraan Penataan Ruang
Undang – Undang no.32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
Undang – Undang No. 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang

Yustisia Vol.2 No.2 Mei - Agustus 2013 Kebijakan Tata Ruang di Kabupaten .... 55

Vous aimerez peut-être aussi