Vous êtes sur la page 1sur 24

TUGAS UTS

TEORI AKUNTANSI

OLEH:

Ni Kadek Dwi Aryandari (1607532086)

PROGAM STUDI NON REGULER

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2018

1
1. Standar Akuntansi Keuangan (SAK)
a) Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan pelaporan keuangan bertujuan umum adalah untuk menyediakan informasi
keuangan tentang entitas pelapor yang berguna untuk investor saat ini dan investor
potensial, pemberi pinjaman, dan kreditor lainnya dalam membuat keputusan tentang
penyediaan sumber daya kepada entitas. Keputusan tersebut termasuk pembelian,
penjualan, atau kepemilikan instrumen ekuitas dan instrumen utang, serta penyediaan
atau penyelesaian pinjaman dan bentuk kredit lainnya.
b) Karakteristik kualitatif
Karakteristik kualitatif informasi keuangan yang berguna diterapkan untuk informasi
keuangan yang tersedia dalam laporan keuangan, dan juga informasi keuangan yang
tersedia dengan cara lainnya. Biaya, yang merupakan kendala pervasif bagi kemampuan
entitas pelapor untuk menyediakan informasi keuangan yang berguna diterapkan serupa.
Akan tetapi, pertimbangan penerapan karakteristik kualitatif dan kendala biaya mungkin
berbeda untuk jenis informasi yang berbeda. Sebagai contoh, ketika diterapkan untuk
informasi perkiraan masa depan mungkin berbeda dengan ketika diterapkan untuk
informasi sumber daya ekonomik dan klaim saat ini dan untuk perubahan sumber daya
dan klaim tersebut.
Agar informasi keuangan menjadi berguna, informasi tersebut harus relevan dan
mempresentasikan secara tepat apa yang akan direpresentasikan. Kegunaan informasi
keuangan dapat ditingkatkan jika informasi tersebut terbanding (comparable),
terverifikasi (verifiable), tepat waktu (timely), dan terpaham (understandable).
 Karakteristik kualitatif fundamental
Proses yang paling efisien dan efektif dalam penerapan karakteristik kualitatif
fundamental biasanya adalah sebagai berikut : pertama identifikasi fenomena
ekonomik yang memiliki potensi untuk menjadi berguna bagi pengguna informasi
keuangan entitas pelapor. Kedua, identifikasi jenis informasi tentang fenomena
yang paling relevan jika informasi tersebut tersedia dan dapat direpresentasikan
secara tepat. Ketiga, menentukan apakah informasi tersebut tersdia dan dapat
direpresentasikan secara tepat. Jika demikian, maka proses pemenuhan karakteristik

2
kualitatif fundamental berakhir pada titik tersebut. Jika tidak, maka proses tersebut
diulang dengan menggunakan jenis informasi lanjutan yang paling relevan.
 Karakteristik kualitatif peningkat
Keterbandingan, keterverifikasian, ketepatwaktuan, dan keterpahaman adalah
karakteristik kualitatif yang meningkatkan kegunaan informasi yang relevan dan
direpresentasikan secara tepat. Karakteristik kualitatif peningkat juga dapat
membantu dalam menentukan masa diantara dua cara yang harus digunakan untuk
menggambarkan suatu fenomena jika keduanya dianggap sama-sama relevan dan
direpresentasikan secara tepat.
c) Elemen-elemen laporan keuangan
 Posisi Keuangan
Unsur-unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi keuangan
adalah aset, liabilitas, dan ekuitas yang didefinisikan sebagai berikut:
a) Aset adalah sumber daya yang dikuasai oleh entitas sebagai akibat dari
peristiwa masa lalu dari mana manfaat ekonomik masa depan diharapkan
akan mengalir ke entitas.
b) Liabilitas merupakan kewajiban kini entitas yang timbul dari peristiwa masa
lalu, yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari
sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomik.
c) Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi seluruh
liabilitas
 Liabilitas
Liabilitas adalah kewajiban masa kini entitas yang muncul dari kejadian di masa
lalu yang akan mengakibatkan aliran keluar manfaat ekonomik di masa depan. Dari
definisi ini dapat ditarik beberapa poin penting elemen liabilitas yaitu:
a) Muncul dari kejadian di masa lalu: artinya, kewajiban ini muncul karena
kejadian transaksi di masa lalu. Misalnya, membeli mobil kredit (berarti
sekarang kita punya utang untuk melunasi pembelian mobil).
b) Mengakibatkan aliran keluar manfaat ekonomik di masa depan: artinya,
kewajiban ini harus dilunasi di masa mendatang, menggunakan sumber daya
ekonomik yang dimiliki. Misalnya, pelunasan kredit mobil menggunakan

3
kas, pelunasan utang bank dengan penyerahan gedung (misalnya tidak
punya uang).
 Bisa jadi, pada saat pelunasan, entitas tidak memiliki cukup dana atau
aset lain yang bisa digunakan untuk melunasi. Dalam hal ini, entitas bisa
melakukan penukaran kewajiban dengan ekuitas. Caranya dengan
mengkonversi utang menjadi saham. (tadinya utang ke kreditor, diubah
jadi utang ke pemilik).
 Ekuitas
Ekuitas adalah hak residual pemilik atas aset entitas (atau disebut aset bersih).
Penjelasannya melalui persamaan akuntansi: Aset = Liabilitas + Ekuitas. Liabilitas
dipindah ke ruas kiri, maka Aset – Liabilitas = Ekuitas.
Aset yang sudah dikurangi dengan kewajiban-kewajiban ke kreditor
menghasilkan aset bersih. Ibaratnya, kewajiban ke kreditor dilunasi dengan aset,
sisanya adalah aset bersihnya. Aset bersih ini = ekuitas.
Dalam persamaan akuntansi, terlihat bahwa ekuitas yang merupakan hak
pemilik atas aset ini urutannya setelah liabilitas (aset = liabilitas + ekuitas). Artinya,
hak pemilik atas aset ini harus setelah dikurangi pengembalian ke kreditor.
Sehingga ekuitas adalah hak residual pemilik atas aset.
Dari sisi perusahaan, terdapat perbedaan antara kewajiban ke kreditor
(liabilitas), dan kewajiban ke pemilik (ekuitas). Kewajiban ke kreditor, pokok
pinjamannya akan dilunasi. Sehingga, pada saat pelunasan utang akan habis.
Sedangkan kewajiban ke pemilik, pokok pinjamannya (modal) tidak akan hilang,
karena setoran pinjaman dari pemilik ini menunjukkan porsi kepemilikan. Pemilik
meminjami perusahaan yang baru berdiri dengan uangnya. Pinajaman ini adalah
modal yang diserahkan pemilik. Nanti, perusahaan akan mengembalikan ke pemilik
dalam bentuk pengembalian ke pemilik (untuk PT dalam bentuk dividen, untuk
perusahaan perorangan dalam bentuk prive).
 Kinerja (Laporan Laba Rugi)
Kinerja adalah kegiatan berupaya untuk mendapatkan hasil. Upaya ini disebut
Beban (Expense), hasilnya adalah Pendapatan (Revenue). Selisih antara Beban dan
Pendapatan adalah laba/rugi.

4
 Pendapatan
Pendapatan adalah sumber pemerolehan dana yang berasal dari kegiatan usaha
baik rutin (pendapatan) maupun nonrutin (untung). Pendapatan
dikelompokkan menjadi:
 Pendapatan rutin
- Pendapatan rutin dari kegiatan operasi (penjualan barang dagangan,
pendapatan jasa)
- Pendapatan rutin dari kegiatan nonoperasi (pendapatan bunga bank)
d) Pengakuan dan Pengukuran
 Pengakuan masing-masing jenis pendapatan menurut PSAK adalah:
Paragraf 14 PSAK 23 menyatakan bahwa Pendapatan dari penjualan barang diakui
jika seluruh kondisi berikut dipenuhi:
- Entitas telah memindahkan resiko dan manfaat kepemilikan barang secara
signifikan kpd pembeli;
- Entitas tidak lagi melanjutkan pengelolaan yang biasanya terkait dengan
kepemilikan atas barang ataupun melakukan pengendalian efektif atas barang
yang dijual;
- Jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal;
- Kemungkinan besar manfaat ekonomik sehubungan dengan transaksi tersebut
akan mengalir ke entitas;
- Tingkat penyelesaian dari suatu transaksi pada akhir periode pelaporan dapat
diukur dengan andal
- Biaya yang timbul untuk transaksi dan biaya untuk menyelesaikan transaksi
tersebut dapat diukur dengan andal”.

Apabila salah satu dari keempat syarat tersebut tidak terpenuhi dalam suatu
transaksi penjualan jasa, maka entitas tidak dapat mengakuinya sebagai suatu
pendapatan.

 Prinsip Dasar
1. Kesatuan Usaha (Business Entity)

5
Prinsip dasar akuntansi yang pertama adalah kesatuan usaha (Business entity).
Konsep kesatuan usaha menunjukkan bahwa keuangan suatu perusahaan harus
terpisah dari keuangan pemilik, direktur, dan karywan. Dalam hal ini
perusahaan harus berdiri sendiri, artinya tidak mencampur adukkan transaksi
perusahaan dengan transaksi kepentingan pribadi (Pemilik Perusahaan).
2. Kesinambungan (Going Concern)
Konsep kesinambungan menjadi prinsip dasar akuntansi yang kedua,
kesinambungan berarti perusahaan menyajikan laporan keuangan secara
periodik untuk mengetahui kondisi keuangan dari waktu ke waktu. Kondisi
keuangan meliputi keuntungan, kerugian, dan perubahan keuangan
perusahaan. Dengan demikian, pemakai informasi akuntansi dapat
membandingkan kemajuan perusahaan dari waktu ke waktu.
3. Asas Pemadanan
Prinsip dasar akuntansi selanjutnya adalah asas pemadanan. Dalam hal ini
laporan keuangan perusahaan yang terdiri atas pendapatan (Penghasilan) dan
beban (Biaya) disajikan dalam dua metode berikut.
- Cash Basis, yaitu metode pencatatan pendapatan dan beban pada saat
uang diterima dan/atau dikeluarkan. Pada pendekatan cash basis,
pendapatan dilaporkan ketika uang telah diterima dan biaya diloporkan
ketika uang telah dikeluarkan. Misalnya, pendapatan dicatat ketika
perusahaan menerima sejumlah uang. Beban listrik dan telepon dicatat
ketika perusahaan telah mengeluarkan sejumlah uang untuk membayar
beban listrik dan telepon.
- Accrual Basis, yaitu metode pencatatan pendapatan dan beban pada
saat terjadi transaksi. Misalnya piutang usaha dicatat sebagai pendapatan
meskipun perusahaan belum menerima uang. Transaksi pembelian kredit
dianggap sebagai beban meskipun perusahaan belum mengeuarkan
uang.Untuk pembahsan lebih jelasnya tentang perbedaan cash basis dan
accrual basis dapat kamu baca disini.
4. Harga Perolehan (Cost Principle)

6
Prinsip dasar akuntansi yang ke empat adalah Harga Perolehan. Harga
perolehan adalah jumlah uang yang dikeluarkan untuk memperoleh satu unit
barang atau jasa sampai barang tersebut siap dipakai. Misalnya, harga sebuah
kain sebesar Rp.200.00,00 dan ongkos menjahit baju Rp80.000,00. Jadi, harga
perolehan sampai menjadi baju tersebut sebesar Rp280.000,00
5. Membandingkan Pendapatan dan Beban (Matching Concept)
Prinsip dasar akuntansi yang terakhir adalah Matching Concept. Konsep ini
menerapkan perbandingan pendapatan dan beban yang dihasilkan selama
periode tertentu. Tindakan membandingkan pendapatan dan beban yang
dikeluarkan sehingga memperoleh laba/rugi. Jika pendapatan lebih besar
daripada beban, kelebihan itu disebut keuntungan bersih.Sebaliknya Beban
lebih besar daripada pendapatan disebut dengan rugi bersih.
 Asumsi Dasar Laporan Keuangan
1. Asumsi Akrual (Accrual)
Yang dimaksudkan dengan asumsi dasar akrual adalah bahwa setiap transaksi
dan pristiwa yang terjadi baik yang sudah dilalui maupun yang akan terjadi
harus diakui pada saat pelaporan keuangan dibuat (bukan hanya pada saat kas
atau setara kas diterima atau dibayar).
Asumsi ini menjelaskan bahwa laporan keuangan tidak hanya
memberikan informasi yang terjadi pada saat waktu yang terlewati (masa lalu)
berupa penerimaan dan pembayaran kas, akan tetapi juga memberikan
informasi dari kewajiban pembayaran kas dan sumber kas dari pembayaran
tersebut yang akan terjadi dimasa yang akan datang.
Salah satu PSAK yang menggunakan prinsip ini adalah PSAK nomor
24 tentang Imbalan Kerja (PSAK-24), khususnya mengenai imbalan pasca
kerja, imbalan jangka panjang dan imbalan pemutusan hubungan kerja.
2. Asumsi Keberlangsungan Usaha (Ongoing Concern)
Setiap laporan keuangan yang disusun dan disajikan oleh setiap perusahaan
harus mendasarkan kepada asumsi keberlangsungan usaha, artinya bahwa
ketika perusahaan menyusun laporan keuangan tersebut perusahaan akan
diasumsikan akan terus menerus beroperasi dan berjalan dimasa yang akan

7
datang. Jadi tidak diasumsikan bahwa perusahaan tersebut akan tutup, pailit
atau dilikuidasi operasionalnya. Atau bahkan diasumsikan semua
karyawannya akan di PHK.
Seperti halnya asumsi akrual, PSAK-24 tentang imbalan kerja
merupakan salah satu PSAK yang menerapkan prinsip Ongoing Concern.
Sepertinya prinsip ini tidak berlaku jika perusahaan sudah memiliki komitmen
untuk menutup perusahaan dan juga melakukan pemutusan hubungan kerja
kepada karyawannya. Setidaknya hal ini berlaku kepada PSAK-24.

2. Standar Akuntansi Keuangan-Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP)


a) Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi posisi keuangan, kinerja
keuangan, dan laporan arus kas suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar
pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi
dapat meminta laporan keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu.
Dalam memenuhi tujuannya, laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah
dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber
daya yang dipercayakan kepadanya.
b) Karakteristik kualitatif
 Dapat Dipahami
Kualitas penting informasi yang disajikan dalam laporan keuangan adalah
kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pengguna. Untuk maksud ini,
pengguna diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas
ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari informasi tersebut
dengan ketekunan yang wajar. Namun demikian, kepentingan agar laporan
keuangan dapat dipahami tetapi tidak sesuai dengan informasi yang relevan harus
diabaikan dengan pertimbangan bahwa informasi tersebut terlalu sulit untuk dapat
dipahami oleh pengguna tertentu.
 Relevan
Agar bermanfaat, informasi harus relevan dengan kebutuhan pengguna untuk proses
pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas relevan jika dapat

8
mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna dengan cara membantu mereka
mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan, menegaskan, atau
mengoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu.
 Materialitas
Informasi dipandang material jika kelalaian untuk mencantumkan atau kesalahan
dalam mencatat informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan ekonomi
pengguna yang diambil atas dasar laporan keuangan. Materialitas tergantung pada
besarnya pos atau kesalahan yang dinilai sesuai dengan situasi tertentu dari
kelalaian dalam mencantumkan (omission) atau kesalahan dalam mencatat
(misstatement). Namun demikian, tidak tepat membuat atau membiarkan kesalahan
untuk menyimpang secara tidak material dari SAK ETAP agar mencapai penyajian
tertentu dari posisi keuangan, kinerja keuangan atau arus kas suatu entitas.
 Keandalan
Agar bermanfaat, informasi yang disajikan dalam laporan keuangan harus andal.
Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari kesalahan material dan bias, dan
penyajian secara jujur apa yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar
diharapkan dapat disajikan. Laporan keuangan tidak bebas dari bias (melalui
pemilihan atau penyajian informasi) jika dimaksudkan untuk mempengaruhi
pembuatan suatu keputusan atau kebijakan untuk tujuan mencapai suatu hasil
tertentu.
 Substansi Mengungguli Bentuk
Transaksi, peristiwa dan kondisi lain dicatat dan disajikan sesuai dengan substansi
dan realitas ekonomi dan bukan hanya bentuk hukumnya. Hal ini untuk
meningkatkan keandalan laporan keuangan.
 Pertimbangan Sehat
Ketidakpastian yang tidak dapat diabaikan meliputi berbagai peristiwa dan keadaan
yang dipahami berdasarkan pengungkapan sifat dan penjelasan peristiwa dan
keadaan tersebut dan melalui penggunaan pertimbangan sehat dalam menyusun
laporan keuangan. Pertimbangan sehat mengandung unsur kehati-hatian pada saat
melakukan pertimbangan yang diperlukan dalam kondisi ketidakpastian, sehingga
aset atau penghasilan tidak disajikan lebih tinggi dan kewajiban atau beban tidak

9
disajikan lebih rendah. Namun demikian, penggunaan pertimbangan sehat tidak
memperkenankan pembentukan aset atau penghasilan yang lebih rendah atau
pencatatan kewajiban atau beban yang lebih tinggi. Singkatnya, pertimbangan sehat
tidak mengijinkan bias.
 Kelengkapan
Agar dapat diandalkan, informasi dalam laporan keuangan harus lengkap dalam
batasan materialitas dan biaya. Kesengajaan untuk tidak mengungkapkan
mengakibatkan informasi menjadi tidak benar atau menyesatkan dan karena itu
tidak dapat diandalkan dan kurang mencukupi ditinjau dari segi relevansi.
 Dapat Dibandingkan
Pengguna harus dapat membandingkan laporan keuangan entitas antar periode
untuk mengidentifikasi kecenderungan posisi dan kinerja keuangan. Pengguna juga
harus dapat membandingkan laporan keuangan antar entitas untuk mengevaluasi
posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan secara relatif. Oleh karena
itu, pengukuran dan penyajian dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain
yang serupa harus dilakukan secara konsisten untuk suatu entitas, antar periode
untuk entitas tersebut dan untuk entitas yang berbeda. Sebagai tambahan, pengguna
laporan keuangan harus mendapat informasi tentang kebijakan akuntansi yang
digunakan dalam penyusunan laporan keuangan, perubahan kebijakan akuntansi
dan pengaruh dampak perubahan tersebut.
 Tepat Waktu
Agar relevan, informasi dalam laporan keuangan harus dapat mempengaruhi
keputusan ekonomi para penggunanya. Tepat waktu meliputi penyediaan informasi
laporan keuangan dalam jangka waktu pengambilan keputusan. Jika terdapat
penundaan yang tidak semestinya dalam pelaporan, maka informasi yang dihasilkan
akan kehilangan relevansinya. Manajemen mungkin perlu menyeimbangkan secara
relatif antara pelaporan tepat waktu dan penyediaan informasi yang andal. Untuk
mencapai keseimbangan antara relevansi dan keandalan, maka pertimbangan utama
adalah bagaimana yang terbaik untuk memenuhi kebutuhan pengguna dalam
mengambil keputusan ekonomi.
 Keseimbangan antara Biaya dan Manfaat

10
Manfaat informasi seharusnya melebihi biaya penyediannya. Namun demikian,
evaluasi biaya dan manfaat merupakan proses pertimbangan yang substansial.
Biaya tersebut juga tidak perlu ditanggung oleh pengguna yang menikmati manfaat.
Dalam evaluasi manfaat dan biaya, entitas harus memahami bahwa manfaat
informasi mungkin juga manfaat yang dinikmati oleh pengguna eksternal.
c) Elemen-elemen laporan keuangan
1) Penyajian Laporan Keuangan
2) Laporan Laba Rugi
3) Penyajian Perubahan Ekuitas
4) Catatan Atas Laporan Keuangan
5) Laporan Arus Kas
6) Laporan keuangan konsolidasi dan terpisah
7) Kebijakan akuntansi, estimasi, dan kesalahan
8) Instrumen Keuangan Dasar
9) Persediaan
10) Investasi pada perusahaan asosiasi dan entitas anak
11) Investasi pada perusahaan asosiasi dan entitas anak
12) Property Investasi
13) Aset Tetap
14) Asset Tidak Berwujud
15) Sewa
16) Ekuitas
17) Pendapatan
18) Biaya Pinjaman
19) Penurunan nilai asset
20) Imbalan Kerja
21) Pajak Penghasilan
22) Mata Uang Pelaporan
23) Peristiwa setelah akhir periode pelaporan
24) Peristiwa setelah akhir periode pelaporan
25) Pengungkapan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa

11
26) Aktivitas Khusus
27) Ketentuan Transisi
d) Pengakuan dan Pengukuran
 Pengakuan
1) Pengakuan aset
Aset diakui dalam neraca jika kemungkinan manfaat ekonominya di masa depan
akan mengalir ke entitas dan asset tersebut mempunyai nilai atau biaya yang
dapat diukur dengan andal. Aset tidak diakui dalam neraca jika pengeluaran
telah terjadi dan manfaat ekonominya dipandang tidak mungkin mengalir ke
dalam entitas setelah periode pelaporan berjalan. Sebagai alternatif transaksi
tersebut menimbulkan pengakuan beban dalam laporan laba rugi.
2) Pengakuan kewajiban
Kewajiban diakui dalam neraca jika kemungkinan pengeluaran sumber daya
yang mengandung manfaat ekonomi akan dilakukan untuk menyelesaikan
kewajiban masa kini dan jumlah yang harus diselesaikan dapat diukur dengan
andal .
3) Pengakuan penghasilan
Pengakuan penghasilan merupakan akibat langsung dari pengakuan aset dan
kewajiban. Penghasilan diakui dalam laporan laba rugi jika kenaikan manfaat
ekonomi di masa depan yang berkaitan dengan peningkatan aset atau penurunan
kewajiban telah terjadi dan dapat diukur secara andal
4) Pengakuan beban
Pengakuan beban merupakan akibat langsung dari pengakuan aset dan
kewajiban. Beban diakui dalam laporan laba rugi jika penurunan manfaat
ekonomi masa depan yang berkaitan dengan penurunan aset atau peningkatan
kewajiban telah terjadi dan dapat diukur secara andal
5) Pengakuan laba atau rugi
Laba atau rugi merupakan selisih aritmatika antara penghasilan dan beban. Hal
tersebut bukan merupakan suatu unsur terpisah dari laporan keuangan, dan
prinsip pengakuan yang terpisah tidak diperlukan. SAK ETAP tidak
mengijinkan pengakuan pos-pos dalam neraca yang tidak memenuhi definisi

12
aset atau kewajiban dengan mengabaikan apakah pos-pos tersebut merupakan
hasil dari penerapan “matching concept”
 Dasar pengukuran yang umum adalah biaya historis dan nilai wajar:
1. Biaya historis
Biaya historis adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau
nilai wajar dari pembayaran yang diberikan untuk memperoleh aset pada
saat perolehan.

2. Nilai wajar

Nilai wajar adalah jumlah yang dipakai untuk mempertukarkan suatu


aset, atau untuk menyelesaikan suatu kewajiban, antara pihak-pihak
yang berkeinginan dan memiliki pengetahuan memadai dalam suatu
transaksi dengan wajar.

 Prisnsip Pengakuan dan Pengukuran Berpengaruh Luas (Pervasif)


Persyaratan untuk pengakuan dan pengukuran aset, kewajiban, penghasilan
dan beban dalam SAK ETAP didasarkan pada prinsip pervasif dari
Kerangka Dasar Penyajian dan Pengukuran Laporan Keuangan. Dalam hal
tidak ada suatu pengaturan tertentu dalam SAK ETAP untuk transaksi atau
peristiwa lain, paragraf 9.4 memberikan panduan untuk membuat
pertimbangan dan paragraf 9.5 menetapkan hirarki yang diikuti oleh entitas
dalam memutuskan kebijakan akuntansi yang sesuai dalam keadaan
tersebut. Pada tingkat kedua hirarki tersebut mensyaratkan entitas untuk
menggunakan prinsip pengakuan dan pengukuran pervasif yang diatur
dalam Bab ini.
 Asumsi Dasar Laporan Keuangan
Persyaratan untuk pengakuan dan pengukuran aset, kewajiban, penghasilan
dan beban dalam SAK ETAP didasarkan pada prinsip pervasif
dari Kerangka DasarPenyajian dan Pengukuran Laporan Keuangan.
- Dasar akrual
Entitas harus menyusun laporan keuangan, kecuali laporan arus kas,
dengan menggunakan dasar akrual. Dalam dasar akrual, pos-pos diakui

13
sebagai aset, kewajiban, ekuitas, penghasilan, dan beban (unsur-unsur
laporan keuangan) ketika memenuhi definisi dan kriteria pengakuan
untuk pos-pos tersebut.

3. Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP)


a) Tujuan Laporan Keuangan
Untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh
transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan selama satu periode pelaporan.
b) Karakteristik kualitatif
Relevan, andal, dapat dibandingkan, dapat dipahami
c) Elemen-elemen laporan keuangan
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 71 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan
(SAP), Komponen-komponen yang terdapat dalam satu set laporan keuangan berbasis
akrual terdiri dari laporan pelaksanaan anggaran (budgetary reports) dan laporan
finansial, yang jika diuraikan adalah sebagai berikut:
 Laporan Realisasi Anggaran;
 Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih;
 Laporan Operasional;
 Laporan Perubahan Ekuitas;
 Neraca;
 Laporan Arus Kas;
 Catatan atas Laporan Keuangan.
d) Pengakuan dan Pengukuran
 Pengukuran adalah proses penetapan nilai uang untuk mengakui dan memasukkan
setiap pos dalam laporan keuangan. Pengukuran pos-pos dalam laporan keuangan
menggunakan nilai perolehan historis. Aset dicatat sebesar pengeluaran/penggunaan
sumber daya ekonomi atau sebesar nilai wajar dari imbalan yang diberikan untuk
memperoleh aset tersebut. Kewajiban dicatat sebesar nilai wajar sumber daya
ekonomi yang digunakan pemerintah untuk memenuhi kewajiban yang
bersangkutan.

14
Pengukuran pos-pos laporan keuangan menggunakan mata uang rupiah. Transaksi
yang menggunakan mata uang asing dikonversi terlebih dahulu dan dinyatakan
dalam mata uang rupiah.
 Pengakuan dalam akuntansi adalah proses penetapan terpenuhinua kriteria
pencatatan suatu kejadian atau peristiwa dalam catatan akuntansi sehingga akan
menjadi bagian yang melengkapi unsur aset, kewajiban, ekuitas, pendapatan-LRA,
belanja, pembiayaan, pendapatan-LO, dan beban, sebagaimana akan termuat pada
laporan keuangan entitas pelaporan yang bersangkutan. Pengakuan diwujudkan
dalam pencatatan jumlah uang terhadap pos-pos laporan keuangan yang
terpengaruh oleh kejadian atau peristiwa terkait. Kriteria minimum yang perlu
dipenuhi oleh suatu kejadian atau peristiwa untuk diakui yaitu:
a. terdapat kemungkinan bahwa manfaat ekonomi yang berkaitan dengan
kejadian atau peristiwa tersebut akan mengalir keluar dari atau masuk ke
dalam entitas pelaporan yang bersangkutan;
b. kejadian atau peristiwa tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur
atau dapat diestimasi dengan andal. Dalam menentukan apakah suatu
kejadian/peristiwa memenuhi kriteria pengakuan, perlu dipertimbangkan
aspek materialitas.
 Prinsip Dasar
Prinsip akuntansi dan pelaporan keuangan dimaksudkan sebagai ketentuan yang
dipahami dan ditaati oleh pembuat standar dalam menyusun standar, penyelenggara
akuntansi dan pelaporan keuangan dalam melakukan kegiatannya, serta pengguna
laporan keuangan dalam memahami laporan keuangan yang disajikan. Berikut ini
adalah delapan prinsip yang digunakan dalam akuntansi dan pelaporan keuangan
pemerintah:
- Basis akuntansi;
- Prinsip nilai historis;
- Prinsip realisasi;
- Prinsip substansi mengungguli bentuk formal;
- Prinsip periodisitas;
- Prinsip konsistensi;

15
- Prinsip pengungkapan lengkap; dan
- Prinsip penyajian wajar.
 Asumsi Dasar Laporan Keuangan
Asumsi dasar dalam pelaporan keuangan di lingkungan pemerintah adalah
anggapan yang diterima sebagai suatu kebenaran tanpa perlu dibuktikan agar
standar akuntansi dapat diterapkan, yang terdiri dari:
1. Asumsi kemandirian entitas;
2. Asumsi kesinambungan entitas; dan
3. Asumsi keterukuran dalam satuan uang (monetary measurement).

4. Standar Akuntansi Keuangan-Syariah (SAK-Syariah)


a) Tujuan Laporan Keuangan
Laporan Keuangan syariah adalah serangkaian proses dari pelaporan keuangan syariah.
Laporan keuangan syariah dibuat untuk memenuhi tujuan-tujuan tertentu. Tujuan laporan
keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta
perubahan posisi keuangan suatu entitas syariah yang bermanfaat bagi sejumlah besar
pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi. Disamping itu, tujuan lainnya adalah:
a. Meningkatkan kepatuhan terhadap prinsip syariah dalam semua transaksi dan
kegiatan usaha
b. Informasi kepatuhan entitas syariah terhadap prinsip syariah, serta informasi asset,
kewajiban, pendapatan dan beban yang tidak sesuai dengan prinsip syariah, bila
ada, dan bagaimana perolehan dan penggunaannya
c. Informasi untuk membantu mengevaluasi pemenuhan tanggung jawab entitas
syariah terhadap amanah dalam mengamankan dana, menginvestasikannya pada
tingkat keuntungan yang layak
d. Informasi mengenai tingkat keuntungan investasi yang diperoleh penanam modal
dan pemilik dana syirkah temporer dan informasi mengenai pemenuhan kewajiban
fungsi social entitas syariah, termasuk pengelolaan dan penyalurah zakat, infak,
sedekah dan wakaf.
b) Karakteristik kualitatif

16
Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan
keuangan berguna bagi pemakai. Terdapat terdapat empat karakteristik kualitatif pokok,
yaitu:
 Dapat dipahami
Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah
kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pemakai. Untuk maksud ini,
pemakai diasumsikan untuk memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas
ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan
ketekunan yang wajar. Namun demikian, informasi yang kompleks yang seharuskan
dimasukkan dalam laporan keuangan tidak dapat dikeluarkan hanya atas dasar
pertimbangan bahwa informasi tersebut terlalu sulit untuk dapat dipahami oleh
pemakai tertentu.
 Relevan
Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai
dalam proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas relevan dapat
mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka
mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan, serta menegaskan
atau mengoreksi hasil evaliuasi mereka di masa lalu. Relevan berarti juga harus
berguna untuk peramalan dan penegasan atas transaksi yang berkaitan satu sama
lain. Relevan juga di pengaruhi oleh hakikat dan tingkat materialitasnya.
Materialitas ditentukan berdasarkan pengaruh kelalaian (ambang batas) terhadap
keputusan ekonomi pemakai yang diambil atas dasar laporan keuangan. Oleh
karena itu, materialitas dipengaruhi oleh besarnya kesalahan dalam mencantumkan
atau pencatatan.
 Keandalan
Andal diartikan sebagai bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan
material, dan dapat diandalkan pemakaianya sebagai penyajian yang tulus atau
jujur dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat
disajikan. Informasi mungkin relevan tapi jika hakikat atau penyajiannya tidak
dapat diandalkan maka mengunakan informasi tersebut secara potensial dapat
menyesatkan. Misalnya, jika keabsahan dan jumlah tuntutan atas kerugian dalam

17
suatu tindakan hukum masih dipersengketakan, mungkin tidak tepat bagi entitas
syariah untuk mengakui jumlah seluruh tuntutan tersebut dalam neraca, meskipun
mungkin tepat untuk mengungkapkan jumlah serta keadaan dari tuntutan tersebut.
 Dapat dibandingkan
Pengguna harus dapat membandingkan laporan keuangan entisas syariah antar
periode untuk mengidentifikasi kecenderungan posisi dan kinerja keungan.
Pengguna juga harus dapat membandingkan laporan keuangan antar entitas syariah
untuk mengevaluasai posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan
secara relatif. Oleh karena itu, pembandingan berupa pengukuran dan penyajian
dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang serupa harus dilakukan
secara konsisten untuk entitas syariah tersebut, atar periode entitas syariah yang
sama, untuk entitas syariah yang berbeda, maupun dengan entitas yang lain. Agar
dapat dibandingkan, informasi tentang kebijakan akuntansi yang digunakan dalam
penyusunan laporan keuangan dan perubahan kebijakan serta pengaruh perubahan
tersebut juga harus diungkapkan termasuk ketaatan atas standar akutansi yang
berlaku.
c) Elemen-elemen laporan keuangan
Laporan keuangan merupakan gambaran dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa
ekonomi lainnya yang diklasifikasikan kedalam beberapa kelompok besar menurut
karakteristik ekonominya. Kelompok besar tersebut merupakan unsur laporan keuangan.
Perbedaan unsur-unsur laporan keuangan syariah dengan laporan keuangan konvensional
karena hadirnya transaksi syariah pada entitas syariah, terutama konsep bagi hasil pada
transaksi investasi syirkah dan komponen laporan sosial.
a. Unsur Laporan Posisi Keuangan (Statements Of Financial Position)
Unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi keuangan entitas
syariah adalah sebagai berikut:
 Aset (Assets)
Adalah sumber daya yang dikuasai entitas syariah masa kini yang timbul dari
peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat eknomi masa depan diharapkan
akan diperoleh entitas syariah.
 Liabilitas (Liabilities)

18
Adalah utang entitas syariah masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu,
penyelesiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar sumber daya entitas
syariah yang mengandung manfaat ekonomi.
 Dana Syirkah Temporer (Temporary Syirkah Funds) – DST
Adalah Dana yang diterima sebagai investasi dengan jangka waktu tertentu
dari individu dan pihak lainnya di mana entitas syariah mempunyai hak untuk
mengelola dan menginvestasikan dana tersebut dengan pembagian hasil
investasi berdasarkan kesepakatan.
 Ekuitas (Equity)
Adalah Hak residual atas aset entitas syariah setelah dikurangi semua liabilitas
dan dana syirkah temporer.
b. Unsur Laporan Laba Rugi (Statements of Profit or Loss)
Laporan laba rugi digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar ukuran yang
lain seperti imbalan investasi (return on investment) atau penghasilan per saham
(earnings per share). Unsur laporan laba rugi entitas syariah terdiri dari:
 Penghasilan (income)
Kenaikan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk
pemasukan atau penambahan aset atau penurunan liabilitas yang
mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam
modal. Definisi penghasilan meliputi baik pendapatan (revenues) maupun
keuntungan (gains). Pendapatan timbul karena aktivitas utama entitas syariah
seperti margin penjualan, ujrah sewa, bagi hasil, dan fee jasa. Sedang
keuntungan mencerminkan pos lainnya yang memenuhi kriteria penghasilan
tapi bukan dari aktivitas utama.
 Hak Pihak Ketiga atas Bagi Hasil Dana Syirkah Temporer (Depositors Share
on Return of Temporary Syirkah Funds)
Bagian bagi hasil pemilik dana atas keuntungan dan kerugian hasil investasi
bersama entitas syariah dalam suatu periode laporan keuangan. Unsur ini tidak
bisa dikelompokkan sebagai unsur beban (ketika untung) atau pendapatan
(ketika rugi).
 Beban (expenses)

19
Penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk
arus keluar atau berkurangnya aset atau terjadinya liabilitas yang
mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada
penanam modal.
c. Unsur Laporan Perubahan Ekuitas (Statements Of Changes In Equity)
Unsur laporan perubahan ekuitas entitas syariah sama dengan laporan perubahan
ekuitas pada umumnya yaitu semua bentuk perubahan komponen modal suatu
entitas baik penambahan ataupun pengurangan.
d. Unsur Laporan Arus Kas (Statement of Cashflows)
Unsur laporan arus kas entitas syariah juga sama dengan unsur laporan arus kas
pada umumnya yang menggambarkan kenaikan dan penurunan kas dari aktivitas
operasi (operating), aktivitas investasi (investing), dan aktivitas pendanaan
(financing).
e. Unsur Laporan Sumber dan Penyaluran Dana Zakat
Unsur laporan sumber dan penyaluran dana zakat adalah sumber dana zakat dan
penyaluran dana zakat.
f. Unsur Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Kebajikan
Unsur laporan sumber dan penggunaaan dana kebajikan adalah sumber dana
kebajikan dan penggunaan dana kebajikan.
g. Unsur Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK)
Catatan Atas Laporan Kuangan (CALK) terdiri dari unsur kebijkan akuntansi dan
penjelasan atas informai keuangan.
d) Pengakuan dan Pengukuran
 Berbagai dasar pengukuran dan pengakuan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Biaya historis (historical cost). Aset dicatat sebesar pengeluaran kas atau setara
kas yang dibayar atau sebesar nilai wajar dari imbalan yang diberikan untuk
memperoleh aset tersebut pada saat perolehan. Liabilitas dicatat sebesar jumlah
yang diterima sebagai penukar dari kewajiban atau dalam keadaan tertentu
(misalnya, pajak penghasilan), dalam jumlah kas atau setara kas yang
diharapkan akan dibayarkan untuk memenuhi liabilitas dalam pelaksanaan
usaha normal.

20
2. Biaya kini (current cost). Aset dinilai dalam jumlah kas atau setara kas yang
seharusnya dibayar bila aset yang sama atau setara aset diperoleh sekarang.
Liabilitas dinyatakan dalam jumlah kas atau setara kas yang tidak didiskontokan
(uniscounted) yang mungkin akan diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban
masa kini.
3. Nilai realisasi/penyelesaian (realisable/settlement value). Aset dinyatakan dalam
jumlah kas atau setara kas yang dapat diperoleh sekarang dengan menjual aset
dalam pelepasan normal (orderly disposed). Liabilitas dinyatakan sebesar nilai
penyelesaian yaitu jumlah kas atau setara kas yang tidak didiskontokan yang
diharapkan akan dibayarkan untuk memenuhi liabilitas dalam pelaksanaan
usaha normal. Meski relevan untuk revaluasi aset, liabilitas, dan DST, tapi
penggunaan konsep pengukuran nilai realisasi/penyelesaian tidak mudah
diterapkan dalam kondisi sekarang.
 Asumsi Dasar Laporan Keuangan
Dasar akrual; Laporan keuangan disajikan atas dasar akrual, maksudnya bahwa
pengaruh transaksi dan peristiwa laian diakui pada saat kejadian (dan bukan pada
saat kas ataui setara kas diterima atau dibayar) dan diungkapkan dalam catatan
akutansi serta laporan dalam laporan keuangan yang periode yang bersangkutan.
Laporan yang disusun atas dasar akrual memberikan informasi kepada pemakai
tidak hanya transaksi masa lalu yang melibatkan penerimaan dan pembayaran kas
tetapi juga kewajiban pembayaran kas di masa depan serta sumber daya yang
mempresentasikan kas yang akan diterima di masa depan.
Namun, dalam penghitungan pendapatan untuk tujuan pembagian hasil usaha
menggunakan dasar kas. Hal ini disebabkan bahwa prinsip pembagian hasil usaha
berdasarkan bagi hasil pendapatan atau hasil yang dimaksud adalah keuntungan
bruto (gross profit).
Kelangsungan usaha; Laporan keuangan biasanya disusun atas dasar asumsi
kelangsungan usaha entitas syariah yang akan melanjutkan usahanya di masa depan.
Oleh karena itu, entitas syariah diasumsikan tidak bermaksud atau keiungginan
melikuidasi atau mengurangi secara material sekala usahanya. Jika maksud ataui

21
keingginan tersebut timbul, laporan keuangan mungkin harus disusun dengan dasar
yang berbeda dan dasar yang digunakan harus diungkapkan.

5. Standar Akuntansi Keuangan-Entitas Mikro Kecil Menengah (SAK-EMKM)


a) Tujuan Laporan Keuangan
SAK EMKM ini bertujuan agar pengusaha-pengusaha di Indonesia dapat berkontribusi
secara signifikan dalam pengembangan UMKM yang lebih maju.
b) Karakteristik kualitatif
ED SAK EMKM disusun untuk memenuhi kebutuhan pelaporan keuangan entitas mikro,
kecil, dan menengah. Undang-undang No 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil,
dan Menengah dapat digunakan sebagai acuan dalam mendefinisikan dan memberikan
rentang kuantitatif EMKM. ED SAK ditujukan untuk digunakan oleh entitas yang tidak
atau belum mempu memenuhi persyaratan akuntansi yang diatur dalam SAK ETAP. ED
SAK EMKM berlaku efektif tanggal 1 Januari 2018.
c) Elemen-elemen laporan keuangan
 Aset merupakan sumber daya yang dikuasai oleh entitas sebagai akibat dari
peristiwa masa lalu dan yang dari mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan
akan diperoleh oleh entitas. Aset sendiri terbagi menjadi dua macam yaitu aset yang
memiliki wujud dan aset tidak memiliki wujud (tak berwujud).
 Liabilitas merupakan kewajiban kini entitas yang timbul dari peristiwa masa lalu,
yang penyelesaiannya mengakibatkan arus keluar dari sumber daya entitas yang
mengandung manfaat ekonomi. Karakteristik esensial dari liabilitas adalah
kewajiban yang dimiliki entitas saat ini untuk bertindak atau untuk melaksanakan
sesuatu dengan cara tertentu yang dapat berupa kewajiban hukum atau kewajiban
konstruktif. Kewajiban konstruktif yaitu kewajiban yang biasanya melibatkan
pembayaran kas, penyerahan aset selain kas, pemberian jasa, dan/atau penggantian
kewajiban tersebut dengan kewajiban lain.
 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi seluruh liabilitasnya.
Klaim ekuitas adalah klaim atas hak residual atas aset entitas setelah dikurangi
seluruh liabilitasnya. Klaim ekuitas merupakan klaim terhadap entitas, yang tidak
memenuhi definisi liabilitas.

22
d) Pengakuan dan Pengukuran
 Pengakuan
Pengakuan suatu unsur laporan keuangan merupakan proses pembentukan suatu pos
dalam laporan posisi keuangan atau laporan laba rugi yang memenuhi definisi suatu
unsur dan memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. Manfaat ekonomik yang terkait dengan pos tersebut dapat dipastikan akan
mengalir ke dalam atau keluar dari entitas; dan
b. Pos tersebut memiliki biaya yang dapat diukur dengan andal.
 Manfaat Ekonomi Masa Depan
2.13. Kriteria pengakuan mengacu pada saat dapat dipastikan bahwa manfaat
ekonomi masa depan yang terkait dengan akun tersebut akan mengalir ke dalam
atau keluar dari entitas. Pengkajian derajat ketidakpastian yang melekat pada aliran
manfaat ekonomi masa depan dilakukan atas dasar bukti yang terkait dengan
kondisi yang tersedia pada akhir periode pelaporan saat penyusunan laporan
keuangan. Penilaian itu dibuat secara individu untuk akun-akun yang signifikan
secara individual dan secara kelompok dari suatu populasi besar untuk akun-akun
yang tidak signifikan secara individual.
 Keandalan Pengukuran
2.14. Kriteria kedua untuk pengakuan suatu pos adalah adanya biaya yang dapat
diukur dengan andal. Dalam banyak kasus, biaya suatu akun dapat diukur dengan
andal. Dalam kasus lainnya, biaya tersebut harus diestimasi. Jika pengukuran yang
layak tidak mungkin dilakukan, maka akun tersebut tidak diakui dan tidak disajikan
dalam laporan posisi keuangan atau laporan laba rugi.
 Pengukuran Unsur-unsur Laporan Keuangan
- Pengukuran adalah proses penetapan jumlah uang untuk mengakui aset,
liabilitas, penghasilan, dan beban di dalam laporan keuangan.
- Dasar pengukuran unsur laporan keuangan dalam ED SAK EMKM adalah
biaya historis. Biaya historis suatu aset adalah sebesar jumlah kas atau setara
kas yang dibayarkan untuk memperoleh aset tersebut pada saat perolehan.
Biaya historis suatu liabilitas adalah sebesar jumlah kas atau setara kas yang

23
diterima atau jumlah kas yang diperkirakan akan dibayarkan untuk memenuhi
liabilitas dalam pelaksanaan usaha normal.
 Asumsi Dasar Laporan Keuangan
ED SAK EMKM mensyaratkan tiga asumsi dasar yang harus dipenuhi oleh entitas
dalam menyusun laporan keuangan yang sesuai dengan ED SAK EMKM, yakni
asumsi dasar akrual, kelangsungan usaha, dan konsep entitas bisnis.

24

Vous aimerez peut-être aussi