Vous êtes sur la page 1sur 2

TATALAKSANA KONJUNGTIVITIS

Terapi spesifik konjungtivitis bakteri tergantung pada temuan agen mikrobiologinya. Sambil
menunggu hasil laboratorium, dokter dapat memulai terapi dengan antimikroba topikal spektrum luas
(misal: polymyxin-trimethoprim). Pada setiap konjungtivitis purulen yang pulasan gramnya
menunjukkan diplokokus gram negatif, sugestif neisseria, harus segera dimulai terapi topikal dan
sistemik. Jika kornea tidak terlibat, ceftriaxon 1 gram yang diberikan dosis tunggal per intramuskular
biasanya merupakan terapi sistemik yang adekuat. Jika kornea terkena, dibutuhkan ceftriaxon
parenteral, 1-2 gram per hari selama 5 hari (Riordan-Eva, 2008).
Selain itu, organisme penyebab tersering adalah Staphylococcus, Streptococcus, Pneumococcus,
dan Haemophilus. Kondisi ini biasanya sembuh sendiri meski obat tetes mata antibiotik spektrum luas
akan mempercepat kesembuhan. Apusan konjungtiva untuk kultur diindikasikan bila keadaan ini tidak
menyembuh. Selain itu, organisme penyebab tersering konjungtivitis bakteri biasanya golongan bakteri
gram positif (James et al, 2003).
No. Antibiotik Pilihan
1. Seftazidin
2. Kloramfenikol
3. Siprofloksasin
4. Asam Fusidat
5. Gentamisin
6. Neomisin
7. Ofloksasin
8. Tetrasiklin

Tabel 1. Pilihan antibiotik untuk konjungtivitis bakteri


Sumber: Lecture Notes: Oflalmologi Edisi Kesembilan (2003)
Sedangkan pada konjungtivitis purulen dan mukopurulen, saccus conjunctivalis harus dibilas
dengan larutan saline agar dapat menghilangkan sekret konjungtiva. Untuk mencegah penyebaran
penyakit ini, pasien dan keluarga diminta memperhatikan higiene perorangan secara khusus (Riordan-
Eva, 2008).
Untuk konjungtivitis bakteri, antibiotik yang biasa digunakan yaitu kloramfenikol tetes sebanyak
1 tetes 6 kali sehari atau salep mata 3 kali sehari selama 3 hari. Sedangkan pada alergi menggunakan
flumetolon tetes mata dua kali sehari selama 2 minggu. Pada konjungtivitis gonore menggunakan
kloramfenikol tetes mata 0,5-1% sebanyak 1 tetes tiap jam dan suntikan pada bayi diberikan 50.000
U/kgBB tiap hari sampai tidak ditemukan kuman GO pada sediaan apus selama 3 hari berturut-turut.
Pada konjungtivitis viral bisa menggunakan salep acyclovir 3%, 5 kali sehari selama 10 hari
(Kemenkes, 2014).
DAFTAR PUSTAKA :
James, Bruce, dkk. 2003. Lecture Notes: Oftalmologi Edisi Kesembilan. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Kemenkes. 2014. Panduan Praktik Klinik Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer.
Jakarta.
Riordan-Eva, Paul. 2008. Vaughan and Asbury Oftalmologi Umum Edisi 17. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.

Vous aimerez peut-être aussi