Vous êtes sur la page 1sur 23

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA KLIEN Tn. “K” DENGAN KATARAK

SINILIS STADIUM IMATUR DI RS “Y”

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Dokumentasi Keperawatan


Dosen Pembimbing : Novi Widyarani, S.Kep., Ns., M.Kep.J

Disusun Oleh:

1. Dian Ariningsih (2720162943)


2. Havidha Sukmanti Dewi (2720162960)
3. Pradita Eli Setyaningrum (2720162974)
4. Ramadhan Bayu Aji (2720162979)
5. Vita Ristiana (2720162989)

AKADEMI KEPERWATAN NOTOKUSUMO

JURUSAN KEPERAWATAN

2017
A. Pengkajian
Hari, tanggal : Kamis, 28 September 2017
Jam : 10.00 WIB
Tempat : RS “Y”
Oleh :
Sumber data : Pasien, keluarga pasien, status pasien
Metode pengumpulan data : Observasi, anamnesa, studi dokumen
1. Identitas Klien
Nama : Tn. “K”
Tempat tanggal lahir : Bantul, 15 juni 1947
Umur : 70 tahun
Jenis kelamin : Laki - laki
Agama : Islam
Status perkawinan : Kawin
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Petani
Suku/kebangsaan : Jawa/Indonesia
Tanggal masuk RS : 26 September 2017
Dx Medis : Katarak
Alamat : Jomblang, Mulyodadi, Bambanglipuro, Bantul,
Yogyakarta
No.RM : 01-54-62-43
2. Identitas Penanggung jawab
Nama : Ny. “P”
Umur : 43 tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Jomblang, Mulyodadi, Bambanglipuro, Bantul,
Yogyakarta
Hub. dengan pasien : Anak kandung
3. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Klien mengeluhkan penglihatan mata kanan buram. Pasien mengatakan
bahwa mata sebelah kiri juga buram namun tidak separah mata kanan. Ketika
perawat melakukan pengkajian 1 hari setelah operasi pasien mengeluh nyeri
pada mata dengan skala nyeri 7, klien menjadi susah tidur. Hal tersebut
membuat pasien pusing dan lemas saat bangun tidur.
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien datang ke RS “Y” dengan keluhan penglihatan mata kanan
buram sejak 1,5 tahun yang lalu, dan bertambah buruk dalam satu bulan
terakhir. Pasien mengatakan bahwa mata sebelah kiri juga buram namun tidak
separah mata kanan. Pasien memakai kacamata S+2.70. Pasien merasa lebih
silau ketika melihat cahaya/ lampu. Diagnosis pasien katarak sinilis stadium
imatur. Saat dilakukan pengkajian pada pemeriksaan fisik didapati pada OS,
visus 0.3 dan kekeruhan pada lensa yang menyeluruh dengan shadow test
positif. Pada OD, visus 1/60 dan kekeruhan pada lensa yang menyeluruh
dengan shadow test positif. Funduskopi dari mata kanan pasien didapatkan
dalam batas normal, hasil funduskopi mata kanan pasien sulit dinilai karena
terhalang oleh kekeruhan lensa. Tindakan medis yang sudah diberikan adalah
operasi ECCE (Extracapsular Cataract Extraction) saat dilakukan pengkajian
TD pasien 140/80, N 80x/menit.
c. Riwayat Kesehatan Dahulu
Klien menderita katarak sinilis stadium imatur sejak 1,5 tahun yang lalu.
Klien menyangkal memiliki riwayat DM, Klien memiliki hipertensi sejak usia
49 tahun.
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien mengatakan sebelumnya tidak ada keluarga yang mengalami sakit
seperti yang diderita klien yaitu katarak sinilis stadium imatur. Keluarga klien
tidak ada yang memiliki penyakit keturunan, menular atau dibawa dari sejak
lahir.
e. Genogram

Keterangan :

: laki-laki : garis perkawinan

: perempuan : garis keturunan

: tinggal dalam satu rumah : pasien

B. Analisis Data
1. Aspek Fisik-Biologis
a. Pola Nutrisi
1.) Sebelum sakit
Klien makan 3 kali sehari dengan porsi sedang dengan menu nasi dan
sayur. Keluarga klien mengatakan klien tidak memiliki alergi terhadap
makanan apapun. Makanan yang dipantang tidak ada.
2.) Selama sakit
Klien tidak merasa mual dan muntah. Klien mengatakan tidak ada
gangguan nafsu makan selama sakit. Klien tidak perlu bantuan saat
makan.
b. Pola Cairan & Elektolit
1.) Sebelum sakit
Klien mengatakan biasa minum air putih sebanyak 5-8 gelas
sehari kira-kira 1800 ml/ hari dan mempunyai kebiasaan minum teh di
pagi hari ketika sarapan.
2.) Selama sakit
Klien mengatakan tidak ada perubahan minum saat sakit.
Sehari klien minum sebanyak 5-8 gelas air putih dan teh di pagi hari.
c. Pola Eliminasi
1.) Sebelum sakit
Klien mengatakan b.a.b lancar 1 kali sehari, konsistensi lunak dan
berwarna kuning, berbau khas feses.
Klien mengatakan b.a.k lancar 6-8 kali sehari, berwarna kuning
jernih dan bau khas urine.
2.) Selama sakit
Klien mengatakan b.a.b lancar 1 kali sehari, tidak diare dan tidak
konstipasi. Terkadang warna feses kecoklatan. Konsistensi lunak dan
berbau khas feses.
Klien mengatakan b.a.k 5-8 kali sehari, berwarna kuning jernih
dan berbau khas urine. Klien tidak merasa nyeri ketika berkemih.
d. Pola Tidur dan Istirahat
1.) Sebelum sakit
Klien mengatakan tidur malam pukul 21.00, sehari tidur selama 7-
8 jam. Klien mengatakan memiliki kebiasaan tidur siang.
2.) Selama sakit
Klien mengatakan mengalami gangguan saat tidur. Selama sakit
klien baru bisa tidur jam 03.00 – 05.00 (2 jam). Hal tersebut membuat
pasien pusing dan lemas saat bangun tidur.
3.) Pola Kebersihan Diri
1) Kulit
Kulit seluruh tubuh tampak bersih bewarna kuning langsat. Turgor kulit
baik (<2 setik). Kebiasaan mandi 2 kali sehari, memakai sabun dan
menggosok gigi setelah mandi.
2) Rambut
Rambut tampak bersih. Pasien tidak memakai cat rambut. Rambut tidak
rontok. Klien mengatakan keramas 2 hari sekali.
3) Telinga
Tidak ada cairan yang keluar dari telinga. Telinga tampak bersih dan
tidak berbau.
4) Mata
Konjungtiva pucat. Klien mengalami gangguan pada mata.
5) Mulut
Bibir pasien lembab dan tidak pecah-pecah.
6) Genetalia
Kebersihan genetalia dilakukan setiap kali mandi. Klien mengatakan
sehari mandi 2 kali.

2. Aspek Intelektual-Psikososial-Spiritual
a. Aspek Mental
Klien merasa sedih, cemas, dan khawatir dengan kondisi yang dialami klien.

b. Aspek Intelektual
Klien dan keluarga mengetahui tentang penyakit yang diderita klien.
c. Aspek Sosial
Hubungan keluarga dengan klien baik. Klien memiliki banyak teman
terlihat saat klien opname di RS dijenguk oleh tetangganya.
d. Aspek Spiritual
Klien dan keluarga menganut agama Islam, keluarga selalu berdoa untuk
kebaikan pasien dan kesembuhan klien.
1. Keadaan Umum
a. Kesadaran : Sedang, Composmentis
b. Status Gizi : TB= 155 cm
BB= 44 kg
c. Tanda- tanda vital : Suhu = 36,5 oC
Nadi = 80x / menit
Pernafasan = 22x / menit
TD = 140/80 mmHg
1.Pemeriksaan Cepalo Caudal
a. Kepala
Bentuk kepala : simetris
Keluhan yang berhubungan : pusing
b. Mata
Klien memiliki gangguan penglihatan mata kabur. Klien mengatakan
penglihatan mata kanan buram dan bertambah buruk dalam satu bulan
terakhir. Pasien mengatakan mata kiri juga buram namun tidak separah mata
kanan. Pasien menggunakan alat bantu penglihatan kacamata dengan ukuran
S+2.70. Pasien merasa lebih silau ketika melihat cahaya/lampu. Saat
dilakukan pemeriksaan fisik didapati OS, visus 1/60. Saat dilakukan
pemeriksaan visus, mata klien dapat melihat lambaian tangan pemeriksa pada
jarak 6 meter dimana pada orang normal dapat melihat pada jarak 300 meter.
Ukuran pupil : ukuran mengecil atau miosis
Reaksi cahaya : lambat
Status oftalmologis
OD Keterangan OS
6/300 Visus sc 1/60
Cc
Tenang Tenang
Palpebrae
Jernih Conjungtiva Jernih
Dalam, jernih Kornea Jernih
Flase (-) cell (+) COA Jernih
Seulosio (+) RC/- Iris/pupil <0-c Φ 7 mm ke -/-
Keruh padat Lensa 10L (+) pigmen iris (+)
Fundus
Media
Papil
Normal (+) Positif
Macula
Retina
TIO
9 MBO 7

c. Hidung
Normal. Tidak ada kotoran yang keluar dari hidung, tidak ada pernafasan
cuping hidung.
d. Telinga
Bentuk telinga simetris, tidak ada cairan yang keluar dari telinga.
e. Mulut
Bibir lembab dan tidak pecah-pecah.
f. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
g. Dada
Bentuk dada simetris (inspeksi).
h. Abdomen
Bentuk simetris, tidak ada massa, tidak ada spidernevi ataupun strechmark.
i. Ekstremitas
Anggota gerak lengkap dan jari-jari normal. Klien dapat berjalan sendiri
dengan meraba-raba lingkungan sekitar, namun mengalami kesulitan saat
berjalan naik turun tangga.
j. Kulit
Warna kulit kuning langsat, tampak bersih. Turgor kulit baik (<2 detik).
3.Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal 20 September 2017
Hasil
Pemeriksaan Hasil Range

albumin 4,92 3,97 - 4,94

NE % 76,9 43,0-45

LY % 16,2 20,5-40,5

ED % 0,2 0,9-2,9

NE# 7,6 2,2-4,8

SGPT 23 M: <=41
F: <=33

b. USG Mata
Tanggal 20 September 2017
Hasil :
OD. Katarak sinilis stadium imatur

K1 43,40
K2 47,45
AxL 18,77
PIOL 33,5D
PET <0,06
Endotel 2497
4.Terapi
-
E. Diagnosa Keperawatan
Nama Klien : Tn. “K”
Umur : 70 tahun

DATA MASALAH PENYEBAB


Kamis, 28 September 2017
Pukul 12.30 WIB
DS :
- Klien mengeluhkan mata Gangguan sensori Gangguan penerimaan
kanan pandangan klien persepsi – perceptual sensori atau status organ
kabur sejak 1,5 tahun penglihatan indera
yang lalu.
- Klien mengatakan mata
kiri juga buram namun
tidak separah mata
kanan.
- Klien mengatakan
merasa silau ketika
melihat cahaya/lampu.
DO :
- 27 September 2017 klien
menjalankan operasi
ECCE.
- Saat dilakukan
pemeriksaan visus, mata
klien dapat melihat
lambaian tangan
pemeriksa pada jarak 6
meter.
- Visus mata OD = visus
1/60
- Klien menggunakan
kacamata dengan ukuran
S+2.70.
- Hasil USG menunjukkan
OD. Katarak sinilis
stadium imatur
- Ukuran pupil
mengecil atau miosis
- Reaksi cahaya lambat
Jumat, 29 September 2017
Pukul 12.30 WIB Nyeri akut Agen injuri biologis
DS :
- Klien mengatakan
terkadang daerah mata
terasa nyeri dengan skala
nyeri 7.
DO :
- KU : Composmentis
- Tanda-tanda vital
Suhu = 36,5 oC
Nadi = 80x / menit
Pernafasan = 22x / menit
TD = 140/80 mmHg
Nyeri :
P :Nyeri timbul karena
ada kerusakan pada
retina mata klien.
Q :Nyeri yang dirasakan
klien seperti ditusuk-
tusuk.
R : nyeri yang dirasakan
klien letaknya
menetap di mata dan
sekitarnya.
S :skala nyeri 7 dari
interval 1-10
T :Nyeri dapat timbul
hilang tidak terduga
pada bagian mata
dan sekitarnya.
E. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan sensori persepsi – perceptual penglihatan b.d gangguan penerimaan
sensori atau status organ indera ditandai dengan :
DS :
- Klien mengeluhkan mata kanan pandangan klien kabur sejak 1,5 tahun yang lalu.
- Klien mengatakan mata kiri juga buram namun tidak separah mata kanan.
- Klien mengatakan merasa silau ketika melihat cahaya/lampu.
DO :
- 27 September 2017 klien menjalankan operasi ECCE.
- Saat dilakukan pemeriksaan visus, mata klien dapat melihat lambaian tangan
pemeriksa pada jarak 6 meter.
- Visus mata OD = visus 1/60
- Klien menggunakan kacamata dengan ukuran S+2.70.
- Hasil USG menunjukkan
OD. Katarak sinilis stadium imatur
- Ukuran pupil mengecil atau miosis
- Reaksi cahaya lambat
DS :
- Klien mengatakan terkadang daerah mata terasa nyeri dengan skala nyeri 7.

DO :

- KU : Composmentis
- Tanda-tanda vital
Suhu = 36,5 oC
Nadi = 80x / menit
Pernafasan = 22x / menit
TD = 140/80 mmHg
Nyeri :
P :Nyeri timbul karena ada kerusakan pada retina mata klien.
Q :Nyeri yang dirasakan klien seperti ditusuk-tusuk.
R : nyeri yang dirasakan klien letaknya menetap di mata dan sekitarnya.
S :skala nyeri 7 dari interval 1-10
T :Nyeri dapat timbul hilang tidak terduga pada bagian mata dan sekitarnya.

2. Nyeri akut b.d agen injury biologis ditandai dengan


DS :
- Klien mengatakan karna menahan nyeri pada mata menjadi susah tidur, sehingga
membuat tekanan darah pasien naik.
- Klien mengatakan pusing dan lemas saat bangun tidur

DO :

- Wajah klien terlihat pucat.


- Konjungtiva pucat.
- TD = 140/80 mmHg
- N = 80 x/menit
3. Gangguan Pola Tidur : Kurang dari kebutuhan b.d.situasional (penyakit klien)

4. Resiko jatuh b.d kerusakan fungsi sensori penglihatan kabur ditandai dengan

DS :
- Klien mengeluhkan mata kabur sejak 1,5 tahun yang lalu.
- Klien mengatakan hanya terlihat garis-garis saat melihat.

DO :

Klien tampak dapat berjalan sendiri dengan meraba-raba lingkungan sekitar.


F. PERENCANAAN KEPERAWATAN
G.
Nama Pasien : Tn. “K”
Umur : 70 tahun

No Diagnosis Keperawatan Perencanaan


Tujuan Intervensi Rasional
1. Gangguan sensori persepsi – Tujuan : a. Tentukan ketajaman a. Untuk mengetahui tingkat
perceptual penglihatan b.d - Ketajaman mata individu penglihatan dan catat apakah kehilangan penglihatan yang terjadi.
gangguan penerimaan sensori meningkat dalam batas satu/ kedua mata terlibat.
atau status organ indera situasi. b. Orientasikan klien terhadap
ditandai dengan : - Mengenal gangguan lingkungan yang ada di b. Memberikan peningkatan keamanan
DS : sensorik dan sekitar. dan mengurangi cemas.
- Klien mengeluhkan mata berkompensasi terhadap c. Letakkan barang yang sering c. Memungkinkan klien melihat objek
kanan pandangan klien perubahan dipergunakan dalam lebih jelas dan memudahkan untuk
kabur sejak 1,5 tahun yang Kriteria hasil : jangkauan dan pada sisi yang mengambilnya.
lalu. - Mengenal gangguan tidak sakit.
- Klien mengatakan mata sensori dan d. Anjurkan klien d. Untuk menunjang penyembuhan
kiri juga buram namun berkompensasi terhadap mengkonsumsi nutrisi yang luka operasi.
tidak separah mata kanan. perubahan cukup dan buah-buahan.
- Klien mengatakan merasa - Mengidentifikasi atau e. Berikan obat sesuai terapi. e. Membantu mempercepat
silau ketika melihat memperbaiki potensial penyembuhan
cahaya/lampu. bahaya dalam
DO : lingkungan.
- 27 September 2017 klien
menjalankan operasi
ECCE.
- Saat dilakukan
pemeriksaan visus, mata
klien dapat melihat
lambaian tangan
pemeriksa pada jarak 6
meter.
- Visus mata OD = visus
1/60
- Klien menggunakan
kacamata dengan ukuran
S+2.70.
- Hasil USG menunjukkan
OD. Katarak sinilis
stadium imatur
- Ukuran pupil
mengecil atau miosis
- Reaksi cahaya lambat
2. Nyeri akut b.d agen injury Tujuan : a. Lakukan pengkajian nyeri a. Mengidentifikasi kebutuhan-
biologis ditandai dengan : Nyeri berkurang atau teratasi. secara komprehensif kebutuhan khusus dan pemberian
DS : Kriteria hasil : termasuk lokasi, intervensi yang tepat.
- Klien mengatakan - Mampu mengontrol nyeri karakteristik, durasi,
terkadang daerah mata (tahu penyebab nyeri, frekwensi, kualitas dan factor
terasa nyeri dengan skala mampu menggunakan presipitasi.
nyeri 7. teknik nonfarmakologi b. Observasi tanda-tanda vital b. Untuk mengetahui tingkat nyeri
DO : untuk mengurangi nyeri, yang dirasakan pasien, kalau TD
- KU : Composmentis mencari bantuan). lebih dari normal, RR, dan nadi
- Tanda-tanda vital - Melaporkan bahwa nyeri kemungkinan pasien menahan
Suhu = 36,5 oC berkurang dengan nyeri.
Nadi = 80x / menit menggunakan c. Observasi reaksi nonverbal c. Untuk mengetahui tingkat nyeri
Pernafasan = 22x / menit manajemen nyeri dari ketidaknyaman yang dirasakan pasien.
TD = 140/80 mmHg - Mampu mengenali nyeri d. Kaji tipe dan sumber nyeri d. Napas dalam membantu
Nyeri : (skala, intensitas, untuk menentukan intervensi mengurangi/ mengalihkan rasa
P :Nyeri timbul karena ada frekwensi dan tanda control nyeri.
kerusakan pada retina vital) e. Ajarkan teknik e. Untuk memblok rasa nyeri.
mata klien. - Tanda vital dalam nonfarmakologik: nafas
Q :Nyeri yang dirasakan keadaan normal. dalam, relaksasi.
klien seperti ditusuk- f. Kolaborasi dengan dokter f. Untuk membantu mengalihkan rasa
tusuk. pemberian analgetik nyeri.
R : nyeri yang dirasakan g. Tingkatkan istirahat g. Membantu penyembuhan.
klien letaknya menetap
di mata dan sekitarnya.
S :skala nyeri 7 dari
interval 1-10
T :Nyeri dapat timbul
hilang tidak terduga
pada bagian mata dan
sekitarnya.
3. Gangguan Pola Tidur : Tujuan : a. a.
Kurang dari kebutuhan b.d -
situasional (penyakit klien):
DS :
- Klien mengatakan karna
menahan nyeri pada mata
menjadi susah tidur,
sehingga membuat tekanan
darah pasien naik.
- Klien mengatakan pusing
dan lemas saat bangun
tidur
DO :
- Wajah klien terlihat pucat.
- Konjungtiva pucat.
- TD = 140/80 mmHg
- N = 80 x/menit
4. Resiko jatuh b.d kerusakan Tujuan : a. Anjurkan klien untuk a. Selain lensa pengganti juga
fungsi sensori penglihatan Tidak terjadi cedera atau menggunakan kaca mata diperlukan kaca mata untuk melihat
kabur ditandai dengan : jatuh untuk melihat dekat. dekat karena mata ini tidak memiliki
DS : daya akomodasi sehingga dapat
- Klien mengeluhkan mata mencegah terjadinya cedera.
kabur sejak 1,5 tahun yang
lalu. b. Pertahankan tempat tidur b. Membantu menurunkan resiko/
- Klien mengatakan hanya pada ketinggian yang paling melindungi dari kemungkinan
terlihat garis-garis saat rendah. cedera.
melihat. c. Diskusikan dengan keluarga c. Mempertinggi pemahaman keluarga
DO : bagaimana pemeliharaan di tentang bagaimana cara
- Klien tampak dapat rumah pemeliharaan di rumah agar tidak
berjalan sendiri dengan terjadi cedera.
meraba-raba lingkungan
sekitar.
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth.2001.KMB.EGC:Jakarta

Doengoes. 2000.Rencana Asuhan Keperawatan.EGC:Jakarta

Ilyas, Sidarta,dkk.2002.Ilmu Penyakit Mata.Jakarta:agung seto

Ilyas,Sidarta.1997.Katarak(lensa mata keruh).FKUI:Jakarta

Potter& Perry.2005.Fundamental Keperawatan.EGC:Jakarta

Vaughan,Daniel g,dkk.2000.Oftalmologi Umum.Jakarta:Widya Medika

Vous aimerez peut-être aussi