Vous êtes sur la page 1sur 10

BAB II

HASIL PEMERIKSAAN

1. Pemahaman Entitas
a. Gambaran Jelas Mengenai Entitas
1) Pendirian dan Operasionalisasi Entitas
Pemerintah Kabupaten Aceh Jaya yang berkedudukan tetap di Jalan Mahkota Kuala
Meurisi Nomor 1 Calang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 4 tahun
2002 tanggal 10 April 2002 tentang Pembentukan Kabupaten Aceh Barat Daya,
Kabupaten Gayo Lues, Kabupaten Aceh Jaya, Kabupaten Nagan Raya, dan
Kabupaten Aceh Tamiang di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.
Kabupaten Aceh Jaya merupakan wilayah pesisir barat pantai Sumatera dengan
panjang garis pantai lebih kurang 160 kilometer. Keberadaan wilayah geografis
Kabupaten Aceh Jaya terletak antara 04o22’ - 05o16’ Lintang Utara dan 95o10’ -
96o03’ Bujur Timur dengan batas-batas sebagai berikut:
Sebelah utara : Kecamatan Lhoong, Kecamatan Indrapuri dan
Kecamatan Seulimum Kabupaten Aceh Besar
Sebelah selatan : Kecamatan Sungai Mas, Kecamatan Woyla, dan
Kecamatan Arongan Lambalek Kabupaten Aceh
Barat
Sebelah barat : Samudera Hindia
Sebelah timur : Kecamatan Tangse dan Kecamatan Geumpang
Kabupaten Pidie.
Luas wilayah administratif Kabupaten Aceh Jaya sebesar 387.272,36 Ha atau
sekitar 3.827 Km². Secara administratif Kabupaten Aceh Jaya terbagi dalam 9
kecamatan, 22 mukim, dan 172 desa. Sembilan Kecamatan pada Kabupaten Aceh
Jaya yaitu Kecamatan Teunom, Kecamatan Panga, Kecamatan Krueng Sabee,
Kecamatan Setia Bakti, Kecamatan Sampoi niet, Kecamatan Jaya, Kecamatan Pasie
Raya, Kecamatan Darul Hikmah, dan Kecamatan Indra Jaya. Kecamatan Setia
Bakti merupakan kecamatan terluas dengan luas wilayah sekitar 629 Km²,
sedangkan Kecamatan Teunom mempunyai luas wilayah terkecil yaitu sekitar 141
Km².
2) Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Pembangunan Daerah
Visi Kabupaten Aceh Jaya yaitu”Mewujudkan Pembangunan Rakyat Aceh Jaya
yang sehat, Kejayaan Agama, Tangguh Insfrastruktur dan Informatif dengan SDM
yang kompetitif (Gerbang Raja Sejati)”.
Dalam mewujudkan visi pembangunan Kabupaten Aceh Jaya tersebut ditempuh
melalui misi pembangunan sebagai berikut:
a) Meningkatkan mutu dan mengantarkan pelayanan kesehatan sampai ke rumah
masyarakat;
b) Memperketat pertumbuhan ekonomi mikro dan memperbesar akses ekonomi
mikro dalam rangka kemandirian ekonomi dan menggerakkan sektor-sektor
pertumbuhan PDRB;
c) Kejayaan agama dapat ditingkatkan perhatian melalui peningkatan
pembangunan pendidikan agama islam, fasilitas sarana ibadah;
d) Meningkatkan pembangunan yang tangguh di segala bidang, pemeliharaan
sarana dan prasarana insfrastuktur, pengurangan resiko bencana alam dan
kerusakan lingkungan hidup;
e) Meningkatkan mutu pendidikan termasuk pendidikan umum, sarana dan
prasarana dan memperkuat daya kompetensi pembinaan pemuda dan olah raga
serta sosial budaya; dan
f) Menciptakan good governance transparansi tata kelola pemerintahan yang
bersih, efektif, demokratis dan terpercaya.
3) Bidang Pemerintahan
Struktur organisasi Pemerintah Kabupaten Aceh Jaya ditetapkan melalui Qanun
Kabupaten Aceh JayaNomor 7 Tahun 2016 tentang Pembentukan Dan Susunan
Perangkat Daerah Kabupaten Aceh Jaya, yang meliputi 42 SKPK yang terdiri atas 1
Inspektorat, 21Dinas, 4 Badan, 7 Sekretariat, dan 9 Kecamatan.
b. Kekuatan Lingkungan
Kekuatan lingkungan antara lain tercermin dari pendapatan daerah Pemerintah
Kabupaten Aceh Jaya yaitu:
1) Pendapatan Asli Daerah, yang terdiri dari:
a) Pajak daerah;
b) Retribusi daerah;
c) Lain-lain PAD yang sah.
2) Pendapatan Transfer terutama dari Transfer Pemerintah Pusat – Dana Perimbangan,
yang terdiri dari:
a) Dana Bagi Hasil Pajak;
b) Dana Bagi Hasil SDA;
c) Dana Alokasi Umum;
d) Dana Alokasi Khusus.
3) Lain-lain Pendapatan yang Sah yang terdiri dari:
a) Pendapatan Hibah;
b) Pendapatan Lainnya.
c. Tren yang Signifikan
Laporan Realisasi Anggaran (LRA) Pemerintah Kabupaten Aceh Jaya selama tahun
2017 dan 2018 (unaudited) menyajikan nilai-nilai sebagai berikut.
Tabel 2.1 LRA TA 2017 dan 2018 (unaudited)

Tahun anggaran 2018Unaudited(Rp) Tahun anggaran 2017 (Rp) Tren (%)


Uraian
Anggaran Realisasi Anggaran Realisasi Anggaran Realisasi
1 2 3 4 5 6=2/4 7=3/5
PENDAPATAN ACEH
Pendapatan Asli Daerah 62.425.121.489,99 51.309.197.503,56 53.479.474.400,41 45.774.374.212,02 116,73 112,09
Pajak Daerah 6.248.067.964,00 7.046.243.726,00 4.933.840.584,00 4.285.424.510,00 126,64 164,42

Retribusi Daerah 25.760.202.026,00 16.827.463.860,88 18.385.759.621,00 13.810.237.460,00 140,11 121,85


Hasil Pengelolaan
Kekayaan Daerah yang
6.431.673.688,49 6.431.673.688,49 5.955.121.530,68 5.955.121.530,68 108,00 108,00
Dipisahkan dan Hasil
Penyertaan Modal Aceh
Lain-lain Pendapatan Asli
23.985.177.811,50 21.003.816.228,19 24.204.752.664,73 21.723.590.711,34 99,09 96,69
Aceh yang Sah
Pendapatan Transfer 778.053.005.171,81 764.902.128.291,90 831.768.417.117,14 779.283.980.754,22 93,54 98,15
Transfer Pemerintah
Pusat-Dana 576.302.612.957,00 565.133.361.976,00 700.679.413.051,00 655.719.358.282,00 82,25 86,19
Perimbangan
Dana Bagi Hasil Pajak 11.589.072.000,00 10.861.993.056,00 12.423.379.000,00 13.209.674.700,00 93,28 82,23
Dana Bagi Hasil
Hidrokarbon dan SDA 4.104.484.957,00 3.464.593.881,00 3.175.391.000,00 2.381.277.198,00 129,26 145,49
Lainnya
Dana Alokasi Umum 418.435.863.000,00 418.435.863.000,00 422.268.332.000,00 422.268.332.000,00 99,09 99,09
Dana Alokasi Khusus 142.173.193.000,00 132.370.912.039,00 262.812.311.051,00 217.860.074.384,00 54,10 60,76

Transfer Pemerintah
181.090.801.000,00 181.090.801.000,00 102.669.637.000,00 102.669.637.000,00 176,38 176,38
Pusat Lainnya
Dana Otonomi Khusus - - - -
Dana Penyesuaian 181.090.801.000,00 181.090.801.000,00 102.669.637.000,00 102.669.637.000,00 176,38 176,38

Transfer Pemerintah
20.659.591.214,81 18.677.965.315,90 28.419.367.066,14 20.894.985.472,22 72,70 89,39
Provinsi
Pendapatan Bagi Hasil
20.659.591.214,81 18.677.965.315,90 28.419.367.066,14 20.894.985.472,22 72,70 89,39
Pajak
Pendapatan Bagi Hasil
- - - - - -
Lainnya

Lain-lain Pendapatan
184.688.140.810,03 173.839.948.847,03 155.557.222.303,00 155.558.896.240,00 118,73 111,75
yang Sah
597869,1
Pendapatan Hibah 20.856.144.421,03 10.007.952.458,03 - 1.673.937,00 -
2
Pendapatan Lainnya 163.831.996.389,00 163.831.996.389,00 155.557.222.303,00 155.557.222.303,00 105,32 105,32

JUMLAH PENDAPATAN 1.025.166.267.471,83 990.051.274.642,49 1.040.805.113.820,55 980.617.251.206,24 98,50 100,96

BELANJA DAERAH

Belanja Operasi 593.858.241.835,08 544.818.436.108,48 571.975.528.619,00 531.860.381.086,02 103,83 102,44

Belanja Pegawai 257.471.688.281,00 240.459.371.405,00 276.734.282.426,00 261.135.661.878,00 93,04 92,08


Belanja Barang 278.578.250.062,00 249.271.577.821,00 239.667.667.847,00 221.786.329.849,00 116,24 112,39

Belanja Hibah 15.624.314.679,00 15.111.182.918,48 17.049.919.300,00 16.419.604.000,00 91,64 92,03

Belanja Bantuan Sosial 42.183.988.813,08 39.976.303.964,00 38.523.659.046,00 32.518.785.359,02 109,50 122,93

Belanja Modal 290.947.397.706,00 276.029.328.490,50 401.843.339.218,00 341.608.872.895,92 72,40 80,80

Belanja Tanah 1.177.932.000,00 732.472.275,00 5.795.938.628,00 4.137.221.900,00 20,32 17,70


Belanja Peralatan dan
50.225.719.295,00 45.327.298.952,50 46.035.183.371,00 40.344.060.349,92 109,10 112,35
Mesin
Belanja Gedung dan
89.100.846.135,00 85.383.705.852,00 89.391.449.830,00 79.692.314.666,00 99,67 107,14
Bangunan
Belanja Jalan, Irigasi dan
147.133.104.831,00 143.719.956.411,00 258.363.559.889,00 215.219.611.980,00 56,95 66,78
Jaringan
Belanja Aset Tetap Lainnya 3.309.795.445,00 865.895.000,00 2.257.207.500,00 2.215.664.000,00 146,63 39,08

Belanja Tidak Terduga 2.000.000.000,00 1.981.000.000,00 2.200.000.000,00 2.161.917.591,50 90,91 91,63

Belanja Tidak Terduga 2.000.000.000,00 1.981.000.000,00 2.200.000.000,00 2.161.917.591,50 90,91 91,63

JUMLAH BELANJA 886.805.639.541,08 822.828.764.598,98 976.018.867.837,00 875.631.171.573,44 90,86 93,97

TRANSFER
Bagi Hasil Pajak ke
2.722.906.509,00 2.722.906.509,00 2.072.070.886,00 2.072.070.886,00 131,41 131,41
Kabupaten/Kota
Bantuan Keuangan Kepada
174.347.756.200,00 174.344.756.200,00 147.318.775.081,00 147.318.775.081,00 118,35 118,35
Desa
Bantuan Keuangan Kepada
389.798.871,00 389.798.871,00 389.798.871,00 389.798.871,00 100,00 100,00
Parpol
JUMLAH TRANSFER 177.460.461.580,00 177.457.461.580,00 149.780.644.838,00 149.780.644.838,00 118,48 118,48
JUMLAH BELANJA DAN
1.064.266.101.121,08 1.000.286.226.178,98 1.125.799.512.675,00 1.025.411.816.411,44 94,53 97,55
TRANSFER
SURPLUS/DEFISIT (39.099.833.649,25) (10.234.951.536,49) (84.994.398.854,45) (44.794.565.205,20) 46,00 22,85

PEMBIAYAAN

Penerimaan Pembiayaan 40.699.833.649,25 40.699.833.649,25 89.494.398.854,45 89.494.398.854,45 45,48 45,48


Penggunaan Sisa Lebih
Pembiayaan Anggaran 40.699.833.649,25 40.699.833.649,25 89.494.398.854,45 89.494.398.854,45 45,48 45,48
Tahun Sebelumnya
Penerimaan Kembali
Investasi Non Permanen - - - - - -
Lainnya

Pengeluaran
1.600.000.000,00 1.600.000.000,00 4.500.000.000,00 4.000.000.000,00 35,56 40,00
Pembiayaan
Penyertaan Modal Kepada
1.600.000.000,00 1.600.000.000,00 4.500.000.000,00 4.000.000.000,00 35,56 40,00
BUMD
PEMBIAYAAN
PEMBIAYAAN NETTO 39.099.833.649,25 39.099.833.649,25 84.994.398.854,45 85.494.398.854,45 46,00 45,73
SISA LEBIH PEMBIAYAAN
ANGGARAN TAHUN - 28.864.882.112,76 - 40.699.833.649,25 - 70,92
BERKENAAN (SILPA)

Tabel tersebut menunjukkan realisasi APBK Pemerintah Kabupaten Aceh Jaya defisit
sebesar Rp44.794.565.205,20 pada TA 2017 dan defisit sebesar Rp10.234.951.536,49
pada TA 2018 unaudited dengan SiLPA masing-masing sebesar Rp40.699.833.649,25
pada TA 2017 dan Rp28.864.882.112,76 pada TA 2018.
.
d. Dasar Hukum dan Peraturan yang Mempengaruhi
Dasar hukum dan peraturan yang mempengaruhi sebagai berikut:
1) Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang
bersih dan bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3851);
2) Undang-undang Nomor 18 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus bagi Provinsi
Daerah Istimewa Aceh sebagai Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam;
3) Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2002 tanggal 10 April 2002 tentang
Pembentukan Kabupaten Aceh Barat Daya, Kabupaten Gayo Lues, Kabupaten
Aceh Jaya, Kabupaten Nagan Raya, Dan Kabupaten Aceh Tamiang Di Provinsi
Nanggroe Aceh Darussalam;
4) Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4286);
5) Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4355);
6) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);
7) Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksanaan Pengelolaan dan
Tanggungjawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);
8) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
9) Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun
2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor
3 Tahun 2005 tentang Perubahan Undang-Undang nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintah Daerah menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4548);
10) Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438);
11) Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggung Jawab Keuangan Negara;
12) Undang-undang Nomor 18 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus bagi Provinsi
Daerah Istimewa Aceh sebagai Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam;
13) Undang-undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 62, Tambahan Lemabaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4633);
14) Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pembinaan dan Pengawasan
atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2001 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4090);
15) Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Badan Layanan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4502);
16) Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 49,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4503);
17) Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2005 tentang Pinjaman Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 136, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4574);
18) Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4575);
19) Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 138,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4576);
20) Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2005 tentang Hibah Kepala Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 139, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4577);
21) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4578);
22) Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan
Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara republik Indonesia
Tahun 2005 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4585);
23) Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Laporan Keuangan dan
Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006
Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4614);
24) Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 123,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 5165);
25) Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah;
26) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan;
27) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan atas
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan;
28) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 52 Tahun 2015 tentang Pedoman
Penyusunan APBD TA 2016;
29) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis
Penataan Organisasi Perangkat Daerah;
30) Peraturan Daerah (Qanun) Aceh Jaya Nomor 9 Tahun 2009 tentang Pokok-Pokok
Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Aceh Jaya;
31) Peraturan Bupati Aceh Jaya Nomor 8.a Tahun 2008 tentang Sistem dan Prosedur
Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Aceh Jaya.
Selain ketentuan-ketentuan tersebut diatas terdapat peraturan-peraturan terkini yang
berpengaruh baik secara langsung maupun tidak langsung pada penyajian Laporan
Keuangan Pemerintah Kabupaten Aceh Jaya khususnya pada tahun 2018. Adapun
peraturan-peraturan tersebut beserta dampaknya terhadap penyajian akan dijelaskan
sebagai berikut:
1) Adanya perubahan kebijakan terkait teknis penganggaran, pelaksanaan dan
penatausahaan serta pertanggungjawaban dana Bantuan Operasional Sekolah
(BOS) pada anggaran pendapatan dan belanja daerah sebagaimana dituangkan
pada SE Mendagri 910/106/SJ tanggal 11 Januari 2017.
Peraturan ini mewajibkan Pemerintah Kabupaten Aceh Jaya untuk
menganggarkan dan melaporkan realisasi dana BOS pada Laporan Realisasi
Anggaran (LRA). Penerapan pertama kali peraturan ini pada tahun 2017 perlu
dikawal dan dicermati oleh pemeriksa untuk memastikan bahwa setiap proses
dalam penganggaran, pertanggungjawaban, dan pelaporan dana BOS telah
dilaksanakan sesuai ketentuan dan menjamin penyajian secara wajar pada Laporan
Keuangan Pemerintah Kabupaten Aceh Jaya.
2) Adanya perubahan Struktur Organisasi dan Tata Kerja (SOTK) sebagai akibat
pelaksanaan PP Nomor 18 tahun 2016 tentang Perangkat Daerah.
Peraturan ini mewajibkan adanya perubahan struktur organisasi perangkat daerah
pada Pemerintah Kabupaten Aceh Jaya berupa pemecahan dan/atau
penggabungan fungsi pemerintahan dari struktur sebelumnya. Hal ini berpengaruh
pada berpindahnya penatausahaan aset maupun pelaporan pada SKPK di
lingkungan Pemerintah Kabupaten Aceh Jaya. Penerapan pertama kali peraturan
ini pada tahun 2017 perlu dikawal dan dicermati oleh pemeriksa untuk
memastikan penyajian secara wajar pada Laporan Keuangan Pemerintah
Kabupaten Aceh Jaya antara lain penyajian saldo awal pada SKPK, pelimpahan
aset dari satu SKPK ke SKPK lainnya, serta konsolidasi pada tingkat PPKD.
3) Adanya pengalihan seluruh aset SMA dan SMK dari Pemerintah Kabupaten/Kota
sebagai dampak pelaksanaan UU Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintah
Daerah.
Peraturan ini untuk mewajibkan adanya pengalihan seluruh aset serta pengelolaan
SMA dan SMK pada Kabupaten Aceh Jaya kepada Pemerintah Provinsi Aceh.
Penerapan pertama kali peraturan ini pada tahun 2017 perlu dikawal dan dicermati
oleh pemeriksa untuk memastikan penyajian secara wajar pada Laporan Keuangan
Pemerintah Kabupaten Aceh Jaya antara lain penyajian aset telah dilakukan sesuai
kondisi yang ada dan diklasifikasikan sesuai standar.
4) Adanya kenaikan iuran Jaminan Kematian (JKM) bagi Aparatur Sipil Negara
(ASN) dari 0,3% menjadi 0,72% terhitung mulai bulan Juli 2017 sebagai dampak
PP Nomor 66 tahun 2017 tentang perubahan PP Nomor 70 tahun 2015 tentang
JKK dan JKM bagi Pegawai ASN.
Peraturan ini berdampak pada meningkatnya iuran JKM yang harus ditanggung
oleh Pemda per Juli 2017. Mengingat peraturan ini baru ditetapkan pada tanggal
29 Desember 2017 maka besar kemungkinan Pemda belum melakukan
pembayaran atas kekurangan iuran JKM sejak Juli hingga Desember 2017.
Pemeriksa perlu untuk memastikan penyajian secara wajar pada Laporan
Keuangan Pemerintah Kabupaten Aceh Jaya atas utang Pemda terkait iuran JKM
yang belum ditunaikan per 31 Desember 2017.

e. Faktor Sosial dan Politik yang Mempengaruhi Pemerintah Daerah


1) Wilayah Rawan Bencana
Wilayah Kabupaten Aceh Jaya merupakan wilayah rawan bencana antara lain
banjir, gempa bumi, tsunami, tanah longsor, kebakaran lahan, dan angin puting
beliung. Berdasarkan data BPS Aceh Jaya (2016) jumlah desa rawan banjir, gempa
bumi, tsunami, tanah longsor, kebakaran lahan, dan angin puting beliung pada
Kabupaten Aceh Jaya masing-masing adalah sebanyak 130, 172, 66, 64, 22, dan 28
desa.
Tabel 2.2 Jumlah Desa Rawan Bencana pada Kabupaten Aceh Jaya

Angin
Gempa Tanah Kebakaran
No. Kecamatan Banjir Tsunami Puting
Bumi Longsor Lahan
Beliung
1 Teunom 14 22 12 - 3 2
2 Pasir Raya 14 14 - 3 - -
3 Panga 19 20 4 8 1 1
4 Krueng Sabee 9 17 10 6 6 8
5 Setia Bakti 17 13 6 6 1 3
6 Sampoiniet 15 19 10 5 7 3
7 Darul Hikmah 15 19 3 6 3 3
8 Jaya 15 34 13 11 - 7
9 Indrajaya 12 14 8 19 1 1
Jumlah 130 172 66 64 22 28

2) Kemiskinan
Garis kemiskinan Kabupaten Aceh Jaya pada tahun 2016 berdasarkan data BPS
Aceh Jaya adalah sebesar Rp331.940,00. Jumlah penduduk miskin di Kabupaten
Aceh Jaya pada tahun 2016 sebanyak 13.100 jiwa atau 15,01% dari jumlah
penduduk Aceh Jaya. Dari tahun ke tahun jumlah dan persentase penduduk miskin
di Kabupaten Aceh Jaya mengalami penurunan. Ini menandakan bahwa adanya
kinerja yang baik dari Pemerintah Daerah dalam hal mengurangi jumlah dan
persentase penduduk miskin.
Tabel 2.3 Penduduk Miskin pada Kabupaten Aceh Jaya

Penduduk Miskin
Tahun Garis Kemiskinan (Rp)
Jumlah (orang) %
2013 303.209 14.602 17,53
2014 308.891 14.237 16,52
2015 316.304 13.850 15,93
2016 331.940 13.100 15,01

3) Sosiologi
Masyarakat Kabupaten Aceh Jaya mayoritas memeluk agama Islam. Berdasarkan
data BPS tahun 2016 hanya 55 warga Aceh Jaya yang menganut agama non islam
dari total penduduk sejumlah 90.671 jiwa. Penganut agama non islam yaitu terdiri
dari 39 protestan, 11 katolik, dan 5 budha.
Masyarakat Aceh khususnya Aceh Jaya merupakan masyarakat yang religius (Dinul
Islam), dinamis dan sangat menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.Hubungan
interaksi yang dibangun dalam masyarakat Aceh didasarkan pada norma-
norma/kaidah-kaidah islami, yang ciri-ciri perilaku/karakternya harus terlihat di
dalam kehidupan masyarakat Aceh. Berkaitan dengan hal itu maka fungsi ulama
dan tokoh adat memegang peran penting untuk ikut serta dalam pembangunan, ciri-
ciri perilaku/karakternya dalam kehidupan masyarakat Aceh bertaqwa, beradat,
berbudaya islami, berketauladanan, kesehajaan, kebijaksanaan, kesabaran dan
kejuangan.
Suasana kehidupan masyarakat Aceh bersendikan hukum Syariat Islam, kondisi ini
digambarkan melalui sebuah Hadih Maja (peribahasa), “Hukom ngoen Adat Lagee
Zat ngoen Sifeut”, yang bermakna bahwa syariat dan adat merupakan satu kesatuan
yang tidak terpisahkan dalam sendi kehidupan masyarakat Aceh. Penerapan Syariat
Islam di Aceh bukanlah hal yang baru, jauh sebelum Republik Indonesia berdiri,
tepatnya sejak masa kesultanan, syariat Islam sudah meresap ke dalam diri
masyarakat Aceh.
f. Pejabat Pemerintahan Daerah
1) Pimpinan DPRK
DPRK Aceh Jaya terdiri dari 20 anggota yang berasal dari berbagai unsur Partai
Politik pemenang pemilu. Nama-nama Ketua dan Wakil Ketua, untuk periode 2014
s.d 2019 adalah sebagai berikut:
Tabel 2.5 Pimpinan DPRK Aceh Jaya periode 2014 s.d 2019

Jabatan Nama
Ketua DPRK Musliadi Z.
Wakil Ketua I Teuku Asrizal, SH
Wakil Ketua II T. Hasyimi Puteh, SH

2) Pimpinan Daerah
Pemerintah Kabupaten Aceh Jaya periode 2017 s.d 2022 dipimpin oleh Bupati yang
dijabat oleh Drs. H. T. Irfan TB dan Wakil Bupati yang dijabat oleh Tgk. Yusri
Sofyan, sedangkan Sekretaris Daerah Pemerintah Kabupaten AcehJaya sejak tahun
2017 hingga saat ini dijabat oleh H. Mustafa, S.Pd, M.A.P.

Vous aimerez peut-être aussi