Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
ABSTRACT
Indonesia is a tropical country that has many plants, one of its functions can be
the material of making medicines such as starches and tubers. Amylum of taro tuber
(Colocasia esculenta) has the potential to be developed into excipient but its use is limited.
The purpose of this study was to optimize the formulation and to evaluate the
characteristics of captopril tablets by using taro thistle of amylum and HPMC modified as
filler and binder on direct compression method. Talc taro is obtained by extraction process,
then combined with HPMC with partial pregelatination and co-process method. Variation
of the use of starch is divided into 5, Formulation I, Formulation II, Formulation III,
Formulation IV, and Formulation V. Captopril tablet formulation is good if it includes
evaluation of granular flow properties, weight diversity test, size diversity test, frayness
test, hardness test, cracking test, dissolution test, and grade determination. The data
analysis is done by theoretical approach between the evaluation result and the literature to
observe the result of the modification formulation. From the fifth formulation, the
evaluation result indicated that the formulation of III of pregelatination taro amylum:
Avicel PH 102 (50:50) has result of evaluation of physical properties of tablet which is
best seen from weight diversity test that is 151,6 ± 2,74 mg, diversity of size with diameter
8.07 ± 0.010 mm and 2.38 ± 0.08 mm thick, hardness of 5.57 ± 0.36 kg, friability of 0.17 ±
0.07, crushing time 12.09 ± 0.52 minutes, determination Levels of 97.88 ± 1.71% and
dissolution test results 90.65 ± 4.81% dimenit to 20, and of the overall test can be said in
accordance with the provisions in the literature. It can be concluded that from this study,
the formula III corresponds to the literature and is suitable as a filler and binder in tablets
of captopril with the ratio of pregelatinasi thoracic acid: Avicel PH 102 (50:50).
ABSTRAK
Indonesia adalah negara tropis yang memiliki banyak tumbuhan, salah satu
fungsinya bisa menjadi bahan pembuatan obat-obatan seperti pati dan umbi. Amilum dari
umbi talas (Colocasia esculenta) berpotensi dikembangkan menjadi bahan tambahan obat
tetapi peggunaannya masih terbatas. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengkaji formulasi
yang optimal dan mengetahui hasil evaluasi sediaan tablet kaptopril menggunakan amilum
umbi talas dan HPMC yang dimodifikasi sebagai pengisi dan pengikat pada metode kempa
langsung. Amilum talas diperoleh melalui proses ekstraksi, kemudian dikombinasi dengan
HPMC dengan metode pregelatinasi parsial dan ko-proses. Variasi penggunaan amilum
dibedakan menjadi 5, yaitu Formulasi I, Formulasi II, Formulasi III, Formulasi IV, dan
Formulasi V. Pengujian yang dilakukan meliputi evaluasi sifat alir granul, uji keragaman
1
bobot, uji keragaman ukuran, uji kerapuhan, uji kekerasan, uji waku hancur, uji disolusi,
dan penetapan kadar. Analisis data dilakukan dengan pendekatan secara teoritis antara
hasil evaluasi dengan literatur untuk mengamati hasil dari formulasi modifikasi. Dari
kelima formulasi, hasil evaluasi menunjukkan bahwa formulasi III yang mengandung
amilum talas pregelatinasi : Avicel PH 102 (50:50) memiliki hasil evaluasi sifat fisik tablet
yang paling baik dilihat dari uji keragaman bobot yaitu 151,6±2,74 mg, keragaman ukuran
dengan diameter 8,07±0,010 mm dan tebal 2,38±0,08 mm, kekerasan yaitu 5,57±0,36 kg,
kerapuhan yaitu 0,17±0,07, waktu hancur 12,09±0,52 menit, penetapan kadar 97,88±1,71
% dan hasil uji disolusi 90,65±4,81 % dimenit ke 20, dan dari keseluruhan uji dapat
dikatakan sesuai dengan ketentuan yang ada di literatur. Dapat disimpulkan bahwa dari
penelitian ini, formula III sesuai dengan literatur dan cocok sebagai bahan pengisi dan
pengikat dalam tablet captopril dengan perbandingan amilum talas pregelatinasi : Avicel
PH 102 (50:50).
Kata kunci : Tablet, Kaptopril, Ko-Proses, Pregelatinasi Parsial
2
Namun pregelatinasi menghasilkan serbuk umbi talas dan HPMC yang dimodifikasi
yang kurang optimal, sehingga dilakukan sebagai pengisi dan pengikat pada metode
kombinasi dengan menggunakan HPMC kempa langsung.
(Disign MD., 2015). Pada penelitian
sebelumnya kombinasi hidroksipropil Tujuan Penelitian
metilselulosa K15M sebagai matriks, Tujuan yang diharapkan dari
komponen effervescent natrium bikarbonat penelitian ini yaitu membuat formulasi dan
dan asam sitrat pada tablet floating mengevaluasi tablet kaptopril
kaptopril memberikan pengaruh baik menggunakan amilum umbi talas dan
terhadap sifat fisik granul, sifat fisik tablet, HPMC yang dimodifikasi sebagai pengisi
maupun pelepasan tablet. Semakin banyak dan pengikat pada metode kempa
HPMC K15M yang ditambahkan akan langsung.
meningkatkan kekerasan tablet,
menurunkan waktu alir, kecepatan disolusi METODE PENELITIAN
dan floating time tablet. Sedangkan Alat
semakin banyak komponen effervescent Alat yang digunakan dalam
yang ditambahkan akan menurunkan penelitian ini yaitu magnetic stirrer
kerapuhan tablet(Awaludin., 2016). Maka (Thermolyne Cimarec®2), timbangan
dari itu, HPMC digunakan untuk analitik (Mettler Toledo type
meningkatkan daya ikat pada amilum yang PL303),friability tester (Erweka
digunakan. Pada penelitian sebelumnya Friabilator Type TA-100/TA-200), alat uji
belum dilakukan formulasi dan evaluasi sudut diam, stopwatch, seperangkat alat
pada tablet, maka dari itu penelitian ini spektrofotometer UV, mesin kempa tablet
dilakukan formulasi dan evaluasi pada (korsch tipe EK0), jangka sorong,
tablet(Asyarie 2007). Zat aktif yang seperangkat alat uji disolusi (Erweka DT
digunakan yaitu kaptopril dimana kaptopril 706), hardness tester (Vanguard tipe YD-
adalah obat hipertensi. Dosis obat 2), dan alat uji kerapuhan tablet (Erweka
kaptopril yang digunakan kecil, sehingga Friabilitor Tipe TA- 100/TA-200).
sesuai untuk dijadikan tablet dengan
metode kempa langsung (Depkes., 2014). Bahan
Berdasarkan penjelasan- penjelasan diatas Pada penelitian ini digunakan bahan-
maka dari itu perlu dilakukan penelitian bahan diantaranya kaptopril, umbi talas
lebih lanjut terkait formulasi dan evaluasi (Colocasia esculenta (L). Scott), HCl 0,1
tablet kaptopril menggunakan amilum N, aquades, Avicel pH 102, HPMC K15
3
dan primojel, aerosil, dan magnesium Umbi talas yang didapat dari
stearic. Bahan umbi talas (Colocasia pedagang lokal diekstraksi untuk
esculenta (L.) Schott) didapatkan dari mendapatkan amilum talas. Selanjutnya
pedagang yang ada di pasar Pakem, amilum talas dimodifikasi dengan
Sleman, Yogyakarta yang diperoleh pada dikombinasikan menggunakan HPMC
tanggal 20 Februari 2017. Kaptopril dengan konsentrasi 3% melalui metode
diperoleh dari Laboratorium Teknologi pregelatinasi dan ko-proses untuk
Farmasi FMIPA UII. Aquades, Avicel PH menghasilkan amilum talas termodifikasi.
102 (AsahiKASEI), HPMC K15, primojel,
Pembuatan Tablet
airosil (PT. Brataco) dan magnesium
stearate (PeterGREVEN) diperoleh dari Pembuatan tablet kaptopril
Laboratorium Teknologi Farmasi FMIPA menggunakan metode kempa langsung.
UII. Kempa langsung memiliki keuntungan
Ekstraksi dan Modifikasi Amilum sebagai produksi tablet yang paling
dengan Metode Pregelatinasi dan Ko- singkat. Pada penelitian ini amilum talas
Proses hasil pregelatinasi digunakan sebagai
bahan pengisi.
4
telah jatuh membentuk kerucut kemudian d. Uji keragaman ukuran
diukur tingginya. Besar sudut diam Pengukuran dilakukan pada
ditentukan menggunakan rumus : sejumlah 20 tablet. Pengukuran diameter
ℎ dan ketebalan tablet menggunakan jangka
Tan α = 𝑟 ...............................(1)
sorong. Berdasarkan syarat yang
α = sudut diam
ditetapkan British Pharmacopoeia standar
h = tinggi kerucut
diameter tablet dengan CV lebih kurang
r = jari-jari kerucut
5% untuk tablet diameter hingga 12,55
mm(Wlodarski., 2016).
Uji Evaluasi Tablet
e. Uji Waktu Hancur
a. Uji Kekerasan
Dimasukkan lima buah tablet ke
Dilakukan uji kekerasan 20 tablet
dalam alat disintegration tester. Setiap
menggunakan alat uji kekerasan Erweka
tabung diisi satu tablet. Dijalankan alat
Hardness tester satu per satu. Pengukuran
sampai semua fraksi pecahan tablet lewat
berhenti ketika tablet pecah dan dibaca
ayakan yang terletak pada bagian bawah
tekanan pada skala tertentu. Percobaan
alat dan Dicatat waktu yang diperlukan
diulang sebanyak sepuluh kali(USP 36.,
sebagai waktu hancur tablet (Depkes.,
2013).
2018).
b. Uji Kerapuhan
f. Uji Disolusi dan penetapan kadar
Diambil dua puluh tablet dan
a. Pembuatan larutan asam klorida
dibebas debukan. Kemudian ditimbang
0,1 N
seksama lalu dimasukkan ke dalam alat
Larutan HCL 0,1 N dibuat
friabilator. Pengujian dilakukan selama
dengan cara 8,5 ml asam klorida
empat menit pada kecepatan 25 rpm dan
pekat diencerkan dengan aquades
dibandingkan dengan berat sebelumnya
1000 ml.
(USP 36., 2013).
b. Pengukuran panjang gelombang
c. Uji Keragaman Bobot
maksimum
Diambil dua puluh tablet acak
Larutan induk kaptopril dibuat
ditimbang satu persatu lalu dihitung rata-
dengan cara sebagai berikut: 100
rata. Kemudian dihitung presentase
mg kaptopril ditimbang secara
penyimpangan tiap bobot tablet dengan
seksama kemudian dilarutkan
bobot 130-324 mg simpangan bobot nya
dengan HCl 0,1 N hingga 100 ml.
tidak boleh lebih dari 7,5% (USP 36.,
Dari larutan ini kemudian diambil
2013).
1,0 ml dan diencerkan hingga 100
5
ml dengan HCl 0,1 N. Larutan ke 3, 5, 7, 10, 15, 20, dan 30. Kadar
dimasukan ke dalam kuvet dan kaptopril terdisolusi ditentukan
diamati absorbansinya pada pada spektrofotometer UV pada
spektrofotometer UV diukur panjang gelombang 205
panjang gelombang antara 200-300 nm(Depkes., 2014).
nm sehingga akan diperoleh e. Penetapan kadar zat aktif
serapan maksimal dari panjang Pada setiap formula diambil 20
gelombang tersebut. tablet kemudian digerus dan
c. Pembuatan kurva baku ditimbang, tablet yang telah digerus
Larutan induk kaptopril dibuat dimasukkan ke dalam labu takar
dengan cara berikut, ditimbang 100 100 ml dan ditambahkan HCL 0,1
mg kaptopril dan dilarutkan dengan N hingga 100 ml. Tablet yang telah
100 ml HCl 0,1 N dan diencerkan dilarutkan kemudian diambil 0,8 ml
menjadi 100 ppm. Lalu dipipet 0,4 lalu diencerkan dengan larutan
ml; 0,6 ml; 0,8 ml; 1,0 ml; 1,2 ml; HCL 0,1 N hingga 10 ml, hasil
1,4 ml; dan 1,6 ml, lalu dimasukan pengenceran dibaca pada
labu ukur 10 ml. Seri larutan spektrofometer UV pada panjang
diukur serapannya dengan gelombang maksimum kaptopril
spektrofotometer UV pada panjang (203 nm)(Depkes., 2014).
gelombang maksimum kaptopril.
d. Uji disolusi tablet kaptopril Analisis Hasil
Uji disolusi dilakukan untuk Analisa hasil dilakukan dengan
mengetahui tablet yang dibuat membandingkan hasil uji serbuk hingga
dapat terdisolusi sesuai dengan evaluasi sifat fisik tablet dengan nilai
klasifikasi yang ditentukan atau standar di dalam Farmakope Indonesia V
tidak. Pengujian dilakukan dengan atau USP 36.
alat dissolution tester aparatus 2
dengan tipe basket. Tablet HASIL DAN PEMBAHASAN
dimasukkan ke dalam alat disolusi
yang berisi HCL 0,1 N sebanyak 1. Hasil evaluasi serbuk
900 ml pada suhu 37oC dengan Evaluasi serbuk diperlukan
kecepatan pengadukan 50 rpm sebagai proses kontrol kualitas serbuk
selama 30 menit. Pengambilan yang sudah diproses agar di dapatkan
sampel 5 ml dilakukan pada menit aliran yang baik dari hopper ke lubang
6
die. Serbuk dibuat dari campuran untuk menentukan kualitas serbuk
beberapa bahan seperti zat aktif yang kemudian dilanjutkan dengan
kaptopril, amilum talas hasil proses menjadi tablet dengan kempa
pregelatinasi, Avicel PH 102, langsung. Evaluasi serbuk dilakukan
primojel, airosil serta magnesium menggunakan 2 pengukuran yaitu
stearate. Evaluasi serbuk bertujuan waktu alir dan sudut diam.
7
agar tablet bisa dikatakan masuk dalam
bentuk sediaan tablet yang baik.
8
memiliki simpangan baku melebihi 102 mempengaruhi kekerasan tablet
5%. pada masing-masing formula sehingga
c. Uji Kekerasan hasil rerata uji kekerasan pada setiap
Pada tabel, hasil uji kekerasan formulasi berbeda signifikan.
pada formula I adalah 5,27 kg, d. Uji Kerapuhan
formula II 4,92 kg, formula III 5,57 Hasil uji kerapuhan
kg, formula IV 4,87 kg, dan formula V berhubungan dengan hilangnya bobot
2,81 kg. Dari kelima formula tersebut akibat pengikisan yang terjadi pada
yang memenuhi persyaratan kekerasan permukaan tablet, pada pemeriksaan
tablet yang baik, yaitu dalam rentang ini dapat dipastikan bahwa tablet yang
4-8 kg(Sulistyaningrum., 2012). memenuhi syarat pada pengujian akan
adalah formula I, II, III, dan IV tahan dari goresan ringan, penanganan
sedangkan formula V dibawah 4 kg. pada tablet, dan aman pada saat
Apabila kekerasan yang didapat pengemasan. Hasil uji kerapuhan pada
melebihi atau kurang dari rentang formula I adalah 0,32%, formula II
tersebut, maka tablet yang yang 0,29%, formula III 0,17%, formula IV
dihasilkan menjadi lebih keras dan 0,16%, dan formula V 0,17%. Dari
membutuhkan waktu yang lama untuk kelima formula tersebut sudah
hancur dan kalau tablet dibawah memenuhi kriteria pada uji kerapuhan
rentang maka akan rapuh dan sulit yaitu di bawah 1%(Styawan., 2010)
untuk berbentuk tablet. Kekerasan (Wlodarski., 2016). Dalam amilum
tablet harus diatur supaya tablet yang modifikasi terdapat HPMC yang
diproses mempunyai kekerasan yang berfungsi sebagai pengikat dalam
sesuai dengan persyaratan, sehingga tablet. Dari hasil uji kerapuhan dari
tablet akan tahan terhadap tekanan dan kelima formula menunjukkan bahwa
goncangan mekanik. kandungan HPMC dalam amilum
Hasil uji kekerasan modifikasi dapat menjadi pengikat
menunjukan bahwa kelima formula tablet yang baik.
memiliki perbedaan hasil kekerasan e. Uji Waktu Hancur
pada tiap formula dengan Hasil pengujian waktu hancur
menggunakan tekanan kempa yang tablet menunjukkan bahwa formula I
sama. Hasil tersebut menunjukkan adalah 14,48 menit, formula II 13,26
bahwa variasi konsentrasi amilum menit, formula III 12,09 menit,
hasil pregelatinasi dengan Avicel PH formula IV 1,9 menit, dan formula V
9
lebih dari 15 menit. Pada pengujian membantu disintegrasi tablet karena
waktu hancur ini bertujuan untuk selain fungsinya sebagai pengisi
mengetahui tablet kaptopril Avicel PH-102 bisa sebagai
terdisintegrasi dalam cairan lambung. disintegrant. Hal itu dibuktikan
Berdasarkan hasil uji disintegrasi dengan waktu hancur pada formula I
tablet, formula I, II, III, dan IV hancur yang sangat cepat karena tidak ada
dalam waktu kurang dari 15 menit, penggunaan amilum termodifikasi.
sedangkan formula V waktu Mekanisme Avicel PH-102 yang juga
hancurnya lebih dari 15 menit dan berperan sebagai penghancur dengan
tentunya tidak memenuhi kriteria cara mengambang dan menyerap air
waktu hancur tablet yang sudah sehingga memberikan kontribusi pada
ditentukan. Sediaan dinyatakan hancur peningkatan waktu disintegrasi
sempurna apabila sediaan yang tablet(Gopinath dkk).
tertinggal pada kasa alat uji d. Penetapan Kadar Kaptopril
merupakan massa lunak yang tidak Berdasarkan pengukuran
mempunyai inti yang jelas(Depkes., panjang gelombang diperoleh serapan
2014). maksimum pada panjang gelombang
Tablet dalam formula V 203,4 nm, panjang gelombang ini
memiliki waktu hancur yang lama hampir mendekati sama dengan
dikarenakan HPMC yang ada dalam farmakope yaitu 205 nm(Depkes.,
amilum ko-proses akan membentuk 2014). Pembuatan kurva baku
lapisan hidrogel jika berinteraksi kaptopril dilakukan dengan mengukur
dengan pelarut atau cairan(Rowe dkk., seri kadar kaptopril dalam medium
2009), Hal ini menyebabkan susahnya pada panjang gelombang 203,4 nm.
waktu hancur akan memperlambat Seri konsentrasi yang digunakan
waktu pelepasan obat dan juga pada adalah 4 ppm, 6 ppm, 8 ppm, 10 ppm,
formula V hanya terdapat amilum 12 ppm, 14 ppm, dan 16 ppm Hasil
modifikasi dan tidak ada Avicel PH- persamaan regresi linear dapat dilihat
102. Waktu disintegrasi tablet pada pada gambar, dengan nilai y = 0,0441
formula I, II, III, dan IV tentunya juga x -0,0161 dan nilai koefisien korelasi
disebabkan oleh Avicel PH-102 yang (r) adalah 0,9989.
10
Tabel 4. Hasil uji kadar kaptopril
Formula Kadar kaptopril
(rata-rata ± SD)
I 96,67 ± 0,57
II 95,45 ± 0,99
III 97,88 ± 1,71
IV 95,53 ± 0,73
V 98,94 ± 0,80
0.8 0.699
0.7 y = 0.0441x - 0.0161
0.597
R² = 0.9989
0.6 0.507
Absorbansi
0.5 0.42
0.4 0.345
0.3 0.246
0.163
0.2
0.1
0
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18
kadar (ppm)
11
harus larut tidak kurang dari 80%(Depkes., 2014).
140.00
120.00
rata-rata % terdisolusi
100.00
80.00
60.00
40.00
20.00
0.00
0 5 10 15 20 25 30 35
waktu
Formula 1 Formula 2 Formula 3 formula 4 formula 5
12
dilihat dari uji keragaman bobot yaitu Skripsi, Fmipa, Univ Islam Indones
151,6±2,74 mg, keragaman ukuran dengan Yogyakarta. 2016;
diameter 8,07±0,010 mm dan tebal
Asyarie S. Formula Tablet Kaptopril Lepas
2,38±0,08 mm, kekerasan yaitu 5,57±0,36
Lambat Dengan Matriks Pautan
kg, kerapuhan yaitu 0,17±0,07%, waktu
Silang Alginat Tablet Of Captopril
hancur 12,09±0,52 menit, penetapan kadar
With A Cross-Linked System Of
97,88±1,71 % dan hasil uji disolusi
Alginate. 2007;18(1):34–9.
90,65±4,81 % dimenit ke 20.
Depkes Ri. Farmakope Indonesia Edisi V.
Jakarta, Departemen Kesehatan
Daftar pustaka Republik Indonesia. 2014. 327-569
P.
Yusuf H, Radjaram A, Setyawan D.
Modification Of Cassava Starch As Setyawan D, Widjaja B, Ningtyas Zf.
A Co-Process Tablet. 2008;7:31–47. Pengaruh Avicel Ph 102 Laju
Disolusi Orally Disintegrating
Apriani Ve, Penggunaan P, Jagung A,
Tablet Piroksikam Dengan. Maj
Sifat T, Et Al. Pengaruh
Ilmu Kefarmasian. 2010;Vii(1):9–
Penggunaan Amilum Jagung
16.
Pregelatinasi Sebagai Bahan
Pengikat Sebagai Bahan Pengikat Convention Tusp. The United States
Terhadap Sifat Fisik Tablet Vitamin Pharmacopeia. In: Usp 36. 2013.
E Pengaruh Penggunaan Amilum
Wlodarski K, Tajber L, Sawicki W.
Jagung Pregelatinasi Sebagai Bahan
Physicochemical Properties Of
Pengikat. 2009;
Direct Compression Tablets With
Design Md. Optimasi Sediaan Floating Spray Dried And Ball Milled Solid
Tablet Kaptopril Sistem Dispersions Of Tadalafil In Pvp-Va.
Effervescent. 2015;8(2). Eur J Pharm Biopharm [Internet].
2016;109:14–23. Available From:
Awaluddin R. Karakterisasi Amilum Talas
Http://Dx.Doi.Org/10.1016/J.Ejpb.2
(Colocasia Esculenta (L.) Schott)
016.09.011
Hasil Modifikasi Kombinasi
Metode Pregelatinasi Parsial Dan Sulistyaningrum Ih, Djatmiko M, Farmasi
Ko-Proses Menggunakan Hpmc F, Wahid U, Semarang H. Uji Sifat
(Hydroxy Propyl Methyl Cellulose). Fisik Dan Disolusi Tablet Isosorbid
13
Dinitrat 5 Mg Sediaan Generik Dan Gopinath H, Venugopal Ks,
Sediaan Dengan Nama Dagang. Maj Shanmugasundaram S, Bada Pk.
Farm Dan Farmakol. Disintegrants - A Brief Overview. J
2012;16(5):21–30. Chem Pharm Sci [Internet].
Available From:
Rowe R, Sheskey P, Quinn M. Handbook
Http://Jchps.Com/Form/Model_Rev
Of Pharmaceutical Excipients.
iew_Article.Pdf
Handb Pharm Excipients, Sixth Ed.
2009;326–9.
14