Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
OLEH :
ROSMIATI
011813243063
Asuhan kebidanan pada akseptor kontrasepsi MOW post sectio caesarea di Poli KB
Rumah Sakit Angkatan Laut Dr. Ramelan Surabaya, telah diselesaikan oleh :
Nama : Rosmiati
NIM : 011813243063
Telah disahkan oleh tim pembimbing pada :
Hari/Tanggal :
Surabaya,……November 2018
Mahasiswa
Rosmiati
011813243063
Mengetahui,
No. RM : 36- 82 - xx
Tanggal Pengkajian : 22 November 2018 Pukul : 11.00 WIB
Oleh : Rosmiati
Tempat : Poli KB RSAL Dr. Ramelan Surabaya
Spt MOW
3 8 bln Gemeli Dokter RS Sungsang P 1500 Gr H/10 hr -
Brach
4 8 bln Gemeli Dokter SC RS Lintang P 2300 gr H/10 hr - MOW
Pada kasus Ny. “V” dengan P2204 dengan akseptor MOW didapatkan keadaan
umum ibu baik, dan Ibu datang ke poli KB RS DR. Ramelan Surabaya untuk kontrol
ulang post SC+MOW.
Pada data subjektif didapatkan bahwa ibu sudah berusia 36 tahun, sesuai
dengan teori yang menyatakan bahwa syarat dilakukan MOW yaitu pada wanita usia
≥ 26 tahun (Saifudin, 2010). Ny. V masih mengeluh sedikit nyeri pada luka jahitan
bekas operasi sesuai dengan teori Saifuddin, 2010 bahwa keluhan yang mungkin
terjadi setelah pemasangan yaitu infeksi pada luka, demam, rasa sakit pada lokasi
pembedahan, perdarahan superfisisal (tepi kulit atau subkutan). Pada riwayat
obstetrik didapatkan Ny. V saat ini telah memiliki 4 orang anak, sehingga Ny V
memenuhi syarat untuk dilakukan MOW, dimana wanita yang dapat melakukan
MOW yaitu ibu dengan paritas >2. Pada riwayat kontrasepsi Ny V melakukan MOW
segera post section sesaria, hal ini sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa
MOW sebaiknya dilakukan dalam 24 jam atau selambat-lambatnya 48 jam pasca
persalinan (Saifuddin,2010).
Pada pemeriksaan objektif, TD darah Ny. V 110/80 mmhg. Ibu dengan tekanan
darah tinggi (sistolik > 160 mmHg dan diastolik > 100 mmHg) tindakan kontrasepsi
hanya dilakukan oleh tenaga yang sangat berpengalaman, dan perlengkapan anastesi
tersedia. Diperluka pula kemampuan untuk menentukan prosedur klinik serta anastesi
yang tepat (Saifuddin, 2010). Pada pemeriksaan abdomen diperoleh TFU 1 jari diatas
simfisis, konsistensi uterus keras, terdapat luka SC melintang, kering tidak ada tanda
infeksi, setelah dibersihkan lua tidak ditutup kembali karena sudah kering.
Penatalaksanaan yang dilakukan untuk kasus Ny.V ini yaitu menjelaskan hasil
pemeriksaan kepada ibu, melakukan perawatan jahitan operasi dengan menggunakan
kassa betadin, melepaskan benang luka jahitan, menjelaskan penyebab nyeri
yang dirasakan yaitu dikarenakan terputusnya jaringan dan syaraf pada
daerah operasi sehingga ibu akan merasakan nyeri pada daerah tersebut,
mengajarkan kepada ibu cara melakukan perawatan jahitan operasi saat di rumah,
yaitu cukup dengan menjaga agar daerah jahitan tidak lembab sehingga akan
menghindari terjadinya infeksi, memberikan KIE tentang nutrisi, untuk
memperbanyak asupan protein dan vitamin serta tidak ada pantangan kecuali alergi,
istirahat cukup, agar kondisi ibu cepat pulih, personal hygiene agar
terhindar dari infeksi, dan tanda bahaya nifas. Menganjurkan ibu untuk
memberikan bayinya ASI dan tidak perlu menambah susu formula, menganjurkan
kepada ibu untuk kontrol ulang sewaktu-waktu jika ada keluhan.
BAB 5
PENUTUP
5.1 Simpulan
MOW atau Tubektomi merupakan salah satu jenis kontrasespsi jangka panjang
dengan prosedur bedah yang dilakukan secara sukarela untuk menghentikan fertilitas
(kesuburan) seorang perempuan, dengan mengoklusi tuba fallopi (mengikat dan
memotong atau memasang cincin) sehingga sperma tidak dapat bertemu dengan
ovum. Pada Kasus MOW yang dilakukan oleh Ny.V telah dilakukan pengkajian data,
Ny. F termasuk kedalam kelompok wanita yang boleh melakukan MOW karena
memenuhi syarat sebelum dilakukan MOW diantaranya usia 36 tahun, paritas >2, dan
atas sukarela dan telah berdiskusi degan suami. Pada kasus Ny “V” P2204 post SC+
MOW hari ke-10 perencanaan dan pelaksanaan asuhan kebidanan telah dilakukan
dengan baik sesuai dengan kebutuhan dan standar yang ada.
5.2 Saran
5.2.1 Untuk Petugas
Petugas harus senantiasa melaksanakan tindakan yang sesuai dengan protap
(prosedur tetap) dalam menatalaksana suatu kondisi pada pasien, serta berupaya
untuk mensukseskan program kesehatan seperti KB dengan menawarkan KB kepada
ibu sesuai dengan kondisi masing-masing.
5.2.2 Untuk Klien dan Keluarga
Diharapkan ibu dan keluarga lebih kooperatif dalam melaksankan anjuran yang
diberikan oleh dokter/bidan/perawat agar dapat mendukung asuhan yang diberikan,
sehingga masalah ibu dapat segera teratasi dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA