Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
ABSTRAK
Tujuan jangka panjang penelitian ini adalah implementasi budaya organisasi dalam
mendukung proses pencapain terhadap tujuan yang telah ditetapkan. Secara khusus penelitian ini
memiliki target untuk (1) menganalisis bagaimana proses pelaksanaan budaya organisasi dalam
menjalankan kegiatan organisasinya, (2) menganalisis faktor-faktor pendukung dan penghambat
dalam pelaksanaan budaya organisasi dalam menjalankan kegiatan organisasinya di
Ekstrakulikuler konseling.
Pelaksanaan penelitian dirancang untuk dilakukan selama kurun waktu 1 tahun, dengan
tahapan kegiatannya meliputi Identifikasi dan menganalisis permasalahan dalam pelaksanaan
budaya organisasi dalam meningkatkan menjalankan kegiatan organisasinya di Ekstrakulikuler
konseling.
Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan menggunakan pendekatan studi kasus.
Tehnik pengumpulan data digunakan dengan cara observasi, wawancara, dokumentasi. Data
yang diperoleh dilakukan pengabsahan melalui: a) Ketekunan pengamatan, b) Triangulasi
Sumber Data, c) Kecukupan Referensi. Data hasil penelitian diolah melalui teknik: a) Reduksi
Data, b) Penyajian Data, c) Dan Penarikan Kesimpulan.
Pusat Informasi dan Konseling Remaja atau yang lebih dikenal dengan PIK-R adalah
suatu wadah kegiatan PKBR (Pusat Penyiapan Kehidupan Berkeluarga Bagi Remaja) yang
dikelola dari, oleh dan untuk remaja guna memberikan pelayanan informasi dan konseling
tentang perencanaan kehidupan berkeluarga bagi Remaja serta kegiatan-kegiatan penunjang
lainnya.PIK Remaja sendiri adalah nama generik yang sengaja dibuat untuk menarik minat
remaja datang ke Pusat Informasi dan Konsuling Remaja untuk berdiskusi serta sharing PKBR
secara bersama-sama. Nama PIK bisa disesuaikan dengan lingkungan serta kehendak masing-
masing sesuai kebutuhannya. PIK Remaja dalam penyebutannya bisa dikaitkan dengan tempat
dan institusi pembinanya seperti PIK Remaja Sekolah, PIK Remaja Masjid, PIK remaja
Pesantren atau bahkan mungkin PIK Kompasiana.
Adapun Tujuan umum dari PIK Remaja adalah untuk memberikan informasi PKBR,
Pendewasaan Usia Perkawianan, Keterampilan Hidup (Life Skills), pelayanan konseling dan
rujukan PKBR. Disamping itu, juga dikembangkan kegiatan-kegiatan lain yang khas dan sesuai
minat dan kebutuhan remaja untuk mencapai Tegar Remaja dalam rangka tegar Keluarga guna
mewujudkan Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera.
PENDAHULUAN
Budaya berkembang menjadi sesuatu nilai-nilai atau norma yang tidak hanya dimiliki
oleh sekelompok manusia pada suatu lingkungan saja tetapi juga dimiliki oleh sebuah organisasi.
Perkembangan dalam dunia usaha di Indonesia saat ini yang semakin cepat dan pesat berakibat
juga pada berubahnya budaya organisasi. Sehingga organisasi dituntut untuk mempunyai budaya
organisasi yang membedakan dengan organisasi lain yang sejenis.
Sejalan dengan pemahaman tersebut diatas maka keberhasilan organisasi lebih ditentukan
oleh kesadaran anggota untuk memunculkan seluruh potensi mereka dalam wujud wawasan
aspirastif dan etikal, rasa kompeten, motivasi kerja, semangat belajar inovatif dan semangat
bekerja sama. Disamping itu potensi insani diperkaya dengan kompetensi yang terbentuk dari
pengetahuan substansi, pengetahuan kontekstual, keterampilan, kemampuan, pengalaman, dan
kerja sama.
TINJAUAN PUSTAKA
Itilah budaya organisasi adalah salinan bahasa Inggri organization cuture. Budaya
organisasi disebut juga dengan istilah budaya perusahaan (corporate culture) yang merupakan
aplikasi budaya organisasi terhadap badan usaha (perusahaan) yang sebenarnya perusahaan itu
sendiri adalah organisasi yang bergerak dalam dunia usaha. Selain itu, seiring juga disebut
budaya kerja karena tidak dapat dipisahkan dengan kinerja sumber daya manusia (SDM).
Semakin kuat budaya organisasi, semakin kuat pula dorongan untukmberprestasi.
operating for geven group at agiven time- budaya adalah sistim makna yang diterima
secara
terbuka dan kolektif, yang berlaku untuk waktu tertentu bagi sekelompok orang tertentu.”
Schein
developed by a given group as it learns to cope with its problems of external adaption
and
internal integration” (seperangkat asumsi dasar yang diciptakan, ditemukan atau dikembangkan
dan dianut bersama sebagai pembelajaran untuk mengatasi masalah-masalah adatasi dengan
lingkungan eksternal dan integrasi internal).
Menurut Duncan (1989) dalam Nimran, (1999:134) budaya perusahaan atau budaya
organisasi adalah: “ the customary or traditional ways of thingking and doing things, which are
shared to agreater or lesser extent by all members of the organization and which new number
must learn and at least partially accept in order to be accepted into the service of the firm.”
(cara berpikir dan melakukan sesuatu yang mentradisi, yang dianut bersama oleh semua anggota
organisasi dan para anggota baru harus mempelajari atau paling sedikit menerimanya sebagian
agar mereka diterima sebagai bagian organisasi).
Apabila dicermati uraian pengertian budaya organisasi yang dikemukakan oleh para ahli
diatas, yaitu dinamisasi organisasi diakibatkan oleh perilaku anggota organisasi yang bisa
berbeda menimbulkan konflik disfungsional sehingga dengan budaya organisasi yang
menyelesaikannya, membuat kondusif menghasilkan kinerja yang tinggi. Karena itu, budaya
organisasi bukan hanya berlaku untuk perusahaan, tetapi semua bentuk organisasi baik
perusahaan, public, maupun social. Apabila dibedakan, yang berbeda adalah arahannya, yaitu
pada perusahaan diarahkan pada upaya memperoleh keuntungan tetapi pada organisasi public
diarahkan pada upaya pelayanan yang lebih baik. Budaya organisasi merupakan dinamisator dan
member makna penyelenggaraan kegiatan organisasi untuk mencapai tujuannya. Proses
penciptaan budaya organisasi menurut Robbins (2007: 173), secara visualisasi dapat dilihat pada
gambar 2.1.
Manajemen
Puncak Organisasi
Sosialisasi
Karena itu, budaya organisasi adalah seperangkat karakter kunci dari nilai-nilai atau ide-
ide dan kepercayaan yang dibentk, dipelajari, dan dianut bersama dalam berinteraksi dengan
semua anggota organisasi, dan diwriskan dari generasi ke generasi.
Istilah fungsi dalam budaya organisasi oleh para ahli dipersamakan dengan istilah peran.
Suwarto dan Koeshartono (2009: 10) mengemukakan sejumlah fungsi di dalam sebuah
organisasi yaitu sebagai berikut:
1) Budaya mempunyai suatu peran menetapkan tapal batas, artinya, budaya menciptakan
pembedaan yang jelas antara satu organisasi dengan yang lain.
3) Budaya mempernudah timbulnya komitmen pada sesuatu yang lebih luas dari kepentingan
individu seseorang.
5) Budaya berfungsi sebagai mekanisme pembuatan makna dan kendali yang memandu dan
membentuk sikap serta perilaku para anggota organisasi.
Pendapat para ahli tentang fungsi budaya organisasi diatas menunjukan beberapa
kesamaan, sedangakan bebrapa perbedaan yang ada bersifat saling melengkapi. Dengan
demikian, budaya organisasi melaksanakan fungsi-fungsi penting dalam membentuk sikap dan
perilaku anggota organisasi untuk emndukung terciptanya suatu organisasi yang efektif,
meliputi: menciptakan jati diri, mengembangkan keikatan pribadi dengan organisasi,
meningkatkan stabilitas system social, membangun pikiran sehat dan masuk akal, menyajikan
aturan main, dan pedoman perilaku kerja anggota organisasi.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menhhunakan pendekatan studi
kasus. Teknik pengumpulan data digunakan dengan cara observasi, wawancara, dokumentasi.
Data yang diperoleh dilakukan pengabsahan melalui Ketekunan pengamatan.
HASIL PENELITIAN
Penasehat :
Pembina Teknis :
Koordinator :
Ketua :
Sekretaris :
1. Luluk Hayati
Bendahara :
1. Cindy Aryati
Seksi Seksi :
1. Cindy
2. Desmanita Anggita
3. Putri Aryati
4. Fudiana Fitaloka
5. Nurul Hidayah.
1. Nurul Hidayah
2. M irfan Setyawan
ANGGOTA :
1. Ayu Safitri
2. Rika Hidayah
3. Rio Satria
4. Ema Ainun Al madi
5. Sinta
6. Imrotul Fitriah
7. Selvia
8. Devi
9. Joice Stefana
10. M Sukarso
11. Citra
12. Septiana pratiwi
13. Andika Wahyu
14. Putri Pasaribu
15. Nada Septya
16. Dewi Arumi
17. Suciatai Tri Hariati
18. Peni Lestariu
19. Melli Munifa
20. Feri Trisnawati
21. Januar Harefa
22. Riska
23. Kamila
24. Aulia Lia
25. Rio Putra
VISI & MISI PIK R FOCUS
VISI
MISI
Misi yang dijalankan untuk mewujudkan visi tersebut adalah :
PROGRAM KERJA
. KEGIATAN
Kegiatan yang sudah dilakukan oleh kelmpok PIK Remaja FOCUS Periode Kepengurusan tahun
pelajaran 2018/2019 adalah :
1. Pembekalan Pengurus
Kegiatan yang dilaksanakan selama 1 hari pada tanggal 9 juni 2018. Keiatan ini dilaksanakan di
ruang multi media SMAN 1 Kampar Kiri Tengah dengan materi seksualitas, HIV, AIDS dan
NAPZA. Kegiatan ini dimaksudkan untuk melengakapi pembekalan awal yang dilaksanakan
sesaat sebelum pelantikan pada tanggal 5 Juni 2012. Pada saat itu dijelaskan tentang program
PKBR, PIK Remaja, dan 8 fungsi Keluarga.
2. Penataan Administrasi
Administrasi merupakan sarana mencapai tujuan, yang jelas sangat penting dalam jalanya
organisasi. Sebagai pengurus periode pertama, sudah pasti segala sesuatunya dimulai dari nol.
Karenanyalah dilakukan penataan administrasi meliputi pengadaan buku administrasi dan
pengisinya.
3. Sosialisasi PIK Remaja Gita Mutiara kepada Siswa
Sebagai sebuah organisasi baru (yang dalam hal ini kedudukanya disekolah dianggap sebagai
sebuah kegiatan ekstra kulikuler), tentu masih banyak siswa yang belum mengenal PIK Remaja
Gita Mutiara. Maka dilakukanlah sosialisasi tentang organisasi ini kepada siswa, baik secara
personal oleh tiap-tiap pengurus, ataupun dalam kegiatan-kegiatan tertentu.
4. Rekrutmen Anggota
Jumlah personal PIK Remaja Giata Mutiara saat terbentuk tidak terlalu banyak, bahkan dalam
perjalananya kadang ada yang kurang aktif. Oleh karena itu maka Rekrutmen Anggota dilakukan
untuk menambah kekuatan PIK Remaja FOCUS dalam melaksanakan fungsinya.
5. Sosialisasi tentang Kesehatan Reproduksi Remaja.
6. Mengikuti Sosisalisasi KRR yang diselenggrakan oleh BPPKB Kabupaten KAMPAR di
Gedung BPPK3A
9. Pembuatan Mading
Begitu banyak materi yang perlu disosialisasikan kepada siswa. Sementara jika hanya dilakukan
dengan metede penyuluhan entu sulit untuk terlaksana sesuai dengan harapan dikarenakan begitu
banyak keterbatasan yang ada. Mendasarkan diri pad ahal tersebut, maka bekerja sama dengan
eskul madding sekolah, PIK Remaja FOCUS mengisi artikel tentang KRR atu materi lain yang
terkait dimading sekolah. Bahkan secara berkala PIK Remaja FOCUS juga menerbitkan
madingnya sendiri, yang khusus membahas seputar permasalahan remaja.
.
10. Konseling dengan PMR
Merespn animo siswa yang sangat bersemangat melakukan konseling, maka petugas membuka
kesempatan kedua kepada siswa untuk dapat konseling dengan petugas penyuluh dari PMR.
12. Konseling Totur Sebaya
Konseling Totur Sebaya dilakukan oleh pengurus yang sudah terlatih. Client adalah siswa yang
membutuhkan konseling. Kegiatan ini dilakukan secara personal. Waktu dan tempat
penyesuaianya.
13. Pertemuan Rutin
Pertemuan Rutin PIK Remaja FOCUS dilakukan setiap hari senin, kecuali hari libur atau jika
bernarengan dengan kegiatan sekolah. Kegiatan ini dimaksudkan untuk koorsinasi terkait denga
pelaksanaan program, atau terkadang diisi dengan kegiatan seperti dinamika kelompok,
pembinaan dan lain-lain.
14. Kewirausahaan / Life Skills
Ke depan sebenarnya direncanakan untuk menagdakan pelatihan- pelatihan untuk membekali
anggota PIK Remaja dengan ilmu/pengetahuan dan kerterampilan agar dapat mencari
penghasilan sendiri. Namun demikian, yang sudah terlaksana barulah kerja sma dengan koperasi
serta internal pengurus untuk menjual avai, yaitu pembalut herbal yang bermanfaat untuk
kesehatan. Peluan ini diambil ketika sosialisasi tentang kesehatan reproduksi dijelaskan tentang
pembalut yang aman untuk kesehatan. Karena banyak siswa yang ingin mencoba dan
setelahmencoba pun banyak yang cocok, maka tak sedikit yang menanyaknaya, sehingga
akhirnya pengurus mencoba untuk memasarkanya. Selain untuk menambah kas kelompok,
diharapkan juga melatih mental dan ilmu anak agar dapat belajar mencari penghasilan sendiri.
PEMBAHASAN
Dari hasil penelitian dengan cara ketekunan pengamatan maka dapat dianalisis bahwa
Peranan budaya organisasi dalam menjalankan kegiatan organisasinya di Ekstrakulikuler
konseling berdasarkan tingkat pendidikan membuktikan bahwa budaya organisasi pada tingkat
SLTA lebih terbilang mudag disbanding pada organisasi mahasiswa.Budaya Organisasi pada
setingkat remaja SLTA lebih mudah dimotivasi dan dipengaruhi oleh pemimpin dan tidak
cenderung banyak berkomentar dan berpemikiran bercabang, Pada Organisasi PIK R focus ini
memiliki beberapa kebiasaan yang tanpa mereka sadari terjadi dan terus berlangsung beberapa
hal diantara lain lebih kebiasaan mrlukan sesi cerita atau bicara ringan saat selesai melakukan
kegiatan organisasi hal ini berawal dari kebiaasaan pada saat pelatihan sesi konseling dari senior-
senior, awalnya merekamelakukan sesi cerita-cerita ringan untuk mempraktekan cara melakukan
pendekatan kepada klien dan anggota-anggota Pik yang masih baru dan akhirnya menjadi sebuah
kebiasaan .
Dan hal yang membedakan Organisasi PIK dengan Organisasi lainya adalah Budaya
organisasi PIK R FOCUS sendiri lebih berinovasi dibanding organisasi lainya di SMA N 1 KKT
hal ini disebabkan oleh tuntan kegiatan dan perlombaan Ajang Kreatifitas yang dilakukan oleh
beberapa Organisasi PIK R di kabupaten Kampar yang mewajibkan setian perwakilan harus
mengkuti semua pertandingan yang dilaksakan Namun kuota peserta tiap timnya dibatasi ,
sehingga secara tidak langsung satu orang dalam satu tim harus mengikuti lebih dari satu
perlombaan beberapa pertandingan tersebut anatara lain lomb Mading 3 dimensi, teknik
fasilitator, yel-yelcipta karya, cerdas cermat dan jelajah GENRE. Sehingga hal tersebut memaksa
setiap peserta untuk berfikir cepat dan tanggap.
Ciri Dalam Budaya Organisasi PIK R FOCUS